SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
TIM PENGKAJI JAGUNG BPTP
JAWA BARAT
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
Budidaya jagung pendekatan
pengelolaan dan sumberdaya terpadu
(PTT) mampu memberikan produktivitas
dan pendapatan petani yang optimal
Penerapan PTT jagung:
Petani mampu mengelola sumberdaya yang
tersedia (varietas, tanah, air, dan sarana
produksi) secara terpadu dalam melakukan
budidaya di lahan usahataninya
Teknologi PTT jagung terdiri
:
1) Komponen teknologi dasar
2) Komponen teknologi pilihan
1) Komponen teknologi dasar yaitu:
• Varietas unggul baru, hibrida atau
non hibrida (komposit/bersari
bebas)
• Benih bermutu dan berlabel
(bersertifikat)
• Populasi 66.000 - 75.000 tanaman
per hektar
• Pemupukan berdasarkan
kebutuhan tanaman dan status
hara tanah
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
2) Komponen teknologi pilihan:
 Penyiapan lahan
 Pemberian pupuk organik
 Pembuatan saluran drainase pada lahan
kering, atau saluran irigasi pada lahan
sawah
 Pembumbunan
 Pengendalian gulma secara mekanis atau
dengan herbisida kontak
 Pengendalian hama dan penyakit
 Panen tepat waktu dan pengeringan
segera.
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
VARIETAS UNGGUL
BARU
Tabel 1. Beberapa varietas jagung komposit (bersari bebas) dan hibrida yang tahan penyakit bulai
No. Varietas
Potensi Hasil
(t/ha)
Rata-rata Hasil
(t/ha)
Umur Panen (hari)
Ketahanan Penyakit
Bulai
Daerah Adaptasi
Komposit/ bersari
bebas
1. Lagaligo 7,50 5,10 90 Tahan Dataran rendah
2. Srikandi 8,00 6,00 97 Tahan Dataran rendah, sedang
Hibrida
1. A (Andalas) 4 12,30 10,9 118 Tahan Dataran rendah s/d tinggi
2. Pioneer 15 11,00 8,10 125 Tahan Dataran rendah s/d tinggi
3. Pioneer 18 11,00 7,30 118 Tahan Dataran rendah s/d tinggi
4. Pioneer 19 12,00 7,70 122 Tahan Dataran rendah s/d tinggi
5. Bisi-2 13,00 8,90 103 Toleran Dataran rendah s/d tinggi
6. Bisi-4 11,00 7,50 98 Tahan Dataran rendah s/d tinggi
7. Bisi-5 11,70 8,30 97 Tahan Dataran rendah s/d tinggi
8. Bisi-6 11,20 7,70 100 Tahan Dataran rendah s/d tinggi
9. Bisi-7 10,40 8,30 97 Tahan Dataran rendah s/d tinggi
10. Bisi-8 11,00 8,00 97 Tahan Dataran rendah s/d tinggi
11. Bisi-9 12,60 7,70 99 Sangat tahan Dataran rendah s/d tinggi
12. Bisi-10 11,80 7,80 100 Tahan Dataran rendah s/d tinggi
13. Bisi-11 12,80 7,80 100 Tahan Dataran rendah s/d tinggi
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
No. Varietas Potensi Hasil (t/ha) Rata-rata Hasil (t/ha) Umur Panen (hari)
Ketahanan Penyakit
Bulai
Daerah Adaptasi
14. Bisi-12 12,40 8,00 99 Sangat tahan Dataran rendah
15. Bisi-13 11,80 8,00 101 Tahan Dataran rendah s/d
tinggi
16. Bisi-14 14,20 8,20 102 Tahan Dataran rendah s/d
tinggi
17. Bisi-15 12,80 8,20 99 Tahan Dataran rendah s/d
tinggi
18. SHS-11 11,14 9,63 97 Tahan Dataran rendah, sedang
19. SHS-12 11,49 9,39 96 Tahan Dataran rendah, sedang
20. Jaya 1 15,5 9,00 104 Tahan Dataran rendah s/d
tinggi
21. Jaya 2 12,80 7,90 104 Tahan Dataran rendah s/d
tinggi
22. NKRI 14,00 8,50 105 Tahan Dataran rendah s/d
tinggi
23. N 35 12,54 10,21 97 Tahan Dataran rendah s/d
tinggi
24. NK 66 9,67 7,56 100 Tahan Dataran rendah, sedang
25. NK 88 11,63 9,67 95 Tahan Dataran rendah, sedang
26. NK 99 12,89 9,89 96 Tahan Dataran rendah, sedang
27. R-01 10,59 8,77 95 Sangat tahan Dataran rendah, sedang
28. P 31 13,90 9,40 109 Tahan Dataran rendah, sedang
29. JK 7 14,00 12,40 100 Tahan Dataran rendah, sedang
30. JK 8 14,10 12,40 100 Tahan Dataran rendah, sedang
31. PAC 224 12,80 9,90 107 Tahan Dataran rendah, sedang
32. Bima-9 13,40 11,20 95 Tahan Dataran rendah, sedang
33. Bima-14 Batara 12,90 10,10 95 Tahan Dataran rendah, sedang
Lanjutan
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
Lanjutan
No. Varietas Potensi Hasil (t/ha)
Rata-rata Hasil
(t/ha)
Umur Panen (hari)
Ketahanan
Penyakit Bulai
Daerah Adaptasi
Komposit/ bersari
bebas
34. Gumarang 8,0 85 Agak tahan Dataran sedang
35. Lamuru 7,5 95 Dataran sedang
36. Sukmaraga 9,0 97 Dataran tinggi
Hibrida
37. Bima-10 13.09 100 peka
38. Biima-11 13,24 Sangat peka
39. Bima-14 Batara 12,90 10,10 95 Tahan Dataran rendah, sedang
40. Bima-16 12,40 10,90 Tahan
41. Bima-18 13,6 11,8 95 Tahan lingkungan sub optimal
42. Bima-19 12,5 10,6 102 Tahan tanam pada musim kemarau di
lahan sawah atau
lahan kering.
43. Bima-20 12,8 11 102 Tahan sesuai dikembangkan pada
lahan kering di musim
Kemarau
44 JH-29 13,6 11,7 111 Tahan Dataran menengah dan tinggi
45 NASA 29 13,5 11,93 100 Tahan Dataran rendah-dataran tinggi
 Pemilihan varietas jagung unggul baru yang sesuai kondisi
lingkungan setempat
 Penggunaan benih bermutu
 Sebelum tanam benih jagung perlu dilakukan pengujian daya
tumbuh benih
 Benih yang bermutu baik, jika ditanam akan tumbuh serentak
atau seragam pada waktu 4 hari setelah tanam dalam kondisi
normal
 Perlakuan benih (seed treatment) sebelum tanam
 Perlakuan benih yaitu dengan cara diberikan Ridomil atau Saromil
dengan takaran 2 gram per 1 kg benih jagung yang dilarutkan
dalam 7,5 - 10 ml air dan diaduk hingga merata
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
Populasi yang dianjurkan untuk budidaya jagung
minimal 66.600 tanaman/ha.
Jarak tanam pada musim hujan: 75 cm x 20 cm, 1
tanaman/lubang atau 75 cm x 40 cm sebanyak 2
tanaman/lubang penanaman 1 tanaman/lubang
relatif lebih baik pertumbuhannya dibandingkan 2
tanaman/lubang
Penanaman pada musim kemarau menggunakan
jarak tanam lebih rapat yaitu 70 cm x 20 cm
sebanyak 1 tanaman/lubang atau 70 cm x 40 cm
sebanyak 2 tanaman/lubang.
Tanam varietas berumur genjah dapat lebih rapat
yaitu 65 cm x 40 cm sebanyak 2 tanaman/lubang
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
PENYIAPAN LAHAN
Musim hujan Cara olah tanah sempurna (OTS)
LAHAN KERING
Musim kedua Olah tanah minimum (OTM)
