415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
1. BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
Prasyarat : Dasar-dasar Agronomi
Silabus :
Arti penting mempelajari Budidaya
Tanaman Pangan ,Pengertian Pangan,Tanaman
Pangan dan Komoditas Pangan,Faktor-faktor yg
mempengaruhi pertumbuhan tanaman,secara
umum ,dan mempelajari budidaya tanaman
pangan kelompok serealia (padi dan jagung),ke
lompok kacang (kacang tanah dan kacang hijau)
kelompok ubi (Ubi jalar,ubi kayu dan talas).
2. KONTRAK PERKULIAHAN
NAMA MATAKULIAH: BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
SEMESTER /SKS : V/ 3sks
KODE MATAKULIAH : AT 5306
HARI / JAM : Rabu /7.30
PENILAIAN
-Kehadiran : 10 %
-Kaktifan dan kuis : 5 %
-Ujian Tengah Semester : 30%
-Ujian Akhir Semester : 30%
-Praktikum : 25 %
3. PENGERTIAN PANGAN,KOMODITAS PANGAN
DAN TANAMAN PANGAN
Pangan : Segala sesuatu yang bersumber dari
sumber hayati dan air
Komoditas pangan : harus mengandung zat gizi yg
terdiri atas
karbohidrat,protein,lemak,vitamin,mineral yang
bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan manusia
Tanaman pangan Dalam arti sempit tan semusim) :
kelompok tanaman yang mengandung karbohidrat
dan protein
5. Penyebaran Tanaman dan Peluang Pasar
Penyebaran : merata meskipun sentra beberapa jenis
tanaman pangan terdapat di daerah tertentu
Peluang pasar : kebutuhan pangan akan selalu ada,
ketersediaan harus terjaga ,pada beberapa jenis
tanaman pangan import
Seperti: kedelai,beras, jagung, ubikayu,ubi jalar
,talas,kacang hijau ,kacang tanah dls
6.
7.
8.
9.
10.
11. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN TANAMAN
FAKTOR GENETIK
FAKTOR IKLIM
CH,SUHU,KELEMBABAN,Cahaya matahari,KUALITAS
ADMOSFER
FAKTOR TANAH
KESUBURAN TANAH DAN PENGAMBILAN UNSUR HARA
FAKTOR BIOTIK
TUMBUHAN DAN ORGANISME
FAKTOR FISIOGRAFI
GEOLOGI DAN TOPOGRAFI
FAKTOR TEKNOLOGI
12. SIFAT-SIFAT UMUM KELOMPOK
TANAMAN SEREALIA
PADI :Famili Graminae, Genus Oryza
Berakar serabut,monokotil,batang silindris
berlubang,pada buku tumbuh tunas ,anakan tumbuh
pada pangkal batang,bunga tersusun pada malai
tidak bermahkota dan kelopak
Menurut sifat morfologi ada dua yaitu cere dan bulu
Menurut keadaan berasnya:ketan dan padi biasa
Menurut cara budidayanya: padi sawah,padi
gogo,gogorancah,pasang surut
Menurut umurnya :genjah,tengahan dan padi dalam
15. Varietas Unggul Baru Padi
Inbrida padi rawa (INPARA) merupakan varietas
yang tahan rendaman/genangan
Inbrida padi sawah irigasi (INPARI) rata-
potensi hasi 9 ton/ha
Inbrida padi gogo (INPAGO) cocok di lahan
podsolid merah kuning dengan tingkat keracunan Al
sedang di ketinggian kurang dari 700 m dpl rata-2 .
