SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
HIRWANTO
MATH ALIGN

IN CONTEXT
1

Contents
1
2
3
4
5
6
7
8

Pendahuluan
Simple Alignment
Side by Side Aligns
Equation Numbering and Referring
Intertext
Aligned Matrices
Aligned limits
Cases

1
1
3
5
7
8
8
9

1 Pendahuluan
startalign dan startmathalignment merupakan makro dari ConTEXt yang memberikan kemudahan dalam membuat dan mengatur persamaan dalam banyak baris
baik itu meratakan baris maupun mendesainnya. Sesuai dengan namanya maka ini
digunakan untuk perataan baris. Dokumen ini merupakan kumpulan dari penggunaan perataan baris dan disertai kodenya agar dapat anda coba. Ada dua jenis dari
perataan dokumen yang diberikan yaitu startalign and start-mathalignment
bisa digunakan untuk perubahan kegunaan yang ada. startalign merupakan nama
yang diatur dan mengikuti gaya penulis resmi dari AMSTEX sementara itu jenis dari
startmathalignment dinamakan berdasarkan aturan penamaan sistem ConTEXt
Didalam dokumen ini, saya akan menggunakan startalign dikarenakan penulisannya lebih sedikit.

2 Simple Alignment
Secara standar, penulisan perataan startalign menjelaskan dua kolom, yang pertama dengan perataan kanan dan untuk bagian kedua dengan perataan kiri. Ini
berguna ketika kita menginginkan perataan persamaan dengan tanda =. Misalkan
saja diberikan contoh dibawah ini yang menjelaskan bagaimana perataan dokumen
dengan persamaan akan dibuat :
startformula startalign
NC a_1 x + b_1 y NC = c_1 NR
NC a_2 x + b_2 y NC = c_2 NR
stopalign stopformula

π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1
π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2
2

Seperti yang kita lihat diatas, ini mengatakan bahwa bagaimana perataan teks itu
bekerja berdasarkan perintah yang kita berikan. startformula merupakan perintah untuk memulai teks dalam mode matematika dengan jenis tulisan yang berbeda
dengan teks biasa dan ini juga merupakan awal memulai persamaan didalam sistem
ConTEXt sedangkan startalign menggerakkan untuk menampilkan mode banyak
baris atau multiline. NC mengartikan bahwa New Coloum(kolom baru) dan NR(baris
baru). Secara standar juga, terdapat hanya dua kolom dengan perataan kekanan
baris pertama dan untuk baris kedua kekiri. Ini bisa sebarang banyak baris.

2.1 Increasing the number of columns
Banyak kolom bisa ditingkatkan dengan menggunakan pilihan n=<cols> yaitu dengan pengaturan pada startalign, dimana dapat memberikan spesifikasi banyaknya
kolom. Secara standar, semua kolom baru dengan perataan kiri.
startformula startalign[n=3]
NC a_1 x + b_1 y NC = c_1 NC = d_1 u + e_1 v NR
NC a_2 x + b_2 y NC = c_2 + c_3 NC = d_2 u + e_2 v + f_1 wNR
stopalign stopformula

π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏1 𝑦 = 𝑐1

= 𝑑 1 𝑒 + 𝑒1 𝑣

π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏2 𝑦 = 𝑐2 + 𝑐3 = 𝑑2 𝑒 + 𝑒2 𝑣 + 𝑓1 𝑀
2.2 Modifying Column Alignment
Secara standar, perataan kolom adalah kanan(right), kanan(right), kiri(right), …. Ini
bisa diubah pengaturannya menggunakan pilihan perataan yaitu startalign. Pilihan ini akan menerima pembagian daftar secara terpisah, setiapnya adalah perataan
kanan,kiri ataupun tengah. Untuk contoh, disini dalam mendapatkan kolom kedua
menjadi perataan tengah, kita bisa memberikan pengaturan dengan mengetikkan
suatu perintah seperti ini : [n=3,align={right,middle,left}].
startformula startalign[n=3, align={right,middle,left}]
NC a_1 x + b_1 y NC = c_1 NC = d_1 u + e_1 v NR
NC a_2 x + b_2 y NC = c_2 + c_3 NC = d_2 u + e_2 v + f_1 wNR
stopalign stopformula

π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏1 𝑦

= 𝑐1

= 𝑑 1 𝑒 + 𝑒1 𝑣

π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏2 𝑦 = 𝑐2 + 𝑐3 = 𝑑2 𝑒 + 𝑒2 𝑣 + 𝑓1 𝑀
Oops, this doesn’t look too good. Kita perlu untuk menspesifikasi setiapnya atau
sama dengan menandainya sebagai kolom terpisah.
startformula startalign[n=4, align={right,middle,middle,left}]
NC a_1 x + b_1 y NC = NC c_1 NC = d_1 u + e_1 v NR
NC a_2 x + b_2 y NC = NC c_2 + c_3 NC = d_2 u + e_2 v + f_1 wNR
stopalign stopformula

π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏1 𝑦 =

𝑐1

= 𝑑 1 𝑒 + 𝑒1 𝑣

π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏2 𝑦 = 𝑐2 + 𝑐3 = 𝑑2 𝑒 + 𝑒2 𝑣 + 𝑓1 𝑀
3

Aplikasi yang berguna untuk mengubah perataan yang staandar dengan penulisan
deskripsi pendek pada perataan ke kiri. Untuk contoh :
startformula startalign[n=3, align={left,right,left}]
NC NC 12(x-1) + 20(y-3) + 14(z-2) NC = 0 NR
NC text{which is same as } qquad NC 6x + 10y + 7z NC = 0 NR
stopalign stopformula

12(π‘₯ βˆ’ 1) + 20(𝑦 βˆ’ 3) + 14(𝑧 βˆ’ 2) = 0
6π‘₯ + 10𝑦 + 7𝑧 = 0

which is same as

3 Side by Side Aligns
Terkadang seseorang menginginkan lebih dari satu perataan ditempatkan sisi dengan sisi. ConTEXt menjelaskan dua jalan untuk menerima ini. Misalkan kita memanggil perintah perataan sebagai pasangan, maka cara paling sederhana adalah lakukan
pengaturan lebih dari satu pasangan dengan memilih/pilihan m=<pair untuk memulai dengan startalign, dimana <pairs> adalah banyak pasangan.
startformula startalign[m=2]
NC a_1 x + b_1 y NC = c_1 NC d_1 u + e_1 v NC = f_1 NR
NC a_2 x + b_2 y NC = c_2 NC d_2 u + e_2 v NC = f_2 NR
stopalign stopformula

π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1

𝑑1 𝑒 + 𝑒1 𝑣 = 𝑓1

π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2

𝑑2 𝑒 + 𝑒2 𝑣 = 𝑓2

Jarak antara pasangan bisa ditingkatkan dengan pilihan startalign.
startformula startalign[m=2,distance=5em]
NC a_1 x + b_1 y NC = c_1 NC d_1 u + e_1 v NC = f_1 NR
NC a_2 x + b_2 y NC = c_2 NC d_2 u + e_2 v NC = f_2 NR
stopalign stopformula

