1. Galeri Seni Lukis Di Malang “Arsitektur Postmodern Charles Jenks”
BAB III
KAJIAN TEMA
III.1. Tinjauan Teori Tema Perancangan
III.1.a. Arsitektur
Manakala orang berbicara tentang arsitektur maka saat itu pula orang akan
mengaitkan arsitektur dengan kebudayaan, bilamana orang berbicara mengenai
kebudayaan maka arsitektur dibicarakaan sebagai salah satu hasil karya budaya bangsa.
Untuk mengetahui jalinan hubungan antara kebudayaan dan arsitektur, perlu lebih dahulu
mengetahui masing-masing unsurnya. Telaah arsitektur pada umumnya berpijak pada
unsur-unsur konsep, cara membangun dan wujud nyata dari bangunan sebagai
lingkungan buatan dan lingkungan disekitarnya. Telah kebudayaaan selalu berpijak pada
unsur-unsur buah pikiran (ide), perbuatan (sikap dan prilaku) dan hasil karyanya. Sering
kali disinggung-singgung pula bahwa obyek budaya adalah bayangan cermin dari
kehidupan manusia. Arsitektur dapat dimasukkan sebagai salah satu dari wujud
kebudayaan yaitu dalam bentuk bahasa, dalam hal ini adalah bahasa non verbal.
Arsitektur adalah bagian dari budaya. Hubungan antara arsitektur dan budaya
tercermin pada karya arsitektur yang ada. Dalam mendesain sebuah karya arsitektur,
unsur budaya pemakai akan menjadi identitas tersendiri bagi desain arsitektur yang
tercipta. Pemahaman terhadap arsitektur tidak dapat diwujudkan dalam sebuah definisi
atau sebuah pernyataan yang tegas dan pasti tentang apa yang disebut arsitektur. Definisi
arsitektur untuk masing-masing individu mempunyai variasi, tergantung dari sudut
pandang mana kita melihatnya. Menurut Bouwkundige Encyclopedi Arsitektur adalah
mendirikan bangunan dilihat dari segi keindahan.
Dari definisi diatas dapat digambarkan bahwa bangunan arsitektur adalah
bangunan yang memiliki keindahan baik dari segi bentuk dan tampilan maupun ornamen
yang digunakan pada bangunan tersebut. Sedangkan menurut Van Romondt, arsitektur
adalah ruang tempat hidup manusia dengan bahagia (definisi konsepsional yang
mencakup pengertian secara luas). Jadi arsitektur terdiri dari unsur-unsur ruang,
keindahan dan kebahagiaan. Ruang sebagai wadah dalam melakukan aktivitas dan
sebagai tempat berlindung, sedangkan keindahan dan kebahagiaan adalah sebagai unsur
kenyamanan (panca indera dan perasaan).
III.2. Tinjauan Umum Tema Perancangan
III.2.a. Pengertian Post Modern
Post Modern bila diartikan secara harafiah kata-katanya terdiri atas ‘Post’ yang
artinya masa sesudah dan ‘Modern’ yang artinya Era Modern maka dapat disimpulkan
bahwa Post Modern adalah masa sesudah era Modern ( era diatas tahun 1960 an ) .
Post Modernism sendiri merupakan suatu aliran baru yang menentang segala
sesuatu kesempurnaan dari Modernism, bahkan tak jarang menentang aturan yang ada
dan mencampurkan berbagai macam gaya . Post Modernism tidak hanya di bidang
arsitektur tetapi meliputi segala bidang kehidupan seperti sosial ,politik , dan budaya .
KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR 1
2. Galeri Seni Lukis Di Malang “Arsitektur Postmodern Charles Jenks”
III.2.b. Pengertian Arsitektur Post Modern
Bila Post Modern berarti masa sesudah era Arsitektur Modern maka pengertian
dari Arsitektur Post Modern adalah Arsitektur yang berkembang setelah era Arsitektur
Modern dimana aliran arsitektur yang baru ini mempunyai tujuan menolak ,
menyempurnakan , dan mengkoreksi terhadap kesalahan yang telah terjadi pada
Arsitektur Modern di masa yang sebelumnya .
III.2.c. Arsitektur Post Modern Menurut Charles Jencks
Dalam usaha pemahaman terhadap karya-karya arsitektur, Charles Jencks
menggunakan analogi ilmu bahasa, dimana Jencks berpendapat bahwa arsitektur identik
dengan bahasa dan bahasa itu sendiri terdiri dari kata-kata yang di dalam arsitektur
dianalogikan dengan adanya unsur-unsur bangunan seperti dinding, kolom, jendela, atap
dan lain-lain. Dan oleh karena itu di dalam menghadirkan suatu karya, seorang arsitek
dituntut untuk membuat bangunan yang mampu berkomunikasi dengan lingkungan
sekitarnya dalam arti yang luas (bangunan yang komunikatip).
Charles jenks sebagai seorang tokoh pencetus lahirnya post-modern menyebutkan
adanya 3 alasan yang mendasari timbulnya post-modernisme, yaitu :
1. Kehidupan kita sudah berkembang dari dunia serba terbatas ke desa-dunia
(world village) yang tanpa batas. Perkembangan ini disebabkan oleh
cepatnya komunikasi dan tingginya daya tiru manusia.
