SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
PERENCANAAN KONDISI DARURAT
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah manajeman resiko
Di Fakultas Ekonomi Universitas Darma Persada, Jakarta
Dosen Pengampun :
Mudji Sabar,Dr.
Disusun Oleh :
Haryati (2014410102)
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Darma Persada
Jakarta
2016
Daftar Isi
Cover........................................................................................................................................ i
Daftar Isi.................................................................................................................................. ii
kata pengantar........................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................... 2
1.3 Tujuan................................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Pengertian Manajeman Krisis ........................................................................ 3
2.2 Jenis/Macam-Macam Krisis Diberbagai Situasi .............................................................. 4
2.3 Tahapan-Tahapan Jika Terjadi Krisis............................................................................... 5
2.4 Cara Menangani Jika Krisis Terjadi Melalui Media ........................................................ 6
2.5 akibat dampak jika terjadinya krisis ................................................................................. 7
BAB III PENUTUP....................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................... 9
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa, karena berkat
limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami semua. Makalah ini dapat diselesaikan sesuai
dengan waktunya yang diharapkan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Manajemen Resiko.
Dalam penulisan makalah ini pembuat menyadari masih banyak kesalahan yang perlu di
perbaiki bersama, untuk itu kritik dan sarannya perlu untuk disampaikan kepada kami. Agar
penulisan makalah selanjutnya akan lebih baik dan sekaligus sebagai upaya perbaikan dan
penyempurnaan dimasa yang akan datang. akhirnya kurang dan lebihnya kami ucapkan banyak
terima kasih, penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri lebih-lebih kepada
seluruh pembaca pada umumnya.
Jakarta ,16 Desember 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keadaan darurat bisa diartikan dalam beberapa definisi yang berbeda-beda tergantung
pada latar belakang dan konteks kejadiannya. Akan tetapi pada dasarnya semua
mengandung pengertian yang sama, yaitu suatu kejadian yang tidak direncanakan dan tidak
diharapkan yang dapat membahayakan jiwa dan kesehatan baik manusia maupun mahluk
hidup lain, serta menimbulkan kerusakan pada bangunan, harta benda dan lain-lain.
Seseorang yang terkena serangan jantung, stroke atau demam yang tinggi bisa
dikategorikan ke dalam keadaan darurat. Demikian juga dengan kecelakaan kerja,
kebakaran, peledakan atau pencemaran bahan kimia beracun di tempat kerja adalah
beberapa contoh keadaan darurat yang sering terjadi, yang semuanya itu tidak dapat
diperkirakan kapan dan di mana akan terjadi.
Meskipun berbagai usaha pencegahan sudah dilakukan, diorganisasi dan dikelola
secara baik, akan tetapi keadaan darurat masih saja bisa terjadi. Krisis adalah situasi yang
telah mencapai titik yang sangat sulit atau berbahaya. Sehingga, harus ditangani dan dikelola
melalui rencana yang tepat, agar krisis tersebut dapat dipulihkan kembali ke situasi normal.
Bila krisis telah terjadi, maka seharusnya pimpinan perusahaan tidak perlu panik
dan mencari kambing hitam atas keadaan. Tapi, mulai bekerja dengan penuh ketenangan
dalam kecerdasan emosional, untuk menemukan fakta-fakta kunci penyebab krisis yang
sedang dihadapi. Lalu, membuat perencanaan recovery yang cerdas, serta bereaksi dengan
urgensi untuk secepatnya keluar dari badai krisis.
Hal terpenting dalam menyelesaikan krisis adalah tidak membohongi diri sendiri,
dengan membenarkan perilaku dan keputusan diri yang keliru. Saat krisis sudah menguras
energi perusahaan, maka secepatnya buatlah keputusan cerdas, lalu investasikan waktu dan
sumber daya untuk mengembangkan rencana manajemen krisis.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa Yang Dimaksud Dengan manajeman krisis?
2 apa Apa Saja Jenis/macam-macam krisis?
3.Apa tahapan-tahapan jika terjadi krisis?
4. bagaimana cara menangani media jika terjadi krisis?
5. Apa saja dampak jika terjadi?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui Pengertian manajeman krisis.
2. Mengetahui . Jenis-Jenisnya krisis.
3. Mengetahui tahapan-tahapan jika terjadi krisis.
4. Mengetahui cara menangani jika krisis terjadi melalui media.
5. Mengetahui akibat dampak jika terjadinya krisis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MANAJEMAN KRISIS
Manajemen krisis adalah proses yang membahas organisasi dengan sebuah peristiwa besar yang
mengancam merugikan organisasi, stakeholders, atau masyarakat umum. Ada tiga elemen yang paling
umum untuk mendefinisi krisis: ancaman bagi organisasi, unsur kejutan, dan keputusan waktu singkat.
Berbeda dengan manajemen risiko, yang melibatkan menilai potensi ancaman dan menemukan cara terbaik
untuk menghindari ancaman. Sementara manajemen krisis berurusan dengan ancaman yang telah terjadi.
Jadi manajemen krisis dalam pengertian yang lebih luas merupakan sebuah keterampilan teknis yang
dibutuhkan untuk mengidentifikasi, menilai, memahami, dan mengatasi situasi yang serius, terutama dari
saat pertama kali terjadi sampai ke titik pemulihan kembali.
krisis adalah suatu emergency, namun tidak setiap emergency adalah suatu krisis. Krisis
ditangani oleh manajemen terhadap krisis. Krisis adalah kondisi tidak stabil, yang bergerak kearah
suatu titik balik, dan menyandang potensi perubahan yang menentukan. Sedangkan keadaan
darurat (emergency) adalah kejadian tiba-tiba, yang tidak diharapkan terjadinya dan menuntut
penanganan segera.
Jadi esensi manajemen krisis adalah upaya untuk menekan faktor ketidakpastian dan faktor risiko
hingga tingkat serendah mungkin, dengan demikian akan lebih mampu menampilkan sebanyak
mungkin faktor kepastiannya. Sebenarnya yang disebut manajemen krisis itu diawali dengan
langkah mengupayakan sebanyak mungkin informasi mengenai alternatif-alternatif, maupun
