SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
IS THE CAPITAL STRUCTURE LOGIC OF CORPORATE
FINANCE APPLICABLE TO INSURERS?
REVIEW AND ANALYSIS
Author : Arif Gunawan
Faculty of Economics and Business Department of Accountancy,
Finance & Insurance University of Leuven By. Frederiek Schoubben
Abstract
Sejak krisis keuangan tahun 2008, di samping bank, perusahaan asuransi
telah menigkatkan perhatian dari para peneliti dan regulator karena peran
penting mereka dalam sistem keuangan. Kunci utama untuk perusahaan
asuransi yang stabil adalah struktur modalnya, yaitu pilihan antara ekuitas,
utang, dan ketentuan dalam membiayai operasinya. Terutama
penerapkan teori struktur modal (terutama trade-off dan pecking order).
Jurnal ini memberikan gambaran umum literatur tentang struktur modal
perusahaan asuransi, tetapi berkontribusi dengan mengklarifikasi secara
sistematis bagaimana memperhitungkan kekhususan perusahaan
asuransi ketika mentransfer logika trade-off dan pecking-order dari
industri ke konteks perusahaan asuransi.
2
1. Introduction
Dikutip (DeWeert, 2011; Asuransi Eropa, 2014; Swiss Re, 2014). Swiss Re (2014) melaporkan bahwa pada tahun 2013,
premi yang ditulis di seluruh dunia berjumlah sekitar 4,6 triliun dolar AS yang mewakili sekitar 3621 dolar AS per orang
di pasar negara maju dan 192 dolar AS per orang di pasar negara berkembang. Investasi mereka dalam aset keuangan
berjumlah sekitar 27 triliun dolar AS, atau, dalam hal besarnya, sekitar 37% dari PDB dunia. Industri asuransi Eropa
mewakili 35% pangsa pasar di seluruh dunia dalam hal premi, diikuti oleh AS dengan pangsa pasar 30% (Asuransi
Eropa, 2014). Dimana elemen penting yang berkontribusi pada stabilitas perusahaan asuransi adalah solvabilitasnya.
3
Sejak krisis keuangan, di samping bank, kesadaran akan peran asuransi dalam ekonomi
telah meningkat. Perusahaan asuransi telah diterima secara luas serta berkontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi dengan distribusi risiko yang efisien melalui transfer risiko
sementara mereka menambah stabilitas keuangan dengan menyediakan sumber daya
keuangan jangka panjang untuk ekonomi.
Jurnal ini meninjau literatur dalam beberapa langkah sbb :
1) Literatur teoritis serta penelitian empiris pada penerapan logika keuangan perusahaan untuk industri asuransi.
2) Gambaran teori keuangan perusahaan.
3) Diskusi tentang bagaimana teori-teori keuangan perusahaan pada struktur modal berlaku untuk pengaturan khusus
perusahaan asuransi.
4) Interaksi khas antara struktur modal dan rencana bisnis dalam industri asuransi.
5) Menyimpulkan dan membahas beberapa cara untuk penelitian di masa depan dalam manajemen asuransi.
2. Capital Structure
Theories1
Pemilihan struktur modal (yaitu cara perusahaan
membiayai diri mereka sendiri) telah menjadi topik
utama penelitian di bidang keuangan perusahaan.
Meskipun beberapa perselisihan besar tetap ada,
banyak wawasan penting tentang hal ini telah
diperoleh. Seperti yang akan dibahas dalam jurnal ini,
mengenai fondasi logika dan menerapkannya pada
perusahaan asuransi, wawasan & tambahan literatur
yang diperoleh.
“
2.1 Trade-Off Theory in Corporate Finance
Teori trade-off dibangun di atas asumsi bahwa perusahaan mengejar target bauran
keuangan optimal yang memperdagangkan manfaat marginal dan biaya marjinal dari
leverage.
5
 Miller dan Modigliani (1958) bahwa perusahaan beroperasi di pasar modal yang sempurna, tetapi yang kemudian disesuaikan untuk
memperhitungkan ketidak sempurnaan pasar serta biaya agensi serta memisahkan keputusan investasi dan pendanaan.
 Miller dan Modigliani (1963) bahwa perusahaan harus mempertahankan 100% pembiayaan utang keuangan.
 Kraus dan Litzenberger (1973) dan Bradley dkk. (1984) mengembangkan model di mana keuntungan pajak dari hutang diimbangi dengan biaya
kebangkrutan.
 Kim, 1978; Altman, (1984) nilai perusahaan total seharusnya menjadi fungsi cekung dari leverage sementara struktur modal yang memaksimalkan
nilai perusahaan total menjadi struktur keuangan optimal atau target.
 Jensen dan Meckling (1976) memperkenalkan perspektif 'agensi' sebagai sumber potensial lain dari biaya dan manfaat untuk dipertimbangkan ketika
memilih struktur modal yang optimal.
 Harris dan Raviv, (1991). menjaga jumlah mutlak investasi dalam perusahaan, peningkatan fraksi yang dibiayai oleh hasil utang, pada akhirnya
meningkatkan kepentingan pemegang saham eksternal.
 Jensen (1986), bahwa meningkatnya pengaruh mitigates agency conflict karena melayani utang mengurangi surplus kas yang tersedia akan
mengurangi potensi kelebihan investasi dalam proyek-proyek yang buruk.
 Meckling (1976) & Galai dan Masulis (1976). pemilik adalah penuntut residual dan memiliki kewajiban terbatas, yang memberi mereka hak untuk
melunasi pemegang polis dan mengambil alih sisa aset, ekuitas perusahaan dapat dilihat sebagai opsi panggilan Eropa pada asetnya dengan harga
strike sama dengan nilai kewajiban.
 (Merton, 1974). nilai panggilan meningkat dengan volatilitas aset yang mendasarinya, manajer, bertindak demi kepentingan pemegang saham,
memiliki insentif untuk mengambil proyek berisiko, terutama ketika potensi pengembalian tinggi dengan tingkat keberhasilan rendah.
“
2.2 Pecking Order Theory in Corporate Finance
Myers (1984) dan Myers and Majluf (1984) mengembangkan teori pecking order
berdasarkan temuan Donaldson (1961) tentang pilihan pembiayaan. Menurut teori ini,
asimetri informasi antara perusahaan dan penyedia pembiayaannya menyebabkan
pembiayaan eksternal menjadi lebih mahal daripada sumber pendanaan internal.
6
 (Danthine dan Donaldson, 2005) pengumuman saham baru, investor menyesuaikan keyakinan mereka dan harga saham
turun. Pada gilirannya, fenomena ini kemungkinan akan menyebabkan preferensi internal atas sumber pembiayaan
eksternal ke titik bahwa perusahaan bahkan mungkin kurang berinvestasi ketika dana internal dalam pasokan pendek.
 Myers dan Majluf (1984) berpendapat bahwa perusahaan dapat mengurangi masalah investasi ini jika mereka
menggunakan sumber pembiayaan eksternal yang kurang rentan terhadap underpricing karena mereka mengandung
sedikit informasi tentang nilai yang mendasari ekuitas perusahaan dan karenanya, ketika digunakan, tidak menyebabkan
penurunan memperbarui harapan investor. Ini menghasilkan apa yang disebut ‘pecking order’ dalam preferensi manajer
untuk sumber pendanaan.
 (Shyam-Sunder dan Myers, 1999; Myers, 2001) ketika kapasitas utang tercapai, para manajer beralih ke ekuitas sebagai
upaya terakhir. Ini menyiratkan bahwa menurut teori pecking order, tidak ada target rasio utang-ekuitas optimal (cfr.
Trade-off theory) ada sementara struktur modal adalah hasil dari akumulasi defisit keuangan masa lalu
3. An Insurer’s Capital Structure
3.1 An Insurer’s Balance Sheet
Model bisnis sebuah perusahaan asuransi sangat
berbeda bertentangan dengan perusahaan industri yang
dimuka harus membuat investasi penting dalam aset
industri dan komponen modal kerja seperti persediaan
dan hutang, perusahaan asuransi menerima premi
dimuka (yaitu asuransi memiliki siklus produksi terbalik).
Untuk dapat memenuhi klaim di masa depan, perusahaan
asuransi diwajibkan oleh peraturan untuk berinvestasi
dalam portofolio sekuritas keuangan. Bergantung pada
peraturan, nilai aktuaria (yaitu nilai masa depan yang
diharapkan) atau nilai wajar (yaitu nilai pasar atau
estimasi terbaik) dari klaim masa depan muncul sebagai
ketentuan teknis pada sisi kewajiban dari neraca.
7
“
Kunci perbedaan antara struktur modal industri dan perusahaan asuransi
8
 Kedua adalah dalam perusahaan asuransi, terutama aset terdiri dari portofolio sebagian besar surat berharga keuangan
yang dapat diperdagangkan. Seperti yang akan kita bahas di bawah ini dua perbedaan menyebabkan ketentuan teknis
untuk (sebagian besar) mengusir utang keuangan, dan sekaligus menciptakan biaya tambahan pada penggunaan
ekuitas.
 Pertama dengan struktur modal dalam perusahaan asuransi peran pelanggan dan
pemodal digabungkan, karena pemegang polis memberikan pembiayaan kepada
perusahaan melalui pembayaran premi mereka. karena perusahaan asuransi
berutang kepada pemegang polis, setelah premi dikumpulkan, interaksi pelanggan
terjadi dengan sisi kewajiban dari neraca. Sebaliknya, dalam operasi perusahaan
industri yang khas didorong oleh aset dan pelanggan tidak menjadi pemegang utang
3.2 Financial Debt versus Technical Provisions : Some Additional Insights
3.2.1 Insurance-Based Trade-Off Theory
Ketika menerapkan the logic of the trade–off theory pada
perusahaan asuransi, tidak semuanya jelas mengapa pilihan
relative pada ekuitas, perusahaan asuransi menggunakan
utang keuangan secara terbatas (Cummins dan Lamm-
Tennant, 1994 dan Baranoff et al., 2008), beberapa data
