SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisa kualitatif dapat dilakukan dengan cara klinik maupun
instrumental yaitu dengan menggunakan alat modern. Cara klasik dapat
dibagi menjadi beberapa metode diantaranya adalah volumetri.
Nitrimetri merupakan cara analisa volumetri yang berdasarkan pada
reaksi pembentukan garam diazonium. Garam diazonium itu terbentuk dari
hasil reaksi antara senyawa yang mengandung gugus amin aromatis bebas,
pada suhu di bawah 15°C dalam senyawa asam.
Titik akhir titrasi dapat digunakan berdasarkan kelebihan asam nitrit
dengan cara :
1. Elektrometri
2. Oksidasi asam nitrit dengan KI
3. Mnggunakan indikaor dalam, yaiu Tropeolin OO 0,1 %
Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan dengan metode nitrimetri
adalah seperti sulfamerazin, sulfadiazin dan sulfanilamid. Senyawa-senyawa
ini dalam dunia farmasi sangat bermanfaat seperti sulfanilamid sangat
berguna sebagai obat antimikroba. Melihat kegunaannya tersebut maka
percobaan ini perlu dilakukan agar penyalahgunaan obat-obatan tersebut
dapat dihindari.
Adapun hubungan reaksi diazotasi dengan dunia farmasi yaitu untuk
penetapan kadar sutau senyawa obat yang mengandung gugus sulfa yang
digunakan dalam pembuatan sediaan seperti tablet, kapsul, injeksi, dan
lain.lain.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud Percobaan
Mengetahui dan mamahami cara penetapan kadar suatu senyawa
secara nitritometri
1. Tujuan Percobaan
a. Menentukan kadar garam diazonium pada sampel sulfadiazin dengan
menggunakan metode titrasi diazotasi / nitritometri.
b. Membuat kertas kanji iodida.
c. Menentukan normalitas larutan NaNO3 dengan menggunakan sampel
sulfadiazin.
C. Prinsip Percobaan
1. Penetapan kadar sulfadiazin berdasarkan pada pembentukan garam
diazonium dari gugus amin primer aromatis bebas yang direaksikan
dengan asam nitrit (NaNO2) yang diperoleh dari hasil reaksi antara
natrium nitrit dan asam klorida pekat dengan penentuan titik akhir
menggunakan indikator kertas kanji dengan perubahan warna menjadi
warna biru segera ketika dioleskan.
2. Penetapan kadar kloramfenikol berdasarkan pada pembentukan garam
diazonium dari gugus amin primer aromatis bebas hasil reduksi yang
direaksikan dengan asam nitrit (NaNO2) yang diperoleh dari hasil reaksi
antara natrium nitrit dan asam klorida dengan penentuan titik akhir
menggunakan indikator kertas kanji dengan perubahan warna menjadi
warna biru segera ketika dioleskan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Titrasi diazotasi ini sangat sederhana dan sangat berguna untuk
menetapkan kadar senyawa-senyawa antibiotik sulfonamida dan juga
senyawa-senyawa anestetika lokal golongan asam amino benzoat.
Metode titrasi diazotasi disebut juga nitrimetri yakni metode
penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku NaNO3.
Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina
aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam
diazonium.
NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl
H2NSO2 NH2 + HNO2
HCl H2NSO2 N+ Cl-
N + H2O
Dalam nitrimetri, BE suatu senyawa sama dengan BM nya karena 1
mol senyawa bereaksi dengan 1 mol asam nitrit dan menghasilkan 1 mol
garam diazonium. Dengan alasan ini pula, untuk nitrimetri, konsentrasi
larutan baku sering dinyatakan dengan M ( molaritas ) karena molaritasnya
sama dengan normalitasnya.
Pada titrasi diazotasi, penentuan titik akhir titrasi dapat menggunakan
indikator luar, indikator dalam dan secara potensiometri.
 Indikator Luar
Indikator luar yang digunakan adalah pasta kanji-iodida atau dapat pula
menggunakan kertas kanji-iodida, ketika larutan digoreskan pada pasta/
kertas, adanya kelebihan asam nitrit akan mengoksidasi iodida menjadi
iodium dan dengan adanya kanji/ amilum akan menghasilkan warna biru
segera. Indikator kanji-iodida ini peka terhadap kelebihan 0,05-0,10 ml
natrium nitrit dalam 200 ml larutan. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan
sbb :
NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl
KI + HCl KCl + HI
2 HI + 2 HNO2 I2 + 2 NO + 2 H2O
I2 + Kanji Kanji Iod (biru)
Titik akhir titrasi tercapai apabila pada penggoresan larutan yang
dititrasi pada pasta kanji-iodida atau kertas kanji iodida akan terbentuk warna
biru sebab warna biru juga terbentuk beberapa saat setelah dibiarkan diudara.
Hal ini disebabkan karena oksidasi iodida oleh udara (O2) menurut reaksi :
4 KI + 4 HCl + O2 2 H2O + 2 I2 + 4 KCl
I2 + kanji Kanji iod (biru)
Untuk meyakinkan apakah benar-benar sudah terjadi titik akhir titrasi,
maka pengujian seperti diatas dilakukan lagi setelah dua menit. (Ibnu dan
Abdul, 2007 : 161-165)
Titrasi redoks banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia karena
beebagai zat organik dan zat anorganik dapat ditentukan dengan cara ini.
Namun demikian agar titrasi redoks ini berhasil dengan baik, maka
persyaratan berikut harus dipenuhi :
 Harus tersedia pasangan sistem redoks yang sesuai sehingga terjadi
pertukaran elektron secara stokhiometri.
 Reaksi redoks harus berjalan cukup cepat dan berlangsung secara terukur
(kesempurnaan 99%).
 Harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai. (Rivai, 1995 : 346)
Salah satu metode yang termasuk dalam titrasi redoks adalah
diazotasi (nitritometri). Titrasi diazotasi berdasarkan pada pembentukan
garam diazonium dari gugus amin aromatis bebas yang direaksikan dengan
asam nitrit, dimana asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan
natrium nitrit dengan suatu asam.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada reaksi diazotasi:
a. Suhu
Titrasi diazotasi sebaiknya dilakukan pada suhu rendah, lebih kecil
dari 15°C karena asam nitrit yang terbentuk dari reaksi natrium nitrit
dengan asam tidak stabil dan mudah terurai, dan garam diazonium
yang terbentuk pada hasil titrasi juga tidak stabil.
b. Kecepatan reaksi
Reaksi titrasi amin aromatis pada reaksi diazotasi barjalan agak
lambat, titrasi sebaiknya dilakukan secra perlahan-lahan, dan reaksi
diazotasi dapat dikatalisa dengan penambahan natrium dan kalium
bromida sebagai katalisator. (Wunas, 1986 :115)
Sudah kita lihat bahwa dalam titrasi redoks ada dua jenis indikator,
indikator khusus yang bereaksi dengan salah satu komponen yang bereaksi,
dan indikator oksidasi reduksi yang sebenarnya tidak tergantung dari salah
satu zat, tetapi hanya pada potensial larutan selama titrasi. Pemilihan
indikator yang cocok ditentukan oleh kekuatan oksidasi titran dan titrat,
dengan perkataan lain, potensial titik ekivalen titrasi tersebut. Bila potensial
peralihan indikator tergantung dari pH, maka juga harus diusahakan agar pH
tidak berubah selama titrasi berlangsung. (Harjadi, 1986 : 227)
Dalam titrasi diazotasi, digunakan dua macam indikator, yaitu
indikator dalam dan indikator luar. Sebagai indikator dalam digunakan
campuran indikator tropeolin oo dan metilen biru, yang mengalami
perubahan warna dari ungu menjadi biru kehijauan. Sedangkan untuk
indikator luarnya digunakan kertas kanji iodida . (Wunas, 1986 : 116)
Reaksi diazotasi merupakn reaksi yang memanfaatkan sifat benzena
yang bisa “diotak-atik” untuk membentuk suatu senyawa aromatik yang kita
inginkan. Biasanya reaksi diazotasi dimanfaatkan untuk mensintesis fenol
dikarenakan benzena tidak dapat langsung bereaksi dengan air (karena
benzena adalah senyawa non polar sedangkan air adalah senyawa polar).
Inti dari reaksi ini adalah, anilin direaksikan dengan NaNO2 bersama
HCl pada suhu dingin membentuk benzenadiazonium. Mekanisme reaksi
pada benzena dalam sintesis fenol yaitu :
NO2 NH2
HNO
3
/ H
2
SO
4
Sn/ HCl NaNO
2
/ HCl (0 oC)
1 2 3
--
N=N- Cl OH
H2O, H+, O
4
Penjelasan dari reaksi diatas :
1. Ketika campuran asam nitrat dan asam sulfat (bereaksi secara in situ)
direaksikan dengan benzena, dalam perbandingan tertentu ion nitronium
(NO2
-) yang merupakan spesies nukleofilik, kita tidak bisa secara
langsung mereaksikan benzena dengan asam nitrit untuk membentuk
nitrobenzena karena pada asam nitrit, adalah ion nitrit (NO2
-) yang
terdapat pada asam nitrit, dengan bahwa sesama muatan sejenis tidak
dapat bereaksi.
2. Secara in situ, Sn dan HCl akan bereaksi membentuk SnCl2, yang
berperan sebagai reduktor lemah dalam reaksinya dengan nitrobenzena
sehingga anilin akan terbentuk.
3. Secara in situ asam klorida akan bereaksi dengan natrium nitrit (NO2
-)
untuk membentuk asam nitrit. Reaksi ini diperlukan karena asam nitrit
tidak dapat dibuat secara langsung karena asam nitrit dengan mudah
teroksidasi menjadi asam nitrat (HNO3
-) apabila tidak diisolasi dengan
benar. Reaksi 3 inilah yang disebut reaksi diazotasi dengan benzena
daiazonium sebagai produknya.
4. Benzenadiazonium tidak stabil pada suhu panas sehingga reaksi diazotasi
disarankan berlangsung pada suhu rendah (biasanya 0oC). Penambahan air
disertai protonisasi sebagai pemacu reaksi akan mensubtitusi klorida yang
terdapat dalam benzenadiazonium. Ingat bahwa klorida memiliki nilai
elektronegativitas yang besar sehingga sebanyak klorida
(benzenadiazonium) tersebut tidak begitu stabil. Dengan adanya
pemanasan hidroksi benzenadiazonium akan terurai dan tertata ulang
membentuk fenol. (http// chemis_try.com)
Selain penggunaan indikator luar digunakan pula :
