2. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Peserta mampu menyusun pedoman mutu
2. Tujuan Pembelajaran khusus
Peserta mampu menyusun struktur organisasi sekolahnya
Peserta mampu menyusun profil sekolah
Peserta mampu menyusun bisnis proses
Peseta mampu menyusun kebijakan mutu
Peserta mampu menyusun sasaran mutu
Peserta mampu menyusun persyaratan sistem manajemen
mutu ISO 9001:2008
3. Pendekatan Sistem Manajemen Mutu
memberikan manfaat
Adanya konsistensi pelaksanaan/ aktifitas
di organisasi dan mampu telusur
Adanya aspek pengendalian dan
pencegahan
Dilihat dari aspek pembelajaran dan
tumbuh kembang organisasi.
Adanya pemastian mutu
4. Sesuai dengan pasal 4.2.2.
Organisasi harus menetapkan dan memelihara
sebuah pedoman mutu yang mencakup :
lingkup sistem manajemen mutu, termasuk
rincian dari dan pembenaran pengesampingan
apapun
prosedur terdokumentasi yang ditetapkan untuk
sistem manajemen mutu atau mengacunya, dan
uraian dari interaksi antara proses-proses sistem
manajemen mutu.
5. Tujuan pedoman/manual mutu :
a) mengkomunikasikan kebijakan organisasi, prosedur dan
persyaratannya;
b) mengimplementasikan sistem mutu yang efektif;
c) memberikan pengendalian yang baik terhadap praktek-
pelaksanaan serta memfasilitasi kegiatan penjaminan;
d) memberikan dasar (terdokumentasi) bagi peng-audit-an sistem
mutu;
e) menyediakan kontinuitas sistem mutu serta kontinuitas
persyaratan bilamana terjadi perubahan keadaan/lingkungan;
f) melatih personil tentang persyaratan sistem mutu serta metoda
pemenuhannya;
g) mem-presentasi-kan sistem mutu organisasi tersebut kepada
pihak luar, seperti
memamerkan pemenuhannya terhadap ISO 9001;
h) memamerkan pemenuhannya terhadap standar sistem mutu
dalam situasi kontraktual.
6. a. Profil Sekolah
b. Struktur Organisasi
c. Tanggungjawab dan wewenang
d. Bisnis Proses
e. Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu
f. Persyaratan Sistem manajemen mutu
g. Daftar Prosedur dan Lampiran
KOMPONEN PEDOMAN
MUTU
7. 1. Menentukan ruang lingkup
2. Mengkompilasi komponen pedoman mutu
3. Mengkonversi persyaratan SMM menjadi
komitmen
4. Menyusun daftar prosedur dan IK kedalam
daftar
MENYUSUN PEDOMAN
MUTU
8. 1. Membaca dan memahami deskripsi seluruh pasal
dalam persyaratan sistem manajemen mutu ISO
9001:2008.
2. Mengganti kata organisasi dalam persyaratan
dengan nama sekolah.
3. Mengganti kata manajemen puncak dalam
persyaratan dengan kata kepala sekolah
4. Menghilangkan kata harus yang ada dalam
persyaratan
5. Menjelaskan bagaimana pengelolaan kegiatan yang
dipersyaratakan dalam setiap pasal yang ada
dalam Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
Konversi Persyaratan SMM ISO
9001:2008 kedalam Komitmen
9. Pasal 5.6.1 Umum, pasal ini menyebutkan bahwa :
Manajemen puncak harus menelaah SMM organisasi, pada
interval yang terencana, untuk memastikan kesesuaian yang
berkelanjutan, kecukupan dan efektivitas. Penelaahan harus
meliputi penilaian kesempatan untuk penyempurnaan dan
kebutuhan untuk perubahan SMM, termasuk kebijakan dan
sasaran mutu.
Maka dalam pedoman mutu harus diubah menjadi :
Kepala sekolah menelaah SMM organisasi pada interval yang
terencana untuk memastikan kesesuaian yang berkelanjutan,
kecukupan dan efektivitas SMM. Penelaahan meliputi penilaian
kesempatan untuk penyempurnaan dan kebutuhan untuk
perubahan SMM, termasuk kebijakan dan sasaran mutu
Contoh
10. Pasal 8.5.2. Tindakan Perbaikan
Organisasi harus mengambil tindakan untuk menghilangkan
penyebab-penyebab ketidaksesuaian dalam rangka pencegahan
pengulangan kejadian. Tindakan perbaikan harus sesuai terhadap
dampak ketidaksesuaian yang ditemui.
Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk mendefinisikan
persyaratan untuk:
a) menelaah ketidaksesuaian (termasuk keluhan
pelanggan),
b) menentukan penyebab ketidaksesuaian,
c) mengevaluasi kebutuhan tindakan untuk memastikan
bahwa ketidaksesuaian tidak berulang,
d) menentukan dan menerapkan tindakan yang perlu,
e) mencatat hasil tindakan yang diambil (lihat 4.2.4), dan
f) menelaah keefektifan tindakan perbaikan yang diambil
11. SMK.......... mengambil tindakan untuk
menghilangkan penyebab-penyebab
ketidaksesuaian dalam rangka pencegahan
pengulangan kejadian. Tindakan perbaikan yang
dilakukan disesuaikan terhadap dampak
ketidaksesuaian yang ditemui.
Prosedur tindakan koreksi yang dilakukan
ditetapkan secara lebih rinci dapat dilihat pada
POS No........
