SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
RESUME 
PEMANFAATAN PERBANDINGAN VISUAL, TITRASI POTENSIOMETRI DAN 
SPEKTROFOTOMETRI UV DALAM PENENTUAN IBUPROFEN 
Akurasi dan keandalan dari hasil analisis sangat penting dalam memastikan kualitas, 
keamanan, dan kemanjuran produk farmasi. Namun, untuk memastikan kriteria ini, pilihan 
metode analisis yang tepat diperlukan. Delapan merek yang berbeda dari tablet Ibuprofen 
dibeli dari apotek lokal dan toko obat kemudian dilakukan penelitian dan hasilnya 
dibandingkan dengan spesifikasi resmi untuk keseragaman. 
BAB I. PENDAHULUAN 
Perkembangan produk farmasi yang dibawah standar dan dicampur merupakan 
fenomena global, yang telah menjadi perhatian besar bagi banyak negara termasuk Nigeria. 
Ibuprofen merupakan obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) merupakan turunan asam 
propionat berkhasiat sebagai analgesik, antipiretik dan anti-inflamasi. 
BAB II. BAHAN DAN METODE 
A. Bahan 
Standar Sekunder Ibuprofen diekstrak dari Brustan-N, Etanol 96%, Kloroform, air 
suling, Natrium hidroksida (0,1 M), larutan Fenolftalein, Delapan (8) Merek yang berbeda 
dari Ibuprofen 400 mg tablet dibeli dari Apotik dan toko obat paten di Amassoma dan 
Yenagoa, Negara Bagian Bayelsa, Nigeria dan diberi kode A ke H. 
B. Metode 
Keseragaman Berat 
10 tablet setiap produk ditimbang secara individual pada neraca analitis dan dihitung 
berat rata-ratanya. Persentase penyimpangan bobot individu dari berat rata-rata dihitung. 
Isolasi dan uji murni Ibuprofen 
10 tablet Ibuprofen (Brustan N®) ditimbang dan digerus kemudian dilarutkan dalam 
100 ml air dan diaduk perlahan selama 10 menit. Larutan yang dihasilkan dituangkan ke 
corong pisah dan dikocok dengan 100 ml kloroform. Lapisan organik dipisahkan. 
Ditambahkan kloroform (50 ml) ke lapisan berair dan dikocok. Lapisan kloroform dipisahkan 
dan ditambahkan ke lapisan kloroform sudah terpisah tadi. Total Lapisan kloroform yang 
disaring beratnya 9,2g dalam bentuk kristal jarum dan dipastikan srukturnya dengan 13C dan 
1HNMR. Ibuprofen yang diekstraksi, dengan berat 0,216 g dilarutkan dalam 50 ml etanol 
dengan pemanasan dalam water-bath, setelah 8 tetes larutan fenolftalein ditambahkan. 
Larutan dititrasi dengan standarisasi larutan NaOH 0,1 M, sampai terjadi perubahan warna. 
Pengujian tablet Ibuprofen dengan titrasi visual 
0,303g bubuk tablet ibuprofen sampel A dilarutkan dalam 25 ml etanol dan dipanaskan 
pada water bath, ditambah 4 tetes fenolftalein dan dititrasi dengan 0,1 M NAOH sampai titik 
akhir dan titrasi diulang sebanyak 2 kali. Prosedur yang sama diulang untuk sampel B sampai 
H. NAOH yang terpakai dicatat dan dihitung untuk masing-masing sampel. 
UV kurva kalibrasi untuk Ibuprofen 
Larutan stok Ibuprofen (1 mg / ml) disiapkan. Labu ukur yang berisi Ibuprofen dibuat
RESUME 
sampai tanda 100 ml dengan 0,1 M NaOH. Dibuat seri pengenceran dari larutan stok dengan 
konsentrasi : 0.05, 0.10, 0.15, 0.20, 0.25, 0.30 dan 0.35 mg / ml di aq. NaOH (0,1 M). UV 
absorbansi masing-masing konsentrasi diukur pada panjang gelombang 265 nm 
menggunakan UV-VIS Spectrophotometer. Grafik absorbansi diplot terhadap konsentrasi 
untuk memberikan kurva standar menggunakan Microsoft excel 2007. 
Analisis UV Ibuprofen sampel tablet 
Larutan stok Ibuprofen tablet bubuk (1 mg / ml) disiapkan untuk berbagai sampel A - H 
menggunakan prosedur yang sama seperti pada kurva kalibrasi kecuali bahwa larutan 
disaring sebelum dibuat hingga 100 ml 0,1 M NaOH. Dua konsentrasi (0.15 dan 0.20 mg / 
ml) dibuat dari larutan stok dengan pengenceran serial untuk setiap sampel dan absorbansi 
masing-masing diambil. Absorbansi diekstrapolasi pada kurva kalibrasi untuk menentukan 
konsentrasi yang tidak diketahui dan isi persentase masing-masing sampel dihitung. 
Titrasi Potensiometri 
