SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
1
ANALISIS
STRUKTUR MODAL
Oleh :
Irawanperwanda Rofiq, Trisnadi Wijaya,
Megawati, Yudi Tusri
MAGISTER ILMU MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
2
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Struktur modal merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat
permanen, utang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa. Keputusan struktur modal
berkaitan dengan pemilihan sumber dana, baik yang berasal dari dalam maupun yang dari luar,
sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal berasal dari laba
ditahan dan depresiasi. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah berasal dari para
kreditur dan pemilik perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur
merupakan utang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari pemilik merupakan modal sendiri.
Penambahan utang akan memperbesar risiko perusahaan, tetapi sekaligus juga
memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko yang makin tinggi akibat
membesarnya hutang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatnya tingkat
pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut.
Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total
shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi DER menunjukkan tingginya
ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga
semakin berat. Tingginya DER selanjutnya akan mempengaruhi minat investor terhadap saham
perusahaan tertentu, karena investor pasti lebih tertarik pada saham yang tidak menanggung
terlalu banyak beban hutang.
Salah satu sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diamati dalam penelitian ini adalah
sektor Aneka Industri. Berdasarkan IDX Statistics tahun 2012, sektor ini memperoleh gain
tertinggi dalam satu hari dan satu minggu, namun juga memperoleh loss tertinggi dalam satu hari
bila dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya, seperti terlihat pada Tabel 1. Gain dan loss
tertinggi yang diperoleh dalam satu hari tersebut dipengaruhi oleh nilai perusahaan-perusahaan
yang ada di dalam sektor Aneka Industri.
3
Tabel 1. Indeks Sektoral Periode Tahun 2012
Sumber: IDX Statistics 2012, diakses 21 Mei 2013
Untuk itu, penelitian ini akan berfokus pada salah satu sub sektor yang ada di dalam
sektor Aneka Industri, yaitu sub sektor Otomotif & Komponen. Sub sektor ini merupakan sub
sektor dengan nilai kapitalisasi pasar yang tertinggi (95,67%) dibandingkan dengan sub sektor-
sub sektor lainnya yang berada di dalam sektor Aneka Industri seperti terlihat pada Tabel 2
sehingga dapat mewakili sektor Aneka Industri secara populasi.
Tabel 2. Ringkasan Perdagangan Sektor Aneka Industri
Sumber: IDX Statistics 2012, diakses 21 Mei 2013
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti
dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan
sub sektor Otomotif dan Komponen?”
4
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh struktur modal
terhadap nilai perusahaan sub sektor Otomotif dan Komponen.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis.
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai
pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan sub sektor Otomotif dan
Komponen di Bursa Efek Indonesia.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat praktis bagi pihak-
pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian ini, di antaranya:
1. Bagi Investor
Investor dapat mengambil keputusan investasi yang lebih baik setelah mereka
mengetahui informasi mengenai struktur modal yang dapat mempengaruhi nilai
perusahaan di Bursa Efek Indonesia.
2. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi peneliti lainnya
untuk melakukan penelitian mengenai struktur modal yang dapat mempengaruhi
nilai perusahaan di Bursa Efek Indonesia.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Struktur Modal
Pengambilan keputusan finansial oleh manajer perusahaan pada prinsipnya terdiri dari
dua aspek utama, yaitu keputusan yang berkaitan dengan pengalokasian dana (fund allocation)
dan keputusan yang berkaitan dengan pencarian dana (fund raising) yang tercatat dalam laporan
keuangan perusahaan. Pengalokasian dana erat kaitannya dengan pemilihan asset yang akan
dikelola perusahaan, sedangkan pencarian dana terkait dengan kebijakan penentuan struktur
modal (capital structure). Secara umum, tujuan dari pengelolaan struktur modal tersebut adalah
untuk mendapatkan tingkat cost of capital yang rendah dan terciptanya value perusahaan yang
maksimal.
Teori struktur modal (capital structure) berusaha menjelaskan dampak dari perubahan
komposisi modal terhadap value perusahaan. Struktur modal dapat diartika sebagai proporsi
pendanaan jangka panjang dari hutang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa. Teori-teori
struktur modal modern terdiri dari: (Brigham dan Houston, 2006: 33-41)
a. Modigliani-Miller (MM) Theory
 Teori MM tanpa pajak
Teori struktur modal modern yang pertama adalah teori Modigliani dan Miller (teori
MM). Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai
perusahaan. MM mengajukan beberapa asumsi untuk membangun teori mereka, yaitu:
a. Tidak terdapat agency cost.
b. Tidak ada pajak.
c. Investor dapat berhutang dengan tingkat suku bunga yang sama dengan perusahaan
d. Investor mempunyai informasi yang sama, seperti manajemen mengenai prospek
perusahaan di masa depan
e. Tidak ada biaya kebangkrutan
6
f. Earning Before Interest and Taxes (EBIT) tidak dipengaruhi oleh penggunaan dari
hutang.
g. Para investor adalah price-takers.
h. Jika terjadi kebangkrutan, maka aset dapat dijual pada harga pasar (market value).
Dengan asumsi-asumsi tersebut, MM mengajukan dua preposisi yang dikenal sebagai
preposisi MM tanpa pajak, yaitu:
Preposisi I: Nilai dari perusahaan yang berhutang sama dengan nilai dari perusahaan
yang tidak berhutang. Implikasi dari preposisi I ini adalah struktur modal dari suatu perusahaan
tidak relevan, perubahan struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan dan weighted
average cost of capital (WACC) perusahaan akan tetap sama tidak dipengaruhi oleh bagaimana
perusahaan memadukan hutang dan modal untuk membiayai perusahaan.
Preposisi II: Biaya modal saham akan meningkat apabila perusahaan melakukan atau
mencari pinjaman dari pihak luar. Risk of the equity bergantung pada risiko dari operasional
perusahaan (business risk) dan tingkat hutang perusahaan (financial risk).
 Teori MM dengan pajak
Teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis kemudian MM memasukkan faktor pajak