LAHAN SAWAH
Tanpa olah tanah (TOT)
Penanaman tanaman jagung
Penanaman jagung dilaksanakan pada awal atau
akhir musim hujan, sehingga pada masa
pertumbuhan tanaman jagung masih tersedia air
dari curahan hujan.
Kebutuhan benih jagung adalah 20-25 kg/ha.
Penanaman dilakukan dengan cara mengisi lubang
tanam dengan satu benih jagung disertai dengan
furadan 1 g tiap lubang. Tak lupa pada setiap lubang
tanam ditutupi dengan jerami kering terlebih dahulu
baru ditutup kembali dengan tanah.
Cara Menanam Jagung
• Membuat lubang
dengan tugal, biasanya
dengan kedalaman 2,5-
5cm.
• Masukan benih kedalam
lubang
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
 Diberikan pada saat tanam yang berfungsi sebagai penutup lubang
tanaman
 Takaran yang diberikan sekitar 1,50 hingga 2,00 t/ha atau 40 sampai 50
gram per lubang tanaman
 Sisa jerami padi dapat dihamparkan di antara barisan tanaman jagung
sebagai mulsa yang diaplikasikan setelah tanam.
PENGELOLAAN AIR
Setiap 4 - 5 baris tanaman jagung perlu
dibuatkan satu saluran drainase
Untuk mengetahui kadar hara di lahan sawah dapat
menggunakan alat PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah)
atau di lahan kering menggunakan alat PUTK
(Perangkat Uji Tanah Kering)
Tabel 2. Kadar hara, takaran dan waktu pemberian pupuk anorganik pada tanaman jagung
Kadar Hara Kategori
Takaran Pupuk
(kg/ha)
Waktu Pemberian
7 - 10 HST 28 - 30 HST 40 - 45 HST
N Rendah 350 Urea 30% 70% BWD
N Sedang 300 Urea 30% 70% BWD
N Tinggi 250 Urea 30% 70% BWD
P Rendah 250 SP-36 100% - -
P Sedang 175 SP-36 100% - -
P Tinggi 100 SP-36 100% - -
K Rendah 100 KCl 75% 25% -
K Sedang 75 KCl 75% 25% -
K Tinggi 50 KCl 75% 25% -
Pemupukan
• Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah
• Pemupukan diberikan sebanyak 2-3 kali, dimana pada setiap aplikasi perlu disesuaikan
dengan stadia pertumbuhan tanaman. Pupuk diberikan dengan cara menugal ± 5 cm
dari pangkal akar tanaman, kemudian lubang ditutup kembali setelah pupuk diberikan.
Rekomendasi umum pemupukan sebagai berikut:
• Pupuk dasar pada umur 7-10 hst menggunakan NPKS (15:15:15:15) dengan dosisi 400
kg/ha diberikan pada saat tanaman berumur.
• Pupuk kedua pada umur 28-30 hst menggunakan NPKS (15:15:15:15) dengan dosis
100 kg/ha + Urea dengan dosis 250 kg/ha
• Pupuk ketiga pada umur 40 - 45 hari setelah tanam (tergantung umur varietas)
dilakukan pemantauan warna daun menggunakan BWD. Jika berdasarkan pemantauan
daun unsur nitrogen menunjukkan kekurangan hara nitrogen, maka segera dilakukan
penambahan pupuk urea dan sebaliknya jika telah cukup maka tidak perlu
ditambahkan. Dengan demikian maka pemberian nitrogen (urea) dapat diefisienkan
sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dosis penambahan pupuk urea berdasarkan skala
warna daun yaitu pada skala BWD: < 4,0 dipelukan tambahan pupuk urea 150 kg;
skala 4,0 diberi tamabahan 100 kg urea sengakan pada skala 5 hanya perlu tamanahn
urea sebesar 50 kg.
 Penggunaan BWD (Bagan Warna Daun) pada jagung diterapkan saat tanaman
berumur 40 - 45 HST (hari setelah tanam) setelah aplikasi pemupukan kedua.
 Penggunaan BWD bertujuan untuk memantau keseimbangan hara yang ada dalam
tanaman terutama hara nitrogen (N).
 Pemberian N (urea) disesuaikan dengan kebutuhan tanaman
Tabel 3. Nilai skala berdasarkan pemantauan dengan BWD pada umur 40 - 45 HST dan takaran pupuk
yang perlu ditambahkan baik untuk jagung jenis hibrida maupun komposit atau bersari bebas
Skala
Takaran Pupuk Urea (kg/ha)
Hibrida Komposit
< 4,0 150 50
4,0 - 4,5 125 25
> 4,5 100 0
 Pembacaan BWD dilakukan pada umur 40 - 45 HST tergantung umur varietas jagung yang ditanam.
 Sampel daun yang dipakai adalah daun yang telah terbuka sempurna (daun ke-3 dari atas).
Pilih 10 tanaman secara acak pada setiap petakan lahan (1,00 ha).
 Lindungi daun yang akan dipantau warnanya dengan cara membelakangi matahari, sehingga daun
atau alat BWD tidak terkena cahaya matahari langsung agar penglihatan tidak silau.
Prosedur Pemantauan BWD
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
 Daun diletakkan di atas BWD. Bagian daun yang dipantau adalah 1/3 dari
ujung daun, kemudian warna daun dibandingkan dengan warna BWD, skala
yang paling sesuai dicatat. BWD mempunyai nilai skala 2 - 5. Jika warna
daun berada di antara skala 2 dan 3 gunakan nilai 2,5; di antara 3 dan 4
gunakan nilai 3,5; dan di antara 4 dan 5 gunakan 4,5.
 Rata-ratakan nilai skala dari 10 daun yang dipantau. Nilai rata-rata skala
digunakan untuk menentukan tambahan takaran pupuk urea.
 Tambahan pupuk urea berdasarkan hasil pemantauan dapat dilakukan
sesuai dengan takaran
Lanjutan
Penggunaan BWD pada tanaman jagung
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
Kahat Nitrogen (N)
Gejala kahat N nampak pada daun bagian bawah dan
berangsur-angsur akan merambah ke daun-daun di atasnya.
Daun tua akan mati dan tanaman menjadi tumbuh kerdil,
pembungaan terlambat, dan pertumbuhan akar terbatas
sehingga produksi rendah
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
Daun menjadi lebat dan pertumbuhan vegetatif
memanjang (lambat panen), mudah rebah dan
mudah terserang hama dan penyakit tanaman.
Kelebihan N
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
Gejala kahat N pada daun
Kahat Posfor (P)
Daun yang berwarna ungu kemerahan
 Defisiensi Magnesium sehingga daun tua menguning.
 Defisiensi Magnesium ditandai dengan terjadinya bercak
kuning pada daun tua tetapi urat daun tetap hijau, timbul
garis-garis kuning/putih sejajar dengan tulang daun.
 Kekurangan P juga menyebabkan hasil tongkol kecil
dengan ujung janggel melengkung.
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
Kelebihan P
Gejala kahat P pada daun
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
Gejala Kahat P pada tongkol. Tongkolnya kecil, sering bengkok, pembentukan biji
