Modul ini membahas penanganan kegawatdaruratan sehari-hari dan bencana, meliputi upaya perlindungan diri dari infeksi, penilaian pasien, penanganan darurat jantung dan pembuluh darah, perdarahan, syok, serta trauma dan keracunan. Peserta diajarkan keterampilan dasar pertolongan pertama sebelum rujukan ke rumah sakit.
3. 3
Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampumampu :
1. Menjelaskan upaya perlindungan diri dan pencegahan
infeksi
2. Melakukan penilaian penderita
3. Melakukan penatalaksanaan pra rujukan
kegawatdaruratan jantung, pembuluh darah dan
pernafasan
4. Melakukan penatalaksanaan pra rujukan perdarahan
dan syok
5. Melakukan penatalaksanaan pertolongan pertama
pada cidera akibat trauma, keracunan dan gigitan
binatang.
Tujuan Pembelajaran Khusus
4. 4
a. Upaya perlindungan diri dan pencegahan infeksi
• Pengertian penyakit infeksi
• Cara penularan infeksi saat melakukan pertolongan pertama
• Tanda dan gejala penyakit infeksi
• Tindakan pencegahan diri thd infeksi
a. Penilaian penderita
• Definisi gawat darurat
• Fase fase saat tiba di tempat kejadian
• Langkah langkah penilaian penderita
a. Melakukan penatalaksanaan pra rujukan
kegawatdaruratan jantung, pembuluh darah dan
pernafasan
• RJP (resusitasi jantung dan paru)
• Faktor risiko
• Gejala Prodormal
Pokok Bahasan dan Sub
5. 5
– Jenis, gejala, dan penanganan
kegawatdaruratan jantung, pembuluh darah
dan pernafasan
– Langkah-langkah pra RS untuk
kegawatdaruratan jantung, pembuluh darah
dan pernapasan
– Mengangkat dan memindahkan penderita
d. Penatalaksanaan pra rujukan
perdarahan dan syok
– Penanganan perdarahan luar dan dalam
– Tanda, gejala dan jenis syok
– Langkah perawatan pra RS dari Syok
Pokok Bahasan dan Sub
6. 6
e. Penatalaksanaan pertolongan pertama
pada cidera akibat trauma, keracunan
dan gigitan binatang
– Jenis luka dan tindakannya
– Gejala, tanda dan langkah Penanganan pra
RS untuk patah tulang
– Definisi keracunan, bentuk dan sifat racun
serta penatalaksanaan keracunan
– Penatalaksanaan gigitan binatang
Pokok Bahasan dan Sub
8. 8
Pengertian Penyakit Infeksi
Adalah suatu keadaan sakitkeadaan sakit
yg disebabkan oleh mikromikro
organismeorganisme seperti bakteri atau
virus yang dapat menulardapat menular
9. 9
Cara Penularan infeksi
Kontak langsung terjadi melalui kontak dengan cairanKontak langsung terjadi melalui kontak dengan cairan
tubuh, kontak melalui luka terbuka, atau jaringan lunaktubuh, kontak melalui luka terbuka, atau jaringan lunak
yang terbuka, atau kontak dengan mukosa di mulut,yang terbuka, atau kontak dengan mukosa di mulut,
mata atau hidung.mata atau hidung.