mengenai probabilitas, bahkan jika mungkin mengenai kepastian tentang terjadinya, sehingga
pengambilan keputusanan mengenai langkah-langkah yang direncanakan untuk ditempuh, dapat
lebih didasarkan pada sebanyak mungkin dan selengkap mungkin serta setajam (setepat) mungkin
informasinya. Tentu saja diupayakan dari sumber yang dapat diandalkan (reliable), sedangkan
materinya juga menyandang bobot nalar yang cukup.
2.2 JENIS KRISIS DALAM BERBAGAI SITUASI YANG BERBEDA-BEDA
proses penyusunan manajemen krisis, sangat penting untuk mampu mengidentifikasi jenis krisis dalam
berbagai situasi yang berbeda-beda dan menggunakan berbagai macam strategi manajemen krisis yang
berbeda. Perlu diketahui memprediksi krisis memang sangat sulit, tapi mengidetifikasi macam-macam
krisis sangatlah mudah dan bisa dikelompokkan. Lerbinger [2] mengkategorikan ada tujuh jenis/tipe krisis :
1. Bencana alam atau Krisis alam yang sering dianggap sebagai tindakan dan kehendak
Tuhan (the act of God) merupakan fenomena lingkungan seperti gempa bumi, letusan
gunung berapi, tornado, badai, banjir, tanah longsor, tsunami yang mengancam kehidupan,
harta, dan lingkungan itu sendiri.
2. Krisis Teknologi merupakan krisis yang timbul atau terjadi akibat aplikasi ilmu
pengetahuan dan teknologi (application of science). Bencana tehnologi biasanya terjadi
apabila terjadi kesalahan satu sistem yang mengakibatkan gangguan pada sistem yang lain
sehingga merusak keseluruhan tehnologi. Krisis teknologi sering terjadi karena kesalahan
manusia (human error) mengingat semakin kompleksnya jalinan antar sistem tehnologi.
Ketika terjadi bencana tehnologi, orang selalu mudah dan cenderung menyalahkan
tehnologi karena adanya kegagalan dalam sistem sebagai alasan pembenaran untuk
menghindari pertanggungjawaban atas bencana terjadi.
3. Krisis konfrontasi terjadi ketika ada usaha perlawanan oleh individu atau beberapa
individu kepada pemerintah dan atau kepada berbagai kelompok kepentingan untuk
memenuhi tuntutan dan harapan mereka. Jenis umum krisis konfrontasi adalah berupa
boikot, sabotase, pendudukan, ultimatum, blokade atas pembangunan pekerjaan dan
demontrasi.
4. krisis kedengkian kalau ada pihak atau lawan saingan menggunakan cara-cara kriminal
atau tindakan-tindakan ekstrem lainnya seperti berbuat represif dan mengancam untuk
mengekspresikan permusuhan, kemarahan dan ketidaksukaan dengan tujuan membuat
situasi menjadi tidak stabil baik kepada negara, organisasi, perusahaan, atau sistem
ekonomi supaya sistem tidak berjalan. Contoh krisis yang termasuk dalam kategori ini
adalah tindakan terorisme, premanisme, perusakan produk, penculikan, menyebarkan
rumor, dan aksi spionase.
5. krisis karena kelakuan buruk organisasi. Krisis ini terjadi ketika manajemen mengambil
tindakan yang sengaja akan merugikan stakeholder tanpa memperdulikan risiko atas
tindakan yang dilakukannya. Lerbinger membagi ada tiga jenis krisis kelakuan buruk
organisasi, yaitu krisis nilai manajemen yang miring (skewed of management value), krisis
penipuan (deception), dan krisis kesalahan manajemen (misconduct)[3].
6. Pertama, Krisis nilai-nilai manajemen yang miring muncul saat manajer membuat
kebijakan demi keuntungan ekonomi jangka pendek dan mengabaikan nilai-nilai sosial
yang lebih luas seperti investor dan para stakeholder.Kedua, Krisis penipuan terjadi
ketika manajemen menyembunyikan atau salah mengartikan informasi tentang dirinya
sendiri dan produknya kepada para konsumennya.
7. Ketiga, Beberapa krisis tidak hanya disebabkan karena adanya nilai-nilai miring
manajemen dan penipuan melainkan juga karena adanya perbuatan melawan hukum yang
disengaja dilakukan atau bertindak ilegal.
2.3 TAHAPAN PADA KRISIS
Tahapan pada krisis dibagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut:
1. Krisis pada tahap prodromal dapat dikategorikan sebagai gejala krisis. Pada tahap ini
biasanya segala kejadian yang bisa berpotensi menjadi krisis sering tidak dianggap bahkan
dilupakan, karena organisasi tampak masih bisa beroperasi dan bergerak lincah seakan
akan tidak ada masalah. Padahal pada tahap ini krisis sudah mulai muncul sehingga dapat
dikatakan tahap prodromal sebagai sebuah early warning bagi organisasi karena sinyal-
sinyal akan terjadinya bahaya sudah nampak dan harus segera diatasi. Kegagalan
manajemen dalam menangkap sinyal ini akan berdampak pada pergeseran ke tahap
berikutnya yakni akut. Sebagai contohnya adalah muncul selebaran gelap, karyawan
datang pada manajemen untuk minta kenaikan upah atau terjadi perbedaan pendapat antar
manjemen, ada peraturan pemerintah (regulasi dan deregulasi), munculnya pesaing baru
dalam bidang yang sama.
2. Tahap berikutnya adalah tahap akut. Krisis pada tahap ini meskipun tidak dikategorikan
sebagai awal mulanya krisis, namun dianggap suatu krisis dimulai dari sini karena gejala
yang samar-samar atau sama sekali tidak jelas itu mulai kelihatan jelas. Dalam banyak hal,
krisis akut ini sering disebut sebagai the point of no return, artinya, sudah tidak ada
kesempatan lagi untuk kembali memperbaiki keadaan mengingat sinyal-sinyal yang
muncul pada tahap peringatan (prodromal) tidak digubris atau diindahkan, sehingga tidak
bisa kembali lagi. Indikator munculnya krisis pada tahap ini adalah kerusakan sudah mulai
bermunculan, reaksi mulai berdatangan, isu menyebar luas. Salah satu kesulitan besar
dalam menghadapi krisis tahap akut ini adalah intensitas dan kecepatan serangan yang
datang dari berbagai pihak. Kegagalan dalam menangani krisis juga akan terus berlanjut
pada tahap kronis.
3. Krisis tahap kronis. Pada tahap ini, organisasi sudah merasakan dampak atau akibat dari
krisis tahap akut, bahkan dampak dari segi waktu tidak dapat diprediksi kapan berakhirnya.
Organisasi mulai melakukan intropeksi diri besar-besaran, sehingga biasanya dilakukan
analisis internal secara menyeluruh terhadap gejala maupun sumber masalah baik secara
struktural dan non struktural serta melakukan upaya-upaya perbaikan total (reformasi)
dengan membuat kebijakan-kebijakan strategis untuk memperbaiki keadaan sehingga pada
tahap ini sering disebut sebagai tahap recovery atau self analysis.
4. Setelah dilakukan analisis internal dan dilakukan upaya-upaya perbaikan maka akan masuk
ke tahap resolusi (Penyembuhan). Tahap ini adalah tahap penyembuhan (recovery) dan