pH meter distandarisasai terhadap larutan buffer pH 4. Buret diisi dengan larutan 
NAOH 0,1 M. Bubuk tablet Ibuprofen dilarutkan dalam 50 ml 96% etanol dan pH larutan 
obat awalnya ditentukan. Larutan NAOH 0,1M (1ml) ditambahkan kan setetes demi setetes 
dengan pengadukan ke beker dan perubahan pH dicatat. Saat pH naik, jumlah titran yang 
ditambahkan dikurangi menjadi 0,5 ml dengan titik akhir didekati oleh penurunan tajam 
dalam pH. Cara ini diulang untuk semua sampel. Profil Rerata pH sampel A - H diplot 
terhadap volume titran. 
BAB III. HASIL 
Keseragaman Berat 
Persentase penyimpangan dari berat rata-rata tablet untuk sampel A-H berkisar 0,83-2,81%. 
Pengujian Ibuprofen dalam sampel tablet dengan titrasi visual 
UV spektrofotometri uji sampel A-H Titrasi potensiometri Ibuprofen tablet sampel 
AH
RESUME 
BAB IV. PEMBAHASAN 
Untuk tablet dengan berat rata-rata di atas 250mg, penyimpangan persentase dari berat 
rata-rata yang diijinkan dalam kompendium resmi (BP, 2008; USP, 2006) adalah ± 5%. 
Delapan merek yang berbeda (sampel A - H) dari tablet ibuprofen lulus uji untuk 
keseragaman berat. 
Delapan merek Ibuprofen sesuai dengan batas-batas resmi 90 -110% (USP, 2006) 
setelah menggunakan metode titrimetri visual. Sampel H memiliki kandungan persentase 
tertinggi 97,8%, sedangkan sampel B memiliki kandungan persentase terkecil 95,7%. 
Penyimpangan persen (sekitar 1%) untuk semua sampel setelah titrasi visual yang 
menunjukkan bahwa operasi manual titrasi itu sangat sensitif dan reprodusibel. 
Uji Sampel A - H dengan metode spektrofotometri UV memiliki hasil yang 
menunjukkan bahwa tidak semua sampel berada dalam batas BP. Ini berarti bahwa tidak 
semua sampel mengandung jumlah yang diperlukan dari bahan aktif yang ditetapkan oleh 
BP. Sampel A, D, E, G dan H jatuh dalam kisaran BP sedangkan sampel B, C dan F jatuh di 
luar rentang BP. 
Dalam titrasi potensiometri, perubahan pH diukur sebagai fungsi dari volume titran 
ditambahkan. Titik ekivalen reaksi ditunjukkan oleh perubahan mendadak dalam pH. Hal ini 
ditunjukkan dengan plot pembacaan pH terhadap volume titran. Uji potensiometri 
menunjukkan bahwa tujuh dari delapan sampel sesuai dengan batas yang dinyatakan seperti 
yang dipersyaratkan oleh BP. 
Membandingkan tiga metode yang digunakan untuk analisis sampel obat, jelas bahwa 
metode titrasi visual yang klasik menunjukkan bahwa semua sampel melewati analisis 
pengendalian kualitas tidak seperti metode instrumental yang menunjukkan hal yang 
sebaliknya. Ini mungkin karena metode titrimetri visual meskipun relatif murah dan 
sederhana tetapi kurang sensitif dan kurang selektif dibandingkan dengan spektrofotometri 
UV dan metode potensiometri. Namun, pada titrimetri visual tidak perlu dilakukan kalibrasi 
seperti metode insrumen sehingga memberikan efisiensi waktu dan kerja. Metode 
Potensiometri menawarkan keuntungan tambahan dari kuantisasi, terutama di mana titik 
akhir disembuyikan dan tidak ada indikator yang sesuai (misalnya di mana larutan analit 
berwarna atau keruh). 
Dari temuan kami ada metode tunggal cukup untuk mengotentikasi kualitas sampel 
obat tertentu, terutama ketika sejumlah besar sampel tersebut terlibat. Kami menyarankan 
bahwa dalam melaksanakan pengawasan pasca pasar kualitas produk farmasi, produsen atau 
pihak berwenang harus mempekerjakan penggunaan lebih dari satu metode analisis untuk 
mengotentikasi kualitas produk tersebut, karena dalam kasus tersebut jumlah besar serta 
berbagai macam produk dipertimbangkan untuk evaluasi. 
BAB V. KESIMPULAN 
Metode analisis ini dapat digunakan untuk pengawasan kualitas dari sejumlah besar obat 
yang dipertimbangkan. Kesederhanaan dan efektivitas biaya dari suatu metode analisis 
mungkin tidak menjadi faktor utama untuk pilihan metode analisis untuk membuktikan klaim 
label produsen oleh badan pengawas.