5-7 ton/ha
Silugonggo dan Situbagendit selain genjah juga
bisa ditanam di sawah dan padi gogo mudah
beradaptasi dengan cuaca ekstrim
16. System of rice intensification
Prinsip-prinsip budidaya padi organik metode SRI
Tanaman bibit muda berusia kurang lebih 14 hari setelah semai
(hss) ketika bibit masih berdaun 2-4 helai
Bibit ditanam satu pohon perlubang dengan jarak 30 x 30, 35 x 35
atau lebih jarang
Pindah tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan
harus hati-hati agar akar tidak putus dan ditanam dangkal
Pemberian air maksimal 2 cm (macak-macak) dan periode tertentu
dikeringkan sampai pecah (Irigasi berselang/terputus)
Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan
interval 10 hari
Sedapat mungkin menggunakan pupuk organik (kompos atau
pupuk hijau)
menurut Bp Dr. Ir Widodo prinsip dari metode SRI ini adalah
17. Akhir dari Pertanian adalah Awal dari Peternakan,,dan
Akhir dari Peternakan adalah Awal dari Pertanian"
Keunggulan metode SRI
Tanaman hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai
panen memberikan air max 2 cm, paling baik macak-macak sekitar
5 mm dan ada periode pengeringan sampai tanah retak ( Irigasi
terputus)
Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg/ha. Tidak memerlukan biaya
pencabutan bibit, tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga
tanam kurang dll.
Hemat waktu, ditanam bibit muda 5 - 12 hss, dan waktu panen akan
lebih awal
Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton/ha
Ramah lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan
dengan mempergunakan pupuk organik (kompos, kandang dan
Mikro-oragisme Lokal), begitu juga penggunaanpestisida.
21. 3. Disemaikan di Media Tanah Gembur dan Lembab
Tidak Tergenang
Persemaian dengan nampan yang dilapisi daun pisang.
Isi dengan tanah yang sudah dicampur dengan
pupuk organik ( Tanah : Bahan Organik = 1 : 1 )
Taburkan benih ( 5 sendok makan )
Tutup dengan tanah Tanah+
Bahan Organik/ abu dapur.
22. Model Persemaian Di Nampan/ Baki
BENIH DITABURKAN TUTUP DENGAN TANAH UMUR 3 HARI DARI KECAMBAH
UMUR 5 HARI DARI KECAMBAH UMUR 6 HARI DARI KECAMBAH UMUR 7 HARI DARI KECAMBAH
23. Penyiangan dilakukan 4 Kali
PENYIANGAN SELAIN DIMAKSUDKAN MEMBAKLIKAN RUMPUT JUGA
MEMBERIKAN KONDISI AERASI DI ZONA PERAKARAN LEBIH BAIK,
SEHINGGA ALIRAN ENERGI DAN DAUR MATERI BERJALAN MANTAP
25. Pengendalian Tikus
Pengendalian Hama Tikus terpadu dengan :
Tanam dan panen serentak
Sanitasi Habitat
Gropyokan masal
TBS dan LTBS
Fumigasi
Pemanfaatan dengan musuh alami
Teknologi setempat obor malam,bunyi-an
rodentisida
26. Budidaya tanaman jagung
Tahapan teknik budidaya nya
1.Varietas
2.Pengolahan tanah
3. Jarak Tanam
4. Pemupukan
5. Pengairan
6.Pengendalian hama
7.Panen
27. Varietas
Varietas jagung terbagi menjadi dua yaitu
Bersari bebas dan Hibrida
Bersari bebas diperoleh dengan seleksi massa
Hibrida diperoleh dengan menyilangkan dua atau lebih
tetua yg memiliki sifat unggul
VARIETAS UNGGUL yaitu: jagung hibrida dan jagung
bersari bebas . a.l.: Abimanyu, Arjuna, Bromo, Bastar
Kuning, Bima, Genjah Kertas, Harapan, Harapan Baru,
Hibrida C 1 (Hibrida Cargil 1), Hibrida IPB 4, Kalingga,
Kania Putih, Malin, Metro, Nakula, Pandu, Parikesit,
Permadi, Sadewa, Wiyasa, Bogor Composite-2.