tahap terakhir dari 4 tahap krisis. Masa ini adalah masa perusahaan sehat kembali seperti
keadaan sediakala. Pada fase ini perusahaan akan semakin sadar bahwa krisis dapat terjadi
sewaktu-waktu dan lebih mempersiapkan diri untuk menghadapinya
2.4 CARA MENANGANI MEDIA JIKA TERJADI KRISIS
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya yang berkaitan dengan pers/media pada saat
penanganan krisis.Public Relations melakukan beberapa kegiatan antara lain:
 Konferensi pers, temu pers atau jumpa pers yaitu diberikan secara bersamaan oleh pihak
instansi atau perusahaan swasta
 Press "brefing yaitu dilaksanakan secara regular oleh seorang pejabat humas?PR Dalam
kegiatan ini disampaikan informasi/informasi yang lebih rinci dibanding kegiatan lainnya.
 Special event yaitu peristiwa khusus sebagai suatu kegiatan PR yang penting dan
melibatkan banyak orang di dalamnya.
 Press Lunched yaitu pejabat PR mengadakan jamuan makan siang bagi para wakil dari
media, sehingga dalam kesempatan ini dapat melakukan komunikasi antar personal yang lebih
efektif.
 Kunjugan media yaitu wartawan acapkali diundang guna mengunjungi sebuah pabrik,
menghadiri acara pembukaan kantor baru yang disusul dengan peninjauan bersama, atau
acara demonstrasi produk baru.
 wawancara Persyaitu sifatnya lebih pribadi karena hanya melibatkan dua orang yaitu pihak media
dengan pihak perusahaan.( Ardianto dan Soemirat, “2014:128-129”)
Bentuk hubungan media (wartawan/pers) menurut frank Cefkins adalah sebagai berikut :
A. Kontak pribadi Padadasarnya, keberhasilan pelaksanaan hubungan dengan media tergantung
“apa dan bagaimana” kontak pribadi antara kedua belah pihak yang dijalin melalui
informal seperti adanya kejujuran, saling pengertian dan menghormati serta kerja sama
yang baik demi tercapainya tujuan atau publikasi yang positif.
B. Pelayanan informasi atau media (news service) Pelayanan yang sebaik/baiknya diberikan
oleh pihak humas perusahaan kepada pihak media dalam bentuk pemberian informasi,
publikasi dan berita baik tertulis, tercetak ( press release, news letter, photo press)maupun
terekam (videorelease, cassets recorded, slide film).
C. Mengantisipasi kemungkinan hal darurat (contingencyplan) untuk mengantisipasi
kemungkinan permintaan bersifat mendadak dari pihak wartawan atau media mengenai
wawancara,konfirmasi, dan sebagainya. Pihak pejabat humas harus siap melayaninya,demi
menjaga hubungan baik yang selama ini telah terbina, dan nama baik bagi narasumbernya
(Ruslan, 2005:163)
2.5 Dampak dari krisis jika dipandang menurut bisnis
Menurut Djamaluddin Ancok, jika dipandang dari kaca mata bisnis suatu krisis akan
menimbulkan hal-hal seperti berikut :
1. Intensitas permasalahan akan bertambah.
2. Masalah akan dibawah sorotan publik baik melalui media masa, atau informasi dari
mulut ke mulut.
3. Masalah akan menganggu kelancaran bisnis sehari-hari.
4. Masalah menganggu nama baik perusahaan.
5. Masalah dapat merusak sistim kerja dan menggoncangkan perusahaan secara
keseluruhan.
6. Masalah yang dihadapi disamping membuat perusahaan menjadi panik, juga tidak
jarang membuat masyarakat menjadi panik.
7. Masalah akan membuat pemerintah ikut melakukan intervensi[1]
Kesadaran akan dampak yang ditimbulkan oleh krisis sekaligus lemahnya dalam
mengantisipasi datangnya sebuah krisis, menjadikan perlunya langkah-langkah antisipatif
dalam sebuah kerangka kerja yang disebut manajemen krisis.
Tiga pilar utama dalam manajemen keadaan darurat adalah:
1. Pencegahan (emergency prevention)
2. Persiapan (emergency preparation)
3. Respon/Tanggap Darurat (emergency response)
yaitu persiapan KTD(keadaan tanggap darurat) baru muncul beberapa tahun kemudian
setelah melalui pengalaman yang cukup panjang bahwa emergency response harus juga
dipertimbangkan sebagai upaya kuratif, sedangkan persiapan KTD mencakup promotif dan
preventif. Pada perkembangan terakhir mengindikasikan bahwa emergency management tidak
mungkin berhasil tanpa menyentuh penyebab inti dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Untuk itu maka dikembangkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) yang merupakan interaksi dari berbagai elemen dalam menetapkan kebijakan dan
tujuan K3 serta bagaimana mencapai tujuan tersebut.
Dalam SMK3 pada tingkat organisasi, pencegahan, persiapan dan respon terhadap keadaan
darurat merupakan komponen aktivitas yang harus direncanakan dan diimplementasikan.
Aktivitas tersebut dilakukan pertama dengan cara mengidentifikasi potensi kecelakaan dan
keadaan darurat. Setelah itu dilakukan penilaian terhadap risiko dan kemungkinan terjadinya
keadaan darurat sesuai dengan besar dan jenis pekerjaan yang ada. Yang terakhir adalah
dilakukan evaluasi terhadap hasil penilaian risiko guna menentukan prioritas penanganan sesuai
dengan tingkat keseriusan atau derajat keparahan dampak yang mungkin ditimbulkan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setiap krisis adalah suatu emergency, namun tidak setiap emeergency adalah suatu krisis.
Krisis dditangani oleh manajemen terhadap krisis. Krisis adalah kondisi tidak stabil, yang
bergerak kearah suatu titik balik, dan menyandang potensi perubahan yang menentukan.
Sedangkan keadaan darurat (emergency) adalah kejadian tiba-tiba, yang tidak diharapkan
terjadinya dan menuntut penanganan segera.
Oleh karena itu maka butuh pencegahan dan antisipasi supaya tidak terjadi krisis pada suatu
organisasi itu sendiri maupun perusahaan tersebut.walaupun krisis suatu
kelompok,organisasi,maupun perusahaan tidak bisa diperkirakan kapan akan terjadi bencana atau
keadaan yang sangat krisis,setidaknya kita dapat mengurangi jumlah resiko yang didapat.
Tiga pilar utama dalam manajemen keadaan darurat adalah:
1. Pencegahan (emergency prevention)
2. Persiapan (emergency preparation)
3. Respon/Tanggap Darurat (emergency response)
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_Krisis
https://konsulhiperkes.wordpress.com/2008/12/15/manajemen-tanggap-darurat/
https://amrisyarf.wordpress.com/2011/05/20/media-dan-krisis-perencanaan-manajemen-krisisdengan-
pendekatan-manajemen-strategis/#_ftn1
http://fungsiumum.blogspot.co.id/2013/06/pengertian-manajemen-krisis.html
http://www.academia.edu/18174969/Peran_Media_Relations_Ketika_Krisis
http://www.ikomutb.tk/2015/12/makalah-manajemen-krisis-dan-prilaku_15.html

