Sosialisasi Imunisasi HepB Bagi Nakes Tahap II.pptx
Standar & spo
1. KATA PENGANTAR
Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas
pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instasi pemerintah berdasarkan
indikator-indikator teknis, administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja
dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Tujuan SOP adalah menciptakan
komitment mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja instansi pemerintahan untuk
mewujudkan good governance.
Standar operasional prosedur tidak saja bersifat internal tetapi juga eksternal,karena SOP
selain digunakan untuk mengukur kinerja organisasi publik yang berkaitan dengan ketepatan
program dan waktu, juga digunakan untuk menilai kinerja organisasi publik di mata masyarakat
berupa responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Hasil kajian
menunjukkan tidak semua satuan unit kerja instansi pemerintah memiliki SOP, karena itu
seharusnyalah setiap satuan unit kerja pelayanan publik instansi pemerintah memiliki standar
operasional prosedur sebagai acuan dalam bertindak, agar akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah dapat dievaluasi dan terukur.
Dan diharapkan dengan adanya Standar Operasional Prosedur ini Bagian Bina
Pengelolaan Keuangan dan Asset dapat melaksanakan kegiatan serta
proses kerja secara baik dan memuaskan sesuai dengan tujuna pembuatan SOP sebenarnya
yaitu Bagian Bina Pengelolaan Keuangan dan Asset dapat menciptakan kom
itmen mengenai
apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja instansi pemerintah untuk mewujudkan good
govermance.
Lamongan, Januari 2012
Kepala Bagian Bina Pengelol
aan
Keuangan dan Asset
S U B A N I, SE
, MM
Pembina
NIP. 19590919 198603 1 016
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
......................................................
............................................... i
DAFTAR ISI
............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
................................................................................................ 1
BAB II GAMBARAN UMUM SOP
.................................................................................... 3
A.
Pengertian SOP
................................................................................................ 3
1.
Analisis
Sistem dan Prosedur Kerja .................................................................... 4
2.
Analisis Tugas ................................................................................................ 4
3.
Analisis Prosedur Kerja .................................................................................... 5
B.
Manfaat SOP
..................................................................................................... 7
C.
Landasan Hukum
..............................................................................
................ 8
D.
Tujuan
2. ............................................................................................................. 8
BAB III FORMAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR .................................................
10
A.
SOP BIMTEK
ADMINISTRASI PENATAUSAHAAN
BARANG MILIK DAERAH ............... 10
B.
SOP PEMBINAAN
DAN PENGENDALIAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN
BARAN
G
MILIK DAERAH
.........
......................................................................................
11
C.
SOP EVALUASI PAD ( KEPALA DINAS ) .............................................................
12
D.
SOP
EVALUASI PAD
( BENDAHARA PENERIMAAN )
..............................
...............
13
E.
SOP EVALUASI PAD ( BENDAHARA PENGELUARAN ) .......................................... 14
BAB IV
PENUT
UP ...............
....................................................................................... 15
STANDAR
dan
STANDAR OPERATING PROSEDUR (SOP)
A. PENDAHULUAN
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama di seluruh
dunia. Dengan tema ini, organisasi pelayanan kesehatan dan kelompok profesional
kesehatan sebagai pemberi pelayanan harus menampilkan akontabilitas sosial mereka
dalam memberikan pelayanan yang mutakhir kepada konsumen yang berdasarkan
standar profesionalisme, sehingga diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat.
Sebagai konsekuensinya peningkatan kinerja memerlukan persyaratan yang diterapkan
dalam melaksanakan pekerjaan yang berdasarkan standar tertulis.
Dalam pelayanan keperawatan dan kebidanan, standar sangat membantu perawat
dan bidan untuk mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga perawat dan bidan harus
berpikir realistis tentang pentingnya evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan
yang berkualitas tinggi. Namun keberhasilan dalam mengimplementasikan standar sangat
tergantung pada individu perawat atau bidan itu sendiri, usaha bersama dari semua staf
dalam suatu organisasi, disamping partisipasi dari seluruh anggota profesi.