digunakan untuk penggunaan utang keuangan). Secara
khusus, ketika kita mempertimbangkan langkah pertama dari
trade–off theory - keuntungan pajak seimbang terhadap risiko
kebangkrutan - menganggap bahwa rencana bisnis
diberikan. Dalam konteks perusahaan asuransi ini akan
menyiratkan bahwa kegiatan underwriting dan investasi
dalam sekuritas bersifat tetap (misalnya Eling dan Marek, 2014).
Ini menyiratkan bahwa total aset dan ketentuan adalah tetap,
dan karenanya masalah struktur modal berkurang menjadi
pembiayaan perbedaan antara aset dan ketentuan.
9
Figure 1. Simplified Balance Sheet of an Insurance Company ‘Corporate Finance Style’.
10
Dengan mempertimbangkan fakta bahwa regulator biasanya memaksakan bahwa hutang kepada
pemegang klaim keuangan adalah terlalu dini kepada pemegang polis, ada satu argumen berbasis
asuransi yang mendukung penggunaan utang keuangan. Gambar 1 menunjukkan bahwa sumber daya dari
utang keuangan diinvestasikan dalam portofolio aset yang berfungsi sebagai jaminan untuk membayar
pemegang polis.
Harrington dan Niehaus (2003) dalam diskusi bahwa biaya pajak risiko diansuransikan dengan
pertimbangan penggunaan utang keuangan sebagai faktor pengurangan biaya. Namun, mereka juga
menunjukkan bahwa mungkin ada interaksi antara nilai waralaba dan utang keuangan, dalam arti bahwa
yang terakhir dapat mengikis yang pertama. Singkatnya, logika trade-off juga menunjukkan bahwa tanpa
peraturan solvabilitas pro-ekuitas, utang keuangan tidak mungkin menjadi sumber pembiayaan yang
penting.
3.2.2 Insurance-Based Pecking-Order Theory
Dari perspektif teori pecking order, orang akan mengharapkan lebih sedikit
penggunaan utang keuangan di perusahaan asuransi, dibandingkan
dengan perusahaan industri.
Pertama, seperti yang disebutkan sebelumnya, perusahaan industri sering
harus membuat pengeluaran investasi penting dalam aset industri sebelum
mereka dapat merealisasikan penjualan dan arus kas. (Baranoff et al., 2008)
perusahaan asuransi memiliki siklus produksi terbalik di mana mereka
dibayar dimuka untuk layanan mereka. Secara keseluruhan, orang akan
berharap kurang perlu mengeluarkan utang keuangan.
11
“
12
Kedua, penerbitan utang keuangan dapat dengan mudah menghadapi
masalah informasi asimetris yang penting. Secara khusus, Cummins dan
Nini (2002) menunjukkan bahwa implikasi dari teori pecking order sangat
tergantung pada tingkat informasi asimetris dalam industri asuransi.
Sementara perusahaan tradisional hanya menemukan informasi asimetris
dalam aset, Zhang et al. (2009) berpendapat bahwa bank dan perusahaan
asuransi tunduk pada informasi asimetris dalam aset dan kewajiban.
Morgan (2002) menyimpulkan bahwa jika seseorang melihat
ketidaksepakatan antara lembaga pemeringkat, perusahaan asuransi
bahkan lebih buram daripada bank. Asimetri informasi yang terkait dengan
aset tetap relatif dikelola untuk asuransi, namun, karena aset mereka
terutama terdiri dari surat-surat berharga.
(Harrington dan Niehaus, 2002; Zhang et al., 2009; Cheng dan Weiss, 2012). Menggabungkan masalah-
masalah informasi asimetris dengan fakta bahwa peraturan biasanya menyiratkan bahwa hutang
keuangan adalah subordinasi untuk klaim dari pemegang polis, orang akan berharap bahwa perusahaan
asuransi (perusahaan saham atau yang sama-sama) dengan mudah melewati situasi di mana utang
keuangan dianggap berisiko oleh investor.
3.3 Technical Provisions versus Equity
13
Seperti disebutkan di atas, struktur modal dalam literatur asuransi berfokus
pada keseimbangan antara ekuitas dan klaim pemegang kebijakan, yaitu
ketentuan teknis (Cheng dan Weiss, 2012; Fier et al., 2013; antara lain).
Logika sebelumnya mendukung perspektif ini. Untuk alasan komparabilitas
dengan langkah-langkah keuangan perusahaan tradisional, kami
mendefinisikan struktur modal sebagai ekuitas terhadap total aset (Baranoff
dan Sager, 2002).
3.3.1 The Trade-Off between Technical Provisions and Equity
Literatur asuransi mengakui keuntungan dan kerugian yang sama dari
mempertahankan ekuitas sebagaimana dibahas dalam teori trade-off
(yaitu pajak versus risiko kebangkrutan versus masalah agensi versus
overhang utang dan substitusi aset) tetapi mengembangkan ini dalam
kekhususan dari konteks asuransi dan melengkapi mereka dengan
beberapa sudut pandang khusus asuransi mengenai lini bisnis (asuransi
jiwa versus asuransi properti-kewajiban), struktur kepemilikan (perusahaan
saham versus timbal balik) atau regulasi.
“
14
Pertama, literatur asuransi mengakui bahwa, karena pajak ganda dari
pendapatan investasi (yaitu pada tingkat perusahaan asuransi dan pada
tingkat pemegang saham perusahaan asuransi), ada biaya pajak untuk
penggunaan ekuitas (Cummins dan Grace, 1994; Bradford dan Logue, 1999;
Cheng dan Weiss, 2012; antara lain). Ini kemudian diperdagangkan melawan
risiko kebangkrutan yang lebih rendah (Cummins dan Nini, 2002; DeWeert,
2011; Cheng dan Weiss, 2012; antara lain). Perbedaan penting dalam trade-off
ini terjadi ketika membandingkan keberisikoan kewajiban asuransi jiwa
versus asuransi non-jiwa. Jangkauan jangka panjang asuransi jiwa vis-a-vis
non-life insurance meningkatkan lebih banyak prediktabilitas asuransi jiwa
(Hull, 2012). Akibatnya, seperti juga diamati dalam prakteknya, kapitalisasi
dalam industri kehidupan harus jauh lebih rendah daripada di industri non-
jiwa (misalnya Cummins dan Sommer, 1996; Baranoff dan Sager, 2002).
Kedua, literatur kepemilikan (perusahaan saham versus timbal-balik) terutama menekankan perbedaan
relatif dalam kepentingan biaya agensi manajerial (yaitu masalah moral hazard dan adverse selection)
versus masalah debt overhang versus substitusi aset, yang pada gilirannya menyebabkan perbedaan
dalam struktur modal yang optimal.
Pada gilirannya, karena peran pemegang utang dan pelanggan digabung dalam perusahaan asuransi,
masalah sebelumnya dapat memicu masalah lain, yaitu ketika perusahaan asuransi dianggap terlalu
berisiko, hal itu dapat kehilangan bisnis karena pelanggan mulai menjauh atau mungkin terpaksa untuk
membebankan premi yang lebih rendah untuk menghentikan yang terakhir terjadi (Cummins dan Danzon,
1997; Cheng dan Weiss, 2012).
“
15
Salah satu penjelasan yang mungkin ditawarkan oleh literatur adalah bahwa,
untuk bertahan dari tekanan persaingan, jenis perusahaan asuransi yang sama
cenderung memilih portofolio produk dan aktivitas asuransi di mana ada lebih
sedikit kelonggaran untuk kebijaksanaan manajerial (Mayers dan Smith, 1988).
Argumen ini sejalan dengan Fama dan Jensen (1983) dan Mayers dan Smith
(1981) yang menyatakan bahwa karena bentuk organisasi yang berbeda
memerlukan biaya dan manfaat yang berbeda, kegiatan operasional mereka
juga harus berbeda.
Sudut pandang khusus asuransi akhir dalam logika trade-off struktur modal adalah regulasi. Dalam studi awal
Cummins et al. (1995) dokumen untuk asuransi properti-kewajiban AS bahwa rasio modal wajib minimum yang
diperlukan untuk modal yang sebenarnya adalah prediktor yang buruk dari kebangkrutan. Konsisten dengan
temuan sebelumnya, Munch dan Smallwood (1980) mendokumentasikan bahwa pengenaan persyaratan
modal minimum mengurangi kebangkrutan di antara perusahaan asuransi properti AS - terutama melalui
membatasi masuknya perusahaan berisiko kecil di pasar.
Untuk sampel internasional, Gaganis dan Pasiouras (2013) tidak menemukan hubungan yang kuat antara
persyaratan modal yang lebih ketat dan kesehatan asuransi diukur sebagai jarak ke default.
(Shim, 2010 untuk asuransi properti-kewajiban AS; De Haan dan Kakes, 2010 untuk perusahaan asuransi Belanda,
antara lain), menunjukkan hubungan yang lemah antara kebutuhan modal dan struktur modal target yang
sebenarnya.
“
16
(Bates et al., 2009). Dalam keuangan perusahaan, literatur 'uang'
baru-baru ini mempelajari keuntungan dan kerugian dari
kebijakan perusahaan yang terakhir ini.
Sejauh ini temuannya adalah bahwa portofolio ini biasanya
dihargai dengan diskon yang dapat berkisar antara 10% dan 60%
yang menyiratkan bahwa pada investasi seperti itu memang
memiliki nilai sekarang bersih negatif (Pinkowitz et al., 2006;
Faulkender dan Wang, 2006; Dittmar dan Mahrt-Smith, 2007)
3.3.2 Pecking Order and Technical
Provisions versus Equity
17
Sebagaimana dibahas di atas, literatur asuransi menekankan
pentingnya masalah informasi asimetris terkait dengan ketentuan
teknis (dan portofolio underwriter). Oleh karena itu, logika teori
pecking order juga berlaku untuk perusahaan asuransi (Cheng dan
Weiss, 2012; ’Arcy dan Lwin, 2012).
Mengenai bentuk organisasi, dibandingkan dengan perusahaan
saham, logika pecking order diharapkan lebih relevan dalam
kasus perusahaan asuransi mutual yang menyebabkan mereka
memiliki tingkat modal yang lebih tinggi (Froot dan Stein, 1998;
