SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
MATA
1. Seorang laki-laki 22 tahun datang ke puskesmas dengan karena
pandangan kabur saat melihat jarak jauh. Pada pemeriksaan visus dan
koreksi kacamata didapatkan:
VOD 6/20 koreksi dengan S-1,50  6/6,6, S-1,75 6/6, S-2,00 6/6,
S-2,50 6/7,5
VOS 6/40 koreksi dengan S-1,75 6/6,6, S-2,00  6/6, S-2,50 6/6, S-
2,75  6/7,5
Resep kacamata yang tepat untuk pasien ini adalah
A. OD S-1,50, OS S-1,75
B. OD S-1,75, OS S-2,50
C. OD S-1,75, OS S-2,00
D. OD S-2,00, OS S-2,50
E. OD S-2,00, OS S-2,00
Keyword
• Pandangan kabur saat melihat jarak jauh
• VOD 6/20 koreksi dengan S-1,50  6/6,6, S-1,75 6/6, S-2,00 6/6,
S-2,50 6/7,5
VOS 6/40 koreksi dengan S-1,75 6/6,6, S-2,00  6/6, S-2,50 6/6,
S-2,75  6/7,5
• Resep kacamatanya?
C. OD S-1,75, OS S-2,00
KELAINAN REFRAKSI
Etiologi Vertigo
Patofisiologi Tanda dan Gejala
BPPV Canalolithiasis • Dipengaruhi posisi
• Vertigo tanpa penurunan fungsi
pendengaran dan tinnitus
• D(X) : Manuver dix-hallpike
Vestibular Neuritis Virus (Reaktivasi HSV1)
Terdapat inflamasi di NVII vestibuler
• Tidak dipengaruhi posisi
• Vertigo tanpa penurunan fungsi
pendengaran dan tinnitus
Labyrinthitis Virus
Bakteri (Otitis Media yang tidak diobati)
• Tidak dipengaruhi posisi
• Vertigo dapat disertai penurunan
fungsi pendengaran dan tinnitus
• Self-limiting disease
Meniere’s Disease Gangguan pada hydrops endolimfa di
telinga bagian dalam
TRIAS!
• Vertigo
• Penurunan fungsi pendengaran
• Tinnitus (telinga berdenging)
Neuroma Akustik • Ataxia
• Neurofibromatosis tipe II
• Vertigo
• Penurunan fungsi pendengaran
• Tinnitus (telinga berdenging)
• Ataxia
Diagnosis : Manuver Dix-hallpike
• Digunakan untuk
mendiagnosis BPPV
• Untuk mengetahui lokasi
canalolithiasis posterior di
kanan atau kiri
Terapi Non Farmakologis
• Manuver Epley
• Manuver Brand-Daroft
• Manuver Seamont
Terapi Non Farmakologis
Modified Epley Manuever for Self Treatment BPPV
(Right Side)
Modified Epley Manuever for Self Treatment BPPV
(Left Side)
Manuver Brand-Daroft Manuver Semont
Pilihan Jawaban Lain
A.Manuver Dix-hallpike -> Untuk mendiagnosis BPPV
C. Manuver Valsava -> teknik dengan mengeluarkan nafas secara paksa,
namun hidung dan mulut dalam keadaan tertutup. Manuver Valsalva
digunakan untuk membantu diagnosis penyakit atau masalah tertentu,
misalnya: Disfungsi tuba Eustachiux
D. Dimenhidrinat 2x50 mg  Terapi farmakologis
E. Betahistin 3x6 mg  Terapi farmakologis
2. An. I, 5 tahun datang ke klinik dengan keluhan nyeri pada
telinga kiri sejak 4 hari yang lalu. Riwayat batuk pilek satu
minggu yang lalu. Demam (+) naik turun satu minggu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan membran timpani menonjol.
Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah...
A. Pemberian antibiotik
B. Ear toilet
C. Miringitomi dan antibiotic
D. Miringitomi dan dekongestan
E. Miringoplasti
Keyword
• An. I 5 tahun
• Nyeri telinga kiri
• Riwayat ISPA
• Demam
• PF : Membran timpani menonjol
DIAGNOSIS --?
Otitis Media Akut Stadium Supuratif
Terapi Non-Farmakologis adalah…
C. Miringotomi dan Antibiotik
OTITIS MEDIA
Stadium Oklusi Stadium
Hiperemis/Pres
upuratif
Stadium
Supuratif
Stadium
Perforasi
Stadium
Resolusi
Patofisiologi Adanya
gangguan fungsi
tuba sehingga
terbentuk
tekanan
negative pada
telinga tengah
sehingga
memicu
terjadinya
retraksi
Respon
inflamasi di
telinga tengah
akibat pathogen
yang masuk ke
telinga tengah
Pus terbentuk di
telinga tengah
yang
menyebabkante
kanan di telinga
tengah
meningkat
Tekanan terus
meningkat dan
berakibat
rupturnya
membrane
timpani
Fase pemulihan,
proses
menutupnya
membrane
timpani kembali
Gejala • Telinga terasa
penuh
• Tidak ada
demam
• Nyeri telinga
• Penurunan
fungsi
pendengaran
• Demam
• Nyeri
semakin
berat
• Demam
• Nyeri
berkurang
• Keluar cairan
dari telinga
• Cairan dari
telinga
berkurang
Tanda Stadium Oklusi Stadium
Hiperemis/Presupur
atif
Stadium Supuratif Stadium Perforasi Stadium Resolusi
Tanda • Membran
timpani retraksi,
tampak suram
dan pucat
Pembuluh darah
membrane timpani
melebar dan edema
Membrane timpani
tampak menonjol
dan hiperemis
• Membran
timpani tampak
perforasi
• Adanya
discharge
• Edem mukosa
berkurang
• Perforasi sudah
mulai menutup
• Discharge
berkurang
Terapi Perbaiki fungsi tuba
dengan dekongestan
:
- Efedrin 0,5-1%
- Oksimetazolin
(0,025-0,05%)
Antibiotik 10-14 hari
Ampisilin :
- Dewasa 4 x 500
mg; Anak 25
mg/kgBB 4 x
sehari
- Amoksisilin:
Dewasa 3 x 500
mg; Anak 10
mg/kgBB 3 x
Miringitomi dan
Antibiotik
Obat cuci telinga
H2O2
3% selama 3-
5 hari
Antibiotik adekuat
yang
tidak ototoksik
seperti ofloxacin
tetes telinga sampai
3 minggu
Antibiotik dapat
dilanjutkan hingga 3
minggu bila secret
masih aktif
Pilihan Jawaban Lain
A.Pemberian antibiotic  Pada stadium hiperemis
B. Ear toilet  Pada stadium perforasi
D. Miringitomi dan dekongestan  Kurang tepat
E. Miringoplasti  rekonstruksi membrane timpani tipe I yaitu
