Makalah ini membahas tentang estetika sebagai unsur pembentuk arsitektur. Ia menjelaskan definisi estetika, sejarah perkembangan pemikiran estetika, dan pengaruhnya terhadap arsitektur. Teori-teori estetika yang dijelaskan antara lain teori subjektif, objektif, dan proporsi/matematis. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas ujian tengah semester mata kuliah Pengantar Arsitektur.
13. Estetika menyangkut nilai indah dan tidak indah, dan bukan nilai benar atau salah; karena ini merupakan persoalan moral serta bukan pula mengenai nilai baik dan buruk karena hal ini merupakan persoalan etika. Gothic dengan ketepat-azas-annya
45. Estetika ( juga dieja estetika atau estetika) adalah cabang filsafat yang berhubungan dengan sifatkeindahan , seni, dan rasa, dan dengan penciptaan dan apresiasi terhadap keindahan. Hal ini lebih ilmiah didefinisikan sebagai studi tentang sensor atau sensori nilai - nilai emosional, kadang-kadang disebut penilaian terhadap sentimen dan rasa. Lebih luas, para sarjana di lapangan mendefinisikan estetika sebagai "refleksi kritis pada seni, budaya dan alam . " adalah sebuah Estetika vak dari aksiologi , cabang dari filsafat , dan erat terkait dengan filosofi seni . Studi Estetika cara baru dalam melihat dan mengamati dunia.
49. Menurut Herbert Read teori subyektif menyatakan bahwa sesungguhnya yang menyatakan ciri-ciri yang menimbulkan keindahan adalah tidak ada. Yang ada hanyalah tanggapan persaaan dalam diri seseorang dalam mengamati sesuatu benda.
50.
51. Teori Objektif berpendapat bahwa keindahan atau ciri – ciri yang menciptakan nilai estetik adalah sifat (kualitas) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.
52. Kajian mengenai keindahan sebagai kualitas objek Seni telah dilanjutkan lebih sistematis dalam pendekatan modern tahun 1928 ketika matematikawan Amerika George David Birkhoff mempresentasikan persamaannya;
58. Dua elemen terakhir dari persamaan Birkhoff memang dapat dihitung dan diberi angka. Seperti yang dipakai oleh Birkhoff sendiri, dimana ia menguji persamaannya pada suatu vas bunga, dengan jumlah elemen yang terbatas ( hanya terdiri dari tiga garis lengkung), tingkat keberaturan yang rendah (disusun secara simetris saja), maka nilai keindahan dari vas menjadi tidak tinggi ( angka kecil dibagi tiga ).
60. Dapat ditelusuri sejak awal masa filsafat Yunani yang berupaya untuk menmukan hukum-hukum geometri dalam estetika, karena keindahan adalah harmoni, sedang harmoni adalah proporsi yang cocok dari hasil pengamatan.
61. Pada kebudayaan Yunani, definisi definisi nominal sudah banyak digunakan seperti pada tulisan Plato "Dialog", dimana terdapat beberapa bagian yang mencoba untuk memperjelas pengertian kata "keindahan". Metoda yang dilakukan tidak benar-benar empirik; metoda yang digunakan pada jaman ini mirip dengan fenomenologi modern yang menekankan terjadinya ilham Seni dalam penciptaan karya Seni itu sendiri dan juga menekankan kesinambungan pengamatan karya Seni dengan muncul dan berkembangnya rasa keindahan atau pengalaman estetis. (Sutrisno,hal 34)
62. Tulisan tulisan Plato mengenai keindahan banyak didasari pada doktrinnya mengenai "idea". Menurut Plato segala kenyataan yang ada di dunia ini merupakan peniruan (mimesis) dari yang asli, dan yang asli menurutnya adalah yang terdapat didunia atas saja idea bukan di dunia nyata ini dan adalah jauh lebih unggul daripada kenyataan didunia ini.
63. Selanjutnya Plato berpendapat bahwa seseorang seharusnya mencoba menemukan pengetahuan dibelakang segalanya, yaitu pengetahuan tentang yang nyata dan permanen ( Yunani ; episteme = pegetahuan ) yang hadir sebagai pengertian tentang 'idea'. Satu dari unsur/ciri 'idea' itu adalah keindahan ( Yunani ; to kalon ), sifat permanen yang dimiliki oleh semua objek objek yang indah. Plato menitik beratkan pada pengalaman awal dari dirinya dan muridnya ( audience ), dan juga pada maksud-maksud yang diakumulasikan pada kata kata dari bahasa konvensional. Ketika memahami kata Yunani untuk indah, kalos, Plato mencatat bahwa kata ini pertama bermaksud 'baik' dan 'pantas'.