kecil
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
 Kahat K dimulai dengan warna kuning atau kecoklatan sepanjang
pinggir daun pada daun tua Kahat Kalium (K)
 Warna tersebut akan berkembang ke arah tulang daun utama dan daun-
daun di atasnya
 warna coklat tua pada buku batang bagian dalam dan dapat diketahui
dengan mengiris batang secara memanjang
 ujung tongkol tidak berbiji penuh, berbiji jarang, dan tidak sempurna.
Kahat Kalium (K)
Kelebihan K
Daun cepat menua dan aktivitas
fotosintesa terganggu.
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
Gejala kahat K pada daun
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
Gejala Kahat K pada tongkol, Ujung tongkol tidak berbiji penuh,
bijinya jarang dan tidak sempurna
Tongkol yang cukup pupuk. Berat tongkol antara 150–
225 gram
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
Tanaman jagung di lahan sawah:
Pemberian air sebanyak 6 kali yaitu pada saat sebelum tanam, 15
HST, 30 HST, 45 HST, 60 HST, dan 75 HST. Sumber air dapat
berasal dari jaringan irigasi permukaan atau sumur buatan dengan
dipompa.
PEMBUMBUNAN
Pembumbunan jagung dilakukan pada
penyiangan kedua sekitar umur 25 - 30 HST
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
PENGENDALIAN GULMA
 Penyiangan atau pengendalian gulma tahap pertama pada pertanaman jagung
dilakukan pada umur 15 HST.
 Penyiangan kedua dilakukan tergantung pada kondisi gulma yang tumbuh.
PENGENDALIAN HAMA DAN
PENYAKIT
Hama penggerek ini dapat dikendalikan dengan pemberian
insektisida Furadan 3G melalui pucuk tanaman. Takaran yang
diberikan sebanyak 3 - 4 butir per tanaman jagung.
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
Penyakit bulai (Peronoscelospora maydis) Pertumbuhan muda
hingga 25 HST pada pertanaman musim hujan
Tanda-tanda penyakit bulai:
 Pada permukaandaun terdapat garis-garis sejajar klorotik sampai coklat
apabila terinfeksi makin lanjut.
 Di bawah permukaan daun yang terinfeksi, dapat dilihat banyak
terbentuk tepung putih yang merupakan spora pathogen tersebut.
 Penyakit bulai dipengaruhi oleh kelembaban di atas 80%, suhu udara 28
- 30oC, dan adanya embun yang dapat mendorong perkembangan
penyakit bulai
 Penyakit ini merupakan penyakit jagung yang paling berbahaya karena
dapat mengakibatkan kehilangan hasil sampai 90%
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
Penyebab penyakit bulai:
 Penanaman varietas jagung rentan bulai, penanaman jagung
berkesinambungan,
 Efektivitas fungisida rendah,
 Tidak adanya tindakan eradikasi,
 Adanya resistensi bulai terhadap fungisida metalaksil,
 Peningkatan virulensi bulai terhadap tanaman inang jagung
Teknologi pengendalian penyakit bulai :
 Penggunaan varietas tahan bulai,
 Pemusnahan tanaman terinfeksi,
 Pencegahan dengan fungisida sistemik berbahan aktif
metalaksil (Ridomil atau Saromil)
 Pengaturan waktu tanam agar serempak, dan pergiliran
tanaman.
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
PANEN DAN PROSESING HASIL
 Panen jagung harus dilakukan tepat waktu agar menghasilkan kualitas biji
jagung yang baik.
 Sebelum panen sebaiknya dilakukan pemangkasan bagian tanaman di atas
tongkol pada saat biji telah mencapai masak fisiologis atau kelobot mulai
mengering (berwarna coklat muda).
 Jagung dapat dipanen jika biji mengkilap atau apabila ditekan dengan kuku
tidak membekas.
 Panen dilakukan pada saat cuaca cerah dengan kadar air biji ± 30%. Tongkol
jagung hasil panen selanjutnya dikupas dan segera dijemur.
Kadar air biji telah mencapai ± 20% selanjutnya tongkol
jagung dipipil dengan alat pemipil. Setelah dipipil, hasil biji
jagung kemudian dijemur lagi hingga kadar air mendekati ±
14% dan siap untuk dipasarkan.
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
ANALISIS FINANSIAL USAHATANI JAGUNG
Analisis Finansial Usahatani Jagung Komposit per ha di Lahan Sawah
No. Uraian Jumlah Uraian Jumlah Uraian Jumlah
Talaga Maja Majalengka
1. Sarana Produksi 2.302.500 Sarana Produksi 2.202.500 Sarana Produksi 2.475.000
2. Tenaga Kerja Tenaga Kerja Tenaga Kerja
Lamuru 7.176.100 Lamuru 7.043.600 Lamuru 6.370.000
3. Jumlah Total (1 + 2) Jumlah Total (1 + 2) Jumlah Total (1 + 2)
Lamuru 9.478.600 Lamuru 9.246.100 Lamuru 8.845.000
3. Produksi Produksi Produksi
Lamuru 7.810 kg Lamuru 9.170 kg Lamuru 7.000 kg
Benih 2.890 kg Sukmaraga 8.810 kg Sukmaraga 7.810 kg
Konsumsi 4.920 kg Gumarang 7.190 kg Gumarang 7.250 kg
Konsumsi 4.360 kg
4. Pendapatan
Lamuru 44.644.000
5. Keuntungan Keuntungan Keuntungan
Lamuru 35.165.400 Lamuru 18.263.900 Lamuru 15.655.000
6. R/C R/C R/C
Lamuru 4,71 Lamuru 2,98 Lamuru 2,77
7. BEP BEP BEP
Lamuru 1.214 Lamuru 1.008 Lamuru 1.264
No.
Uraian Jumlah Uraian Jumlah Uraian Jumlah
Talaga Maja Majalengka
1. Sarana Produksi 3.227.500 Sarana Produksi 3.127.500 Sarana Produksi 3.400.000
2. Tenaga Kerja Tenaga Kerja Tenaga Kerja
Bima-18 6.600.000 Bima-18 8.734.000 Bima-18 7.608.400
3. Jumlah Total (1 + 2) Jumlah Total (1 + 2) Jumlah Total (1 + 2)
Bima-18 9.827.500 Bima-18 11.861.500 Bima-18 11.008.400
4. Produksi Produksi Produksi
Bima-18 9.250 kg Bima-18 11.050 kg Bima-18 9.250 kg
5. Pendapatan Pendapatan Pendapatan 32.375.000
Bima-18 29.600.000 Bima-18 33.150.000 Bima-18 21.595.000
6. Keuntungan Keuntungan Keuntungan
Bima-18 19.772.500 Bima-18 21.288.500 Bima-18 21.366.600
7. R/C R/C R/C
Bima-18 3,01 Bima-18 2,79 Bima-18 2,94
8. BEP BEP BEP
Bima-18 1.062 Bima-18 1.073 Bima-18 1.190
Analisis Finansial Usahatani Jagung Hibrida per ha di Lahan Sawah
PENAMPILAN JAGUNG HIBRIDA DAN KOMPOSIT
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
PENAMPILAN JAGUNG VARIETAS JH-29
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id
PENAMPILAN JAGUNG VARIETAS NASA-29
Science .Innovation.Networks
www.litbang.deptan.go.id

