1. Dokumen tersebut membahas pengaruh teknologi informasi dalam peningkatan mutu pembelajaran, dengan menggunakan internet sebagai basis pembelajaran online dan e-learning.
2. Teknologi informasi telah memunculkan pergeseran paradigma pembelajaran dari terpusat pada guru menjadi terpusat pada siswa, serta memungkinkan akses sumber belajar beragam secara global.
3. Aplikasi desktop dan berbasis web digunakan sebag
1. PEREMUAN KE 11
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENINGKATAN MUTU
PEMBELAJARAN
Peningkatan Mutu sebagai spirit baru dalam penyelenggaraan Lembaga-Lembaga pendididkan
dari tingkat dasar, menengah sampai dengan perguruan tinggi. Peningkatan mutu ini dapat
dilaksanakan secara konsisten manakala kepala sekolah sebagai top leader memiliki komitmen
yang tinggi dalam membangun budaya mutu bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti
pengelola, guru, siswa dan orang tua peserta didik. Selain itu, targettarget mutu juga perlu
diberikan pada setiap aktivitas manajemen agar tujuan sekolah dapat tercapai sesuai harapan
menjadi sekolah bermutu dan dipercaya stakeholders. Pada ranah pembelajaran, target mutu yang
dirancang perlu disesuaikan dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, dan khusus untuk sekolah-sekolah Muhammadiyah perlu
memperhatikan pula target-target yang telah ditetapkan oleh Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah dari tingkat pusat, wilayah sampai daerah. Untuk mencapai target mutu dalam proses
pembelajaran, perlu dilakukan langkah-langkah strategis dengan menetapkan berbagai cara dan
strategi serta melibatkan semua resources yang tersedia termasuk teknologi infomasi.
A. PENGARUH TEKNOLOGI IMFORMASI DALAM PENDIDIKAN
Produk-produk hasil perkembangan teknologi informasi (TI) telah menginvasi secara langsung di
hampir seluruh aspek pendidikan, dan memunculkan pergeseran paradigma dalam
penyelenggaraan proses belajar dan mengajar (Lustigova & Lustig, 2009).
Terdapat 4 pergeseran paradigma pembelajaran saat ini, yakni :
1. Dari terpusat pada guru menuju terpusat pada siswa,
2. Dari sekedar penyampaian pengetahuan menuju pengembangan kecerdasan multi konteks,
3. Dari pengajaran berbasis tempat terbatas menuju belajar berwawasan global, lokal dan
individual,
4. Dari buku teks yang terbatas menuju sumber-sumber belajar yang sangat beragam termasuk
pengalaman-pengalaman dari suatu komunitas, belajar berbasis web, ekspos internasional
dan materi-materi kelas dunia (Cheng,2005)
2. Pergeseran paradikma Pendidikan juga disebabakan oleh perkembangan TI, yaitu :
1. Konten Multimedia
2. Kemudahan Akses ke Konten Berkualitas
3. Pembelajaran Fleksibel (Mobile Learning)
4. Teknik Evaluasi Diri
5. Fokus pada Pelatihan Keterampilan Praktis
6. Pendidikan untuk Siswa Cacat
7. Pendidikan dengan Biaya Terjangkau
B. APLIKASI DESKTOP VERSUS WEB SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran, di implementasikan dalam dua jenis
aplikasi :
1. Aplikasi Desktop
Diartikan sebagai program aplikasi komputer yang dapat berjalan secara offline (komputer
tidak terhubung ke jaringan internet). Aplikasi desktop yang sangat populer dalam
kehidupan sehari-hari dapat kita temui pada program Microsoft Office, salah satu contohnya
terdapat aplikasi Power Point untuk presentasi guru.