ke dalam teorinya. Pajak dibayarkan kepada pemerintah, yang berarti merupakan aliran kas
keluar. Hutang bisa digunakan untuk menghemat pajak, karena bunga bisa dipakai sebagai
pengurang pajak.
Dalam teori MM dengan pajak ini terdapat dua preposisi, yaitu:
Preposisi I: Nilai dari perusahaan yang berhutang sama dengan nilai dari perusahaan
yang tidak berhutang ditambah dengan penghematan pajak karena bunga hutang. Implikasi dari
preposisi I ini adalah pembiayaan dengan hutang sangat menguntungkan dan MM menyatakan
bahwa struktur modal optimal perusahaan adalah seratus persen hutang.
Preposisi II: Biaya modal saham akan meningkat dengan semakin meningkatnya hutang,
tetapi penghematan pajak akan lebih besar dibandingkan dengan penurunan nilai karena
kenaikan biaya modal saham. Implikasi dari preposisi II ini adalah penggunaan hutang yang
7
semakin banyak akan meningkatkan biaya modal saham. Menggunakan hutang yang lebih
banyak, berarti menggunakan modal yang lebih murah (biaya modal hutang lebih kecil
dibandingkan dengan biaya modal saham), sehingga akan menurunkan biaya modal rata-rata
tertimbangnya (meski biaya modal saham meningkat).
Teori MM tersebut sangat kontroversial. Implikasi teori tersebut adalah perusahaan
sebaiknya menggunakan hutang sebanyak-banyaknya. Dalam praktiknya, tidak ada perusahaan
yang mempunyai hutang sebesar itu, karena semakin tinggi tingkat hutang suatu perusahaan,
akan semakin tinggi juga kemungkinan kebangkrutannya. Inilah yang melatarbelakangi teori
MM mengatakan agar perusahaan menggunakan hutang sebanyak-banyaknya, karena MM
mengabaikan biaya kebangkrutan.
b. Trade-off Theory
Menurut trade-off theory, perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang
tertentu, di mana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya
kesulitan keuangan (financial distress). Biaya kesulitan keuangan (financial distress) adalah
biaya kebangkrutan (bankruptcy costs) atau reorganization, dan biaya keagenan (agency costs)
yang meningkat akibat dari turunnya kredibilitas suatu perusahaan. Trade-off theory dalam
menentukan struktur modal yang optimal memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya
keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan (financial distress), tetapi tetap
mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symmetric information sebagai imbangan dan
manfaat penggunaan hutang. Tingkat hutang yang optimal tercapai ketika penghematan pajak
(tax shields) mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan keuangan (costs of
financial distress). Trade-off theory mempunyai implikasi bahwa manajer akan berpikir dalam
kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya kesulitan keuangan dalam penentuan
struktur modal. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi tentu akan
berusaha mengurangi pajaknya dengan cara meningkatkan rasio hutangnya, sehingga tambahan
hutang tersebut akan mengurangi pajak.
8
c. Pecking Order Theory
Pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang
tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi
memiliki sumber dana internal yang berlimpah. Menurut pecking order theory terdapat skenario
urutan (hierarki) dalam memilih sumber pendanaan, yaitu :
a. Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari dalam atau
pendanaan internal daripada pendanaan eksternal. Dana internal tersebut diperoleh
dari laba ditahan yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan.
b. Jika pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan memilih pertama kali
mulai dari sekuritas yang paling aman, yaitu hutang yang paling rendah risikonya,
turun ke hutang yang lebih berisiko, sekuritas hybrid seperti obligasi konversi, saham
preferen, dan yang terakhir saham biasa.
c. Terdapat kebijakan deviden yang konstan, yaitu perusahaan akan menetapkan jumlah
pembayaran dividen yang konstan, tidak terpengaruh seberapa besarnya perusahaan
tersebut untung atau rugi.
d. Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena adanya kebijakan dividen
yang konstan dan fluktuasi dari tingkat keuntungan, serta kesempatan investasi, maka
perusahaan akan mengambil portofolio investasi yang lancar tersedia.
Pecking order theory tidak mengindikasikan target struktur modal. Manajer keuangan
tidak memperhitungkan tingkat hutang yang optimal. Kebutuhan dana ditentukan oleh kebutuhan
investasi. Pecking order theory ini dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai
tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang kecil.
Kerangka Pikir
Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan tinjauan
pustaka, maka dapat disusun model penelitian seperti Gambar 1.
9
Gambar 1. Model Penelitian
Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan landasan teori, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur modal terhadap nilai
perusahaan sub sektor Otomotif dan Komponen.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur modal terhadap nilai
perusahaan sub sektor Otomotif dan Komponen.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yan dapat
digunakan untuk membuat kesimpulan. (Sanusi, 2013:87) Populasi penelitian ini adalah semua
emiten yang termasuk ke dalam sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan
sampel yang diambil adalah semua emiten yang termasuk ke dalam sub sektor Otomotif dan
Komponen dari sektor Aneka Industri.
Daftar emiten-emiten yang termasuk ke dalam sub sektor Otomotif & Komponen dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Daftar Emiten Sub Sektor Otomotif & Komponen
No. Kode Saham Nama Emiten
1 ASII Astra International Tbk
2 AUTO Astra Otoparts Tbk
3 BRAM Indo Kordsa Tbk
4 GDYR Goodyear Indonesia Tbk
5 GJTL Gajah Tunggal Tbk
6 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk
7 INDS Indospring Tbk
8 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk
9 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk
10 NIPS Nipress Tbk
11 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk
12 SMSM Selamat Sempurna Tbk
Sumber: www.sahamok.com (http://sahamok.com/emiten/sektor-aneka-
industri/sub-sektor-otomotif-komponen/), diakses 21 Mei 2013
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data kuantitatif dan data sekunder. Data
kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). (Kuncoro, 2009:145)
Sedangkan data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh seseorang dan bukan
peneliti yang melakukan studi mutakhir. Data tersebut bisa merupakan internal atau eksternal
11
organisasi dan diakses melalui internet, penelusuran dokumen, atau publikasi informasi.