rekonstruksi membrane timpani tanpa rekonstruksi tulang
pendengaran --> pada soal Membran timpani masih utuh
3. An. P, 4 tahun datang ke klinik dengan keluhan sering bersin dan pilek
dengan ingus encer memberat pada 2 hari terakhir. Keluhan disertai rasa gatal
di mata dan hidung. Keluhan ini sudah sering dirasakan sejak 2 minggu yang
lalu hilang timbul kurang lebih 2x/minggu. Riwayat alergi tidak diketahui
namun kakak pasien terkena asma.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal, pada
rinoskopi anterior ditemukan mukosa cavum nasi pucat, serta didapatkan garis
melintang di dorsum nasi.
Perilaku anak yang suka menggosok hidungnya karena gatal disebut?
A. Allergic Salut
B. Allergic crease
C. Allergic shiner
D. Rhinitis alergi
E. Rhinitis vasomotor
Keyword
• An. P 4 tahun
• Bersin dan pilek
• Gatal pada mata dan hidung
• Dirasakan 2 minggu terakhir 2x/minggu
• PF : Mukosa cavum nasi pucat, garis melintang di dorsum nasi
DIAGNOSIS --?
Rhinitis Alergi Intermiten Ringan
Perilaku anak suka menggosok hidung disebut…
C. Allergic Salut
Rhinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-
bersin, rinorea, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung
terpapar alergen yang diperantai oleh IgE. (WHO ARIA tahun 2007)
Rhinitis alergi merupakan reaksi alergi hipersensitivitas tipe 1 yang
terjadi akibat paparan alergen
Diagnosis Rhinitis Alergi
ANAMNESIS
• Hidung tersumbat dan buntu, keluar ingus encer, bersin,
gatal pada hidung dan matam lakrimasi
PEMERIKSAAN FISIK
• Allergic shiner : Dark circles pada mata
• Allergic crease : Garis melintang pada dorsum nasi
• Allergic salut : Perilaku menggosok hidung karena gatal
• Rhinoskopi anterior: mukosa edem, basah, livid, sekret
encer yang banyak
Pemeriksaan Penunjang
• Skin prick test
• IgE
Allergic Crease
Allergic Salut
Allergic Shiner
Terapi Rhinitis Alergi
Pilihan Jawaban Lain
A.Allergic Salut
B. Allergic crease  Garis melintang pada dorsum nasi
C. Allergic shiner  Dark circles pada mata
D.Rhinitis alergi  Diagnosis pada soal ini
E. Rhinitis vasomotor  Rhinitis non alergi yang dipicu perubahan suhu
yang ekstrem, udara yang lembab, dan karena adanya asap rokok.
5. Tn. L, 29 tahun datang ke klinik dengan keluhan nyeri saat menelan sejak 5
hari yang lalu. Demam (+) sejak 5 hari yang lalu dengan suhu 37,8C.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal, pada
pemeriksaan tonsil dan faring ditemukan tonsil membesar T3-3, hiperemis dan
kripte melebar, tidak didapatkan membrane putih.
Apa diagnosis pasien ini?
A. Faringitis akut
B. Tonsilitis kronis
C. Tonsilitis akut
D. Tonsilitis difteri
E. Tonsilitis kronis eksaserbasi akut
Keyword
• An. L 29 tahun
• Nyeri telan dan demam sejak 5 hari
• PF : tonsil membesar T3-3, hiperemis dan kripte melebar
• Tidak didapatkan membrane putih
DIAGNOSIS --?
C. Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut
Tonsilitis berdasar waktu
Tonsilitis Akut
• Tonsil membesar dan berwarna kemerahan namun
kripte tidak melebar
Tonsilitis Kronik
• Permukaan tonsil tampak tidak rata, tampak pelebaran
kripta, dan beberapa kripta dapat terisi oleh detritus
Tonsilitis berdasar etiologi
Tonsilitis Viral
•Demam, nyeri menelan, sakit tenggorokan, oropharynx hiperemis, biasanya tanpa eksudat
Tonsilitis Bakteri (GABHS)
•Demam, nyeri telan, sulit menelan, nyeri telinga. Pada PF didapatkan Faring dan tonsil hiperemis,
eksudat purulent, detritus serta dapat ditemukan strawberry tongue, pembesaran limfonodi cervical,
• Bentuk detritus:
• Jelas→tonsilitis folikularis
• Bercak detritus menjadi satu, membentuk alur→tonsilitis lakunaris
• Melebar membentuk pseudomembrane
Tonsilitis Bakteri Difteri
• Disebabkan oleh bakteri gram positif Corynebacterium diphteriae.
• Gejala: kenaikan suhu subfebris, nyeri kepala, tidak nafsu makan, badan lemah, nadi lambat serta
keluhan nyeri menelan bahkan sampai obstruksi saluran napas.
• Pemeriksaan fisik: tonsillitis, faringitis ditutupi bercak putih kotor yang melekat erat dengan dasarnya,
mudah berdarah, infeksi yang menjalar ke kelenjar limfe bull neck (+)
Terapi Tonsilitis
Bakteri ec GABHS
Terapi Tonsilitis Difteri
• Umum : isolasi hingga fase akut terlampaui dan apusan tenggorok negative 2 kali
• berturut-turut (jarak 24 jam), cairan dan diet adekuat, cek EKG.
• Anti difteri serum : 20.000-100.000 unit berdasarkan keparahan.
• Antibiotik : Penisilin prokain 25.000 - 50.000 U/kgBB/hari (maksimum 1,2 juta U/hari) IM 14 hari. Alergi : Eritromisin 40 mg/kgBB/hari
(maksimum 2 g/hari) dibagi 4 dosis.
• Kortikosteroid : Kortikosteroid diberikan untuk kasus difteri yang disertai dengan gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dapat
disertai atau tidak bullneck) dan bila terdapat penyulit miokarditis. Prednison 2 mg/kgBB/hari selama 2 minggu kemudian diturunkan
bertahap
• Trakeostomi : Ditemukannya obstruksi saluran napas karena membran dan edema perifaringeal, bahkan apabila telah tampak