2. Aplikasi Berbasis Web
Merupakan program komputer yang berjalan secara online, sehingga memerlukan koneksi
internet yang memadahi agar program dapat running well. Jika koneksi internet yang
tersedia tidak memadai, maka program aplikasi berbasis web ini akan berjalan sangat lambat
dan bahkan program berhenti sama sekali. Namun, program berbasis web ini memiliki
keunggulan yakni dapat dijalankan pada berbagai sistem operasi dan berbagai piranti dengan
spesifikasi yang tidak terlalu tinggi seperti komputer desk, laptop, tablet dan handphone
(HP).
3. C. INTERNET SEBAGAI BASIS PEMBELAJARAN ONLINE
Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat, sekarang
dikembangkan teknologi internet dengan berbagaia aplikasinya. hampir seluruh sektor kehidupan
manusia seperti bidang perbankan, perhotelan, pelayanan travel, hiburan, berita dan berbagai
aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, serta telah memberikan pengaruhnya yang besar pada dunia
pendidikan (Bates & Poole, 2003). Sekarang ini banyak rancangan pembelajaran telah melibatkan
internet sebagai salah satu bagian untuk mendukung implementasinya dan situasi seperti ini
menjadikan munculnya istilah-istilah seperti pembelajaran berbasis web atau web-based learning,
eksperimen berbasis web atau web-based experiment (Chen, Song, & Zhang, 2010).
4. 1. Aplikasi Browsing Pada Jaringan Internet
Aplikasi browsing (penjelajahan informasi) dinamakan juga world wide web (WWW)
atau sering disebut dengan web saja yang merupakan implementasi teknologi hypermedia
dalam jaringan internet (Geer, 2003). Web dapat diartikan sebagai suatu sistem dokumen
hypertext saling terhubung yang diakses lewat internet. Untuk melayani penyediaan informasi
yang diperlukan pengguna, pada satu sisi sebuah server disiapkan untuk menempatkan suatu
website dan pada sisi yang lain, melalui piranti yang terhubung ke internet, dengan
menggunakan web browser seperti Internet Explorer, Mozilla Firefox, Opera atau Google
Chrome, pengguna dapat membaca halaman-halaman web yang ditempatkan di server melalui
layar monitor. Halaman-halaman web yang dibaca oleh client dapat menampilkan informasi
berupa teks, suara, video maupun data multimedia lainnya yang dipandu oleh hyperlinks.
Gambar 3 berikut ini adalah ilustrasi akses informasi dari komputer client ke komputer server
melalui jaringan internet.
5. Ilustrasi akses informasi menggunakan aplikasi web browsing
Untuk membangun website diperlukan perangkat lunak web developer atau sering pula
disebut dengan content management system. Saat ini telah dikembangkan beragam program
aplikasi yang dapat melayani pembangunan website dengan tingkat pengoperasian yang mudah
seperti program Moodle yang digunakan untuk membangun website untuk aplikasi E-Learning,
Joomla untuk pengembangan website multiguna atau Wordpress dan Blogspot untuk
pengembangan web log (blog) atau web personal.
2. Kegunaan Web Bagi Pendidikan
Sebagai bagian dari sistem jaringan global internet, web memberikan manfaat yang
sangat besar bagi para penggunanya. Alessi & Trollip (2001) menyebutkan bahwa web dapat
berperan antara lain sebagai standar jaringan, platform, media penyampaian, media
komunikasi, metodologi pembelajaran, dan media pengintegrasian seperti diilustrasikan pada
gambar 4 berikut ini.
Peranan Web
6. Sebagai standar jaringan, keberadaan web telah mampu menjadikan suatu informasi
yang tersimpan dalam suatu server dapat dibaca, ditayangkan maupun dimainkan oleh
pirantipiranti client dengan struktur perangkat keras maupun perangkat lunak yang berbeda-beda.