π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1

𝑑1 𝑒 + 𝑒 1 𝑣 = 𝑓 1

π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2

𝑑2 𝑒 + 𝑒 2 𝑣 = 𝑓 2

Kombinasi dari [m=...,n=...] bisa digunakan.
startformula startalign[m=2,distance=8em,n=5,
align={right,middle,middle,middle,left}]
NC 0 NC < NC 2x + 5y NC < NC 10
NC 4 NC < NC 3x + y NC < NC 9 NR
NC 3 NC < NC 2y + 3z NC < NC 15
NC 10NC < NC 8y + 5z NC < NC 20 NR
stopalign stopformula

0 < 2π‘₯ + 5𝑦 < 10

4 < 3π‘₯ + 𝑦 < 9

3 < 2𝑦 + 3𝑧 < 15

10 < 8𝑦 + 5𝑧 < 20
4

Terkadang seseorang ingin menyederhanakan tampilan menjadi dua persamaan terpisah sisi dengan sisi. Untuk aplikasi pasangan diatas bisa menggunakan cara alternatif yaitu startformulas
startformulas
startformula startalign
NC a_1 x + b_1 y NC = c_1
NC a_2 x + b_2 y NC = c_2
stopalign stopformula
startformula startalign
NC d_1 u + e_1 v NC = f_1
NC d_2 u + e_2 v NC = f_2
stopalign stopformula

NR
NR

NR
NR

π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1

𝑑1 𝑒 + 𝑒1 𝑣 = 𝑓1

π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2

𝑑2 𝑒 + 𝑒2 𝑣 = 𝑓2

Lebih dari dua grup persamaan juga bisa ditempatkan.
startformulas
dorecurse{5}{startformula
startalign[n=3,align={middle,middle,middle}]
NC a NC = NC b NR
NC 2a NC = NC 2b NR
stopalign
stopformula}
stopformulas

π‘Ž = 𝑏

π‘Ž = 𝑏

π‘Ž = 𝑏

π‘Ž = 𝑏

π‘Ž = 𝑏

2π‘Ž = 2𝑏

2π‘Ž = 2𝑏

2π‘Ž = 2𝑏

2π‘Ž = 2𝑏

2π‘Ž = 2𝑏

Sistem persamaan tidak memiliki banyaknya baris yang sama.
startformulas
startformula startalign
NC 2x + 3 NC = 7 NR
NC 2x NC = 4 NR
NC x NC = 2 NR
stopalign stopformula
startformula startalign
NC x^2 + 2x NC = 3 NR
NC x^2 + (3-1)x - 3 NC =
NC x(x + 3) -1(x + 3) NC
NC (x + 3)(x - 1) NC = 0
NC x NC = -3 text{ or }
stopalign stopformula

0 NR
= 0 NR
NR
1 NR
5

stopformulas

4 Equation Numbering and Referring
Untuk menampilkan penomoran dalam banyak baris, dua hal yang dapat kita lakukan.
Untuk yang pertama kita ketikan placformula sebelum startformula untuk memulai penomoran persamaan. Untuk penomoran, kamu perlu mengetika tanda[+] dengan setiapnya diketik juga NR.
placeformula
startformula startalign
NC a_1 x + b_1 y NC = c_1 NR[+]
NC a_2 x + b_2 y NC = c_2 NR[+]
stopalign stopformula

π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1

(1)

π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2

(2)

Penomoran ini lebih fleksibel. Jika kita menginginkan penomoran hanya pada beberapa persamaa, maka tambahan [+] untuk untuk persamaan saja. Andaikan seperti
contoh diatas, kita hanya menginginkan penomoran pada persamaan kedua maka
kita akan mendapatkan hasil seperti dibawah ini :
placeformula
startformula startalign
NC a_1 x + b_1 y NC = c_1 NR
NC a_2 x + b_2 y NC = c_2 NR[+]
stopalign stopformula

π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1
π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2

(3)

Beberapa contoh lagi ....
placeformula
startformula startalign[n=3, align={right,middle,left}]
NC a_1 x + b_1 y NC = c_1 NC = d_1 u + e_1 v NR[+]
NC a_2 x + b_2 y NC = c_2 + c_3 NC = d_2 u + e_2 v + f_1 wNR
stopalign stopformula

π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏1 𝑦

= 𝑐1

= 𝑑 1 𝑒 + 𝑒1 𝑣

(4)

π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏2 𝑦 = 𝑐2 + 𝑐3 = 𝑑2 𝑒 + 𝑒2 𝑣 + 𝑓1 𝑀
Sementara untuk mengatur pasangan penomoran menggunakan m=<pair>, itu tidak
memungkinkan penomoran setiap pasangan, startformula membuatnya menjadi
lebih mudah dalam penomoran setiap pasangan.
placeformula
startformula startalign[m=2]
6

NC a_1 x + b_1 y NC = c_1
NC a_2 x + b_2 y NC = c_2
stopalign stopformula
placeformula
startformulas
startformula startalign
NC a_1 x + b_1 y NC = c_1
NC a_2 x + b_2 y NC = c_2
stopalign stopformula
startformula startalign
NC d_1 u + e_1 v NC = f_1
NC d_2 u + e_2 v NC = f_2
stopalign stopformula
stopformulas

NC d_1 u + e_1 v NC = f_1 NR
NC d_2 u + e_2 v NC = f_2 NR[+]

NR[+]
NR

NR
NR[+]

π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1

𝑑1 𝑒 + 𝑒1 𝑣 = 𝑓1

π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2

𝑑2 𝑒 + 𝑒2 𝑣 = 𝑓2

π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1

(6)

π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2

(5)

𝑑1 𝑒 + 𝑒1 𝑣 = 𝑓1
𝑑2 𝑒 + 𝑒2 𝑣 = 𝑓2

(7)

4.1 Referencing Numbered Alignments
Bukanlah sesuatu yang menyenangkan dalam penomoran persamaan jika kamu tidak
bisa menggunakannya kembali sebagai rujukan atau referensi. Baik, untuk membuat
referensi persamaan adalah mudah. Seperti ketika menggunakan [+], kamu bisa
menggunakan spesifikasi dengan in[eq:tag] maka itu akan menuju suatu referensi
persamaannya. Untuk contoh,
placeformula
startformula startalign
NC a_1 x + b_1 y NC = c_1 NR[eq:1]
NC a_2 x + b_2 y NC = c_2 NR[eq:2]
stopalign stopformula
As seen from (in[eq:1]) and (in[eq:2]), referring equations is straight
forward.

π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1

(8)

π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2

(9)

As seen from (8) and (9), referring equations is straight forward.