 Indikator Dalam
Indikator dalam terdiri atas campuran tropeolin OO dan metilen
biru. Tropeolin OO merupakan indicator asam-basa yang berwarna merah
dalam suasana asam dan berwarna kuning bila dioksidari oleh adanya
kelebihan asam nitrit, sedangkan metilen biru sebagai pengkontras warna
sehingga pada titik akhir titrasi akan terjadi perubahan dari ungu menjadi
biru sampai hijau tergantung senyawa yang dititrasi.
Pemakaian kedua indicator ini ternyata memiliki kekuarangan.
Pada indicator luar harus dikerahui dulu perkiraan jumlah titran yang
diperlukan, sebab kalau tidak tahu perkiraan jumlah titra yang dibutuhkan,
maka sering melakukan pengujian apakah sudah tercapai titik akhir titrasi
atau belum. Di samping itu, kalau sering melakukan pengujian,
dikhawatirkan akan banyak larutan yang dititrasi (sampel) yang hilang
pada saat pengujian titik akhir sementara itu pada pemakaian indicator
dalam walaupun pelaksanaannya mudah tetapi seringkali untuk mengatasi
hal ini, maka digunakan metode pengamatan titik akhir secara
potensiomerti.
 Metode Potensiometri
Metode yang beik untuk penetapan titik akhir nitrimetri adalah
metode potensiometri dengan menggunakan electrode kolomelplatina yang
dicelupkan ke dalam titrat. Pada saat titik akhir titrasi (adanya kelebihan
asam nitrit), akan terjadi depolarisasi elektoda sehingga akan terjadi
perubahan arus yang sangat tajam sekitar +0,80 Volt sampai +0,90 Volt.
Metode ini sangat cocok untuk sampel dalam bentuk sediaan sirup yang
berwarna.
Tirtasi diazotasi dapat digunakan untuk :
a) Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mempunyai gugus amin aromatis
primer bebas seperti selfamilamid.
b) Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mana gugus amin aromatic terikat
dengan gugus lain seperti suksinil sulfatiazol, ftalil sulfatiazol dan
parasetamol.
Pada penetapan kadar senyawa yang mempunyai gugus aromatic yang
terikat dengan gugus lain seperti suksinil sulfatiazol harus dihidrolisis
lebih dahulu sehingga diperoleh gugus amin aromatis bebas untuk
selanjutnya bereaksi dengan natrium nitrit dalam suasana asam
membentuk garam diazonium. Reaksi yang terjadi pada analisis suksinil
sulfatiazol.
c) Senyawa-senyawa yang mempunyai gugus nitro aromatis seperti
kloramfenikol.
Senyawa-senyawa nitro aromatis dapat ditetapkan kadarnya secara
nitrimetri setelah direduksi terlebih dahulu untuk menghasilkan senyawa
amin aromatis primer.
Kloramfenikol yang mepunyai gugus nitro aromatis direduksi terlebih dahulu
dengan Zn/HCI untuk menghasilkan senyawa amin aromatis primer yang
bebas yang selanjutnya bereaksi dengan asam nitrit untuk membentuk garam
diazonium.
Dalam farmakope indonesia, titrasi diazotasi digunakan untuk
menetapkan kadar adalah benzokain; primakuin fosfat dan sediaan tabletnya;
prokain HCl; sulfasetamid; sulfametazin; sufadoksin; sulfametoksazol;
tetrakain; dan tetakain HCl. (http//pharmaceutical world.blogspot.com)
Titrasi nitrimetri merupakan titrasi yang dipergunakan dalam analisa
senyawa-senyawa organik,khususnya untuk persenyawaan amina primer.
Penetapan kuantitas zat didasari oleh reaksi antarafenil amina primer
(aromatic) dengan natrium nitrit dalam suasana asam menbentuk
garamdiazonium. Reaksi ini dikenal dengan reaksi diazotasi, dengan
persamaan yang berlangsungdalam dua tahap seperti dibawah ini :
NaNO2 + HCl → NaCl + HONO
Ar- NH2 + HONO + HCl → Ar-N2Cl + H2O
Reaksi ini tidak stabil dalam suhu kamar, karena garam diazonium
yang terbentu mudahtergedradasi membentuk senyawa fenol dan gas
nitrogen. Sehingga reaksi dilakukan pada suhudibawah 15oC. Reaksi
diazotasi dapat dipercepat dengan panambahan garam kalium bromida.Reaksi
dilakukan dibawah 15oC, sebab pada suhu yang lebih tinggi garam diazonium
akanterurai menjadi fenol dan nitrogen.
Reaksi diazonasi dapat dipercepat dengan menambahkankalium
bromida.Titik ekivalensi atau titik akhir titrasi ditunjukan oleh perubahan
warna dari pasta kanji iodideatau kertas iodida sebagai indicator luar.
Kelebihan asam nitrit terjadi karena senyawa fenilsudah bereaksi seluruhnya,
kelebihan ini dapat berekasi dengan yodida yang ada dalam pastakanji atas
kertas, reaksi ini akan mengubah yodida menjadi iodine diikuti dengan
perubahanwarna menjadi biru. Kejadian ini dapat ditunjukkan setelah larutan
didiamkan selama beberapamenit. Reaksi perubahan warna yang dijadikan
infikator dalam titrasi ini adalah :
KI +HCl → KCl + HI
2 HI + 2 HONO → I2 + 2 NO + H2O
I2 + Kanji yod (biru)
Penetapan titik akhir dapat juga ditunjukkan dengan campuran
tropiolin dan metilen blue sebagaiindikator dalam larutan. Titik akhir titrasi
juga dapat ditentukan dengan teknik potensiometrimenggunakan platina
sebagai indikator elektroda dan saturated calomel elektroda sebagai elektroda
acuan.
Pada berbagai macam indikator yang digunakan dalam titrasi
nitrimetri ini, maka dapat dikatakan bahwa setiap indikator tersebut memiliki
keuntungan dan kerugian . salah satunya adalah indikator luar, dimana
keuntungan dari indikator ini adalah terjadinya perubahan warna yang jelas,
sedangkan kerugiannya adalah :
a. Pelaksanaan tidak praktis karena kita harus menggoreskan setiap kali
penambahan titran.
b. Larutan yang dititer harus didinginkan.
c. Memerlukan reaksi orientasi untuk memperkirakan titik akhir titrasi.
(http// Scribs.com)
Reaksi kimia yang mungkin diperlukan sebagai basis dari penentuan
diazotasi anara lain :
a. Asam Basa
b. Kecepatan reaksi
Reaksi titrasi amin aromaik pada reaksi diazoatsi berjalan agak
lambat, titrasi sebaiknya digunakan secara perlahan-lahan dan dapat dikatalis
dengan penambahan natrium atau kalium bromida sebagai katalisator.
(Suadjadi,2007 : 245).
Pada titrasi diazotasi, reaksi harus memiliki persyaratan sebagai
berikut :
1. Reaksi harus diproses sesuai persamaan kimiawi tertentu.
2. Reaksi tersebut harus diproses sampai benar-benar selesai pada titik
ekuivalensi.
3. Diharapkan reaksi berjalan dengan cepat sehingga titrasi dapat
diselesaikan dengan cepat.
B. Uraian Bahan
1. Aquadest (Dirjen POM, 1979 : 96 )
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18,02
Rumus Bangun : H O H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. Asam klorida (Dirjen POM, 1979 : 649)
Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Sinonim : Asam klorida
Rumus Molekul : HCl
Berat Molekul : 36,46
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang,
jika diencerkan dengan 2 bagian air, uap dan bau
hilang.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pemberi suasana asam
3. Natrium Nitrit (Dirjen POM, 1979 :714)
Nama resmi : NATRII NITRIT
Sinonim : Natrium nitrit
Rumus Molekul : NaNO2
Berat Molekul : 69,00
Pemerian : Hablur atau granul, tidak berwarna atau putih ke-
kuningan rapuh
Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut dalam
etanol 95 % P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai larutan baku
4. Sulfadiazinum (Dirjen POM, 1979: 579)
Nama resmi : SULFADIAZINUM
Nama lain : N-2-pirimidinisulfanilamida
Rumus Molekul : C10H10N4O5S
Berat Molekul : 250,27
Rumus struktur :
Pemerian : Serbuk putih sampai agak kuning, tidak berbau
atau hampir tidak berbau, stabil di udara tapi
pemaparan terhadap cahaya perlahan-lahan men-
jadi hitam.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam
asam mineral encer, dalam larutan KOH, dalam
larutan NaOH dan dalam NH4OH, agak sukar larut
dalam etanol dan dalam aseton.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai sampel
5. Kalium Iodida (Dirjen POM, 1979: )
Nama resmi : KALII IODIDUM
Nama lain : Kalium Iodida
Rumus Molekul : KI
Berat Molekul : 166,00
Rumus Bangun : K I
Pemerian : habrul, heksahdral, transparan atau tidak berwarna,
Opak dan putih, atau serbuk butiran putih,
higroskopik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai komponen dalam indikaor kertas kanji.
6. Kanji (Dirjen POM, 1979: 93 )
Nama resmi : AMILUM MANIHOT
Nama lain : Pati
Rumus Molekul : C7H6O
Berat Molekul : 340,00
Rumus Bangun :
Pemerian : serbuk hablur, kadang-kadang berupa gumpalan
Kecil, putih, tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai komponen dalam indikator kertas kanji.
C. Prosedur Kerja (Haeriah, 2011: 7)
1. Penetapan Kadar Kloramfenikol
Timbang seksama 500 mg sampel kloramfenikol,masukkan
kedalam erlenmeyer. Tambahkan 20 ml HCl P, kemudian 5 g serbuk
seng sedikit demi sedikit. Tambahkan 10 ml HCl P, setelah seng larut
dinginkan larutan hingga suhu 15° C, tambahkan 30 g KBr. Titrasi
perlahan-lahan dengan NaNO2 0,1 M. Titik akhir titrasi dicapai
setelah 3 menit penambahan titran terakhir pada larutan masih
menimbulkan warna biru pada pasta kanji iodida. Ulangi 2x lagi dan
hitung kadar kloramfenikol dalam sampel.
Tiap ml NaNO2 0,1 M setara dengan 0,0323 g kloramfenikol
2. Penetapan Kadar Sulfadiazin
Timbang seksama 500 mg atau sejumlah yang setara sampel
sulfadiazin, masukkan ke dalam erlenmeyer.Larutkan dengan 75 ml
air suling, tambahkan 10 ml HCl P, dinginkan hingga suhu lebih
kurang 15°C. Titrasi perlahan-lahan dengan NaNO2 0,1 M. Titik akhir
titrasi ditetapkan secara potensiometri menggunakan elektroda Na.
Jika mendekati titik akhir, tiap selang waktu sekurang-kurangnya 1