More Related Content

Similar to ANALISIS MULTIPLE METODE IBUPROFEN

Penetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptx
Penetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptxPenetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptx
Penetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptxssuserd986061
 
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptxUPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptxdyana55
 
mentahan ppt upp.pptx
mentahan ppt upp.pptxmentahan ppt upp.pptx
mentahan ppt upp.pptxdyana55
 
zanjabila sediaan-steril.pptx
zanjabila sediaan-steril.pptxzanjabila sediaan-steril.pptx
zanjabila sediaan-steril.pptxekasaputri27
 
P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptx
P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptxP1 Persen Kadar dan tetes infus.pptx
P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptxAhmadSofyanAtsauri
 
189329-ID-formulasi-dan-evaluasi-stabilitas-fisik.pdf
189329-ID-formulasi-dan-evaluasi-stabilitas-fisik.pdf189329-ID-formulasi-dan-evaluasi-stabilitas-fisik.pdf
189329-ID-formulasi-dan-evaluasi-stabilitas-fisik.pdfNabilahBilaa
 
Tibaru16
Tibaru16Tibaru16
Tibaru16andreei
 
Identifikasi Antioksidan
Identifikasi AntioksidanIdentifikasi Antioksidan
Identifikasi AntioksidanIshakZw
 
Kelas b, kelompok 9 (maulana m. ibrahim 544, desita n. 558 , nurrizki s. 532,...
Kelas b, kelompok 9 (maulana m. ibrahim 544, desita n. 558 , nurrizki s. 532,...Kelas b, kelompok 9 (maulana m. ibrahim 544, desita n. 558 , nurrizki s. 532,...
Kelas b, kelompok 9 (maulana m. ibrahim 544, desita n. 558 , nurrizki s. 532,...Viktoria Lampard
 
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implanStabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implannisha althaf
 

Similar to ANALISIS MULTIPLE METODE IBUPROFEN (20)

Penetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptx
Penetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptxPenetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptx
Penetapan Kadar Multikomponen_Analisis Farmasi.pptx
 