4.2 Numbering subformula
Untuk mendapatkan penomoran pada subrumus untuk sebarang perataan, maka kita
bisa menggunakan place-subformula dan tambahkan NR[eq:tag][subformula
7

letter] suatu huruf pada penomoran, misalkan huruf a, b atau c untuk dapat membedakannya. Untuk lebih jelas, dapat dilihat contoh berikut ini.
placesubformula
startformula startalign
NC a_1x + b_1y NC = c_1 NR[+][a]
NC a_2x + b_2y NC = c_2 NR[+][b]
stopalign stopformula

π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1

(10)

π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2

(11)

Sub rumus bisa direferensikan menggunakan tag +.
placesubformula
startformula startalign
NC a_1 x + b_1 y NC = c_1 NR[eq:c][c]
NC a_2 x + b_2 y NC = c_2 NR[eq:d][d]
stopalign stopformula
(in[eq:c]) and (in[eq:d]) form a linear system of equations.

π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1

(12)

π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2

(13)

(12) and (13) form a linear system of equations.
Dari hasil diatas ternyata dokumen ini gagal menampilkan subformula dan referensi
subformula.

π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1

(15)

π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2

(16)

5 Intertext
Terkadang kamu menginginkan penempatan beberapa teks diantara dua bagian persamaan matematika dengan perataan persaman yang ada. ConTEXt menjelaskan suatu perintah untuk melakukan ini dengan mengetik startintertext.
startformula startalign
NC A_1 NC= left| int_0^1 (x^2 - 3x), dx right|
+ left| int_1^2 (x^2 -5x + 6), dx right| NR
startintertext
Take limits of both integrals
stopintertext
NC NC = left| frac{x^3}{3} - frac{3}{2} x^2 right|_0^1
+ left| frac {x ^3}{3} - 7 frac{5}{2} x^2 + 6x right|_1^2 NR
NC NC = left| - frac{7}{6} right| + left|frac{14}{3} frac{23}{6}right| = frac{7}{6} + frac{5}{6} = 2 NR
stopalign stopformula
8

| 1
| | 2
|
2
2
|
|+|
𝐴1 =
(π‘₯ βˆ’ 3π‘₯) 𝑑π‘₯
(π‘₯ βˆ’ 5π‘₯ + 6) 𝑑π‘₯|
|∫
| |∫
|
| 0
| | 1
|
Take limits of both integrals

=

1

2

π‘₯3 3 2
π‘₯3
5
βˆ’ π‘₯ +
βˆ’ 7 π‘₯2 + 6π‘₯
|3
|1
2 |0 | 3
2

7
14 23
7 5
= |βˆ’ | + | βˆ’ | = + = 2
6
3
6
6 6

6 Aligned Matrices
ConTEXt menjelaskan suatu startmatrix untuk melakukan pengaturan perataan
matriks.
startformula
startmatrix
NC A NC B NC C NR
NC a NC b NC c NR
NC 1 NC 2 NC 3 NR
stopmatrix
stopformula

𝐴 𝐡
π‘Ž 𝑏
1 2

𝐢
𝑐
3

Kamu bisa mengambil perataan dengan menggunakan pilihan left= dan rign=. Diberikan
seperti contoh dibawah ini.
I = startmatrix[left={left(,},right={,right)}]
NC 1 NC 0 NC 0 NR
NC 0 NC 1 NC 0 NR
NC 0 NC 0 NC 1 NR
stopmatrix
stopformula

βŽ›1 0 0⎞
𝐼 = ⎜0 1 0⎟
⎜
⎟
⎝0 0 1⎠

7 Aligned limits
Kita terkadang menginginkan mempunyai baris dalam notasi limit. Pada sistem TEX
menjelaskan suatu perintah yang disebut dengan atop untuk limit dengan banyak
baris. ConTEXt menjelaskan sesuatu yang lebih umum dalam penggunaannya dengan menggunaka suatu perintah yang bisa kita sebut dengan startsubstack untuk
penggunaan ini. Dapat dilihat contoh dibawah ini :
9

startformula
sum_{startsubstack
1 le i le p NR
1 le j le q NR
1 le k le r NR
stopsubstack}
a_{ij}b_{jk}c_{ki}
stopformula

βˆ‘ π‘Ž 𝑖𝑗 𝑏 π‘—π‘˜ 𝑐 π‘˜π‘–

1≀𝑖≀𝑝
1β‰€π‘—β‰€π‘ž
1β‰€π‘˜β‰€π‘Ÿ

7.1 Smashing Limits
Dalam beberapa kasus kita juga memerlukan hal seperti ini.
startformula
P = left( sum_{startsubstack
1 le i le p NR
1 le j le q NR
1 le k le r NR
stopsubstack}
a_{ij}b_{jk}c_{ki} right)
stopformula

βŽ›
⎞
⎜
⎟
𝑃 = ⎜ βˆ‘ π‘Ž 𝑖𝑗 𝑏 π‘—π‘˜ 𝑐 π‘˜π‘– ⎟
⎜ 1≀𝑖≀𝑝
⎟
⎜1β‰€π‘—β‰€π‘ž
⎟
⎝1β‰€π‘˜β‰€π‘Ÿ
⎠

8 Cases
ConTEXt memberikan suatu dukungan dalam mengontruksikan kasus. Penggunaan
sederhananya adalah seperti ini.
startformula
f(x) = startcases
NC x MC 0 le x < 1 NR
NC 1-x MC 1 le x < 2 NR
NC 0 NC otherwise NR
stopcases
stopformula

0≀ π‘₯<1
⎧ π‘₯
βŽͺ
𝑓(π‘₯) = ⎨ 1 βˆ’ π‘₯ 1 ≀ π‘₯ < 2
βŽͺ0
otherwise
⎩
10

dan juga seperti ini.
startformula
f(x) = startcases[left={left(,}]
NC x MC 0 le x < 1 NR
NC 1-x MC 1 le x < 2 NR
NC 0 NC otherwise NR
stopcases
stopformula

0≀ π‘₯<1
βŽ› π‘₯
𝑓(π‘₯) = ⎜ 1 βˆ’ π‘₯ 1 ≀ π‘₯ < 2
⎜
otherwise
⎝0

CONTEXT Person
author
version
website
copyright

Hirwanto, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
December 16, 2013
www.ugm.ac.id – www.l-hirwanto.blogspot.com
c b a n

This is LuaTeX, Version beta-0.77.0 (TeX Live 2013/W32TeX) (rev 4672) (TeX Live
2013/W32TeX) kpathsea version 6.2.0/dev

More Related Content

What's hot

Membuat tabel-tr-dan-f
Membuat tabel-tr-dan-fMembuat tabel-tr-dan-f
Membuat tabel-tr-dan-f
Kristalina Dewi
Β 
Metode biseksi niken ayu firdayanti 1610501033
Metode biseksi niken ayu firdayanti 1610501033Metode biseksi niken ayu firdayanti 1610501033
Metode biseksi niken ayu firdayanti 1610501033
Niken_af
Β 

What's hot (14)