menit tambahkan 0,1 ml NaNO2 0,1 M.
1 ml NaNO2 0,1 M setara dengan 25,027 mg C10H10N4O2S
3. Pembuatan larutan baku NaNO2
Timbang seksama 7,5 gram NaNO2. Larutkan dengan air
dalam labu ukur 1000 ml.Cukupkan volumenya ad 1000 ml.
Pindahkan kedalam botol.Tutup baik-baik dan beri etiket
4. Pembuatan Larutan kanji
Timbang 500 mg pati .Gerus dengan 5 ml air dan tambahkan sambil
pati dan cukupkan volumenya ad 100ml.Didihkan selama beberapa
menit.Dinginkan saring
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat-alat yang Digunakan
Pada percobaan ini digunakan alat yaitu Batang pengaduk, botol
semprot, buret, erlemeyer, gelas piala 250 ml, gelas ukur 25 ml, magnetik
stirrer, pipet tetes, sendok tanduk ,statif + klem, dan timbangan analitik.
2. Bahan-bahan yang digunakan
Pada percobaan ini digunakan bahan-bahan yaitu Air suling,
aluminium foil, es batu, indikator kanji, kertas timbang, sulfadiazine,
larutan asam klorida pekat, larutan baku NaNO2 0,1 M, dan tissue gulung
B. Cara Kerja
Penetapan kadar sulfadiazin
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang sebanyak 50 mg sulfadiazin, dimasukkan ke dalam erlemeyer.
3. Dilarutkan dalam 7,5 ml air dan 1 ml HCl pekat.
4. Didinginkan hingga suhu 15oC (di bawah 15oC).
5. Dititrasi dengan larutan baku NaNO2 0,1 M sampai terjadi perubahan
warna larutan dari ungu menjadi biru keunguan.
6. Diulangi sekali lagi
7. Dihitung kadar sulfadiazin.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Data Pengamatan
Berat
Sampel
Indikator Pentiter Volume
titrasi
Perubahan
0,051 Kertas kanji NaNO2 0,0983 N 5 ml Membirukan
kertas kanji
0,053 Kertas kanji NaNO2 0,0983 N 4 ml Membirukan
kertas kanji
B. Perhitungan
Penetapan kadar kristal sulfadiazin
Mgrek sulfadiazin ~ Mgrek NaNO2
Mg/BM = N × V
Mg = N × V × BM
Mg = 0,0983 × 5 × 250,27
Mg = 123,007 mg
= 0, 123007gram
% Kadar =
0,123007
0,0501
× 100 %
= 245,51 %
Mgrek sulfadiazin ~ Mgrek NaNO2
Mg/BM = N × V
Mg = N × V × BM
Mg = 0,0983 × 4 × 250,27
Mg = 98,406 mg
= 0, 098406 gram
% Kadar =
0,098406
0,0503
× 100 %
= 1 95, 62%
% kadar rata-rata =
245,51 + 1 95,62
2
= 220,57 %
C. Reaksi
1. Reaksi diazotasi antara sulfadiazin dengan NaNO2
NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl
H2NSO2 NH2 + HNO2
HCl H2NSO2 N+ Cl-
N + H2O
2. Reaksi yang terjadi pada kertas kanji iodida (indikator luar)
NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl
KI + HCl KCl + HI
2 HI + 2 HNO2 I2 + 2 NO + 2 H2O
I2 + Kanji Kanji Iod (biru)
+ I2
O
H
OH
H
OH
HOH
H
CH2OH
H
O
H H
OH
OH
HOH
H
CH2OH
H
O
I
I
BAB IV
PEMBAHASAN
Titrasi diazotasi ini sangat sederhana dan sangat berguna untuk
menetapkan kadar senyawa-senyawa antibiotik sulfonamida dan juga senyawa-
senyawa anestetika lokal golongan asam amino benzoat. Metode titrasi diazotasi
disebut juga nitrimetri yakni metode penetapan kadar secara kuantitatif dengan
menggunakan larutan baku NaNO3. Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi
yakni reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana asam
membentuk garam diazonium.
Adapun cara kerja dari percobaan ini adalah mula-mula disiapkan alat dan
bahan, lalu ditimbang sebanyak 50 mg sulfadiazin, dimasukkan ke dalam
erlemeyer. Setelah itu dilarutkan dalam 7,5 ml air dan 1 ml HCl pekat dan di
dinginkan hingga suhu 15oC (di bawah 15oC). Kemudian dititrasi dengan larutan
baku NaNO2 0,1 M sampai terjadi perubahan warna larutan dari ungu menjadi
biru keunguan. Dan diiulangi sekali lagi kemudian dihitung kadar sulfadiazine.
Pada percobaan ini dilakukan penetapan kadar sulfadiazin dengan
menggunakan metode titrimetri berdasarkan reaksi diazotasi. Reaksi diazotasi
memiliki gugus amin primer aromatis bebas dengan HNO2. Larutan baku yang
digunakan adalah larutan NaNO2 0,1 N yang akan direaksikan dengan asam
klorida untuk membentuk asam nitrit. Titrasi dilakukan pada suhu 15 oC atau
dibawahnya. Hal ini karena garam diazonium tidak stabil dan jika suhunya lebuh
tinggi bisa terurai menjadi fenol dan natrium. Pada percobaan ini digunakan
indikator luar yakni kertas kanji iodida. Pada kertas kanji iodida akan terjadi
perubahan warna menjadi biru karena iodida diubah menjadi iodium ketika
bertemu dengan kanji. HNO2 akan bereaksi dengan sampel dan akan membentuk
garam diazonium, namun tidak semua HNO2 itu akan bereaksi dengan sampel.
Ketika larutan digoreskan pada kertas, adanya kelebihan atau sisa asam nitrit akan
mengoksidasi iodida menjadi iodium dan dengan adanya amilum akan
menghasilkan warna biru segera. Berikut reaksinya :
2 HI + 2 HNO2 I2 + 2 NO + 2 H2O
I2 + Kanji Kanji Iod (biru)
Adapun pembuatan kertas kanji iodida adalah dilarutkan 0,75 gram KI
dalam 5 ml air dan 2 gram ZnCl2 dalam 10 ml air, dicampurkan larutan tersebut
dan ditambahkan 10 ml air. Panaskan sampai mendidih dan tambahkan sambil
diaduk terus suspensi 5 gram pati dalam 35 ml air, dididihkan selama 2 menit dan
didinginkan. Lalu dicelupkan kertas saring pada larutan.
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil, untuk data I
sulfadiazin kadarnya adalah 0,123007gram dengan persen kadar sebesar 245,51
%, untuk data II diperroleh hasil kadar sulfadiazin adalah 0, 098406 gram
dengan persen kadar sebesar 195, 62%. Sehingga rata-rata % kadarnya adalah
220,57 %. Hal ini berbeda dengan literatur yaitu mengandung sulfadiazin antara
98,0 % sampai dengan 102,0 % dan hasil yang diperoleh memiliki penyimpangan
yang besar, disebabkan karena faktor kesalahan.
Adapun faktor kesalahan yang diduga terjadi antara lain kesalahan dalam
pengamatan (kesalahan paradoksal), suhu yang tidak tepat dan tidak terjaga, serta
dipengaruhi oleh kurang teliti dalam penimbangan dan alat yang kurang bersih.
Adapun golomgam semyawa yang dapat ditentukan kadarnya dengan
metode ini adalah senyawa golongan sulfa dan yang memiliki gugus amin
aromatik. Contohnya sulfadiazine, sulfamerasin, sulfaguanidin, paracetamol, dan
lain-lain.
Pada kertas kanji terjadi perubahan warna biru karena iodide diubah
menjadi iodium ketika direaksikan dengan kanji. HNO2 akan bereaksi dengan
sampel dan akan membentuk garam diazonium, namun tidak semua HNO2 akan
bereaksi dengan sampel. Ketika larutan digoreskan pada kertas kanji, adanya
kelebihan atau sisa asam nitrit akan mengoksidasi iodide menjadi iodium dan
dengan adanya amilum akan menghasilkan warna biru segar.
Indicator tropheolin oo adalah indikator dalam yang merupakan indikator
asam basa yang berwarna merah dalam suasana asam dan berwarna kuning jika di
oksidasi oleh adanya kelebihan asam nitrit sedangkan metilen biru sebagai
pengontras warna hingga pada titik akhir titrasi terjadi perubahan dari ungu
menjadi biru sampai hijau bergantung pada senyawa yang di titrasi.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi diazotasi adalah :
1. Suhu
Titrasi diazotasi sebaiknya digunakan pada suhu rendah, lebih kecil
dari 15o c karena asam nitrit yang terbentuk dari reaksi NaNO2 dengan asam
tidak stabil dan mudah terurai, dan garam diazonium yang terbentuk pada
hasil titrasi juga tidak stabil.
2. Kecepatan reaksi
Reaksi titrasi amin aromatis pada reaksi diazotasi berjalan agak
lambat, titrasi sebaiknya di lakukan secara perlahan-lahan dan reaksi diazotasi
dapat di katalisis dengan penambahan natrium dan kalium bromide sebagai
katalisator.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini adalah :
1. Kadar kemurnian sulfadiazin adalah 245,51% sebanyak 0, 123007
gram dan 95, 62% sebanyak 0, 098406 gram.
2. Kadar rata-rata sulfadiazin adalah 220,57 % yang berbeda dengan
literatur yakni mengandung sulfadiazin antara 98,0 % sampai dengan
102,0 %.
B. Saran
1. Untuk Laboratorium
Mohon alat dan bahan lebih dilengkapi dan diperbanyak
2. Untuk Asisten
Sebaiknya asisten dapat mendampingi praktikan saat praktikum
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI
Gholib Ganjar, Ibnu dan Rohman, Abdul. 2009. Kimia Farmasi Analisis.
Yogyakarta: Pustaka pelajar
Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Gramedia
Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI Press
Wunas, J. Said. 1986. Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif. Makassar : UNHAS
(http//pharmaceutical world.blogspot.com)
(http// scribs.com)
SKEMA KERJA
1. Penetapan kadar sulfadiazin
Timbang 50 mg sulfadiazin +7,5 ml aquadest
+ 1 ml HCl Pekat
Dinginkan hingga 15 oC atau dibawahnya
Titrasi dengan NaNO2
Tiap 1 ml goreskan pada indikator kertas kanji
Amati perubahan warnanya menjadi ungu kebiruan
Ulangi sekali lagi
2. Pembuatan NaNO2 0,1 N
Timbang seksama 7,5 gram NaNO2
Larutkan dengan air dalam labu ukur 1000 ml
Cukupkan volumenya ad 1000 ml
Pindahkan kedalam botol
Tutup baik-baik dan beri etiket
3. Standarisasi Larutan baku NaNO2
Timbang seksama 173mg asam sulfanilat
Masukkan ke dalam erlenmeyer 250ml
Tambahkan 30 ml air suling
Tambahan 20 etes amonia 25% sampai larut
Tambahkan 15 ml asam klorida 1N
Tambahkan 1 gram KBr
Tambahkan 5 tetes indikator tropeolin OO 0,1%
Tambahkan 3 tetes larutan metilen biru 0,1%
Titrasi dengan larutan Natrium Nitrit pada suhu 15o
Perubahan warna dari ungu menjadi hijau
4. Pembuatan Larutan kanji
Timbang 500 mg pati
Gerus dengan 5 ml air
Cukupkan volumenya sampai 100ml
Didihkan selama beberapa menit
Dinginkan saring