More Related Content

What's hot

Seleksi Benih Tanaman Padi.pptx
Seleksi Benih Tanaman Padi.pptxSeleksi Benih Tanaman Padi.pptx
Seleksi Benih Tanaman Padi.pptxdaniel muttaqin
 
Brosur Penyuluhan Pestisida Nabati
Brosur Penyuluhan Pestisida NabatiBrosur Penyuluhan Pestisida Nabati
Brosur Penyuluhan Pestisida Nabatigalang7813
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikulturaAndrew Hutabarat
 
Hidroponik Menjadi Trend Urban Farming
Hidroponik Menjadi Trend Urban FarmingHidroponik Menjadi Trend Urban Farming
Hidroponik Menjadi Trend Urban FarmingNahdya Maulina
 
Presentasi Budidaya Jagung BISI-12
Presentasi Budidaya Jagung BISI-12Presentasi Budidaya Jagung BISI-12
Presentasi Budidaya Jagung BISI-12Ziemen G. Sasmita
 
Inovasi produksi.kedelai
Inovasi produksi.kedelaiInovasi produksi.kedelai
Inovasi produksi.kedelaiCuils Tea
 
Persentasi padi-1(Tanaman Pangan)
Persentasi  padi-1(Tanaman Pangan)Persentasi  padi-1(Tanaman Pangan)
Persentasi padi-1(Tanaman Pangan)nuelsitohang
 
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013Hari Prasetyo
 
Ppt Budidaya Jagung.pptx
Ppt Budidaya Jagung.pptxPpt Budidaya Jagung.pptx
Ppt Budidaya Jagung.pptxMuasyaroh
 
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIANPENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIANSinergi Inspiration
 
bahan materi p2l.pptx
bahan materi p2l.pptxbahan materi p2l.pptx
bahan materi p2l.pptxPKMBKL
 
1. jajar legowo untuk mendukung pajale
1. jajar legowo untuk mendukung pajale1. jajar legowo untuk mendukung pajale
1. jajar legowo untuk mendukung pajalepucukcemara
 
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxPPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxBPPSINDANGKASIH
 
Acara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanAcara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanperdos5 cuy
 

What's hot (20)

Seleksi Benih Tanaman Padi.pptx
Seleksi Benih Tanaman Padi.pptxSeleksi Benih Tanaman Padi.pptx
Seleksi Benih Tanaman Padi.pptx
 
Brosur Penyuluhan Pestisida Nabati
Brosur Penyuluhan Pestisida NabatiBrosur Penyuluhan Pestisida Nabati
Brosur Penyuluhan Pestisida Nabati
 
Materi inovasi pemanfaatan pekarangan
Materi inovasi pemanfaatan pekaranganMateri inovasi pemanfaatan pekarangan
Materi inovasi pemanfaatan pekarangan
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
 
Pupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukanPupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukan
 
Hidroponik Menjadi Trend Urban Farming
Hidroponik Menjadi Trend Urban FarmingHidroponik Menjadi Trend Urban Farming
Hidroponik Menjadi Trend Urban Farming
 
Presentasi Budidaya Jagung BISI-12
Presentasi Budidaya Jagung BISI-12Presentasi Budidaya Jagung BISI-12
Presentasi Budidaya Jagung BISI-12
 
Inovasi produksi.kedelai
Inovasi produksi.kedelaiInovasi produksi.kedelai
Inovasi produksi.kedelai
 
Persentasi padi-1(Tanaman Pangan)
Persentasi  padi-1(Tanaman Pangan)Persentasi  padi-1(Tanaman Pangan)
Persentasi padi-1(Tanaman Pangan)
 
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
 
Ppt Budidaya Jagung.pptx
Ppt Budidaya Jagung.pptxPpt Budidaya Jagung.pptx
Ppt Budidaya Jagung.pptx
 