B. DEFENISI STANDAR
Banyak diskusi dalam mempelajari dan membahas definisi standar. Kamus
3. Oxford memberikan beberapa pengertian konsep kunci mengenai definisi standar.
Pertama, standar adalah derajat terbaik. Kedua, standar memberikan suatu dasar
perbandingan. Ketiga, beberapa pengertian lain seperti tertulis dibawah ini;
1. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan
metode yang disusun berdasarkan konsesus semua pihak yang terkait dengan
memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman, perkembangan masa
kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya
(PP 102 tahun 2000).
2. Standar adalah suatu catatan minimum dimana terdapat kelayakan isi dan akhirnya
masyarakat mengakui bahwa standar sebagai model untuk ditiru
3. Standar adalah suatu pernyataan tertulis tentang harapan yang spesifik.
4. Standar adalah pernyataan tertulis dari suatu harapan-harapan yang spesifik .
5. Standar adalah suatu patokan pencapaian berbasis pada tingkat (dr. Yodi
Mahendrata).
6. Standar adalah suatu pedoman atau model yang disusun dan disepakati bersama serta
dapat diterima pada suatu tingkat praktek untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Reyers, 1983).
7. Standar adalah nilai-nilai (values) yang tertulis meliputi peraturan-peraturan dalam
mengaplikasi proses-proses kunci, proses itu sendiri, dan hasil sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan.
8. Standar adalah menaikkan ketepatan kualitatif atau kuantitatif yang spesifik dari
komponen struktural dalam sistem pelayanan kesehatan yang didasarkan pada proses
atau hasil suatu harapan (Donebean).
Standar yang berbasis pada sistem manjemen kinerja menegaskan spesifikasi
suatu kinerja antara lain;
a. Spesifik (specific)
b. Terukur (measurable)
c. Tepat (appropriate)
d. Andal (reliable)
e. Tepat waktu (timely)
Standar yang dikembangkan dengan baik akan memberikan ciri ukuran kualitatif
yang tepat seperti yang tercantum dalam standar pelaksanaannya. Standar selalu
berhubungan dengan mutu karena standar menentukan mutu. Standar dibuat untuk
mengarahkan cara pelayanan yang akan diberikan serta hasil yang ingin dicapai.
C. KETENTUAN STANDAR
1. Harus tertulis dan dapat diterima pada suatu tingkat praktek, mudah dimengerti oleh
para pelaksananya.
4. 2. Mengandung komponen struktur (peraturan-peraturan), proses (tindakan/actions) dan
hasil (outcomes). Standar struktur menjelaskan peraturan, kebijakan fasilitas dan
lainnya. Proses standar menjelaskan dengan cara bagaimana suatu pelayanan
dilakukan dan outcome standar menjelaskan hasil dari dua komponen lainnya.
3. Standar dibuat berorientasi pada pelanggan, staf dan sistem dalam organosasi.
Pernyataan standar mengandung apa yang diberikan kepada pelanggan/pasen,
bagaimana staf berfungsi atau bertindak dan bagaimana sistem berjalan. Ketiga
komponen tersebut harus berhubungan dan terintegrasi. Standar tidak akan berfungsi
bila kemampuan atau jumlah staf tidak memadai.
4. Standar harus disetujui atau disahkan oleh yang berwenang. Sekali standar telah
dibuat, berarti sebagian pekerjaan telah dapat diselesaikan dan sebagian lagi adalah
mengembangkannya melalui pemahaman (desiminasi). Komitmen yang tinggi
terhadap kinerja prima melalui penerapan-penerapannya secara konsisten untuk
tercapainya tingkat mutu yang tinggi.