Media
MediaMedia
Media
Β 
5 indeks
5 indeks5 indeks
5 indeks
Β 
Membuat tabel-tr-dan-f
Membuat tabel-tr-dan-fMembuat tabel-tr-dan-f
Membuat tabel-tr-dan-f
Β 
Operasi hitung bentuk aljabar.
Operasi hitung bentuk aljabar.Operasi hitung bentuk aljabar.
Operasi hitung bentuk aljabar.
Β 
Materi Operasi aljabar
 Materi Operasi aljabar Materi Operasi aljabar
Materi Operasi aljabar
Β 
Ungkapan algebra iii
Ungkapan algebra iiiUngkapan algebra iii
Ungkapan algebra iii
Β 
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk AljabarPPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
Β 
Bentuk pangkat
Bentuk pangkatBentuk pangkat
Bentuk pangkat
Β 
Fungsi rasional
Fungsi rasionalFungsi rasional
Fungsi rasional
Β 
Metode biseksi niken ayu firdayanti 1610501033
Metode biseksi niken ayu firdayanti 1610501033Metode biseksi niken ayu firdayanti 1610501033
Metode biseksi niken ayu firdayanti 1610501033
Β 
Bilanganbulat dan pecahan
Bilanganbulat dan pecahanBilanganbulat dan pecahan
Bilanganbulat dan pecahan
Β 
Matematik tambahan spm tingkatan 4 geometri koordinat {add maths form 4 coord...
Matematik tambahan spm tingkatan 4 geometri koordinat {add maths form 4 coord...Matematik tambahan spm tingkatan 4 geometri koordinat {add maths form 4 coord...
Matematik tambahan spm tingkatan 4 geometri koordinat {add maths form 4 coord...
Β 
12057080
1205708012057080
12057080
Β 
Fungsi Linear, Kuadrat dan Rasional (part2)
Fungsi Linear, Kuadrat dan Rasional (part2)Fungsi Linear, Kuadrat dan Rasional (part2)
Fungsi Linear, Kuadrat dan Rasional (part2)
Β 

Viewers also liked

ΰΈ‡ΰΈ²ΰΈ™ΰΉΰΈšΰΈšΰΈͺำรวจแΰΈ₯ΰΈ°ΰΈ›ΰΈ£ΰΈ°ΰΈ§ ΰΈ• ΰΈ‚ΰΈ­1 (1)
ΰΈ‡ΰΈ²ΰΈ™ΰΉΰΈšΰΈšΰΈͺำรวจแΰΈ₯ΰΈ°ΰΈ›ΰΈ£ΰΈ°ΰΈ§ ΰΈ• ΰΈ‚ΰΈ­1 (1)ΰΈ‡ΰΈ²ΰΈ™ΰΉΰΈšΰΈšΰΈͺำรวจแΰΈ₯ΰΈ°ΰΈ›ΰΈ£ΰΈ°ΰΈ§ ΰΈ• ΰΈ‚ΰΈ­1 (1)
ΰΈ‡ΰΈ²ΰΈ™ΰΉΰΈšΰΈšΰΈͺำรวจแΰΈ₯ΰΈ°ΰΈ›ΰΈ£ΰΈ°ΰΈ§ ΰΈ• ΰΈ‚ΰΈ­1 (1)
Wanthas Chompoorat
Β 
μ•Œμ§œλ‰΄μŠ€ 8μ°¨
μ•Œμ§œλ‰΄μŠ€ 8μ°¨μ•Œμ§œλ‰΄μŠ€ 8μ°¨
μ•Œμ§œλ‰΄μŠ€ 8μ°¨
lhjw7
Β 
Szent istvΓ‘n elsΕ‘ magyar kirΓ‘ly a kirΓ‘lyok
Szent istvΓ‘n elsΕ‘ magyar kirΓ‘ly a kirΓ‘lyokSzent istvΓ‘n elsΕ‘ magyar kirΓ‘ly a kirΓ‘lyok
Szent istvΓ‘n elsΕ‘ magyar kirΓ‘ly a kirΓ‘lyok
krizma
Β 

Viewers also liked (19)

Post Script LaTeX ?
Post Script LaTeX ?Post Script LaTeX ?
Post Script LaTeX ?
Β 
Prezentācija par 2015.gada budžetu
Prezentācija par 2015.gada budžetuPrezentācija par 2015.gada budžetu
Prezentācija par 2015.gada budžetu
Β 
A bΓΆlcs ΓΆregkor
A bΓΆlcs ΓΆregkorA bΓΆlcs ΓΆregkor
A bΓΆlcs ΓΆregkor
Β 
D emand
D emandD emand
D emand
Β 
Blancett group samples 2-lo-res
Blancett group samples 2-lo-resBlancett group samples 2-lo-res
Blancett group samples 2-lo-res
Β 
Empirical Analysis of Programming Language Adoption
Empirical Analysis of Programming Language AdoptionEmpirical Analysis of Programming Language Adoption
Empirical Analysis of Programming Language Adoption
Β 
Industry 4.0-sgd-mar-2016
Industry 4.0-sgd-mar-2016Industry 4.0-sgd-mar-2016
Industry 4.0-sgd-mar-2016
Β 
ΰΈ‡ΰΈ²ΰΈ™ΰΉΰΈšΰΈšΰΈͺำรวจแΰΈ₯ΰΈ°ΰΈ›ΰΈ£ΰΈ°ΰΈ§ ΰΈ• ΰΈ‚ΰΈ­1 (1)
ΰΈ‡ΰΈ²ΰΈ™ΰΉΰΈšΰΈšΰΈͺำรวจแΰΈ₯ΰΈ°ΰΈ›ΰΈ£ΰΈ°ΰΈ§ ΰΈ• ΰΈ‚ΰΈ­1 (1)ΰΈ‡ΰΈ²ΰΈ™ΰΉΰΈšΰΈšΰΈͺำรวจแΰΈ₯ΰΈ°ΰΈ›ΰΈ£ΰΈ°ΰΈ§ ΰΈ• ΰΈ‚ΰΈ­1 (1)
ΰΈ‡ΰΈ²ΰΈ™ΰΉΰΈšΰΈšΰΈͺำรวจแΰΈ₯ΰΈ°ΰΈ›ΰΈ£ΰΈ°ΰΈ§ ΰΈ• ΰΈ‚ΰΈ­1 (1)
Β 
LaTeX InDesign Crative Cloud
LaTeX InDesign Crative Cloud LaTeX InDesign Crative Cloud
LaTeX InDesign Crative Cloud
Β 
μ•Œμ§œλ‰΄μŠ€ 8μ°¨
μ•Œμ§œλ‰΄μŠ€ 8μ°¨μ•Œμ§œλ‰΄μŠ€ 8μ°¨
μ•Œμ§œλ‰΄μŠ€ 8μ°¨
Β 
Managers hot seat
Managers hot seatManagers hot seat
Managers hot seat
Β 
Nieuwe financieringswijzer
Nieuwe financieringswijzerNieuwe financieringswijzer
Nieuwe financieringswijzer
Β 
Imagineering Urban Spaces in Waterfronts. Research Showcase
Imagineering Urban Spaces in Waterfronts. Research ShowcaseImagineering Urban Spaces in Waterfronts. Research Showcase
Imagineering Urban Spaces in Waterfronts. Research Showcase
Β 
VEWA Project Reference 2016
VEWA Project Reference 2016VEWA Project Reference 2016
VEWA Project Reference 2016
Β 
Terapia Online - Inconvenientes y Posibilidades
Terapia Online - Inconvenientes y PosibilidadesTerapia Online - Inconvenientes y Posibilidades
Terapia Online - Inconvenientes y Posibilidades
Β 
Musings on research sgd-2014
Musings on research sgd-2014Musings on research sgd-2014
Musings on research sgd-2014
Β 
Szent istvΓ‘n elsΕ‘ magyar kirΓ‘ly a kirΓ‘lyok
Szent istvΓ‘n elsΕ‘ magyar kirΓ‘ly a kirΓ‘lyokSzent istvΓ‘n elsΕ‘ magyar kirΓ‘ly a kirΓ‘lyok
Szent istvΓ‘n elsΕ‘ magyar kirΓ‘ly a kirΓ‘lyok
Β 
Majlis perasmian wou mc
Majlis perasmian wou mcMajlis perasmian wou mc
Majlis perasmian wou mc
Β 
Memo seroja
Memo serojaMemo seroja
Memo seroja
Β 