Post Interest
Post InterestPost Interest
Post Interest
 
Sertifik Tretum
Sertifik TretumSertifik Tretum
Sertifik Tretum
 
Onter Terafik
Onter TerafikOnter Terafik
Onter Terafik
 
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptxUPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx
 
mentahan ppt upp.pptx
mentahan ppt upp.pptxmentahan ppt upp.pptx
mentahan ppt upp.pptx
 
zanjabila sediaan-steril.pptx
zanjabila sediaan-steril.pptxzanjabila sediaan-steril.pptx
zanjabila sediaan-steril.pptx
 
P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptx
P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptxP1 Persen Kadar dan tetes infus.pptx
P1 Persen Kadar dan tetes infus.pptx
 
P1(Perhitungan 1).pptx
P1(Perhitungan 1).pptxP1(Perhitungan 1).pptx
P1(Perhitungan 1).pptx
 
P1.pptx
P1.pptxP1.pptx
P1.pptx
 
189329-ID-formulasi-dan-evaluasi-stabilitas-fisik.pdf
189329-ID-formulasi-dan-evaluasi-stabilitas-fisik.pdf189329-ID-formulasi-dan-evaluasi-stabilitas-fisik.pdf
189329-ID-formulasi-dan-evaluasi-stabilitas-fisik.pdf
 
53 109-1-pb
53 109-1-pb53 109-1-pb
53 109-1-pb
 
Tibaru16
Tibaru16Tibaru16
Tibaru16
 
Ti7
Ti7Ti7
Ti7
 
Identifikasi Antioksidan
Identifikasi AntioksidanIdentifikasi Antioksidan
Identifikasi Antioksidan
 
Ti2
Ti2Ti2
Ti2
 
Kelas b, kelompok 9 (maulana m. ibrahim 544, desita n. 558 , nurrizki s. 532,...
Kelas b, kelompok 9 (maulana m. ibrahim 544, desita n. 558 , nurrizki s. 532,...Kelas b, kelompok 9 (maulana m. ibrahim 544, desita n. 558 , nurrizki s. 532,...
Kelas b, kelompok 9 (maulana m. ibrahim 544, desita n. 558 , nurrizki s. 532,...
 
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implanStabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
Stabilitas dan kompatibilitas campuran obat dalam Sistem infus implan
 
Terafik Lirint
Terafik LirintTerafik Lirint
Terafik Lirint
 
Pretermik Interen
Pretermik InterenPretermik Interen
Pretermik Interen
 

Recently uploaded

SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanBungaCitraNazwaAtin
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkmsSOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkmsedyardy
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1YudiPradipta
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 

Recently uploaded (12)

SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkmsSOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 

