Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Tari Linda merupakan salah satu tarian tradisional di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara yang telah berkembang selama berabad-abad. Tarian ini biasanya ditampilkan oleh gadis remaja pada upacara adat karia untuk merayakan masuknya mereka ke dewasa. Namun saat ini, tari Linda juga sering ditampilkan dalam berbagai acara hiburan dan promosi pariwisata daerah
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Linda dalam bahasa daerah Muna berarti ‘menari’. Tari linda dikenal didaerah
setidaknya dizaman Waode Kamomono Kamba yaitu putri Raja Muna yang ke XVII yang
bernama Laode husein gelar Omputo Sanggia,sekitar lebih dari abad ke 300 tahun yang
lalu.Masyarakat Muna di Sulawesi Tenggara mewarisi berbagai tarian tradisional
diantaranya.Ada tari linda,tari pogala,tari ngibi,dan sebagainya. Tari Linda kebubupaten
Muna sampai saat ini tetap dilestarikan. Tarian ini ditarikan gadis remaja yang baru akil balig
dan biasanya dilakukan pada saat adat karia,yaitu pada upacara inisiasi apabila gadis telah
beranjak dewasa dikebupaten Muna. Orang tua tidak akan mengawinkan anak gadisnya
belum melewati karia.
Seorang gadis Muna wajib mengalami ritual pingitan yang disebut Karia, sebelum
jenjang perkawinan. Masa pinggitan tersebut biasanya berlangsung antara 4 sampai 7 hari.
Gadis yang dipingit tidak boleh menempakan dirinya selama hari-hari pingitan tersebut. Pada
masa pingitan tersebutlah gadis diajar berbagai jenis pengatahuan dan keterampilan sebagai
seorang wanita Muna. Salah satu yang diajarkan dalam masa karia tersebut Tari Linda.saaat
akhir masa karia, sang gadis pingitan tampil menari Linda dihadapan para undangan. Sang
gadis didandani secantik mungkin dan tampil menari solo. Seiring dengan perubahan zaman
akibat dari berbagai macam parubahan, maka tarian linda tidak diajarkan dan dipentaskan
pada upacara karia saja, tetapi juga talah dipentaskan pada saat menghibur tamu-tamu pejabat
yang datang didaerah Kabupaten Muna. Apalagi ketika kesenian dijadikan salah satu daya
jual daerah, maka tarian linda lah yang didorong oleh Pemda Kabupaten Muna untuk
ditonjolkan secara Nasional.
Para seniman dengan pariwisata serta pemerintah daerah setempat bertujuan untuk
mempromosikan daerah setempat bertujuan untuk untuk mempromosikan Tari Linda didalam
maupun diluar negeri. Terbukti pada tahun 1990 tari Linda masuk 10 besar pada pekan
Koreograper Muda Indonesia di Taman Ismail Marsuki pada tahun 2008 tari linda diundang
di Italy dalam rangka festival layang-layang dunia Tari Linda dimintai sebagai tari
pembukaan pada acara festival layang-layang dunia.
Pesona tari Linda juga nampak dala berbagai ragam gerak, diantaranya ragam
dosomba, kalinda, wa’boa, kabhobhongke, debgkora, kafongkorano siku, kalengkano
2. 2
kabhabhonge, dan kasongkono linda. Pola lantai yang dibentuk oleh penari Linda sangatlah
sederhana, namun kelihatan anggun bila disajikan oleh para penari.
Selain pergeseran fungsi dan transformasi tari Linda, sekarang juga marak pada
bentuk tarianya. Mulai dari penarinya yang dahulu sebagai tari solo, sekarang sudah berubah
menjadi tari kelompok. Kini penyajian tari Linda di Kebupaten Muna penarinya berjumlah 6
sampai 8 orang. Status penaripun tidak harus sebagai gadis yang memasuki masa pingitan
seperti fungsi tari yang tidak hanya ditampilkan pada acara karia saja. Kalau dahulunya
masing-masing penari memiliki kostum dan perhiasaan khas dan berbeda sesuai warisan
keluarga masing-masing, kostumnya telah ditata seragam dengan tata rias cantik relatif
seragam. Penari mengunakan kostum badhu kombo dan tata rias cantik, berlengagak lenggok
dipanggung anggum dan mempesona, piranti tari digunakan selendang dan sapu tangan.