More Related Content

What's hot

Identifikasi Bahaya - K3
Identifikasi Bahaya - K3Identifikasi Bahaya - K3
Identifikasi Bahaya - K3Al Marson
 
Makalah minyak bumi alek
Makalah minyak bumi alekMakalah minyak bumi alek
Makalah minyak bumi alekMbah Green Leaf
 
Form HIRADC (2).docx
Form HIRADC (2).docxForm HIRADC (2).docx
Form HIRADC (2).docxDangkosAja
 
power point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diripower point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung dirigabrielirfan
 
Makalah keselamatan kerja
Makalah keselamatan kerja Makalah keselamatan kerja
Makalah keselamatan kerja Irjan Kusuma Ian
 
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaMateri k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaSyaifi Al-Mahfudzi
 
Sop overhead crane
Sop overhead craneSop overhead crane
Sop overhead craneWina Indah
 
Drying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimiaDrying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimiaRatna54
 
Makalah hujan asam
Makalah hujan asamMakalah hujan asam
Makalah hujan asamsubnis
 
Simbol keselamatan kimia
Simbol keselamatan kimiaSimbol keselamatan kimia
Simbol keselamatan kimiaRSU ELSYIFA
 
Ppt kesehatan dan keselamatan kerja di pertambangan
Ppt kesehatan  dan keselamatan kerja di pertambanganPpt kesehatan  dan keselamatan kerja di pertambangan
Ppt kesehatan dan keselamatan kerja di pertambanganDhieta Vida
 
Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3Al Marson
 
Azas teknik k imia
Azas teknik k imiaAzas teknik k imia
Azas teknik k imiaMesut Ozil
 
Principles manual handling
Principles manual handling Principles manual handling
Principles manual handling Winarso Arso
 

What's hot (20)

Identifikasi Bahaya - K3
Identifikasi Bahaya - K3Identifikasi Bahaya - K3
Identifikasi Bahaya - K3
 
Makalah minyak bumi alek
Makalah minyak bumi alekMakalah minyak bumi alek
Makalah minyak bumi alek
 
Form HIRADC (2).docx
Form HIRADC (2).docxForm HIRADC (2).docx
Form HIRADC (2).docx
 
power point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diripower point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diri
 
Materi Training Safety
Materi Training SafetyMateri Training Safety
Materi Training Safety
 
Makalah keselamatan kerja
Makalah keselamatan kerja Makalah keselamatan kerja
Makalah keselamatan kerja
 
Job Safety Analysis
Job Safety AnalysisJob Safety Analysis
Job Safety Analysis
 
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaMateri k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
 
Sop overhead crane
Sop overhead craneSop overhead crane
Sop overhead crane
 
Drying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimiaDrying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimia
 
Makalah hujan asam
Makalah hujan asamMakalah hujan asam
Makalah hujan asam
 
Resiko & peluang
Resiko & peluangResiko & peluang
Resiko & peluang
 
Simbol keselamatan kimia
Simbol keselamatan kimiaSimbol keselamatan kimia
Simbol keselamatan kimia
 
K3 presentation
K3 presentationK3 presentation
K3 presentation
 
Ppt kesehatan dan keselamatan kerja di pertambangan
Ppt kesehatan  dan keselamatan kerja di pertambanganPpt kesehatan  dan keselamatan kerja di pertambangan
Ppt kesehatan dan keselamatan kerja di pertambangan
 
Perpindahan Massa
Perpindahan MassaPerpindahan Massa
Perpindahan Massa
 
Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3
 
Penanganan Gawat Darurat Pada Gigitan ular
Penanganan Gawat Darurat Pada Gigitan ularPenanganan Gawat Darurat Pada Gigitan ular
Penanganan Gawat Darurat Pada Gigitan ular
 
Azas teknik k imia
Azas teknik k imiaAzas teknik k imia
Azas teknik k imia
 
Principles manual handling
Principles manual handling Principles manual handling
Principles manual handling
 

Similar to Makalah perencanaan kondisi darurat

presentasi model manajemen krisis.pptx
presentasi model manajemen krisis.pptxpresentasi model manajemen krisis.pptx
presentasi model manajemen krisis.pptxLuvianadewi2
 
Manajemen Krisis di Sektor Publik
Manajemen Krisis di Sektor PublikManajemen Krisis di Sektor Publik
Manajemen Krisis di Sektor PublikTri Widodo W. UTOMO
 
PENCEGAHAN DAN MITIGASI.pptx
PENCEGAHAN DAN MITIGASI.pptxPENCEGAHAN DAN MITIGASI.pptx
PENCEGAHAN DAN MITIGASI.pptxAntexBlackFlash
 
Pengertian_Manajemen_Bencana.pptx
Pengertian_Manajemen_Bencana.pptxPengertian_Manajemen_Bencana.pptx
Pengertian_Manajemen_Bencana.pptxhipgabisulteng
 
KB 1 Konsep Bencana
KB 1 Konsep BencanaKB 1 Konsep Bencana
KB 1 Konsep Bencanapjj_kemenkes
 
MANAJEMEN KRISIS DAN REPUTASI.pptx
MANAJEMEN KRISIS DAN REPUTASI.pptxMANAJEMEN KRISIS DAN REPUTASI.pptx
MANAJEMEN KRISIS DAN REPUTASI.pptxRastriKusumaningrum
 
MANAJEMEN KRISIS DAN REPUTASI.pptx
MANAJEMEN KRISIS DAN REPUTASI.pptxMANAJEMEN KRISIS DAN REPUTASI.pptx
MANAJEMEN KRISIS DAN REPUTASI.pptxRastriKusumaningrum
 
Modul Manajemen Bencana
Modul Manajemen BencanaModul Manajemen Bencana
Modul Manajemen BencanaJalinKrakatau
 
