SlideShare a Scribd company logo
1 of 77
BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
Prasyarat : Dasar-dasar Agronomi
Silabus :
Arti penting mempelajari Budidaya
Tanaman Pangan ,Pengertian Pangan,Tanaman
Pangan dan Komoditas Pangan,Faktor-faktor yg
mempengaruhi pertumbuhan tanaman,secara
umum ,dan mempelajari budidaya tanaman
pangan kelompok serealia (padi dan jagung),ke
lompok kacang (kacang tanah dan kacang hijau)
kelompok ubi (Ubi jalar,ubi kayu dan talas).
KONTRAK PERKULIAHAN
NAMA MATAKULIAH: BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
SEMESTER /SKS : V/ 3sks
KODE MATAKULIAH : AT 5306
HARI / JAM : Rabu /7.30
PENILAIAN
-Kehadiran : 10 %
-Kaktifan dan kuis : 5 %
-Ujian Tengah Semester : 30%
-Ujian Akhir Semester : 30%
-Praktikum : 25 %
PENGERTIAN PANGAN,KOMODITAS PANGAN
DAN TANAMAN PANGAN
 Pangan : Segala sesuatu yang bersumber dari
sumber hayati dan air
 Komoditas pangan : harus mengandung zat gizi yg
terdiri atas
karbohidrat,protein,lemak,vitamin,mineral yang
bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan manusia
 Tanaman pangan Dalam arti sempit tan semusim) :
kelompok tanaman yang mengandung karbohidrat
dan protein
KOMODITAS PANGAN
Penyebaran Tanaman dan Peluang Pasar
 Penyebaran : merata meskipun sentra beberapa jenis
tanaman pangan terdapat di daerah tertentu
 Peluang pasar : kebutuhan pangan akan selalu ada,
ketersediaan harus terjaga ,pada beberapa jenis
tanaman pangan import
 Seperti: kedelai,beras, jagung, ubikayu,ubi jalar
,talas,kacang hijau ,kacang tanah dls
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN TANAMAN
 FAKTOR GENETIK
 FAKTOR IKLIM
 CH,SUHU,KELEMBABAN,Cahaya matahari,KUALITAS
ADMOSFER
 FAKTOR TANAH
 KESUBURAN TANAH DAN PENGAMBILAN UNSUR HARA
 FAKTOR BIOTIK
 TUMBUHAN DAN ORGANISME
 FAKTOR FISIOGRAFI
 GEOLOGI DAN TOPOGRAFI
 FAKTOR TEKNOLOGI
SIFAT-SIFAT UMUM KELOMPOK
TANAMAN SEREALIA
 PADI :Famili Graminae, Genus Oryza
 Berakar serabut,monokotil,batang silindris
berlubang,pada buku tumbuh tunas ,anakan tumbuh
pada pangkal batang,bunga tersusun pada malai
tidak bermahkota dan kelopak
 Menurut sifat morfologi ada dua yaitu cere dan bulu
 Menurut keadaan berasnya:ketan dan padi biasa
 Menurut cara budidayanya: padi sawah,padi
gogo,gogorancah,pasang surut
 Menurut umurnya :genjah,tengahan dan padi dalam
Jagung
Morfologi Tanaman Padi
Varietas Unggul Baru Padi
 Inbrida padi rawa (INPARA) merupakan varietas
yang tahan rendaman/genangan
 Inbrida padi sawah irigasi (INPARI) rata-
potensi hasi 9 ton/ha
 Inbrida padi gogo (INPAGO) cocok di lahan
podsolid merah kuning dengan tingkat keracunan Al
sedang di ketinggian kurang dari 700 m dpl rata-2 .
5-7 ton/ha
 Silugonggo dan Situbagendit selain genjah juga
bisa ditanam di sawah dan padi gogo mudah
beradaptasi dengan cuaca ekstrim
System of rice intensification
 Prinsip-prinsip budidaya padi organik metode SRI
 Tanaman bibit muda berusia kurang lebih 14 hari setelah semai
(hss) ketika bibit masih berdaun 2-4 helai
 Bibit ditanam satu pohon perlubang dengan jarak 30 x 30, 35 x 35
atau lebih jarang
 Pindah tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan
harus hati-hati agar akar tidak putus dan ditanam dangkal
 Pemberian air maksimal 2 cm (macak-macak) dan periode tertentu
dikeringkan sampai pecah (Irigasi berselang/terputus)
 Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan
interval 10 hari
 Sedapat mungkin menggunakan pupuk organik (kompos atau
pupuk hijau)
 menurut Bp Dr. Ir Widodo prinsip dari metode SRI ini adalah
Akhir dari Pertanian adalah Awal dari Peternakan,,dan
Akhir dari Peternakan adalah Awal dari Pertanian"
 Keunggulan metode SRI
 Tanaman hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai
panen memberikan air max 2 cm, paling baik macak-macak sekitar
5 mm dan ada periode pengeringan sampai tanah retak ( Irigasi
terputus)
 Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg/ha. Tidak memerlukan biaya
pencabutan bibit, tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga
tanam kurang dll.
 Hemat waktu, ditanam bibit muda 5 - 12 hss, dan waktu panen akan
lebih awal
 Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton/ha
 Ramah lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan
dengan mempergunakan pupuk organik (kompos, kandang dan
Mikro-oragisme Lokal), begitu juga penggunaanpestisida.
Fase pertumbuhan tanaman padi
Anakan tanaman padi
TANAM PADI JAJAR LEGOWO
3. Disemaikan di Media Tanah Gembur dan Lembab
Tidak Tergenang
 Persemaian dengan nampan yang dilapisi daun pisang.
 Isi dengan tanah yang sudah dicampur dengan
pupuk organik ( Tanah : Bahan Organik = 1 : 1 )
 Taburkan benih ( 5 sendok makan )
 Tutup dengan tanah Tanah+
Bahan Organik/ abu dapur.
Model Persemaian Di Nampan/ Baki
BENIH DITABURKAN TUTUP DENGAN TANAH UMUR 3 HARI DARI KECAMBAH
UMUR 5 HARI DARI KECAMBAH UMUR 6 HARI DARI KECAMBAH UMUR 7 HARI DARI KECAMBAH
Penyiangan dilakukan 4 Kali
PENYIANGAN SELAIN DIMAKSUDKAN MEMBAKLIKAN RUMPUT JUGA
MEMBERIKAN KONDISI AERASI DI ZONA PERAKARAN LEBIH BAIK,
SEHINGGA ALIRAN ENERGI DAN DAUR MATERI BERJALAN MANTAP
SRI
(SystemofRiceIntensification)
CARA BIASA
CARA CARA
Pengendalian Tikus
 Pengendalian Hama Tikus terpadu dengan :
 Tanam dan panen serentak
 Sanitasi Habitat
 Gropyokan masal
 TBS dan LTBS
 Fumigasi
 Pemanfaatan dengan musuh alami
 Teknologi setempat obor malam,bunyi-an
 rodentisida
Budidaya tanaman jagung
 Tahapan teknik budidaya nya
 1.Varietas
 2.Pengolahan tanah
 3. Jarak Tanam
 4. Pemupukan
 5. Pengairan
 6.Pengendalian hama
 7.Panen
Varietas
Varietas jagung terbagi menjadi dua yaitu
 Bersari bebas dan Hibrida
 Bersari bebas diperoleh dengan seleksi massa
 Hibrida diperoleh dengan menyilangkan dua atau lebih
tetua yg memiliki sifat unggul
 VARIETAS UNGGUL yaitu: jagung hibrida dan jagung
bersari bebas . a.l.: Abimanyu, Arjuna, Bromo, Bastar
Kuning, Bima, Genjah Kertas, Harapan, Harapan Baru,
Hibrida C 1 (Hibrida Cargil 1), Hibrida IPB 4, Kalingga,
Kania Putih, Malin, Metro, Nakula, Pandu, Parikesit,
Permadi, Sadewa, Wiyasa, Bogor Composite-2.
JENIS JAGUNG
 JENIS JAGUNG MENURUT UMUR: Pendek 75-90
hari : Genjah Warangan, Genjah Kertas, Abimanyu
dan Arjuna. Sedang 90-120 hari : Hibrida C 1,
Hibrida CP 1 dan CPI 2, Hibrida IPB 4, Hibrida
Pioneer 2, Malin,Metro dan Pandu . P anjang: > 120
hari : Kania Putih, Bastar, Kuning, Bima dan
Harapan
 MENURUT BENTUK BIJI : Dent ; Flint Sweet ; Pop
; Flour ; Pod ; & Waxy
PENGOLAHAN TANAH
 Pengolahan tanah d ilakukan dengan membalik tanah dan di
gemburkan untuk memperbaiki aerasi . Dicangkul sedalam
15-20 cm , lalu diratakan. Tanah yang keras
dicangkul/dibajak lalu dihaluskan dan diratakan. Pengolahan
lahan diawali dengan membersihkan lahan dari sisa sisa
tanaman sebelumnya. Bila perlu sisa tanaman dibakar,
abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian
pencangkulan dan pengolahan tanah dengan bajak. Setiap 3
meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman.
Lebar saluran 25-30 cm dengan kedalaman 20 cm . Bila pH
kurang dari 5 , tanah harus dikapur . 1-3 ton tiap 2-3 tahun .
Kapur disebar merata atau pada barisan tanaman, sekitar 1
bln sebelum tanam. Dapat pula digunakan dosis 300 kg/ha
per musim tanam dengan cara disebar pada barisan tanaman.
DOSIS PEMUPUKAN
 Dosis pupuk yang dibutuhkan sangat bergantung pada
kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap. Anjuran
dosis rata-rata adalah : Urea=200-300 kg/ha, TSP=75-
100 kg/ha dan KCl=50-100 kg/ha . Adapun cara dan
dosis pemupukan untuk setiap hektar: Pemupukan
dasar: 1/3 bagian pupuk Urea dan 1 bagian pupuk TSP
diberikan saat tanam, 7 cm di parit kiri dan kanan lubang
tanam sedalam 5 cm lalu ditutup tanah; Susulan I: 1/3
bagian pupuk Urea ditambah 1/3 bagian pupuk KCl
diberikan setelah tanaman berumur 30 hari , 15 cm di
parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 10 cm lalu di
tutup tanah; Susulan II: 1/3 bagian pupuk Urea
diberikan saat tanaman berumur 45 hari .
PENANAMAN DAN JARAK TANAM
 WAKTU PENANAMAN Di lahan sawah irigasi , jagung
biasanya ditanam pada musim kemarau . Di sawah tadah
hujan , ditanam pada akhir musim hujan . Di lahan
kering ditanam pada awal musim hujan dan akhir musim
hujan .
 PEMBUATAN LUBANG TANAM Lubang tanam dengan
alat tugal . Kedalaman lubang 3-5 cm , dan tiap lubang
hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam u/ waktu panen >
100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40x100 cm
(2 tanaman /lubang). Panen 80-100 hari , jarak
tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang). Jarak tanam 75
x 25 cm setiap lubang ditanam satu tanaman . Dapat juga
digunakan jarak tanam 75 x 50 cm , setiap lubang