(Sekaran, 2006:65) Sumber-sumber data pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Sumber-Sumber Data Penelitian
No. Variabel Sumber Data
1 Struktur Modal www.idx.co.id
2 Kapitalisasi Pasar www.sahamok.com
Nilai kapitalisasi pasar dari perusahaan-perusahaan yang termasuk ke dalam sub sektor
Otomotif & Komponen berdasarkan harga penutupan akhir tahun tanggal 28 Desember 2012
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Nilai Kapitalisasi Pasar
No. Kode Saham Saham Beredar
(Lembar)
Harga Penutupan
(Rp)
Kapitalisasi
(Rp)
1 ASII 40.483.553.140 7.600 307.675.003.864.000
2 AUTO 3.855.786.400 3.700 14.266.409.680.000
3 BRAM 450.000.000 3.000 1.350.000.000.000
4 GDYR 41.000.000 12.300 504.300.000.000
5 GJTL 3.484.800.000 2.225 7.753.680.000.000
6 IMAS 2.765.278.412 5.300 14.655.975.583.600
7 INDS 315.000.000 4.200 1.323.000.000.000
8 LPIN 21.250.000 7.650 162.562.500.000
9 MASA 9.182.946.945 450 4.132.326.125.250
10 NIPS 20.000.000 4.100 82.000.000.000
11 PRAS 588.000.000 255 149.940.000.000
12 SMSM 1.439.668.860 2.525 3.635.163.871.500
Sumber: www.sahamok.com (http://sahamok.com/emiten/kapitalisasi-pasar/kapitalisasi-
pasar-2012/), diakses 21 Mei 2013
Struktur modal pada periode tahun 2012 dari perusahaan-perusahaan yang termasuk ke
dalam sub sektor Otomotif & Komponen dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Struktur Modal
No. Kode Saham Total Liabilities
(Jutaan Rp)
Total Equity
(Jutaan Rp)
DER (X)
1 ASII 92.460.000 89.814.000 1,03
2 AUTO 3.396.543 5.485.099 0,62
3 BRAM 653.229 1.567.244 0,42
4 GDYR 681.156 496.402 1,37
5 GJTL 7.189.923 5.076.318 1,42
6 IMAS 11.658.780 5.461.491 2,13
7 INDS 539.519 1.105.450 0,49
8 LPIN 36.716 132.126 0,28
9 MASA 2.705.570 3.258.870 0,83
12
10 NIPS 283.843 181.811 1,56
11 PRAS 277.600 241.610 1,15
12 SMSM 620.809 797.294 0,78
Sumber: Ringkasan Kinerja Perusahaan Tercatat (http://www.idx.co.id/id-
id/beranda/publikasi/ringkasankinerjaperusahaantercatat.aspx), diakses 21 Mei 2013
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan yang tepat untuk penelitian ini di mana sumber data yang
digunakan sepenuhnya merupakan data sekunder adalah teknik dokumentasi. Menurut Sanusi
(2013:114) cara dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari
berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan. Data yang diperoleh masih sangat
mentah karena informasinya tercerai-berai sehingga harus diatur sistematika data tersebut dan
meminta informasi lebih lanjut kepada pengumpul data pertama.
Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linier sederhana untuk
menyatakan hubungan kausalitas antara dua variabel, yaitu variabel dependen harga saham dan
variabel independen DER, dan memperkirakan nilai variabel terikat berdasarkan nilai variabel
bebas.
Bentuk umum dari persamaan regresi dinyatakan dalam persamaan matematika, yaitu:
(Sanusi, 2013:132)
Yˆ  a  bX
di mana
Yˆ = Nilai prediksi dari variabel Y berdasarkan nilai variabel X
a = Titik potong Y; merupakan nilai bagi Y ketika X = 0
b = Kemiringan (slope)
X = Nilai variabel X yang dipilih
13
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Nilai perusahaan dinyatakan dalam harga sahamnya di bursa efek sehingga harga saham
perusahaan-perusahaan yang termasuk ke dalam sub sektor Otomotif & Komponen menjadi
variabel dependen (Y) sedangkan DER menjadi variabel independen (X). Hasil perhitungan
regresi linier sederhana dengan menggunakan program Eviews 7 dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Analisis Regresi Linier Sederhana
Sumber: Hasil pengolahan data, 2013
Dengan demikian, persamaan regresinya dapat dituliskan sebagai berikut:
Y = a + bX
Y = 3,431091 + 0,041082X
14
Di mana Y (variabel dependen) adalah Nilai Perusahaan yang diukur dari nilai logaritma
harga saham di bursa efek sedangkan X (variabel independen) adalah Rasio Utang Terhadap
Ekuitas (DER).
Berdasarkan Tabel 7 di atas terlihat bahwa probabilitas signifikansi (p-value) untuk DER
0,8883 > 0,05 sehingga dapat menerima hipotesis null yang menyatakan bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara struktur modal terhadap nilai perusahaan sub sektor Otomotif
dan Komponen.
Hasil perhitungan korelasi Product Moment dapat dilihat seperti pada Tabel 8.
Tabel 8. Korelasi Product Moment
Berdasarkan Tabel 8 di atas terlihat bahwa struktur modal atau DER perusahaan-
perusahaan yang termasuk ke dalam sub sektor Otomotif & Komponen memiliki korelasi positif
yang sangat lemah hanya sebesar 0,045502.
Pembahasan
Dengan tidak ditemukannya pengaruh atau korelasi antara struktur modal terhadap nilai
perusahaan terwujud dari harga sahamnya di bursa efek, maka sesuai dengan teori MM tanpa
pajak yang menyatakan bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai
perusahaan. Dengan kata lain, manajer keuangan tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan
dengan merubah proporsi debt dan equity yang digunakan untuk membiayai perusahaan.
Seberapa pun besar proporsi utang dan ekuitas dalam struktur modal perusahaan emiten, maka
hal itu tidak akan mempengaruhi permintaan dan penawaran sahamnya di bursa efek. Para
investor mempertimbangkan banyak aspek selain struktur modal perusahaan emiten ketika
mereka akan mengambil keputusan investasi.
15
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
struktur modal perusahaan sub sektor Otomotif & Komponen tidak mempengaruhi nilai
perusahaan secara signifikan.
Saran
Beberapa saran yang peneliti dapat sampaikan untuk berbagai pihak yang menggunakan
hasil penelitian ini antara lain:
1. Dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara
struktur modal dan nilai perusahaan kiranya perlu dilakukan penelitian lanjutan
mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan selain
faktor struktur modal perusahaan emiten dengan jumlah sampel yang lebih banyak
dan periode waktu pengamatan yang lebih lama.
2. Para investor disarankan untuk tidak menggunakan informasi struktur modal
perusahaan emiten sebagai faktor pertimbangan utama dalam membuat keputusan
investasi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F.. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Edisi
ke-10). Salemba Empat, Jakarta, Indonesia.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana Meneliti &
Menulis Tesis? (Edisi ke-3). Erlangga, Jakarta, Indonesia.
Sanusi, Anwar. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta, Indonesia.
Sekaran, Uma. 2007. Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi ke-4). Salemba Empat,
Jakarta, Indonesia.