28. JENIS JAGUNG
JENIS JAGUNG MENURUT UMUR: Pendek 75-90
hari : Genjah Warangan, Genjah Kertas, Abimanyu
dan Arjuna. Sedang 90-120 hari : Hibrida C 1,
Hibrida CP 1 dan CPI 2, Hibrida IPB 4, Hibrida
Pioneer 2, Malin,Metro dan Pandu . P anjang: > 120
hari : Kania Putih, Bastar, Kuning, Bima dan
Harapan
MENURUT BENTUK BIJI : Dent ; Flint Sweet ; Pop
; Flour ; Pod ; & Waxy
29. PENGOLAHAN TANAH
Pengolahan tanah d ilakukan dengan membalik tanah dan di
gemburkan untuk memperbaiki aerasi . Dicangkul sedalam
15-20 cm , lalu diratakan. Tanah yang keras
dicangkul/dibajak lalu dihaluskan dan diratakan. Pengolahan
lahan diawali dengan membersihkan lahan dari sisa sisa
tanaman sebelumnya. Bila perlu sisa tanaman dibakar,
abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian
pencangkulan dan pengolahan tanah dengan bajak. Setiap 3
meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman.
Lebar saluran 25-30 cm dengan kedalaman 20 cm . Bila pH
kurang dari 5 , tanah harus dikapur . 1-3 ton tiap 2-3 tahun .
Kapur disebar merata atau pada barisan tanaman, sekitar 1
bln sebelum tanam. Dapat pula digunakan dosis 300 kg/ha
per musim tanam dengan cara disebar pada barisan tanaman.
30. DOSIS PEMUPUKAN
Dosis pupuk yang dibutuhkan sangat bergantung pada
kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap. Anjuran
dosis rata-rata adalah : Urea=200-300 kg/ha, TSP=75-
100 kg/ha dan KCl=50-100 kg/ha . Adapun cara dan
dosis pemupukan untuk setiap hektar: Pemupukan
dasar: 1/3 bagian pupuk Urea dan 1 bagian pupuk TSP
diberikan saat tanam, 7 cm di parit kiri dan kanan lubang
tanam sedalam 5 cm lalu ditutup tanah; Susulan I: 1/3
bagian pupuk Urea ditambah 1/3 bagian pupuk KCl
diberikan setelah tanaman berumur 30 hari , 15 cm di
parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 10 cm lalu di
tutup tanah; Susulan II: 1/3 bagian pupuk Urea
diberikan saat tanaman berumur 45 hari .
31. PENANAMAN DAN JARAK TANAM
WAKTU PENANAMAN Di lahan sawah irigasi , jagung
biasanya ditanam pada musim kemarau . Di sawah tadah
hujan , ditanam pada akhir musim hujan . Di lahan
kering ditanam pada awal musim hujan dan akhir musim
hujan .
PEMBUATAN LUBANG TANAM Lubang tanam dengan
alat tugal . Kedalaman lubang 3-5 cm , dan tiap lubang
hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam u/ waktu panen >
100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40x100 cm
(2 tanaman /lubang). Panen 80-100 hari , jarak
tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang). Jarak tanam 75
x 25 cm setiap lubang ditanam satu tanaman . Dapat juga
digunakan jarak tanam 75 x 50 cm , setiap lubang
ditanam dua tanaman
32. PANEN
Hasil panen jagung dapat dibedakan dalam 4 tingkat: masak susu,
masak lunak, masak tua dan masak kering/masak mati. Ciri dan Umur
Panen Ciri jagung yang siap dipanen adalah: a) Umur panen adalah 86-
96 hari setelah tanam. b) Tongkol atau kelobot mulai mengering yang
ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga. c) Biji
kering, keras, dan mengkilat , apabila ditekan tidak membekas. Jagung
untuk sayur (jagung muda) dipanen saat diameter tongkol baru
mencapai 1-2 cm . Jagung untuk direbus dan dibakar, dipanen ketika
matang susu. Tanda-tandanya kelobot masih hijau , dan bila biji dipijit
tidak terlalu keras serta akan keluar cairan putih . Jagung untuk
makanan pokok (beras jagung), pakan ternak, benih, tepung dan
berbagai keperluan lainnya dipanen jika sudah matang fisiologis .