Maka pola lantainya pun telah diadakan semacam pemadatan sesuai dengan cita rasa
jaman. Pola-pola lantai tari linda sekarang juga sudah banyak ditata disesuaikan koreogrfi
cita rasa masa kini oleh para seniman.
Demikian pula irigan tarianya sudah dipadukan dengan gerak yang secara
keseluruhan membentuk sebuah koreografi tari Linda yang kemudian saat ini menjadi standar
tari Linda di Muna. Musik iringanya disebut rambi wuna yang terdiri dari alat musik gendang
Muna, gong gantungan , kasepi dan kakansi. Lagu pengiringnya lagu Lakadandio yang mana
lagu ini dinyanyikan pada masuk dengkura.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada tari Linda di Kebupaten Muna saat ini,
C. Sub Fokus
Sub Fokus penelitian ini pada Bentuk tari Linda di Kebupaten Muna.
D. Rumusan Masalah
Dengan permasalah dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa saja krateriabagi penari Linda?
2. Kostum apa yang digunakan pada tari Linda ?
3. Bagaimana tata rias yang di gunakan pada tari Linda ?
4. Piranti apa sahja yang digunakan pada tari Linda ?
5. Ragam apa saja yang terdapat pada tari Linda ?
6. Bagaimaba bentuk pola lantai yang di gunaka pada taru Linda?
7. Instrumen apa yang di gunakan pada iringan tari Linda ?
3. 3
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1.Untuk mengetahuai kriteria penari dan jumlah penari pada tari Linda.
2. Untuk mengetahuai kostum yang di gunakan penari Linda.
3. Untuk mengetahuai tatarias yang digunakan pada tair Linda
4.Untuk mengetahuai piranti tari yang digunakan penari Linda.
5. Untuk mengetahuai ragam gerak dalam tari linda.
6. untuk mengetahuai pola lantai dalam tari Linda.
7. Untuk mengetahuai instrmen dan iringan tari Linda.
4. 4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Desrikripsi teori
1. Pengertian Tari.
Seodarsono (1977: 29) mengemukakan bahwa tari adalah merupakan perpaduan
gerakan yang indah dan sikap yang biasanya diiringi irama atau alat musik. Jadi tari
merupakan suatu bentuk ungkapan nilai-nilai ndan sikap yang ditunujukan melalui
gerakan yang indah, teratur sesuai dengan iringan musik yang ritmis.
I Wayan Dibia dkk ( 2006 : 13) mengemukakan idiom dasar tari (substansi) tari
adalah gerakan tubuh. Tubuh sekaligus juga instrumennya. Tubuh adalah suatu
kesatuan utuh dari seorang individu, bukan merupakan bagian dari orang lain,
baik dari sisi fisik ( otot, tulang, darah, dan daging, pikiran maupun batin). Tubuh
seseorag berbeda dengan tubuh orang lain karena itu tari dari pandangan ini
adalah suatu perwujudan ekspresi secara personal
Pangeran Suryadiningrat memberikan defenisi bahwa ‘’ tari adalah gerak
seluruh anggota badan yng teratur irama gendang dengan ekspresi gerak tari
(Dalam Najamuddin, 1983 : 13)
Menari dikatakan sebagai perwujudan ekspresi personal, karena ketika menari setiap orag
dipengaruhi dorongan jiwa, rasa, dan kepekaan artistik yang ada didalam dirinya. Kita tau,
setiap perbuatan termaksut menari, memiliki suatu alasan atau makna, baik secara sadar
(terencana,tersusun) maupun tidak ada (spontan, reaktif). Tentu saja ada bermacam-macam
alasan mengapa seorang atau sekelompok orang menari. Mulai dari yang spontan seperti
ketika menonton pertandingan melalui televisi dan tiba-tiba klub pendukungannya menang,
sampai yang paling terencana seperti mislnya sebuah karya pertunjukkan besar yang
menuntut persiapan dan latiahan bertahun-tahun (Debia 2006 :17)
2. Pengertian tari Linda
Tari ini hanya dibawakan oleh gadis remaja. Menurut etimologi penamaan Linda berasal
dari bahasa daerah Muna berarti menari berkelling, laksana burung yang terbang, berkeliling
dengan sayap yang terkembang indah. Tarian ini adalah salah satu tarian rakyat di daerah
5. 5
Muna yang telah lama berkembang di tengah-tengah masyarakat seiring dengan pertumbuhan
tradisi adat daerah tersebut.