Harrington dan Niehaus, 2002).
Karena, seperti yang diperdebatkan dalam Harrington dan
Niehaus (2002) atau dalam Fields and Tirtiroglu (1991), memperoleh
ekuitas eksternal lebih mahal bagi perusahaan asuransi bersama
karena yang kedua tidak dapat mengakses pasar modal dengan
mudah.
3.4 Trade-Off versus Pecking Order : Empirical Evidence for Insurers
Literatur empiris yang mengevaluasi trade-off versus logika pecking
order dalam struktur modal perusahaan asuransi masih kecil tetapi
berkembang dengan cepat. Cheng dan Weiss (2012) menawarkan studi
empiris yang paling komprehensif.
Selanjutnya, unsur-unsur yang terkait dengan risiko perusahaan asuransi
seperti ukuran, diversifikasi atau penggunaan reasuransi adalah penentu
rasio modal target perusahaan juga. Temuan dan jenis driver ini sejalan
dengan studi sebelumnya pada perusahaan asuransi (Cummins dan
Nini, 2002 untuk asuransi properti-kewajiban AS, De Haan dan Kakes, 2010
untuk sampel global perusahaan asuransi Belanda,) Namun demikian,
sepadan dengan pertimbangan pecking order, perusahaan asuransi
memiliki preferensi yang kuat untuk menggunakan laba ditahan
sehingga struktur modal sensitif terhadap defisit pembiayaan. Ini juga
dikonfirmasi oleh Shim (2010) untuk asuransi properti-kewajiban AS, dan
studi yang disebutkan di atas Cummins dan Nini (2002), De Haan en
Kakes (2010), serta, Harrington dan Niehaus (2002), dalam studi awal
mereka terhadap perusahaan asuransi saham versus perusahaan
memberikan bukti unsur pecking order yang sama seperti dalam Cheng
dan Weiss (2012).
18
4. Interactions between Capital Structure and Business Plans in the Insurance Sector
Literatur asuransi menunjukkan bahwa melalui sifat model bisnis asuransi
ada kemungkinan ada interaksi yang lebih kuat antara struktur modal dan
pilihan operasional dibandingkan dengan perusahaan industri.
Ketika sebuah perusahaan asuransi menjual produk penjaminan (yaitu
bagian dari rencana bisnis) ini secara otomatis mempengaruhi struktur
modal melalui penciptaan kewajiban tambahan (yaitu ketentuan teknis).
Hali ini umumnya tidak berlaku untuk perusahaan industri. Lebih jauh lagi,
karena pelanggan siklus produksi terbalik membayar di muka sehingga
mereka menjadi pemegang utang dan oleh karena itu umumnya lebih
dipengaruhi oleh kebangkrutan perusahaan daripada dalam kasus
perusahaan industri di mana biasanya produk tersebut dikirim pertama dan
pelanggan hanya membayar pada saat itu atau sesudahnya.
Unsur-unsur model bisnis dari sebuah perusahaan asuransi membawa
interaksi antara pembiayaan dan rencana bisnis ke permukaan, yang
mengarah ke pandangan bahwa pilihan struktur keuangan adalah
keputusan multidimensional yang kompleks (Staking dan Babbel, 1995).
19
4.1 Insurer Capital Structure and Risk Embedded
in the Business Plan
20
Literatur yang relatif baru tetapi sudah luas terkait risiko bisnis dari
perusahaan asuransi dengan struktur modalnya. Mengikuti pekerjaan
sebelumnya untuk perusahaan asuransi (Harrington dan Nelson, 1986;
Staking dan Babbel, 1995) dan untuk bank (Shrieves dan Dahl, 1992),
(Cummins dan Sommer (1996), Baranoff dan Sager (2002; 2003) menyelidiki
bagaimana struktur modal berinteraksi dengan pilihan risiko bisnis.
Penelitian ini menghasilkan dua hipotesis utama yang bersaing, yaitu apa
yang disebut paradigma risiko terbatas di satu sisi dan paradigma risiko
yang berlebihan di sisi lain.
Secara khusus, argumen ekonomi biaya transaksi berpendapat bahwa
kontrak yang tidak tuntas menciptakan ketidakpastian yang mengarah ke
konflik di antara para pemangku kepentingan. Kekhususan produk terkait
erat dengan kontrak yang tidak lengkap dan karenanya menciptakan
ketidakpastian. Perusahaan dapat mengurangi masalah ini dengan
menggunakan ekuitas (lihat misalnya Williamson, 1988; Kochhar, 1996;
Baranoff dan Sager, 2002).
4.2 Insurer Capital Structure and Reinsurance
21
Melalui reasuransi, perusahaan asuransi primer menjual kembali sebagian
risiko underwriting, dan oleh karena itu berdampak pada rencana bisnis.
Lebih dari itu, reasuransi dan struktur modal saling terkait. Literatur yang
mempelajari hubungan ini dibangun di atas wawasan dari keuangan
perusahaan mengenai hubungan antara hedging dan struktur modal (Monda
et al., 2013 untuk ikhtisar tentang motif manajemen risiko).
Studi-studi ini berhipotesis hubungan positif antara leverage dan reasuransi
berdasarkan biaya kebangkrutan, biaya agensi serta argumen bantalan risiko
(Shiu, 2011),
Hipotesa risiko mendalilkan bahwa perusahaan asuransi cenderung
menggunakan reasuransi terhadap biaya yang terkait dengan hasil bencana
ketika peningkatan leverage mereka (Adams, 1996). Sejalan dengan
argumen ini, Garven dan Lamm-Tennant (2003) menunjukkan pada satu set
asuransi properti-kewajiban AS, bahwa lebih banyak reasuransi digunakan
ketika leverage meningkat. Cole dan McCullough (2006) menemukan hasil
yang serupa untuk perusahaan asuransi AS. Powell dan Sommer (2007) lebih
lanjut memberikan bukti bahwa pasar modal internal juga berperan dalam
hubungan leverage-reasuransi. Pada asuransi properti-kewajiban AS, mereka
menemukan bahwa reasuransi internal maupun eksternal berhubungan positif
dengan leverage. Shiu (2011) menemukan dampak positif dari leverage pada
kegiatan reasuransi pada perusahaan asuransi non-jiwa di Inggris.
4.3 Capital Structure and Insurance Cycles
Contoh nyata dari ketergantungan asuransi terhadap pendanaan internal untuk
membangun modal dapat ditemukan dalam teori yang menjelaskan siklus
underwriting, yaitu, cara siklus di mana harga dan pasokan asuransi dalam
properti-korban (yaitu non-hidup) industri cenderung naik dan turun.
Pada dasarnya, teori-teori ini berawal dari anggapan bahwa mahal bagi
perusahaan asuransi untuk mengeluarkan ekuitas setelah kehilangan atau
guncangan investasi negatif karena informasi asimetris dan ketidaksempurnaan
pasar lainnya (Winter, 1994; Cummins dan Danzon, 1997.
Secara khusus, Winter (1988) dan Gron (1994) mengusulkan teori kendala
kapasitas, Doherty dan Posey (1997) teori kontrak implisit dan Cummins dan
Danzon (1997) teori utang yang berisiko.
Meskipun sebagian besar siklus yang diamati dalam laba underwriting telah
terbukti disebabkan oleh kelambatan pelaporan dan konvensi akuntansi yang
sederhana, pasar yang keras dan lunak tampaknya saling mengikuti. Selama
harga asuransi pasar meningkat dan cakupan kurang tersedia; selama harga
pasar lunak menurun dan cakupan lebih mudah tersedia (misalnya Doherty dan
Kang, 1988; Lamm-Tennant andWeiss, 1997; Chen et al., 1999).
22
Conclusions and Avenues for Future
Research
5
Pertama, sebagian besar penelitian tentang manajemen keuangan
asuransi dilakukan pada data AS, dan hanya beberapa penelitian yang
menggunakan bukti internasional (Fields et al., 2012) atau bukti Eropa
(Osipov, 2011). Namun, menggunakan data Eropa dapat memberikan
kontribusi yang kuat pada literatur karena memiliki keuntungan
tambahan bahwa UE semakin memberikan medan bermain yang
seimbang untuk kompetisi dan regulasi (yaitu melalui aturan seragam
untuk perusahaan asuransi Uni Eropa).
Kedua, meskipun kebijakan penggunaan hutang sebagian besar
diabaikan dalam literatur asuransi, fakta bahwa dalam beberapa studi
empiris proporsi hingga 10% telah ditemukan (Cummins dan Rubio-
Misas, 2006 untuk industri asuransi Spanyol dan Bikker dan Gorter,
2011 untuk perusahaan asuransi Belanda) patut mendapat perhatian
lebih lanjut.
Ketiga, yang menjanjikan adalah dinamika pasar modal internal dalam
industri asuransi. Terutama, karena sejumlah besar perusahaan
asuransi adalah bagian dari kelompok keuangan yang lebih besar,
dampak struktur kelompok pada keputusan keuangan perusahaan
asuransi patut mendapat perhatian lebih lanjut.
Conclusions and Avenues for Future
Research
5
Keempat, dari literatur asuransi yang dapat mengambil manfaat dari
wawasan tambahan dari keuangan perusahaan adalah hubungan
antara keputusan keuangan dan strategi pasar produk (Chevalier,
1995). Lingkungan kompetitif dalam industri asuransi itu sendiri
bukanlah topik baru (Rees dan Kessner, 1999; Osipov, 2011).
Kelima, literatur keuangan dalam keuangan perusahaan dapat
menawarkan wawasan yang menarik karena cadangan kas
dipengaruhi oleh tata kelola perusahaan yang tegas serta tata kelola
kelembagaan (Pinkowitz et al., 2006). Hal ini menimbulkan pertanyaan
sejauh mana tata kelola perusahaan memengaruhi struktur modal
perusahaan asuransi.
Keenam, penyelidikan yang lebih menyeluruh mengenai kerumitan
ekstra pilihan struktur modal dalam sebuah perusahaan asuransi yang
terkait dengan perusahaan industri kemungkinan akan mengarah pada
wawasan mendasar yang menarik dalam kebijakan keuangan sebuah
perusahaan asuransi.
Thanks!
25