2. Canggihnya teknologi telah memungkinkan dihasilkannya produk-produk
yang bersifat pribadi, lebih dari sekedar produksi massal dan tiruan massal
yang merupakan ciri khas modernisme.
3. Adanya kecendrungan untuk kembali kepada nilai-nilai tradisional atau
daerah, sebuah kecendrungan manusia untuk menoleh kebelakang.
Dengan demikian, arsitektur post-modern adalah percampuran antara arsitektur
tradisional dengan non-tradisional, gabungan setengah modern dengan setengah non-modern,
perpaduan antara lama dan baru. Arsitektur post-modern mempinyai style yang
hybrid (perpaduan dua unsur) dan bermuka ganda atau sering disebut sebagai double
coding.
III.2.d. Teori Postmodernisme Arsitektur Charles Jencks
Dalam buku The Language of Post-Modern Architecture (1987), Charles Jencks
menjelaskan enam prinsip arsitektur posmodern, yaitu double coding, hybrida,
schizoprenia, bahasa arsitektur untuk mencapai multivalens, kaya metafor, dan
menghargai multiplicity (keberagaman) atau pluralitas nilai.
Pertama, double coded atau ekspresi multivalent. Dalam hal ini, posmodern
memiliki ketegangan permanen dan yang bersifat hibrid, campuran dan ambigu, yang oleh
Jencks disebut dengan “doubly coded” (Jencks, 1992).
Sebuah tulisan “pendek” tidak menarik untuk dibaca. Inilah yang disebut sebagai
kode tunggal (single code). Semakin banyak ruang yang ada bagi seorang pembaca untuk
berpartisipasi secara imajinatif, makin tinggilah kualitas karya sastra tersebut. Di dalam
KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR 2
3. Galeri Seni Lukis Di Malang “Arsitektur Postmodern Charles Jenks”
semantik, bahasa yang dibaca dua cara atau lebih disebut double coded, atau menurut
istilah Jencks, kita sebut ekspresi multivalent (Kurokawa, 1991:135-136).
Jencks mendefinisikan arsitektur postmodern sebagai double coding yang diartikan
kombinasi teknik modern dengan sesuatu yang lain, dengan pernyataannya sebagai
berikut:
“the combination of modern techniques with something else (usually traditional
building) in order for architecture to communicate with public and concerned minority,
usually other architect”
(kombinasi teknik-teknik modern dengan yang lain, biasanya bangunan tradisional, yang
bertujuan untuk berkomunikasi dengan masyarakat dan kelompok minoritas tertentu,
umumnya arsitek) (Jencks, 1986:14).
Jencks (1992) menambahkan pengertian double coding sebagai kompleksifikasi
elemen-elemen modern dengan yang lainnya. Double coding merupakan strategi untuk
menguatkan dan sekaligus menolak kekuatan struktur (power of structure), mengesankan
dan menantang perbedaan cita rasa dan diskursus bentuk yang bertentangan.
Jencks (1978) menyadari kegagalan arsitektur modern adalah karena
ketidakmampuannya untuk berkomunikasi (communication) secara efektif dengan
kelompok pengguna utamanya dan tidak memiliki hubungan dengan sejarah. Oleh sebab
itu, Jencks mengusulkan solusi dan definisi posmodern sebagai berikut: “arsitektur
posmodern adalah arsitektur yang didasarkan dan dipopulerkan secara profesional,
seperti penggunaan teknik baru dengan pola-pola lama (Jencks, 1978:14). Jencks (1990)
menjelaskan fungsi double coding pada bangunan posmodern adalah sebagai alat
komunikasi para arsitek kepada semua pengguna dan arsitek lain, dan mencoba
mengikatkannya dengan tradisi sebelumnya, khususnya bahasa klasik.
Kedua, postmodern adalah arsitektur hibrida, campuran dan turunan elemen-elemen
yang saling bertentangan, seperti gaya historis dan kontemporer, dan campuran
antara seni tinggi dan budaya populer. Menurut Jencks (1978:14), double coding
bermakna elitis tetapi juga populer, baru tetapi juga lama, yang dengan sendirinya
menciptakan “hybrid language” (bahasa turunan)-nya. Menurut Kurokawa (1991),
arsitektur postmodern telah menjadikan dirinya bertugas membuang batas pemisah antara
seni tinggi dan seni populer.
III.2.e. Perkembangan Arsitektur Post-modern (Charles Jenks), yang menyimpang
dari fungsionalisme arsitektur Modern, terdiri dari :
No
Kajian
Umum
Pengetrapannya Tokoh
1 Historicism
Merupakan aliran arsitektur Post Modern yang
paling awal munculnya. Penganut aliran ini ingin
tetap menampilkan komponen-komponen
bangunan yang berasal dari komponen-komponen
klasik tetapi ditampilkan dengan penyelesaian yang
modern, misalnya bentuk klasik yang dulunya
menggunakan bahan dari kayu diganti dengan
bahan beton tetapi diberikan ornamen
Aero Saarinen,
Phillip Johnson,
Robert Venturi,
Kisho
Kurokawa,
Kyonori
Kikutake.
KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR 3
4. Galeri Seni Lukis Di Malang “Arsitektur Postmodern Charles Jenks”
Straight
Revitalism
Aliran ini sulit menghilangkan tradisi yang sudah
mendarah daging dalam masyarakat, misalnya
renaissance, gothic, roman, dll. Produk-produk
aliran ini cenderung memiliki tingkat eklektikisme
yang sangat tinggi. tanpa perubahan, mengulangi
mentah - mentah gaya sebelum fungsionalisme.