More Related Content

What's hot

Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usahaKel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usahaNisa Uzumakiy
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Lia Ivvana
 
Biaya modal ppt ok
Biaya modal ppt okBiaya modal ppt ok
Biaya modal ppt okWirodat Az
 
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi PerusahaanJenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi PerusahaanMonang Sinaga
 
Akuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDAAkuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDAMahyuni Bjm
 
Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Kacung Abdullah
 
Analisis pt. astra internasional mb 38-01
Analisis pt. astra internasional mb 38-01Analisis pt. astra internasional mb 38-01
Analisis pt. astra internasional mb 38-01Tazkia Karin
 
Derivatif dan lindung nilai bagian 1
Derivatif dan lindung nilai bagian 1Derivatif dan lindung nilai bagian 1
Derivatif dan lindung nilai bagian 1Futurum2
 
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fixPpt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fixPerum Perumnas
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanEllysa Putri
 
Session 7 risk and return & portofolio
Session 7   risk and return & portofolioSession 7   risk and return & portofolio
Session 7 risk and return & portofolioiyandri tiluk wahyono
 
Bab 6 dasar dasar intelejen bisnis, database dan manajemen informasi
Bab 6 dasar dasar intelejen bisnis, database dan manajemen informasiBab 6 dasar dasar intelejen bisnis, database dan manajemen informasi
Bab 6 dasar dasar intelejen bisnis, database dan manajemen informasiKasi Irawati
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifneeaem
 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iyalifadli98
 
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar BisnisMemilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnisyunisarosa
 
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)Rizky Akbar
 

What's hot (20)

Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usahaKel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
 
Eva dan roi
Eva dan roiEva dan roi
Eva dan roi
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06
 
Biaya modal ppt ok
Biaya modal ppt okBiaya modal ppt ok
Biaya modal ppt ok
 
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi PerusahaanJenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
 
Akuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDAAkuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDA
 
Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage
 
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAANANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
 
Analisis pt. astra internasional mb 38-01
Analisis pt. astra internasional mb 38-01Analisis pt. astra internasional mb 38-01
Analisis pt. astra internasional mb 38-01
 
Derivatif dan lindung nilai bagian 1
Derivatif dan lindung nilai bagian 1Derivatif dan lindung nilai bagian 1
Derivatif dan lindung nilai bagian 1
 
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fixPpt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
 
Session 7 risk and return & portofolio
Session 7   risk and return & portofolioSession 7   risk and return & portofolio
Session 7 risk and return & portofolio
 
Bab 6 dasar dasar intelejen bisnis, database dan manajemen informasi
Bab 6 dasar dasar intelejen bisnis, database dan manajemen informasiBab 6 dasar dasar intelejen bisnis, database dan manajemen informasi
Bab 6 dasar dasar intelejen bisnis, database dan manajemen informasi
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
 
Auditing 1
Auditing 1Auditing 1
Auditing 1
 
Materi akm2-investasi-bagian 1
Materi akm2-investasi-bagian 1Materi akm2-investasi-bagian 1
Materi akm2-investasi-bagian 1
 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan i
 
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar BisnisMemilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
 
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
Penilaian Obligasi (Valuasi Obligasi)
 

Similar to Analisis Struktur Modal

Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai PerusahaanPengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai PerusahaanTrisnadi Wijaya
 
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulue
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulueSTRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulue
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeuluePutra Meunafa
 
Setruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemenSetruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemenPutra Meunafa
 
Setruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemenSetruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemenPutra Meunafa
 
Tugas suheni
Tugas suheniTugas suheni
Tugas suhenisuheni1
 
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03SalsadilaJannati
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Salsabila P A
 
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4MahendraDicky
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Salsabila P A
 
Analisis Pengaruh Earnings Management dan Institutional Environment Terhadap ...
Analisis Pengaruh Earnings Management dan Institutional Environment Terhadap ...Analisis Pengaruh Earnings Management dan Institutional Environment Terhadap ...
Analisis Pengaruh Earnings Management dan Institutional Environment Terhadap ...Ekaputra Sananto
 
Is The Capital Structure Logic Of Corporate Finance Applicable To Insurer
Is The Capital Structure Logic Of Corporate Finance Applicable To InsurerIs The Capital Structure Logic Of Corporate Finance Applicable To Insurer
Is The Capital Structure Logic Of Corporate Finance Applicable To InsurerArif Gunawan
 