More Related Content

What's hot

Topik khusus keuangan perusahaan
Topik khusus keuangan perusahaanTopik khusus keuangan perusahaan
Topik khusus keuangan perusahaanLailani Fitria
 
Artikel analisis konsep struktur modal
Artikel analisis konsep struktur modalArtikel analisis konsep struktur modal
Artikel analisis konsep struktur modalwardahmega
 
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangMene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangDevy Sylvia Silaban
 
Analisis Struktur Modal
Analisis Struktur ModalAnalisis Struktur Modal
Analisis Struktur ModalIRAWANPERWANDA
 
Apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagian 2)
Apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagian 2)Apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagian 2)
Apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagian 2)Futurum2
 
Chapter ii (ekuitas)
Chapter ii (ekuitas)Chapter ii (ekuitas)
Chapter ii (ekuitas)Haris Gunawan
 
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwillPsak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwillFuturum2
 
Presentasi pengantar bisnis
Presentasi pengantar bisnisPresentasi pengantar bisnis
Presentasi pengantar bisnistarunadicky
 
sumber sumber keuangan perusahaan
sumber sumber keuangan perusahaansumber sumber keuangan perusahaan
sumber sumber keuangan perusahaanayudya fitri
 
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805Futurum2
 
Konsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitasKonsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitasRose Meea
 
8a 100208133825-phpapp02
8a 100208133825-phpapp028a 100208133825-phpapp02
8a 100208133825-phpapp02Agus Purnama
 
Bhn ajar-mgt-keuangan-1-s1
Bhn ajar-mgt-keuangan-1-s1Bhn ajar-mgt-keuangan-1-s1
Bhn ajar-mgt-keuangan-1-s1Haidar Bashofi
 
Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Lia Ivvana
 
Aminullah assagaf financial management 23 okt 2020
Aminullah assagaf financial management 23 okt 2020Aminullah assagaf financial management 23 okt 2020
Aminullah assagaf financial management 23 okt 2020Aminullah Assagaf
 

What's hot (20)

Topik khusus keuangan perusahaan
Topik khusus keuangan perusahaanTopik khusus keuangan perusahaan
Topik khusus keuangan perusahaan
 
Artikel analisis konsep struktur modal
Artikel analisis konsep struktur modalArtikel analisis konsep struktur modal
Artikel analisis konsep struktur modal
 
Pendanaan/Modal
Pendanaan/ModalPendanaan/Modal
Pendanaan/Modal
 
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangMene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
 
Analisis Struktur Modal
Analisis Struktur ModalAnalisis Struktur Modal
Analisis Struktur Modal
 
Apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagian 2)
Apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagian 2)Apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagian 2)
Apakah ipo dapat dianggap dana murah (bagian 2)
 
Chapter ii (ekuitas)
Chapter ii (ekuitas)Chapter ii (ekuitas)
Chapter ii (ekuitas)
 
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwillPsak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
 
Kewajiban dan ekuitas
Kewajiban dan ekuitasKewajiban dan ekuitas
Kewajiban dan ekuitas
 
Presentasi pengantar bisnis
Presentasi pengantar bisnisPresentasi pengantar bisnis
Presentasi pengantar bisnis
 
sumber sumber keuangan perusahaan
sumber sumber keuangan perusahaansumber sumber keuangan perusahaan
sumber sumber keuangan perusahaan
 
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805
Akuisisi aset atau akuisisi bisnis asc topic 805
 
Konsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitasKonsep hutang dan ekuitas
Konsep hutang dan ekuitas
 
8a 100208133825-phpapp02
8a 100208133825-phpapp028a 100208133825-phpapp02
8a 100208133825-phpapp02
 
Makalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang
Makalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjangMakalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang
Makalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang
 
Bhn ajar-mgt-keuangan-1-s1
Bhn ajar-mgt-keuangan-1-s1Bhn ajar-mgt-keuangan-1-s1
Bhn ajar-mgt-keuangan-1-s1
 
Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26
 
Gcg theory of the firm
Gcg theory of the firmGcg theory of the firm
Gcg theory of the firm
 
Aminullah assagaf financial management 23 okt 2020
Aminullah assagaf financial management 23 okt 2020Aminullah assagaf financial management 23 okt 2020
Aminullah assagaf financial management 23 okt 2020
 
Sumber Sumber Pendanaan
Sumber Sumber PendanaanSumber Sumber Pendanaan
Sumber Sumber Pendanaan
 

Similar to ASURANSI MODAL

Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai PerusahaanPengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai PerusahaanTrisnadi Wijaya
 
STRATEGI PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdf
STRATEGI  PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdfSTRATEGI  PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdf
STRATEGI PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdfLUTFIMUSTAKIM
 
Analisis Pengaruh Earnings Management dan Institutional Environment Terhadap ...
Analisis Pengaruh Earnings Management dan Institutional Environment Terhadap ...Analisis Pengaruh Earnings Management dan Institutional Environment Terhadap ...
Analisis Pengaruh Earnings Management dan Institutional Environment Terhadap ...Ekaputra Sananto
 
TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
TUGAS MANAJEMEN KEUANGANTUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
TUGAS MANAJEMEN KEUANGANkecepirit
 
theory of the firm : MANAGERIAL BEHAVIOR, AGENCY COST & OWNERSHIP STRUCTURE
theory of the firm : MANAGERIAL BEHAVIOR, AGENCY COST & OWNERSHIP STRUCTUREtheory of the firm : MANAGERIAL BEHAVIOR, AGENCY COST & OWNERSHIP STRUCTURE
theory of the firm : MANAGERIAL BEHAVIOR, AGENCY COST & OWNERSHIP STRUCTURE DGT
 