ditanam dua tanaman
PANEN
 Hasil panen jagung dapat dibedakan dalam 4 tingkat: masak susu,
masak lunak, masak tua dan masak kering/masak mati. Ciri dan Umur
Panen Ciri jagung yang siap dipanen adalah: a) Umur panen adalah 86-
96 hari setelah tanam. b) Tongkol atau kelobot mulai mengering yang
ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga. c) Biji
kering, keras, dan mengkilat , apabila ditekan tidak membekas. Jagung
untuk sayur (jagung muda) dipanen saat diameter tongkol baru
mencapai 1-2 cm . Jagung untuk direbus dan dibakar, dipanen ketika
matang susu. Tanda-tandanya kelobot masih hijau , dan bila biji dipijit
tidak terlalu keras serta akan keluar cairan putih . Jagung untuk
makanan pokok (beras jagung), pakan ternak, benih, tepung dan
berbagai keperluan lainnya dipanen jika sudah matang fisiologis .
Tanda-tandanya: sebagian besar daun dan kelobot telah menguning.
Kacang tanah
Fase Vegetatif Kacang Tanah
 Fase vegetatif pada tanaman kacangtanah dimulai
sejak perkecambahanhingga awal pembungaan yang
berkisar antara 26 hingga 31 hari setelah tanamdan
selebihnya adalah fase reproduktif.Fase vegetatif
tersebut dibagi menjadi 3stadia
yaitua.perkecambahan,b.pembukaan kotiledonc.
perkembangan daun bertangkai empat(tetrafoliate).
 Fase Reproduktif
 Penandaan fase reproduktif didasarkanatas adanya
bunga, buah dan biji.Trustinah (1986) membagi fase
reproduktif kacang tanah menjadi 9 stadia yaitu:
mulaiberbunga (R1), pembentukan gynophore(R2),
pembentukan polong (R3), polongpenuh/maksimal
(R4), pembentukan biji(R5), biji penuh (R6), biji
mulai masak (R7),masak panen (R8) dan polong
lewatmasak (R9).
Identifikasi kendala hasil
 Masing-2 daerah berbeda
 Di lahan subur pengendalian penyakit daun lebih
intensif
 Di tanah vertisol atau regosol faktor kekurangan
hara kalium sering menurunkan hasil
 Drainase jelek, tanah padat
 Tanaman mengalami kekeringan pada akhir musim
kemarau
Pola tanam
 Pada tanah sawah kc ditanam pada musim kemarau
I(Maret/April-Juni Juli),KemarauII(Juni/Juli-
Sept/Oktober),musim hjan (Nov/Des-Feb/Maret)
sepanjang tahun
 Pergiliran tanaman sangat dianjurkan karena dapat
meningkatkan efisiensi pemupukan,mengurangi
kehilangan hasil krn hama penyakit dan dapat
mengurangi pertumbuhan gulma
 Pola pergiliran : Tnh sawah, Padi-padi- kcng tnh
 Padi-kcn tnh-kcng hijau ,Tnh tegal :Ubi kayu-jagng-kcng
tnh,Jagng-kcng tnh-kcng hijau ,kedelai-kcng tanah
Pembintilan dan Penambatan N pada tanaman
Kcng Tanah
 Salah satu usaha meningkatan penambatan nitrogen
secara hayati adalah dengan inokulasi rhizobium
 Manfaat inokulasi : menyediakan N,meningkatkan
hasil terutama tanaman yg kandungan N nya
rendah,memperbaiki kualitas protein
 Hal-hal yg perlu diperhatikan : kondisi
tanah,Kualitas Inokulasi, metode inokulasi
 Faktor yg mempengaruhi pembintilan dan
penambatan N2 adalah Rhizobiumnya,Tanaman
legum dan lingkungannya
UBI Jalar
 Tanaman ubi jalar dapat diperbanyak secara generatif dengan biji
dan secara vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk.
Perbanyakan tanaman secara generatif hanya dilakukan pada skala
penelitian untuk menghasilkan varietas baru.
 Persyaratan Bibit
 Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk atau stek batang harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
 Bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih.
 Bahan tanaman (stek) dapat berasal dari tanaman produksi dan
dari tunas-tunas ubi yang secara khusus disemai atau melalui
proses penunasan.
 Perbanyakan tanaman dengan stek batang atau stek pucuk secara
terus-menerus cenderung menurunkan hasil pada generasi-generasi
berikutnya. Oleh karena itu, setelah 3-5 generasi perbanyakan harus
diperbaharui dengan cara menanam atau menunaskan umbi untuk
bahan perbanyakan.
BIBIT
 Penyiapan Bibit
 Pilih tanaman ubi jalar yang sudah berumur 2 bulan atau
lebih, pertumbuhannya sehat dan normal tidak terlalu
subur.
 Stek dipotong sepanjang 25-30 cm atau 3-4 ruas, diambil
dari ujung batang atau cabang dan maksimal 3 stek
untuk setiap cabang atau batang bagian tanaman bibit,
pemotongan menggunakan pisau yang tajam, dan
dilakukan pada pagi
 Setelah dipotong, bibit direndam dalam larutan
fungisida dengan konsentrasi 2 g/L larutan selama 5
menit
Penyetekan
KACANG HIJAU
MORFOLOGI DAN SYARAT TUMBUH
 Famili leguminosae
 Batang kecil berbulu warna hijau kecoklatan
 Tinggi 30-110 cm
 Akar bercabang banyak dan membentuk bintil
 Bunga sempurna, berbentuk kupu-2
Syarat Tumbuh
 Dataran rendah s.d 500 m dpl
 CH,50-200 mm/bulan,suhu 25-27 oC
 Tanah liat berlempung,pH 5,8-6,5
VARIETAS DAN PENGOLAHAN TANAH
Varietas
Benih : gunakan varietas unggul : murai, perkutut,
kenari, sriti, fore belu
Pengelolaan tanah
 a. pada lahan sawah bekas tanaman padi tidak
dilakukan oleh tanah (TOT)
 b. pada tanah bertekstur ringan tidak perlu
dilakukan pengolahan tanah
Kebutuhan benih dan Penanaman
 B= L/d1.d2 x S/1000 x n
 Kebutuhan benih dipengaruhi oleh berat 1000
biji,banyak benih perlubang dan daya
tumbuh,musim tanam dan varietas dan cara tanam
 Perhektar berkisar 15-60 kg/ha
 Penanaman; di tegalan ditanam awal sampai akhir
musim penghujan, di tanah sawah pada musim
kemarau
 Sebelum ditanam diinokulasi dulu benihnya
PEMUPUKAN
 Pemupukan
 a. Pada lahan sawah bekas tanaman padi tidak perlu
dilakukan pemupukan.25kg urea,32kgTSP,25kg KCl
 b. Pada tanah yang kurang subur dilakukan
pemupukan 45 kg urea + 45-90 kg TSP + 50 kg
KCL/ha
 c. Bila ada, tambahkan pupuk organik, seperti pupuk
kompos dan pupuk kandang.
POLA TANAM
 Pola tanam satu tahun pada lahan sawah atau lahan
kering tadah hujan:
 Padi gora-kacang hijau
 Padi gora-jagung+kacang hijau
 Pola tanam semusim baik pada lahan sawah maupun
lahan kering tadah hujan adalah tumpangsari:
 Jagung dengan kacang hijaudan tanaman sisipan kacang
tunggak (jagung 75x40cm dan kcnghijau 40x10cm)
 Kacang hijau ditumpangsarikan dengan ubi kayu,
jagung+Kacang hijau
Proses Infeksi dan pembentukan bintil
 Infeksi :ada 4 tahap yaitu kolonisasi rhizobia di daerah
rhizofir,penempelan di permukaan akardan percabangan
rambut akar dan pembengkokan rambut akar
 Perkembangan dan Struktur bintil akar
 Bakteri masuk ke dalam akar menempati ruang diantara
dinding rambut akar dng epidermal dengan sel-sel
kortek
 Membentuk zone infeksi interseluler, memperbanyak
diri terjadi perkembangan bintil berkali kali membelah
setelah berhenti membelah bkteri berubah menjadi
bentuk bakteroid perubahan ini menghasilkan sistem
enzim yang diperlukan untuk menambat nitrogen
KEDELAI
• Kendala-kendala yang dihadapi budidaya kedelai
• Penurunan produktivitas kedelai Hama dan penyakit tanaman
• Penggunaan pestisida sintetik menjadi pilihan utama bagi petani 
berdampak negatif baik terhadap lingkungan umum, pertanian maupun
manusia
• Inovasi teknologi pengendalian yang ramah lingkungan dalam
pengendalian OPT Pengendalian berbasis PHT  mencukupi
kebutuhan kedelai dalam negeri dan dapat mencapai target
swasembada kedelai
PENANAMAN
Benih kedelai ditanam dengan tugal. Pada kondisi
musim kemarau, sebaiknya lubang tanam lebih dalam
untuk menghindari kekeringan, sedangkan pada
musim hujan lubang tanam sebaiknya lebih dangkal
untuk menghindari pembusukan akar akibat tanah
becek.
MODEL SALURAN AIR
Tanah bekas penanaman padi tidak perlu diolah (tanpa olah
tanah = TOT), namun jerami padi perlu dipotong pendek.
Untuk memberantas gulma perlu disemprot dengan herbisida
kontak atau sistemik.
Saluran drainase/irigasi dibuat dengan kedalaman 25-30 cm
dan lebar 20 cm setiap 3-4 m. Saluran ini berfungsi
mengurangi kelebihan air bila lahan terlalu becek, dan
sebagai saluran irigasi pada saat tanaman perlu tambahan air.
 Latar Belakang (Lanjutan)
• Penurunan produktivitas kedelai Hama dan penyakit tanaman
• Penggunaan pestisida sintetik menjadi pilihan utama bagi
petani  berdampak negatif baik terhadap lingkungan umum,
pertanian maupun manusia
• Inovasi teknologi pengendalian yang ramah lingkungan dalam
pengendalian OPT Pengendalian berbasis PHT  mencukupi
kebutuhan kedelai dalam negeri dan dapat mencapai target
swasembada kedelai pada tahun 2014.
 Latar Belakang (Lanjutan)
• Penurunan produktivitas kedelai Hama dan penyakit tanaman
• Penggunaan pestisida sintetik menjadi pilihan utama bagi
petani  berdampak negatif baik terhadap lingkungan umum,
pertanian maupun manusia
• Inovasi teknologi pengendalian yang ramah lingkungan dalam
pengendalian OPT Pengendalian berbasis PHT  mencukupi
kebutuhan kedelai dalam negeri dan dapat mencapai target
swasembada kedelai pada tahun 2014.
UBI KAYU
Syarat Tumbuh
 Iklim:
 Curah hujan : 750 -1.000 mm/thn
 Tinggi tempat : 0 -1.500 m dpl
 Suhu : 25 derajat - 28 derajat Celsius