Tanda-tandanya: sebagian besar daun dan kelobot telah menguning.
34. Fase Vegetatif Kacang Tanah
Fase vegetatif pada tanaman kacangtanah dimulai
sejak perkecambahanhingga awal pembungaan yang
berkisar antara 26 hingga 31 hari setelah tanamdan
selebihnya adalah fase reproduktif.Fase vegetatif
tersebut dibagi menjadi 3stadia
yaitua.perkecambahan,b.pembukaan kotiledonc.
perkembangan daun bertangkai empat(tetrafoliate).
35. Fase Reproduktif
Penandaan fase reproduktif didasarkanatas adanya
bunga, buah dan biji.Trustinah (1986) membagi fase
reproduktif kacang tanah menjadi 9 stadia yaitu:
mulaiberbunga (R1), pembentukan gynophore(R2),
pembentukan polong (R3), polongpenuh/maksimal
(R4), pembentukan biji(R5), biji penuh (R6), biji
mulai masak (R7),masak panen (R8) dan polong
lewatmasak (R9).
36. Identifikasi kendala hasil
Masing-2 daerah berbeda
Di lahan subur pengendalian penyakit daun lebih
intensif
Di tanah vertisol atau regosol faktor kekurangan
hara kalium sering menurunkan hasil
Drainase jelek, tanah padat
Tanaman mengalami kekeringan pada akhir musim
kemarau
37. Pola tanam
Pada tanah sawah kc ditanam pada musim kemarau
I(Maret/April-Juni Juli),KemarauII(Juni/Juli-
Sept/Oktober),musim hjan (Nov/Des-Feb/Maret)
sepanjang tahun
Pergiliran tanaman sangat dianjurkan karena dapat
meningkatkan efisiensi pemupukan,mengurangi
kehilangan hasil krn hama penyakit dan dapat
mengurangi pertumbuhan gulma
Pola pergiliran : Tnh sawah, Padi-padi- kcng tnh
Padi-kcn tnh-kcng hijau ,Tnh tegal :Ubi kayu-jagng-kcng
tnh,Jagng-kcng tnh-kcng hijau ,kedelai-kcng tanah
38. Pembintilan dan Penambatan N pada tanaman
Kcng Tanah
Salah satu usaha meningkatan penambatan nitrogen
secara hayati adalah dengan inokulasi rhizobium
Manfaat inokulasi : menyediakan N,meningkatkan
hasil terutama tanaman yg kandungan N nya
rendah,memperbaiki kualitas protein
Hal-hal yg perlu diperhatikan : kondisi
tanah,Kualitas Inokulasi, metode inokulasi
Faktor yg mempengaruhi pembintilan dan
penambatan N2 adalah Rhizobiumnya,Tanaman
legum dan lingkungannya
39. UBI Jalar
Tanaman ubi jalar dapat diperbanyak secara generatif dengan biji
dan secara vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk.
Perbanyakan tanaman secara generatif hanya dilakukan pada skala
penelitian untuk menghasilkan varietas baru.
Persyaratan Bibit
Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk atau stek batang harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
Bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih.
Bahan tanaman (stek) dapat berasal dari tanaman produksi dan
dari tunas-tunas ubi yang secara khusus disemai atau melalui
proses penunasan.
Perbanyakan tanaman dengan stek batang atau stek pucuk secara
terus-menerus cenderung menurunkan hasil pada generasi-generasi
berikutnya. Oleh karena itu, setelah 3-5 generasi perbanyakan harus
diperbaharui dengan cara menanam atau menunaskan umbi untuk
bahan perbanyakan.
40. BIBIT
Penyiapan Bibit
Pilih tanaman ubi jalar yang sudah berumur 2 bulan atau
lebih, pertumbuhannya sehat dan normal tidak terlalu
subur.