ANALISIS MULTIPLE METODE IBUPROFEN

  • 1. RESUME PEMANFAATAN PERBANDINGAN VISUAL, TITRASI POTENSIOMETRI DAN SPEKTROFOTOMETRI UV DALAM PENENTUAN IBUPROFEN Akurasi dan keandalan dari hasil analisis sangat penting dalam memastikan kualitas, keamanan, dan kemanjuran produk farmasi. Namun, untuk memastikan kriteria ini, pilihan metode analisis yang tepat diperlukan. Delapan merek yang berbeda dari tablet Ibuprofen dibeli dari apotek lokal dan toko obat kemudian dilakukan penelitian dan hasilnya dibandingkan dengan spesifikasi resmi untuk keseragaman. BAB I. PENDAHULUAN Perkembangan produk farmasi yang dibawah standar dan dicampur merupakan fenomena global, yang telah menjadi perhatian besar bagi banyak negara termasuk Nigeria. Ibuprofen merupakan obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) merupakan turunan asam propionat berkhasiat sebagai analgesik, antipiretik dan anti-inflamasi. BAB II. BAHAN DAN METODE A. Bahan Standar Sekunder Ibuprofen diekstrak dari Brustan-N, Etanol 96%, Kloroform, air suling, Natrium hidroksida (0,1 M), larutan Fenolftalein, Delapan (8) Merek yang berbeda dari Ibuprofen 400 mg tablet dibeli dari Apotik dan toko obat paten di Amassoma dan Yenagoa, Negara Bagian Bayelsa, Nigeria dan diberi kode A ke H. B. Metode Keseragaman Berat 10 tablet setiap produk ditimbang secara individual pada neraca analitis dan dihitung berat rata-ratanya. Persentase penyimpangan bobot individu dari berat rata-rata dihitung. Isolasi dan uji murni Ibuprofen 10 tablet Ibuprofen (Brustan N®) ditimbang dan digerus kemudian dilarutkan dalam 100 ml air dan diaduk perlahan selama 10 menit. Larutan yang dihasilkan dituangkan ke corong pisah dan dikocok dengan 100 ml kloroform. Lapisan organik dipisahkan. Ditambahkan kloroform (50 ml) ke lapisan berair dan dikocok. Lapisan kloroform dipisahkan dan ditambahkan ke lapisan kloroform sudah terpisah tadi. Total Lapisan kloroform yang disaring beratnya 9,2g dalam bentuk kristal jarum dan dipastikan srukturnya dengan 13C dan 1HNMR. Ibuprofen yang diekstraksi, dengan berat 0,216 g dilarutkan dalam 50 ml etanol dengan pemanasan dalam water-bath, setelah 8 tetes larutan fenolftalein ditambahkan. Larutan dititrasi dengan standarisasi larutan NaOH 0,1 M, sampai terjadi perubahan warna. Pengujian tablet Ibuprofen dengan titrasi visual 0,303g bubuk tablet ibuprofen sampel A dilarutkan dalam 25 ml etanol dan dipanaskan pada water bath, ditambah 4 tetes fenolftalein dan dititrasi dengan 0,1 M NAOH sampai titik akhir dan titrasi diulang sebanyak 2 kali. Prosedur yang sama diulang untuk sampel B sampai H. NAOH yang terpakai dicatat dan dihitung untuk masing-masing sampel. UV kurva kalibrasi untuk Ibuprofen Larutan stok Ibuprofen (1 mg / ml) disiapkan. Labu ukur yang berisi Ibuprofen dibuat
  • 2. RESUME sampai tanda 100 ml dengan 0,1 M NaOH. Dibuat seri pengenceran dari larutan stok dengan konsentrasi : 0.05, 0.10, 0.15, 0.20, 0.25, 0.30 dan 0.35 mg / ml di aq. NaOH (0,1 M). UV absorbansi masing-masing konsentrasi diukur pada panjang gelombang 265 nm menggunakan UV-VIS Spectrophotometer. Grafik absorbansi diplot terhadap konsentrasi untuk memberikan kurva standar menggunakan Microsoft excel 2007. Analisis UV Ibuprofen sampel tablet Larutan stok Ibuprofen tablet bubuk (1 mg / ml) disiapkan untuk berbagai sampel A - H menggunakan prosedur yang sama seperti pada kurva kalibrasi kecuali bahwa larutan disaring sebelum dibuat hingga 100 ml 0,1 M NaOH. Dua konsentrasi (0.15 dan 0.20 mg / ml) dibuat dari larutan stok dengan pengenceran serial untuk setiap sampel dan absorbansi masing-masing diambil. Absorbansi diekstrapolasi pada kurva kalibrasi untuk menentukan konsentrasi yang tidak diketahui dan isi persentase masing-masing sampel dihitung. Titrasi Potensiometri pH meter distandarisasai