Pertanian 4.0
Pertanian 4.0Pertanian 4.0
Pertanian 4.0
 
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIANPENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
 
bahan materi p2l.pptx
bahan materi p2l.pptxbahan materi p2l.pptx
bahan materi p2l.pptx
 
1. jajar legowo untuk mendukung pajale
1. jajar legowo untuk mendukung pajale1. jajar legowo untuk mendukung pajale
1. jajar legowo untuk mendukung pajale
 
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxPPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
 
Acara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanAcara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanaman
 
Pestisida nabati
Pestisida nabatiPestisida nabati
Pestisida nabati
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
pupuk BOKASHI
pupuk BOKASHIpupuk BOKASHI
pupuk BOKASHI
 

Similar to JAGUNG PTT BPTP

Prod dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptxProd dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptxyunus591002
 
Kedelai Produktvts - TAKALAR Kementan 20-Des23.pptx
Kedelai Produktvts - TAKALAR Kementan 20-Des23.pptxKedelai Produktvts - TAKALAR Kementan 20-Des23.pptx
Kedelai Produktvts - TAKALAR Kementan 20-Des23.pptxyunus591002
 
Prod dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptxProd dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptxyunus591002
 
Kedelai Produktvts - Palopo Kementan 15Des23.pptx
Kedelai Produktvts - Palopo Kementan 15Des23.pptxKedelai Produktvts - Palopo Kementan 15Des23.pptx
Kedelai Produktvts - Palopo Kementan 15Des23.pptxyunus591002
 
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktorBudidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktorTita16039
 
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)inezya thalita
 
Modul 1 tekprod tan pangan
Modul 1 tekprod tan panganModul 1 tekprod tan pangan
Modul 1 tekprod tan panganyudhi mahmud
 

Similar to JAGUNG PTT BPTP (20)

27 brosur jagung1
27 brosur jagung127 brosur jagung1
27 brosur jagung1
 
Prod dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptxProd dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - JENEPONTO Kementan 11Des23.pptx
 
10 budidaya-padi
10 budidaya-padi10 budidaya-padi
10 budidaya-padi
 
INOVASI PADI TNI
INOVASI PADI TNIINOVASI PADI TNI
INOVASI PADI TNI
 
Kedelai Produktvts - TAKALAR Kementan 20-Des23.pptx
Kedelai Produktvts - TAKALAR Kementan 20-Des23.pptxKedelai Produktvts - TAKALAR Kementan 20-Des23.pptx
Kedelai Produktvts - TAKALAR Kementan 20-Des23.pptx
 
Prod dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptxProd dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptx
 
Teknologibudidayajagung
TeknologibudidayajagungTeknologibudidayajagung
Teknologibudidayajagung
 
Teknologibudidayajagung
TeknologibudidayajagungTeknologibudidayajagung
Teknologibudidayajagung
 
PTT-Padi YESS 2023.ppt
PTT-Padi YESS 2023.pptPTT-Padi YESS 2023.ppt
PTT-Padi YESS 2023.ppt
 
Pemupukan
PemupukanPemupukan
Pemupukan
 
Kedelai Produktvts - Palopo Kementan 15Des23.pptx
Kedelai Produktvts - Palopo Kementan 15Des23.pptxKedelai Produktvts - Palopo Kementan 15Des23.pptx
Kedelai Produktvts - Palopo Kementan 15Des23.pptx
 
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktorBudidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
 
Juknis upbs
Juknis upbsJuknis upbs
Juknis upbs
 
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
 
Proposal jagung di kabupaten muna
Proposal jagung di kabupaten munaProposal jagung di kabupaten muna
Proposal jagung di kabupaten muna
 
Makalah tanaman holtikultura
Makalah tanaman holtikulturaMakalah tanaman holtikultura
Makalah tanaman holtikultura
 
Makalah tanaman holtikultura
Makalah tanaman holtikulturaMakalah tanaman holtikultura
Makalah tanaman holtikultura
 
Makalah tanaman holtikultura
Makalah tanaman holtikulturaMakalah tanaman holtikultura
Makalah tanaman holtikultura
 
Modul 1 tekprod tan pangan
Modul 1 tekprod tan panganModul 1 tekprod tan pangan
Modul 1 tekprod tan pangan
 
Ferli dasgron
Ferli dasgronFerli dasgron
Ferli dasgron
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