Aldo Rossi,
Monta
Mozuna,
Ricardo Bofill,
Mario Botta
3
Neo
Vernacular
Produk-produk bangunan ini tidak murni
menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernacular,
melainkan menampilkan karya-karya baru.
Sedangkan unsur-unsur vernacularnya hanya
digunakan dalam penampilan visual bangunan,
Darbourne &
Darke, Joseph
Esherick, Aldo
van Eyck
4 Urbanist
Pembaruan kota dengan bentuk-bentuk khusus
yang sudah dikenal masyarakat, dengan dua ciri (Ad
– hoc dan Kontekstual ), sebagai salah satu proses
pengembangannya tanpa memikirkan posisi dan
lokasi yang tepat
Lucien Kroll,
Leon Krier,
James Stirling
5
Metaphor /
Metaphysics
Karya-karya rancangannya mengambil bentuk-bentuk
alam yang fungsional dan mempunyai tanda-tanda
atau symbol tertentu. Untuk itu pilihan mereka
umumnya berupa referensi yang tersamar, sehingga
tidak telihat kejanggalannya.
Stanley
Tigerman,
Antonio Gaudi,
Mimoru
Takeyama.
6
Post
Modern
Space
Difokuskan pada rancangan spatial interpenetration
Yang unik secara histories bersifat irrasional dan
tranformasionaldalam kaitan terhadap keseluruhan
bangunan. Pendukung aliran ini mencoba untuk
mendifinisikan ruang lebih dari sekedar ruang
abstrak dan menghasilkan arti ganda,
keanekaragaman dan kejutan.
Peter
Eisenman,
Robert Stern,
Charles
Moore, Kohn
Pederson-Fox
III.2.f. Ciri – ciri khusus Arsitektur Post Modern (menurut Charles Jenks)
Dalam pembahasan arsitektur post-modern, ciri-ciri yang dimaksud dalam
arsitektur post-modern menurut Jencks memberikan daftar ciri-ciri khusus sebagai berikut :
No
Tinjauan
Dasar
Ciri – Ciri Pengetrapan Pada Objek Bangunan
I
IDEOLOGI
(Ideological )
Suatu konsep bersistem yang menjadi azas pendapat untuk
memberikan arah dan tujuan, jadi ideological adalah konsep yang
memberikan arah agar pemahaman arsitektur postmodern biar lebih
terarah dan sistematis.
a. Double Coding of Style
Bangunan postmodern adalah bangunan yang memiliki dua gaya
(style) yaitu memadukan arsitektur modern dengan arsitektur
KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR 4
5. Galeri Seni Lukis Di Malang “Arsitektur Postmodern Charles Jenks”
lainnya, misalnya (Revivalist – Metaphorical, Local –
Kontekstual dan Commercial
b. Popular and Pluralistic
Ide/gagasan yang umum serta bersifat lebih umum dan tidak terikat
dengan kaidah-kaidah tertentu, tetapi memiliki fleksibilitas yang
beragam. Hal ini lebih baik daripada gagasan tunggal.
c. Semiotic Form
Penampilan bangunan lebih mudah difahami, karena bentuk-bentuk
yang vertical yang menyiratkan makna-makna tertentu.
d. Tradion and Choice
Merupakan hak-hak yang tradisional dan penerapannya secara
terpilih atau disesuaikan dengan maksud dan tujuan perancang.
e. Artist / Client
Mengandung dua hal pokok yaitu bersifat seni (intern) dan bersifat
umum (ekstern). Yang menjadi tuntutan perancangan sehinga
mudah dipahami secara umum
f. Elistist and participative
Lebih menonjolkan suatu kebersamaan serta mengurangi sikap
borjuis seperti dalam arsitektur modern
g. Piecemal
Penerapan unsur-unsur dasar, secara sub-sub saja/ tidak
menyeluruh, seperti History , Bvernacular, Lokasi / Lokal dll.
h. Architect, as representative and activist
Arsitek berlaku sebagai wakil penerjemah perancangan dan secara
aktif berperan serta dalam perancangan
II GAYA
( Stylistik )
Pengertian gaya dalam arsitektur post modern adalah sutu
pemahaman bentuk , cara , rupa , dsb, yang khusus mengenai
arsitektur post modern.
a. Hybrid Expression
Penampilan hasil gabungan antara unsur-unsur modern dengan :
Vernacular – Revivalist Local – Commercial - Metaphorical -
Contextual
b. Complexity
Hasil pengembangan ideology dan ciri-ciri post modern yang
mempengaruhi perancangan dasar sehingga menampilkan
rancangan yang bersifat kompleks. Disini pengamat diajak
mengamati, menikmati dan mendalami secara seksama.
c. Variable Space with surprice
Perubahan nilai ruang yang tercipta akibat adanya kejutan-kejutan,
misalnya : warna, detail elemen arsitektur, suasana interior, dll.
d. Conventional and abstract form
Kebanyakan penampilan bentuk yang konvensional dan bentuk
KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR 5
6. Galeri Seni Lukis Di Malang “Arsitektur Postmodern Charles Jenks”
yang rumit / popular, sehingga mudah ditangkap artinya.
