1. PENENTUAN KADAR GOLONGAN SULFONAMIDA BERDASARKAN
REAKSI DIAZOTASI DAN KOPLING SECARA
SPEKTROFOTOMETERUV-VIS
A. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar golongan
sulfonamide berdasarkan reaksi diazotasi dan kopling secara spektrofotometer
UV-Vis.
B.Landasan Teori
Analisis berarti pemeriksaan terhadap sesuatu secara rinci agar lebih
memahaminya atau menarik kesimpulan darinya. analisis kimia melibatkan
sebagian besar prosedural dan teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi
dan mengukur komposisi kimia sampel suatu zat. Analisis farmasi mengacu
pada analisis kimia molekul obat atau agen obat dan metabolitnya. Ini terdiri
dari perkiraan kualitas dan kuantitas obat-obatan dan bahan kimia, yang
digunakan dalam sediaan farmasi (Audu, dkk., 2012).
Analisis merupakan komponen penting dalam pengembangan formulasi
dari setiap molekul obat. Metode yang sesuai dan divalidasi diperlukan untuk
analisis obat dalam jumlah besar, dalam sistem pengiriman obat, dari studi
pelepasan dan dalam sampel biologis. Jika metode yang sesuai untuk
kebutuhan spesifik tidak tersedia, maka penting untuk mengembangkan
metode sederhana, sensitif, akurat, tepat, dan dapat direproduksi untuk
penentuan sampel obat (Rajiv, dkk., 2011).
Analisis bahan kimia aktif pada obat merupakan salah satu aspek
penting dari kualitas obat, spesifikasi dan kontrol. Analisis obat meliputi
identifikasi, deteksi, pemisahan dan kuantifikasi obat. Berbagai metode telah
diaplikasikan untuk potensi obat dalam penentuan analisis obat, termasuk
titrimetri, spektrofotometri, kromatografi atau kombinasi dua atau lebih
banyak dari metode ini yang dapat diterapkan (A. E. Ejele, 2015).
Analisis spektrofotometer terus menjadi salah satu analisis yang paling
banyak digunakan dari teknik yang tersedia. Penggunaan terbesar
2. spektroskopi serapan sinar UV-Vis terletak pada aplikasi untuk pengukuran
kuantitatif. Alasannya karena, dari kemudahan pengukuran yang sebagian
besar dapat dilakukan oleh spektrofotometer, kepekaan dan sensitivitasnya
presisi, dan biaya pembelian dan operasi instrumen yang relatif rendah
(Fereja, 2015).
Metode spektrofotometri sangat penting bila digunakan di
laboratorium yang berukuran kecil dan di tempat-tempat yang tidak terdapat
instrumentasi yang canggih dan mahal (Cazedey & Herida, 2012).
Pendekatan kolorimetri telah banyak berkembang dalam aplikasi kimia
penginderaan karena kesederhanaannya yg dapat di deteksi oleh mata
telanjang. Metode kolorimetri memiliki keunggulan kuat dalam hal
kesederhanaan dan kecepatannya. Namun, ada beberapa kekurangan kritis,
yaitu: akurasi rendah, stabilitas buruk, dan irreprodusibilitasnya (Nitinaivinij,
dkk., 2015).
Reaksi kopling terjadi pada suhu kamar dengan Bi (NO3) 3.5H2O
sebagai katalisator dan 2-napthol sebagai bahan pendamping untuk pewarna
formazo. Parameter analisis termasuk optimalisasi reduksi agen, katalisator,
coupling agent dan time response untuk pembentukan zat warna azo telah
diselidiki (Wafi, 2015).
Diazotisasi dan reaksi kopling diazo biasanya rumit akibat reaksi
samping. Sebagai contoh, suhu reaksi di atas 10 ° C umumnya bias
mendorong pembentukan fenol dalam media berair dan kopling fenol
berikutnya dengan undecomposed garam diazonium menghasilkan fenol azo
(Fekri & Mohammad, 2014).
Sulfonamida adalah analog dari asam p-aminobenzoat dan diketahui
sejak 1932. Meskipun sejumlah besar sulfonamide disintesis dan dilaporkan
dalam literatur sekitar dua lusin dari mereka telah digunakan dalam praktek
klinis, mereka hanya sedikit dalam aktivitas antimikrobanya, tapi sangat
bervariasi dalam sifat farmakokinetiknya, atau tingkat ekskresi. Dengan
demikian, mereka diklasifikasikan dalam tindak obat yang pendek-, medium-,
panjang-, dan ultra panjang (Moghimi, dkk., 2016).