Web juga dapat digunakan sebagai platform pengembangan perangkat lunak aplikasi dalam
pendidikan sehingga mempermudah penggabungan modul-modul atau sub-sub sistem yang
dibangun. Melalui web dapat dilakukan pula distribusi berbagai informasi sehingga pirantipiranti
yang terhubung dengan internet dapat melakukan downloading berbagai perangkat
lunak dan sekaligus menjalankannya secara cepat dan mudah. Sebagai media komunikasi, web
telah mampu berperan dalam menyediakan fasilitas komunikasi seperti web mail, web page,
mailing list, bulletin board, chat rooms, audio teleconferencing maupun video
teleconferencing. Web juga mampu berperan sebagai metodologi pembelajaran yang
menyediakan fasilitas pendukung kegiatan pendidikan seperti tutorial, hypermedia, latihan,
simulasi, permainan, tools, lingkungan belajar open-ended maupun evaluasi, sehingga dikenal
istilah web-based learning, web-based-laboratory, web-based training, web-based test dan
istilah-istilah lain yang menyebutkan web sebagai basis kegiatan pendidikan.
Uraian di atas telah menggambarkan bahwa web memiliki potensi yang sangat besar
dalam mendukung inovasi bidang pendidikan. Potensi tersebut muncul karena dalam web
tersemat teknologi delivery media yang menurut (Lee & Owens, 2004) memiliki tiga
karakteristik yakni akses yang universal, mudah dalam penggunaan dan mampu menyediakan
content berupa data multimedia. Dengan adanya ketiga karakteristik tersebut, teknologi web
memungkinkan seseorang melalui web browser dapat mengakses informasi dalam berbagai
format termasuk multimedia dan mendistribusikan content dengan mudah dari sembarang
tempat sehingga dapat diterima oleh setiap pengguna internet di seluruh dunia. Teknologi web
juga telah didukung oleh berbagai perangkat lunak browser untuk memudahkan para
penggunanya dalam mengakses informasi dalam jaringan global internet. Kenyataan ini telah
menarik kalangan pendidikan untuk menjadikan teknologi web sebagai basis pengembangan
dalam berbagai proses inovasi pendidikan.
3. Pembelajaran On-Site dan Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web
Web dapat dimanfaatkan sebagai pendukung proses pembelajaran tradisional on-site
dan pendukung pembelajaran jarak jauh (distance learning). Dalam pembelajaran on-site,
7. orang yang terlibat akan mendatangi kelas atau lokasi-lokasi tertentu yang ditetapkan sebagai
tempat penyelenggaraan proses belajar dan mengajar atau lokasi lain yang berdekatan dengan
tempat utama untuk belajar seperti perpustakaan, dan bahkan rumah untuk kegiatan belajar
yang melibatkan kerja mandiri. Dukungan web dalam pembelajaran on-site ini diwujudkan
dalam bentuk penyediaan: (1) fasilitas penyampaian materi (delivery learning materials)
seperti teks (mirip dengan buku teks tradisional), hypermedia atau materi-materi interaktif
untuk tutorial, latihan, simulasi, permainan, tools, maupun lingkungan belajar open-ended, (2)
sarana penelitian bagi siswa, (3) sarana pengintegrasian dan pengelolaan kegiatan belajar dan
mengajar, (4) wahana untuk mengakses sumber-sumber tambahan seperti perpustakaan online
dan sumber-sumber belajar lainnya, (5) sarana komunikasi untuk keperluan kolaborasi antara
peserta/siswa dan instruktur/guru, (6) berbagai alternatif metode evaluasi belajar, (7) sarana
pendukung kegiatan penguatan belajar pasca pembelajaran formal, (8) akses internasional,
serta (9) pemberian kesempatan kepada siswa untuk membuat website mereka sendiri.