e. Eclectic
Campuran langgam yang saling berintergrasi secara kontinyu untuk
menciptakan unity
f. Semiotic
Arti yang hendak ditampilkan secara fungsi
g. Variable mixed aesthetic depending on context, expression on
content and semantic - appropiateness toward function
Gabungan unsure estetis dan fungsi-fungsi estetis serta idak
mengacaukan fungsi.
h. Pro Organic and applied ornament
Mencerminkan kedinamisan sesuatu yang hidup dan kaya
ornamen.
i. Pro Representation
Menampilkan cirri-ciri yang gamblang sehingga dapat
memperjelas arti dan fungsi
j. Pro Metaphor
Hasil pengisian bentuk-bentuk tertentu yang dierapkan pada
desain bangunan sehingga orang lebih menangkap arti dan
fungsi bangunan
k. Pro Hestorical reference
Menampilkan nilai-nilai histories pada setiap rancangan yang
menegaskan cirri bangunan
l. Pro Humor
Mengandung nilai humoris sehingga pengamat diajak untuk lebih
menikmatinya
m. Pro Symbolic
Menyiratkan symbol-simbol yang mempermudah arti dan yang
dikehendaki perancang
III Ide - ide
Rancangan
(design
ideas)
Pengertian tentang ide-ide desain dalam arsitektur postmodern adalah
suatu gagasan perancangan yang mendasari arsitektur postmodern,
yang tertera
III.2.g. Metode Perancangan Formal Posmodernisme
Metode perancangan adalah metode yang digunakan untuk menciptakan bentuk-bentuk
dalam karya arsitektur dengan menggunakan metode dasar kombinasi dan
penggabungan.
Metode perancangan postmodernisme arsitektur dapat dikatagorisasikan dalam
dua kelompok :
Metode Perancangan Utama
1) Hybrid and Both :
Metode hybrid dilakukan melalui tahapan-tahapan quotation, manipulasi
elemen, dan unifikasi atau penggabungan. Metode Hybrid berpikir dari “elemen
KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR 6
7. Galeri Seni Lukis Di Malang “Arsitektur Postmodern Charles Jenks”
atau bagian” menuju keseluruhan. Sebaliknya, pada metode both and, berpikir
dilakukan dari keseluruhan menuju elemen atau bagian.
Tahapan metode hybrid :
Elektik atau
Quotation
2) Metafor dan Simbolisasi
Manipulasi atau
Modifikasi Quotation
Penggabungan
(kombinasi atau
unifikasi Modifikasi
Quotation
Simbolisasi dalam arsitektur postmodern berarti mempresentasikan sesuatu
yang lain dengan cara asosiasi, kemiripan atau konvensi yang diturunkan
maknanya terutama dari struktur yang tampak.
Metode Perancangan Pendukung
1) Penggunaan ornamen dan dekorasi
Ornamen adalah hiasan yang ditempelkan pada elemen struktural,
sedangkan dekorasi adalah hiasan yang diletakkan pada elemen-elemen
nonstruktural.
2) Improvisasi
Bertujuan membantu mencapai kekayaan makna dengan cara
“ketidaksempurnaan” dan “ketidakseimbangan”, baik direncanakan atau tidak.
Termasuk di dalamnya metode desain yang bersifat main-main.
3) Kaya warna
Cenderung menggunakan warna yang kaya(polychromi), selain itu setiap
warna dapat memiliki nilai simbolis yang khas di berbagai tempat di muka bumi.
III.2.h. Kerangka Konseptual Postmodern Dalam Arsitektur
Ideologi dalam Arsitektur Postmodern
Dalam buku Ikhwanuddin (2005) yang berjudul Menggali Postmodernisme
Dalam Arsitektur diungkapkan bahwa menurut para ahli (Jencks, 1987;Klotz,
1988;Kurokawa, 1991) ideology postmodernisme adalah pluralism yang berarti
perang terhadap semua bentuk totalitas, menghargai perbedaan dan keragaman,
termasuk di dalamnya lokalitas, regional, dan keunikan. Pluralisme juga berarti
penolakan atas mitos superioritas budaya Barat dan menolak hegemoni budaya
Barat (Kurokawa, 1991). Sedangkan menurut Robert Venturi (1966) arsitektur
postmodern bertujuan untuk menciptakan kekayaan makna.
Konsep Rancangan Arsitektur Postmodern
1) Representatif
Arsitektur dapat mempresentasikan sebuah agama, kekuatan politik, peristiwa, dan
lain-lain. Arsitektur selalu mempresentasikan sesuatu di luar dirinya. Arsitektur
didefenisikan sebagai representasi dari sesuatu yang lain, meluas menuju bahasa,
dimana metafor menjadi lazim. Jadi, metafor adalah bagian dari representasi,yakni
arsitektur menerima penggunaan bentuk-bentuk metafor dan simbolik yang
memberi peluang pemaknaan yang lebih kaya (Klotz, 1988).
KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR 7
8. Galeri Seni Lukis Di Malang “Arsitektur Postmodern Charles Jenks”
2) Both And Hybrid
Mencampur oposisi biner ke dalam satu kesatuan menjadi suatu identitas baru.
Selain itu konsep ini adalah metode untuk menciptakan sesuatu dengan pola-pola
lama (sejarah) namun dengan bahan dan teknik baru (Jencks, 1987). Dengan kata
lain menggabunkan bentuk-bentuk tradisional dengan teknik modern.