Similar to Math align in ConTeXt

PPT_Kelompok3_Eliminasi Gauss.pptx
PPT_Kelompok3_Eliminasi Gauss.pptxPPT_Kelompok3_Eliminasi Gauss.pptx
PPT_Kelompok3_Eliminasi Gauss.pptx
IanVemasSilalahi
Β 
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptxSTD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
rimanurmalasarispd
Β 
Perpangkatan atau Eksponen.docx
Perpangkatan atau Eksponen.docxPerpangkatan atau Eksponen.docx
Perpangkatan atau Eksponen.docx
fatimahmessi
Β 
chapter_4.pptx
chapter_4.pptxchapter_4.pptx
chapter_4.pptx
yumiad
Β 
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptxSinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
SiskaHidayati1
Β 

Similar to Math align in ConTeXt (20)

PPT_Kelompok3_Eliminasi Gauss.pptx
PPT_Kelompok3_Eliminasi Gauss.pptxPPT_Kelompok3_Eliminasi Gauss.pptx
PPT_Kelompok3_Eliminasi Gauss.pptx
Β 
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptxSTD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
STD BAB 5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT.pptx
Β 
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.1 pangkat, akar, dan logaritma)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.1 pangkat, akar, dan logaritma)Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.1 pangkat, akar, dan logaritma)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.1 pangkat, akar, dan logaritma)
Β 
Materi kalkulus i ti
Materi kalkulus i tiMateri kalkulus i ti
Materi kalkulus i ti
Β 
Perpangkatan atau Eksponen.docx
Perpangkatan atau Eksponen.docxPerpangkatan atau Eksponen.docx
Perpangkatan atau Eksponen.docx
Β 
2. fungsi komposisi
2. fungsi komposisi2. fungsi komposisi
2. fungsi komposisi
Β 
Beberapa Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear
Beberapa Metode Penyelesaian Sistem Persamaan LinearBeberapa Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear
Beberapa Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear
Β 
chapter_4.pptx
chapter_4.pptxchapter_4.pptx
chapter_4.pptx
Β 
Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat.pptx
Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat.pptxPersamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat.pptx
Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat.pptx
Β 
2. F. Komposisi & Invers.pptx
2. F. Komposisi & Invers.pptx2. F. Komposisi & Invers.pptx
2. F. Komposisi & Invers.pptx
Β 
Matlab 2
Matlab 2Matlab 2
Matlab 2
Β 
MTW/1B.persamaan linear satu variabel yang memuat nilai mutlak
MTW/1B.persamaan linear satu variabel yang memuat nilai mutlakMTW/1B.persamaan linear satu variabel yang memuat nilai mutlak
MTW/1B.persamaan linear satu variabel yang memuat nilai mutlak
Β 
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.16 deret aritmetika)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.16 deret aritmetika)Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.16 deret aritmetika)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 2.16 deret aritmetika)
Β 
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan EksponenPersamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Β 
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN.pptxSinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN.pptx
Β 
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptxSinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
Β 
Modul Matriks
Modul MatriksModul Matriks
Modul Matriks
Β 
barisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleksbarisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleks
Β 
533960798-Presentasi-Modul-9-Matematika.pptx
533960798-Presentasi-Modul-9-Matematika.pptx533960798-Presentasi-Modul-9-Matematika.pptx
533960798-Presentasi-Modul-9-Matematika.pptx
Β 
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 5.2 aplikasi turunan fungsi)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 5.2 aplikasi turunan fungsi)Smart solution un matematika sma 2013 (skl 5.2 aplikasi turunan fungsi)
Smart solution un matematika sma 2013 (skl 5.2 aplikasi turunan fungsi)
Β 

More from Hirwanto Iwan

More from Hirwanto Iwan (20)

01. integral fungsi aljabar
01. integral fungsi aljabar01. integral fungsi aljabar
01. integral fungsi aljabar
Β 
Analisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS Serang
Analisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS SerangAnalisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS Serang
Analisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS Serang
Β 
Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPA
Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPAAnalisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPA
Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPA
Β 
Materi Limit Aljabar dan Turunan Aljabar
Materi Limit Aljabar dan Turunan Aljabar Materi Limit Aljabar dan Turunan Aljabar
Materi Limit Aljabar dan Turunan Aljabar
Β 
Pembahasan Soal Matematika Wajib PTS Kelas XI IPS
Pembahasan Soal Matematika Wajib PTS Kelas XI IPSPembahasan Soal Matematika Wajib PTS Kelas XI IPS
Pembahasan Soal Matematika Wajib PTS Kelas XI IPS
Β 
Pembahasan Soal Matematika Wajib PTS Kelas XI IPA
Pembahasan Soal Matematika Wajib PTS Kelas XI IPAPembahasan Soal Matematika Wajib PTS Kelas XI IPA
Pembahasan Soal Matematika Wajib PTS Kelas XI IPA
Β 
Fitur Baru WinEdt 9.1
Fitur Baru WinEdt 9.1Fitur Baru WinEdt 9.1
Fitur Baru WinEdt 9.1
Β 
Pemasangan WinEdt 9.1
Pemasangan WinEdt 9.1Pemasangan WinEdt 9.1
Pemasangan WinEdt 9.1
Β 
Kumpulan Soal UM UGM
Kumpulan Soal UM UGMKumpulan Soal UM UGM
Kumpulan Soal UM UGM
Β 
Membuat Dokumen LaTeX Edisi ke - 33
Membuat Dokumen LaTeX Edisi ke - 33Membuat Dokumen LaTeX Edisi ke - 33
Membuat Dokumen LaTeX Edisi ke - 33
Β 
LATEX OR INDESIGN
LATEX OR INDESIGN LATEX OR INDESIGN
LATEX OR INDESIGN
Β 
AGH Beamer
AGH BeamerAGH Beamer
AGH Beamer
Β 
AFIT Beamer
AFIT BeamerAFIT Beamer
AFIT Beamer
Β 
Hackd Beamer
Hackd BeamerHackd Beamer
Hackd Beamer
Β 
LUH Beamer
LUH BeamerLUH Beamer
LUH Beamer
Β 
Cambridge Beamer
Cambridge BeamerCambridge Beamer
Cambridge Beamer
Β 
ESOP Beamer
ESOP BeamerESOP Beamer
ESOP Beamer
Β 
AP Beamer
AP BeamerAP Beamer
AP Beamer
Β 
Naked Beamer
Naked BeamerNaked Beamer
Naked Beamer
Β 
TUDelft Beamer
TUDelft BeamerTUDelft Beamer
TUDelft Beamer
Β 