Stek dipotong sepanjang 25-30 cm atau 3-4 ruas, diambil
dari ujung batang atau cabang dan maksimal 3 stek
untuk setiap cabang atau batang bagian tanaman bibit,
pemotongan menggunakan pisau yang tajam, dan
dilakukan pada pagi
Setelah dipotong, bibit direndam dalam larutan
fungisida dengan konsentrasi 2 g/L larutan selama 5
menit
43. MORFOLOGI DAN SYARAT TUMBUH
Famili leguminosae
Batang kecil berbulu warna hijau kecoklatan
Tinggi 30-110 cm
Akar bercabang banyak dan membentuk bintil
Bunga sempurna, berbentuk kupu-2
Syarat Tumbuh
Dataran rendah s.d 500 m dpl
CH,50-200 mm/bulan,suhu 25-27 oC
Tanah liat berlempung,pH 5,8-6,5
44. VARIETAS DAN PENGOLAHAN TANAH
Varietas
Benih : gunakan varietas unggul : murai, perkutut,
kenari, sriti, fore belu
Pengelolaan tanah
a. pada lahan sawah bekas tanaman padi tidak
dilakukan oleh tanah (TOT)
b. pada tanah bertekstur ringan tidak perlu
dilakukan pengolahan tanah
45. Kebutuhan benih dan Penanaman
B= L/d1.d2 x S/1000 x n
Kebutuhan benih dipengaruhi oleh berat 1000
biji,banyak benih perlubang dan daya
tumbuh,musim tanam dan varietas dan cara tanam
Perhektar berkisar 15-60 kg/ha
Penanaman; di tegalan ditanam awal sampai akhir
musim penghujan, di tanah sawah pada musim
kemarau
Sebelum ditanam diinokulasi dulu benihnya
46. PEMUPUKAN
Pemupukan
a. Pada lahan sawah bekas tanaman padi tidak perlu
dilakukan pemupukan.25kg urea,32kgTSP,25kg KCl
b. Pada tanah yang kurang subur dilakukan
pemupukan 45 kg urea + 45-90 kg TSP + 50 kg
KCL/ha
c. Bila ada, tambahkan pupuk organik, seperti pupuk
kompos dan pupuk kandang.
47. POLA TANAM
Pola tanam satu tahun pada lahan sawah atau lahan
kering tadah hujan:
Padi gora-kacang hijau
Padi gora-jagung+kacang hijau
Pola tanam semusim baik pada lahan sawah maupun
lahan kering tadah hujan adalah tumpangsari:
Jagung dengan kacang hijaudan tanaman sisipan kacang
tunggak (jagung 75x40cm dan kcnghijau 40x10cm)
Kacang hijau ditumpangsarikan dengan ubi kayu,
jagung+Kacang hijau
48. Proses Infeksi dan pembentukan bintil
Infeksi :ada 4 tahap yaitu kolonisasi rhizobia di daerah
rhizofir,penempelan di permukaan akardan percabangan
rambut akar dan pembengkokan rambut akar
Perkembangan dan Struktur bintil akar
Bakteri masuk ke dalam akar menempati ruang diantara
dinding rambut akar dng epidermal dengan sel-sel
kortek
Membentuk zone infeksi interseluler, memperbanyak
diri terjadi perkembangan bintil berkali kali membelah
setelah berhenti membelah bkteri berubah menjadi
bentuk bakteroid perubahan ini menghasilkan sistem
enzim yang diperlukan untuk menambat nitrogen
49. KEDELAI
• Kendala-kendala yang dihadapi budidaya kedelai
• Penurunan produktivitas kedelai Hama dan penyakit tanaman
• Penggunaan pestisida sintetik menjadi pilihan utama bagi petani
berdampak negatif baik terhadap lingkungan umum, pertanian maupun
manusia
• Inovasi teknologi pengendalian yang ramah lingkungan dalam
pengendalian OPT Pengendalian berbasis PHT mencukupi
kebutuhan kedelai dalam negeri dan dapat mencapai target
swasembada kedelai
50. PENANAMAN
Benih kedelai ditanam dengan tugal. Pada kondisi
musim kemarau, sebaiknya lubang tanam lebih dalam
untuk menghindari kekeringan, sedangkan pada
musim hujan lubang tanam sebaiknya lebih dangkal
untuk menghindari pembusukan akar akibat tanah
becek.