Kontak tidak langsung terjadi melalui pathogen yang adaKontak tidak langsung terjadi melalui pathogen yang ada
di udaradi udara
Dengan kontak langsung maupun tidak langsung
10. 10
Tanda dan Gejala
• mual dan dapat disertai muntahmual dan dapat disertai muntah
• warna kekuningan pada mata dan kulitwarna kekuningan pada mata dan kulit
telapak tangantelapak tangan
• pusing kepalapusing kepala
• batuk kesulitan bernapasbatuk kesulitan bernapas
• diare, badan lemah, penurunan berat badandiare, badan lemah, penurunan berat badan
Gajala umum DemamDemam ( suhu diatas 37o
C )
11. 11
Tindakan pencegahan diri terhadap infeksinfeksi
1. Selalu cuci tangan
2. Bersihkan peralatan yang telah digunakan
3. Memakai Perlengkapan Proteksi Diri, a.l :
• Sarung tangan
• Masker
• Kacamata
• Apron (celemek)
• Sepatu yang baik
13. 13
• Gawat Suatu keadaan karena cedera ataupun bukan
cedera yang mengancam nyawa pasien
• Darurat suatu keadaan karena cedera ataupunsuatu keadaan karena cedera ataupun
bukan cedera yang membutuhkan pertolongan segerabukan cedera yang membutuhkan pertolongan segera
• Gawat Darurat suatu keadaan karena cedera
ataupun bukan cedera yang mengancam nyawa
pasien dan membutuhkan pertolongan segera
Gawat DaruratGawat Darurat
14. 14
1.1. Keamanan DiriKeamanan Diri
2.2. Keamanan LingkunganKeamanan Lingkungan
3.3. Keamanan PenderitaKeamanan Penderita
Fase fase saat tiba di tempatFase fase saat tiba di tempat
kejadiankejadian
15. 15
• Kesan Umum
Keluhan utama
• Periksa kesadaran penderita
A (awas), S (suara), N (nyeri), T (tidak sadar)
• Memastikan jalan nafas Adekuat
• Memeriksa pernafasan
• Menilai Sirkulasi
• Pemeriksaan penderita
– Pemeriksaan tanda vital
– Pemeriksaan seluruh tubuh
B (bentuk), T (tumor), L (luka), S (sakit)
Langkah langkah PenilaianLangkah langkah Penilaian
PenderitaPenderita
17. 17
• Jalan Nafas yang baikJalan Nafas yang baik
Penderita sadarPenderita sadar berbicara dgn suara jelasberbicara dgn suara jelas
airway baikairway baik
Menilai airway pd penderita tak sadarMenilai airway pd penderita tak sadar
(( lihat, dengar, rabalihat, dengar, raba ))
Penilaian dan perbaikan JalanPenilaian dan perbaikan Jalan
NafasNafas
18. 18
Lebih aman namun lebih sulit dan melelahkan
Jangan membuat penderita pd posisi miring, jika
kita melihat gejala adanya trauma
Ada 3 teknik :
Posisi miring, sapuan jari, menyedotPosisi miring, sapuan jari, menyedot
GerakanGerakan dorongdorong Rahang BawahRahang Bawah
19. 19
Penderita dinyatakan mati secara klinis,
apabila berhenti bernafas & jantung
berhenti berdenyut. Kematian klinis
mungkin masih dapat diubah menjadi
hidup kembali bila dilakukan RJP
ResusitasiResusitasi Jantung Paru (RJP)Jantung Paru (RJP)
20. 20
• Tentukan Penderita tidak sadar
• Tentukan Penderita tidak bernafas
• Tentukan Penderita nadi tidak teraba
Sebelum melakukanSebelum melakukan RJPRJP
21. 21
Merupakan kombinasi pemijatan jantung dan nafas buatan
Penderita & penolong harus dalam posisi yg tepatposisi yg tepat
RJPRJP Untuk orang dewasaUntuk orang dewasa
• Dalamnya kompresi 3 -5 cm, laju penekanan dada: 80 – 100 x/menitDalamnya kompresi 3 -5 cm, laju penekanan dada: 80 – 100 x/menit
• Lama ventilasiLama ventilasi : 1,5 – 2 detik: 1,5 – 2 detik
• Lokasi mencari nadiLokasi mencari nadi : a karotis: a karotis
• RJP sendiriRJP sendiri : 15 penekanan, 2 tiupan: 15 penekanan, 2 tiupan