Soal Jawab LSPP AAMAI 103 - Bisnis dan Keuangan Asuransi - September 2018
Soal Jawab LSPP AAMAI 103 - Bisnis dan Keuangan Asuransi - September 2018Soal Jawab LSPP AAMAI 103 - Bisnis dan Keuangan Asuransi - September 2018
Soal Jawab LSPP AAMAI 103 - Bisnis dan Keuangan Asuransi - September 2018Afrianto Budi
 
Tutorial LSPP AAMAI 103 - Bisnis dan Keuangan Asuransi, Maret 2020
Tutorial LSPP AAMAI 103 - Bisnis dan Keuangan Asuransi, Maret 2020Tutorial LSPP AAMAI 103 - Bisnis dan Keuangan Asuransi, Maret 2020
Tutorial LSPP AAMAI 103 - Bisnis dan Keuangan Asuransi, Maret 2020Afrianto Budi
 
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03SalsadilaJannati
 
Makalah Pasar dan Lembaga Keuangan
Makalah Pasar dan Lembaga KeuanganMakalah Pasar dan Lembaga Keuangan
Makalah Pasar dan Lembaga KeuanganRizki Malinda
 
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4MahendraDicky
 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Lia Ivvana
 
Kapan kita tahu meminjam uang baik untuk roe pemegang saham
Kapan kita tahu meminjam uang baik untuk roe pemegang sahamKapan kita tahu meminjam uang baik untuk roe pemegang saham
Kapan kita tahu meminjam uang baik untuk roe pemegang sahamFuturum2
 
Soal Jawab 108: Praktek Klaim - Persiapan ujian ONLINE Juni 2021
Soal Jawab 108: Praktek Klaim - Persiapan ujian ONLINE Juni 2021Soal Jawab 108: Praktek Klaim - Persiapan ujian ONLINE Juni 2021
Soal Jawab 108: Praktek Klaim - Persiapan ujian ONLINE Juni 2021Afrianto Budi
 
P2 dasar manajemen keuangan 2018
P2 dasar manajemen keuangan 2018P2 dasar manajemen keuangan 2018
P2 dasar manajemen keuangan 2018Lailani Fitria
 

Similar to ASURANSI MODAL (20)

Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai PerusahaanPengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
 
STRATEGI PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdf
STRATEGI  PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdfSTRATEGI  PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdf
STRATEGI PENDANAAN ANTARA UTANG DAN SAHAM FISIP.pdf
 
Analisis Pengaruh Earnings Management dan Institutional Environment Terhadap ...
Analisis Pengaruh Earnings Management dan Institutional Environment Terhadap ...Analisis Pengaruh Earnings Management dan Institutional Environment Terhadap ...
Analisis Pengaruh Earnings Management dan Institutional Environment Terhadap ...
 
TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
TUGAS MANAJEMEN KEUANGANTUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN
 
theory of the firm : MANAGERIAL BEHAVIOR, AGENCY COST & OWNERSHIP STRUCTURE
theory of the firm : MANAGERIAL BEHAVIOR, AGENCY COST & OWNERSHIP STRUCTUREtheory of the firm : MANAGERIAL BEHAVIOR, AGENCY COST & OWNERSHIP STRUCTURE
theory of the firm : MANAGERIAL BEHAVIOR, AGENCY COST & OWNERSHIP STRUCTURE
 
Soal Jawab LSPP AAMAI 103 - Bisnis dan Keuangan Asuransi - September 2018
Soal Jawab LSPP AAMAI 103 - Bisnis dan Keuangan Asuransi - September 2018Soal Jawab LSPP AAMAI 103 - Bisnis dan Keuangan Asuransi - September 2018
Soal Jawab LSPP AAMAI 103 - Bisnis dan Keuangan Asuransi - September 2018
 
Tutorial LSPP AAMAI 103 - Bisnis dan Keuangan Asuransi, Maret 2020
Tutorial LSPP AAMAI 103 - Bisnis dan Keuangan Asuransi, Maret 2020Tutorial LSPP AAMAI 103 - Bisnis dan Keuangan Asuransi, Maret 2020
Tutorial LSPP AAMAI 103 - Bisnis dan Keuangan Asuransi, Maret 2020
 
368-521-1-PB.pdf
368-521-1-PB.pdf368-521-1-PB.pdf
368-521-1-PB.pdf
 
Perilaku keuangan pertemuan 15.pptx
Perilaku keuangan pertemuan 15.pptxPerilaku keuangan pertemuan 15.pptx
Perilaku keuangan pertemuan 15.pptx
 
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
 
Makalah Pasar dan Lembaga Keuangan
Makalah Pasar dan Lembaga KeuanganMakalah Pasar dan Lembaga Keuangan
Makalah Pasar dan Lembaga Keuangan
 
struktur modal
struktur modalstruktur modal
struktur modal
 
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
 
Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15Manajemen keuangan bab 15
Manajemen keuangan bab 15
 
Regulation of financial accounting
Regulation of financial accountingRegulation of financial accounting
Regulation of financial accounting
 
Sejarah perkembangan manajemen
Sejarah perkembangan manajemenSejarah perkembangan manajemen
Sejarah perkembangan manajemen
 
Kapan kita tahu meminjam uang baik untuk roe pemegang saham
Kapan kita tahu meminjam uang baik untuk roe pemegang sahamKapan kita tahu meminjam uang baik untuk roe pemegang saham
Kapan kita tahu meminjam uang baik untuk roe pemegang saham
 
Soal Jawab 108: Praktek Klaim - Persiapan ujian ONLINE Juni 2021
Soal Jawab 108: Praktek Klaim - Persiapan ujian ONLINE Juni 2021Soal Jawab 108: Praktek Klaim - Persiapan ujian ONLINE Juni 2021
Soal Jawab 108: Praktek Klaim - Persiapan ujian ONLINE Juni 2021
 
43142 metopel b
43142 metopel b43142 metopel b
43142 metopel b
 
P2 dasar manajemen keuangan 2018
P2 dasar manajemen keuangan 2018P2 dasar manajemen keuangan 2018
P2 dasar manajemen keuangan 2018
 

Recently uploaded

ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 

Recently uploaded (19)

ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 

ASURANSI MODAL

  • 1. IS THE CAPITAL STRUCTURE LOGIC OF CORPORATE FINANCE APPLICABLE TO INSURERS? REVIEW AND ANALYSIS Author : Arif Gunawan Faculty of Economics and Business Department of Accountancy, Finance & Insurance University of Leuven By. Frederiek Schoubben
  • 2. Abstract Sejak krisis keuangan tahun 2008, di samping bank, perusahaan asuransi telah menigkatkan perhatian dari para peneliti dan regulator karena peran penting mereka dalam sistem keuangan. Kunci utama untuk perusahaan asuransi yang stabil adalah struktur modalnya, yaitu pilihan antara ekuitas, utang, dan ketentuan dalam membiayai operasinya. Terutama penerapkan teori struktur modal (terutama trade-off dan pecking order). Jurnal ini memberikan gambaran umum literatur tentang struktur modal perusahaan asuransi, tetapi berkontribusi dengan mengklarifikasi secara sistematis bagaimana memperhitungkan kekhususan perusahaan asuransi ketika mentransfer logika trade-off dan pecking-order dari industri ke konteks perusahaan asuransi. 2
  • 3. 1. Introduction Dikutip (DeWeert, 2011; Asuransi Eropa, 2014; Swiss Re, 2014). Swiss Re (2014) melaporkan bahwa pada tahun 2013, premi yang ditulis di seluruh dunia berjumlah sekitar 4,6 triliun dolar AS yang mewakili sekitar 3621 dolar AS per orang di pasar negara maju dan 192 dolar AS per orang di pasar negara berkembang. Investasi mereka dalam aset keuangan berjumlah sekitar 27 triliun dolar AS, atau, dalam hal besarnya, sekitar 37% dari PDB dunia. Industri asuransi Eropa mewakili 35% pangsa pasar di seluruh dunia dalam hal premi, diikuti oleh AS dengan pangsa pasar 30% (Asuransi Eropa, 2014). Dimana elemen penting yang berkontribusi pada stabilitas perusahaan asuransi adalah solvabilitasnya. 3 Sejak krisis keuangan, di samping bank, kesadaran akan peran asuransi dalam ekonomi telah meningkat. Perusahaan asuransi telah diterima secara luas serta berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dengan distribusi risiko yang efisien melalui transfer risiko sementara mereka menambah stabilitas keuangan dengan menyediakan sumber daya keuangan jangka panjang untuk ekonomi. Jurnal ini meninjau literatur dalam beberapa langkah sbb : 1) Literatur teoritis serta penelitian empiris pada penerapan logika keuangan perusahaan untuk industri asuransi. 2) Gambaran teori keuangan perusahaan. 3) Diskusi tentang bagaimana teori-teori keuangan perusahaan pada struktur modal berlaku untuk pengaturan khusus perusahaan asuransi. 4) Interaksi khas antara struktur modal dan rencana bisnis dalam industri asuransi. 5) Menyimpulkan dan membahas beberapa cara untuk penelitian di masa depan dalam manajemen asuransi.
  • 4. 2. Capital Structure Theories1 Pemilihan struktur modal (yaitu cara perusahaan membiayai diri mereka sendiri) telah menjadi topik utama penelitian di bidang keuangan perusahaan. Meskipun beberapa perselisihan besar tetap ada, banyak wawasan penting tentang hal ini telah diperoleh. Seperti yang akan dibahas dalam jurnal ini, mengenai fondasi logika dan menerapkannya pada perusahaan asuransi, wawasan & tambahan literatur yang diperoleh.
  • 5. “ 2.1 Trade-Off Theory in Corporate Finance Teori trade-off dibangun di atas asumsi bahwa perusahaan mengejar target bauran keuangan optimal yang memperdagangkan manfaat marginal dan biaya marjinal dari leverage. 5  Miller dan Modigliani (1958) bahwa perusahaan beroperasi di pasar modal yang sempurna, tetapi yang kemudian disesuaikan untuk memperhitungkan ketidak sempurnaan pasar serta biaya agensi serta memisahkan keputusan investasi dan pendanaan.  Miller dan Modigliani (1963) bahwa perusahaan harus mempertahankan 100% pembiayaan utang keuangan.  Kraus dan Litzenberger (1973) dan Bradley dkk. (1984) mengembangkan model di mana keuntungan pajak dari hutang diimbangi dengan biaya kebangkrutan.  Kim, 1978; Altman, (1984) nilai perusahaan total seharusnya menjadi fungsi cekung dari leverage sementara struktur modal yang memaksimalkan nilai perusahaan total menjadi struktur keuangan optimal atau target.  Jensen dan Meckling (1976) memperkenalkan perspektif 'agensi' sebagai sumber potensial lain dari biaya dan manfaat untuk dipertimbangkan ketika memilih struktur modal yang optimal.  Harris dan Raviv, (1991). menjaga jumlah mutlak investasi dalam perusahaan, peningkatan fraksi yang dibiayai oleh hasil utang, pada akhirnya meningkatkan kepentingan pemegang saham eksternal.  Jensen (1986), bahwa meningkatnya pengaruh mitigates agency conflict karena melayani utang mengurangi surplus kas yang tersedia akan mengurangi potensi kelebihan investasi dalam proyek-proyek yang buruk.  Meckling (1976) & Galai dan Masulis (1976). pemilik adalah penuntut residual dan memiliki kewajiban terbatas, yang memberi mereka hak untuk melunasi pemegang polis dan mengambil alih sisa aset, ekuitas perusahaan dapat dilihat sebagai opsi panggilan Eropa pada asetnya dengan harga strike sama dengan nilai kewajiban.  (Merton, 1974). nilai panggilan meningkat dengan volatilitas aset yang mendasarinya, manajer, bertindak demi kepentingan pemegang saham, memiliki insentif untuk mengambil proyek berisiko, terutama ketika potensi pengembalian tinggi dengan tingkat keberhasilan rendah.
  • 6. “ 2.2 Pecking Order Theory in Corporate Finance Myers (1984) dan Myers and Majluf (1984) mengembangkan teori pecking order berdasarkan temuan Donaldson (1961) tentang pilihan pembiayaan. Menurut teori ini, asimetri informasi antara perusahaan dan penyedia pembiayaannya menyebabkan pembiayaan eksternal menjadi lebih mahal daripada sumber pendanaan internal. 6  (Danthine dan Donaldson, 2005) pengumuman saham baru, investor menyesuaikan keyakinan mereka dan harga saham turun. Pada gilirannya, fenomena ini kemungkinan akan menyebabkan preferensi internal atas sumber pembiayaan eksternal ke titik bahwa perusahaan bahkan mungkin kurang berinvestasi ketika dana internal dalam pasokan pendek.  Myers dan Majluf (1984) berpendapat bahwa perusahaan dapat mengurangi masalah investasi ini jika mereka menggunakan sumber pembiayaan eksternal yang kurang rentan terhadap underpricing karena mereka mengandung sedikit informasi tentang nilai yang mendasari ekuitas perusahaan dan karenanya, ketika digunakan, tidak menyebabkan penurunan memperbarui harapan investor. Ini menghasilkan apa yang disebut ‘pecking order’ dalam preferensi manajer untuk sumber pendanaan.  (Shyam-Sunder dan Myers, 1999; Myers, 2001) ketika kapasitas utang tercapai, para manajer beralih ke ekuitas sebagai upaya terakhir. Ini menyiratkan bahwa menurut teori pecking order, tidak ada target rasio utang-ekuitas optimal (cfr. Trade-off theory) ada sementara struktur modal adalah hasil dari akumulasi defisit keuangan masa lalu
  • 7. 3. An Insurer’s Capital Structure 3.1 An Insurer’s Balance Sheet Model bisnis sebuah perusahaan asuransi sangat berbeda bertentangan dengan perusahaan industri yang dimuka harus membuat investasi penting dalam aset industri dan komponen modal kerja seperti persediaan dan hutang, perusahaan asuransi menerima premi dimuka (yaitu asuransi memiliki siklus produksi terbalik). Untuk dapat memenuhi klaim di masa depan, perusahaan asuransi diwajibkan oleh peraturan untuk berinvestasi dalam portofolio sekuritas keuangan. Bergantung pada peraturan, nilai aktuaria (yaitu nilai masa depan yang diharapkan) atau nilai wajar (yaitu nilai pasar atau estimasi terbaik) dari klaim masa depan muncul sebagai ketentuan teknis pada sisi kewajiban dari neraca. 7
  • 8. “ Kunci perbedaan antara struktur modal industri dan perusahaan asuransi 8  Kedua adalah dalam perusahaan asuransi, terutama aset terdiri dari portofolio sebagian besar surat berharga keuangan yang dapat diperdagangkan. Seperti yang akan kita bahas di bawah ini dua perbedaan menyebabkan ketentuan teknis untuk (sebagian besar) mengusir utang keuangan, dan sekaligus menciptakan biaya tambahan pada penggunaan ekuitas.  Pertama dengan struktur modal dalam perusahaan asuransi peran pelanggan dan pemodal digabungkan, karena pemegang polis memberikan pembiayaan kepada perusahaan melalui pembayaran premi mereka. karena perusahaan asuransi berutang kepada pemegang polis, setelah premi dikumpulkan, interaksi pelanggan terjadi dengan sisi kewajiban dari neraca. Sebaliknya, dalam operasi perusahaan industri yang khas didorong oleh aset dan pelanggan tidak menjadi pemegang utang