 Tanah:
 Tekstur : berpasir hingga liat, tumbuh baik pada tanah lempung
 berpasir yang cukup hara
 Struktur : gembur
 pH Tanah : 4,5 - 8 , optimal 5,8
PERSIAPAN BIBIT
 Tanaman ubi kayu dibudidayakan dengan menggunakan stek
batang.
 Teknik pengambilan stek:
1. Stek diambil dari batang bagian tengah tanaman ubi kayu yang
berumur 8-12 bulan.
2. Batang dapat digunakan sebagai stek apabila masa
penyimpanannya kurang dari 30 hari setelah panen.
3. Penyimpanan stek yang baik adalah dengan cara posisi batang
tegak, disimpan di bawah naungan. Panjang stek optimum adalah
20-25 cm, dengan jumlah mata tunas paling sedikit 10 mata.
4. Sebelum tanam, stek dapat diperlakukan dengan insektisida dan
fungisida untuk mencegah serangan hama dan penyakit .
Syarat bibit dan Jarak tanam
 1. Produksi Tinggi
 2. Kadar tepung tinggi
 3. Umur genjah ( 7 - 9 bulan )
 4. Rasa enak
 5. Tahan terhadap Hama dan Penyakit
Jarak tanam tanaman ubi kayu secara monokultur:
100 x 100 ; 100 x 60 ; 100 x 40.
 Jarak tanam tanaman ubi kayu secara tumpang sari:
 1. Ubi kayu dengan kacang tanah 200 x 60 cm.
 2.Ubi kayu dengan jagung 100 x 60 cm.
POLA TANAM
- Pola monokultur
- Pola tumpangsari
Pemupukan
 Untuk pola tanam monokultur, pupuk yang dianjurkan
adalah 200 kg Urea + 100 kg KCl + 100 kg SP-36/ha.
 Untuk pola tanam tumpangsari, dosis pupuk yang dianjurkan
berbeda, yaitu:
 Ubi kayu : 200 kg Urea/ha + 100 kg SP36/ha + 100 kg KCl/ha
Jagung : 300 kg Urea/ha + 100 kg SP36/ha + 100 kg KCl/ha
Kacang tanah, kedelai, kacang hijau: Acuan dosis pemupukan
seperti pada budidaya monokultur (50 kg urea, 100 kg SP36,
50 kg KCl per ha).
Sistem tanam double row
VARIETAS UNGGUL
 Gunakan varietas unggul yang mempunyai potensi
hasil tinggi, disukai
 konsumen, dan sesuai untuk daerah penanaman.
Sebaiknya varietas unggul yang
 dibudidayakan memiliki sifat toleran kekeringan,
toleran lahan pH rendah dan/atau
 tinggi, toleran keracunan Al, dan efektif
memanfaatkan hara P yang terikat oleh Al dan
 Ca, seperti: varietas Adira-4, Malang-6, UJ3, dan
UJ5.
Untuk Tapioka
 Jika produksi ubikayu ubikayu ditujukan untuk
bahan baku industri tapioka atau
 tepung/serbuk ubikayu atau dikonsumsi langsung
dalam bentuk ubikayu goreng atau
 rebus, disarankan menggunakan varietas unggul
yang dilepas tahun 1978 yang memiliki
 rasa enak dan kualitas rebus yang baik, seperti:
Adira-1, Malang-1, dan Darul Hidayah.
UNTUK BIOETHANOL
 Jika produksi ubikayu ditujukan untuk bahan baku
bioethanol, harus memenuhi
 kriteria, yaitu: (1) berkadar pati tinggi; (2) Potensi
hasil tinggi; (3) Tahan cekaman biotik
 dan abiotik; dan (4) Fleksibel dalam usahatani dan
umur panen. Dari 16 varietas unggul
 ubikayu yang telah dilepas Departemen Pertanian
hingga saat ini, Adira-4, Malang-6,
 UJ-3, dan UJ-5 memiliki karakter yang sesuai
dengan kriteria tersebut.
UBI
KAYU
BATANG
DAUN
BIJI
UMBI
KULIT
DAGING
BIBIT
PAPAN
PARTIKEL
KERAJINAN
BRIKET
ARANG
MAKANAN
FARMASI
PAKAN
TERNAK
MINYAK
PAKAN
TERNAK
TAPIOKA
GAPLEK
TEPUNG UBI KAYU
ONGGOK
MAKANAN RINGAN
TAPIOKA
PEARL
DEKSTRIN
MALTOSA
BAHAN MAKANAN
PELLET
BAHAN MAKANAN
PAKAN
TERNAK
ASAM/Ca
SITRAT
GLUKOSA
FRUKTOSA
ALKOHOL
ASAM
ORGANIK
SORBITOL
SENYAWA
KIMIA LAIN
PAKAN
TERNAK
PEREKAT
TALAS
TALAS
Sistematika
 Famili Araceae
 Genus Colocasia dan Xanthosoma
 Colocasia ada dua tipe : Dasheen dan Eddoe
 Dasheen : Subang pusatnya besar dan dikelilingi
umbi-umbi kecil
 Eddoe: Subang pusatnya kecil dan dikelilingi umbi
besar
 Tipe eddoe lebih toleran kekeringan
Morfologi tanaman
 Talas (Colocasia esculenta L. Schoot)
 1 Ciri-Ciri
 • Umbinya berbentuk silinder sampai agak membulat
dengan diameter ±10cm berat 4kg daunya seperti perisai
tinggi tanaman 1m,bunga terpisah bunga jantan di atas
sedang bunga betina di bawah
 • Kulit kemerahan dan kasar karena terdapat bekas
pertumbuhan akar. Warna daging umbi putih keruh
 Jenis Talas Belitung (Xanthosoma sagitifolium),talas
bogor,talas sutera, talas bentul dan talas ketan
 Merupakan tumbuhan menahun yang memiliki umbi
batang maupu batang palsu yang sebenarnya adalah
tangkai daun
Syarat Tumbuh dan syarat BIBIT
Ketinggian : dataran rendah hingg 1.300 m dpl
Tanah gembur kaya bahan organik pH 5,5-6,5
Tanaman tlah berumur 5-7 bulan
Bibit diperoleh dari anakan yg kedua yg baik
Turus kedua dan kettiga ,kalau berasal dr umbi dr
umbi yg dekat dengan titik tumbuh diiris dan
ditinggalkan satu mata bakal tunas
Jarak antar tanaman berkisar 40-50cm
BUDIDAYA TALAS
SISTEM TUMPANG GILIR (panen berganda)
 Multiple cropping: usaha pertanian untuk
mendapatkan hasil panenan lebih dari satu kali dari
satu jenis atau beberapa jenis tanaman dalam
setahun pada lahan yang sama
 Cropping system Jenis dan tata urutan tanaman
yang diusahakan pada sebidang lahan tertentu
selama satu jangka waktu
 Meliputi : Monokulture, Strip cropping, conture
cropping,mixed farming dan multiple cropping
TUMPANG GILIR
 Tumpang gilir adalah budidaya tanaman dalam setahun
atau lebih yang terdiri dari beberapa kali bertanam satu
atau beberapa jenis tanaman secara bergiliran atau
secara bertumpangan atau bersisipkam dengan tujuan
meningkatkan produksi pertanian
 Tumpang gilir adalah dalam satu lahan selama satu
tahun terjadi panen lebih dari satu kali pada lahan yang
sama.
 Tumpang gilir berasal dari dua kata yaitu sistem
Tumpang sari dan sistem Pergiliran Tanaman
 Tumpang sari adalah penanaman dua jenis tanaman atau
lebih ditanam pada sebidang lahan
Tujuan dan keuntungan Tumpang gilir
 Frekwensi panen / pendapatan petani meningkat
 Mengurangi kegagalan panen
 Memperbaiki kesubursn tanah dan adanya stabilitas
biologis
 Adanya pengolahan tanah minimal
 Mengurangi erosi
Bentuk-bentuk Tumpang gilir
 Tanaman Campuran ( mixed cropping)
 Tumpang sari seumur (inter cropping)
 Tumpang sari berbeda umur (Inter planting)
 Tanaman sela (inter culture)
 Tanaman beruntun (sequential planting)
 Tanaman sisipan ( relay planting)
KODE DAN CARA PENULISAN TUMPANG
GILIR
Tumpang sari ditulis dengan kode ( ....../......) artinya 2
jenis tanaman jika tumpang sari 3 jenis tanaman
maka ditulis (..../...../......)
Bersisipan ditulis dengan kode (....+....), artinya
tanaman yg dimuka disisipi dengan tanaman yg
dibelakangnya
Bila pertanaman tumpangsari disisipi dengan
pertanaman tumpang sari maka ditulis
(..../....)+(..../....)
Bergiliran ditulis dengan ( ....-....) artinya tanaman
dimuka digilir oleh tanaman berikutnya
RASIO SETARA TANAH
(LAND EQUIVALEN RATIO)
 Pertanaman tumpangsari dapat dinilai produktivitas
tanahnya yang meningkat bila dibanding dengan
pertanaman monokulture dengan besaran rasio
setara tanah
 Untuk menghasilkan jagung 3000 kg dan 900 kg
kacang hijau dibutuhkan tanah seluas 1 Ha bila
ditanam secara tumpang sari, sedangkan secara
monokultur tanaman jagung menghasilkan 4000
kg/Ha dan Kacang hijau 1200 kg/Ha maka
 RST = 3000/4000+900/1200 = 1,5
INDEK TUMPANG GILIR
 Untuk menampung pengaruh
tumpangsari,bersisipan dan bergiliran sekaligus
terhadap penggunaan lahan oleh masing-masing
jenis tanaman dalam pola tanam tumpang gilir
maka dipakai kisaran indeks tumpanggilir
 Indeks tumpanggilir adalah jumlah luas masing
masing jenis tanaman dalam pola tanam tumpang
gilir kali 100 dibagi luas lahan
PENAFSIRAN HASIL SECARA UBINAN
 Ukur lokasi untuk ubinan misal: panjang 2,5 m dan
lebar 2,5 m lalu beri ajer atau tanda (dua lokasi)
 Panen untuk lokasi tersebut masing-masing dan
bersihkan pisahkan dari tajuknya lalu timbang
misal lokas A ; 2 kg dan lokasi B: 3 kg
 Jumlah hsl timbangan tersebut kemudian dibagi 2
 (2 kg+3kg):2=2,5 kg karena jarak ubinannya 2,5 m x
2,5 m maka luas ubinannya ada 6,25 m2
 Rumus ubinan = hsl ratax 10.000m2/luas ubinan
 2,5 kgx1600=4000 kg/ha atau 4 ton/ha biji