• RJP berduaRJP berdua : 5 penekanan, 1 tiupan: 5 penekanan, 1 tiupan
22. 22
• Usia lanjutUsia lanjut
• Jenis kelaminJenis kelamin
• Riwayat serangan jantungRiwayat serangan jantung
• Penyakit jantung koronerPenyakit jantung koroner
• Penyakit diabetes melitusPenyakit diabetes melitus
• Pernah mendapat serangan jantungPernah mendapat serangan jantung
• Penyakit darah tinggiPenyakit darah tinggi
• MerokokMerokok
• Kurang olah ragaKurang olah raga
• obesitasobesitas
FaktorFaktor ResikoResiko
PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN
PRA RUJUKAN KEGAWATDARURATAN JANTUNGPRA RUJUKAN KEGAWATDARURATAN JANTUNG
DAN PEMBULUH DARAHDAN PEMBULUH DARAH
23. 23
Cepat lelahCepat lelah
• Sakit dada ringanSakit dada ringan
• Sesak nafas ringanSesak nafas ringan
• Nyeri ulu hatiNyeri ulu hati
GejalaGejala ProdromalProdromal
Keluhan yg dirasakan oleh korban sejak 2-3 minggu sebelum
serangan
24. 24
Infark MiokardInfark Miokard AkutAkut (IMA)(IMA)
• Gagal Jantung KongestifGagal Jantung Kongestif
• Krisis hipertensiKrisis hipertensi
• StrokeStroke
Jenis jenisJenis jenis KegawatdaruratanKegawatdaruratan
Jantung & Pembuluh DarahJantung & Pembuluh Darah
25. 25
• Hentikan aktivitas korbanHentikan aktivitas korban
• Buka jalan nafasBuka jalan nafas
• Pemberian oksigen 4 ml/mnt kanulPemberian oksigen 4 ml/mnt kanul
• Hentikan perdarahanHentikan perdarahan
• Letakan pada posisi nyamanLetakan pada posisi nyaman
• Longgarkan pakaian yg ketatLonggarkan pakaian yg ketat
• Beri rasa aman dan dukungan moralBeri rasa aman dan dukungan moral
• Pertahankan suhu tubuhPertahankan suhu tubuh
• Monitor tanda vitalMonitor tanda vital
• Evakuasi secepat mungkinEvakuasi secepat mungkin
Tindakan Pra RSTindakan Pra RS
pada kegawatan jantung dan pembuluhpada kegawatan jantung dan pembuluh
darahdarah
26. 26
GEJALA :GEJALA :
• Sesak nafas ( kesulitan bernafas dan rasa tidakSesak nafas ( kesulitan bernafas dan rasa tidak
nyaman saat bernafas )nyaman saat bernafas )
• Hipoksia, kurangnya hantaran OHipoksia, kurangnya hantaran O22 ke seluruh tubuhke seluruh tubuh
• WheezingWheezing
• Sianosis, kebiruan pada kulit dan selaput lendirSianosis, kebiruan pada kulit dan selaput lendir
PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN
PRA RUJUKAN KEGAWATDARURATANPRA RUJUKAN KEGAWATDARURATAN
PERNAFASANPERNAFASAN
27. 27
• Pneumonia dan bronkitisPneumonia dan bronkitis
• HemoptitisHemoptitis
• PneumotoraksPneumotoraks
• Asma dan penyakit Paru Obstruktif KronikAsma dan penyakit Paru Obstruktif Kronik
• Inhalasi gas beracunInhalasi gas beracun
jenis jenisjenis jenis
28. 28
• Amankan TKPAmankan TKP
• Periksa kesadaran penderitaPeriksa kesadaran penderita
• Primary SurveyPrimary Survey
• Posisikan penderita yg sadar pd posisi nyamanPosisikan penderita yg sadar pd posisi nyaman
• Beri dukungan moralBeri dukungan moral
• Evakuasi secepat mungkinEvakuasi secepat mungkin
PenangananPenanganan
35. 35
• Perdarahan Nadi/Arteri
• Perdarahan vena
• Perdarahan Kapiler
Penanganan Perdarahan Luar
Jenis jenisJenis jenis perdarahan Luarperdarahan Luar
36. 36
• Lakukan penekanan langsungLakukan penekanan langsung
• Tinggikan anggota gerak yang cederaTinggikan anggota gerak yang cedera
• Gunakan penekanan pd titik yg riskanGunakan penekanan pd titik yg riskan
• Imobilisasi anggota gerakImobilisasi anggota gerak
Perawatan Pra RSPerawatan Pra RS