kegelisahan, iritabilitas serta gangguan pernafasan yang progresif merupakan indikasi tindakan trakeostomi.
• Pengobatan simptomatis (antipiretik)
6. Ny. V, 22 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan penurunan
pendengaran. Pada pemeriksaan tes rinne +/+, tes weber menunjukkan
lateralisasi ke kanan, swabach memendek pada telinga kiri. Pasien sulit diajak
komunikasi karena sering tidak mendengar. Tidak ada riwayat trauma dan
kerja ditempat bising. Diagnosis yang mungkin pada pasien adalah...
A. Telinga kanan mengalami sensorineural hearing loss, telinga kiri normal
B. Telinga kanan normal, telinga kiri mengalami sensorineural hearing loss
C. Telinga kanan dan kiri mengalami mixed hearing loss, telinga kanan lebih berat
D. Telinga kanan normal, telinga kiri mengalami conductive hearing loss
E. Telinga kanan mengalami conductive hearing loss
Keyword
• Ny. V, 22 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan penurunan
pendengaran.
• Pada pemeriksaan tes rinne +/+, tes weber menunjukkan lateralisasi
ke kanan, swabach memendek pada telinga kiri. Pasien sulit diajak
komunikasi karena sering tidak mendengar.
• Tidak ada riwayat trauma dan kerja ditempat bising.
Diagnosis pasien ini adalah….
B. Telinga kanan normal, telinga kiri mengalami sensorineural hearing
loss
Tes Pendengaran
Tes Rinne
• Membandingkan hantaran udara dan tulang pada telinga
yang diperiksa. (+) bila AC>BC
Tes Weber
• Membandingkan hantaran tulang telinga kanan dan kiri.
Normal bila tidak ada lateralisasi
Tes Swabach
• Membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa
dengan pemeriksa yang pendengarannya normal. Swabach
memanjang = CHL, swabach memendek = SNHL
Pilihan Jawaban lain
A. Telinga kanan mengalami sensorineural hearing loss, telinga kiri normal  tidak
tepat
B. Telinga kanan normal, telinga kiri mengalami sensorineural hearing loss
C. Telinga kanan dan kiri mengalami mixed hearing loss, telinga kanan lebih berat
 tidak tepat
D. Telinga kanan normal, telinga kiri mengalami conductive hearing loss  tidak
tepat
E. Telinga kanan mengalami conductive hearing loss  tidak tepat
7. Ny. G, 29 tahun datang ke klinik mengeluhkan kedua telinga sulit
mendengar 1 minggu terakhir, pasien juga merasa telinga berdenging dan
pusing. 2 bulan lalu, pasien didiagnosis TB Paru dan rutin mengonsumsi OAT
setiap hari. Pada pemeriksaan fisik, TTV dalam batas normal. Pada tes fungsi
pendengaran didapatkan tuli SNHL (+) di kedua telinga.
Apa obat yang dapat menimbulkan gejala tersebut?
A. Pirazinamid
B. Streptomisin
C. Etambutol
D. Isoniazid
E. Rifampisin
Keyword
• Ny. G, 29 tahun
• penurunan fungsi pendengaran.
• Tinnitus dan pusing
• TB On OAT
• PF TTV normal, fungsi pendengaran tuli SNHL (+)
Diagnosis pasien ini adalah OTOTOKSISITAS
Penyebabnya..?
B. Streptomisin
Ototoksisitas
• Adalah gangguan
pendengaran yang
diakibatkan obat-obat
ototoksik
• Gejala : Tinitus, penurunan
fungsi pendengaran, vertigo
• Tuli dapat berlangsung
berhari-hari, berminggu-
minggu atau berbulan-bulan
setelah selesai pengobatan
•Degenerasi stria vaskularis Terjadi pada
hampir semua obat ototoksik
•Degenerasi sel epitel sensori pada
organon corti dan labirin vestibular.
Pada penggunaan aminoglikosida
•Degenerasi sel ganglion Sekunder
akibat degenerasi sel epitel sensori
Mekanisme
Obat-obatan Ototoksik
Antibiotik gol.
Aminoglikosida
(Streptomisin,
gentamisin, kanimisin
ear drop, neomisin)
Eritromisin
Loop Diuretic
(Furosemid,
bumetanide, ethycrynic
acid)
Anti-Inflamasi (aspirin)
Anti-malaria (Kina dan
Klorokuin)
Anti-tumor (CIS
Platinum, karboplatin)
Pilihan Jawaban lain
A. Pirazinamid  Gangguan GIT, fungsi hari, arthritis gout
B. Streptomisin
C. Etambutol  Gangguan mata
D. Isoniazid  Neuropati perifer, psikosis toksik, gangguan fungsi hati, kejang
E. Rifampisin  flu syndrome, gangguan GIT, urin berwarna merah
8. Tn. E, 22 tahun datang ke IGD mengeluhkan sulit bernafas akibat timbul
bengkak pada dasar mulut sejak pagi tadi. Keluhan diawali dengan demam,
nyeri tenggorok kemudian bengkak. Pasien memiliki gigi berlubang sejak 3
bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 145/90 nadi
110x/menit, laju nafas 35x/menit, suhu 38C. Pasien tampak kesakitan dan
hasil inspeksi benjolan terdapat pembengkakan ekstraoral pada rahang bawah
bilateral simetris teraba keras dan terlihat lidah terangkat serta terdapat
trismus 2.
Apa diagnosis pasien tersebut?
A. Abses peritonsil
B. Abses parafaring
C. Angina Ludwig
D. Abses bezold
E. Abses citelli
Keyword
• Tn. E, 22 tahun
• Sulit bernafas karena bengkak di dasar mulut, diawali demam dan nyeri
tenggorok
• Riwayat gigi berlubang
• TTV naik
• PF: terdapat pembengkakan ekstraoral pada rahang bawah bilateral
simetris teraba keras dan terlihat lidah terangkat serta terdapat trismus 2.
Diagnosis pasien ini adalah..?
C. Angina Ludovici (Angina Ludwig)
Angina Ludovici (Angina Ludwig)
• Infeksi ruang submandibula
• Ditandai dengan pembengkakan