More Related Content

Similar to Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor

Similar to Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor (20)

Budidaya Jagung.pptx
Budidaya Jagung.pptxBudidaya Jagung.pptx
Budidaya Jagung.pptx
 
Materi-Pak-iskandar.pptx
Materi-Pak-iskandar.pptxMateri-Pak-iskandar.pptx
Materi-Pak-iskandar.pptx
 
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptx
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptxMateri Tanaman Semusim Padi Semter .pptx
Materi Tanaman Semusim Padi Semter .pptx
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
Budidaya padi lebak
Budidaya padi lebakBudidaya padi lebak
Budidaya padi lebak
 
Teknis budidaya pepaya
Teknis budidaya pepayaTeknis budidaya pepaya
Teknis budidaya pepaya
 
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
Teknis budidaya tebu
Teknis budidaya tebuTeknis budidaya tebu
Teknis budidaya tebu
 
Leaflet jambu merah
Leaflet jambu merahLeaflet jambu merah
Leaflet jambu merah
 
Teknologibudidayajagung
TeknologibudidayajagungTeknologibudidayajagung
Teknologibudidayajagung
 
Teknologibudidayajagung
TeknologibudidayajagungTeknologibudidayajagung
Teknologibudidayajagung
 
Budidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisangBudidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisang
 
Teknis budidaya kubis dan kol
Teknis budidaya kubis dan kolTeknis budidaya kubis dan kol
Teknis budidaya kubis dan kol
 
Budidaya terong
Budidaya terongBudidaya terong
Budidaya terong
 
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptxPPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
PPT kelompok 2 MINGGU KE 3.pptx
 
Tebuu
TebuuTebuu
Tebuu
 
tanamanpangan-160606235957.pdf
tanamanpangan-160606235957.pdftanamanpangan-160606235957.pdf
tanamanpangan-160606235957.pdf
 
Tanaman pangan
Tanaman panganTanaman pangan
Tanaman pangan
 

Recently uploaded

PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 

Recently uploaded (9)

PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 

Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor

  • 1. BUDIDAYA TANAMAN PANGAN Prasyarat : Dasar-dasar Agronomi Silabus : Arti penting mempelajari Budidaya Tanaman Pangan ,Pengertian Pangan,Tanaman Pangan dan Komoditas Pangan,Faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan tanaman,secara umum ,dan mempelajari budidaya tanaman pangan kelompok serealia (padi dan jagung),ke lompok kacang (kacang tanah dan kacang hijau) kelompok ubi (Ubi jalar,ubi kayu dan talas).
  • 2. KONTRAK PERKULIAHAN NAMA MATAKULIAH: BUDIDAYA TANAMAN PANGAN SEMESTER /SKS : V/ 3sks KODE MATAKULIAH : AT 5306 HARI / JAM : Rabu /7.30 PENILAIAN -Kehadiran : 10 % -Kaktifan dan kuis : 5 % -Ujian Tengah Semester : 30% -Ujian Akhir Semester : 30% -Praktikum : 25 %
  • 3. PENGERTIAN PANGAN,KOMODITAS PANGAN DAN TANAMAN PANGAN  Pangan : Segala sesuatu yang bersumber dari sumber hayati dan air  Komoditas pangan : harus mengandung zat gizi yg terdiri atas karbohidrat,protein,lemak,vitamin,mineral yang bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan manusia  Tanaman pangan Dalam arti sempit tan semusim) : kelompok tanaman yang mengandung karbohidrat dan protein
  • 5. Penyebaran Tanaman dan Peluang Pasar  Penyebaran : merata meskipun sentra beberapa jenis tanaman pangan terdapat di daerah tertentu  Peluang pasar : kebutuhan pangan akan selalu ada, ketersediaan harus terjaga ,pada beberapa jenis tanaman pangan import  Seperti: kedelai,beras, jagung, ubikayu,ubi jalar ,talas,kacang hijau ,kacang tanah dls
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TANAMAN  FAKTOR GENETIK  FAKTOR IKLIM  CH,SUHU,KELEMBABAN,Cahaya matahari,KUALITAS ADMOSFER  FAKTOR TANAH  KESUBURAN TANAH DAN PENGAMBILAN UNSUR HARA  FAKTOR BIOTIK  TUMBUHAN DAN ORGANISME  FAKTOR FISIOGRAFI  GEOLOGI DAN TOPOGRAFI  FAKTOR TEKNOLOGI
  • 12. SIFAT-SIFAT UMUM KELOMPOK TANAMAN SEREALIA  PADI :Famili Graminae, Genus Oryza  Berakar serabut,monokotil,batang silindris berlubang,pada buku tumbuh tunas ,anakan tumbuh pada pangkal batang,bunga tersusun pada malai tidak bermahkota dan kelopak  Menurut sifat morfologi ada dua yaitu cere dan bulu  Menurut keadaan berasnya:ketan dan padi biasa  Menurut cara budidayanya: padi sawah,padi gogo,gogorancah,pasang surut  Menurut umurnya :genjah,tengahan dan padi dalam
  • 15. Varietas Unggul Baru Padi  Inbrida padi rawa (INPARA) merupakan varietas yang tahan rendaman/genangan  Inbrida padi sawah irigasi (INPARI) rata- potensi hasi 9 ton/ha  Inbrida padi gogo (INPAGO) cocok di lahan podsolid merah kuning dengan tingkat keracunan Al sedang di ketinggian kurang dari 700 m dpl rata-2 . 5-7 ton/ha  Silugonggo dan Situbagendit selain genjah juga bisa ditanam di sawah dan padi gogo mudah beradaptasi dengan cuaca ekstrim
  • 16. System of rice intensification  Prinsip-prinsip budidaya padi organik metode SRI  Tanaman bibit muda berusia kurang lebih 14 hari setelah semai (hss) ketika bibit masih berdaun 2-4 helai  Bibit ditanam satu pohon perlubang dengan jarak 30 x 30, 35 x 35 atau lebih jarang  Pindah tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan harus hati-hati agar akar tidak putus dan ditanam dangkal  Pemberian air maksimal 2 cm (macak-macak) dan periode tertentu dikeringkan sampai pecah (Irigasi berselang/terputus)  Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari  Sedapat mungkin menggunakan pupuk organik (kompos atau pupuk hijau)  menurut Bp Dr. Ir Widodo prinsip dari metode SRI ini adalah
  • 17. Akhir dari Pertanian adalah Awal dari Peternakan,,dan Akhir dari Peternakan adalah Awal dari Pertanian"  Keunggulan metode SRI  Tanaman hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen memberikan air max 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada periode pengeringan sampai tanah retak ( Irigasi terputus)  Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg/ha. Tidak memerlukan biaya pencabutan bibit, tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam kurang dll.  Hemat waktu, ditanam bibit muda 5 - 12 hss, dan waktu panen akan lebih awal  Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton/ha  Ramah lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan dengan mempergunakan pupuk organik (kompos, kandang dan Mikro-oragisme Lokal), begitu juga penggunaanpestisida.
  • 21. 3. Disemaikan di Media Tanah Gembur dan Lembab Tidak Tergenang  Persemaian dengan nampan yang dilapisi daun pisang.  Isi dengan tanah yang sudah dicampur dengan pupuk organik ( Tanah : Bahan Organik = 1 : 1 )  Taburkan benih ( 5 sendok makan )  Tutup dengan tanah Tanah+ Bahan Organik/ abu dapur.
  • 22. Model Persemaian Di Nampan/ Baki BENIH DITABURKAN TUTUP DENGAN TANAH UMUR 3 HARI DARI KECAMBAH UMUR 5 HARI DARI KECAMBAH UMUR 6 HARI DARI KECAMBAH UMUR 7 HARI DARI KECAMBAH
  • 23. Penyiangan dilakukan 4 Kali PENYIANGAN SELAIN DIMAKSUDKAN MEMBAKLIKAN RUMPUT JUGA MEMBERIKAN KONDISI AERASI DI ZONA PERAKARAN LEBIH BAIK, SEHINGGA ALIRAN ENERGI DAN DAUR MATERI BERJALAN MANTAP
  • 25. Pengendalian Tikus  Pengendalian Hama Tikus terpadu dengan :  Tanam dan panen serentak  Sanitasi Habitat  Gropyokan masal  TBS dan LTBS  Fumigasi  Pemanfaatan dengan musuh alami  Teknologi setempat obor malam,bunyi-an  rodentisida
  • 26. Budidaya tanaman jagung  Tahapan teknik budidaya nya  1.Varietas  2.Pengolahan tanah  3. Jarak Tanam  4. Pemupukan  5. Pengairan  6.Pengendalian hama  7.Panen
  • 27. Varietas Varietas jagung terbagi menjadi dua yaitu  Bersari bebas dan Hibrida  Bersari bebas diperoleh dengan seleksi massa  Hibrida diperoleh dengan menyilangkan dua atau lebih tetua yg memiliki sifat unggul  VARIETAS UNGGUL yaitu: jagung hibrida dan jagung bersari bebas . a.l.: Abimanyu, Arjuna, Bromo, Bastar Kuning, Bima, Genjah Kertas, Harapan, Harapan Baru, Hibrida C 1 (Hibrida Cargil 1), Hibrida IPB 4, Kalingga, Kania Putih, Malin, Metro, Nakula, Pandu, Parikesit, Permadi, Sadewa, Wiyasa, Bogor Composite-2.
  • 28. JENIS JAGUNG  JENIS JAGUNG MENURUT UMUR: Pendek 75-90 hari : Genjah Warangan, Genjah Kertas, Abimanyu dan Arjuna. Sedang 90-120 hari : Hibrida C 1, Hibrida CP 1 dan CPI 2, Hibrida IPB 4, Hibrida Pioneer 2, Malin,Metro dan Pandu . P anjang: > 120 hari : Kania Putih, Bastar, Kuning, Bima dan Harapan  MENURUT BENTUK BIJI : Dent ; Flint Sweet ; Pop ; Flour ; Pod ; & Waxy