JAGUNG PTT BPTP

  • 1. TIM PENGKAJI JAGUNG BPTP JAWA BARAT
  • 2. Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id Budidaya jagung pendekatan pengelolaan dan sumberdaya terpadu (PTT) mampu memberikan produktivitas dan pendapatan petani yang optimal Penerapan PTT jagung: Petani mampu mengelola sumberdaya yang tersedia (varietas, tanah, air, dan sarana produksi) secara terpadu dalam melakukan budidaya di lahan usahataninya
  • 3. Teknologi PTT jagung terdiri : 1) Komponen teknologi dasar 2) Komponen teknologi pilihan 1) Komponen teknologi dasar yaitu: • Varietas unggul baru, hibrida atau non hibrida (komposit/bersari bebas) • Benih bermutu dan berlabel (bersertifikat) • Populasi 66.000 - 75.000 tanaman per hektar • Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id
  • 4. 2) Komponen teknologi pilihan:  Penyiapan lahan  Pemberian pupuk organik  Pembuatan saluran drainase pada lahan kering, atau saluran irigasi pada lahan sawah  Pembumbunan  Pengendalian gulma secara mekanis atau dengan herbisida kontak  Pengendalian hama dan penyakit  Panen tepat waktu dan pengeringan segera. Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id
  • 5. VARIETAS UNGGUL BARU Tabel 1. Beberapa varietas jagung komposit (bersari bebas) dan hibrida yang tahan penyakit bulai No. Varietas Potensi Hasil (t/ha) Rata-rata Hasil (t/ha) Umur Panen (hari) Ketahanan Penyakit Bulai Daerah Adaptasi Komposit/ bersari bebas 1. Lagaligo 7,50 5,10 90 Tahan Dataran rendah 2. Srikandi 8,00 6,00 97 Tahan Dataran rendah, sedang Hibrida 1. A (Andalas) 4 12,30 10,9 118 Tahan Dataran rendah s/d tinggi 2. Pioneer 15 11,00 8,10 125 Tahan Dataran rendah s/d tinggi 3. Pioneer 18 11,00 7,30 118 Tahan Dataran rendah s/d tinggi 4. Pioneer 19 12,00 7,70 122 Tahan Dataran rendah s/d tinggi 5. Bisi-2 13,00 8,90 103 Toleran Dataran rendah s/d tinggi 6. Bisi-4 11,00 7,50 98 Tahan Dataran rendah s/d tinggi 7. Bisi-5 11,70 8,30 97 Tahan Dataran rendah s/d tinggi 8. Bisi-6 11,20 7,70 100 Tahan Dataran rendah s/d tinggi 9. Bisi-7 10,40 8,30 97 Tahan Dataran rendah s/d tinggi 10. Bisi-8 11,00 8,00 97 Tahan Dataran rendah s/d tinggi 11. Bisi-9 12,60 7,70 99 Sangat tahan Dataran rendah s/d tinggi 12. Bisi-10 11,80 7,80 100 Tahan Dataran rendah s/d tinggi 13. Bisi-11 12,80 7,80 100 Tahan Dataran rendah s/d tinggi Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id
  • 6. No. Varietas Potensi Hasil (t/ha) Rata-rata Hasil (t/ha) Umur Panen (hari) Ketahanan Penyakit Bulai Daerah Adaptasi 14. Bisi-12 12,40 8,00 99 Sangat tahan Dataran rendah 15. Bisi-13 11,80 8,00 101 Tahan Dataran rendah s/d tinggi 16. Bisi-14 14,20 8,20 102 Tahan Dataran rendah s/d tinggi 17. Bisi-15 12,80 8,20 99 Tahan Dataran rendah s/d tinggi 18. SHS-11 11,14 9,63 97 Tahan Dataran rendah, sedang 19. SHS-12 11,49 9,39 96 Tahan Dataran rendah, sedang 20. Jaya 1 15,5 9,00 104 Tahan Dataran rendah s/d tinggi 21. Jaya 2 12,80 7,90 104 Tahan Dataran rendah s/d tinggi 22. NKRI 14,00 8,50 105 Tahan Dataran rendah s/d tinggi 23. N 35 12,54 10,21 97 Tahan Dataran rendah s/d tinggi 24. NK 66 9,67 7,56 100 Tahan Dataran rendah, sedang 25. NK 88 11,63 9,67 95 Tahan Dataran rendah, sedang 26. NK 99 12,89 9,89 96 Tahan Dataran rendah, sedang 27. R-01 10,59 8,77 95 Sangat tahan Dataran rendah, sedang 28. P 31 13,90 9,40 109 Tahan Dataran rendah, sedang 29. JK 7 14,00 12,40 100 Tahan Dataran rendah, sedang 30. JK 8 14,10 12,40 100 Tahan Dataran rendah, sedang 31. PAC 224 12,80 9,90 107 Tahan Dataran rendah, sedang 32. Bima-9 13,40 11,20 95 Tahan Dataran rendah, sedang 33. Bima-14 Batara 12,90 10,10 95 Tahan Dataran rendah, sedang Lanjutan Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id
  • 7. Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id Lanjutan No. Varietas Potensi Hasil (t/ha) Rata-rata Hasil (t/ha) Umur Panen (hari) Ketahanan Penyakit Bulai Daerah Adaptasi Komposit/ bersari bebas 34. Gumarang 8,0 85 Agak tahan Dataran sedang 35. Lamuru 7,5 95 Dataran sedang 36. Sukmaraga 9,0 97 Dataran tinggi Hibrida 37. Bima-10 13.09 100 peka 38. Biima-11 13,24 Sangat peka 39. Bima-14 Batara 12,90 10,10 95 Tahan Dataran rendah, sedang 40. Bima-16 12,40 10,90 Tahan 41. Bima-18 13,6 11,8 95 Tahan lingkungan sub optimal 42. Bima-19 12,5 10,6 102 Tahan tanam pada musim kemarau di lahan sawah atau lahan kering. 43. Bima-20 12,8 11 102 Tahan sesuai dikembangkan pada lahan kering di musim Kemarau 44 JH-29 13,6 11,7 111 Tahan Dataran menengah dan tinggi 45 NASA 29 13,5 11,93 100 Tahan Dataran rendah-dataran tinggi
  • 8.  Pemilihan varietas jagung unggul baru yang sesuai kondisi lingkungan setempat  Penggunaan benih bermutu  Sebelum tanam benih jagung perlu dilakukan pengujian daya tumbuh benih  Benih yang bermutu baik, jika ditanam akan tumbuh serentak atau seragam pada waktu 4 hari setelah tanam dalam kondisi normal  Perlakuan benih (seed treatment) sebelum tanam  Perlakuan benih yaitu dengan cara diberikan Ridomil atau Saromil dengan takaran 2 gram per 1 kg benih jagung yang dilarutkan dalam 7,5 - 10 ml air dan diaduk hingga merata Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id
  • 9. Populasi yang dianjurkan untuk budidaya jagung minimal 66.600 tanaman/ha. Jarak tanam pada musim hujan: 75 cm x 20 cm, 1 tanaman/lubang atau 75 cm x 40 cm sebanyak 2 tanaman/lubang penanaman 1 tanaman/lubang relatif lebih baik pertumbuhannya dibandingkan 2 tanaman/lubang Penanaman pada musim kemarau menggunakan jarak tanam lebih rapat yaitu 70 cm x 20 cm sebanyak 1 tanaman/lubang atau 70 cm x 40 cm sebanyak 2 tanaman/lubang. Tanam varietas berumur genjah dapat lebih rapat yaitu 65 cm x 40 cm sebanyak 2 tanaman/lubang Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id