Manajemen_Riesiko binus dari web binus belajar
Manajemen_Riesiko binus  dari web binus belajarManajemen_Riesiko binus  dari web binus belajar
Manajemen_Riesiko binus dari web binus belajarTV90an
 
244871618 makalah-bencana-geologi
244871618 makalah-bencana-geologi244871618 makalah-bencana-geologi
244871618 makalah-bencana-geologiArdisAgustin
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. manajemen resiko. univer...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. manajemen resiko. univer...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. manajemen resiko. univer...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. manajemen resiko. univer...Eka Yulianto
 
Tugas sim dewi-yananto mihadi putra,se,m.si-implementasi sistem informasi-2018
Tugas sim dewi-yananto mihadi putra,se,m.si-implementasi sistem informasi-2018Tugas sim dewi-yananto mihadi putra,se,m.si-implementasi sistem informasi-2018
Tugas sim dewi-yananto mihadi putra,se,m.si-implementasi sistem informasi-2018DewiSartika91
 
Pengelolaan Krisis Pariwisata
Pengelolaan Krisis PariwisataPengelolaan Krisis Pariwisata
Pengelolaan Krisis PariwisataLestari Moerdijat
 
Kesiapsiagaan Bencana dan Kebakaran
Kesiapsiagaan Bencana dan KebakaranKesiapsiagaan Bencana dan Kebakaran
Kesiapsiagaan Bencana dan KebakaranTini Wartini
 
Peran Psikologi Forensik dalam Manajemen Risiko Kebencanaan
Peran Psikologi Forensik dalam Manajemen Risiko KebencanaanPeran Psikologi Forensik dalam Manajemen Risiko Kebencanaan
Peran Psikologi Forensik dalam Manajemen Risiko KebencanaanSeta Wicaksana
 
Risiko, Issue, Crisis & Problem Solving by Ludwig Suparmo
Risiko, Issue, Crisis & Problem Solving by Ludwig SuparmoRisiko, Issue, Crisis & Problem Solving by Ludwig Suparmo
Risiko, Issue, Crisis & Problem Solving by Ludwig Suparmoriyanto turhin
 
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Luhur Moekti Prayogo
 

Similar to Makalah perencanaan kondisi darurat (20)

presentasi model manajemen krisis.pptx
presentasi model manajemen krisis.pptxpresentasi model manajemen krisis.pptx
presentasi model manajemen krisis.pptx
 
Manajemen Krisis di Sektor Publik
Manajemen Krisis di Sektor PublikManajemen Krisis di Sektor Publik
Manajemen Krisis di Sektor Publik
 
Analisa hva rs 2
Analisa hva rs 2Analisa hva rs 2
Analisa hva rs 2
 
PENCEGAHAN DAN MITIGASI.pptx
PENCEGAHAN DAN MITIGASI.pptxPENCEGAHAN DAN MITIGASI.pptx
PENCEGAHAN DAN MITIGASI.pptx
 
Pengertian_Manajemen_Bencana.pptx
Pengertian_Manajemen_Bencana.pptxPengertian_Manajemen_Bencana.pptx
Pengertian_Manajemen_Bencana.pptx
 
KB 1 Konsep Bencana
KB 1 Konsep BencanaKB 1 Konsep Bencana
KB 1 Konsep Bencana
 
MANAJEMEN KRISIS DAN REPUTASI.pptx
MANAJEMEN KRISIS DAN REPUTASI.pptxMANAJEMEN KRISIS DAN REPUTASI.pptx
MANAJEMEN KRISIS DAN REPUTASI.pptx
 
MANAJEMEN KRISIS DAN REPUTASI.pptx
MANAJEMEN KRISIS DAN REPUTASI.pptxMANAJEMEN KRISIS DAN REPUTASI.pptx
MANAJEMEN KRISIS DAN REPUTASI.pptx
 
Modul Manajemen Bencana
Modul Manajemen BencanaModul Manajemen Bencana
Modul Manajemen Bencana
 
Manajemen_Riesiko binus dari web binus belajar
Manajemen_Riesiko binus  dari web binus belajarManajemen_Riesiko binus  dari web binus belajar
Manajemen_Riesiko binus dari web binus belajar
 
244871618 makalah-bencana-geologi
244871618 makalah-bencana-geologi244871618 makalah-bencana-geologi
244871618 makalah-bencana-geologi
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. manajemen resiko. univer...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. manajemen resiko. univer...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. manajemen resiko. univer...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. manajemen resiko. univer...
 
Tugas sim dewi-yananto mihadi putra,se,m.si-implementasi sistem informasi-2018
Tugas sim dewi-yananto mihadi putra,se,m.si-implementasi sistem informasi-2018Tugas sim dewi-yananto mihadi putra,se,m.si-implementasi sistem informasi-2018
Tugas sim dewi-yananto mihadi putra,se,m.si-implementasi sistem informasi-2018
 
Pengelolaan Krisis Pariwisata
Pengelolaan Krisis PariwisataPengelolaan Krisis Pariwisata
Pengelolaan Krisis Pariwisata
 
Kesiapsiagaan Bencana dan Kebakaran
Kesiapsiagaan Bencana dan KebakaranKesiapsiagaan Bencana dan Kebakaran
Kesiapsiagaan Bencana dan Kebakaran
 
Manajemen resiko
Manajemen resikoManajemen resiko
Manajemen resiko
 
Peran Psikologi Forensik dalam Manajemen Risiko Kebencanaan
Peran Psikologi Forensik dalam Manajemen Risiko KebencanaanPeran Psikologi Forensik dalam Manajemen Risiko Kebencanaan
Peran Psikologi Forensik dalam Manajemen Risiko Kebencanaan
 
Man resiko 1
Man resiko 1Man resiko 1
Man resiko 1
 
Risiko, Issue, Crisis & Problem Solving by Ludwig Suparmo
Risiko, Issue, Crisis & Problem Solving by Ludwig SuparmoRisiko, Issue, Crisis & Problem Solving by Ludwig Suparmo
Risiko, Issue, Crisis & Problem Solving by Ludwig Suparmo
 
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
 

Recently uploaded

Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 

Recently uploaded (20)

Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 

Makalah perencanaan kondisi darurat

  • 1. PERENCANAAN KONDISI DARURAT Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah manajeman resiko Di Fakultas Ekonomi Universitas Darma Persada, Jakarta Dosen Pengampun : Mudji Sabar,Dr. Disusun Oleh : Haryati (2014410102) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Darma Persada Jakarta 2016
  • 2. Daftar Isi Cover........................................................................................................................................ i Daftar Isi.................................................................................................................................. ii kata pengantar........................................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang.................................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................... 2 1.3 Tujuan................................................................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3 2.1 Pengertian Pengertian Manajeman Krisis ........................................................................ 3 2.2 Jenis/Macam-Macam Krisis Diberbagai Situasi .............................................................. 4 2.3 Tahapan-Tahapan Jika Terjadi Krisis............................................................................... 5 2.4 Cara Menangani Jika Krisis Terjadi Melalui Media ........................................................ 6 2.5 akibat dampak jika terjadinya krisis ................................................................................. 7 BAB III PENUTUP....................................................................................................................... 9 3.1 Kesimpulan......................................................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................... 9
  • 3. KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa, karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami semua. Makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya yang diharapkan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Resiko. Dalam penulisan makalah ini pembuat menyadari masih banyak kesalahan yang perlu di perbaiki bersama, untuk itu kritik dan sarannya perlu untuk disampaikan kepada kami. Agar penulisan makalah selanjutnya akan lebih baik dan sekaligus sebagai upaya perbaikan dan penyempurnaan dimasa yang akan datang. akhirnya kurang dan lebihnya kami ucapkan banyak terima kasih, penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri lebih-lebih kepada seluruh pembaca pada umumnya. Jakarta ,16 Desember 2016 Penyusun
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan darurat bisa diartikan dalam beberapa definisi yang berbeda-beda tergantung pada latar belakang dan konteks kejadiannya. Akan tetapi pada dasarnya semua mengandung pengertian yang sama, yaitu suatu kejadian yang tidak direncanakan dan tidak diharapkan yang dapat membahayakan jiwa dan kesehatan baik manusia maupun mahluk hidup lain, serta menimbulkan kerusakan pada bangunan, harta benda dan lain-lain. Seseorang yang terkena serangan jantung, stroke atau demam yang tinggi bisa dikategorikan ke dalam keadaan darurat. Demikian juga dengan kecelakaan kerja, kebakaran, peledakan atau pencemaran bahan kimia beracun di tempat kerja adalah beberapa contoh keadaan darurat yang sering terjadi, yang semuanya itu tidak dapat diperkirakan kapan dan di mana akan terjadi. Meskipun berbagai usaha pencegahan sudah dilakukan, diorganisasi dan dikelola secara baik, akan tetapi keadaan darurat masih saja bisa terjadi. Krisis adalah situasi yang telah mencapai titik yang sangat sulit atau berbahaya. Sehingga, harus ditangani dan dikelola melalui rencana yang tepat, agar krisis tersebut dapat dipulihkan kembali ke situasi normal. Bila krisis telah terjadi, maka seharusnya pimpinan perusahaan tidak perlu panik dan mencari kambing hitam atas keadaan. Tapi, mulai bekerja dengan penuh ketenangan dalam kecerdasan emosional, untuk menemukan fakta-fakta kunci penyebab krisis yang sedang dihadapi. Lalu, membuat perencanaan recovery yang cerdas, serta bereaksi dengan urgensi untuk secepatnya keluar dari badai krisis. Hal terpenting dalam menyelesaikan krisis adalah tidak membohongi diri sendiri, dengan membenarkan perilaku dan keputusan diri yang keliru. Saat krisis sudah menguras energi perusahaan, maka secepatnya buatlah keputusan cerdas, lalu investasikan waktu dan sumber daya untuk mengembangkan rencana manajemen krisis.
  • 5. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa Yang Dimaksud Dengan manajeman krisis? 2 apa Apa Saja Jenis/macam-macam krisis? 3.Apa tahapan-tahapan jika terjadi krisis? 4. bagaimana cara menangani media jika terjadi krisis? 5. Apa saja dampak jika terjadi? 1.3 TUJUAN 1. Mengetahui Pengertian manajeman krisis. 2. Mengetahui . Jenis-Jenisnya krisis. 3. Mengetahui tahapan-tahapan jika terjadi krisis. 4. Mengetahui cara menangani jika krisis terjadi melalui media. 5. Mengetahui akibat dampak jika terjadinya krisis.
  • 6. BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN MANAJEMAN KRISIS Manajemen krisis adalah proses yang membahas organisasi dengan sebuah peristiwa besar yang mengancam merugikan organisasi, stakeholders, atau masyarakat umum. Ada tiga elemen yang paling umum untuk mendefinisi krisis: ancaman bagi organisasi, unsur kejutan, dan keputusan waktu singkat. Berbeda dengan manajemen risiko, yang melibatkan menilai potensi ancaman dan menemukan cara terbaik untuk menghindari ancaman. Sementara manajemen krisis berurusan dengan ancaman yang telah terjadi. Jadi manajemen krisis dalam pengertian yang lebih luas merupakan sebuah keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi, menilai, memahami, dan mengatasi situasi yang serius, terutama dari saat pertama kali terjadi sampai ke titik pemulihan kembali. krisis adalah suatu emergency, namun tidak setiap emergency adalah suatu krisis. Krisis ditangani oleh manajemen terhadap krisis. Krisis adalah kondisi tidak stabil, yang bergerak kearah suatu titik balik, dan menyandang potensi perubahan yang menentukan. Sedangkan keadaan darurat (emergency) adalah kejadian tiba-tiba, yang tidak diharapkan terjadinya dan menuntut penanganan segera. Jadi esensi manajemen krisis adalah upaya untuk menekan faktor ketidakpastian dan faktor risiko hingga tingkat serendah mungkin, dengan demikian akan lebih mampu menampilkan sebanyak mungkin faktor kepastiannya. Sebenarnya yang disebut manajemen krisis itu diawali dengan langkah mengupayakan sebanyak mungkin informasi mengenai alternatif-alternatif, maupun mengenai probabilitas, bahkan jika mungkin mengenai kepastian tentang terjadinya, sehingga pengambilan keputusanan mengenai langkah-langkah yang direncanakan untuk ditempuh, dapat lebih didasarkan pada sebanyak mungkin dan selengkap mungkin serta setajam (setepat) mungkin informasinya. Tentu saja diupayakan dari sumber yang dapat diandalkan (reliable), sedangkan materinya juga menyandang bobot nalar yang cukup.