More Related Content

What's hot

laporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docxlaporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docxakqj10oke
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenolXINYOUWANZ
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Aireruna18
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganAnna Lisstya
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanuus17F
 
Diazotasi
DiazotasiDiazotasi
DiazotasiD_DEVRI
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClyassintaeka
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesMusrin Salila
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairMina Audina
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometrilee_walker94
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriFransiska Puteri
 

What's hot (20)

Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)
 
laporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docxlaporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docx
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenol
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
Redoks Bromometri
Redoks BromometriRedoks Bromometri
Redoks Bromometri
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Air
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
 
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-AirLaporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutan
 
Destilasi uap air(1)
Destilasi uap air(1)Destilasi uap air(1)
Destilasi uap air(1)
 
Diazotasi
DiazotasiDiazotasi
Diazotasi
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
 

Similar to Ali diazotasi

Laporan lengkap nitritometri
Laporan lengkap nitritometriLaporan lengkap nitritometri
Laporan lengkap nitritometriNisfah Hasik
 
dokumen.tips_fix-nitrimetri.pdf
dokumen.tips_fix-nitrimetri.pdfdokumen.tips_fix-nitrimetri.pdf
dokumen.tips_fix-nitrimetri.pdfLarasPutri35
 
Shilviana Uswatun Khasanah_Titrasi Nitrimetri
Shilviana Uswatun Khasanah_Titrasi NitrimetriShilviana Uswatun Khasanah_Titrasi Nitrimetri
Shilviana Uswatun Khasanah_Titrasi Nitrimetrishilvianauswatunkhas1
 
Titrasi Nitrimetri
Titrasi NitrimetriTitrasi Nitrimetri
Titrasi NitrimetriDinaMaulina7
 
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-258372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2Andreans Shevka
 
Laporan analisis kimia_golongan_senyawa
Laporan analisis kimia_golongan_senyawaLaporan analisis kimia_golongan_senyawa
Laporan analisis kimia_golongan_senyawaHaInYoo
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)qlp
 
Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri zaeied
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftolqlp
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.ppt
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.pptAnalisis Titrimetri Pertemuan 2.ppt
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.pptAhmadHafiz61
 
dokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).ppt
dokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).pptdokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).ppt
dokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).pptAhmadHafiz61
 
kadar amoniak, nitrat dan nitrit
kadar amoniak, nitrat dan nitritkadar amoniak, nitrat dan nitrit
kadar amoniak, nitrat dan nitritnadya parmitha
 
Analisis volumetri-obat
Analisis volumetri-obatAnalisis volumetri-obat
Analisis volumetri-obatToni Pujianto
 
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutDasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutNurmalina Adhiyanti
 
Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)GeriSetiawan2
 
Titrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllTitrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllIkhsan Bz
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokswd_amaliah
 

Similar to Ali diazotasi (20)

Laporan lengkap nitritometri
Laporan lengkap nitritometriLaporan lengkap nitritometri
Laporan lengkap nitritometri
 
dokumen.tips_fix-nitrimetri.pdf
dokumen.tips_fix-nitrimetri.pdfdokumen.tips_fix-nitrimetri.pdf
dokumen.tips_fix-nitrimetri.pdf
 
Shilviana Uswatun Khasanah_Titrasi Nitrimetri
Shilviana Uswatun Khasanah_Titrasi NitrimetriShilviana Uswatun Khasanah_Titrasi Nitrimetri
Shilviana Uswatun Khasanah_Titrasi Nitrimetri
 
Titrasi Nitrimetri
Titrasi NitrimetriTitrasi Nitrimetri
Titrasi Nitrimetri
 
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-258372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
58372351 laporan-praktikum-kimia-umum-2
 
Laporan analisis kimia_golongan_senyawa
Laporan analisis kimia_golongan_senyawaLaporan analisis kimia_golongan_senyawa
Laporan analisis kimia_golongan_senyawa
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
 
Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.ppt
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.pptAnalisis Titrimetri Pertemuan 2.ppt
Analisis Titrimetri Pertemuan 2.ppt
 
dokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).ppt
dokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).pptdokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).ppt
dokumen.tips_pertemuan-4-analisis-volumetri (1).ppt
 
kadar amoniak, nitrat dan nitrit
kadar amoniak, nitrat dan nitritkadar amoniak, nitrat dan nitrit
kadar amoniak, nitrat dan nitrit
 
Analisis volumetri-obat
Analisis volumetri-obatAnalisis volumetri-obat
Analisis volumetri-obat
 
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutDasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
 
Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)
 
Titrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllTitrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dll
 
Percobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdasPercobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdas
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
 
zat organik
zat organikzat organik
zat organik
 

Recently uploaded

Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 

Recently uploaded (20)

Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 

Ali diazotasi

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisa kualitatif dapat dilakukan dengan cara klinik maupun instrumental yaitu dengan menggunakan alat modern. Cara klasik dapat dibagi menjadi beberapa metode diantaranya adalah volumetri. Nitrimetri merupakan cara analisa volumetri yang berdasarkan pada reaksi pembentukan garam diazonium. Garam diazonium itu terbentuk dari hasil reaksi antara senyawa yang mengandung gugus amin aromatis bebas, pada suhu di bawah 15°C dalam senyawa asam. Titik akhir titrasi dapat digunakan berdasarkan kelebihan asam nitrit dengan cara : 1. Elektrometri 2. Oksidasi asam nitrit dengan KI 3. Mnggunakan indikaor dalam, yaiu Tropeolin OO 0,1 % Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan dengan metode nitrimetri adalah seperti sulfamerazin, sulfadiazin dan sulfanilamid. Senyawa-senyawa ini dalam dunia farmasi sangat bermanfaat seperti sulfanilamid sangat berguna sebagai obat antimikroba. Melihat kegunaannya tersebut maka percobaan ini perlu dilakukan agar penyalahgunaan obat-obatan tersebut dapat dihindari. Adapun hubungan reaksi diazotasi dengan dunia farmasi yaitu untuk penetapan kadar sutau senyawa obat yang mengandung gugus sulfa yang digunakan dalam pembuatan sediaan seperti tablet, kapsul, injeksi, dan lain.lain.
  • 2. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Percobaan Mengetahui dan mamahami cara penetapan kadar suatu senyawa secara nitritometri 1. Tujuan Percobaan a. Menentukan kadar garam diazonium pada sampel sulfadiazin dengan menggunakan metode titrasi diazotasi / nitritometri. b. Membuat kertas kanji iodida. c. Menentukan normalitas larutan NaNO3 dengan menggunakan sampel sulfadiazin. C. Prinsip Percobaan 1. Penetapan kadar sulfadiazin berdasarkan pada pembentukan garam diazonium dari gugus amin primer aromatis bebas yang direaksikan dengan asam nitrit (NaNO2) yang diperoleh dari hasil reaksi antara natrium nitrit dan asam klorida pekat dengan penentuan titik akhir menggunakan indikator kertas kanji dengan perubahan warna menjadi warna biru segera ketika dioleskan. 2. Penetapan kadar kloramfenikol berdasarkan pada pembentukan garam diazonium dari gugus amin primer aromatis bebas hasil reduksi yang direaksikan dengan asam nitrit (NaNO2) yang diperoleh dari hasil reaksi antara natrium nitrit dan asam klorida dengan penentuan titik akhir menggunakan indikator kertas kanji dengan perubahan warna menjadi warna biru segera ketika dioleskan.
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Umum Titrasi diazotasi ini sangat sederhana dan sangat berguna untuk menetapkan kadar senyawa-senyawa antibiotik sulfonamida dan juga senyawa-senyawa anestetika lokal golongan asam amino benzoat. Metode titrasi diazotasi disebut juga nitrimetri yakni metode penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku NaNO3. Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium. NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl H2NSO2 NH2 + HNO2 HCl H2NSO2 N+ Cl- N + H2O Dalam nitrimetri, BE suatu senyawa sama dengan BM nya karena 1 mol senyawa bereaksi dengan 1 mol asam nitrit dan menghasilkan 1 mol garam diazonium. Dengan alasan ini pula, untuk nitrimetri, konsentrasi larutan baku sering dinyatakan dengan M ( molaritas ) karena molaritasnya sama dengan normalitasnya. Pada titrasi diazotasi, penentuan titik akhir titrasi dapat menggunakan indikator luar, indikator dalam dan secara potensiometri.  Indikator Luar Indikator luar yang digunakan adalah pasta kanji-iodida atau dapat pula menggunakan kertas kanji-iodida, ketika larutan digoreskan pada pasta/ kertas, adanya kelebihan asam nitrit akan mengoksidasi iodida menjadi iodium dan dengan adanya kanji/ amilum akan menghasilkan warna biru segera. Indikator kanji-iodida ini peka terhadap kelebihan 0,05-0,10 ml
  • 4. natrium nitrit dalam 200 ml larutan. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan sbb : NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl KI + HCl KCl + HI 2 HI + 2 HNO2 I2 + 2 NO + 2 H2O I2 + Kanji Kanji Iod (biru) Titik akhir titrasi tercapai apabila pada penggoresan larutan yang dititrasi pada pasta kanji-iodida atau kertas kanji iodida akan terbentuk warna biru sebab warna biru juga terbentuk beberapa saat setelah dibiarkan diudara. Hal ini disebabkan karena oksidasi iodida oleh udara (O2) menurut reaksi : 4 KI + 4 HCl + O2 2 H2O + 2 I2 + 4 KCl I2 + kanji Kanji iod (biru) Untuk meyakinkan apakah benar-benar sudah terjadi titik akhir titrasi, maka pengujian seperti diatas dilakukan lagi setelah dua menit. (Ibnu dan Abdul, 2007 : 161-165) Titrasi redoks banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia karena beebagai zat organik dan zat anorganik dapat ditentukan dengan cara ini. Namun demikian agar titrasi redoks ini berhasil dengan baik, maka persyaratan berikut harus dipenuhi :  Harus tersedia pasangan sistem redoks yang sesuai sehingga terjadi pertukaran elektron secara stokhiometri.  Reaksi redoks harus berjalan cukup cepat dan berlangsung secara terukur (kesempurnaan 99%).  Harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai. (Rivai, 1995 : 346) Salah satu metode yang termasuk dalam titrasi redoks adalah diazotasi (nitritometri). Titrasi diazotasi berdasarkan pada pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatis bebas yang direaksikan dengan asam nitrit, dimana asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit dengan suatu asam.
  • 5. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada reaksi diazotasi: a. Suhu Titrasi diazotasi sebaiknya dilakukan pada suhu rendah, lebih kecil dari 15°C karena asam nitrit yang terbentuk dari reaksi natrium nitrit dengan asam tidak stabil dan mudah terurai, dan garam diazonium yang terbentuk pada hasil titrasi juga tidak stabil. b. Kecepatan reaksi Reaksi titrasi amin aromatis pada reaksi diazotasi barjalan agak lambat, titrasi sebaiknya dilakukan secra perlahan-lahan, dan reaksi diazotasi dapat dikatalisa dengan penambahan natrium dan kalium bromida sebagai katalisator. (Wunas, 1986 :115) Sudah kita lihat bahwa dalam titrasi redoks ada dua jenis indikator, indikator khusus yang bereaksi dengan salah satu komponen yang bereaksi, dan indikator oksidasi reduksi yang sebenarnya tidak tergantung dari salah satu zat, tetapi hanya pada potensial larutan selama titrasi. Pemilihan indikator yang cocok ditentukan oleh kekuatan oksidasi titran dan titrat, dengan perkataan lain, potensial titik ekivalen titrasi tersebut. Bila potensial peralihan indikator tergantung dari pH, maka juga harus diusahakan agar pH tidak berubah selama titrasi berlangsung. (Harjadi, 1986 : 227) Dalam titrasi diazotasi, digunakan dua macam indikator, yaitu indikator dalam dan indikator luar. Sebagai indikator dalam digunakan campuran indikator tropeolin oo dan metilen biru, yang mengalami perubahan warna dari ungu menjadi biru kehijauan. Sedangkan untuk indikator luarnya digunakan kertas kanji iodida . (Wunas, 1986 : 116) Reaksi diazotasi merupakn reaksi yang memanfaatkan sifat benzena yang bisa “diotak-atik” untuk membentuk suatu senyawa aromatik yang kita inginkan. Biasanya reaksi diazotasi dimanfaatkan untuk mensintesis fenol dikarenakan benzena tidak dapat langsung bereaksi dengan air (karena benzena adalah senyawa non polar sedangkan air adalah senyawa polar).
  • 6. Inti dari reaksi ini adalah, anilin direaksikan dengan NaNO2 bersama HCl pada suhu dingin membentuk benzenadiazonium. Mekanisme reaksi pada benzena dalam sintesis fenol yaitu : NO2 NH2 HNO 3 / H 2 SO 4 Sn/ HCl NaNO 2 / HCl (0 oC) 1 2 3 -- N=N- Cl OH H2O, H+, O 4 Penjelasan dari reaksi diatas : 1. Ketika campuran asam nitrat dan asam sulfat (bereaksi secara in situ) direaksikan dengan benzena, dalam perbandingan tertentu ion nitronium (NO2 -) yang merupakan spesies nukleofilik, kita tidak bisa secara langsung mereaksikan benzena dengan asam nitrit untuk membentuk nitrobenzena karena pada asam nitrit, adalah ion nitrit (NO2 -) yang terdapat pada asam nitrit, dengan bahwa sesama muatan sejenis tidak dapat bereaksi. 2. Secara in situ, Sn dan HCl akan bereaksi membentuk SnCl2, yang berperan sebagai reduktor lemah dalam reaksinya dengan nitrobenzena sehingga anilin akan terbentuk. 3. Secara in situ asam klorida akan bereaksi dengan natrium nitrit (NO2 -) untuk membentuk asam nitrit. Reaksi ini diperlukan karena asam nitrit tidak dapat dibuat secara langsung karena asam nitrit dengan mudah teroksidasi menjadi asam nitrat (HNO3 -) apabila tidak diisolasi dengan benar. Reaksi 3 inilah yang disebut reaksi diazotasi dengan benzena daiazonium sebagai produknya. 4. Benzenadiazonium tidak stabil pada suhu panas sehingga reaksi diazotasi disarankan berlangsung pada suhu rendah (biasanya 0oC). Penambahan air disertai protonisasi sebagai pemacu reaksi akan mensubtitusi klorida yang terdapat dalam benzenadiazonium. Ingat bahwa klorida memiliki nilai