3. Sulfonamida adalah kelas obat-obatan yang paling penting, yang
menunjukkan beragam obat antibakteri seperti sulfadiazine dan
hydrochlorothiazide. Kedua obat tersebut secara terapeutik digunakan selama
bertahun-tahun. Molekul sulfonamida juga berperan penting dalam bosentan
antihipertensi, memiliki inhibitor protease HIV antiviral am-prenavir dan
penghambat phophodiesterase-5 sildenafil (Yogi & Ajit, 2015).
Semua turunan sulfa dengan efek penghambatan pada pertumbuhan
bakteri mengandung satu cincin benzena dengan gugus amino dan kelompok
sulfat. Diantara yang paling penting dari derivatif ini adalah sulfadiazine.
Saat ini, ada banyak analisis metode dikembangkan dan diterapkan untuk
identifikasi dan kuantifikasi dalam sediaan farmasi atau cairan biologis.
Prosedur utamanya untuk pengujian sulfadiazine didasarkan pada analisis
spektrofotometri langsung atau tidak langsung berdasarkan basis Schiff,
redoks, transfer muatan dan reaksi kopling diazo diikuti dengan pengukuran
penyerapan kompleks berwarna senyawa yang diperoleh setelah menerapkan
reaksi yang disebutkan di atas (Al-Rufaie, 2016).
Sulfadiazine digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih.
Beberapa prosedur analitis untuk penentuan sulfadiazine telah dilakukan.
Diantaranya adalah fase balik kromatografi cairan berkinerja tinggi ditambah
dengan massa ionisasi kimia tekanan atmosfer on-line spektrometri. Namun,
kebanyakan menyarankan agar kuantifikasi sulfadiazine dalam matriks
apapun memerlukan instrumen yang rumit dan canggih, yang mungkin tidak
tersedia di setiap laboratorium. Banyak metode spektrofotometri UV-Visible
untuk penentuan sulfadiazine telah dikembangkan. Kebanyakan dari mereka
termasuk diazotisasi SDZ dan kemudian kopling dengan reagen kopling yang
berbeda, seperti: α-naphthylamine, 8hydroxyquinoline iminodibenzil, histidin
(Mohammed & Haseeb, 2013).
4. C. Alat Dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakanpadapercobaaniniyaitu :
1. Spektrofometer UV Vis
2. Kuvet
3. Labutakar 500 dan 100 mL
4. Gelaskimia 100 mL
5. Gelasukur 100 mL
6. Pipet volume 5 mL
7. Filler
8. Pipettetes
9. Labu Erlenmeyer
10. Timbangananalitik
11. Spatula
12. Lumpangdanalu
13. Botolgelap
2. Bahan
Bahan yang digunakanpadapercobaaniniyaitu :
1. Sulfadiazine murni
2. Sulfadiazine sampel (Trisulfa)
3. Alkohol 70%
4. Aquades
5. Aluminium foil
5. D. Prosedur Kerja
1. Pembuatan larutan stok/standar
- Ditimbang 1 gram sulfadiazine
- Dilarutkan dalam HCL 25 mL
- Diencerkan dengan akuades pada labu ukur 100 ml
Larutan standar
2. Pembuatan variasi konsentrasi
- Diambil sebanyak 2,4,6,8,10 mL larutan stok
- Diencerkan dengan akuades pada labu ukur 100 ml
Larutan konsentrasi
3. Pembuatan pengukuran spektrum absorpsi
- Dipipet larutan standar dan larutan variasi
- Dimasukkan ke dalam kuvet
- Diukur panjang gelombang (450-600)
Bahan obat
Bahan obat
Bahan obat
6. - Diukur absorbansi blanko dari sampel
Absorbansi
4. Pembuatan kurva kalibrasi
- Dimasukkan konsentrasi dan absorbansi pada panjang
gelombang tertentu
- Di blok dan di platkan dalam grafik kalibrasi
Kurva kalibrasi
5. Penentuan kadar sampel
- Dimasukkan semua nilai pada rumus yang ditentukan
- Di hitung
Kadar sampel
Bahan obat
Bahan obat
7. E. Hasil Pengamatan
1. Tabel pengamatan
Konsentrasi (ppm) Absorbansi (A)
2 0,339 Å
4 0,819 Å
6 0,757 Å
8 0,489 Å
10 1,232 Å
Diketahui A standar : 0,006 A
A : 450-600 nm
2.kurva standar
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
Kurva Absorbansi Sulfadiazin
Absorbansi (A)
8. H. Pembahasan
Spektrofotometri adalah analisa instrument yang membahas tentang
molekul dan radiasi elektromagnetik obat golongan sulfadiamida yang
mempunyai struktur umum. Spektrofotometri adalah suatu metode analisis
kimia yang digunakan untuk menerapkan kadar suatu zat atau senyawa obat
dengan menggunakan alat yang biasa di sebut spektrofotometer.