  • 7. 2.2 JENIS KRISIS DALAM BERBAGAI SITUASI YANG BERBEDA-BEDA proses penyusunan manajemen krisis, sangat penting untuk mampu mengidentifikasi jenis krisis dalam berbagai situasi yang berbeda-beda dan menggunakan berbagai macam strategi manajemen krisis yang berbeda. Perlu diketahui memprediksi krisis memang sangat sulit, tapi mengidetifikasi macam-macam krisis sangatlah mudah dan bisa dikelompokkan. Lerbinger [2] mengkategorikan ada tujuh jenis/tipe krisis : 1. Bencana alam atau Krisis alam yang sering dianggap sebagai tindakan dan kehendak Tuhan (the act of God) merupakan fenomena lingkungan seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, tornado, badai, banjir, tanah longsor, tsunami yang mengancam kehidupan, harta, dan lingkungan itu sendiri. 2. Krisis Teknologi merupakan krisis yang timbul atau terjadi akibat aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi (application of science). Bencana tehnologi biasanya terjadi apabila terjadi kesalahan satu sistem yang mengakibatkan gangguan pada sistem yang lain sehingga merusak keseluruhan tehnologi. Krisis teknologi sering terjadi karena kesalahan manusia (human error) mengingat semakin kompleksnya jalinan antar sistem tehnologi. Ketika terjadi bencana tehnologi, orang selalu mudah dan cenderung menyalahkan tehnologi karena adanya kegagalan dalam sistem sebagai alasan pembenaran untuk menghindari pertanggungjawaban atas bencana terjadi. 3. Krisis konfrontasi terjadi ketika ada usaha perlawanan oleh individu atau beberapa individu kepada pemerintah dan atau kepada berbagai kelompok kepentingan untuk memenuhi tuntutan dan harapan mereka. Jenis umum krisis konfrontasi adalah berupa boikot, sabotase, pendudukan, ultimatum, blokade atas pembangunan pekerjaan dan demontrasi. 4. krisis kedengkian kalau ada pihak atau lawan saingan menggunakan cara-cara kriminal atau tindakan-tindakan ekstrem lainnya seperti berbuat represif dan mengancam untuk mengekspresikan permusuhan, kemarahan dan ketidaksukaan dengan tujuan membuat situasi menjadi tidak stabil baik kepada negara, organisasi, perusahaan, atau sistem ekonomi supaya sistem tidak berjalan. Contoh krisis yang termasuk dalam kategori ini adalah tindakan terorisme, premanisme, perusakan produk, penculikan, menyebarkan rumor, dan aksi spionase. 5. krisis karena kelakuan buruk organisasi. Krisis ini terjadi ketika manajemen mengambil tindakan yang sengaja akan merugikan stakeholder tanpa memperdulikan risiko atas
  • 8. tindakan yang dilakukannya. Lerbinger membagi ada tiga jenis krisis kelakuan buruk organisasi, yaitu krisis nilai manajemen yang miring (skewed of management value), krisis penipuan (deception), dan krisis kesalahan manajemen (misconduct)[3]. 6. Pertama, Krisis nilai-nilai manajemen yang miring muncul saat manajer membuat kebijakan demi keuntungan ekonomi jangka pendek dan mengabaikan nilai-nilai sosial yang lebih luas seperti investor dan para stakeholder.Kedua, Krisis penipuan terjadi ketika manajemen menyembunyikan atau salah mengartikan informasi tentang dirinya sendiri dan produknya kepada para konsumennya. 7. Ketiga, Beberapa krisis tidak hanya disebabkan karena adanya nilai-nilai miring manajemen dan penipuan melainkan juga karena adanya perbuatan melawan hukum yang disengaja dilakukan atau bertindak ilegal. 2.3 TAHAPAN PADA KRISIS Tahapan pada krisis dibagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut: 1. Krisis pada tahap prodromal dapat dikategorikan sebagai gejala krisis. Pada tahap ini biasanya segala kejadian yang bisa berpotensi menjadi krisis sering tidak dianggap bahkan dilupakan, karena organisasi tampak masih bisa beroperasi dan bergerak lincah seakan akan tidak ada masalah. Padahal pada tahap ini krisis sudah mulai muncul sehingga dapat dikatakan tahap prodromal sebagai sebuah early warning bagi organisasi karena sinyal- sinyal akan terjadinya bahaya sudah nampak dan harus segera diatasi. Kegagalan manajemen dalam menangkap sinyal ini akan berdampak pada pergeseran ke tahap berikutnya yakni akut. Sebagai contohnya adalah muncul selebaran gelap, karyawan datang pada manajemen untuk minta kenaikan upah atau terjadi perbedaan pendapat antar manjemen, ada peraturan pemerintah (regulasi dan deregulasi), munculnya pesaing baru dalam bidang yang sama. 2. Tahap berikutnya adalah tahap akut. Krisis pada tahap ini meskipun tidak dikategorikan sebagai awal mulanya krisis, namun dianggap suatu krisis dimulai dari sini karena gejala yang samar-samar atau sama sekali tidak jelas itu mulai kelihatan jelas. Dalam banyak hal, krisis akut ini sering disebut sebagai the point of no return, artinya, sudah tidak ada
  • 9. kesempatan lagi untuk kembali memperbaiki keadaan mengingat sinyal-sinyal yang muncul pada tahap peringatan (prodromal) tidak digubris atau diindahkan, sehingga tidak bisa kembali lagi. Indikator munculnya krisis pada tahap ini adalah kerusakan sudah mulai bermunculan, reaksi mulai berdatangan, isu menyebar luas. Salah satu kesulitan besar dalam menghadapi krisis tahap akut ini adalah intensitas dan kecepatan serangan yang datang dari berbagai pihak. Kegagalan dalam menangani krisis juga akan terus berlanjut pada tahap kronis. 3. Krisis tahap kronis. Pada tahap ini, organisasi sudah merasakan dampak atau akibat dari krisis tahap akut, bahkan dampak dari segi waktu tidak dapat diprediksi kapan berakhirnya. Organisasi mulai melakukan intropeksi diri besar-besaran, sehingga biasanya dilakukan analisis internal secara menyeluruh terhadap gejala maupun sumber masalah baik secara struktural dan non struktural serta melakukan upaya-upaya perbaikan total (reformasi) dengan membuat kebijakan-kebijakan strategis untuk memperbaiki keadaan sehingga pada tahap ini sering disebut sebagai tahap recovery atau self analysis. 