Recently uploaded

MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
bilqisizzati
Β 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
Β 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
Β 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
Β 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
Β 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
Β 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
Β 

Recently uploaded (20)

PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
Β 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
Β 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Β 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Β 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
Β 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
Β 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
Β 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Β 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Β 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
Β 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Β 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
Β 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
Β 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Β 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
Β 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
Β 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
Β 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
Β 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
Β 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Β 

Math align in ConTeXt

  • 2. 1 Contents 1 2 3 4 5 6 7 8 Pendahuluan Simple Alignment Side by Side Aligns Equation Numbering and Referring Intertext Aligned Matrices Aligned limits Cases 1 1 3 5 7 8 8 9 1 Pendahuluan startalign dan startmathalignment merupakan makro dari ConTEXt yang memberikan kemudahan dalam membuat dan mengatur persamaan dalam banyak baris baik itu meratakan baris maupun mendesainnya. Sesuai dengan namanya maka ini digunakan untuk perataan baris. Dokumen ini merupakan kumpulan dari penggunaan perataan baris dan disertai kodenya agar dapat anda coba. Ada dua jenis dari perataan dokumen yang diberikan yaitu startalign and start-mathalignment bisa digunakan untuk perubahan kegunaan yang ada. startalign merupakan nama yang diatur dan mengikuti gaya penulis resmi dari AMSTEX sementara itu jenis dari startmathalignment dinamakan berdasarkan aturan penamaan sistem ConTEXt Didalam dokumen ini, saya akan menggunakan startalign dikarenakan penulisannya lebih sedikit. 2 Simple Alignment Secara standar, penulisan perataan startalign menjelaskan dua kolom, yang pertama dengan perataan kanan dan untuk bagian kedua dengan perataan kiri. Ini berguna ketika kita menginginkan perataan persamaan dengan tanda =. Misalkan saja diberikan contoh dibawah ini yang menjelaskan bagaimana perataan dokumen dengan persamaan akan dibuat : startformula startalign NC a_1 x + b_1 y NC = c_1 NR NC a_2 x + b_2 y NC = c_2 NR stopalign stopformula π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1 π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2
  • 3. 2 Seperti yang kita lihat diatas, ini mengatakan bahwa bagaimana perataan teks itu bekerja berdasarkan perintah yang kita berikan. startformula merupakan perintah untuk memulai teks dalam mode matematika dengan jenis tulisan yang berbeda dengan teks biasa dan ini juga merupakan awal memulai persamaan didalam sistem ConTEXt sedangkan startalign menggerakkan untuk menampilkan mode banyak baris atau multiline. NC mengartikan bahwa New Coloum(kolom baru) dan NR(baris baru). Secara standar juga, terdapat hanya dua kolom dengan perataan kekanan baris pertama dan untuk baris kedua kekiri. Ini bisa sebarang banyak baris. 2.1 Increasing the number of columns Banyak kolom bisa ditingkatkan dengan menggunakan pilihan n=<cols> yaitu dengan pengaturan pada startalign, dimana dapat memberikan spesifikasi banyaknya kolom. Secara standar, semua kolom baru dengan perataan kiri. startformula startalign[n=3] NC a_1 x + b_1 y NC = c_1 NC = d_1 u + e_1 v NR NC a_2 x + b_2 y NC = c_2 + c_3 NC = d_2 u + e_2 v + f_1 wNR stopalign stopformula π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏1 𝑦 = 𝑐1 = 𝑑 1 𝑒 + 𝑒1 𝑣 π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏2 𝑦 = 𝑐2 + 𝑐3 = 𝑑2 𝑒 + 𝑒2 𝑣 + 𝑓1 𝑀 2.2 Modifying Column Alignment Secara standar, perataan kolom adalah kanan(right), kanan(right), kiri(right), …. Ini bisa diubah pengaturannya menggunakan pilihan perataan yaitu startalign. Pilihan ini akan menerima pembagian daftar secara terpisah, setiapnya adalah perataan kanan,kiri ataupun tengah. Untuk contoh, disini dalam mendapatkan kolom kedua menjadi perataan tengah, kita bisa memberikan pengaturan dengan mengetikkan suatu perintah seperti ini : [n=3,align={right,middle,left}]. startformula startalign[n=3, align={right,middle,left}] NC a_1 x + b_1 y NC = c_1 NC = d_1 u + e_1 v NR NC a_2 x + b_2 y NC = c_2 + c_3 NC = d_2 u + e_2 v + f_1 wNR stopalign stopformula π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏1 𝑦 = 𝑐1 = 𝑑 1 𝑒 + 𝑒1 𝑣 π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏2 𝑦 = 𝑐2 + 𝑐3 = 𝑑2 𝑒 + 𝑒2 𝑣 + 𝑓1 𝑀 Oops, this doesn’t look too good. Kita perlu untuk menspesifikasi setiapnya atau sama dengan menandainya sebagai kolom terpisah. startformula startalign[n=4, align={right,middle,middle,left}] NC a_1 x + b_1 y NC = NC c_1 NC = d_1 u + e_1 v NR NC a_2 x + b_2 y NC = NC c_2 + c_3 NC = d_2 u + e_2 v + f_1 wNR stopalign stopformula π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏1 𝑦 = 𝑐1 = 𝑑 1 𝑒 + 𝑒1 𝑣 π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏2 𝑦 = 𝑐2 + 𝑐3 = 𝑑2 𝑒 + 𝑒2 𝑣 + 𝑓1 𝑀