  • 7. elektronegativitas yang besar sehingga sebanyak klorida (benzenadiazonium) tersebut tidak begitu stabil. Dengan adanya pemanasan hidroksi benzenadiazonium akan terurai dan tertata ulang membentuk fenol. (http// chemis_try.com) Selain penggunaan indikator luar digunakan pula :  Indikator Dalam Indikator dalam terdiri atas campuran tropeolin OO dan metilen biru. Tropeolin OO merupakan indicator asam-basa yang berwarna merah dalam suasana asam dan berwarna kuning bila dioksidari oleh adanya kelebihan asam nitrit, sedangkan metilen biru sebagai pengkontras warna sehingga pada titik akhir titrasi akan terjadi perubahan dari ungu menjadi biru sampai hijau tergantung senyawa yang dititrasi. Pemakaian kedua indicator ini ternyata memiliki kekuarangan. Pada indicator luar harus dikerahui dulu perkiraan jumlah titran yang diperlukan, sebab kalau tidak tahu perkiraan jumlah titra yang dibutuhkan, maka sering melakukan pengujian apakah sudah tercapai titik akhir titrasi atau belum. Di samping itu, kalau sering melakukan pengujian, dikhawatirkan akan banyak larutan yang dititrasi (sampel) yang hilang pada saat pengujian titik akhir sementara itu pada pemakaian indicator dalam walaupun pelaksanaannya mudah tetapi seringkali untuk mengatasi hal ini, maka digunakan metode pengamatan titik akhir secara potensiomerti.  Metode Potensiometri Metode yang beik untuk penetapan titik akhir nitrimetri adalah metode potensiometri dengan menggunakan electrode kolomelplatina yang dicelupkan ke dalam titrat. Pada saat titik akhir titrasi (adanya kelebihan asam nitrit), akan terjadi depolarisasi elektoda sehingga akan terjadi perubahan arus yang sangat tajam sekitar +0,80 Volt sampai +0,90 Volt. Metode ini sangat cocok untuk sampel dalam bentuk sediaan sirup yang berwarna. Tirtasi diazotasi dapat digunakan untuk :
  • 8. a) Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mempunyai gugus amin aromatis primer bebas seperti selfamilamid. b) Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mana gugus amin aromatic terikat dengan gugus lain seperti suksinil sulfatiazol, ftalil sulfatiazol dan parasetamol. Pada penetapan kadar senyawa yang mempunyai gugus aromatic yang terikat dengan gugus lain seperti suksinil sulfatiazol harus dihidrolisis lebih dahulu sehingga diperoleh gugus amin aromatis bebas untuk selanjutnya bereaksi dengan natrium nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium. Reaksi yang terjadi pada analisis suksinil sulfatiazol. c) Senyawa-senyawa yang mempunyai gugus nitro aromatis seperti kloramfenikol. Senyawa-senyawa nitro aromatis dapat ditetapkan kadarnya secara nitrimetri setelah direduksi terlebih dahulu untuk menghasilkan senyawa amin aromatis primer. Kloramfenikol yang mepunyai gugus nitro aromatis direduksi terlebih dahulu dengan Zn/HCI untuk menghasilkan senyawa amin aromatis primer yang bebas yang selanjutnya bereaksi dengan asam nitrit untuk membentuk garam diazonium. Dalam farmakope indonesia, titrasi diazotasi digunakan untuk menetapkan kadar adalah benzokain; primakuin fosfat dan sediaan tabletnya; prokain HCl; sulfasetamid; sulfametazin; sufadoksin; sulfametoksazol; tetrakain; dan tetakain HCl. (http//pharmaceutical world.blogspot.com) Titrasi nitrimetri merupakan titrasi yang dipergunakan dalam analisa senyawa-senyawa organik,khususnya untuk persenyawaan amina primer. Penetapan kuantitas zat didasari oleh reaksi antarafenil amina primer (aromatic) dengan natrium nitrit dalam suasana asam menbentuk garamdiazonium. Reaksi ini dikenal dengan reaksi diazotasi, dengan persamaan yang berlangsungdalam dua tahap seperti dibawah ini : NaNO2 + HCl → NaCl + HONO
  • 9. Ar- NH2 + HONO + HCl → Ar-N2Cl + H2O Reaksi ini tidak stabil dalam suhu kamar, karena garam diazonium yang terbentu mudahtergedradasi membentuk senyawa fenol dan gas nitrogen. Sehingga reaksi dilakukan pada suhudibawah 15oC. Reaksi diazotasi dapat dipercepat dengan panambahan garam kalium bromida.Reaksi dilakukan dibawah 15oC, sebab pada suhu yang lebih tinggi garam diazonium akanterurai menjadi fenol dan nitrogen. Reaksi diazonasi dapat dipercepat dengan menambahkankalium bromida.Titik ekivalensi atau titik akhir titrasi ditunjukan oleh perubahan warna dari pasta kanji iodideatau kertas iodida sebagai indicator luar. Kelebihan asam nitrit terjadi karena senyawa fenilsudah bereaksi seluruhnya, kelebihan ini dapat berekasi dengan yodida yang ada dalam pastakanji atas kertas, reaksi ini akan mengubah yodida menjadi iodine diikuti dengan perubahanwarna menjadi biru. Kejadian ini dapat ditunjukkan setelah larutan didiamkan selama beberapamenit. Reaksi perubahan warna yang dijadikan infikator dalam titrasi ini adalah : KI +HCl → KCl + HI 2 HI + 2 HONO → I2 + 2 NO + H2O I2 + Kanji yod (biru) Penetapan titik akhir dapat juga ditunjukkan dengan campuran tropiolin dan metilen blue sebagaiindikator dalam larutan. Titik akhir titrasi juga dapat ditentukan dengan teknik potensiometrimenggunakan platina sebagai indikator elektroda dan saturated calomel elektroda sebagai elektroda acuan. Pada berbagai macam indikator yang digunakan dalam titrasi nitrimetri ini, maka dapat dikatakan bahwa setiap indikator tersebut memiliki keuntungan dan kerugian . salah satunya adalah indikator luar, dimana keuntungan dari indikator ini adalah terjadinya perubahan warna yang jelas, sedangkan kerugiannya adalah : a. Pelaksanaan tidak praktis karena kita harus menggoreskan setiap kali penambahan titran.
  • 10. b. Larutan yang dititer harus didinginkan. c. Memerlukan reaksi orientasi untuk memperkirakan titik akhir titrasi. (http// Scribs.com) Reaksi kimia yang mungkin diperlukan sebagai basis dari penentuan diazotasi anara lain : a. Asam Basa b. Kecepatan reaksi Reaksi titrasi amin aromaik pada reaksi diazoatsi berjalan agak lambat, titrasi sebaiknya digunakan secara perlahan-lahan dan dapat dikatalis dengan penambahan natrium atau kalium bromida sebagai katalisator. (Suadjadi,2007 : 245). Pada titrasi diazotasi, reaksi harus memiliki persyaratan sebagai berikut : 1. Reaksi harus diproses sesuai persamaan kimiawi tertentu. 2. Reaksi tersebut harus diproses sampai benar-benar selesai pada titik ekuivalensi. 3. Diharapkan reaksi berjalan dengan cepat sehingga titrasi dapat diselesaikan dengan cepat.
  • 11. B. Uraian Bahan 1. Aquadest (Dirjen POM, 1979 : 96 ) Nama resmi : AQUA DESTILLATA Nama lain : Air suling Rumus Molekul : H2O Berat Molekul : 18,02 Rumus Bangun : H O H Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Sebagai pelarut 2. Asam klorida (Dirjen POM, 1979 : 649) Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM Sinonim : Asam klorida Rumus Molekul : HCl Berat Molekul : 36,46 Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian air, uap dan bau hilang. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Sebagai pemberi suasana asam 3. Natrium Nitrit (Dirjen POM, 1979 :714) Nama resmi : NATRII NITRIT Sinonim : Natrium nitrit Rumus Molekul : NaNO2 Berat Molekul : 69,00 Pemerian : Hablur atau granul, tidak berwarna atau putih ke- kuningan rapuh
  • 12. Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut dalam etanol 95 % P Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat Kegunaan : Sebagai larutan baku 4. Sulfadiazinum (Dirjen POM, 1979: 579) Nama resmi : SULFADIAZINUM Nama lain : N-2-pirimidinisulfanilamida Rumus Molekul : C10H10N4O5S Berat Molekul : 250,27 Rumus struktur : Pemerian : Serbuk putih sampai agak kuning, tidak berbau atau hampir tidak berbau, stabil di udara tapi pemaparan terhadap cahaya perlahan-lahan men- jadi hitam. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam asam mineral encer, dalam larutan KOH, dalam larutan NaOH dan dalam NH4OH, agak sukar larut dalam etanol dan dalam aseton. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Sebagai sampel 5. Kalium Iodida (Dirjen POM, 1979: ) Nama resmi : KALII IODIDUM Nama lain : Kalium Iodida Rumus Molekul : KI Berat Molekul : 166,00 Rumus Bangun : K I Pemerian : habrul, heksahdral, transparan atau tidak berwarna,
  • 13. Opak dan putih, atau serbuk butiran putih, higroskopik. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Sebagai komponen dalam indikaor kertas kanji. 6. Kanji (Dirjen POM, 1979: 93 ) Nama resmi : AMILUM MANIHOT Nama lain : Pati Rumus Molekul : C7H6O Berat Molekul : 340,00 Rumus Bangun : Pemerian : serbuk hablur, kadang-kadang berupa gumpalan Kecil, putih, tidak berbau, tidak berasa. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Sebagai komponen dalam indikator kertas kanji. C. Prosedur Kerja (Haeriah, 2011: 7) 1. Penetapan Kadar Kloramfenikol Timbang seksama 500 mg sampel kloramfenikol,masukkan kedalam erlenmeyer. Tambahkan 20 ml HCl P, kemudian 5 g serbuk seng sedikit demi sedikit. Tambahkan 10 ml HCl P, setelah seng larut dinginkan larutan hingga suhu 15° C, tambahkan 30 g KBr. Titrasi perlahan-lahan dengan NaNO2 0,1 M. Titik akhir titrasi dicapai setelah 3 menit penambahan titran terakhir pada larutan masih menimbulkan warna biru pada pasta kanji iodida. Ulangi 2x lagi dan hitung kadar kloramfenikol dalam sampel. Tiap ml NaNO2 0,1 M setara dengan 0,0323 g kloramfenikol