(edema) pada bagian bawah ruang
submandibular yang mencakup
jaringan yang menutupi otot2 antara
laring dan dasar mulut.
• Komplikasi : Sumbatanjalannapas,
perluasan abses ke ruang leher dalan
dan mediastinum, sepsis
Demam
Nyeri
tenggorokan
Pembengkakan Drooling
Trismus
Terjadi secara
bilateral
Terapi Angina Ludovici (Angina
Ludwig)
1. Antibiotik dosis tinggi untuk kuman aerob dan anaerob yang diberikan
secara parenteral.
2. Evakuasi pus atau jaringan nekrosis, insisi dilakukan di garis tengah
secara horizontal setinggi hioid (3-4 jari dibawah mandibula).
3. Mengobati sumber infeksi (gigi) untuk cegah kekambuhan.
Pilihan Jawaban Lain
A.Abses peritonsil  Komplikasi tonsilitis akut atau infeksi kelenjar
mukus Weber di kutub atas tonsil.
B. Abses parafaring  abses yang terdapat di dinding faring dan daerah
sekitar faring
C. Angina Ludwig
D.Abses bezold  abses yang terdapat pada ujung bawah dinding
medial mastoid
E. Abses citelli  abses terdapat pada belakang mastoid sampai ke os
occipital
9. An. B, laki-laki, 17 tahun datang ke poli mengeluhkan sering mimisan di
lubang hidung sebelah kanan, pasien sudah memiliki riwayat mimisan sejak
usia 10 tahun hilang timbul. Saat ini pasien mengeluhkan pusing dan merasa
hidungnya tersumbat. TTV dalam batas normal, pada Pemeriksaan fisik
ditemukan massa putih keabuan di cavum nasi kanan yang mudah berdarah.
Pada rhinoskopi posterior ditemukan massa melekat pada nasofaring
berwarna keabuan yang menonjol ke kavum nasi.
Apa diagnosis pasien tersebut?
A. Ca Naso faring
B. Tumor sinonasal
C. Papiloma squamosa
D. Juvenile Angiofibroma Nasopharynx
E. Polip Nasal
Keyword
• An. B, 17 tahun, laki-laki
• Mimisan unilateral
• Riwayat mimisan berulang
• Hidung tersumbat dan pusing
• TTV naik
• PF: massa putih keabuan di cavum nasi kanan yang mudah berdarah. Pada
rhinoskopi posterior ditemukan massa melekat pada nasofaring berwarna
keabuan yang menonjol ke kavum nasi
Diagnosis pada pasien ini adalah…
D. Juvenile Angiofibroma Nasopharynx
Juvenile Angiofibroma Nasopharynx
• Etiologi: masih belum jelas, dikaitkan dengan teori jaringan asal,
ketidakseimbangan hormonal. Faktor resikonya adalah laki-laki, remaja
(7-19 tahun).
• Termasuk tumor jinak pembuluh darah di nasofaring.
• Anamnesis: hidung tersumbat progesif, epistaksis berulang masif, rhinorea
kronis, gangguan penciuman, otalgia, sefalgia.
• Rhinoskopi posterior: massa tumor dengan konsistensi kenyal, warna abu-
abu sampai merah muda, bagian yang tampak dilapisi selaput lendir
berwarna keunguan, sedangkan bagian yang meluas keluar nasofaring
berwarna putih atau abu-abu. Tidak ada pembesaran kelenjar limfonodi
• Terapi: operasi, hormonal, radioterapi
Juvenile Angiofibroma Nasopharynx
Pilihan Jawaban Lain
A.Ca Naso faring  tumor ganas nasofaring pada usia tua
B. Tumor sinonasal  Massa lunak di daerah sinus paranasal
C. Papiloma squamosa  tumor jinak pada hidung
D. Juvenile Angiofibroma Nasopharynx
E. Polip Nasal  massa lunak berwarna keputihan di cavum nasal
akibat inflamasi
10. An. B, laki-laki, 6 tahun datang ke puskesmas mengeluhkan nyeri telan
sejak 1 hari terakhir, keluhan disertai sulit makan dan suara anak menjadi
serak. Anak tampak lemas dan sesekali memangku kepala dengan tangan.
Pemeriksaan fisik didapati demam 38C, tanda vital lain dalam batas normal,
Pemeriksaan tenggorok sulit dilakukan, didapatkan adanya pembesaran
limfonodi di leher anterior. Pada foto rontgen leher didapati thumb sign.
Apa diagnosis pasien tersebut?
A. Faringitis akut
B. Bromkitis
C. Corpus alienum tenggorok
D. Epiglotitis akut
E. Laringitis akut
Keyword
• An. B, 6 tahun,
• Nyeri telan
• Sulit makan
• Suara serak
• Sering memangku kepala dengan tangan  tripod position
• Limfadenopati cervical
• Foto ro : thumb sign
Diagnosis pada pasien ini adalah…
D. Epiglotitis akut
Epiglotitis Akut
Infeksi yang diakibatkan oleh bakteri HIB
Anamnesis : Nyeri tenggorokan, sulit menelan, suara
serak. Onset Cepat
Pemeriksaan fisik : tripod position, pembesaran kelenjar
limfonodi, drooling, stridor (gejala lanjut)
X ray : thumb sign
70
Seorang pemilik perusahaan otomotif mengeluh bahwa sebagian besar
karyawannya mengalami penurunan pendengaran. Berapa desibelkah
batas terpajan bising?
A. 84 db selama 10 jam
B. 88 db Selama 4 jam
C. 91 db Selama 3 jam
D. 93 db Selama 2 jam
E. 95 db Selama 1 jam
dB Minimal pajanan
80 24 jam
82 16 jam
85 8 jam
88 4 jam
91 2 jam
94 1 jam
94
Seorang wanita usia 40 tahun datang dengan keluhan
penurunan pendengaran kanan kiri. Pasien merupakan
buruh pabrik yang terbiasa mendengar suara mesin. Pada
pemeriksaan fisik tampak liang telinga tidak edema dan MT
normal. Bila dilakukan tes audiometri, hasil yang akan
didapatkan adalah?
A. penurunan paling parah pada frekuensi 2000 Hz
B. penurunan pada air conduction, bone conduction
normal
C. penurunan pada air dan bone disertai gap
D. notch pada 4000 Hz
E. audiometri dalam batas normal