  • 10. Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id PENYIAPAN LAHAN Musim hujan Cara olah tanah sempurna (OTS) LAHAN KERING Musim kedua Olah tanah minimum (OTM) LAHAN SAWAH Tanpa olah tanah (TOT)
  • 11. Penanaman tanaman jagung Penanaman jagung dilaksanakan pada awal atau akhir musim hujan, sehingga pada masa pertumbuhan tanaman jagung masih tersedia air dari curahan hujan. Kebutuhan benih jagung adalah 20-25 kg/ha. Penanaman dilakukan dengan cara mengisi lubang tanam dengan satu benih jagung disertai dengan furadan 1 g tiap lubang. Tak lupa pada setiap lubang tanam ditutupi dengan jerami kering terlebih dahulu baru ditutup kembali dengan tanah.
  • 12. Cara Menanam Jagung • Membuat lubang dengan tugal, biasanya dengan kedalaman 2,5- 5cm. • Masukan benih kedalam lubang
  • 13. Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id  Diberikan pada saat tanam yang berfungsi sebagai penutup lubang tanaman  Takaran yang diberikan sekitar 1,50 hingga 2,00 t/ha atau 40 sampai 50 gram per lubang tanaman  Sisa jerami padi dapat dihamparkan di antara barisan tanaman jagung sebagai mulsa yang diaplikasikan setelah tanam. PENGELOLAAN AIR Setiap 4 - 5 baris tanaman jagung perlu dibuatkan satu saluran drainase
  • 14. Untuk mengetahui kadar hara di lahan sawah dapat menggunakan alat PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah) atau di lahan kering menggunakan alat PUTK (Perangkat Uji Tanah Kering) Tabel 2. Kadar hara, takaran dan waktu pemberian pupuk anorganik pada tanaman jagung Kadar Hara Kategori Takaran Pupuk (kg/ha) Waktu Pemberian 7 - 10 HST 28 - 30 HST 40 - 45 HST N Rendah 350 Urea 30% 70% BWD N Sedang 300 Urea 30% 70% BWD N Tinggi 250 Urea 30% 70% BWD P Rendah 250 SP-36 100% - - P Sedang 175 SP-36 100% - - P Tinggi 100 SP-36 100% - - K Rendah 100 KCl 75% 25% - K Sedang 75 KCl 75% 25% - K Tinggi 50 KCl 75% 25% -
  • 15. Pemupukan • Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah • Pemupukan diberikan sebanyak 2-3 kali, dimana pada setiap aplikasi perlu disesuaikan dengan stadia pertumbuhan tanaman. Pupuk diberikan dengan cara menugal ± 5 cm dari pangkal akar tanaman, kemudian lubang ditutup kembali setelah pupuk diberikan. Rekomendasi umum pemupukan sebagai berikut: • Pupuk dasar pada umur 7-10 hst menggunakan NPKS (15:15:15:15) dengan dosisi 400 kg/ha diberikan pada saat tanaman berumur. • Pupuk kedua pada umur 28-30 hst menggunakan NPKS (15:15:15:15) dengan dosis 100 kg/ha + Urea dengan dosis 250 kg/ha • Pupuk ketiga pada umur 40 - 45 hari setelah tanam (tergantung umur varietas) dilakukan pemantauan warna daun menggunakan BWD. Jika berdasarkan pemantauan daun unsur nitrogen menunjukkan kekurangan hara nitrogen, maka segera dilakukan penambahan pupuk urea dan sebaliknya jika telah cukup maka tidak perlu ditambahkan. Dengan demikian maka pemberian nitrogen (urea) dapat diefisienkan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dosis penambahan pupuk urea berdasarkan skala warna daun yaitu pada skala BWD: < 4,0 dipelukan tambahan pupuk urea 150 kg; skala 4,0 diberi tamabahan 100 kg urea sengakan pada skala 5 hanya perlu tamanahn urea sebesar 50 kg.
  • 16.  Penggunaan BWD (Bagan Warna Daun) pada jagung diterapkan saat tanaman berumur 40 - 45 HST (hari setelah tanam) setelah aplikasi pemupukan kedua.  Penggunaan BWD bertujuan untuk memantau keseimbangan hara yang ada dalam tanaman terutama hara nitrogen (N).  Pemberian N (urea) disesuaikan dengan kebutuhan tanaman Tabel 3. Nilai skala berdasarkan pemantauan dengan BWD pada umur 40 - 45 HST dan takaran pupuk yang perlu ditambahkan baik untuk jagung jenis hibrida maupun komposit atau bersari bebas Skala Takaran Pupuk Urea (kg/ha) Hibrida Komposit < 4,0 150 50 4,0 - 4,5 125 25 > 4,5 100 0  Pembacaan BWD dilakukan pada umur 40 - 45 HST tergantung umur varietas jagung yang ditanam.  Sampel daun yang dipakai adalah daun yang telah terbuka sempurna (daun ke-3 dari atas). Pilih 10 tanaman secara acak pada setiap petakan lahan (1,00 ha).  Lindungi daun yang akan dipantau warnanya dengan cara membelakangi matahari, sehingga daun atau alat BWD tidak terkena cahaya matahari langsung agar penglihatan tidak silau. Prosedur Pemantauan BWD Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id
  • 17.  Daun diletakkan di atas BWD. Bagian daun yang dipantau adalah 1/3 dari ujung daun, kemudian warna daun dibandingkan dengan warna BWD, skala yang paling sesuai dicatat. BWD mempunyai nilai skala 2 - 5. Jika warna daun berada di antara skala 2 dan 3 gunakan nilai 2,5; di antara 3 dan 4 gunakan nilai 3,5; dan di antara 4 dan 5 gunakan 4,5.  Rata-ratakan nilai skala dari 10 daun yang dipantau. Nilai rata-rata skala digunakan untuk menentukan tambahan takaran pupuk urea.  Tambahan pupuk urea berdasarkan hasil pemantauan dapat dilakukan sesuai dengan takaran Lanjutan Penggunaan BWD pada tanaman jagung Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id
  • 18. Kahat Nitrogen (N) Gejala kahat N nampak pada daun bagian bawah dan berangsur-angsur akan merambah ke daun-daun di atasnya. Daun tua akan mati dan tanaman menjadi tumbuh kerdil, pembungaan terlambat, dan pertumbuhan akar terbatas sehingga produksi rendah Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id Daun menjadi lebat dan pertumbuhan vegetatif memanjang (lambat panen), mudah rebah dan mudah terserang hama dan penyakit tanaman. Kelebihan N
  • 20. Kahat Posfor (P) Daun yang berwarna ungu kemerahan  Defisiensi Magnesium sehingga daun tua menguning.  Defisiensi Magnesium ditandai dengan terjadinya bercak kuning pada daun tua tetapi urat daun tetap hijau, timbul garis-garis kuning/putih sejajar dengan tulang daun.  Kekurangan P juga menyebabkan hasil tongkol kecil dengan ujung janggel melengkung. Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id Kelebihan P