D. KOMPONEN STANDAR
Beberapa komponen yang harus ada pada standar :
1. Standar Struktur
Standar struktur adalah karakteristik organisasi dalam tatanan asuhan yang
diberikan. Standar ini sama dengan standar masukan atau standar input yang meliputi;
• Filosofi dan objektif
• Organisasi dan administrasi
• Kebijakan dan peraturan
• Staffing dan pembinaan
• Deskripsi pekerjaan (fungsi tugas dan tanggung jawab setiap posisi klinis)
• Fasilitas dan peralatan
2. Standar Proses
Standar proses adalah kegiatan dan interaksi antara pemberi dan penerima
asuhan. Standar ini berfokus pada kinerja dari petugas profesional di tatanan klinis,
mencakup :
• Fungsi tugas, tanggung jawab, dan akontabilitas
• Manajemen kinerja klinis
• Monitoring dan evaluasi kinerja klinis
3. Standar Outcomes
Standar outcomes adalah hasil asuhan dalam kaitannya dengan status pasen.
Standar ini berfokus pada asuhan pasen yang prima, meliputi :
• Kepuasan pasen
• Keamanan pasen
5. • Kenyamanan pasen
Dalam pelayanan kesehatan, hasil mungkin tidak selalu seperti apa yang
diharapkan atau diinginkan, namun standar struktur dan proses yang baik akan
menunjukkan sejauh mana kemungkinan pencapaian outcomse atau hasil yang
diharapkan. Outcomes adalah hasil yang dicapai melalui penentuan dan melengkapi
proses. Outcomes ditulis untuk setiap prosedur, pedoman praktek dan rencana.
E. TINGKATAN STANDAR
Pada dasarnya ada dua tingkatan standar yaitu minimum dan optimum. Standar
minimum adalah sesuatu standar yang harus dipenuhi dan menyajikan suatu tingkat dasar
yang harus diterima, disamping ada standar lain yang secara terarah dan
berkesinambungan dapat dicapai. Ini merupakan keinginan atau disebut juga standar
optimum. Standar minimum harus dicapai seluruhnya tanpa ada pertanyaan. Standar
optimum mewakili keadaan yang diinginkan atau disebut juga tingkat terbaik, dimana
ditentukan hal-hal yang harus dikerjakan dan mungkin hanya dapat dicapai oleh mereka
yang berdedikasi tinggi.
F. PENGGUNAAN STANDAR
Dalam pelayanan kesehatan, standar digunakan dalam satu dari tiga proses
evaluasi; menilai diri sendiri, inspeksi, dan akreditasi. Istilah penilaian diri sendiri
menunjukkan penilaian satu kinerja diri sendiri. Proses ini, mungkin dirancang oleh
individu tersebut atau komite dari luar, mengenai evaluasi pemenuhan standar. Apakah
standar tersebut terpenuhi atau tidak. Hal ini dapat menjadi suatu pengalaman belajar
yang sangat berharga, terutama apabila ada komitmen untuk menganalisa secara jujur
mengenai kekuatan dan kelemahan kinerja. Standar adalah kesepakatan kinerja untuk
mencapai luaran/hasil kerja tertentu.
Manfaat Standar :
1. Standar menetapkan norma dan memberi kesempatan anggota masyarakat dan
perorangan mengetahui bagaimanakah tingkat pelayanan yang diharapkan/
diinginkan. Karena standar tertulis sehingga dapat dipublikasikan/diketahui secara
luas.
2. Standar menunjukkan ketersediaan yang berkualitas dan berlaku sebagai tolok ukur
untuk memonitor kualitas kinerja.
3. Standar berfokus pada inti dan tugas penting yang harus ditunjukkan pada situasi
aktual dan sesuai dengan kondisi lokal.
4. Standar meningkatkan efisiensi dan mengarahkan pada pemanfaatan sumber daya
dengan lebih baik.
5. Standar meningkatkan pemanfaatan staf dan motivasi staf.
6. 6. Standar dapat digunakan untuk menilai aspek praktis baik pada keadaan dasar
maupun post-basic pelatihan dan pendidikan.
G. CARA PENULISAN STANDAR
Berikut ini adalah langkah praktis merancang standar ;
1. Apabila menulis satu standar mulailah dengan pernyataan standar.
2. Identifikasi kriteria outcomes dalam bentuk pertanyaan, siap untuk dimonitor.
3. Identifikasi proses yang dibutuhkan untuk mencapai outcomes (apa yang harus
dikerjakan).