4. Setelah dilakukan analisis internal dan dilakukan upaya-upaya perbaikan maka akan masuk ke tahap resolusi (Penyembuhan). Tahap ini adalah tahap penyembuhan (recovery) dan tahap terakhir dari 4 tahap krisis. Masa ini adalah masa perusahaan sehat kembali seperti keadaan sediakala. Pada fase ini perusahaan akan semakin sadar bahwa krisis dapat terjadi sewaktu-waktu dan lebih mempersiapkan diri untuk menghadapinya 2.4 CARA MENANGANI MEDIA JIKA TERJADI KRISIS dalam melaksanakan tugas dan fungsinya yang berkaitan dengan pers/media pada saat penanganan krisis.Public Relations melakukan beberapa kegiatan antara lain:  Konferensi pers, temu pers atau jumpa pers yaitu diberikan secara bersamaan oleh pihak instansi atau perusahaan swasta  Press "brefing yaitu dilaksanakan secara regular oleh seorang pejabat humas?PR Dalam kegiatan ini disampaikan informasi/informasi yang lebih rinci dibanding kegiatan lainnya.  Special event yaitu peristiwa khusus sebagai suatu kegiatan PR yang penting dan melibatkan banyak orang di dalamnya.
  • 10.  Press Lunched yaitu pejabat PR mengadakan jamuan makan siang bagi para wakil dari media, sehingga dalam kesempatan ini dapat melakukan komunikasi antar personal yang lebih efektif.  Kunjugan media yaitu wartawan acapkali diundang guna mengunjungi sebuah pabrik, menghadiri acara pembukaan kantor baru yang disusul dengan peninjauan bersama, atau acara demonstrasi produk baru.  wawancara Persyaitu sifatnya lebih pribadi karena hanya melibatkan dua orang yaitu pihak media dengan pihak perusahaan.( Ardianto dan Soemirat, “2014:128-129”) Bentuk hubungan media (wartawan/pers) menurut frank Cefkins adalah sebagai berikut : A. Kontak pribadi Padadasarnya, keberhasilan pelaksanaan hubungan dengan media tergantung “apa dan bagaimana” kontak pribadi antara kedua belah pihak yang dijalin melalui informal seperti adanya kejujuran, saling pengertian dan menghormati serta kerja sama yang baik demi tercapainya tujuan atau publikasi yang positif. B. Pelayanan informasi atau media (news service) Pelayanan yang sebaik/baiknya diberikan oleh pihak humas perusahaan kepada pihak media dalam bentuk pemberian informasi, publikasi dan berita baik tertulis, tercetak ( press release, news letter, photo press)maupun terekam (videorelease, cassets recorded, slide film). C. Mengantisipasi kemungkinan hal darurat (contingencyplan) untuk mengantisipasi kemungkinan permintaan bersifat mendadak dari pihak wartawan atau media mengenai wawancara,konfirmasi, dan sebagainya. Pihak pejabat humas harus siap melayaninya,demi menjaga hubungan baik yang selama ini telah terbina, dan nama baik bagi narasumbernya (Ruslan, 2005:163) 2.5 Dampak dari krisis jika dipandang menurut bisnis Menurut Djamaluddin Ancok, jika dipandang dari kaca mata bisnis suatu krisis akan menimbulkan hal-hal seperti berikut : 1. Intensitas permasalahan akan bertambah. 2. Masalah akan dibawah sorotan publik baik melalui media masa, atau informasi dari mulut ke mulut. 3. Masalah akan menganggu kelancaran bisnis sehari-hari.
  • 11. 4. Masalah menganggu nama baik perusahaan. 5. Masalah dapat merusak sistim kerja dan menggoncangkan perusahaan secara keseluruhan. 6. Masalah yang dihadapi disamping membuat perusahaan menjadi panik, juga tidak jarang membuat masyarakat menjadi panik. 7. Masalah akan membuat pemerintah ikut melakukan intervensi[1] Kesadaran akan dampak yang ditimbulkan oleh krisis sekaligus lemahnya dalam mengantisipasi datangnya sebuah krisis, menjadikan perlunya langkah-langkah antisipatif dalam sebuah kerangka kerja yang disebut manajemen krisis. Tiga pilar utama dalam manajemen keadaan darurat adalah: 1. Pencegahan (emergency prevention) 2. Persiapan (emergency preparation) 3. Respon/Tanggap Darurat (emergency response) yaitu persiapan KTD(keadaan tanggap darurat) baru muncul beberapa tahun kemudian setelah melalui pengalaman yang cukup panjang bahwa emergency response harus juga dipertimbangkan sebagai upaya kuratif, sedangkan persiapan KTD mencakup promotif dan preventif. Pada perkembangan terakhir mengindikasikan bahwa emergency management tidak mungkin berhasil tanpa menyentuh penyebab inti dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Untuk itu maka dikembangkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang merupakan interaksi dari berbagai elemen dalam menetapkan kebijakan dan tujuan K3 serta bagaimana mencapai tujuan tersebut. Dalam SMK3 pada tingkat organisasi, pencegahan, persiapan dan respon terhadap keadaan darurat merupakan komponen aktivitas yang harus direncanakan dan diimplementasikan. Aktivitas tersebut dilakukan pertama dengan cara mengidentifikasi potensi kecelakaan dan keadaan darurat. Setelah itu dilakukan penilaian terhadap risiko dan kemungkinan terjadinya keadaan darurat sesuai dengan besar dan jenis pekerjaan yang ada. Yang terakhir adalah dilakukan evaluasi terhadap hasil penilaian risiko guna menentukan prioritas penanganan sesuai dengan tingkat keseriusan atau derajat keparahan dampak yang mungkin ditimbulkan.
  • 12. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Setiap krisis adalah suatu emergency, namun tidak setiap emeergency adalah suatu krisis. Krisis dditangani oleh manajemen terhadap krisis. Krisis adalah kondisi tidak stabil, yang bergerak kearah suatu titik balik, dan menyandang potensi perubahan yang menentukan. Sedangkan keadaan darurat (emergency) adalah kejadian tiba-tiba, yang tidak diharapkan terjadinya dan menuntut penanganan segera. Oleh karena itu maka butuh pencegahan dan antisipasi supaya tidak terjadi krisis pada suatu organisasi itu sendiri maupun perusahaan tersebut.walaupun krisis suatu kelompok,organisasi,maupun perusahaan tidak bisa diperkirakan kapan akan terjadi bencana atau keadaan yang sangat krisis,setidaknya kita dapat mengurangi jumlah resiko yang didapat. Tiga pilar utama dalam manajemen keadaan darurat adalah: 1. Pencegahan (emergency prevention) 2. Persiapan (emergency preparation) 3. Respon/Tanggap Darurat (emergency response) DAFTAR PUSTAKA https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_Krisis https://konsulhiperkes.wordpress.com/2008/12/15/manajemen-tanggap-darurat/ https://amrisyarf.wordpress.com/2011/05/20/media-dan-krisis-perencanaan-manajemen-krisisdengan- pendekatan-manajemen-strategis/#_ftn1 http://fungsiumum.blogspot.co.id/2013/06/pengertian-manajemen-krisis.html http://www.academia.edu/18174969/Peran_Media_Relations_Ketika_Krisis http://www.ikomutb.tk/2015/12/makalah-manajemen-krisis-dan-prilaku_15.html