37. 37
• Bahan harus sterilBahan harus steril
• Jangan ada ujung balutan yg bebas melayangJangan ada ujung balutan yg bebas melayang
• Jangan sentuh luka secara langsungJangan sentuh luka secara langsung
• Ikatan balut jangan terlalu longgar/kencangIkatan balut jangan terlalu longgar/kencang
• Plester ujung balutanPlester ujung balutan
• Ujung jari jangan ikut terbalutUjung jari jangan ikut terbalut
PrinsipPrinsip pada Penutupan Lukapada Penutupan Luka
38. 38
• Batuk darahBatuk darah
• Muntah darahMuntah darah
• Jejak memar di kulitJejak memar di kulit
• Perut yang kerasPerut yang keras
• Keluar darah dari alat kelaminKeluar darah dari alat kelamin
Gejala dan TandaGejala dan Tanda
Penanganan Perdarahan Dalam
39. 39
• Pertahankan tetap terbukanya jalanPertahankan tetap terbukanya jalan
nafasnafas
• Berikan selimut agar tetap hangatBerikan selimut agar tetap hangat
• Awasi tanda tanda syokAwasi tanda tanda syok
• Evakuasi korban secepat mungkinEvakuasi korban secepat mungkin
Penanganan Pra RSPenanganan Pra RS
40. 40
• kassakassa
• Pembalut traumaPembalut trauma
• Pembalut biasaPembalut biasa
• Pembalut elastisPembalut elastis
• Pembalut oklusifPembalut oklusif
Jenis jenis penutup lukaJenis jenis penutup luka
Penutup Luka
47. 47
• Luka tertutupLuka tertutup
• Luka terbukaLuka terbuka
• Luka serutLuka serut
• LaserasiLaserasi
• Luka sayatLuka sayat
• Luka tusuk dan luka tembusLuka tusuk dan luka tembus
Jenis jenisJenis jenis LukaLuka
48. 48
• Luka tusuk pada dadaLuka tusuk pada dada
• Luka leher besar terbukalLuka leher besar terbukal
• EviserasiEviserasi
• AmputasiAmputasi
• AvulsiAvulsi
• GigitanGigitan
Yang perlu diperhatikan padaYang perlu diperhatikan pada
luka terbukaluka terbuka
49. 49
• Luka pada hidungLuka pada hidung
• Luka pada telingaLuka pada telinga
• Luka pada leherLuka pada leher
Luka berdasarkan lokasinyaLuka berdasarkan lokasinya
50. 50
• Hati hati thd kemungkinan penyakitHati hati thd kemungkinan penyakit
menularmenular
• Berikan kompres dingin bila memarBerikan kompres dingin bila memar
• Naikkan bagian yang luka sejajar jantungNaikkan bagian yang luka sejajar jantung
PadaPada Luka TertutupLuka Tertutup
Tindakan pada Luka Tertutup dan Terbuka
51. 51
• Buka hingga seluruh luka terlihatBuka hingga seluruh luka terlihat
• Kontrol perdarahan dgn tekanan langsung danKontrol perdarahan dgn tekanan langsung dan
peninggianpeninggian
• Cegah kontaminasiCegah kontaminasi
• Jangan cabut benda yg tertancap dari lukaJangan cabut benda yg tertancap dari luka
• Bungkus dan balut lukaBungkus dan balut luka
• Periksa nadi distal sebelum/sesudah pasang pembalutPeriksa nadi distal sebelum/sesudah pasang pembalut
• Tenteramkan penderitaTenteramkan penderita
PadaPada Luka TerbukaLuka Terbuka
54. 54
• Proteksi diri dan lingkunganProteksi diri dan lingkungan
• A – b – c lebih dahuluA – b – c lebih dahulu
• Bila ada perdarahan, lakukan penghentianBila ada perdarahan, lakukan penghentian
perdarahan dgn tekanan langsungperdarahan dgn tekanan langsung
• Bila penderita stabil, periksa patah tulangnyaBila penderita stabil, periksa patah tulangnya
dan komplikasinyadan komplikasinya
• Lakukan imobilisasi anggota gerak yang patahLakukan imobilisasi anggota gerak yang patah
Langkah PenangananLangkah Penanganan Pra RSPra RS
55. 55
• Mencegah pergerakan lebih lanjutMencegah pergerakan lebih lanjut