3) Kontekstual
Arsitektur Postmodern berakar pada tempat/lingkungan sekitar (Jencks, 1987).
Gaya arsitektur postmodern memperhatikan lokalitas, di dalamnya termasuk
lingkungan dan budaya serta menghargai keunikan sejarah (Klotz, 1988)
4) Menerima Referensi plural
Konsep ini bertujuan untuk membuka peluang keragaman bentuk dan interpretasi
makna di dalamnya.
5) Menghargai Memori dan Sejarah
Arsitektur postmodern melihat sejarah sebagai gudang pembendaharaan bentuk
yang kaya dan bernilai estetika tinggi (Klotz, 1988). Menurut Kurokawa (1991),
arsitektur postmodern menghargai sejarah dan budaya.
6) Menerima Bentuk Improvisasi
Suatu karya tidak harus sempurna, teratur dan terencana, dimana karya-karya ini
melibatkan user di dalam proses desain, namun ketidaksempurnaan dapat pula
menjadi unsur kesengajaan desain (Klotz, 1988). Bentuk lain dari improvisasi
adalah permainan, bersenang-senang, dan bersuka-suka. Konsep ini menerima
kehadiran elemen-elemen atau unsur yang hanya merupakan “permainan”
(Kurokawa, 1991).
7) Kompleksitas
Di dalam kompleksitas terdapat simetri sebagai faktor penyatu terkuat.namun di
sisi lain terdapat beberapa pengarah sekunder struktur formal dan superimposisi
serupa, elemen-elemen yang dikelompokkan oleh pengamat menjadi lebih dari
satu interpretasi.
8) Ambiguitas
Konsepnya sama dengan kompleksitas.
9) Tidak anti-modernisasi
Postmodern juga mengakui sumbangan positif modernisme. Sumbangan positif ini
berupa temuan teknik konstruksi dan struktur bangunan serta pemikiran
fungsionalisme.
III.2.i. Peranaan Arsitektur Post Modern dalam merancang :
Peranaan Arsitektur Post Modern dalam merancang bangunan Galeri Seni Lukis di
Malang :
Peranaan Obyek
Dasar pengetrapan bangunan Galeri Seni Lukis pada arsitektur Post Modern
Charles Jenks tersebut sangat terpadu dengan berbagai komponen atau elemen
bangunan yang didedikasikan sebagai pola unsur gabungan design secara
geometriKal. Dengan demikian pada obyek rancangan ini, memiliki beberapa
komponen unsur pengetrapannya sehingga obyek yang dirancang dapat mengekspor
ciri atau karakter bangunan yang berarsitektur Post Modern Charles Jenks.
KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR 8
9. Galeri Seni Lukis Di Malang “Arsitektur Postmodern Charles Jenks”
Peranaan Fungsi dan Aktifitas dalam berarsitektur Post Modern Charles Jenks
1) Mengandung unsur-unsur komunikatif yang bersifat lokal atau popular
Pola unsur penerapan fungsi pada obyek bangunan Galeri Seni Lukis, pada umumnya
secara langsung berhubungan dengan lingkungan binaan dengan popularitas yang
bersifat lokal. maka bangunan tersebut dapat difungsikan sebagai salah satu obyek
bangunan yang dapat merespon berbagai gambaran struktural kota, sebagai wadah
suatu kegiatan yang berfungsi menyeluruh..
2) Membangkitkan kembali kenangan historik Berkonteks urban
Adanya upaya penanganan dalam hal mengkondisikan bangunan ini sebagai salah
satu simbol untuk mengingatkan kembali peranaan utama bangunan dengan konteks
urban.
3) Menerapkan kembali teknik ornamentasi bersifat representasional
Unsur penggunaan ornament atau ragam hias dengan maksud penerapan terhadap
fungsi yang bersifat representasional, terhadap bangunan Galeri Seni Lukis sehingga
menghasilkan bangunan dengan fungsi fleksibel menyeluruh.
4) Berwujud metaforik (dapat berarti bentuk lain)
Paranan fungsi dengan maksud merubah konsep bentukan yang berbeda dengan
unsur gabungan terhadap Arsitektur Post Modern Charles Jenks.
5) Dihasilkan dari partisipasi
Pengelompokan fungsi yang dihasilkan dari beberapa alternatif atau pilihan dengan
penyesuian terhadap fungsi dan aktifitas bangunan sebagai Galeri Seni Lukis. Hal
tersebut dapat memungkinkan adanya pemanfaatan terhadap beberapa faktor
peninjauan terhadap karakter lingkungan yang mencerminkan adanya pembangunan
yang berskala kota.
6) Bersifat plural
Adanya kaitan fungsi terhadap bentukan arsitektur Post Modern Charles Jenks,
sehingga penerapan bangunan Galeri Seni Lukis ini, dapat mengekspos beberapa ciri
atau unsur penerapan terhadap pola aktifitas di dalam maupun di luar bangunan yang
bersifat plural atau bentukan yang lama.
7) Bersifat eklektik
Adanya unsur penambahan dengan penyesuian terhadap fungsi bangunan sebagai
Galeri Seni Lukis, dengan beberapa unsur gabungan secara geometrikal. Pola ruang
yang sangat berhubungan langsung dengan aktifitas, sehingga penyesuian dilakukan
dengan cara menganalisa berbagai pola aktifitas. Hal ini dapat berupa pengkaitan
antara hubungan ruang dengan pola aktifitas di dalam maupun di luar bangunan.