51. MODEL SALURAN AIR
Tanah bekas penanaman padi tidak perlu diolah (tanpa olah
tanah = TOT), namun jerami padi perlu dipotong pendek.
Untuk memberantas gulma perlu disemprot dengan herbisida
kontak atau sistemik.
Saluran drainase/irigasi dibuat dengan kedalaman 25-30 cm
dan lebar 20 cm setiap 3-4 m. Saluran ini berfungsi
mengurangi kelebihan air bila lahan terlalu becek, dan
sebagai saluran irigasi pada saat tanaman perlu tambahan air.
52. Latar Belakang (Lanjutan)
• Penurunan produktivitas kedelai Hama dan penyakit tanaman
• Penggunaan pestisida sintetik menjadi pilihan utama bagi
petani berdampak negatif baik terhadap lingkungan umum,
pertanian maupun manusia
• Inovasi teknologi pengendalian yang ramah lingkungan dalam
pengendalian OPT Pengendalian berbasis PHT mencukupi
kebutuhan kedelai dalam negeri dan dapat mencapai target
swasembada kedelai pada tahun 2014.
53. Latar Belakang (Lanjutan)
• Penurunan produktivitas kedelai Hama dan penyakit tanaman
• Penggunaan pestisida sintetik menjadi pilihan utama bagi
petani berdampak negatif baik terhadap lingkungan umum,
pertanian maupun manusia
• Inovasi teknologi pengendalian yang ramah lingkungan dalam
pengendalian OPT Pengendalian berbasis PHT mencukupi
kebutuhan kedelai dalam negeri dan dapat mencapai target
swasembada kedelai pada tahun 2014.
55. Syarat Tumbuh
Iklim:
Curah hujan : 750 -1.000 mm/thn
Tinggi tempat : 0 -1.500 m dpl
Suhu : 25 derajat - 28 derajat Celsius
Tanah:
Tekstur : berpasir hingga liat, tumbuh baik pada tanah lempung
berpasir yang cukup hara
Struktur : gembur
pH Tanah : 4,5 - 8 , optimal 5,8
56. PERSIAPAN BIBIT
Tanaman ubi kayu dibudidayakan dengan menggunakan stek
batang.
Teknik pengambilan stek:
1. Stek diambil dari batang bagian tengah tanaman ubi kayu yang
berumur 8-12 bulan.
2. Batang dapat digunakan sebagai stek apabila masa
penyimpanannya kurang dari 30 hari setelah panen.
3. Penyimpanan stek yang baik adalah dengan cara posisi batang
tegak, disimpan di bawah naungan. Panjang stek optimum adalah
20-25 cm, dengan jumlah mata tunas paling sedikit 10 mata.
4. Sebelum tanam, stek dapat diperlakukan dengan insektisida dan
fungisida untuk mencegah serangan hama dan penyakit .
57. Syarat bibit dan Jarak tanam
1. Produksi Tinggi
2. Kadar tepung tinggi
3. Umur genjah ( 7 - 9 bulan )
4. Rasa enak
5. Tahan terhadap Hama dan Penyakit
Jarak tanam tanaman ubi kayu secara monokultur:
100 x 100 ; 100 x 60 ; 100 x 40.
Jarak tanam tanaman ubi kayu secara tumpang sari:
1. Ubi kayu dengan kacang tanah 200 x 60 cm.
2.Ubi kayu dengan jagung 100 x 60 cm.
58. POLA TANAM
- Pola monokultur
- Pola tumpangsari
Pemupukan
Untuk pola tanam monokultur, pupuk yang dianjurkan
adalah 200 kg Urea + 100 kg KCl + 100 kg SP-36/ha.