Tugas bussiness ethic and good governance untuk 25agustus2012
Tugas bussiness ethic and good governance untuk 25agustus2012Tugas bussiness ethic and good governance untuk 25agustus2012
Tugas bussiness ethic and good governance untuk 25agustus2012Kristine M H
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04DeaIvana1
 
STRATEGI PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdf
STRATEGI  PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdfSTRATEGI  PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdf
STRATEGI PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdfLUTFIMUSTAKIM
 
5. manajemen struktur modal
5. manajemen struktur modal5. manajemen struktur modal
5. manajemen struktur modaldianpipit
 
7. Evolusi Keuangan& st mdl
7. Evolusi Keuangan& st mdl7. Evolusi Keuangan& st mdl
7. Evolusi Keuangan& st mdlYoyo Sudaryo
 
TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
TUGAS MANAJEMEN KEUANGANTUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
TUGAS MANAJEMEN KEUANGANkecepirit
 

Similar to Analisis Struktur Modal (20)

Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai PerusahaanPengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
 
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulue
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulueSTRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulue
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulue
 
Setruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemenSetruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemen
 
Setruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemenSetruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemen
 
BAB II RAFI.docx
BAB II RAFI.docxBAB II RAFI.docx
BAB II RAFI.docx
 
Tugas suheni
Tugas suheniTugas suheni
Tugas suheni
 
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
 
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Salsabila Putri Arifta/3-04
 
43142 metopel b
43142 metopel b43142 metopel b
43142 metopel b
 
Analisis Pengaruh Earnings Management dan Institutional Environment Terhadap ...
Analisis Pengaruh Earnings Management dan Institutional Environment Terhadap ...Analisis Pengaruh Earnings Management dan Institutional Environment Terhadap ...
Analisis Pengaruh Earnings Management dan Institutional Environment Terhadap ...
 
Is The Capital Structure Logic Of Corporate Finance Applicable To Insurer
Is The Capital Structure Logic Of Corporate Finance Applicable To InsurerIs The Capital Structure Logic Of Corporate Finance Applicable To Insurer
Is The Capital Structure Logic Of Corporate Finance Applicable To Insurer
 
Tugas bussiness ethic and good governance untuk 25agustus2012
Tugas bussiness ethic and good governance untuk 25agustus2012Tugas bussiness ethic and good governance untuk 25agustus2012
Tugas bussiness ethic and good governance untuk 25agustus2012
 
Gcg theory of the firm
Gcg theory of the firmGcg theory of the firm
Gcg theory of the firm
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
 
STRATEGI PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdf
STRATEGI  PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdfSTRATEGI  PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdf
STRATEGI PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdf
 
5. manajemen struktur modal
5. manajemen struktur modal5. manajemen struktur modal
5. manajemen struktur modal
 
7. Evolusi Keuangan& st mdl
7. Evolusi Keuangan& st mdl7. Evolusi Keuangan& st mdl
7. Evolusi Keuangan& st mdl
 
TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
TUGAS MANAJEMEN KEUANGANTUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
 

More from IRAWANPERWANDA

Perilaku Konsumen dalam Manajemen Pemasaran
Perilaku Konsumen dalam Manajemen PemasaranPerilaku Konsumen dalam Manajemen Pemasaran
Perilaku Konsumen dalam Manajemen PemasaranIRAWANPERWANDA
 
Penerapan Teori Manajemen Dalam Perusahaan
Penerapan Teori Manajemen Dalam PerusahaanPenerapan Teori Manajemen Dalam Perusahaan
Penerapan Teori Manajemen Dalam PerusahaanIRAWANPERWANDA
 
Organizational problem in the company and performance management appraisal
Organizational problem in the company and performance management appraisalOrganizational problem in the company and performance management appraisal
Organizational problem in the company and performance management appraisalIRAWANPERWANDA
 
A summary of macroeconomics
A summary of macroeconomicsA summary of macroeconomics
A summary of macroeconomicsIRAWANPERWANDA
 
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan KerjaRingkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan KerjaIRAWANPERWANDA
 
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...IRAWANPERWANDA
 
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...IRAWANPERWANDA
 
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...IRAWANPERWANDA
 
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...IRAWANPERWANDA
 
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...IRAWANPERWANDA
 
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...IRAWANPERWANDA
 
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...IRAWANPERWANDA
 
Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Kary...
Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Kary...Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Kary...
Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Kary...IRAWANPERWANDA
 
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...IRAWANPERWANDA
 

More from IRAWANPERWANDA (14)

Perilaku Konsumen dalam Manajemen Pemasaran
Perilaku Konsumen dalam Manajemen PemasaranPerilaku Konsumen dalam Manajemen Pemasaran
Perilaku Konsumen dalam Manajemen Pemasaran
 
Penerapan Teori Manajemen Dalam Perusahaan
Penerapan Teori Manajemen Dalam PerusahaanPenerapan Teori Manajemen Dalam Perusahaan
Penerapan Teori Manajemen Dalam Perusahaan
 
Organizational problem in the company and performance management appraisal
Organizational problem in the company and performance management appraisalOrganizational problem in the company and performance management appraisal
Organizational problem in the company and performance management appraisal
 
A summary of macroeconomics
A summary of macroeconomicsA summary of macroeconomics
A summary of macroeconomics
 
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan KerjaRingkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
 
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
 
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
 
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
 
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
 
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
Prarancangan pabrik metil salisilat proses esterifikasi metanol dengan asam s...
 
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
 
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
 
Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Kary...
Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Kary...Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Kary...
Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Kary...
 