More Related Content

Similar to Ujian UKMPPD Pembahasan Soal Mata Ada beberapa soal

Askep indera pendengaran
Askep indera pendengaranAskep indera pendengaran
Askep indera pendengaranadrianto2013001
 
Asuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteriAsuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteriocto zulkarnain
 
Cbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akutCbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akutvinavina25
 
Case Tonsilitis -Ariel.pptx
Case Tonsilitis -Ariel.pptxCase Tonsilitis -Ariel.pptx
Case Tonsilitis -Ariel.pptxFirasZacky
 
CBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCoassTHT
 
Lp faringitis
Lp faringitisLp faringitis
Lp faringitismaelmery
 
Epiglotitis, Trakeitis, Faringitis dan Laryngitis
Epiglotitis, Trakeitis, Faringitis dan LaryngitisEpiglotitis, Trakeitis, Faringitis dan Laryngitis
Epiglotitis, Trakeitis, Faringitis dan LaryngitisMuhammad Nasrullah
 
BIMBINGAN UKOM KMB 2.pptx
BIMBINGAN UKOM KMB 2.pptxBIMBINGAN UKOM KMB 2.pptx
BIMBINGAN UKOM KMB 2.pptxFiiraSafiira
 
Kumpulan soal pilihan ganda steven jonson akper pemda muna
Kumpulan soal pilihan ganda steven jonson akper pemda munaKumpulan soal pilihan ganda steven jonson akper pemda muna
Kumpulan soal pilihan ganda steven jonson akper pemda munaOperator Warnet Vast Raha
 
Kumpulan soal pilihan ganda steven jonson akper pemda muna
Kumpulan soal pilihan ganda steven jonson akper pemda munaKumpulan soal pilihan ganda steven jonson akper pemda muna
Kumpulan soal pilihan ganda steven jonson akper pemda munaOperator Warnet Vast Raha
 
PRESENTASI DIFTERI.pptx
PRESENTASI DIFTERI.pptxPRESENTASI DIFTERI.pptx
PRESENTASI DIFTERI.pptxMekySuhendra1
 
Epiglotitis, Faringitis, Laringitis & Trakeitis
Epiglotitis, Faringitis, Laringitis & TrakeitisEpiglotitis, Faringitis, Laringitis & Trakeitis
Epiglotitis, Faringitis, Laringitis & TrakeitisMuhammad Nasrullah
 
Rhinosinusitis kronis
Rhinosinusitis kronisRhinosinusitis kronis
Rhinosinusitis kronisAriesta Mp
 

Similar to Ujian UKMPPD Pembahasan Soal Mata Ada beberapa soal (20)

Askep indera pendengaran
Askep indera pendengaranAskep indera pendengaran
Askep indera pendengaran
 
Asuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteriAsuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteri
 
Cbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akutCbd epiglotitis akut
Cbd epiglotitis akut
 
Case Tonsilitis -Ariel.pptx
Case Tonsilitis -Ariel.pptxCase Tonsilitis -Ariel.pptx
Case Tonsilitis -Ariel.pptx
 
CBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCBD otitis eksterna
CBD otitis eksterna
 
Lp faringitis
Lp faringitisLp faringitis
Lp faringitis
 
PULMO CEU.pptx
PULMO CEU.pptxPULMO CEU.pptx
PULMO CEU.pptx
 
Epiglotitis, Trakeitis, Faringitis dan Laryngitis
Epiglotitis, Trakeitis, Faringitis dan LaryngitisEpiglotitis, Trakeitis, Faringitis dan Laryngitis
Epiglotitis, Trakeitis, Faringitis dan Laryngitis
 
Laringitis Aku
Laringitis AkuLaringitis Aku
Laringitis Aku
 
Appendikcitis
AppendikcitisAppendikcitis
Appendikcitis
 
BIMBINGAN UKOM KMB 2.pptx
BIMBINGAN UKOM KMB 2.pptxBIMBINGAN UKOM KMB 2.pptx
BIMBINGAN UKOM KMB 2.pptx
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Kumpulan soal pilihan ganda steven jonson akper pemda muna
Kumpulan soal pilihan ganda steven jonson akper pemda munaKumpulan soal pilihan ganda steven jonson akper pemda muna
Kumpulan soal pilihan ganda steven jonson akper pemda muna
 
Kumpulan soal pilihan ganda steven jonson akper pemda muna
Kumpulan soal pilihan ganda steven jonson akper pemda munaKumpulan soal pilihan ganda steven jonson akper pemda muna
Kumpulan soal pilihan ganda steven jonson akper pemda muna
 
Ppk difteri
Ppk difteriPpk difteri
Ppk difteri
 
PRESENTASI DIFTERI.pptx
PRESENTASI DIFTERI.pptxPRESENTASI DIFTERI.pptx
PRESENTASI DIFTERI.pptx
 
Epiglotitis, Faringitis, Laringitis & Trakeitis
Epiglotitis, Faringitis, Laringitis & TrakeitisEpiglotitis, Faringitis, Laringitis & Trakeitis
Epiglotitis, Faringitis, Laringitis & Trakeitis
 
Asah - Infeksi.pptx
Asah - Infeksi.pptxAsah - Infeksi.pptx
Asah - Infeksi.pptx
 
DIFTERI_21 Mei 2018.pptx
DIFTERI_21 Mei 2018.pptxDIFTERI_21 Mei 2018.pptx
DIFTERI_21 Mei 2018.pptx
 
Rhinosinusitis kronis
Rhinosinusitis kronisRhinosinusitis kronis
Rhinosinusitis kronis
 

Recently uploaded

ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 

Recently uploaded (20)

ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 

Ujian UKMPPD Pembahasan Soal Mata Ada beberapa soal

  • 2. 1. Seorang laki-laki 22 tahun datang ke puskesmas dengan karena pandangan kabur saat melihat jarak jauh. Pada pemeriksaan visus dan koreksi kacamata didapatkan: VOD 6/20 koreksi dengan S-1,50  6/6,6, S-1,75 6/6, S-2,00 6/6, S-2,50 6/7,5 VOS 6/40 koreksi dengan S-1,75 6/6,6, S-2,00  6/6, S-2,50 6/6, S- 2,75  6/7,5 Resep kacamata yang tepat untuk pasien ini adalah A. OD S-1,50, OS S-1,75 B. OD S-1,75, OS S-2,50 C. OD S-1,75, OS S-2,00 D. OD S-2,00, OS S-2,50 E. OD S-2,00, OS S-2,00
  • 3. Keyword • Pandangan kabur saat melihat jarak jauh • VOD 6/20 koreksi dengan S-1,50  6/6,6, S-1,75 6/6, S-2,00 6/6, S-2,50 6/7,5 VOS 6/40 koreksi dengan S-1,75 6/6,6, S-2,00  6/6, S-2,50 6/6, S-2,75  6/7,5 • Resep kacamatanya? C. OD S-1,75, OS S-2,00
  • 5. Etiologi Vertigo Patofisiologi Tanda dan Gejala BPPV Canalolithiasis • Dipengaruhi posisi • Vertigo tanpa penurunan fungsi pendengaran dan tinnitus • D(X) : Manuver dix-hallpike Vestibular Neuritis Virus (Reaktivasi HSV1) Terdapat inflamasi di NVII vestibuler • Tidak dipengaruhi posisi • Vertigo tanpa penurunan fungsi pendengaran dan tinnitus Labyrinthitis Virus Bakteri (Otitis Media yang tidak diobati) • Tidak dipengaruhi posisi • Vertigo dapat disertai penurunan fungsi pendengaran dan tinnitus • Self-limiting disease Meniere’s Disease Gangguan pada hydrops endolimfa di telinga bagian dalam TRIAS! • Vertigo • Penurunan fungsi pendengaran • Tinnitus (telinga berdenging) Neuroma Akustik • Ataxia • Neurofibromatosis tipe II • Vertigo • Penurunan fungsi pendengaran • Tinnitus (telinga berdenging) • Ataxia
  • 6. Diagnosis : Manuver Dix-hallpike • Digunakan untuk mendiagnosis BPPV • Untuk mengetahui lokasi canalolithiasis posterior di kanan atau kiri
  • 7. Terapi Non Farmakologis • Manuver Epley • Manuver Brand-Daroft • Manuver Seamont
  • 8. Terapi Non Farmakologis Modified Epley Manuever for Self Treatment BPPV (Right Side) Modified Epley Manuever for Self Treatment BPPV (Left Side)
  • 10. Pilihan Jawaban Lain A.Manuver Dix-hallpike -> Untuk mendiagnosis BPPV C. Manuver Valsava -> teknik dengan mengeluarkan nafas secara paksa, namun hidung dan mulut dalam keadaan tertutup. Manuver Valsalva digunakan untuk membantu diagnosis penyakit atau masalah tertentu, misalnya: Disfungsi tuba Eustachiux D. Dimenhidrinat 2x50 mg  Terapi farmakologis E. Betahistin 3x6 mg  Terapi farmakologis
  • 11. 2. An. I, 5 tahun datang ke klinik dengan keluhan nyeri pada telinga kiri sejak 4 hari yang lalu. Riwayat batuk pilek satu minggu yang lalu. Demam (+) naik turun satu minggu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan membran timpani menonjol. Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah... A. Pemberian antibiotik B. Ear toilet C. Miringitomi dan antibiotic D. Miringitomi dan dekongestan E. Miringoplasti
  • 12. Keyword • An. I 5 tahun • Nyeri telinga kiri • Riwayat ISPA • Demam • PF : Membran timpani menonjol DIAGNOSIS --? Otitis Media Akut Stadium Supuratif Terapi Non-Farmakologis adalah… C. Miringotomi dan Antibiotik
  • 13. OTITIS MEDIA Stadium Oklusi Stadium Hiperemis/Pres upuratif Stadium Supuratif Stadium Perforasi Stadium Resolusi Patofisiologi Adanya gangguan fungsi tuba sehingga terbentuk tekanan negative pada telinga tengah sehingga memicu terjadinya retraksi Respon inflamasi di telinga tengah akibat pathogen yang masuk ke telinga tengah Pus terbentuk di telinga tengah yang menyebabkante kanan di telinga tengah meningkat Tekanan terus meningkat dan berakibat rupturnya membrane timpani Fase pemulihan, proses menutupnya membrane timpani kembali Gejala • Telinga terasa penuh • Tidak ada demam • Nyeri telinga • Penurunan fungsi pendengaran • Demam • Nyeri semakin berat • Demam • Nyeri berkurang • Keluar cairan dari telinga • Cairan dari telinga berkurang
  • 14. Tanda Stadium Oklusi Stadium Hiperemis/Presupur atif Stadium Supuratif Stadium Perforasi Stadium Resolusi Tanda • Membran timpani retraksi, tampak suram dan pucat Pembuluh darah membrane timpani melebar dan edema Membrane timpani tampak menonjol dan hiperemis • Membran timpani tampak perforasi • Adanya discharge • Edem mukosa berkurang • Perforasi sudah mulai menutup • Discharge berkurang Terapi Perbaiki fungsi tuba dengan dekongestan : - Efedrin 0,5-1% - Oksimetazolin (0,025-0,05%) Antibiotik 10-14 hari Ampisilin : - Dewasa 4 x 500 mg; Anak 25 mg/kgBB 4 x sehari - Amoksisilin: Dewasa 3 x 500 mg; Anak 10 mg/kgBB 3 x Miringitomi dan Antibiotik Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3- 5 hari Antibiotik adekuat yang tidak ototoksik seperti ofloxacin tetes telinga sampai 3 minggu Antibiotik dapat dilanjutkan hingga 3 minggu bila secret masih aktif
  • 15. Pilihan Jawaban Lain A.Pemberian antibiotic  Pada stadium hiperemis B. Ear toilet  Pada stadium perforasi D. Miringitomi dan dekongestan  Kurang tepat E. Miringoplasti  rekonstruksi membrane timpani tipe I yaitu rekonstruksi membrane timpani tanpa rekonstruksi tulang pendengaran --> pada soal Membran timpani masih utuh