12. Contoh : Profil lembaga
Profil lembaga berisi tentang :
tupoksi lembaga
visi dan misi lembaga
sumberdaya yang dimiliki : SDM, fasilitas dan
lingkungan
keunggulan yang dimiliki
identitas
13. Struktur organisasi, tanggungjawab
dan wewenang (pasal 5.5.1)
Pucuk Pimpinan harus memastikan bahwa
tanggung jawab dan wewenang ditetapkan dan
dikomunikasikan dalam organisasi.
14. A. STRUKTUR ORGANISASI
Gambar :
Gambar 2.1: Contoh struktur organisasi sekolah
Keterangan:
garis komando
--------------- garis kendali mutu
KEPALA SEKOLAHKOMITE
SEKOLAH
KEPALA TU W M M
WAKA.
HUBINMA
WAKA.
KURIKULUM
WAKA.
SARPRAS
WAKA.
KESISWAAN
KA. KOMPETENSIKA. KOMPETENSI KA. KOMPETENSI KA. KOMPETENSI
GURU
KA.
KOMPETENSI
UP
Contoh : Struktur organisasi sekolah
15. Contoh : bisnis proses lembaga pendidikan
Ya
Penyiapan
Pembelajaran:
•KTSP
•Silabus
•RPP
Pemasok/Suplier
Penyediaan Sumber Daya
SDM Sapras Dana
Persya-
ratan
calon
siswa:
PPDB PBM EVALUASI
Analisis Perbaikan
Remidial
APA
LULU
S
Manajemen
Tidak
Kepuasan
pelanggan
Pengukuran
Kepuasan
Pelanggan
ALUMNI
16. Kebijakan Mutu :
Kebijakan mutu merupakan suatu arahan yang
akan dicapai oleh suatu lembaga. Kebijakan
mutu berdasarkan ketentuan persyaratan mutu
ISO 9001:200 yang tertera di dalam pasal 5.3
17. pasal 5.3 sebagai berikut
Pucuk pimpinan harus memastikan bahwa kebijakan mutu sesuai
dengan tujuan organisasi”:
Sesuai dengan tujuan organisasi
ikrar pelibatan untuk memenuhi persyaratan dan terus-menerus
memperbaiki keefektifan sistem manajemen mutunya.
Jadi kebijakan mutu yang dibuat harus mengandung unsur
pelibatan unsur yang ada dan komitmen dari tim manajemen
serta secara terus menerus diperbaiki, apakah sudah efektif sesuai
dengan harapan atau belum.
Menyediakan kerangkan kerja untuk menetapkan dan meninjau
tujuan mutu.
Dikomunikasikan dan difahami dalam organisasi,
18. Contoh Kebijakan Mutu
SMK …………… berketetapan menerapkan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001 – 2008 dan peraturan
perundangan yang berlaku serta memenuhi
Persyaratan akreditasi agar menjadi Penyelenggara
Pendidikan Bertaraf Internasional. Guna menjamin
pencapaian Sasaran Mutu, sekolah senantiasa
melakukan perbaikan dan penyempurnaan yang
berkelanjutan dalam segala kegiatannya sehingga
dapat memberikan Pelayanan Prima, menyiapkan
lulusan sesuai tuntutan, dan kepuasan Pelanggan.
19. PASAL 5.4.1
Sasaran mutu harus :
Sesuai dengan fungsi dan tingkat dalam
organisasi
Terukur
Taat azas dengan kebijakan mutu
Smart (spesific, measurable, achievable, realistic,
time frame)
20. Komponen standar proses,
Sasaran Mutu :
1. Semua guru membuat RPP sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan
2. 76 % guru melakukan pembelajaran
berbasis teknologi informasi
3. 76 % siswa dapat melakukan prakerin
sesuai kompetensinya
4. Hasil evaluasi guru semuanya baik
Contoh : Sasaran mutu
21. Contoh : Penyusunan persyaratan
sistem manajemen mutu
4. SISTEM MANAJEMEN MUTU
4.1 Umum
Lembaga pendidikan X menetapkan, mendokumentasikan dan
memelihara sistem manajemen mutunya dan terus menerus
memperbaiki keefektifannya sesuai dengan persyaratan standar
internasional ISO 9001:2000
4.1.1 Proses-proses yang dikelola oleh lembaga pendidikan X seperti
pada ALUR BISNIS KEGIATAN DIKLAT, yang
menggambarkan urutan dan interaksi proses-prosesnya agar
efektif
4.1.2 Ditetapkan kriteria dan metoda untuk memastikan operasi dan
kendali untuk proses-proses agar efektif
4.1.3 Semua proses dipantau, diukur, dan dianalisis untuk penetapan
tindakann yang diperlukan guna mencapai hasil yang
direncanakan dan perbaikan berlanjut dari proses-proses
22. Format bagi Pedoman Mutu
yang dianjurkan :
Terdiri dari lembar-lembar yang lepas
Kalau dijilid secara permanent, maka bila ada revisi sulit
untuk melepaskan halaman yang direvisi dan
menggantinya dengan versi yang baru
Istilah dipakai secara konsekuen:
Suatu pengertian, nama jabatan, proses atau hal-hal
lainnya jangan disebut dengan istilah yang berlainan,
misalnya di satu bagian dokumen disebut Kepala
Departemen, di bagian lain disebut Manajer
Departemen,
Diberi identifikasi:
Setiap halaman diberi identifikasi nama dan nomor
bagian, status terbitan, status revisi dan nomor halaman