4. Identifikasi struktur (apa yang dibutuhkan untuk melaksanakan proses untuk
mencapai outcomes)
5. Ringkaskan, identifikasi kriteria kunci sebagai kelompok profesional yang senantiasa
bekerja sama, oleh karena itu kriteria proses tidak perlu dikembangkan dalam buku
prosedur (Standart Operating Procedure/Prosedur Operasi Baku).
6. Gunakanlah kata-kata yang dapat diukur, contoh; anda tidak dapat mengukur
‘kemungkinan’, ‘mengerti’, ‘tepat’. Anda perlu mengidentifikasi kata yang berarti
dalam istilah pengukuran.
7. Memastikan bahwa outcomes mengukur pernyataan standar.
8. Keterlibatan tim multi disiplin dalam menyusun standar, sangat dperlukan.
9. Monitoring standar harus merupakan bagian dari evaluasi asuhan pasen.
10. Standar harus merefleksi kepada asuhan spesifik yang diperlukan pasen
11. Standar harus menjadi bagian sistem yang mudah dicapai, kemudian diperbaiki dalam
beberapa bulan untuk mengecek konsistensi pencapaian.
12. Standar baru harus dipelihara untuk meningkatkan kinerja standar sebaiknya
diletakkan dalam rak buku di ruangan.
13. Walaupun dalam pelayanan kesehatan, hasil mungkin tidak selalu seperti apa yang
diinginkan atau diharapkan, definisi standar struktur dan proses yang baik, terlihat
sejauh mana ditingkatkan kemungkinan pencapaian outcomes atau hasil yang
diharapkan. Outcomes adalah hasil yang dicapai melalui penentuan dan melengkapi
proses. Outcomes ditulis untuk setiap prosedur, pedoman praktek dan rencana.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURAL (SOP)
A. PENGERTIAN
1. Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan
menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Protap merupakan tatacara atau tahapan yang harus dilalui dalam suatu proses kerja
tertentu, yang dapat diterima oleh seorang yang berwenang atau yang bertanggung
jawab untuk mempertahankan tingkat penampilan atau kondisi tertentu sehingga
suatu kegiatan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien. (Depkes RI, 1995)
3. SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dialui untuk
menyelesaikan suatu proses kerja tertentu. (KARS, 2000)
7. B. TUJUAN
1. Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau tim dalam
organisasi atau unit.
2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi
3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas terkait.
4. Melindungi organisasi dan staf dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya.
5. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi
C. FUNGSI
1. Memperlancar tugas petugas atau tim.
2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
4. Mengarahkan petugas untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
D. PRINSIP-PRINSIP PROTAP
1. Harus ada pada setiap kegiatan pelayanan.
2. Bisa berubah sesuai dengan perubahan standar profesi atau perkembangan iptek serta
peraturan yang berlaku.
3. Memuat segala indikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada setiap upaya,
disamping tahapan-tahapan yang harus dilalui setiap kegiatan pelayanan.
4. Harus didokumentasikan.
E. JENIS DAN RUANG LINGKUP SOP
1. SOP pelayanan profesi terdapat dua kelompok.
a. SOP untuk aspek keilmuan adalah SOP mengenai proses kerja untuk
diagnostik dan terapi.
b. SOP untuk aspek manajerial adalah SOP mengenai proses kerja yang
menunjang SOP keilmuan dan pelayanan pasen non-keilmuan.