Secara umum konsentrasi utama dalam pengembangan fungsi berarsitektural
pada Post Modern Charles Jenks, mencakup peranaan yang dapat difungsikan sesuai
dengan konsep gubahan design.
Dengan demikian fungsi dapat berkaiterat dengan aktifitas yang terjadi. Hal
tersebut memungkinkan adanya penyalagunaan dalam proses aktifitas, sehingga perlu
ditinjau lanjuti dengan konsep pola aktifitas.
Peranaan Site ( Lokasi ) dalam berarsitektur Post Modern Charles Jenks
1) Penyesuaian karakter lingkungan sesuai dengan wadah Kompleksitas.
2) Improvisasi bentukan terhadap site dapat memungkinkan adanya gubahan
yang mendasar pada proses manipulasi design yang beroriental dengan
konsep pola bangunan terhadap tapak.
3) Mengakomodasikan pola hubungan ruang terhadap site.
KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR 9
10. Galeri Seni Lukis Di Malang “Arsitektur Postmodern Charles Jenks”
4) Pemanfaatan lahan yang dapat berkembang sesuai adanya upaya pencapaian
target desain.
5) Pengembangan pola hubungan ruang yang dapat mendukung adanya
pemanfaatan ruang sebagai area Regedesain.
Pendekatan fungsi dan peran tapak sangat berhubungan erat dengan pola
berarsitektur Post Modern Cherles Jenks, sehingga bentukan bangunan terhadap site
dapat diolah sesuai dengan konsep pemanfaatan lahan. Adanya proses pengembangan
fungsi lahan dengan meninjau karakter bangunan, sehingga unsur dapat diterapkan
dengan adanya gubahan dari proses transformasi bangunan terhadap site.
Secara umum Arsitektur Post Modern Aliran Charles Jenks, menonjolkan suatu
karakter bangunan yang bersifat Struktural oleh karena bentukan bangunan terhadap
lokasi dimana obyek itu dibangun. Dengan demikian peranaan lokasi yang diterapakn
pada Arsitektur Post Modern aliran Charles Jenks, harus memenuhi beberapa analisa site
yang berhubungan dengan tema ini. Analisa tersebut sebagai gambaran umum bangunan
ini didirikan untuk dapat menonjolkan ciri bangunan yang berarsitektur Pos Modern
Charles Jenks.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan lokasi selanjutnya sebagai
bangunan Post Modern Charles Jenks adalah sebagai berikut :
1) Analisa Site secara konteks :
Hal ini dilakukan dengan cara bagaimana peruntukan lahan sebagai obyek
pembangunan Galeri Seni Lukis dengan penyesuian karakter lingkungan secara
kontekstual.
2) Pola Penataan Massa Bangunan :
Pada dasarnya suatu massa bangunan harus disesuikan dengan lingkungan
budaya setempat sehingga tidak memungkinkan adanya penyalagunaan pada
bentuk dan tampilan bangunan.
3) Bentuk dan Style bangunan :
Bentukan bangunan Post Modern Charles Jenks sangat mendominasi dengan
adanya unsur penggabungan bentuk dengan unsur improvisasi kajian terhadap
style bangunan yang berhubungan langsung dengan lingkungan secara
kontekstual.
Peranaan Bentuk Arsitektur
Peranaan Bentuk dalam berarsitektur Post Modern Charles Jenks adalah sebagai
berikut :
1) Adanya inprovisasi bentuk terhadap site, dengan kaitan secara informal
sebagaimana yang didasari dengan kaidah atau ciri – ciri arsitektur Post
Modern.
2) Transformasi secara menyeluruh dengan membandingkan obyek yang
terinteregasi dengan lingkungan.
3) Gubahan secara menyeluruh dengan meninjau berbagai aspek komposisi
bentukan arsitektural.
4) Dasar olahan bentuk yang pada umumnya dapat dikembangkan sesuai dengan
pemanfaatan karakter lahan.
5) Bentukan yang sesui dengan tema Arsitektur Post Modern, sebagai acuan
dasar pengembangan design.
KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR 10
11. Galeri Seni Lukis Di Malang “Arsitektur Postmodern Charles Jenks”
Unsur peranaan bentuk pada bangunan Galeri Seni Lukis yang bertemakan
Arsitektur Post Modern aliran Charles Jenks didasari dengan cara manipulasi elemen,
dan unifikasi atau unsur penggabungan bentuk atau style. Dengan dasar
pengggabungan ini pengkajian bentukannya dapat dilakukan secara menyeluruh
dengan konteks style yang berbeda.
Beberapa metode yang akan dianalisa dengan kaitan terhadap fungsi dan
peran bangunan terhadap bentuk adalah sebagai berikut :
No Metode Hubungan Pengetrapannya
1
Adanya
penggunaan
ornamentasi
dan dekorasi
Ornamen adalah hiasan yang ditempelkan
pada elemen struktural, sedangkan
dekorasi adalah hiasan yang diletakkan
pada elemen-elemen nonstruktural.
Hal ini didasari atas penerapan fungsi
yang berbeda – beda guna menjadi salah
satu symbol sebagai bangunan yang
berarsitektural Post Modern
2 Improvisasi
Dengan fungsi membantu mencapai
kekayaan makna dengan cara
“ketidaksempurnaan” dan
“ketidakseimbangan”, baik direncanakan
atau tidak direncanakan.