Pembelajaran jarak jauh dimulai pada abad ke-19 menggunakan korespondensi lewat
surat, dan pada abad ke-20 berkembang menggunakan media radio dan televisi. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selama kurun waktu tahun 1990-an sampai
tahun 2000-an ratusan universitas di seluruh dunia telah mengadopsi web sebagai platform
untuk penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh sehingga dikenal istilah web-based distance
education and training. Pada pembelajaran jarak jauh, web dapat berkomplementasi dengan
televisi dan korespondensi surat dalam penyampaian materi, dan bahkan dengan
kemampuannya menyediakan fasiltas teleconferencing, web dapat menggantikan sepenuhnya
media-media pembelajaran jarak jauh masa lampau seperti televisi, radio dan surat.
Selain mampu menjadi pendukung kegiatan pembelajaran on-site dan jarak jauh, web
juga memliki peranan-peranan lain yang bermanfaat dalam dunia pendidikan. Web
menyediakan lingkungan interaktif untuk mendukung penyelenggaraan proses pembelajaran,
memiliki basis data yang besar sehingga dapat digunakan untuk menyelenggarakan strategi
pembelajaran inkuiri seperti Webquests, mendukung implementasi course management system
(CMS) seperti Moodle dan Sakai, mendukung aplikasi-aplikasi emerging seperti web logs atau
blog, solusi masalah-masalah pembelalajaran synchronous maupun asynchronous berbasis
teknologi informasi, tes online, dan sistem pendukung kinerja
4. E-Learning
8. Saat ini aplikasi teknologi informasi yang sangat populer dalam bidang pembelajaran
adalah e-learning. Pengertian E-Learning merujuk pada penggunaan berbagai peralatan
elektronika sebagai pendukung proses pembelajaran, huruf e atau E pada istilah E-Learning
bermakna electronic sehingga definisinya menjadi semua aktivitas pendidikan yang
dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang bekerja secara online maupun offline,
synchronously maupun asynchronously, melalui komputer yang berdiri sendiri (stand alone)
maupun jaringan dan piranti-piranti elektronika lainnya. Pengertian e-learning juga dikaitkan
dengan teknologi informasi sehingga pengertiannya menjadi proses-proses pendidikan yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memediasi aktivitas belajar dan
mengajar secara synchronous maupun asynchronus. Para ahli juga berpandangan bahwa elearning
adalah bagian dari flexible learning atau bagian dari pendidikan jarak jauh (distance
education).
Jenis-jenis e-learning mencakup individual online, individual offline, kelompok
sinkron dan kelompok asinkron. Pada jenis individual online, siswa belajar secara individual
dengan cara mengakses sumber-sumber belajar yang ada pada server web melalui jaringan
internet. Untuk jenis individual online sinkron, aktivitas guru dan siswa dilakukan dalam waktu
yang bersamaan dan aplikasi-aplikasi yang mungkin dapat digunakan adalah web dengan
dukungan Text Conference (chatting), Audio/Video Conference. Sedangkan untuk jenis
asinkron, aplikasi-aplikasi yang digunakan adalah email, forum, dan website. Ilustrasi
pelaksanaan e-learning jenis individual online synchronously ditunjukkan pada gambar 5
berikut ini.
E-Learning: Individual Online Synchronously
Untuk jenis individual offline, implementasinya dapat dilakukan dengan menggunakan
media-media seperti compact disk (CD), harddisk, dan kaset audio/video dengan pirani CD
9. player dan komputer/laptop. Pada jenis ini, pembelajaran dilakukan dengan memberikan
bahan-bahan ke dalam media yang sesuai dan oleh siswa bahan-bahan tersebut selanjutnya
dieksplorasi dan dipelajari. Bahan-bahan diperoleh melalui sistem pendistribusian konten yang
bersifat offline juga seperti melalui tatap muka langsung.
E-learning jenis kelompok online sinkron, implementasinya hampir sama dengan jenis
individual online sinkron, perlu disediakan koneksi internet yang memadahi di samping
program-program aplikasi yang mendukungnya seperti website dengan dukungan text
conference (chatting), audio/video conference. Posisi guru dan siswa secara fisik terpisah
namun keduanya melakukan aktivitas dalam waktu yang bersamaan. Ilustrasi pembelajaran
jenis ini ditunjukkan pada gambar 6 berikut ini.