Untuk pola tanam tumpangsari, dosis pupuk yang dianjurkan
berbeda, yaitu:
Ubi kayu : 200 kg Urea/ha + 100 kg SP36/ha + 100 kg KCl/ha
Jagung : 300 kg Urea/ha + 100 kg SP36/ha + 100 kg KCl/ha
Kacang tanah, kedelai, kacang hijau: Acuan dosis pemupukan
seperti pada budidaya monokultur (50 kg urea, 100 kg SP36,
50 kg KCl per ha).
60. VARIETAS UNGGUL
Gunakan varietas unggul yang mempunyai potensi
hasil tinggi, disukai
konsumen, dan sesuai untuk daerah penanaman.
Sebaiknya varietas unggul yang
dibudidayakan memiliki sifat toleran kekeringan,
toleran lahan pH rendah dan/atau
tinggi, toleran keracunan Al, dan efektif
memanfaatkan hara P yang terikat oleh Al dan
Ca, seperti: varietas Adira-4, Malang-6, UJ3, dan
UJ5.
61. Untuk Tapioka
Jika produksi ubikayu ubikayu ditujukan untuk
bahan baku industri tapioka atau
tepung/serbuk ubikayu atau dikonsumsi langsung
dalam bentuk ubikayu goreng atau
rebus, disarankan menggunakan varietas unggul
yang dilepas tahun 1978 yang memiliki
rasa enak dan kualitas rebus yang baik, seperti:
Adira-1, Malang-1, dan Darul Hidayah.
62. UNTUK BIOETHANOL
Jika produksi ubikayu ditujukan untuk bahan baku
bioethanol, harus memenuhi
kriteria, yaitu: (1) berkadar pati tinggi; (2) Potensi
hasil tinggi; (3) Tahan cekaman biotik
dan abiotik; dan (4) Fleksibel dalam usahatani dan
umur panen. Dari 16 varietas unggul
ubikayu yang telah dilepas Departemen Pertanian
hingga saat ini, Adira-4, Malang-6,
UJ-3, dan UJ-5 memiliki karakter yang sesuai
dengan kriteria tersebut.
66. Sistematika
Famili Araceae
Genus Colocasia dan Xanthosoma
Colocasia ada dua tipe : Dasheen dan Eddoe
Dasheen : Subang pusatnya besar dan dikelilingi
umbi-umbi kecil
Eddoe: Subang pusatnya kecil dan dikelilingi umbi
besar
Tipe eddoe lebih toleran kekeringan
67. Morfologi tanaman
Talas (Colocasia esculenta L. Schoot)
1 Ciri-Ciri
• Umbinya berbentuk silinder sampai agak membulat
dengan diameter ±10cm berat 4kg daunya seperti perisai
tinggi tanaman 1m,bunga terpisah bunga jantan di atas
sedang bunga betina di bawah
• Kulit kemerahan dan kasar karena terdapat bekas
pertumbuhan akar. Warna daging umbi putih keruh
Jenis Talas Belitung (Xanthosoma sagitifolium),talas
bogor,talas sutera, talas bentul dan talas ketan
Merupakan tumbuhan menahun yang memiliki umbi
batang maupu batang palsu yang sebenarnya adalah
tangkai daun
68. Syarat Tumbuh dan syarat BIBIT
Ketinggian : dataran rendah hingg 1.300 m dpl
Tanah gembur kaya bahan organik pH 5,5-6,5
Tanaman tlah berumur 5-7 bulan
Bibit diperoleh dari anakan yg kedua yg baik
Turus kedua dan kettiga ,kalau berasal dr umbi dr
umbi yg dekat dengan titik tumbuh diiris dan
ditinggalkan satu mata bakal tunas
Jarak antar tanaman berkisar 40-50cm
70. SISTEM TUMPANG GILIR (panen berganda)
Multiple cropping: usaha pertanian untuk
mendapatkan hasil panenan lebih dari satu kali dari
satu jenis atau beberapa jenis tanaman dalam
setahun pada lahan yang sama
Cropping system Jenis dan tata urutan tanaman
yang diusahakan pada sebidang lahan tertentu
selama satu jangka waktu
Meliputi : Monokulture, Strip cropping, conture
cropping,mixed farming dan multiple cropping
71. TUMPANG GILIR
Tumpang gilir adalah budidaya tanaman dalam setahun
atau lebih yang terdiri dari beberapa kali bertanam satu
atau beberapa jenis tanaman secara bergiliran atau
secara bertumpangan atau bersisipkam dengan tujuan
meningkatkan produksi pertanian
Tumpang gilir adalah dalam satu lahan selama satu
tahun terjadi panen lebih dari satu kali pada lahan yang
sama.