SOP profesi mencakup:
- Pelayanan medis
- Pelayanan penunjang
- Pelayanan keperawatan
2. SOP administrasi mencakup:
a. Perencanaan program/kegiatan
b. Keuangan
c. Perlengkapan
d. Kepegawaian
e. Pelaporan
8. F. TAHAP-TAHAP PENYUSUNAN PROTAP
1. Merumuskan tujuan protap
- Menentukan judul
2. Menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan protap :
- Menterjemahkanpolicy/kebijakan/ketentuan-ketentuan/peraturan-peraturan
kebijakan berguna untuk :
a. Terjaminnya suatu kegiatan
b. Membuat standar kinerja
c. Menyelesaikan suatu konflik dalam tim kerja
3. Membuat aliran proses
- Bentuk bagan-bagan yang menggambarkan proses atau urutan jalannya suatu
produk/tatacara yang mencatat segala peristiwa;
a. Memberi gambaran lengkap tentang apa yang dilaksanakan
b. Membantu setiap pelaksanaan untuk memahami peran dan fungsinya dengan
pihak lain.
- Syarat suatu bagan harus dibuat atas dasar pengamatan langsung, tidak boleh
dibuat atas dasar apa yang diingat serta disusun dalam “Flow of Work”
Teknik membuat pertanyaan-pertanyaan dasar :
a. Tujuan : Apa sebenarnya yang dikerjakan dan mengapa ?
b. Tempat : Dimana saja dilakukan dan mengapa ?
c. Urutan : Kapan dilakukan dan mengapa waktu itu ?
d. Petugas : Siapa yang melakukan dan mengapa oleh dia ?
e. Cara : Metoda apa yang dipakai dan mengapa dengan caa itu ?
4. Menyusun prosedur atau pelaksanaan kegiatan; Prosedur atau pelaksanaan disusun
berdasarkan atas hasil pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas (flow of work) yang
menggambarkan suatu unit kegiatan yang terbagi habis tercapai kepuasan kerja
dan tercapainya tujuan.
9. KEPUSTAKAAN
Ann Marriner-Tomey (1996). Guide To Nursing Management and Leadership. Method of
Evaluation. Mosby-Year Book, Inc St. Louis, USA
Heidemann EG. The Contemporary Use of Standards in Health Care. Geneva. WHO; 1993.
Katz JM, Green E. Managing Quality: A Guide to System-Wide Performance Management in
Health Care. 2nd
Ed. St. Louis. Mosby; 1997.
eissenheimer CG. Improving Quality: Guide to Effective Program. 2nd
Ed. Maryland. Aspen
Pub; 1997.
Sale D. Quality Assurance for Nurses and Other Members of The Health Care team. 2nd
Ed.
London. MacMillian; 1996.
Swansburg, A.C (1996). Management and Leadership for Nurse Managers. Jones and
Bartlett Publishers International, London England.
Jacqucline M. Katz & Eleanor Green; “Managing Quality, A Guide to System-wide
Performance Management In Health Care”
Direktorat UMDK, Dit.Jend. Yan.Med.DEPKES RI “Petunjuk Teknis Penyusunan
Prosedur Tetap Kegiatan Rumah Sakit Swadana”, Jakarta 1995
10. KEPUSTAKAAN
Ann Marriner-Tomey (1996). Guide To Nursing Management and Leadership. Method of
Evaluation. Mosby-Year Book, Inc St. Louis, USA
Heidemann EG. The Contemporary Use of Standards in Health Care. Geneva. WHO; 1993.
Katz JM, Green E. Managing Quality: A Guide to System-Wide Performance Management in
Health Care. 2nd
Ed. St. Louis. Mosby; 1997.
eissenheimer CG. Improving Quality: Guide to Effective Program. 2nd
Ed. Maryland. Aspen
Pub; 1997.
Sale D. Quality Assurance for Nurses and Other Members of The Health Care team. 2nd
Ed.
London. MacMillian; 1996.
Swansburg, A.C (1996). Management and Leadership for Nurse Managers. Jones and
Bartlett Publishers International, London England.
Jacqucline M. Katz & Eleanor Green; “Managing Quality, A Guide to System-wide
Performance Management In Health Care”
Direktorat UMDK, Dit.Jend. Yan.Med.DEPKES RI “Petunjuk Teknis Penyusunan
Prosedur Tetap Kegiatan Rumah Sakit Swadana”, Jakarta 1995