Tarian ini merupakan peragaan dari upacara adat kariya yakni upacara pingitan gadis-
gadis menjelang dewasa dan memasuki bahlerah rumh tangga. Uniknya tarian ini ditengah
lingkaran dipertunjukan seni bela diri balaba atau sejenis silat tradisional. Para pesilat saling
menunjukan ketangkasan dan keahliannya, mereka memukul dengan keras dan menendang
dengan kekuatan, membentuk gerakkan indah bermakna kejantanan dan yang mempesona
(Ridwan 2010 :7).
B. Penelitian yang relefan
1. Bentuk tari
A. Pengertian Morfologi
Menurut kamus ilmiah populer, morfologi berarti ilmu bentuk, ilmu yang
mempelajari susnan jaringan mahkluk hidup, cabang linguistik yang membicarakan tata
bentuk kata dengan perubahan yang ada. (Partanto 2001 : 490).
Secara Etimologi kata morfologi berasal dari kata ‘’maff’’ yang artinya bentuk dan
kata “logis”artinya ilmu ,jadi secara harfiah kata morfologi berarti ilmu yang mengenai
bentuk. Menurut Bauer, “morfologi adalah membahas struktur internal bentuk kata-kata”
. Sedangkan Cristal mengemukakan bahwa “morfologi adalah cabang ilmu tata bahasa
yang menelaah struktur atau bentuk kata utamanya melalaui pengunaan morfem“.
Sementara menurut Ramlan, “morfologi merupakan bagaian dari ilmu bahasa yang
membicarakan atau mempelajari tentang seluk beluk bentuk kata serta pengaruh
perubahan-perubahan bentuk terhadap golongan dari arti kata”.( dalam Yuwita, http/
katak barsastara. Blogspot.com/2009 / 08 pengantar morfologi/html ).
2. Bentuk Tari
Pemahaman analisis bentuk tari adalah menganalisis proses mewujudkan atau
mengembangkan suatu bentuk dengan berbagai pertimbangan prinsip-prinsip bentuk
menjadi sebuah bentuk wujud gerak tari. Dalam tari pengertian” gerak “ adalah dasar
ekspresi dari semua pengalaman emosional yang diekspresikan lewat medium yang tidak
rasional, gerak tubuh atau (ebahing sadaya sarandhuning bahan) gerak seluruh tubuh.
Gerakan dalam tari adalah bahasa yang dibentuk menjadi pola – pola gerak dari seorang
penari. Prinsip-prinsip bentuk yang perluh dianalisis meliputi antara lain : kesatuan,
variasi, repetisi, atau ulangan, transisi atau perpindahan, rangkaian, perbandigan, dan
klimaks. ( Hadi, 2007: 25 – 29 ).
6. 6
Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka pikiran dalam penelitian ini dapat dilihat
seperti skema kerangka pikiran seperti berikut :
Piranti Musik Tari
Bentuk
Ragam Gerak tari Linda
Penari
Busana Rias Pola Lantai
7. 7
B A B III
METODOLOGI PENELITIAN
Berdasarkan pada obyek penelitian, maka dalam penelitian tari linda sebuah studi
morfologi di Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara menggunakan metode deskriftip
kualitatif. Pada metode ini akan diuraikan : variabel penelitian, seting penelitian, informan
penelitian, tehnik analisis data, jadwal penelitian, daftar pustaka1 . Variabel Penaelitin
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data tentang tari linda sebuah study
morfologi di Kebupaten Muna Sulawesi Tenggara. Untuk mempermudah pemahaman
yang diteliti pada penelitian ini, maka dipaparkan variabel penelitian yaitu peneri dan
jumlah penari Linda, kostum tari Linda , tata rias tari Linda. Musik pengiring dan
instrumen tari Linda ,ragam gerak,piranti tari serta pola lantai tari Linda.