  • 16. 3. An. P, 4 tahun datang ke klinik dengan keluhan sering bersin dan pilek dengan ingus encer memberat pada 2 hari terakhir. Keluhan disertai rasa gatal di mata dan hidung. Keluhan ini sudah sering dirasakan sejak 2 minggu yang lalu hilang timbul kurang lebih 2x/minggu. Riwayat alergi tidak diketahui namun kakak pasien terkena asma. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal, pada rinoskopi anterior ditemukan mukosa cavum nasi pucat, serta didapatkan garis melintang di dorsum nasi. Perilaku anak yang suka menggosok hidungnya karena gatal disebut? A. Allergic Salut B. Allergic crease C. Allergic shiner D. Rhinitis alergi E. Rhinitis vasomotor
  • 17. Keyword • An. P 4 tahun • Bersin dan pilek • Gatal pada mata dan hidung • Dirasakan 2 minggu terakhir 2x/minggu • PF : Mukosa cavum nasi pucat, garis melintang di dorsum nasi DIAGNOSIS --? Rhinitis Alergi Intermiten Ringan Perilaku anak suka menggosok hidung disebut… C. Allergic Salut
  • 18. Rhinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin- bersin, rinorea, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantai oleh IgE. (WHO ARIA tahun 2007) Rhinitis alergi merupakan reaksi alergi hipersensitivitas tipe 1 yang terjadi akibat paparan alergen
  • 19. Diagnosis Rhinitis Alergi ANAMNESIS • Hidung tersumbat dan buntu, keluar ingus encer, bersin, gatal pada hidung dan matam lakrimasi PEMERIKSAAN FISIK • Allergic shiner : Dark circles pada mata • Allergic crease : Garis melintang pada dorsum nasi • Allergic salut : Perilaku menggosok hidung karena gatal • Rhinoskopi anterior: mukosa edem, basah, livid, sekret encer yang banyak Pemeriksaan Penunjang • Skin prick test • IgE Allergic Crease Allergic Salut Allergic Shiner
  • 21. Pilihan Jawaban Lain A.Allergic Salut B. Allergic crease  Garis melintang pada dorsum nasi C. Allergic shiner  Dark circles pada mata D.Rhinitis alergi  Diagnosis pada soal ini E. Rhinitis vasomotor  Rhinitis non alergi yang dipicu perubahan suhu yang ekstrem, udara yang lembab, dan karena adanya asap rokok.
  • 22. 5. Tn. L, 29 tahun datang ke klinik dengan keluhan nyeri saat menelan sejak 5 hari yang lalu. Demam (+) sejak 5 hari yang lalu dengan suhu 37,8C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal, pada pemeriksaan tonsil dan faring ditemukan tonsil membesar T3-3, hiperemis dan kripte melebar, tidak didapatkan membrane putih. Apa diagnosis pasien ini? A. Faringitis akut B. Tonsilitis kronis C. Tonsilitis akut D. Tonsilitis difteri E. Tonsilitis kronis eksaserbasi akut
  • 23. Keyword • An. L 29 tahun • Nyeri telan dan demam sejak 5 hari • PF : tonsil membesar T3-3, hiperemis dan kripte melebar • Tidak didapatkan membrane putih DIAGNOSIS --? C. Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut
  • 24. Tonsilitis berdasar waktu Tonsilitis Akut • Tonsil membesar dan berwarna kemerahan namun kripte tidak melebar Tonsilitis Kronik • Permukaan tonsil tampak tidak rata, tampak pelebaran kripta, dan beberapa kripta dapat terisi oleh detritus
  • 25. Tonsilitis berdasar etiologi Tonsilitis Viral •Demam, nyeri menelan, sakit tenggorokan, oropharynx hiperemis, biasanya tanpa eksudat Tonsilitis Bakteri (GABHS) •Demam, nyeri telan, sulit menelan, nyeri telinga. Pada PF didapatkan Faring dan tonsil hiperemis, eksudat purulent, detritus serta dapat ditemukan strawberry tongue, pembesaran limfonodi cervical, • Bentuk detritus: • Jelas→tonsilitis folikularis • Bercak detritus menjadi satu, membentuk alur→tonsilitis lakunaris • Melebar membentuk pseudomembrane Tonsilitis Bakteri Difteri • Disebabkan oleh bakteri gram positif Corynebacterium diphteriae. • Gejala: kenaikan suhu subfebris, nyeri kepala, tidak nafsu makan, badan lemah, nadi lambat serta keluhan nyeri menelan bahkan sampai obstruksi saluran napas. • Pemeriksaan fisik: tonsillitis, faringitis ditutupi bercak putih kotor yang melekat erat dengan dasarnya, mudah berdarah, infeksi yang menjalar ke kelenjar limfe bull neck (+)
  • 27. Terapi Tonsilitis Difteri • Umum : isolasi hingga fase akut terlampaui dan apusan tenggorok negative 2 kali • berturut-turut (jarak 24 jam), cairan dan diet adekuat, cek EKG. • Anti difteri serum : 20.000-100.000 unit berdasarkan keparahan. • Antibiotik : Penisilin prokain 25.000 - 50.000 U/kgBB/hari (maksimum 1,2 juta U/hari) IM 14 hari. Alergi : Eritromisin 40 mg/kgBB/hari (maksimum 2 g/hari) dibagi 4 dosis. • Kortikosteroid : Kortikosteroid diberikan untuk kasus difteri yang disertai dengan gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dapat disertai atau tidak bullneck) dan bila terdapat penyulit miokarditis. Prednison 2 mg/kgBB/hari selama 2 minggu kemudian diturunkan bertahap • Trakeostomi : Ditemukannya obstruksi saluran napas karena membran dan edema perifaringeal, bahkan apabila telah tampak kegelisahan, iritabilitas serta gangguan pernafasan yang progresif merupakan indikasi tindakan trakeostomi. • Pengobatan simptomatis (antipiretik)