Tumpang gilir berasal dari dua kata yaitu sistem
Tumpang sari dan sistem Pergiliran Tanaman
Tumpang sari adalah penanaman dua jenis tanaman atau
lebih ditanam pada sebidang lahan
72. Tujuan dan keuntungan Tumpang gilir
Frekwensi panen / pendapatan petani meningkat
Mengurangi kegagalan panen
Memperbaiki kesubursn tanah dan adanya stabilitas
biologis
Adanya pengolahan tanah minimal
Mengurangi erosi
73. Bentuk-bentuk Tumpang gilir
Tanaman Campuran ( mixed cropping)
Tumpang sari seumur (inter cropping)
Tumpang sari berbeda umur (Inter planting)
Tanaman sela (inter culture)
Tanaman beruntun (sequential planting)
Tanaman sisipan ( relay planting)
74. KODE DAN CARA PENULISAN TUMPANG
GILIR
Tumpang sari ditulis dengan kode ( ....../......) artinya 2
jenis tanaman jika tumpang sari 3 jenis tanaman
maka ditulis (..../...../......)
Bersisipan ditulis dengan kode (....+....), artinya
tanaman yg dimuka disisipi dengan tanaman yg
dibelakangnya
Bila pertanaman tumpangsari disisipi dengan
pertanaman tumpang sari maka ditulis
(..../....)+(..../....)
Bergiliran ditulis dengan ( ....-....) artinya tanaman
dimuka digilir oleh tanaman berikutnya
75. RASIO SETARA TANAH
(LAND EQUIVALEN RATIO)
Pertanaman tumpangsari dapat dinilai produktivitas
tanahnya yang meningkat bila dibanding dengan
pertanaman monokulture dengan besaran rasio
setara tanah
Untuk menghasilkan jagung 3000 kg dan 900 kg
kacang hijau dibutuhkan tanah seluas 1 Ha bila
ditanam secara tumpang sari, sedangkan secara
monokultur tanaman jagung menghasilkan 4000
kg/Ha dan Kacang hijau 1200 kg/Ha maka
RST = 3000/4000+900/1200 = 1,5
76. INDEK TUMPANG GILIR
Untuk menampung pengaruh
tumpangsari,bersisipan dan bergiliran sekaligus
terhadap penggunaan lahan oleh masing-masing
jenis tanaman dalam pola tanam tumpang gilir
maka dipakai kisaran indeks tumpanggilir
Indeks tumpanggilir adalah jumlah luas masing
masing jenis tanaman dalam pola tanam tumpang
gilir kali 100 dibagi luas lahan
77. PENAFSIRAN HASIL SECARA UBINAN
Ukur lokasi untuk ubinan misal: panjang 2,5 m dan
lebar 2,5 m lalu beri ajer atau tanda (dua lokasi)
Panen untuk lokasi tersebut masing-masing dan
bersihkan pisahkan dari tajuknya lalu timbang
misal lokas A ; 2 kg dan lokasi B: 3 kg
Jumlah hsl timbangan tersebut kemudian dibagi 2
(2 kg+3kg):2=2,5 kg karena jarak ubinannya 2,5 m x
2,5 m maka luas ubinannya ada 6,25 m2
Rumus ubinan = hsl ratax 10.000m2/luas ubinan
2,5 kgx1600=4000 kg/ha atau 4 ton/ha biji