  • 4. 3 Aplikasi yang berguna untuk mengubah perataan yang staandar dengan penulisan deskripsi pendek pada perataan ke kiri. Untuk contoh : startformula startalign[n=3, align={left,right,left}] NC NC 12(x-1) + 20(y-3) + 14(z-2) NC = 0 NR NC text{which is same as } qquad NC 6x + 10y + 7z NC = 0 NR stopalign stopformula 12(π‘₯ βˆ’ 1) + 20(𝑦 βˆ’ 3) + 14(𝑧 βˆ’ 2) = 0 6π‘₯ + 10𝑦 + 7𝑧 = 0 which is same as 3 Side by Side Aligns Terkadang seseorang menginginkan lebih dari satu perataan ditempatkan sisi dengan sisi. ConTEXt menjelaskan dua jalan untuk menerima ini. Misalkan kita memanggil perintah perataan sebagai pasangan, maka cara paling sederhana adalah lakukan pengaturan lebih dari satu pasangan dengan memilih/pilihan m=<pair untuk memulai dengan startalign, dimana <pairs> adalah banyak pasangan. startformula startalign[m=2] NC a_1 x + b_1 y NC = c_1 NC d_1 u + e_1 v NC = f_1 NR NC a_2 x + b_2 y NC = c_2 NC d_2 u + e_2 v NC = f_2 NR stopalign stopformula π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1 𝑑1 𝑒 + 𝑒1 𝑣 = 𝑓1 π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2 𝑑2 𝑒 + 𝑒2 𝑣 = 𝑓2 Jarak antara pasangan bisa ditingkatkan dengan pilihan startalign. startformula startalign[m=2,distance=5em] NC a_1 x + b_1 y NC = c_1 NC d_1 u + e_1 v NC = f_1 NR NC a_2 x + b_2 y NC = c_2 NC d_2 u + e_2 v NC = f_2 NR stopalign stopformula π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1 𝑑1 𝑒 + 𝑒 1 𝑣 = 𝑓 1 π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2 𝑑2 𝑒 + 𝑒 2 𝑣 = 𝑓 2 Kombinasi dari [m=...,n=...] bisa digunakan. startformula startalign[m=2,distance=8em,n=5, align={right,middle,middle,middle,left}] NC 0 NC < NC 2x + 5y NC < NC 10 NC 4 NC < NC 3x + y NC < NC 9 NR NC 3 NC < NC 2y + 3z NC < NC 15 NC 10NC < NC 8y + 5z NC < NC 20 NR stopalign stopformula 0 < 2π‘₯ + 5𝑦 < 10 4 < 3π‘₯ + 𝑦 < 9 3 < 2𝑦 + 3𝑧 < 15 10 < 8𝑦 + 5𝑧 < 20
  • 5. 4 Terkadang seseorang ingin menyederhanakan tampilan menjadi dua persamaan terpisah sisi dengan sisi. Untuk aplikasi pasangan diatas bisa menggunakan cara alternatif yaitu startformulas startformulas startformula startalign NC a_1 x + b_1 y NC = c_1 NC a_2 x + b_2 y NC = c_2 stopalign stopformula startformula startalign NC d_1 u + e_1 v NC = f_1 NC d_2 u + e_2 v NC = f_2 stopalign stopformula NR NR NR NR π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1 𝑑1 𝑒 + 𝑒1 𝑣 = 𝑓1 π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2 𝑑2 𝑒 + 𝑒2 𝑣 = 𝑓2 Lebih dari dua grup persamaan juga bisa ditempatkan. startformulas dorecurse{5}{startformula startalign[n=3,align={middle,middle,middle}] NC a NC = NC b NR NC 2a NC = NC 2b NR stopalign stopformula} stopformulas π‘Ž = 𝑏 π‘Ž = 𝑏 π‘Ž = 𝑏 π‘Ž = 𝑏 π‘Ž = 𝑏 2π‘Ž = 2𝑏 2π‘Ž = 2𝑏 2π‘Ž = 2𝑏 2π‘Ž = 2𝑏 2π‘Ž = 2𝑏 Sistem persamaan tidak memiliki banyaknya baris yang sama. startformulas startformula startalign NC 2x + 3 NC = 7 NR NC 2x NC = 4 NR NC x NC = 2 NR stopalign stopformula startformula startalign NC x^2 + 2x NC = 3 NR NC x^2 + (3-1)x - 3 NC = NC x(x + 3) -1(x + 3) NC NC (x + 3)(x - 1) NC = 0 NC x NC = -3 text{ or } stopalign stopformula 0 NR = 0 NR NR 1 NR
  • 6. 5 stopformulas 4 Equation Numbering and Referring Untuk menampilkan penomoran dalam banyak baris, dua hal yang dapat kita lakukan. Untuk yang pertama kita ketikan placformula sebelum startformula untuk memulai penomoran persamaan. Untuk penomoran, kamu perlu mengetika tanda[+] dengan setiapnya diketik juga NR. placeformula startformula startalign NC a_1 x + b_1 y NC = c_1 NR[+] NC a_2 x + b_2 y NC = c_2 NR[+] stopalign stopformula π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1 (1) π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2 (2) Penomoran ini lebih fleksibel. Jika kita menginginkan penomoran hanya pada beberapa persamaa, maka tambahan [+] untuk untuk persamaan saja. Andaikan seperti contoh diatas, kita hanya menginginkan penomoran pada persamaan kedua maka kita akan mendapatkan hasil seperti dibawah ini : placeformula startformula startalign NC a_1 x + b_1 y NC = c_1 NR NC a_2 x + b_2 y NC = c_2 NR[+] stopalign stopformula π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1 π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2 (3) Beberapa contoh lagi .... placeformula startformula startalign[n=3, align={right,middle,left}] NC a_1 x + b_1 y NC = c_1 NC = d_1 u + e_1 v NR[+] NC a_2 x + b_2 y NC = c_2 + c_3 NC = d_2 u + e_2 v + f_1 wNR stopalign stopformula π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏1 𝑦 = 𝑐1 = 𝑑 1 𝑒 + 𝑒1 𝑣 (4) π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏2 𝑦 = 𝑐2 + 𝑐3 = 𝑑2 𝑒 + 𝑒2 𝑣 + 𝑓1 𝑀 Sementara untuk mengatur pasangan penomoran menggunakan m=<pair>, itu tidak memungkinkan penomoran setiap pasangan, startformula membuatnya menjadi lebih mudah dalam penomoran setiap pasangan. placeformula startformula startalign[m=2]