  • 14. 2. Penetapan Kadar Sulfadiazin Timbang seksama 500 mg atau sejumlah yang setara sampel sulfadiazin, masukkan ke dalam erlenmeyer.Larutkan dengan 75 ml air suling, tambahkan 10 ml HCl P, dinginkan hingga suhu lebih kurang 15°C. Titrasi perlahan-lahan dengan NaNO2 0,1 M. Titik akhir titrasi ditetapkan secara potensiometri menggunakan elektroda Na. Jika mendekati titik akhir, tiap selang waktu sekurang-kurangnya 1 menit tambahkan 0,1 ml NaNO2 0,1 M. 1 ml NaNO2 0,1 M setara dengan 25,027 mg C10H10N4O2S 3. Pembuatan larutan baku NaNO2 Timbang seksama 7,5 gram NaNO2. Larutkan dengan air dalam labu ukur 1000 ml.Cukupkan volumenya ad 1000 ml. Pindahkan kedalam botol.Tutup baik-baik dan beri etiket 4. Pembuatan Larutan kanji Timbang 500 mg pati .Gerus dengan 5 ml air dan tambahkan sambil pati dan cukupkan volumenya ad 100ml.Didihkan selama beberapa menit.Dinginkan saring
  • 15. BAB III METODE KERJA A. Alat dan Bahan 1. Alat-alat yang Digunakan Pada percobaan ini digunakan alat yaitu Batang pengaduk, botol semprot, buret, erlemeyer, gelas piala 250 ml, gelas ukur 25 ml, magnetik stirrer, pipet tetes, sendok tanduk ,statif + klem, dan timbangan analitik. 2. Bahan-bahan yang digunakan Pada percobaan ini digunakan bahan-bahan yaitu Air suling, aluminium foil, es batu, indikator kanji, kertas timbang, sulfadiazine, larutan asam klorida pekat, larutan baku NaNO2 0,1 M, dan tissue gulung B. Cara Kerja Penetapan kadar sulfadiazin 1. Disiapkan alat dan bahan 2. Ditimbang sebanyak 50 mg sulfadiazin, dimasukkan ke dalam erlemeyer. 3. Dilarutkan dalam 7,5 ml air dan 1 ml HCl pekat. 4. Didinginkan hingga suhu 15oC (di bawah 15oC). 5. Dititrasi dengan larutan baku NaNO2 0,1 M sampai terjadi perubahan warna larutan dari ungu menjadi biru keunguan. 6. Diulangi sekali lagi 7. Dihitung kadar sulfadiazin.
  • 16. BAB IV HASIL PENGAMATAN A. Data Pengamatan Berat Sampel Indikator Pentiter Volume titrasi Perubahan 0,051 Kertas kanji NaNO2 0,0983 N 5 ml Membirukan kertas kanji 0,053 Kertas kanji NaNO2 0,0983 N 4 ml Membirukan kertas kanji B. Perhitungan Penetapan kadar kristal sulfadiazin Mgrek sulfadiazin ~ Mgrek NaNO2 Mg/BM = N × V Mg = N × V × BM Mg = 0,0983 × 5 × 250,27 Mg = 123,007 mg = 0, 123007gram % Kadar = 0,123007 0,0501 × 100 % = 245,51 % Mgrek sulfadiazin ~ Mgrek NaNO2 Mg/BM = N × V Mg = N × V × BM Mg = 0,0983 × 4 × 250,27 Mg = 98,406 mg = 0, 098406 gram
  • 17. % Kadar = 0,098406 0,0503 × 100 % = 1 95, 62% % kadar rata-rata = 245,51 + 1 95,62 2 = 220,57 % C. Reaksi 1. Reaksi diazotasi antara sulfadiazin dengan NaNO2 NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl H2NSO2 NH2 + HNO2 HCl H2NSO2 N+ Cl- N + H2O 2. Reaksi yang terjadi pada kertas kanji iodida (indikator luar) NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl KI + HCl KCl + HI 2 HI + 2 HNO2 I2 + 2 NO + 2 H2O I2 + Kanji Kanji Iod (biru) + I2 O H OH H OH HOH H CH2OH H O H H OH OH HOH H CH2OH H O I I
  • 18. BAB IV PEMBAHASAN Titrasi diazotasi ini sangat sederhana dan sangat berguna untuk menetapkan kadar senyawa-senyawa antibiotik sulfonamida dan juga senyawa- senyawa anestetika lokal golongan asam amino benzoat. Metode titrasi diazotasi disebut juga nitrimetri yakni metode penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku NaNO3. Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium. Adapun cara kerja dari percobaan ini adalah mula-mula disiapkan alat dan bahan, lalu ditimbang sebanyak 50 mg sulfadiazin, dimasukkan ke dalam erlemeyer. Setelah itu dilarutkan dalam 7,5 ml air dan 1 ml HCl pekat dan di dinginkan hingga suhu 15oC (di bawah 15oC). Kemudian dititrasi dengan larutan baku NaNO2 0,1 M sampai terjadi perubahan warna larutan dari ungu menjadi biru keunguan. Dan diiulangi sekali lagi kemudian dihitung kadar sulfadiazine. Pada percobaan ini dilakukan penetapan kadar sulfadiazin dengan menggunakan metode titrimetri berdasarkan reaksi diazotasi. Reaksi diazotasi memiliki gugus amin primer aromatis bebas dengan HNO2. Larutan baku yang digunakan adalah larutan NaNO2 0,1 N yang akan direaksikan dengan asam klorida untuk membentuk asam nitrit. Titrasi dilakukan pada suhu 15 oC atau dibawahnya. Hal ini karena garam diazonium tidak stabil dan jika suhunya lebuh tinggi bisa terurai menjadi fenol dan natrium. Pada percobaan ini digunakan indikator luar yakni kertas kanji iodida. Pada kertas kanji iodida akan terjadi perubahan warna menjadi biru karena iodida diubah menjadi iodium ketika bertemu dengan kanji. HNO2 akan bereaksi dengan sampel dan akan membentuk garam diazonium, namun tidak semua HNO2 itu akan bereaksi dengan sampel. Ketika larutan digoreskan pada kertas, adanya kelebihan atau sisa asam nitrit akan mengoksidasi iodida menjadi iodium dan dengan adanya amilum akan menghasilkan warna biru segera. Berikut reaksinya :
  • 19. 2 HI + 2 HNO2 I2 + 2 NO + 2 H2O I2 + Kanji Kanji Iod (biru) Adapun pembuatan kertas kanji iodida adalah dilarutkan 0,75 gram KI dalam 5 ml air dan 2 gram ZnCl2 dalam 10 ml air, dicampurkan larutan tersebut dan ditambahkan 10 ml air. Panaskan sampai mendidih dan tambahkan sambil diaduk terus suspensi 5 gram pati dalam 35 ml air, dididihkan selama 2 menit dan didinginkan. Lalu dicelupkan kertas saring pada larutan. Dari percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil, untuk data I sulfadiazin kadarnya adalah 0,123007gram dengan persen kadar sebesar 245,51 %, untuk data II diperroleh hasil kadar sulfadiazin adalah 0, 098406 gram dengan persen kadar sebesar 195, 62%. Sehingga rata-rata % kadarnya adalah 220,57 %. Hal ini berbeda dengan literatur yaitu mengandung sulfadiazin antara 98,0 % sampai dengan 102,0 % dan hasil yang diperoleh memiliki penyimpangan yang besar, disebabkan karena faktor kesalahan. Adapun faktor kesalahan yang diduga terjadi antara lain kesalahan dalam pengamatan (kesalahan paradoksal), suhu yang tidak tepat dan tidak terjaga, serta dipengaruhi oleh kurang teliti dalam penimbangan dan alat yang kurang bersih. Adapun golomgam semyawa yang dapat ditentukan kadarnya dengan metode ini adalah senyawa golongan sulfa dan yang memiliki gugus amin aromatik. Contohnya sulfadiazine, sulfamerasin, sulfaguanidin, paracetamol, dan lain-lain. Pada kertas kanji terjadi perubahan warna biru karena iodide diubah menjadi iodium ketika direaksikan dengan kanji. HNO2 akan bereaksi dengan sampel dan akan membentuk garam diazonium, namun tidak semua HNO2 akan bereaksi dengan sampel. Ketika larutan digoreskan pada kertas kanji, adanya kelebihan atau sisa asam nitrit akan mengoksidasi iodide menjadi iodium dan dengan adanya amilum akan menghasilkan warna biru segar. Indicator tropheolin oo adalah indikator dalam yang merupakan indikator asam basa yang berwarna merah dalam suasana asam dan berwarna kuning jika di oksidasi oleh adanya kelebihan asam nitrit sedangkan metilen biru sebagai
  • 20. pengontras warna hingga pada titik akhir titrasi terjadi perubahan dari ungu menjadi biru sampai hijau bergantung pada senyawa yang di titrasi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi diazotasi adalah : 1. Suhu Titrasi diazotasi sebaiknya digunakan pada suhu rendah, lebih kecil dari 15o c karena asam nitrit yang terbentuk dari reaksi NaNO2 dengan asam tidak stabil dan mudah terurai, dan garam diazonium yang terbentuk pada hasil titrasi juga tidak stabil. 2. Kecepatan reaksi Reaksi titrasi amin aromatis pada reaksi diazotasi berjalan agak lambat, titrasi sebaiknya di lakukan secara perlahan-lahan dan reaksi diazotasi dapat di katalisis dengan penambahan natrium dan kalium bromide sebagai katalisator.
  • 21. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini adalah : 1. Kadar kemurnian sulfadiazin adalah 245,51% sebanyak 0, 123007 gram dan 95, 62% sebanyak 0, 098406 gram. 2. Kadar rata-rata sulfadiazin adalah 220,57 % yang berbeda dengan literatur yakni mengandung sulfadiazin antara 98,0 % sampai dengan 102,0 %. B. Saran 1. Untuk Laboratorium Mohon alat dan bahan lebih dilengkapi dan diperbanyak 2. Untuk Asisten Sebaiknya asisten dapat mendampingi praktikan saat praktikum berlangsung.
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Gholib Ganjar, Ibnu dan Rohman, Abdul. 2009. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka pelajar Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Gramedia Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI Press Wunas, J. Said. 1986. Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif. Makassar : UNHAS (http//pharmaceutical world.blogspot.com) (http// scribs.com)
  • 23. SKEMA KERJA 1. Penetapan kadar sulfadiazin Timbang 50 mg sulfadiazin +7,5 ml aquadest + 1 ml HCl Pekat Dinginkan hingga 15 oC atau dibawahnya Titrasi dengan NaNO2 Tiap 1 ml goreskan pada indikator kertas kanji Amati perubahan warnanya menjadi ungu kebiruan Ulangi sekali lagi
  • 24. 2. Pembuatan NaNO2 0,1 N Timbang seksama 7,5 gram NaNO2 Larutkan dengan air dalam labu ukur 1000 ml Cukupkan volumenya ad 1000 ml Pindahkan kedalam botol Tutup baik-baik dan beri etiket 3. Standarisasi Larutan baku NaNO2 Timbang seksama 173mg asam sulfanilat Masukkan ke dalam erlenmeyer 250ml Tambahkan 30 ml air suling Tambahan 20 etes amonia 25% sampai larut Tambahkan 15 ml asam klorida 1N
  • 25. Tambahkan 1 gram KBr Tambahkan 5 tetes indikator tropeolin OO 0,1% Tambahkan 3 tetes larutan metilen biru 0,1% Titrasi dengan larutan Natrium Nitrit pada suhu 15o Perubahan warna dari ungu menjadi hijau 4. Pembuatan Larutan kanji Timbang 500 mg pati Gerus dengan 5 ml air Cukupkan volumenya sampai 100ml Didihkan selama beberapa menit Dinginkan saring