B . Seting Penelitian
a) Deskripsi lokasi dan subyek penelitian
Dalam penelitian ini lokasi yang dipilih adalah di Kebupaten muna Sulawesi
Tenggara sebagai subyek penelitian adalah , Study Morfologi Tari Linda.
Yang menjadi penelitian adalah jumlah penari, kostum tari Linda, tata rias tari
Linda, musik pengiring dan instrumen tari Linda , ragam gerak tari Linda ,piranti tari
Linda, serta pola lantai tari Linda
C. Informan penelitian
a) Sasaran
Adapun sasaran dalam penelitian ina adalah tari Linda di Kebupaten Muna Sulawesi
Tenggara .
b) Informan
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah masyarakat Muna yang
dianggap mengetahuai tentang tari Linda tersebut.
D. Tehnik Analisis Data
Proses menganalisis data yang diperoleh pada penelitian ini digunakan analisis
non statistik , sebab data yang dipaparkan hanya menggambarkan adanya yang bersifat
deskriptif. Analisis data dimulai dengan caran pengklasifikasian baik data yang
diperoleh dari hasil wawancara maupun dari hasil oservasi. Selanjutnya data dianalisis
8. 8
berdasarkan kriteria dari permasalahan yang ada. Dari hasil penelitian tersebut
kemudian dilakukan penafsiran data yang disajikan secara deskriptif.
E . Jadwal Penelitian
a. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan januari sampai Mei 15 2015
No Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Keterangan
Januari - Februari Maret April Mei
1 Persiapan
2 Studi Pustaka
3 Observasi Awal
4 Wawancara
Minggu
ke-1
5 Dokumentasi
Minggu
ke-2
6 Tehnik Analisis data
Minggu
Ke-2
7
Evaluasi dan Observasi
Akhir
Minggu
ke-2
8
Penyusunan Draft Hasil
Penelitian
Minggu
ke-3
9 Pelaporan
9. 9
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tari Linda Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara dibawakan oleh gadis-gadis yang
masih suci dengan jumlah 6 sampai 8 orang. Seiring dengan perkembangan zaman,
sekarang tari Linda dapat ditarikan semua kalangan baik anak-anak, remaja, maupun
orang tua. Model kostumnya sampai saat ini tidak berubah hanya saja warna yang
berubah sesuai dengan keinginan perancangnya. Adapun kostum yang digunakan
pada tarian ini adalah Badhu Kombo, selain dari kostum tata rias sangat menunjang
penampilan pada sebuah tarian karena dengan tata rias maka penari akan terlihat
anggun dan mempesona ketika diatas panggung. Piranti tarinya menggunakan kapsul
dan selendang. Ragam geraknya sangat dinamis dan lemah lembut, tari Linda
mempunyai pola lantai berbasis satu dan berbnjar dua. Tarian ini memiliki iringi
musik yang dinamakan Rambi Wuna dan alat musiknya berupa Gendang Muna, Gong
gantung, Kasepe dan kakansi.
B. Saran
Berdasarkan penelitian dari tari Linda maka sarannya adalah :
1. Kepada masyarakat Indonesia supaya lebih memahami keberadaan tari tradisional
Linda Kabupaten Muna.
2. Dengan adannya referensi tentang tari tradisional Linda maka mempermudah
parawisata lebih jauh lagi mengetahui tentang tari Linda
10. 10
DAFTAR PUSATAKA
Al Barry, M.. Kamus Ilmiah Papoler : Arkolat ofset.
Dibya,I. Wayang . Tari Komunal . Jakarta: Lembaga Pendidikan Nusantara
Najamuddin Munasiah . 1982 Tari Tradisional Sulawesi Selatan. Ujung Pandang
Bakhti Baru Berita Utama.
Partanto , dkk.2010 Kamus Ilmiah Papoler : Arkola Offset.
, dkk. 2010 Buku Kemilau Mutiara yang Tersembunyi di Kebupaten Muna Raha :
Ridwan Dinas Kebudayaan Pariwisata Kabupaten Muna.
http/ katak bersastra blogspot com / 2015 /05 pengantar morfologi./html.