  • 7. 6 NC a_1 x + b_1 y NC = c_1 NC a_2 x + b_2 y NC = c_2 stopalign stopformula placeformula startformulas startformula startalign NC a_1 x + b_1 y NC = c_1 NC a_2 x + b_2 y NC = c_2 stopalign stopformula startformula startalign NC d_1 u + e_1 v NC = f_1 NC d_2 u + e_2 v NC = f_2 stopalign stopformula stopformulas NC d_1 u + e_1 v NC = f_1 NR NC d_2 u + e_2 v NC = f_2 NR[+] NR[+] NR NR NR[+] π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1 𝑑1 𝑒 + 𝑒1 𝑣 = 𝑓1 π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2 𝑑2 𝑒 + 𝑒2 𝑣 = 𝑓2 π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1 (6) π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2 (5) 𝑑1 𝑒 + 𝑒1 𝑣 = 𝑓1 𝑑2 𝑒 + 𝑒2 𝑣 = 𝑓2 (7) 4.1 Referencing Numbered Alignments Bukanlah sesuatu yang menyenangkan dalam penomoran persamaan jika kamu tidak bisa menggunakannya kembali sebagai rujukan atau referensi. Baik, untuk membuat referensi persamaan adalah mudah. Seperti ketika menggunakan [+], kamu bisa menggunakan spesifikasi dengan in[eq:tag] maka itu akan menuju suatu referensi persamaannya. Untuk contoh, placeformula startformula startalign NC a_1 x + b_1 y NC = c_1 NR[eq:1] NC a_2 x + b_2 y NC = c_2 NR[eq:2] stopalign stopformula As seen from (in[eq:1]) and (in[eq:2]), referring equations is straight forward. π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1 (8) π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2 (9) As seen from (8) and (9), referring equations is straight forward. 4.2 Numbering subformula Untuk mendapatkan penomoran pada subrumus untuk sebarang perataan, maka kita bisa menggunakan place-subformula dan tambahkan NR[eq:tag][subformula
  • 8. 7 letter] suatu huruf pada penomoran, misalkan huruf a, b atau c untuk dapat membedakannya. Untuk lebih jelas, dapat dilihat contoh berikut ini. placesubformula startformula startalign NC a_1x + b_1y NC = c_1 NR[+][a] NC a_2x + b_2y NC = c_2 NR[+][b] stopalign stopformula π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1 (10) π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2 (11) Sub rumus bisa direferensikan menggunakan tag +. placesubformula startformula startalign NC a_1 x + b_1 y NC = c_1 NR[eq:c][c] NC a_2 x + b_2 y NC = c_2 NR[eq:d][d] stopalign stopformula (in[eq:c]) and (in[eq:d]) form a linear system of equations. π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1 (12) π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2 (13) (12) and (13) form a linear system of equations. Dari hasil diatas ternyata dokumen ini gagal menampilkan subformula dan referensi subformula. π‘Ž1 π‘₯ + 𝑏 1 𝑦 = 𝑐 1 (15) π‘Ž2 π‘₯ + 𝑏 2 𝑦 = 𝑐 2 (16) 5 Intertext Terkadang kamu menginginkan penempatan beberapa teks diantara dua bagian persamaan matematika dengan perataan persaman yang ada. ConTEXt menjelaskan suatu perintah untuk melakukan ini dengan mengetik startintertext. startformula startalign NC A_1 NC= left| int_0^1 (x^2 - 3x), dx right| + left| int_1^2 (x^2 -5x + 6), dx right| NR startintertext Take limits of both integrals stopintertext NC NC = left| frac{x^3}{3} - frac{3}{2} x^2 right|_0^1 + left| frac {x ^3}{3} - 7 frac{5}{2} x^2 + 6x right|_1^2 NR NC NC = left| - frac{7}{6} right| + left|frac{14}{3} frac{23}{6}right| = frac{7}{6} + frac{5}{6} = 2 NR stopalign stopformula
  • 9. 8 | 1 | | 2 | 2 2 | |+| 𝐴1 = (π‘₯ βˆ’ 3π‘₯) 𝑑π‘₯ (π‘₯ βˆ’ 5π‘₯ + 6) 𝑑π‘₯| |∫ | |∫ | | 0 | | 1 | Take limits of both integrals = 1 2 π‘₯3 3 2 π‘₯3 5 βˆ’ π‘₯ + βˆ’ 7 π‘₯2 + 6π‘₯ |3 |1 2 |0 | 3 2 7 14 23 7 5 = |βˆ’ | + | βˆ’ | = + = 2 6 3 6 6 6 6 Aligned Matrices ConTEXt menjelaskan suatu startmatrix untuk melakukan pengaturan perataan matriks. startformula startmatrix NC A NC B NC C NR NC a NC b NC c NR NC 1 NC 2 NC 3 NR stopmatrix stopformula 𝐴 𝐡 π‘Ž 𝑏 1 2 𝐢 𝑐 3 Kamu bisa mengambil perataan dengan menggunakan pilihan left= dan rign=. Diberikan seperti contoh dibawah ini. I = startmatrix[left={left(,},right={,right)}] NC 1 NC 0 NC 0 NR NC 0 NC 1 NC 0 NR NC 0 NC 0 NC 1 NR stopmatrix stopformula βŽ›1 0 0⎞ 𝐼 = ⎜0 1 0⎟ ⎜ ⎟ ⎝0 0 1⎠ 7 Aligned limits Kita terkadang menginginkan mempunyai baris dalam notasi limit. Pada sistem TEX menjelaskan suatu perintah yang disebut dengan atop untuk limit dengan banyak baris. ConTEXt menjelaskan sesuatu yang lebih umum dalam penggunaannya dengan menggunaka suatu perintah yang bisa kita sebut dengan startsubstack untuk penggunaan ini. Dapat dilihat contoh dibawah ini :
  • 10. 9 startformula sum_{startsubstack 1 le i le p NR 1 le j le q NR 1 le k le r NR stopsubstack} a_{ij}b_{jk}c_{ki} stopformula βˆ‘ π‘Ž 𝑖𝑗 𝑏 π‘—π‘˜ 𝑐 π‘˜π‘– 1≀𝑖≀𝑝 1β‰€π‘—β‰€π‘ž 1β‰€π‘˜β‰€π‘Ÿ 7.1 Smashing Limits Dalam beberapa kasus kita juga memerlukan hal seperti ini. startformula P = left( sum_{startsubstack 1 le i le p NR 1 le j le q NR 1 le k le r NR stopsubstack} a_{ij}b_{jk}c_{ki} right) stopformula βŽ› ⎞ ⎜ ⎟ 𝑃 = ⎜ βˆ‘ π‘Ž 𝑖𝑗 𝑏 π‘—π‘˜ 𝑐 π‘˜π‘– ⎟ ⎜ 1≀𝑖≀𝑝 ⎟ ⎜1β‰€π‘—β‰€π‘ž ⎟ ⎝1β‰€π‘˜β‰€π‘Ÿ ⎠ 8 Cases ConTEXt memberikan suatu dukungan dalam mengontruksikan kasus. Penggunaan sederhananya adalah seperti ini. startformula f(x) = startcases NC x MC 0 le x < 1 NR NC 1-x MC 1 le x < 2 NR NC 0 NC otherwise NR stopcases stopformula 0≀ π‘₯<1 ⎧ π‘₯ βŽͺ 𝑓(π‘₯) = ⎨ 1 βˆ’ π‘₯ 1 ≀ π‘₯ < 2 βŽͺ0 otherwise ⎩
  • 11. 10 dan juga seperti ini. startformula f(x) = startcases[left={left(,}] NC x MC 0 le x < 1 NR NC 1-x MC 1 le x < 2 NR NC 0 NC otherwise NR stopcases stopformula 0≀ π‘₯<1 βŽ› π‘₯ 𝑓(π‘₯) = ⎜ 1 βˆ’ π‘₯ 1 ≀ π‘₯ < 2 ⎜ otherwise ⎝0 CONTEXT Person author version website copyright Hirwanto, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta December 16, 2013 www.ugm.ac.id – www.l-hirwanto.blogspot.com c b a n This is LuaTeX, Version beta-0.77.0 (TeX Live 2013/W32TeX) (rev 4672) (TeX Live 2013/W32TeX) kpathsea version 6.2.0/dev