• Mengurangi rasa nyeriMengurangi rasa nyeri
• Mengurangi cedera lebih lanjutMengurangi cedera lebih lanjut
• Mengurangi perdarahanMengurangi perdarahan
Tujuan Utama PembidaianTujuan Utama Pembidaian
Pembidaian
56. 56
• Pastikan bahwa a-b-c telah ditanganiPastikan bahwa a-b-c telah ditangani
• Pada penderita sadar, katakan lebih dahulu apa yg akan dilakukanPada penderita sadar, katakan lebih dahulu apa yg akan dilakukan
• Buka daerah yg cedera dan akan dilakukan pembidaianBuka daerah yg cedera dan akan dilakukan pembidaian
• Bila ada luka patah terbuka, tutup lebih dahulu luka dgn kassa sterilBila ada luka patah terbuka, tutup lebih dahulu luka dgn kassa steril
• Lakukan penarikan ringan pd ujung tungkaiLakukan penarikan ringan pd ujung tungkai
• Periksalah PMSPeriksalah PMS
• Lakukan pembidaian dengan; selalu melewati 1 sendi sebelum patahLakukan pembidaian dengan; selalu melewati 1 sendi sebelum patah
dan 1 sendi setelah patahdan 1 sendi setelah patah
• Periksa PMS setelah membidaiPeriksa PMS setelah membidai
• Bila ada tulang menonjol, jangan paksakan untuk masukBila ada tulang menonjol, jangan paksakan untuk masuk
PrinsipPrinsip PembidaianPembidaian
57. 57
• Bidai kerasBidai keras
• Bidai siap pakaiBidai siap pakai
• Bidan udaraBidan udara
• Bidai vakumBidai vakum
• Sling dan bebatSling dan bebat
• Anggota tubuh diikat dan digantung keAnggota tubuh diikat dan digantung ke
batang badanbatang badan
• Bidai tarikBidai tarik
Jenis jenisJenis jenis PembidaianPembidaian
59. 59
Masuknya suatu zat ke dalam tubuh yang dapatMasuknya suatu zat ke dalam tubuh yang dapat
mengganggu kesehatan, bahkan kematianmengganggu kesehatan, bahkan kematian
KeracunanKeracunan
Seseorang dicurigai keracunan bila :
1.1. Mendadak sakitMendadak sakit
2.2. Gejalanya tak sesuai dgn suatu keadaan patologisGejalanya tak sesuai dgn suatu keadaan patologis
tertentutertentu
3.3. Gejalanya menjadi cepat karena dosis yg besarGejalanya menjadi cepat karena dosis yg besar
4.4. Anamnestik menunjukkan kearah keracunanAnamnestik menunjukkan kearah keracunan
5.5. Keracunan kronik diduga bila penggunaan obat dalamKeracunan kronik diduga bila penggunaan obat dalam
waktu lamawaktu lama
60. 60
• Padat; ( obat obatan, makanan dll)Padat; ( obat obatan, makanan dll)
• Gas, ( CO )Gas, ( CO )
• Cair, : ( alkohol, bensin, minyak tanah dll )Cair, : ( alkohol, bensin, minyak tanah dll )
Cara masuk racun :Cara masuk racun :
• Melalui mulutMelalui mulut
• Melalui hidungMelalui hidung
• Melalui kulit/mataMelalui kulit/mata
Bentuk dan SifatBentuk dan Sifat RacunRacun
61. 61
– Korosif, mis. Asam/basa kuat ( HCl, HKorosif, mis. Asam/basa kuat ( HCl, H22SOSO44 dll )dll )
• Non korosif, mis; makanan, obat obatanNon korosif, mis; makanan, obat obatan
• Kerosen, mis; bensin, minyak tanahKerosen, mis; bensin, minyak tanah
SifatSifat RacunRacun
62. 62
Penatalaksanaan keracunanPenatalaksanaan keracunan
zatzat kimiakimia dandan obat obatanobat obatan
KeracunanKeracunan AlkoholAlkohol
Gejala
• kekacauan mental
• pupil mata dilatasi
• sering muntah muntah
• bau alkohol
Tindakan :Tindakan :
• Upayakan muntah bila pasien sadarUpayakan muntah bila pasien sadar
• pertahankan agar pernapasan baikpertahankan agar pernapasan baik
• Bila sadar beri minum kopi hitamBila sadar beri minum kopi hitam
•Pernapasan buatan bila perluPernapasan buatan bila perlu