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
 

Recently uploaded

Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 

Recently uploaded (20)

Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 

Analisis Struktur Modal

  • 1. 1 ANALISIS STRUKTUR MODAL Oleh : Irawanperwanda Rofiq, Trisnadi Wijaya, Megawati, Yudi Tusri MAGISTER ILMU MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI PASCA SARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2013
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Struktur modal merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa. Keputusan struktur modal berkaitan dengan pemilihan sumber dana, baik yang berasal dari dalam maupun yang dari luar, sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal berasal dari laba ditahan dan depresiasi. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah berasal dari para kreditur dan pemilik perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur merupakan utang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari pemilik merupakan modal sendiri. Penambahan utang akan memperbesar risiko perusahaan, tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko yang makin tinggi akibat membesarnya hutang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatnya tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi DER menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat. Tingginya DER selanjutnya akan mempengaruhi minat investor terhadap saham perusahaan tertentu, karena investor pasti lebih tertarik pada saham yang tidak menanggung terlalu banyak beban hutang. Salah satu sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diamati dalam penelitian ini adalah sektor Aneka Industri. Berdasarkan IDX Statistics tahun 2012, sektor ini memperoleh gain tertinggi dalam satu hari dan satu minggu, namun juga memperoleh loss tertinggi dalam satu hari bila dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya, seperti terlihat pada Tabel 1. Gain dan loss tertinggi yang diperoleh dalam satu hari tersebut dipengaruhi oleh nilai perusahaan-perusahaan yang ada di dalam sektor Aneka Industri.
  • 3. 3 Tabel 1. Indeks Sektoral Periode Tahun 2012 Sumber: IDX Statistics 2012, diakses 21 Mei 2013 Untuk itu, penelitian ini akan berfokus pada salah satu sub sektor yang ada di dalam sektor Aneka Industri, yaitu sub sektor Otomotif & Komponen. Sub sektor ini merupakan sub sektor dengan nilai kapitalisasi pasar yang tertinggi (95,67%) dibandingkan dengan sub sektor- sub sektor lainnya yang berada di dalam sektor Aneka Industri seperti terlihat pada Tabel 2 sehingga dapat mewakili sektor Aneka Industri secara populasi. Tabel 2. Ringkasan Perdagangan Sektor Aneka Industri Sumber: IDX Statistics 2012, diakses 21 Mei 2013 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan sub sektor Otomotif dan Komponen?”
  • 4. 4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan sub sektor Otomotif dan Komponen. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. a. Manfaat Teoritis Penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan sub sektor Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia. b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat praktis bagi pihak- pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian ini, di antaranya: 1. Bagi Investor Investor dapat mengambil keputusan investasi yang lebih baik setelah mereka mengetahui informasi mengenai struktur modal yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi peneliti lainnya untuk melakukan penelitian mengenai struktur modal yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan di Bursa Efek Indonesia.
  • 5. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Struktur Modal Pengambilan keputusan finansial oleh manajer perusahaan pada prinsipnya terdiri dari dua aspek utama, yaitu keputusan yang berkaitan dengan pengalokasian dana (fund allocation) dan keputusan yang berkaitan dengan pencarian dana (fund raising) yang tercatat dalam laporan keuangan perusahaan. Pengalokasian dana erat kaitannya dengan pemilihan asset yang akan dikelola perusahaan, sedangkan pencarian dana terkait dengan kebijakan penentuan struktur modal (capital structure). Secara umum, tujuan dari pengelolaan struktur modal tersebut adalah untuk mendapatkan tingkat cost of capital yang rendah dan terciptanya value perusahaan yang maksimal. Teori struktur modal (capital structure) berusaha menjelaskan dampak dari perubahan komposisi modal terhadap value perusahaan. Struktur modal dapat diartika sebagai proporsi pendanaan jangka panjang dari hutang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa. Teori-teori struktur modal modern terdiri dari: (Brigham dan Houston, 2006: 33-41) a. Modigliani-Miller (MM) Theory  Teori MM tanpa pajak Teori struktur modal modern yang pertama adalah teori Modigliani dan Miller (teori MM). Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai perusahaan. MM mengajukan beberapa asumsi untuk membangun teori mereka, yaitu: a. Tidak terdapat agency cost. b. Tidak ada pajak. c. Investor dapat berhutang dengan tingkat suku bunga yang sama dengan perusahaan d. Investor mempunyai informasi yang sama, seperti manajemen mengenai prospek perusahaan di masa depan e. Tidak ada biaya kebangkrutan
  • 6. 6 f. Earning Before Interest and Taxes (EBIT) tidak dipengaruhi oleh penggunaan dari hutang. g. Para investor adalah price-takers. h. Jika terjadi kebangkrutan, maka aset dapat dijual pada harga pasar (market value). Dengan asumsi-asumsi tersebut, MM mengajukan dua preposisi yang dikenal sebagai preposisi MM tanpa pajak, yaitu: Preposisi I: Nilai dari perusahaan yang berhutang sama dengan nilai dari perusahaan yang tidak berhutang. Implikasi dari preposisi I ini adalah struktur modal dari suatu perusahaan tidak relevan, perubahan struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan dan weighted average cost of capital (WACC) perusahaan akan tetap sama tidak dipengaruhi oleh bagaimana perusahaan memadukan hutang dan modal untuk membiayai perusahaan. Preposisi II: Biaya modal saham akan meningkat apabila perusahaan melakukan atau mencari pinjaman dari pihak luar. Risk of the equity bergantung pada risiko dari operasional perusahaan (business risk) dan tingkat hutang perusahaan (financial risk).  Teori MM dengan pajak Teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis kemudian MM memasukkan faktor pajak ke dalam teorinya. Pajak dibayarkan kepada pemerintah, yang berarti merupakan aliran kas keluar. Hutang bisa digunakan untuk menghemat pajak, karena bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak. Dalam teori MM dengan pajak ini terdapat dua preposisi, yaitu: Preposisi I: Nilai dari perusahaan yang berhutang sama dengan nilai dari perusahaan yang tidak berhutang ditambah dengan penghematan pajak karena bunga hutang. Implikasi dari preposisi I ini adalah pembiayaan dengan hutang sangat menguntungkan dan MM menyatakan bahwa struktur modal optimal perusahaan adalah seratus persen hutang. Preposisi II: Biaya modal saham akan meningkat dengan semakin meningkatnya hutang, tetapi penghematan pajak akan lebih besar dibandingkan dengan penurunan nilai karena kenaikan biaya modal saham. Implikasi dari preposisi II ini adalah penggunaan hutang yang