  • 21. Gejala kahat P pada daun
  • 22. Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id Gejala Kahat P pada tongkol. Tongkolnya kecil, sering bengkok, pembentukan biji kecil
  • 23. Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id  Kahat K dimulai dengan warna kuning atau kecoklatan sepanjang pinggir daun pada daun tua Kahat Kalium (K)  Warna tersebut akan berkembang ke arah tulang daun utama dan daun- daun di atasnya  warna coklat tua pada buku batang bagian dalam dan dapat diketahui dengan mengiris batang secara memanjang  ujung tongkol tidak berbiji penuh, berbiji jarang, dan tidak sempurna. Kahat Kalium (K) Kelebihan K Daun cepat menua dan aktivitas fotosintesa terganggu.
  • 25. Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id Gejala Kahat K pada tongkol, Ujung tongkol tidak berbiji penuh, bijinya jarang dan tidak sempurna Tongkol yang cukup pupuk. Berat tongkol antara 150– 225 gram
  • 26. Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id Tanaman jagung di lahan sawah: Pemberian air sebanyak 6 kali yaitu pada saat sebelum tanam, 15 HST, 30 HST, 45 HST, 60 HST, dan 75 HST. Sumber air dapat berasal dari jaringan irigasi permukaan atau sumur buatan dengan dipompa. PEMBUMBUNAN Pembumbunan jagung dilakukan pada penyiangan kedua sekitar umur 25 - 30 HST
  • 27. Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id PENGENDALIAN GULMA  Penyiangan atau pengendalian gulma tahap pertama pada pertanaman jagung dilakukan pada umur 15 HST.  Penyiangan kedua dilakukan tergantung pada kondisi gulma yang tumbuh. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT Hama penggerek ini dapat dikendalikan dengan pemberian insektisida Furadan 3G melalui pucuk tanaman. Takaran yang diberikan sebanyak 3 - 4 butir per tanaman jagung.
  • 28. Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id Penyakit bulai (Peronoscelospora maydis) Pertumbuhan muda hingga 25 HST pada pertanaman musim hujan Tanda-tanda penyakit bulai:  Pada permukaandaun terdapat garis-garis sejajar klorotik sampai coklat apabila terinfeksi makin lanjut.  Di bawah permukaan daun yang terinfeksi, dapat dilihat banyak terbentuk tepung putih yang merupakan spora pathogen tersebut.  Penyakit bulai dipengaruhi oleh kelembaban di atas 80%, suhu udara 28 - 30oC, dan adanya embun yang dapat mendorong perkembangan penyakit bulai  Penyakit ini merupakan penyakit jagung yang paling berbahaya karena dapat mengakibatkan kehilangan hasil sampai 90%
  • 29. Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id Penyebab penyakit bulai:  Penanaman varietas jagung rentan bulai, penanaman jagung berkesinambungan,  Efektivitas fungisida rendah,  Tidak adanya tindakan eradikasi,  Adanya resistensi bulai terhadap fungisida metalaksil,  Peningkatan virulensi bulai terhadap tanaman inang jagung Teknologi pengendalian penyakit bulai :  Penggunaan varietas tahan bulai,  Pemusnahan tanaman terinfeksi,  Pencegahan dengan fungisida sistemik berbahan aktif metalaksil (Ridomil atau Saromil)  Pengaturan waktu tanam agar serempak, dan pergiliran tanaman.
  • 30. Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id PANEN DAN PROSESING HASIL  Panen jagung harus dilakukan tepat waktu agar menghasilkan kualitas biji jagung yang baik.  Sebelum panen sebaiknya dilakukan pemangkasan bagian tanaman di atas tongkol pada saat biji telah mencapai masak fisiologis atau kelobot mulai mengering (berwarna coklat muda).  Jagung dapat dipanen jika biji mengkilap atau apabila ditekan dengan kuku tidak membekas.  Panen dilakukan pada saat cuaca cerah dengan kadar air biji ± 30%. Tongkol jagung hasil panen selanjutnya dikupas dan segera dijemur. Kadar air biji telah mencapai ± 20% selanjutnya tongkol jagung dipipil dengan alat pemipil. Setelah dipipil, hasil biji jagung kemudian dijemur lagi hingga kadar air mendekati ± 14% dan siap untuk dipasarkan.
  • 31. Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id ANALISIS FINANSIAL USAHATANI JAGUNG Analisis Finansial Usahatani Jagung Komposit per ha di Lahan Sawah No. Uraian Jumlah Uraian Jumlah Uraian Jumlah Talaga Maja Majalengka 1. Sarana Produksi 2.302.500 Sarana Produksi 2.202.500 Sarana Produksi 2.475.000 2. Tenaga Kerja Tenaga Kerja Tenaga Kerja Lamuru 7.176.100 Lamuru 7.043.600 Lamuru 6.370.000 3. Jumlah Total (1 + 2) Jumlah Total (1 + 2) Jumlah Total (1 + 2) Lamuru 9.478.600 Lamuru 9.246.100 Lamuru 8.845.000 3. Produksi Produksi Produksi Lamuru 7.810 kg Lamuru 9.170 kg Lamuru 7.000 kg Benih 2.890 kg Sukmaraga 8.810 kg Sukmaraga 7.810 kg Konsumsi 4.920 kg Gumarang 7.190 kg Gumarang 7.250 kg Konsumsi 4.360 kg 4. Pendapatan Lamuru 44.644.000 5. Keuntungan Keuntungan Keuntungan Lamuru 35.165.400 Lamuru 18.263.900 Lamuru 15.655.000 6. R/C R/C R/C Lamuru 4,71 Lamuru 2,98 Lamuru 2,77 7. BEP BEP BEP Lamuru 1.214 Lamuru 1.008 Lamuru 1.264
  • 32. No. Uraian Jumlah Uraian Jumlah Uraian Jumlah Talaga Maja Majalengka 1. Sarana Produksi 3.227.500 Sarana Produksi 3.127.500 Sarana Produksi 3.400.000 2. Tenaga Kerja Tenaga Kerja Tenaga Kerja Bima-18 6.600.000 Bima-18 8.734.000 Bima-18 7.608.400 3. Jumlah Total (1 + 2) Jumlah Total (1 + 2) Jumlah Total (1 + 2) Bima-18 9.827.500 Bima-18 11.861.500 Bima-18 11.008.400 4. Produksi Produksi Produksi Bima-18 9.250 kg Bima-18 11.050 kg Bima-18 9.250 kg 5. Pendapatan Pendapatan Pendapatan 32.375.000 Bima-18 29.600.000 Bima-18 33.150.000 Bima-18 21.595.000 6. Keuntungan Keuntungan Keuntungan Bima-18 19.772.500 Bima-18 21.288.500 Bima-18 21.366.600 7. R/C R/C R/C Bima-18 3,01 Bima-18 2,79 Bima-18 2,94 8. BEP BEP BEP Bima-18 1.062 Bima-18 1.073 Bima-18 1.190 Analisis Finansial Usahatani Jagung Hibrida per ha di Lahan Sawah
  • 33. PENAMPILAN JAGUNG HIBRIDA DAN KOMPOSIT Science .Innovation.Networks www.litbang.deptan.go.id