E-Learning: Kelompok Online Synchronously
E-Learning: Kelompok OnlineAsynchronously
5. Karakteristik Aplikasi Internet Untuk Pembelajaran
10. Setiap aplikasi memiliki karakteristik tersendiri dalam mendukung proses
pembelajaran. Melalui tabel berikut ini, ditunjukkan karaktersitik beberapa aplikasi internet
untuk keperluan pendidikan.
11. BLANDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN VOKASI
Pembelajaran blended (blended learning) dapat menjadi alternatif implementasi pembelajaran
dengan tujuan mengurangi kelemahan-kelemahan pada pembelajaran ELearning yang bersifat
online. Melalui pembelajaran blended, masalah-masalah yang muncul
dalam pelaksanaan pembelajaran online dapat diberikan dan diselesaikan melalui kegiatan tatap
muka.
a. Definisi Pembelajaran Blended
Pada awalnya, pembelajaran blended didefinisikan sebagai kombinasi berbagai media
penyampaian dan pada sisi lain didefinisikan pula sebagai kombinasi berbagai metode dalam
pembelajaran. Namun, kedua definisi tersebut menurut pandangan Graham (2006: 4)
menimbulkan perdebatan antara pengertian media dan metode dalam pembelajaran sehingga
definisinya diubah menjadi kombinasi pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran
dimediasi komputer. Sementara itu, Masson & Rennie (2006: xvii) mendefinisikan pembelajaran
blended sebagai gabungan antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran jarak jauh dan E-
Learning. Dengan memperhatikan berbagai definisi tersebut, dapat dikemukakan bahwa
pembelajaran blended merupakan kombinasi antara pembelajaran tatap muka dengan
pembelajaran dimediasi komputer termasuk di dalamnya pembelajaran jarak jauh dan E-Learning.
Saat ini, pembelajaran blended banyak digunakan untuk memadukan pembelajaran tatap muka
dengan pembelajaran online.
b. Alasan Pemilihan Pembelajaran Blended
Graham, Allen, dan Ure (2003, 2005) menemukan sekurang-kurangnya tiga hal yang
menjadi alasan kuat penggunaan pembelajaran blended yakni mampu (1) meningkatkan aspek
pedagogis, (2) meningkatkan fleksibilitas pelaksanaan dan akses siswa terhadap proses
pembelajaran maupun sumber-sumber belajar, serta (3) meningkatkan efisiensi pembiayaan
(Graham, 2006: 8).
Peningkatan aspek pedagogis dari pemanfaatan pembelajaran blended dapat dilihat dari
kenyataan bahwa hampir sebagian besar pembelajaran tatap muka diselenggarakan dengan
strategi transmisi pengetahuan satu arah yang menyebabkan pembelajaran berpusat hanya pada
guru sehingga siswa menjadi kurang aktif. Pada sisi lain terjadi hal sebaliknya, pembelajaran
12. online mengarahkan siswa belajar berbagai materi yang sangat padat secara mandiri sehingga
kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi tidak segera dapat memperoleh penyelesaiannya.
Pembelajaran blended mendekatkan dua keadaan yang ekstrim tersebut dalam sebuah
pembelajaran yang menggabungkan kegiatan tatap muka dengan online. Melalui pembelajaran
blended dapat ditingkatkan strategi pembelajaran aktif, strategi pembelajaran peer-to-peer,
strategi pembelajaran berpusat pada siswa sehingga mampu mengurangi kelemahankelemahan
yang ada pada pembelajaran tatap muka dan online yang diselenggarakan secara tersendiri.