Prinsip kerja spektrofotometer adalah menggunakan instrumen obat
atau molekul dengan radiasi elektromagnetik, yang energik nya sesuai.
Interaksi tersebut akan meningkatkan energi potensi elektron pada tingkat
aksitan. Apabila pada molekul yang sederhana tadi hanya terjadi transisi
elektronik pada suatu macam gugus maka akan terjadi suatu absorbsi yang
merupakan garis spektrum.
Obat golongan sulfanamida yang mempunyai struktur umum C6H4-5-
4-NHR3 mengabsorbsi cahaya dalam daerah ultraviolet karena mengandung
kromofor fenil. Namun tidak memperlihatkan absorbs yang persis sama
karena gugus R dapat menyebabkan absorbsi tambahan mengubah sifat
spektrum aromatik dasar nya. Spektrum ini kuat sehingga memungkinkan
untuk menganalisis obat dalam percobaan ini, diadakan pengukuran spektrum
absorbsi senyawa campuran sulfanamida. Analisis kuantitatif secara
spektrofotometri di lakukan pada larutan yang mengandung senyawa tunggal
maupun campuran beberapa komponen.
Umumnya golongan sulfonamida mengandung gugus amin aromatis
primer (Ar-NH2), apabila direaksikan dengan asam nitrit dengan pemberian
pereaksi pengkopling dari senyawa N-(1-Naftil) etilendiamin, sehingga
menghasilkan derivat garam diazonium yang berwarna (reaksi diazotasi).
Diazotasi adalah reaksi antara amin aromatis primer dengan asam nitrit yang
berasal dari natrium nitrit dalam suasana asam untuk membentuk garam
diazonium.
Dalam percobaan ini, sampel yang digunakan adalah obat
sulfamerazina dan obat sulfadiazine. Sulfadiazine merupakan salah satu
contoh senyawa yang tidak berwarna namun memiliki kromofor.
9. Sebagaimana kita ketahui, senyawa ini tidak dapat menyerap cahaya pada
daerah UV. Sehingga sulfadiazine harus diubah menjadi senyawa berwarna.
Berubahnya warna tersebut dikarenakan adanya reaksi diazotasi. Reaksi
diazotasi sendiri merupakan reaksi antara amina aromatik primer dengan
asam nitrit yang kemudian membentuk garam yang disebut garam diazonium.
Untuk mengetahui kadar golongan sulfonamida, pertama yaitu dibuat
larutan standar dari sulfamerazine. Sulfomerazine dikeringkan pada suhu
100° C selama 15 menit di oven untuk menghilangkan kadar airnya,
kemudian ditimbang 1000 mg dan dilarutkan dalam 25 mL HCl 0,02 N.
Asam klorida dipergunakan untuk membuat suasana asam sehingga reaksi
dapat berlangsung. Setelah itu, dimasukkan ke dalam labu ukur dan
diencerkan sampai 100 mL. Setelah larutan dalam suasana asam, selanjutnya
ditetesi sedikit demi sedikit dengan larutan NaOH 0,5 N dalam larutan
NaNO2 0,1%, dan ditambahkan ammonium sulfamat 0,5%. Reaksi kemudian
dikopling dengan 5 mL larutan N-(1 Naftil) etildiamin, dikocok dan
diencerkan dengan akuades sampai batas labu ukur. Dilakukan prosedur yang
sama untuk sufadiazine. Untuk larutan blanko dibuat dengan menggunakan
bahan yang sama kecuali sampel obat.
Prosedur selanjutnya yaitu dilakukan pengukuran spektrum absorbsi,
dimana larutan standar yang telah dibuat dipipet ke dalam kuvet dan diukur
absorbansi relative terhadap larutan blanko yaitu λ 450-600 Nm.