  • 29. PENGOLAHAN TANAH  Pengolahan tanah d ilakukan dengan membalik tanah dan di gemburkan untuk memperbaiki aerasi . Dicangkul sedalam 15-20 cm , lalu diratakan. Tanah yang keras dicangkul/dibajak lalu dihaluskan dan diratakan. Pengolahan lahan diawali dengan membersihkan lahan dari sisa sisa tanaman sebelumnya. Bila perlu sisa tanaman dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian pencangkulan dan pengolahan tanah dengan bajak. Setiap 3 meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm dengan kedalaman 20 cm . Bila pH kurang dari 5 , tanah harus dikapur . 1-3 ton tiap 2-3 tahun . Kapur disebar merata atau pada barisan tanaman, sekitar 1 bln sebelum tanam. Dapat pula digunakan dosis 300 kg/ha per musim tanam dengan cara disebar pada barisan tanaman.
  • 30. DOSIS PEMUPUKAN  Dosis pupuk yang dibutuhkan sangat bergantung pada kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap. Anjuran dosis rata-rata adalah : Urea=200-300 kg/ha, TSP=75- 100 kg/ha dan KCl=50-100 kg/ha . Adapun cara dan dosis pemupukan untuk setiap hektar: Pemupukan dasar: 1/3 bagian pupuk Urea dan 1 bagian pupuk TSP diberikan saat tanam, 7 cm di parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 5 cm lalu ditutup tanah; Susulan I: 1/3 bagian pupuk Urea ditambah 1/3 bagian pupuk KCl diberikan setelah tanaman berumur 30 hari , 15 cm di parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 10 cm lalu di tutup tanah; Susulan II: 1/3 bagian pupuk Urea diberikan saat tanaman berumur 45 hari .
  • 31. PENANAMAN DAN JARAK TANAM  WAKTU PENANAMAN Di lahan sawah irigasi , jagung biasanya ditanam pada musim kemarau . Di sawah tadah hujan , ditanam pada akhir musim hujan . Di lahan kering ditanam pada awal musim hujan dan akhir musim hujan .  PEMBUATAN LUBANG TANAM Lubang tanam dengan alat tugal . Kedalaman lubang 3-5 cm , dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam u/ waktu panen > 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40x100 cm (2 tanaman /lubang). Panen 80-100 hari , jarak tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang). Jarak tanam 75 x 25 cm setiap lubang ditanam satu tanaman . Dapat juga digunakan jarak tanam 75 x 50 cm , setiap lubang ditanam dua tanaman
  • 32. PANEN  Hasil panen jagung dapat dibedakan dalam 4 tingkat: masak susu, masak lunak, masak tua dan masak kering/masak mati. Ciri dan Umur Panen Ciri jagung yang siap dipanen adalah: a) Umur panen adalah 86- 96 hari setelah tanam. b) Tongkol atau kelobot mulai mengering yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga. c) Biji kering, keras, dan mengkilat , apabila ditekan tidak membekas. Jagung untuk sayur (jagung muda) dipanen saat diameter tongkol baru mencapai 1-2 cm . Jagung untuk direbus dan dibakar, dipanen ketika matang susu. Tanda-tandanya kelobot masih hijau , dan bila biji dipijit tidak terlalu keras serta akan keluar cairan putih . Jagung untuk makanan pokok (beras jagung), pakan ternak, benih, tepung dan berbagai keperluan lainnya dipanen jika sudah matang fisiologis . Tanda-tandanya: sebagian besar daun dan kelobot telah menguning.
  • 34. Fase Vegetatif Kacang Tanah  Fase vegetatif pada tanaman kacangtanah dimulai sejak perkecambahanhingga awal pembungaan yang berkisar antara 26 hingga 31 hari setelah tanamdan selebihnya adalah fase reproduktif.Fase vegetatif tersebut dibagi menjadi 3stadia yaitua.perkecambahan,b.pembukaan kotiledonc. perkembangan daun bertangkai empat(tetrafoliate).
  • 35.  Fase Reproduktif  Penandaan fase reproduktif didasarkanatas adanya bunga, buah dan biji.Trustinah (1986) membagi fase reproduktif kacang tanah menjadi 9 stadia yaitu: mulaiberbunga (R1), pembentukan gynophore(R2), pembentukan polong (R3), polongpenuh/maksimal (R4), pembentukan biji(R5), biji penuh (R6), biji mulai masak (R7),masak panen (R8) dan polong lewatmasak (R9).
  • 36. Identifikasi kendala hasil  Masing-2 daerah berbeda  Di lahan subur pengendalian penyakit daun lebih intensif  Di tanah vertisol atau regosol faktor kekurangan hara kalium sering menurunkan hasil  Drainase jelek, tanah padat  Tanaman mengalami kekeringan pada akhir musim kemarau
  • 37. Pola tanam  Pada tanah sawah kc ditanam pada musim kemarau I(Maret/April-Juni Juli),KemarauII(Juni/Juli- Sept/Oktober),musim hjan (Nov/Des-Feb/Maret) sepanjang tahun  Pergiliran tanaman sangat dianjurkan karena dapat meningkatkan efisiensi pemupukan,mengurangi kehilangan hasil krn hama penyakit dan dapat mengurangi pertumbuhan gulma  Pola pergiliran : Tnh sawah, Padi-padi- kcng tnh  Padi-kcn tnh-kcng hijau ,Tnh tegal :Ubi kayu-jagng-kcng tnh,Jagng-kcng tnh-kcng hijau ,kedelai-kcng tanah
  • 38. Pembintilan dan Penambatan N pada tanaman Kcng Tanah  Salah satu usaha meningkatan penambatan nitrogen secara hayati adalah dengan inokulasi rhizobium  Manfaat inokulasi : menyediakan N,meningkatkan hasil terutama tanaman yg kandungan N nya rendah,memperbaiki kualitas protein  Hal-hal yg perlu diperhatikan : kondisi tanah,Kualitas Inokulasi, metode inokulasi  Faktor yg mempengaruhi pembintilan dan penambatan N2 adalah Rhizobiumnya,Tanaman legum dan lingkungannya
  • 39. UBI Jalar  Tanaman ubi jalar dapat diperbanyak secara generatif dengan biji dan secara vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk. Perbanyakan tanaman secara generatif hanya dilakukan pada skala penelitian untuk menghasilkan varietas baru.  Persyaratan Bibit  Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk atau stek batang harus memenuhi syarat sebagai berikut:  Bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih.  Bahan tanaman (stek) dapat berasal dari tanaman produksi dan dari tunas-tunas ubi yang secara khusus disemai atau melalui proses penunasan.  Perbanyakan tanaman dengan stek batang atau stek pucuk secara terus-menerus cenderung menurunkan hasil pada generasi-generasi berikutnya. Oleh karena itu, setelah 3-5 generasi perbanyakan harus diperbaharui dengan cara menanam atau menunaskan umbi untuk bahan perbanyakan.