Melalui pembelajaran blended juga dapat ditingkatkan aksesibilitas siswa terhadap proses
pembelajaran. Penyediaan akses yang luas bagi siswa terhadap proses pembelajaran merupakan
salah satu kunci keberhasilan dalam penyelenggaraan pembelajaran online. Pembelajaran blended
menjadikan siswa dapat memperoleh situasi-situasi yang beragam di luar kondisi lingkungan
online yang dapat memberi peluang untuk berinteraksi secara sosial dengan guru maupun sesama
siswa. Selain itu, melalui pembelajaran blended juga dapat diperoleh fleksibilitas yang tinggi
terutama dari sisi waktu pembelajaran yang digunakan. Kegiatan tatap muka yang terus menerus
menyebabkan penggunaan waktu kurang fleksibel. Penggabungan pembelajaran online khususnya
jenis asinkron ke dalam pembelajaran tatap muka, menjadikan siswa dapat memanfaatkan waktu
selain untuk mengikuti pembelajaran juga untuk menggali pengetahuan-pengetahuan di luar materi
yang sedang dipelajarinya.
Pembelajaran blended juga dapat meningkatkan efektivitas penggunaan dana karena melibatkan
pembelajaran online di dalamnya. Suatu kenyataan bahwa pembelajaran tatap muka secara penuh
akan memerlukan dana yang besar apabila diselenggarakan untuk melayani jumlah peserta yang
besar. Pembelajaran ini akan memerlukan tersedianya fasilitas dan sumber-sumber belajar yang
bersifat fisik seperti ruangan kelas, ruangan praktik, buku-buku pelajaran, dan sumber-sumber
belajar bersifat fisik yang lain dengan biaya pengadaan yang besar. Penggunaan pembelajaran
blended dapat mengurangi alokasi dana penyelenggaraan karena pembelajaran ini mampu
menjangkau peserta dan bahkan area yang luas secara online menggunakan sumber-sumber belajar
berbentuk softcopy dan virtual yang pengadaannya lebih murah.
c. Level Pembelajaran Blended
Graham (2006: 10-12) membagi level pembelajaran blended ke dalam empat tingkatan yakni level
aktivitas, level pelajaran, level program dan level kelembagaan. Selanjutnya Graham menjelaskan
13. masing-masing level pada pembelajaran blended sebagai berikut. Pada level aktivitas,
pembelajaran blended dilakukan dengan memadukan aktivitas tatap muka dan elemen-elemen
termediasi komputer saja oleh guru. Contoh-contoh aktivitas yang termasuk ke dalam
pembelajaran level ini adalah tatap muka yang digabung dengan simulasi menggunakan komputer
dalam membahas sebuah materi pelajaran, atau tatap muka dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk menghadirkan para ahli dari jarak jauh ke dalam ruangan kelas.
Level pembelajaran blended yang lebih tinggi dari aktivitas adalah level pelajaran. Level ini
merupakan gabungan antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran lain yang dimediasi
komputer.
Contoh pembelajaran blended level ini adalah penyelenggaraan pembelajaran tatap muka di suatu
ruang yang digabungkan dengan pembelajaran jarak jauh melalui mediasi komputer atau teknologi
informasi dan komunikasi sehingga dapat diikuti oleh siswa-siswa dari tempat lain yang berjauhan.
Dalam hal ini aktivitas tatap muka dan aktivitas dimediasi komputer masing-masing merupakan
bagian dari strategi terpisah yang digabungkan dalam suatu pembelajaran blended. Pembelajaran
blended pada level program merupakan pembelajaran blended yang ditawarkan oleh sebuah
program pembelajaran. Strategi blended di perguruan tinggi umumnya menggunakan level ini
yakni dengan menawarkan kepada mahasiswa dua jenis pilihan aktivitas tatap muka dan online
atau tatap muka dan aktivitas dimediasi komputer lainnya yang ditentukan oleh program.