  • 7. 7 semakin banyak akan meningkatkan biaya modal saham. Menggunakan hutang yang lebih banyak, berarti menggunakan modal yang lebih murah (biaya modal hutang lebih kecil dibandingkan dengan biaya modal saham), sehingga akan menurunkan biaya modal rata-rata tertimbangnya (meski biaya modal saham meningkat). Teori MM tersebut sangat kontroversial. Implikasi teori tersebut adalah perusahaan sebaiknya menggunakan hutang sebanyak-banyaknya. Dalam praktiknya, tidak ada perusahaan yang mempunyai hutang sebesar itu, karena semakin tinggi tingkat hutang suatu perusahaan, akan semakin tinggi juga kemungkinan kebangkrutannya. Inilah yang melatarbelakangi teori MM mengatakan agar perusahaan menggunakan hutang sebanyak-banyaknya, karena MM mengabaikan biaya kebangkrutan. b. Trade-off Theory Menurut trade-off theory, perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, di mana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress). Biaya kesulitan keuangan (financial distress) adalah biaya kebangkrutan (bankruptcy costs) atau reorganization, dan biaya keagenan (agency costs) yang meningkat akibat dari turunnya kredibilitas suatu perusahaan. Trade-off theory dalam menentukan struktur modal yang optimal memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan (financial distress), tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symmetric information sebagai imbangan dan manfaat penggunaan hutang. Tingkat hutang yang optimal tercapai ketika penghematan pajak (tax shields) mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan keuangan (costs of financial distress). Trade-off theory mempunyai implikasi bahwa manajer akan berpikir dalam kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya kesulitan keuangan dalam penentuan struktur modal. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi tentu akan berusaha mengurangi pajaknya dengan cara meningkatkan rasio hutangnya, sehingga tambahan hutang tersebut akan mengurangi pajak.
  • 8. 8 c. Pecking Order Theory Pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah. Menurut pecking order theory terdapat skenario urutan (hierarki) dalam memilih sumber pendanaan, yaitu : a. Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari dalam atau pendanaan internal daripada pendanaan eksternal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba ditahan yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan. b. Jika pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan memilih pertama kali mulai dari sekuritas yang paling aman, yaitu hutang yang paling rendah risikonya, turun ke hutang yang lebih berisiko, sekuritas hybrid seperti obligasi konversi, saham preferen, dan yang terakhir saham biasa. c. Terdapat kebijakan deviden yang konstan, yaitu perusahaan akan menetapkan jumlah pembayaran dividen yang konstan, tidak terpengaruh seberapa besarnya perusahaan tersebut untung atau rugi. d. Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena adanya kebijakan dividen yang konstan dan fluktuasi dari tingkat keuntungan, serta kesempatan investasi, maka perusahaan akan mengambil portofolio investasi yang lancar tersedia. Pecking order theory tidak mengindikasikan target struktur modal. Manajer keuangan tidak memperhitungkan tingkat hutang yang optimal. Kebutuhan dana ditentukan oleh kebutuhan investasi. Pecking order theory ini dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang kecil. Kerangka Pikir Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan tinjauan pustaka, maka dapat disusun model penelitian seperti Gambar 1.
  • 9. 9 Gambar 1. Model Penelitian Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan landasan teori, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur modal terhadap nilai perusahaan sub sektor Otomotif dan Komponen. Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur modal terhadap nilai perusahaan sub sektor Otomotif dan Komponen.
  • 10. 10 BAB III METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yan dapat digunakan untuk membuat kesimpulan. (Sanusi, 2013:87) Populasi penelitian ini adalah semua emiten yang termasuk ke dalam sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan sampel yang diambil adalah semua emiten yang termasuk ke dalam sub sektor Otomotif dan Komponen dari sektor Aneka Industri. Daftar emiten-emiten yang termasuk ke dalam sub sektor Otomotif & Komponen dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Daftar Emiten Sub Sektor Otomotif & Komponen No. Kode Saham Nama Emiten 1 ASII Astra International Tbk 2 AUTO Astra Otoparts Tbk 3 BRAM Indo Kordsa Tbk 4 GDYR Goodyear Indonesia Tbk 5 GJTL Gajah Tunggal Tbk 6 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk 7 INDS Indospring Tbk 8 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk 9 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk 10 NIPS Nipress Tbk 11 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk 12 SMSM Selamat Sempurna Tbk Sumber: www.sahamok.com (http://sahamok.com/emiten/sektor-aneka- industri/sub-sektor-otomotif-komponen/), diakses 21 Mei 2013 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data kuantitatif dan data sekunder. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). (Kuncoro, 2009:145) Sedangkan data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh seseorang dan bukan peneliti yang melakukan studi mutakhir. Data tersebut bisa merupakan internal atau eksternal