Prosedur yang terakhir yaitu pembuatan kurva kalibrasi. Perlakuannya
yaitu, larutan standar dibuat dalam 5 konsentrasi, yaitu 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm,
8 ppm, 10 ppm, dengan menggunakan alat yang di sebut spektrofotometer
dan diukur absorbansi pada λ maksimumnya
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan
pada sampel obat, dapat diperoleh data yaitu, pada konsentrasi 2 ppm sebesar
0.314 A, konsentrasi 4 ppm sebesar 0.322 A, konsentrasi 6 ppm sebesar 0.354
A, konsentrasi 8 ppm sebesar 0,438 A, dan konsentrasi 10 ppm sebesar 0,452
A. Dari data ini diketahui bahwa hubungan antara konsentrasi (ppm) dengan
10. nilai absorben (a) tegak lurus, sehingga dapat di simpulkan bahwa semakin
tinggi konsentrasi sampel obat, maka nilai absorbennya atau daya tembus
cahaya yang di lewati sampel semakin besar. Berdasarkan hasil perhitungan,
didapatkan absorbansi sampel sebesar 1,627 A sehingga kadar sulfonamide
yang diperoleh adalah 72,05 mg/mL.
Manfaat dalam bidang farmasi yaitu untuk menentukan kadar
golongan sulfonamide berdasarkan reaksi diazotasi dan kopling secara
spektrofotometer UV-Vis.
11. I. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
penetapan kadar golongan sulfonamida (sulfadiazin) dapat dilakukan secara
spektrofotometri UV-Vis . untukkonsentrasi 2 ppm didapatkankadarsebesar
113, konsentrasi 4 ppm 546, konsentrasi 6 ppm 757, konsentrasi 8 ppm 652
dankonsentrasi 10 ppm 2,053.
12. DAFTAR PUSTAKA
A. E. Ejele, L. N. Ukiwe, C. K. Enenebeaku & N. U. Ejele, 2015, Evaluation of
Drug Quality (III): Determination of Ciprofloxacin Hydrochloride
Concentration in Pharmaceutical Tablets, Nigerian Journal of Chemical
Research, Vol. 20(1).
Al-Rufaie, M. M., 2016, New Spectrophotometric Method For The Assay Of
Sulfadiazine Drug Based On Diazotization Coupling Reaction, ACTA
CHEMICA IASI Journal, Vol. 24(2).
Audu, S. A., dkk., 2012, Analysis of Different Brands of Paracetamol 500 mg
Tablets Used in Maiduguri, Using Ultra Violet Spectrophotometric and
High Performance Liquid Chromatographic (HPLC) Methods,
International Research Journal of Pharmacy, Vol. 3(8).
Cazedey, H. C. L., and Hérida R. N. S., 2012, Spectrophotometric Determination
of Ciprofloxacin Hydrochloride in Ophthalmic Solution, Advances in
Analytical Chemistry Journal, Vol. 2(6).
Fekri, L. Z., and Mohammad N., 2014, Ultrasound Assisted Diazotization and
Diazo Coupling Reactions Using Trichlorotriazine, Russian Journal of
General Chemistry, Vol. 84(8).
Fereja, T. H., Muluneh F. S., Tizita Y. M., 2015, UV-Visible Spectrophotometric
Method Development and Quantification of Ciprofloxaciline in Tablets
Dosage Form, American Journal of Pharmacy and Pharmacology, Vol.
2(1).
Moghimi, M., dkk., 2016, Novel Coupling Reactions Of Phytochemicals With
Sulfa Drugs And Their Applications In The Determination Of Nitrite At
Trace Level In Environmental Samples, Arabian Journal Of Chemistry,
Vol. 9(1).
Mohammed, S. A., and Haseeb Y. S. Z., 2013, Spectrophotometric Determination
of Sulfadiazine via Diazotization and Coupling Reaction - Application
to Pharmaceutical Preparations, Raf. Journal Science, Vol. 24(6).
Nitinaivinij, K., dkk., 2015, Colorimetric Determination of Hydrogen Peroxide by
Morphological Decomposition of Silver Nanoprisms Coupled With
Chromaticity Analysis, Journal The Royal Society of Chemistry, Vol.
1(2).
13. Rajiv, J., dkk., 2011, Development of UV Spectrophotometer Method and It’s
Validaton for Estimation of Telmisartan As API and in Pharmaceutical
Dosage Form, International Journal of Research in Ayurveda &
Pharmacy, Vol. 2(6).
Wafi, A., Ganden S., and Tjitjik S. T., 2015, A Novel Spectrophotometric Method
For Determination Of Chloramphenicol Based On Diazotization
Reaction At Room Temperature, Journal of Chemical and
Pharmaceutical Research, Vol. 7(3).
Yogi, P., and Ajit J., 2016, The Development Of Sulfonamide Drug Via N-
Alkylation Of Pyrazole, Pyridine Linked Nucleus And Their
Antimicrobial Activity, Journal of Chemical, Biological and Physical
Sciences, Vol. 6(1).