Sedangkan pembelajaran blended level kelembagaan merupakan pembelajaran yang
dikembangkan oleh lembaga seperti perguruan tinggi sebagai bentuk komitmennya terhadap
perbaikan layanan kepada masyarakat pengguna. Pada umumnya pembelajaran level kelembagaan
ini diselenggarakan dalam bentuk gabungan antara aktivitas tatap muka dan aktivitas online
dengan proporsi tertentu. Proporsi antara aktivitas tatap muka dengan aktivitas online ditentukan
berdasarkan kebijakan lembaga seperti pada awal dan akhir pembelajaran digunakan aktivitas tatap
muka dan di antaranya digunakan aktivitas online.
d. Kategori Pembelajaran Blended
Pembelajaran blended dapat dikategorikan ke dalam empat jenis yakni enabling, enhancing, dan
transforming seperti dijelaskan berikut ini (Graham, 2006: 10-12) . Enabling adalah pembelajaran
blended yang ditujukan untuk peningkatan akses dan kenyamanan siswa dalam mengikuti suatu
pembelajaran. Contoh jenis pembelajaran ini adalah pembelajaran blended untuk peningkatan
14. fleksibilitas bagi siswa atau pembelajaran blended yang ditujukan untuk menyediakan peluang-
peluang memperoleh lingkungan belajar yang sama untuk berbagai strategi yang digunakan.
Sedangkan enhancing merupakan pembelajaran blended yang mengijinkan adanya perubahan-
perubahan pada aspek pedagogi tetapi tidak secara radikal dalam mengubah cara mengajar dan
belajar yang terjadi. Contoh pembelajaran ini adalah pembelajaran tatap muka
yang dilengkapi dengan sumber-sumber belajar online. Transforming merupakan pembelajaran
blended yang mengijinkan dilakukannya transformasi pedagogi secara radikal. Contoh
pembelajaran ini adalah model pembelajaran berbasis masalah yang merupakan gabungan dari
aktivitas tatap muka dengan berbagai aktivitas dimediasi komputer yang mengarahkan siswa untuk
aktif mengkonstruksi pengetahuan melalui interaksi secara dinamis
1. Mungkinkah dalam Pendidikan vokasi digunakan pembelajaran berbasis TI ? Jika mungkin
model pembelajaran seperti apa yang dapat diterapkan?
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran
Pengertian kualitas pembelajaran Menurut Ismiati dalam makalahnya, adalah suatu kondisi
yang menggambarkan tingkat efektivitas suatu pembelajaran. Pembelajaran yang efektif adalah
pembelajaran yang menfasilitasi peserta didik aktif berinteraksi dengan berbagai sumber belajar
sehingga peserta didik mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif, efsien, dan
menyenangkan (berdaya tarik). Peningkatan kualitas pembelajaran berarti upaya-upaya yang
dilakukan dalam mewujudkan dan meraih tingkat kualitas pembelajaran yang diharapkan.
TIK dalam pembelajaran dapat di bagi atas dua peran, yaitu: (1) sebagai media presentasi
pembelajaran, misal berbentuk slide power point dan animasi dengan program flash; (2) sebagai
media pembelajaran mandiri atau E-Learning, misal peserta didik diberikan tugas untuk
membaca atau mencari sumber dari internet, mengirimkan jawaban tugas, bahkan mencoba dan
melakukan materi pembelajaran. Melalui E-Learning, belajar tidak lagi dibatasi oleh ruang dan
waktu. Belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Hal ini mendorong peserta
didik untuk melakukan analisis dan sintesis pengetahuan, menggali, mengolah dan
memanfaatkan informasi, menghasilkan tulisan, informasi dan pengetahuan sendiri. Peserta
didik dirangsang untuk melakukan eksplorasi ilmu pengetahuan. Fasilitas yang dapat
dimanfaatkan oleh peserta didik untuk belajar melalui E-Learning diantaranya: E-Book, E
15. Library, interaksi dengan pakar, email, mailling List, News Group, dan lain-lain. Sedangkan
manfaat penggunaan TIK dalam rangka mendukung pelaksanaan pembelajaran adalah:
(1) meningkatkan kualitas pembelajaran;
(2) memperluas akses terhadap pendidikan dan pembelajaran;
(3) membantu memvisualisasikan ide-ide abstrak;
(4) mempermudah pemahaman materi yang sedang dipelajari;
(5) menampilkan materi pembelajaran menjadi lebih menarik; dan
(6) memungkinkan terjadinya interaksi antara pembelajaran dengan materi yang sedang
dipelajari.