Bentuk bangunan yang mengekspos
berbagai metode klasifikasi bentuk
terhadap arsitektur Post Modern. Hal ini
terlihat pada hubungan pola fungsi
bangunan yang menonjolkan atau
bernuansa Post Modern.
3
Kaya warna
Cenderung menggunakan warna yang
kaya(polychromi), selain itu setiap warna
dapat memiliki nilai simbolis yang khas di
berbagai tempat di muka bumi.
Unsur pengetrapannya menunjukan
adanya bentukan dengan ciri khas sebagai
bangunan Post Modern dengan fungsi
sebagai Galeri Seni Lukis, maka
penggunaan metode ini sangat diperlukan
dalam penyelesaian bentuk akan karya
warna.
Hubungan bentukan arsitektural Post Modern Charles Jenks yang secara langsung
terinteregasi dengan penerapan pola atau ciri – ciri desain yang terimprovisasi dengan
konsep bentukan berarsitektural. Peranaan fungsi dari segi bentukan arsitektur Post
Modern yang sangat kombinasi terhadap olahan bentuk bangunan untuk merespon
karakter lingkungan setempat.
KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR 11
12. Galeri Seni Lukis Di Malang “Arsitektur Postmodern Charles Jenks”
Kajian Umum Peranaan Bentukan Arsitektur yang bertemakan Arsitektur Post
Modern Cherles Jenks :
a) Adanya hasil pengembangan ideology dan ciri-ciri post modern yang
mempengaruhi perancangan dasar sehingga menampilkan rancangan yang
bersifat kompleks. Hal ini Disini pengamat diajak mengamati, menikmati
dan mendalami secara seksama bagaimana bentukan bangunan yang
berbeda dengan unsur penggabungan fungsi.
b) Perubahan nilai ruang yang tercipta akibat adanya perubahan fungsi pada
bentukan atau style bangunan. misalnya : warna, detail elemen arsitektur,
suasana interior, dll.
c) Kebanyakan penampilan bentuk yang konvensional dan bentuk yang rumit /
popular, sehingga mudah ditangkap artinya. Hal tersebut memberikan
makna yang berbeda disetiap sudut pengamatan dengan fungsi obyek
sebagai Galeri Seni Lukis.
Kajian Khusus Peranaan Bentukan Arsitektur yang berhubungan dengan lokasi,
fungsi, struktur dan Utilitas :
Peranaan Site dalam berarsitektur Post Modern Charles Jenks :
1) Adanya inprovisasi bentuk terhadap site, dengan kaitan secara informal
sebagaimana yang didasari dengan kaidah atau ciri – ciri arsitektur Post
Modern Charles Jenks.
2) Transformasi secara menyeluruh dengan membandingkan obyek yang
terinteregasi dengan lingkungan lokasi dimana obyek didirikan.
3) Gubahan secara menyeluruh dengan meninjau berbagai aspek komposisi
bentukan arsitektural. Dasar olahan bentuk yang pada umumnya dapat
dikembangkan sesuai dengan pemanfaatan karakter lahan.
4) Bentukan yang sesui dengan tema Arsitektur Post Modern Charles Jenks,
sebagai acuan dasar pengembangan design.
5) System penerapan pola struktur bangunan dengan unsur gabungan
sebagian bentuk dasar dengan merubah style dengan fungsi bangunan
sebagai Galeri Seni Lukis.
6) Pemanfaatan system jaringan utilias yang secara umum dapat mendukung
adanay proses kegiatan baik di dalam maupun diluar bangunan
Hubungan bentukan arsitektural Post Modern Charles Jenks yang secara
langsung terinteregasi dengan penerapan pola atau ciri – ciri desain yang terimprovisasi
dengan konsep bentukan berarsitektural. Peranaan fungsi dari segi bentukan arsitektur
Post Modern Charles Jenks yang sangat kombinasi terhadap olahan bentuk bangunan
untuk merespon karakter lingkungan dengan mendukung adanya fungsi aktifitas dan
lainnya.
III.2.j. Gambar ( contoh-contoh Arsitektur Post Modern Cherles Jenks )
Data Objek Pembanding “Arsitektur Post Modern Charles Jenks”
Pada umumnya data contoh objek bangunan Arsitektur Post Modern yang diambil
dengan cara studi literatur. Hal ini dapat memberikan pemahaman terhadap ciri – ciri
Arsitektur Post Modern Charles Jenks. Sebagai contoh konkrit adanya berbagai karya
KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR 12
13. Galeri Seni Lukis Di Malang “Arsitektur Postmodern Charles Jenks”
arsitektur yang sudah dikenal pada umumnya, hal ini sebagai dasar acuan pemahaman
terhadap bangunan Post Modern.