  • 9. 3.2 Financial Debt versus Technical Provisions : Some Additional Insights 3.2.1 Insurance-Based Trade-Off Theory Ketika menerapkan the logic of the trade–off theory pada perusahaan asuransi, tidak semuanya jelas mengapa pilihan relative pada ekuitas, perusahaan asuransi menggunakan utang keuangan secara terbatas (Cummins dan Lamm- Tennant, 1994 dan Baranoff et al., 2008), beberapa data digunakan untuk penggunaan utang keuangan). Secara khusus, ketika kita mempertimbangkan langkah pertama dari trade–off theory - keuntungan pajak seimbang terhadap risiko kebangkrutan - menganggap bahwa rencana bisnis diberikan. Dalam konteks perusahaan asuransi ini akan menyiratkan bahwa kegiatan underwriting dan investasi dalam sekuritas bersifat tetap (misalnya Eling dan Marek, 2014). Ini menyiratkan bahwa total aset dan ketentuan adalah tetap, dan karenanya masalah struktur modal berkurang menjadi pembiayaan perbedaan antara aset dan ketentuan. 9
  • 10. Figure 1. Simplified Balance Sheet of an Insurance Company ‘Corporate Finance Style’. 10 Dengan mempertimbangkan fakta bahwa regulator biasanya memaksakan bahwa hutang kepada pemegang klaim keuangan adalah terlalu dini kepada pemegang polis, ada satu argumen berbasis asuransi yang mendukung penggunaan utang keuangan. Gambar 1 menunjukkan bahwa sumber daya dari utang keuangan diinvestasikan dalam portofolio aset yang berfungsi sebagai jaminan untuk membayar pemegang polis. Harrington dan Niehaus (2003) dalam diskusi bahwa biaya pajak risiko diansuransikan dengan pertimbangan penggunaan utang keuangan sebagai faktor pengurangan biaya. Namun, mereka juga menunjukkan bahwa mungkin ada interaksi antara nilai waralaba dan utang keuangan, dalam arti bahwa yang terakhir dapat mengikis yang pertama. Singkatnya, logika trade-off juga menunjukkan bahwa tanpa peraturan solvabilitas pro-ekuitas, utang keuangan tidak mungkin menjadi sumber pembiayaan yang penting.
  • 11. 3.2.2 Insurance-Based Pecking-Order Theory Dari perspektif teori pecking order, orang akan mengharapkan lebih sedikit penggunaan utang keuangan di perusahaan asuransi, dibandingkan dengan perusahaan industri. Pertama, seperti yang disebutkan sebelumnya, perusahaan industri sering harus membuat pengeluaran investasi penting dalam aset industri sebelum mereka dapat merealisasikan penjualan dan arus kas. (Baranoff et al., 2008) perusahaan asuransi memiliki siklus produksi terbalik di mana mereka dibayar dimuka untuk layanan mereka. Secara keseluruhan, orang akan berharap kurang perlu mengeluarkan utang keuangan. 11
  • 12. “ 12 Kedua, penerbitan utang keuangan dapat dengan mudah menghadapi masalah informasi asimetris yang penting. Secara khusus, Cummins dan Nini (2002) menunjukkan bahwa implikasi dari teori pecking order sangat tergantung pada tingkat informasi asimetris dalam industri asuransi. Sementara perusahaan tradisional hanya menemukan informasi asimetris dalam aset, Zhang et al. (2009) berpendapat bahwa bank dan perusahaan asuransi tunduk pada informasi asimetris dalam aset dan kewajiban. Morgan (2002) menyimpulkan bahwa jika seseorang melihat ketidaksepakatan antara lembaga pemeringkat, perusahaan asuransi bahkan lebih buram daripada bank. Asimetri informasi yang terkait dengan aset tetap relatif dikelola untuk asuransi, namun, karena aset mereka terutama terdiri dari surat-surat berharga. (Harrington dan Niehaus, 2002; Zhang et al., 2009; Cheng dan Weiss, 2012). Menggabungkan masalah- masalah informasi asimetris dengan fakta bahwa peraturan biasanya menyiratkan bahwa hutang keuangan adalah subordinasi untuk klaim dari pemegang polis, orang akan berharap bahwa perusahaan asuransi (perusahaan saham atau yang sama-sama) dengan mudah melewati situasi di mana utang keuangan dianggap berisiko oleh investor.
  • 13. 3.3 Technical Provisions versus Equity 13 Seperti disebutkan di atas, struktur modal dalam literatur asuransi berfokus pada keseimbangan antara ekuitas dan klaim pemegang kebijakan, yaitu ketentuan teknis (Cheng dan Weiss, 2012; Fier et al., 2013; antara lain). Logika sebelumnya mendukung perspektif ini. Untuk alasan komparabilitas dengan langkah-langkah keuangan perusahaan tradisional, kami mendefinisikan struktur modal sebagai ekuitas terhadap total aset (Baranoff dan Sager, 2002). 3.3.1 The Trade-Off between Technical Provisions and Equity Literatur asuransi mengakui keuntungan dan kerugian yang sama dari mempertahankan ekuitas sebagaimana dibahas dalam teori trade-off (yaitu pajak versus risiko kebangkrutan versus masalah agensi versus overhang utang dan substitusi aset) tetapi mengembangkan ini dalam kekhususan dari konteks asuransi dan melengkapi mereka dengan beberapa sudut pandang khusus asuransi mengenai lini bisnis (asuransi jiwa versus asuransi properti-kewajiban), struktur kepemilikan (perusahaan saham versus timbal balik) atau regulasi.
  • 14. “ 14 Pertama, literatur asuransi mengakui bahwa, karena pajak ganda dari pendapatan investasi (yaitu pada tingkat perusahaan asuransi dan pada tingkat pemegang saham perusahaan asuransi), ada biaya pajak untuk penggunaan ekuitas (Cummins dan Grace, 1994; Bradford dan Logue, 1999; Cheng dan Weiss, 2012; antara lain). Ini kemudian diperdagangkan melawan risiko kebangkrutan yang lebih rendah (Cummins dan Nini, 2002; DeWeert, 2011; Cheng dan Weiss, 2012; antara lain). Perbedaan penting dalam trade-off ini terjadi ketika membandingkan keberisikoan kewajiban asuransi jiwa versus asuransi non-jiwa. Jangkauan jangka panjang asuransi jiwa vis-a-vis non-life insurance meningkatkan lebih banyak prediktabilitas asuransi jiwa (Hull, 2012). Akibatnya, seperti juga diamati dalam prakteknya, kapitalisasi dalam industri kehidupan harus jauh lebih rendah daripada di industri non- jiwa (misalnya Cummins dan Sommer, 1996; Baranoff dan Sager, 2002). Kedua, literatur kepemilikan (perusahaan saham versus timbal-balik) terutama menekankan perbedaan relatif dalam kepentingan biaya agensi manajerial (yaitu masalah moral hazard dan adverse selection) versus masalah debt overhang versus substitusi aset, yang pada gilirannya menyebabkan perbedaan dalam struktur modal yang optimal. Pada gilirannya, karena peran pemegang utang dan pelanggan digabung dalam perusahaan asuransi, masalah sebelumnya dapat memicu masalah lain, yaitu ketika perusahaan asuransi dianggap terlalu berisiko, hal itu dapat kehilangan bisnis karena pelanggan mulai menjauh atau mungkin terpaksa untuk membebankan premi yang lebih rendah untuk menghentikan yang terakhir terjadi (Cummins dan Danzon, 1997; Cheng dan Weiss, 2012).
  • 15. “ 15 Salah satu penjelasan yang mungkin ditawarkan oleh literatur adalah bahwa, untuk bertahan dari tekanan persaingan, jenis perusahaan asuransi yang sama cenderung memilih portofolio produk dan aktivitas asuransi di mana ada lebih sedikit kelonggaran untuk kebijaksanaan manajerial (Mayers dan Smith, 1988). Argumen ini sejalan dengan Fama dan Jensen (1983) dan Mayers dan Smith (1981) yang menyatakan bahwa karena bentuk organisasi yang berbeda memerlukan biaya dan manfaat yang berbeda, kegiatan operasional mereka juga harus berbeda. Sudut pandang khusus asuransi akhir dalam logika trade-off struktur modal adalah regulasi. Dalam studi awal Cummins et al. (1995) dokumen untuk asuransi properti-kewajiban AS bahwa rasio modal wajib minimum yang diperlukan untuk modal yang sebenarnya adalah prediktor yang buruk dari kebangkrutan. Konsisten dengan temuan sebelumnya, Munch dan Smallwood (1980) mendokumentasikan bahwa pengenaan persyaratan modal minimum mengurangi kebangkrutan di antara perusahaan asuransi properti AS - terutama melalui membatasi masuknya perusahaan berisiko kecil di pasar. Untuk sampel internasional, Gaganis dan Pasiouras (2013) tidak menemukan hubungan yang kuat antara persyaratan modal yang lebih ketat dan kesehatan asuransi diukur sebagai jarak ke default. (Shim, 2010 untuk asuransi properti-kewajiban AS; De Haan dan Kakes, 2010 untuk perusahaan asuransi Belanda, antara lain), menunjukkan hubungan yang lemah antara kebutuhan modal dan struktur modal target yang sebenarnya.
  • 16. “ 16 (Bates et al., 2009). Dalam keuangan perusahaan, literatur 'uang' baru-baru ini mempelajari keuntungan dan kerugian dari kebijakan perusahaan yang terakhir ini. Sejauh ini temuannya adalah bahwa portofolio ini biasanya dihargai dengan diskon yang dapat berkisar antara 10% dan 60% yang menyiratkan bahwa pada investasi seperti itu memang memiliki nilai sekarang bersih negatif (Pinkowitz et al., 2006; Faulkender dan Wang, 2006; Dittmar dan Mahrt-Smith, 2007)
  • 17. 3.3.2 Pecking Order and Technical Provisions versus Equity 17 Sebagaimana dibahas di atas, literatur asuransi menekankan pentingnya masalah informasi asimetris terkait dengan ketentuan teknis (dan portofolio underwriter). Oleh karena itu, logika teori pecking order juga berlaku untuk perusahaan asuransi (Cheng dan Weiss, 2012; ’Arcy dan Lwin, 2012). Mengenai bentuk organisasi, dibandingkan dengan perusahaan saham, logika pecking order diharapkan lebih relevan dalam kasus perusahaan asuransi mutual yang menyebabkan mereka memiliki tingkat modal yang lebih tinggi (Froot dan Stein, 1998; Harrington dan Niehaus, 2002). Karena, seperti yang diperdebatkan dalam Harrington dan Niehaus (2002) atau dalam Fields and Tirtiroglu (1991), memperoleh ekuitas eksternal lebih mahal bagi perusahaan asuransi bersama karena yang kedua tidak dapat mengakses pasar modal dengan mudah.