  • 40. BIBIT  Penyiapan Bibit  Pilih tanaman ubi jalar yang sudah berumur 2 bulan atau lebih, pertumbuhannya sehat dan normal tidak terlalu subur.  Stek dipotong sepanjang 25-30 cm atau 3-4 ruas, diambil dari ujung batang atau cabang dan maksimal 3 stek untuk setiap cabang atau batang bagian tanaman bibit, pemotongan menggunakan pisau yang tajam, dan dilakukan pada pagi  Setelah dipotong, bibit direndam dalam larutan fungisida dengan konsentrasi 2 g/L larutan selama 5 menit
  • 43. MORFOLOGI DAN SYARAT TUMBUH  Famili leguminosae  Batang kecil berbulu warna hijau kecoklatan  Tinggi 30-110 cm  Akar bercabang banyak dan membentuk bintil  Bunga sempurna, berbentuk kupu-2 Syarat Tumbuh  Dataran rendah s.d 500 m dpl  CH,50-200 mm/bulan,suhu 25-27 oC  Tanah liat berlempung,pH 5,8-6,5
  • 44. VARIETAS DAN PENGOLAHAN TANAH Varietas Benih : gunakan varietas unggul : murai, perkutut, kenari, sriti, fore belu Pengelolaan tanah  a. pada lahan sawah bekas tanaman padi tidak dilakukan oleh tanah (TOT)  b. pada tanah bertekstur ringan tidak perlu dilakukan pengolahan tanah
  • 45. Kebutuhan benih dan Penanaman  B= L/d1.d2 x S/1000 x n  Kebutuhan benih dipengaruhi oleh berat 1000 biji,banyak benih perlubang dan daya tumbuh,musim tanam dan varietas dan cara tanam  Perhektar berkisar 15-60 kg/ha  Penanaman; di tegalan ditanam awal sampai akhir musim penghujan, di tanah sawah pada musim kemarau  Sebelum ditanam diinokulasi dulu benihnya
  • 46. PEMUPUKAN  Pemupukan  a. Pada lahan sawah bekas tanaman padi tidak perlu dilakukan pemupukan.25kg urea,32kgTSP,25kg KCl  b. Pada tanah yang kurang subur dilakukan pemupukan 45 kg urea + 45-90 kg TSP + 50 kg KCL/ha  c. Bila ada, tambahkan pupuk organik, seperti pupuk kompos dan pupuk kandang.
  • 47. POLA TANAM  Pola tanam satu tahun pada lahan sawah atau lahan kering tadah hujan:  Padi gora-kacang hijau  Padi gora-jagung+kacang hijau  Pola tanam semusim baik pada lahan sawah maupun lahan kering tadah hujan adalah tumpangsari:  Jagung dengan kacang hijaudan tanaman sisipan kacang tunggak (jagung 75x40cm dan kcnghijau 40x10cm)  Kacang hijau ditumpangsarikan dengan ubi kayu, jagung+Kacang hijau
  • 48. Proses Infeksi dan pembentukan bintil  Infeksi :ada 4 tahap yaitu kolonisasi rhizobia di daerah rhizofir,penempelan di permukaan akardan percabangan rambut akar dan pembengkokan rambut akar  Perkembangan dan Struktur bintil akar  Bakteri masuk ke dalam akar menempati ruang diantara dinding rambut akar dng epidermal dengan sel-sel kortek  Membentuk zone infeksi interseluler, memperbanyak diri terjadi perkembangan bintil berkali kali membelah setelah berhenti membelah bkteri berubah menjadi bentuk bakteroid perubahan ini menghasilkan sistem enzim yang diperlukan untuk menambat nitrogen
  • 49. KEDELAI • Kendala-kendala yang dihadapi budidaya kedelai • Penurunan produktivitas kedelai Hama dan penyakit tanaman • Penggunaan pestisida sintetik menjadi pilihan utama bagi petani  berdampak negatif baik terhadap lingkungan umum, pertanian maupun manusia • Inovasi teknologi pengendalian yang ramah lingkungan dalam pengendalian OPT Pengendalian berbasis PHT  mencukupi kebutuhan kedelai dalam negeri dan dapat mencapai target swasembada kedelai
  • 50. PENANAMAN Benih kedelai ditanam dengan tugal. Pada kondisi musim kemarau, sebaiknya lubang tanam lebih dalam untuk menghindari kekeringan, sedangkan pada musim hujan lubang tanam sebaiknya lebih dangkal untuk menghindari pembusukan akar akibat tanah becek.
  • 51. MODEL SALURAN AIR Tanah bekas penanaman padi tidak perlu diolah (tanpa olah tanah = TOT), namun jerami padi perlu dipotong pendek. Untuk memberantas gulma perlu disemprot dengan herbisida kontak atau sistemik. Saluran drainase/irigasi dibuat dengan kedalaman 25-30 cm dan lebar 20 cm setiap 3-4 m. Saluran ini berfungsi mengurangi kelebihan air bila lahan terlalu becek, dan sebagai saluran irigasi pada saat tanaman perlu tambahan air.
  • 52.  Latar Belakang (Lanjutan) • Penurunan produktivitas kedelai Hama dan penyakit tanaman • Penggunaan pestisida sintetik menjadi pilihan utama bagi petani  berdampak negatif baik terhadap lingkungan umum, pertanian maupun manusia • Inovasi teknologi pengendalian yang ramah lingkungan dalam pengendalian OPT Pengendalian berbasis PHT  mencukupi kebutuhan kedelai dalam negeri dan dapat mencapai target swasembada kedelai pada tahun 2014.
  • 53.  Latar Belakang (Lanjutan) • Penurunan produktivitas kedelai Hama dan penyakit tanaman • Penggunaan pestisida sintetik menjadi pilihan utama bagi petani  berdampak negatif baik terhadap lingkungan umum, pertanian maupun manusia • Inovasi teknologi pengendalian yang ramah lingkungan dalam pengendalian OPT Pengendalian berbasis PHT  mencukupi kebutuhan kedelai dalam negeri dan dapat mencapai target swasembada kedelai pada tahun 2014.
  • 55. Syarat Tumbuh  Iklim:  Curah hujan : 750 -1.000 mm/thn  Tinggi tempat : 0 -1.500 m dpl  Suhu : 25 derajat - 28 derajat Celsius   Tanah:  Tekstur : berpasir hingga liat, tumbuh baik pada tanah lempung  berpasir yang cukup hara  Struktur : gembur  pH Tanah : 4,5 - 8 , optimal 5,8
  • 56. PERSIAPAN BIBIT  Tanaman ubi kayu dibudidayakan dengan menggunakan stek batang.  Teknik pengambilan stek: 1. Stek diambil dari batang bagian tengah tanaman ubi kayu yang berumur 8-12 bulan. 2. Batang dapat digunakan sebagai stek apabila masa penyimpanannya kurang dari 30 hari setelah panen. 3. Penyimpanan stek yang baik adalah dengan cara posisi batang tegak, disimpan di bawah naungan. Panjang stek optimum adalah 20-25 cm, dengan jumlah mata tunas paling sedikit 10 mata. 4. Sebelum tanam, stek dapat diperlakukan dengan insektisida dan fungisida untuk mencegah serangan hama dan penyakit .
  • 57. Syarat bibit dan Jarak tanam  1. Produksi Tinggi  2. Kadar tepung tinggi  3. Umur genjah ( 7 - 9 bulan )  4. Rasa enak  5. Tahan terhadap Hama dan Penyakit Jarak tanam tanaman ubi kayu secara monokultur: 100 x 100 ; 100 x 60 ; 100 x 40.  Jarak tanam tanaman ubi kayu secara tumpang sari:  1. Ubi kayu dengan kacang tanah 200 x 60 cm.  2.Ubi kayu dengan jagung 100 x 60 cm.
  • 58. POLA TANAM - Pola monokultur - Pola tumpangsari Pemupukan  Untuk pola tanam monokultur, pupuk yang dianjurkan adalah 200 kg Urea + 100 kg KCl + 100 kg SP-36/ha.  Untuk pola tanam tumpangsari, dosis pupuk yang dianjurkan berbeda, yaitu:  Ubi kayu : 200 kg Urea/ha + 100 kg SP36/ha + 100 kg KCl/ha Jagung : 300 kg Urea/ha + 100 kg SP36/ha + 100 kg KCl/ha Kacang tanah, kedelai, kacang hijau: Acuan dosis pemupukan seperti pada budidaya monokultur (50 kg urea, 100 kg SP36, 50 kg KCl per ha).