Jika memperhatikan manfaat dari penggunaan TIK ini, tentunya penggunaan TIK dalam
pembelajaran maupun lingkungan sekolah tidak dapat dihindari. Sekolah harus senantiasa
berupaya untuk memenuhi kebutuhan terhadap fasilitas TIK ini. Pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran menjadi tuntutan yang mendesak dewasa ini. Maraknya arus informasi dan
ragamnya sumber informasi menjadikan guru tidak menjadi satu-satunya sumber belajar. Akan
tetapi dalam satuan pendidikan sekolah guru memiliki peranan yang strategis. Oleh karena itu
penggunaan TIK di sekolah hendaknya dimulai dari titik pangkal yang strategis pula yaitu guru
(Miarso, 2004: 494). Para guru harus diyakinkan bahwa TIK memiliki kegunaan dalam
memfasilitasi proses belajar siswa dan bahwa TIK tidak akan menggantikan kedudukannya
sebagai guru, melainkan membantunya untuk, paling tidak, menyimpan dan menyajikan
konsep, prinsip, prosedur yang ingin diajarkannya. Upaya strategis yang perlu dilakukan adalah
para guru perlu ditingkatkan kepercayaan dirinya serta dilibatkan dan ikut berpartisipasi dalam
pengembangannya, yaitu pengembangan TIK untuk pembelajarannya demi
peningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa.
2. Seperti apakah contoh syntax pembelajaran vokasi berbasis TI ?
3. Mungkinkah blanded learning diterapkan pada semua mapel Pendidikan vokasi?
Sangat mungkin digunakan, selagi masih ada media yang mendukung dan memadai.
4. Apakah blanded learning dapat diterapkan untuk mendudkung pelajaran PKL? Seperti apakah
bentuknya?
Bisa digunakan,
16. 5. Buatlah salahsatu sintaks pembelajaran berbasisi vokasi blended learning?
Secara mendasar terdapat tiga tahapan dasar dalam model blended learning yang mengacu
pembelajaran berbasis ICT, seperti yang diusulkan oleh Grant Ramsay (dalam Tao, 2011), yakni:
(1) seeking of information, (2) acquisition of information, dan (3) synthesizing of knowledge.
Tahapan seeking of information, mencakup pencarian informasi dari berbagai sumber informasi
yang tersedia di TIK, memilih secara kritis diantara sumber penyedia informasi dengan
berpatokan pada content of relevantion, content of validity/releability, dan academic clarity.
Pengajar berperan sebagai pakar yang dapat memberikan masukan dan nasehat guna membatasi
pebelajar dari tumpukan informasi potensial dalam TIK.
Pada tahapan acquisition of information, pelajar secara individual maupun dalam kelompok
kooperatif – kolaboratif berupaya untuk menemukan, memahami, serta mengkonfrontasikannya
dengan ide atau gagasan yang telah ada dalam pikiran pelajar, kemudian menginterprestasikan
informasi/pengetahuan dari berbagai sumber yang tersedia, sampai mereka mampu kembali
mengkomunikasikan dan menginterpretasikan ide-ide dan hasil interprestasinya menggunakan
fasilitas TIK.
Tahap terakhir pembelajaran berbasis TIK adalah tahap synthesizing of knowledge adalah
mengkonstruksi/merekonstruksi pengetahuan melalui proses asimilasi dan akomodasi bertolak
dari hasil analisis, diskusi dan perumusan kesimpulan dari informasi yang diperoleh.