  • 18. 3.4 Trade-Off versus Pecking Order : Empirical Evidence for Insurers Literatur empiris yang mengevaluasi trade-off versus logika pecking order dalam struktur modal perusahaan asuransi masih kecil tetapi berkembang dengan cepat. Cheng dan Weiss (2012) menawarkan studi empiris yang paling komprehensif. Selanjutnya, unsur-unsur yang terkait dengan risiko perusahaan asuransi seperti ukuran, diversifikasi atau penggunaan reasuransi adalah penentu rasio modal target perusahaan juga. Temuan dan jenis driver ini sejalan dengan studi sebelumnya pada perusahaan asuransi (Cummins dan Nini, 2002 untuk asuransi properti-kewajiban AS, De Haan dan Kakes, 2010 untuk sampel global perusahaan asuransi Belanda,) Namun demikian, sepadan dengan pertimbangan pecking order, perusahaan asuransi memiliki preferensi yang kuat untuk menggunakan laba ditahan sehingga struktur modal sensitif terhadap defisit pembiayaan. Ini juga dikonfirmasi oleh Shim (2010) untuk asuransi properti-kewajiban AS, dan studi yang disebutkan di atas Cummins dan Nini (2002), De Haan en Kakes (2010), serta, Harrington dan Niehaus (2002), dalam studi awal mereka terhadap perusahaan asuransi saham versus perusahaan memberikan bukti unsur pecking order yang sama seperti dalam Cheng dan Weiss (2012). 18
  • 19. 4. Interactions between Capital Structure and Business Plans in the Insurance Sector Literatur asuransi menunjukkan bahwa melalui sifat model bisnis asuransi ada kemungkinan ada interaksi yang lebih kuat antara struktur modal dan pilihan operasional dibandingkan dengan perusahaan industri. Ketika sebuah perusahaan asuransi menjual produk penjaminan (yaitu bagian dari rencana bisnis) ini secara otomatis mempengaruhi struktur modal melalui penciptaan kewajiban tambahan (yaitu ketentuan teknis). Hali ini umumnya tidak berlaku untuk perusahaan industri. Lebih jauh lagi, karena pelanggan siklus produksi terbalik membayar di muka sehingga mereka menjadi pemegang utang dan oleh karena itu umumnya lebih dipengaruhi oleh kebangkrutan perusahaan daripada dalam kasus perusahaan industri di mana biasanya produk tersebut dikirim pertama dan pelanggan hanya membayar pada saat itu atau sesudahnya. Unsur-unsur model bisnis dari sebuah perusahaan asuransi membawa interaksi antara pembiayaan dan rencana bisnis ke permukaan, yang mengarah ke pandangan bahwa pilihan struktur keuangan adalah keputusan multidimensional yang kompleks (Staking dan Babbel, 1995). 19
  • 20. 4.1 Insurer Capital Structure and Risk Embedded in the Business Plan 20 Literatur yang relatif baru tetapi sudah luas terkait risiko bisnis dari perusahaan asuransi dengan struktur modalnya. Mengikuti pekerjaan sebelumnya untuk perusahaan asuransi (Harrington dan Nelson, 1986; Staking dan Babbel, 1995) dan untuk bank (Shrieves dan Dahl, 1992), (Cummins dan Sommer (1996), Baranoff dan Sager (2002; 2003) menyelidiki bagaimana struktur modal berinteraksi dengan pilihan risiko bisnis. Penelitian ini menghasilkan dua hipotesis utama yang bersaing, yaitu apa yang disebut paradigma risiko terbatas di satu sisi dan paradigma risiko yang berlebihan di sisi lain. Secara khusus, argumen ekonomi biaya transaksi berpendapat bahwa kontrak yang tidak tuntas menciptakan ketidakpastian yang mengarah ke konflik di antara para pemangku kepentingan. Kekhususan produk terkait erat dengan kontrak yang tidak lengkap dan karenanya menciptakan ketidakpastian. Perusahaan dapat mengurangi masalah ini dengan menggunakan ekuitas (lihat misalnya Williamson, 1988; Kochhar, 1996; Baranoff dan Sager, 2002).
  • 21. 4.2 Insurer Capital Structure and Reinsurance 21 Melalui reasuransi, perusahaan asuransi primer menjual kembali sebagian risiko underwriting, dan oleh karena itu berdampak pada rencana bisnis. Lebih dari itu, reasuransi dan struktur modal saling terkait. Literatur yang mempelajari hubungan ini dibangun di atas wawasan dari keuangan perusahaan mengenai hubungan antara hedging dan struktur modal (Monda et al., 2013 untuk ikhtisar tentang motif manajemen risiko). Studi-studi ini berhipotesis hubungan positif antara leverage dan reasuransi berdasarkan biaya kebangkrutan, biaya agensi serta argumen bantalan risiko (Shiu, 2011), Hipotesa risiko mendalilkan bahwa perusahaan asuransi cenderung menggunakan reasuransi terhadap biaya yang terkait dengan hasil bencana ketika peningkatan leverage mereka (Adams, 1996). Sejalan dengan argumen ini, Garven dan Lamm-Tennant (2003) menunjukkan pada satu set asuransi properti-kewajiban AS, bahwa lebih banyak reasuransi digunakan ketika leverage meningkat. Cole dan McCullough (2006) menemukan hasil yang serupa untuk perusahaan asuransi AS. Powell dan Sommer (2007) lebih lanjut memberikan bukti bahwa pasar modal internal juga berperan dalam hubungan leverage-reasuransi. Pada asuransi properti-kewajiban AS, mereka menemukan bahwa reasuransi internal maupun eksternal berhubungan positif dengan leverage. Shiu (2011) menemukan dampak positif dari leverage pada kegiatan reasuransi pada perusahaan asuransi non-jiwa di Inggris.
  • 22. 4.3 Capital Structure and Insurance Cycles Contoh nyata dari ketergantungan asuransi terhadap pendanaan internal untuk membangun modal dapat ditemukan dalam teori yang menjelaskan siklus underwriting, yaitu, cara siklus di mana harga dan pasokan asuransi dalam properti-korban (yaitu non-hidup) industri cenderung naik dan turun. Pada dasarnya, teori-teori ini berawal dari anggapan bahwa mahal bagi perusahaan asuransi untuk mengeluarkan ekuitas setelah kehilangan atau guncangan investasi negatif karena informasi asimetris dan ketidaksempurnaan pasar lainnya (Winter, 1994; Cummins dan Danzon, 1997. Secara khusus, Winter (1988) dan Gron (1994) mengusulkan teori kendala kapasitas, Doherty dan Posey (1997) teori kontrak implisit dan Cummins dan Danzon (1997) teori utang yang berisiko. Meskipun sebagian besar siklus yang diamati dalam laba underwriting telah terbukti disebabkan oleh kelambatan pelaporan dan konvensi akuntansi yang sederhana, pasar yang keras dan lunak tampaknya saling mengikuti. Selama harga asuransi pasar meningkat dan cakupan kurang tersedia; selama harga pasar lunak menurun dan cakupan lebih mudah tersedia (misalnya Doherty dan Kang, 1988; Lamm-Tennant andWeiss, 1997; Chen et al., 1999). 22
  • 23. Conclusions and Avenues for Future Research 5 Pertama, sebagian besar penelitian tentang manajemen keuangan asuransi dilakukan pada data AS, dan hanya beberapa penelitian yang menggunakan bukti internasional (Fields et al., 2012) atau bukti Eropa (Osipov, 2011). Namun, menggunakan data Eropa dapat memberikan kontribusi yang kuat pada literatur karena memiliki keuntungan tambahan bahwa UE semakin memberikan medan bermain yang seimbang untuk kompetisi dan regulasi (yaitu melalui aturan seragam untuk perusahaan asuransi Uni Eropa). Kedua, meskipun kebijakan penggunaan hutang sebagian besar diabaikan dalam literatur asuransi, fakta bahwa dalam beberapa studi empiris proporsi hingga 10% telah ditemukan (Cummins dan Rubio- Misas, 2006 untuk industri asuransi Spanyol dan Bikker dan Gorter, 2011 untuk perusahaan asuransi Belanda) patut mendapat perhatian lebih lanjut. Ketiga, yang menjanjikan adalah dinamika pasar modal internal dalam industri asuransi. Terutama, karena sejumlah besar perusahaan asuransi adalah bagian dari kelompok keuangan yang lebih besar, dampak struktur kelompok pada keputusan keuangan perusahaan asuransi patut mendapat perhatian lebih lanjut.
  • 24. Conclusions and Avenues for Future Research 5 Keempat, dari literatur asuransi yang dapat mengambil manfaat dari wawasan tambahan dari keuangan perusahaan adalah hubungan antara keputusan keuangan dan strategi pasar produk (Chevalier, 1995). Lingkungan kompetitif dalam industri asuransi itu sendiri bukanlah topik baru (Rees dan Kessner, 1999; Osipov, 2011). Kelima, literatur keuangan dalam keuangan perusahaan dapat menawarkan wawasan yang menarik karena cadangan kas dipengaruhi oleh tata kelola perusahaan yang tegas serta tata kelola kelembagaan (Pinkowitz et al., 2006). Hal ini menimbulkan pertanyaan sejauh mana tata kelola perusahaan memengaruhi struktur modal perusahaan asuransi. Keenam, penyelidikan yang lebih menyeluruh mengenai kerumitan ekstra pilihan struktur modal dalam sebuah perusahaan asuransi yang terkait dengan perusahaan industri kemungkinan akan mengarah pada wawasan mendasar yang menarik dalam kebijakan keuangan sebuah perusahaan asuransi.