  • 60. VARIETAS UNGGUL  Gunakan varietas unggul yang mempunyai potensi hasil tinggi, disukai  konsumen, dan sesuai untuk daerah penanaman. Sebaiknya varietas unggul yang  dibudidayakan memiliki sifat toleran kekeringan, toleran lahan pH rendah dan/atau  tinggi, toleran keracunan Al, dan efektif memanfaatkan hara P yang terikat oleh Al dan  Ca, seperti: varietas Adira-4, Malang-6, UJ3, dan UJ5.
  • 61. Untuk Tapioka  Jika produksi ubikayu ubikayu ditujukan untuk bahan baku industri tapioka atau  tepung/serbuk ubikayu atau dikonsumsi langsung dalam bentuk ubikayu goreng atau  rebus, disarankan menggunakan varietas unggul yang dilepas tahun 1978 yang memiliki  rasa enak dan kualitas rebus yang baik, seperti: Adira-1, Malang-1, dan Darul Hidayah.
  • 62. UNTUK BIOETHANOL  Jika produksi ubikayu ditujukan untuk bahan baku bioethanol, harus memenuhi  kriteria, yaitu: (1) berkadar pati tinggi; (2) Potensi hasil tinggi; (3) Tahan cekaman biotik  dan abiotik; dan (4) Fleksibel dalam usahatani dan umur panen. Dari 16 varietas unggul  ubikayu yang telah dilepas Departemen Pertanian hingga saat ini, Adira-4, Malang-6,  UJ-3, dan UJ-5 memiliki karakter yang sesuai dengan kriteria tersebut.
  • 63. UBI KAYU BATANG DAUN BIJI UMBI KULIT DAGING BIBIT PAPAN PARTIKEL KERAJINAN BRIKET ARANG MAKANAN FARMASI PAKAN TERNAK MINYAK PAKAN TERNAK TAPIOKA GAPLEK TEPUNG UBI KAYU ONGGOK MAKANAN RINGAN TAPIOKA PEARL DEKSTRIN MALTOSA BAHAN MAKANAN PELLET BAHAN MAKANAN PAKAN TERNAK ASAM/Ca SITRAT GLUKOSA FRUKTOSA ALKOHOL ASAM ORGANIK SORBITOL SENYAWA KIMIA LAIN PAKAN TERNAK PEREKAT
  • 64. TALAS
  • 65. TALAS
  • 66. Sistematika  Famili Araceae  Genus Colocasia dan Xanthosoma  Colocasia ada dua tipe : Dasheen dan Eddoe  Dasheen : Subang pusatnya besar dan dikelilingi umbi-umbi kecil  Eddoe: Subang pusatnya kecil dan dikelilingi umbi besar  Tipe eddoe lebih toleran kekeringan
  • 67. Morfologi tanaman  Talas (Colocasia esculenta L. Schoot)  1 Ciri-Ciri  • Umbinya berbentuk silinder sampai agak membulat dengan diameter ±10cm berat 4kg daunya seperti perisai tinggi tanaman 1m,bunga terpisah bunga jantan di atas sedang bunga betina di bawah  • Kulit kemerahan dan kasar karena terdapat bekas pertumbuhan akar. Warna daging umbi putih keruh  Jenis Talas Belitung (Xanthosoma sagitifolium),talas bogor,talas sutera, talas bentul dan talas ketan  Merupakan tumbuhan menahun yang memiliki umbi batang maupu batang palsu yang sebenarnya adalah tangkai daun
  • 68. Syarat Tumbuh dan syarat BIBIT Ketinggian : dataran rendah hingg 1.300 m dpl Tanah gembur kaya bahan organik pH 5,5-6,5 Tanaman tlah berumur 5-7 bulan Bibit diperoleh dari anakan yg kedua yg baik Turus kedua dan kettiga ,kalau berasal dr umbi dr umbi yg dekat dengan titik tumbuh diiris dan ditinggalkan satu mata bakal tunas Jarak antar tanaman berkisar 40-50cm
  • 70. SISTEM TUMPANG GILIR (panen berganda)  Multiple cropping: usaha pertanian untuk mendapatkan hasil panenan lebih dari satu kali dari satu jenis atau beberapa jenis tanaman dalam setahun pada lahan yang sama  Cropping system Jenis dan tata urutan tanaman yang diusahakan pada sebidang lahan tertentu selama satu jangka waktu  Meliputi : Monokulture, Strip cropping, conture cropping,mixed farming dan multiple cropping
  • 71. TUMPANG GILIR  Tumpang gilir adalah budidaya tanaman dalam setahun atau lebih yang terdiri dari beberapa kali bertanam satu atau beberapa jenis tanaman secara bergiliran atau secara bertumpangan atau bersisipkam dengan tujuan meningkatkan produksi pertanian  Tumpang gilir adalah dalam satu lahan selama satu tahun terjadi panen lebih dari satu kali pada lahan yang sama.  Tumpang gilir berasal dari dua kata yaitu sistem Tumpang sari dan sistem Pergiliran Tanaman  Tumpang sari adalah penanaman dua jenis tanaman atau lebih ditanam pada sebidang lahan
  • 72. Tujuan dan keuntungan Tumpang gilir  Frekwensi panen / pendapatan petani meningkat  Mengurangi kegagalan panen  Memperbaiki kesubursn tanah dan adanya stabilitas biologis  Adanya pengolahan tanah minimal  Mengurangi erosi
  • 73. Bentuk-bentuk Tumpang gilir  Tanaman Campuran ( mixed cropping)  Tumpang sari seumur (inter cropping)  Tumpang sari berbeda umur (Inter planting)  Tanaman sela (inter culture)  Tanaman beruntun (sequential planting)  Tanaman sisipan ( relay planting)
  • 74. KODE DAN CARA PENULISAN TUMPANG GILIR Tumpang sari ditulis dengan kode ( ....../......) artinya 2 jenis tanaman jika tumpang sari 3 jenis tanaman maka ditulis (..../...../......) Bersisipan ditulis dengan kode (....+....), artinya tanaman yg dimuka disisipi dengan tanaman yg dibelakangnya Bila pertanaman tumpangsari disisipi dengan pertanaman tumpang sari maka ditulis (..../....)+(..../....) Bergiliran ditulis dengan ( ....-....) artinya tanaman dimuka digilir oleh tanaman berikutnya
  • 75. RASIO SETARA TANAH (LAND EQUIVALEN RATIO)  Pertanaman tumpangsari dapat dinilai produktivitas tanahnya yang meningkat bila dibanding dengan pertanaman monokulture dengan besaran rasio setara tanah  Untuk menghasilkan jagung 3000 kg dan 900 kg kacang hijau dibutuhkan tanah seluas 1 Ha bila ditanam secara tumpang sari, sedangkan secara monokultur tanaman jagung menghasilkan 4000 kg/Ha dan Kacang hijau 1200 kg/Ha maka  RST = 3000/4000+900/1200 = 1,5
  • 76. INDEK TUMPANG GILIR  Untuk menampung pengaruh tumpangsari,bersisipan dan bergiliran sekaligus terhadap penggunaan lahan oleh masing-masing jenis tanaman dalam pola tanam tumpang gilir maka dipakai kisaran indeks tumpanggilir  Indeks tumpanggilir adalah jumlah luas masing masing jenis tanaman dalam pola tanam tumpang gilir kali 100 dibagi luas lahan
  • 77. PENAFSIRAN HASIL SECARA UBINAN  Ukur lokasi untuk ubinan misal: panjang 2,5 m dan lebar 2,5 m lalu beri ajer atau tanda (dua lokasi)  Panen untuk lokasi tersebut masing-masing dan bersihkan pisahkan dari tajuknya lalu timbang misal lokas A ; 2 kg dan lokasi B: 3 kg  Jumlah hsl timbangan tersebut kemudian dibagi 2  (2 kg+3kg):2=2,5 kg karena jarak ubinannya 2,5 m x 2,5 m maka luas ubinannya ada 6,25 m2  Rumus ubinan = hsl ratax 10.000m2/luas ubinan  2,5 kgx1600=4000 kg/ha atau 4 ton/ha biji