Berikut Contoh/Gambaran Umum Bangunan Post Modern (Menurut Charles Jenks),
yang terbagi atas beberapa fungsi atau ciri – ciri Arsitektur Post Modern :
Ciri – Ciri
Nama/Jenis
Bangunan
Gambar arsitek
Straight
Revitalis
Hotel Bisnis
Modena - Italia
Aldo Rossi
Arsitektur
Vernacular
Estec Noordwijk
(NL)
Joseph
Esherick,
Mercedez Benz
Museum
Aldo van Eyck
Metaphor /
Metaphysics
Stasiun-TGV-Lyon
Stanley
Tigerman
KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR 13
14. Galeri Seni Lukis Di Malang “Arsitektur Postmodern Charles Jenks”
Space
The Aronoff Center
Peter
Eisenman
Historicism
Berlinr eichstag,
Germany
Aero Saarinen
drachenburg-castle
Phillip
Johnson
III.2.k. Deskripsi Arsitektur Postmodern Space
Menurut pendapat saya aliran post modern ini berusaha untuk lepas dari ciri-ciri
yang melekat pada aliran modern, tetapi dalam kenyataannya aliran ini tetap memasukkan
ciri-ciri dan unsur modern. Post Modern ini difokuskan pada rancangan spatial
interpenetration, dimana dua atau lebih ruang yang berlainan dapat digabung secara
overlap dan saling bertemu, sehingga menghasilkan aliran ruang yang menerus. Dengan
interpretasi dan pelapisan ruang, akan menghasilkan ruang yang misterius, kompleks dan
penuh dengan kejutan. Kerumitan yang formal dan symbolic collage adalah karakteristik
dan ruang Post Modem.
Ciri-ciri ruang dari aliran Postmodern Space :
1. Pelapisan ruang
2. Peniadaan atau penghilangan ruang
3. Penuh dengan kejutan
4. Grid miring dan diagonal
5. Keambiguan akibat keterbalikan antara ruang-ruang positif dan negatif.
6. Menggunakan elemen-elemen yang mengejutkan dan menimbulkan kesan
monumental.
KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR 14
15. Galeri Seni Lukis Di Malang “Arsitektur Postmodern Charles Jenks”
Contoh-contoh arsitektur dengan aliran Postmodern Space :
The Aronoff Center , karya Peter Eisenman
Terlihat pada gambar diatas ruang dalamnya difokuskan pada rancangan spatial
interpenetration, dimana dua atau lebih ruang yang berlainan dapat digabung secara
overlapping dan saling bertemu, sehingga menghasilkan aliran ruang yang menerus. Pada
tampilan dengan interpenetrasi dan pelapisan berbagai ruang akan menghasilkan ruang-ruang
yang misterius, kompleks, dan penuh kejutan.
Pola Diagram Terbentuknya Tema Perancangan (Perpaduan Antar Unsur Tema)
MALANG
DOUBLE CODED
GALERY SENI LUKIS
- Fasilitas
- Bahan bangunan
- struktur dan teknik
BUDAYA DAERAH (IDENTITAS)
- Bentuk dan Tampilan
- Tata Massa
UNSUR LOKAL
(TRADISIONAL)
MODERN
(Perpaduan Arsitektur Modern dan Arsitektur Tradisional)
ARSITEKTUR
POST MODERN
KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR 15
16. Galeri Seni Lukis Di Malang “Arsitektur Postmodern Charles Jenks”
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian studi pustaka di atas maka ditemukan kerangka konseptual
pada Arsitektur Post Modern Charles Jenks yang akan menjadi landasan teori pada
Kajian Tema ini sebagai Pemahaman terhadap Konsep Design. Adapun subtansi
kerangka konseptual arsitektur postmodern meliputi : Ideologi, Konsep dan Metodelogi
Perancangan.
Identifikasi Kesimpulan :
ARSITEKTUR POST MODERN CHARLES JENKS
IDEOLOGI KONSEP
METEDOLOGI
PERANCANGAN
Pluralitas (filo-ois dan
stylistic)
Representasi Metafor dan Simbolisasi
Anti Universalisme
Both And dan
Hybrid
Both And dan Hybrid
(eklektik, manipulasi,
kombinasi)
Menghargai Keragaman
Nilai Budaya
Konstekstual
Kontekstual
Refrensi Plural Ornamen dan Dekorasi
Improvisasi Bentuk
Improvisasi
Kompleksitas
Kaya Warna
KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR 16
17. Galeri Seni Lukis Di Malang “Arsitektur Postmodern Charles Jenks”
DIAGRAM POLA PIKIR DESIGN ARSITEKTUR
ARSITEKTUR POST MODERN GALERI SENI LUKIS
ARSITEKTUR POST MODERN
(Aliran) CHARLES JENKS
Perancangan
Elektik/Quattion
Manipulasi dan
Improvisasi
Konsep
Rancangan
Representatif
Konstekstual
Kompleksitas
Analisis Design
KOTA MALANG
Analisis Dasar
Fungsi &
Aktifitas
Lokasi
Struktur
Utilitas
Bentuk
(style)
Penekanan
Konsep Design
Pluralitas (filo-ois dan
stylistic)
Anti Universalisme
Nilai Budaya
KONSEP
DESIGN
BUDAYA
DAERAH
DESIGN
Metode
Modifikasi
Kombinasi
Ornament
Both And
Hybrid
Refrensi
Plural
Analisis
Analisis Aktifitas
Analisis Estetika
Perancangan
Arsitektur Post
Modern Charles
Jenks
Analisis Site
Analisis
Paradifabel
Both And d Hybrid
Ornamen dan
Dekorasi
Improvisasi
Bentuk
Maket
3 Dimensi
KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR 17
18. Galeri Seni Lukis Di Malang “Arsitektur Postmodern Charles Jenks”
KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR 18