64. Dari "Timaeus" dapat dikutip bahwa sesuatu yang dipahami oleh akal dan pengetahuan akan tetap, akan tetapi sesuatu yang dipahami oleh pendapat yang menolong sensasi, dan tanpa pengetahuan, akan selalu dalam proses menjadi dan binasa yang tidak pernah mencatat hal-hal yang benar benar ada.
65. Esensi yang tetap dari keindahan akibat dari proporsi proporsi yang tepat yaitu dari perbandingan ukuran. Gagasan ini dihubungkan pada penelitian dan falsafah Pytagoras ( 532 SM ) yang telah mengembangkan sistem proporsi-proporsi aritmatika tertentu dalam instrumen musik, seperti panjang string, menghasilkan harmoni nada. Berdasarkan pada harmoni musik ini masyarakat Yunani mencoba untuk menerangkan juga keindahan dalam proporsi-proporsi tubuh manusia, Arsitektur, dan objek-objek lain.
66. Selama abad-abad pertengahan, proporsi-proporsi dan perban-dingan-perbandingan ukuran diperhatikan sebagai atribut yang penting bagi keindahan objek-objek. Renaissance membangkitkan kembali pengkajian dari proporsi Pythagoras yang menggunakan bentuk bentuk geometris melalui perbandingan matematis.
67. Seorang arsitek besar pada masa Renaissance, Leon Battista Alberti (1404 -1472), menekankan pada aspek formal dari bangunan dan detailnya, proporsi dan ornamen. Ia menyelidiki syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam karya Seni lukis, Seni pahat dan Arsitektur dari sudut pengolahan materi, untuk mencapai kesatuan dari bagian bagian karya Seni sehingga menjadi utuh. Keindahan (lat. Pulchritrudo) adalah 'harmoni dari semua bagian, dalam bentuk apapun, dipasangkan bersama dalam proporsi dan hubungan yang tepat, sehingga tidak ada lagi yang dapat ditambahkan, dikurangi atau dirubah, selain untuk bertambah buruk', hal inilah yang dicari melalui bentuk bentuk pada latihan latihan Nirmana Ruang . Hal ini sebagai perkataan bahwa sesuatu supaya menyenangkan harus harmonis, proporsional, dan hubungan antara bagian bagian dari objek tersebut harus seimbang. Dasar yang disusun oleh Alberti kemudian dielaborasi lebih luas sebagai teori Desain Arsitektur oleh generasi generasi berikutnya hingga sekarang, seperti dapat dilihat pada materi tugas Nirmana Ruang di pendidikan Arsitektur dan Desain.( Fundamental Principles of Architecture)
68. Selanjutnya, dikenal juga Leonardo da Vinci yang secara khusus menyinggung mengenai ketelitian dalam pelaksanaan, hingga unsur terkecil pada satu karya, perlu disempurnakan. Sikap ini kemudian menjadi ciri karya karya abad pertengahan.
69. Ajaran Leonardo da Vinci dan kemudian Buonarotti Michelanggelo diperdalam dengan studi tentang perspektif geometris serta proporsi tubuh manusia dan studi anatomi.BAB III<br />KESIMPULAN<br />Estetika adalah sebagai filsafat keindahan <br />Estetika adalah erat sekali dengan seni bangunan <br />Estetika adalah apa yang mendatangkan kesenangan dengan menyeluruh dan tidak berkonsepsi <br />Estetika adalah bahwa “ Konsepsi tentang adanya tujuan pada objek tapi tujuan itu tidak terwujud dengan tegas “. <br />Estetika adalah apa yang di akui sebagai obyek pemuasan darurat yang tidak berkonsep. <br />Estetika adalah idea yang terwujud di dalam indera. <br />Estetika adalah berada pada keselarasan pikiran di imajinasi (dengan dasar bebasnya kerja imajinasi). <br />Estetika menurut Hegel adalah pujian yang mengibuli seni. <br />Estetika adalah bergantung pada ilmu seni, maka estetika adalah hasil-hasil eksperimen yang tercipta dan meyakinkan. <br />Estetika adalah bahasa orang banyak atau ilmu untk mengeluarkan isi hati. <br />Estetika adalah tidak selalu berpangkal pada pengetahuan atau kemauan tetapi pada rasa senang dan sedih<br />DAFTAR PUSTAKA<br />http://astudioarchitect.com/2008/09/tentang-estetika-dalam-arsitektur.html<br />http://blogger.kotamagetan.com/definisi-estetika-dan-seni.html<br />http://ndreh.2itb.com/contact.html<br />http://pagiidg.blogspot.com/2009/12/estetika-herbert-read-dg-1a.html<br />http://ulax.wordpress.com/2009/04/30/sejarah-estetika/<br />http://www.file.upi.edu<br />http://www.wikipedia.org<br />