  • 11. 11 organisasi dan diakses melalui internet, penelusuran dokumen, atau publikasi informasi. (Sekaran, 2006:65) Sumber-sumber data pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Sumber-Sumber Data Penelitian No. Variabel Sumber Data 1 Struktur Modal www.idx.co.id 2 Kapitalisasi Pasar www.sahamok.com Nilai kapitalisasi pasar dari perusahaan-perusahaan yang termasuk ke dalam sub sektor Otomotif & Komponen berdasarkan harga penutupan akhir tahun tanggal 28 Desember 2012 dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai Kapitalisasi Pasar No. Kode Saham Saham Beredar (Lembar) Harga Penutupan (Rp) Kapitalisasi (Rp) 1 ASII 40.483.553.140 7.600 307.675.003.864.000 2 AUTO 3.855.786.400 3.700 14.266.409.680.000 3 BRAM 450.000.000 3.000 1.350.000.000.000 4 GDYR 41.000.000 12.300 504.300.000.000 5 GJTL 3.484.800.000 2.225 7.753.680.000.000 6 IMAS 2.765.278.412 5.300 14.655.975.583.600 7 INDS 315.000.000 4.200 1.323.000.000.000 8 LPIN 21.250.000 7.650 162.562.500.000 9 MASA 9.182.946.945 450 4.132.326.125.250 10 NIPS 20.000.000 4.100 82.000.000.000 11 PRAS 588.000.000 255 149.940.000.000 12 SMSM 1.439.668.860 2.525 3.635.163.871.500 Sumber: www.sahamok.com (http://sahamok.com/emiten/kapitalisasi-pasar/kapitalisasi- pasar-2012/), diakses 21 Mei 2013 Struktur modal pada periode tahun 2012 dari perusahaan-perusahaan yang termasuk ke dalam sub sektor Otomotif & Komponen dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Struktur Modal No. Kode Saham Total Liabilities (Jutaan Rp) Total Equity (Jutaan Rp) DER (X) 1 ASII 92.460.000 89.814.000 1,03 2 AUTO 3.396.543 5.485.099 0,62 3 BRAM 653.229 1.567.244 0,42 4 GDYR 681.156 496.402 1,37 5 GJTL 7.189.923 5.076.318 1,42 6 IMAS 11.658.780 5.461.491 2,13 7 INDS 539.519 1.105.450 0,49 8 LPIN 36.716 132.126 0,28 9 MASA 2.705.570 3.258.870 0,83
  • 12. 12 10 NIPS 283.843 181.811 1,56 11 PRAS 277.600 241.610 1,15 12 SMSM 620.809 797.294 0,78 Sumber: Ringkasan Kinerja Perusahaan Tercatat (http://www.idx.co.id/id- id/beranda/publikasi/ringkasankinerjaperusahaantercatat.aspx), diakses 21 Mei 2013 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan yang tepat untuk penelitian ini di mana sumber data yang digunakan sepenuhnya merupakan data sekunder adalah teknik dokumentasi. Menurut Sanusi (2013:114) cara dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan. Data yang diperoleh masih sangat mentah karena informasinya tercerai-berai sehingga harus diatur sistematika data tersebut dan meminta informasi lebih lanjut kepada pengumpul data pertama. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linier sederhana untuk menyatakan hubungan kausalitas antara dua variabel, yaitu variabel dependen harga saham dan variabel independen DER, dan memperkirakan nilai variabel terikat berdasarkan nilai variabel bebas. Bentuk umum dari persamaan regresi dinyatakan dalam persamaan matematika, yaitu: (Sanusi, 2013:132) Yˆ  a  bX di mana Yˆ = Nilai prediksi dari variabel Y berdasarkan nilai variabel X a = Titik potong Y; merupakan nilai bagi Y ketika X = 0 b = Kemiringan (slope) X = Nilai variabel X yang dipilih
  • 13. 13 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Nilai perusahaan dinyatakan dalam harga sahamnya di bursa efek sehingga harga saham perusahaan-perusahaan yang termasuk ke dalam sub sektor Otomotif & Komponen menjadi variabel dependen (Y) sedangkan DER menjadi variabel independen (X). Hasil perhitungan regresi linier sederhana dengan menggunakan program Eviews 7 dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Analisis Regresi Linier Sederhana Sumber: Hasil pengolahan data, 2013 Dengan demikian, persamaan regresinya dapat dituliskan sebagai berikut: Y = a + bX Y = 3,431091 + 0,041082X
  • 14. 14 Di mana Y (variabel dependen) adalah Nilai Perusahaan yang diukur dari nilai logaritma harga saham di bursa efek sedangkan X (variabel independen) adalah Rasio Utang Terhadap Ekuitas (DER). Berdasarkan Tabel 7 di atas terlihat bahwa probabilitas signifikansi (p-value) untuk DER 0,8883 > 0,05 sehingga dapat menerima hipotesis null yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur modal terhadap nilai perusahaan sub sektor Otomotif dan Komponen. Hasil perhitungan korelasi Product Moment dapat dilihat seperti pada Tabel 8. Tabel 8. Korelasi Product Moment Berdasarkan Tabel 8 di atas terlihat bahwa struktur modal atau DER perusahaan- perusahaan yang termasuk ke dalam sub sektor Otomotif & Komponen memiliki korelasi positif yang sangat lemah hanya sebesar 0,045502. Pembahasan Dengan tidak ditemukannya pengaruh atau korelasi antara struktur modal terhadap nilai perusahaan terwujud dari harga sahamnya di bursa efek, maka sesuai dengan teori MM tanpa pajak yang menyatakan bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Dengan kata lain, manajer keuangan tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan merubah proporsi debt dan equity yang digunakan untuk membiayai perusahaan. Seberapa pun besar proporsi utang dan ekuitas dalam struktur modal perusahaan emiten, maka hal itu tidak akan mempengaruhi permintaan dan penawaran sahamnya di bursa efek. Para investor mempertimbangkan banyak aspek selain struktur modal perusahaan emiten ketika mereka akan mengambil keputusan investasi.
  • 15. 15 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa struktur modal perusahaan sub sektor Otomotif & Komponen tidak mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan. Saran Beberapa saran yang peneliti dapat sampaikan untuk berbagai pihak yang menggunakan hasil penelitian ini antara lain: 1. Dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara struktur modal dan nilai perusahaan kiranya perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan selain faktor struktur modal perusahaan emiten dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan periode waktu pengamatan yang lebih lama. 2. Para investor disarankan untuk tidak menggunakan informasi struktur modal perusahaan emiten sebagai faktor pertimbangan utama dalam membuat keputusan investasi.
  • 16. 16 DAFTAR PUSTAKA Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F.. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Edisi ke-10). Salemba Empat, Jakarta, Indonesia. Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana Meneliti & Menulis Tesis? (Edisi ke-3). Erlangga, Jakarta, Indonesia. Sanusi, Anwar. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta, Indonesia. Sekaran, Uma. 2007. Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi ke-4). Salemba Empat, Jakarta, Indonesia.