Tari Seudati merupakan tari tradisional dari Aceh yang menggabungkan unsur-unsur keagamaan Islam dan budaya lokal. Tarian ini dipengaruhi oleh teater rakyat pra-Islam seperti sandiwara aneuk dhiek dan juga tari ratoh/ratoih. Gerakan dan lagu Seudati diambil dari ayat-ayat Al-Quran beserta syair kreatif dari penyair setempat.
5. Seudati merupakan sebuah adat tari rakyat dari
provinsi paling utara di Indonesia, Aceh. Kata
Seudati kemungkinan besar diambil dari bahasa
Arab, Syahadatain, atau menurut beberapa
orang, Meusaman.
Kata “seudati” diambil dari
istilah syahadat atau syahadatain–pengakuan
keesaan Tuhan dan juga pengakuan
Muhammad sebagai Nabi utusan-Nya.
Pendapat lain mengatakan seudati berasal dari
kata “seurasi” yang mempunyai makna
kekompakan dan harmonis.
6. • Seudati diperkirakan mempunyai
akar teater tradisional rakyat pra-
islam. Salah satu contohnya adalah
sandiwara rakyat aneuk
dhiek; dimana anak laki-laki
mengenakan anting, perhiasan yang
dipakai perempuan
• Tarian yang juga diyakini mendapat
pengaruh dari tari ratoh/ratoih,
7. Lagu dan syair diambil dari ayat-ayat suci al-
Qur’an. Tetapi, ada juga syair yang
dikembangkan secara kreatif oleh aneuk
syahi, kedua penyanyi-penyair,
Perkembangan seudati tunan telah menjadikan
pimpinan-pimpinan komunitas atau
perkumpulan seudati itu cukup dihormati dan
ada yang digelari sebagai syeikh/syeh.
Gerak-gerak tari seudati diilhami oleh alam
sekeliling; cabang yang ditiup angin, kebuasan
seekor elang, keberanian ayam jantan.
Pemberian nama pola tari dalam istilah
tradisional mengikuti “tema alam”.
8. o Puta taloe, penari bergerak dalam pola saling-silang.
Bintang Beleun, yang secara harfiah berarti bintang
dan bulan, para penari membentuk pola menyerupai
bulan sabit sementara pemimpin tari/syeh dan
pembantunya–sebagai penari utama–bergerak
seperti bintang.
o Seudati dibuka dengan saleum (salam) diikuti
gerakan dan pola tertentu yang disebut likok.
o Bagian ketiga, saman, merupakan sebuah tari dan
lagu yang dimpimpin oleh Syeh. Kisah atau cerita
yang dibawakan terdiri atas syair yang bersifat
keagamaan dan mengandung unsur pendidikan.