terhadap larutan buffer pH 4. Buret diisi dengan larutan NAOH 0,1 M. Bubuk tablet Ibuprofen dilarutkan dalam 50 ml 96% etanol dan pH larutan obat awalnya ditentukan. Larutan NAOH 0,1M (1ml) ditambahkan kan setetes demi setetes dengan pengadukan ke beker dan perubahan pH dicatat. Saat pH naik, jumlah titran yang ditambahkan dikurangi menjadi 0,5 ml dengan titik akhir didekati oleh penurunan tajam dalam pH. Cara ini diulang untuk semua sampel. Profil Rerata pH sampel A - H diplot terhadap volume titran. BAB III. HASIL Keseragaman Berat Persentase penyimpangan dari berat rata-rata tablet untuk sampel A-H berkisar 0,83-2,81%. Pengujian Ibuprofen dalam sampel tablet dengan titrasi visual UV spektrofotometri uji sampel A-H Titrasi potensiometri Ibuprofen tablet sampel AH
  • 3. RESUME BAB IV. PEMBAHASAN Untuk tablet dengan berat rata-rata di atas 250mg, penyimpangan persentase dari berat rata-rata yang diijinkan dalam kompendium resmi (BP, 2008; USP, 2006) adalah ± 5%. Delapan merek yang berbeda (sampel A - H) dari tablet ibuprofen lulus uji untuk keseragaman berat. Delapan merek Ibuprofen sesuai dengan batas-batas resmi 90 -110% (USP, 2006) setelah menggunakan metode titrimetri visual. Sampel H memiliki kandungan persentase tertinggi 97,8%, sedangkan sampel B memiliki kandungan persentase terkecil 95,7%. Penyimpangan persen (sekitar 1%) untuk semua sampel setelah titrasi visual yang menunjukkan bahwa operasi manual titrasi itu sangat sensitif dan reprodusibel. Uji Sampel A - H dengan metode spektrofotometri UV memiliki hasil yang menunjukkan bahwa tidak semua sampel berada dalam batas BP. Ini berarti bahwa tidak semua sampel mengandung jumlah yang diperlukan dari bahan aktif yang ditetapkan oleh BP. Sampel A, D, E, G dan H jatuh dalam kisaran BP sedangkan sampel B, C dan F jatuh di luar rentang BP. Dalam titrasi potensiometri, perubahan pH diukur sebagai fungsi dari volume titran ditambahkan. Titik ekivalen reaksi ditunjukkan oleh perubahan mendadak dalam pH. Hal ini ditunjukkan dengan plot pembacaan pH terhadap volume titran. Uji potensiometri menunjukkan bahwa tujuh dari delapan sampel sesuai dengan batas yang dinyatakan seperti yang dipersyaratkan oleh BP. Membandingkan tiga metode yang digunakan untuk analisis sampel obat, jelas bahwa metode titrasi visual yang klasik menunjukkan bahwa semua sampel melewati analisis pengendalian kualitas tidak seperti metode instrumental yang menunjukkan hal yang sebaliknya. Ini mungkin karena metode titrimetri visual meskipun relatif murah dan sederhana tetapi kurang sensitif dan kurang selektif dibandingkan dengan spektrofotometri UV dan metode potensiometri. Namun, pada titrimetri visual tidak perlu dilakukan kalibrasi seperti metode insrumen sehingga memberikan efisiensi waktu dan kerja. Metode Potensiometri menawarkan keuntungan tambahan dari kuantisasi, terutama di mana titik akhir disembuyikan dan tidak ada indikator yang sesuai (misalnya di mana larutan analit berwarna atau keruh). Dari temuan kami ada metode tunggal cukup untuk mengotentikasi kualitas sampel obat tertentu, terutama ketika sejumlah besar sampel tersebut terlibat. Kami menyarankan bahwa dalam melaksanakan pengawasan pasca pasar kualitas produk farmasi, produsen atau pihak berwenang harus mempekerjakan penggunaan lebih dari satu metode analisis untuk mengotentikasi kualitas produk tersebut, karena dalam kasus tersebut jumlah besar serta berbagai macam produk dipertimbangkan untuk evaluasi. BAB V. KESIMPULAN Metode analisis ini dapat digunakan untuk pengawasan kualitas dari sejumlah besar obat yang dipertimbangkan. Kesederhanaan dan efektivitas biaya dari suatu metode analisis mungkin tidak menjadi faktor utama untuk pilihan metode analisis untuk membuktikan klaim label produsen oleh badan pengawas.