  • 28. 6. Ny. V, 22 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan penurunan pendengaran. Pada pemeriksaan tes rinne +/+, tes weber menunjukkan lateralisasi ke kanan, swabach memendek pada telinga kiri. Pasien sulit diajak komunikasi karena sering tidak mendengar. Tidak ada riwayat trauma dan kerja ditempat bising. Diagnosis yang mungkin pada pasien adalah... A. Telinga kanan mengalami sensorineural hearing loss, telinga kiri normal B. Telinga kanan normal, telinga kiri mengalami sensorineural hearing loss C. Telinga kanan dan kiri mengalami mixed hearing loss, telinga kanan lebih berat D. Telinga kanan normal, telinga kiri mengalami conductive hearing loss E. Telinga kanan mengalami conductive hearing loss
  • 29. Keyword • Ny. V, 22 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan penurunan pendengaran. • Pada pemeriksaan tes rinne +/+, tes weber menunjukkan lateralisasi ke kanan, swabach memendek pada telinga kiri. Pasien sulit diajak komunikasi karena sering tidak mendengar. • Tidak ada riwayat trauma dan kerja ditempat bising. Diagnosis pasien ini adalah…. B. Telinga kanan normal, telinga kiri mengalami sensorineural hearing loss
  • 30. Tes Pendengaran Tes Rinne • Membandingkan hantaran udara dan tulang pada telinga yang diperiksa. (+) bila AC>BC Tes Weber • Membandingkan hantaran tulang telinga kanan dan kiri. Normal bila tidak ada lateralisasi Tes Swabach • Membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal. Swabach memanjang = CHL, swabach memendek = SNHL
  • 31. Pilihan Jawaban lain A. Telinga kanan mengalami sensorineural hearing loss, telinga kiri normal  tidak tepat B. Telinga kanan normal, telinga kiri mengalami sensorineural hearing loss C. Telinga kanan dan kiri mengalami mixed hearing loss, telinga kanan lebih berat  tidak tepat D. Telinga kanan normal, telinga kiri mengalami conductive hearing loss  tidak tepat E. Telinga kanan mengalami conductive hearing loss  tidak tepat
  • 32. 7. Ny. G, 29 tahun datang ke klinik mengeluhkan kedua telinga sulit mendengar 1 minggu terakhir, pasien juga merasa telinga berdenging dan pusing. 2 bulan lalu, pasien didiagnosis TB Paru dan rutin mengonsumsi OAT setiap hari. Pada pemeriksaan fisik, TTV dalam batas normal. Pada tes fungsi pendengaran didapatkan tuli SNHL (+) di kedua telinga. Apa obat yang dapat menimbulkan gejala tersebut? A. Pirazinamid B. Streptomisin C. Etambutol D. Isoniazid E. Rifampisin
  • 33. Keyword • Ny. G, 29 tahun • penurunan fungsi pendengaran. • Tinnitus dan pusing • TB On OAT • PF TTV normal, fungsi pendengaran tuli SNHL (+) Diagnosis pasien ini adalah OTOTOKSISITAS Penyebabnya..? B. Streptomisin
  • 34. Ototoksisitas • Adalah gangguan pendengaran yang diakibatkan obat-obat ototoksik • Gejala : Tinitus, penurunan fungsi pendengaran, vertigo • Tuli dapat berlangsung berhari-hari, berminggu- minggu atau berbulan-bulan setelah selesai pengobatan •Degenerasi stria vaskularis Terjadi pada hampir semua obat ototoksik •Degenerasi sel epitel sensori pada organon corti dan labirin vestibular. Pada penggunaan aminoglikosida •Degenerasi sel ganglion Sekunder akibat degenerasi sel epitel sensori Mekanisme
  • 35. Obat-obatan Ototoksik Antibiotik gol. Aminoglikosida (Streptomisin, gentamisin, kanimisin ear drop, neomisin) Eritromisin Loop Diuretic (Furosemid, bumetanide, ethycrynic acid) Anti-Inflamasi (aspirin) Anti-malaria (Kina dan Klorokuin) Anti-tumor (CIS Platinum, karboplatin)
  • 36. Pilihan Jawaban lain A. Pirazinamid  Gangguan GIT, fungsi hari, arthritis gout B. Streptomisin C. Etambutol  Gangguan mata D. Isoniazid  Neuropati perifer, psikosis toksik, gangguan fungsi hati, kejang E. Rifampisin  flu syndrome, gangguan GIT, urin berwarna merah
  • 37. 8. Tn. E, 22 tahun datang ke IGD mengeluhkan sulit bernafas akibat timbul bengkak pada dasar mulut sejak pagi tadi. Keluhan diawali dengan demam, nyeri tenggorok kemudian bengkak. Pasien memiliki gigi berlubang sejak 3 bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 145/90 nadi 110x/menit, laju nafas 35x/menit, suhu 38C. Pasien tampak kesakitan dan hasil inspeksi benjolan terdapat pembengkakan ekstraoral pada rahang bawah bilateral simetris teraba keras dan terlihat lidah terangkat serta terdapat trismus 2. Apa diagnosis pasien tersebut? A. Abses peritonsil B. Abses parafaring C. Angina Ludwig D. Abses bezold E. Abses citelli
  • 38. Keyword • Tn. E, 22 tahun • Sulit bernafas karena bengkak di dasar mulut, diawali demam dan nyeri tenggorok • Riwayat gigi berlubang • TTV naik • PF: terdapat pembengkakan ekstraoral pada rahang bawah bilateral simetris teraba keras dan terlihat lidah terangkat serta terdapat trismus 2. Diagnosis pasien ini adalah..? C. Angina Ludovici (Angina Ludwig)
  • 39. Angina Ludovici (Angina Ludwig) • Infeksi ruang submandibula • Ditandai dengan pembengkakan (edema) pada bagian bawah ruang submandibular yang mencakup jaringan yang menutupi otot2 antara laring dan dasar mulut. • Komplikasi : Sumbatanjalannapas, perluasan abses ke ruang leher dalan dan mediastinum, sepsis Demam Nyeri tenggorokan Pembengkakan Drooling Trismus Terjadi secara bilateral
  • 40. Terapi Angina Ludovici (Angina Ludwig) 1. Antibiotik dosis tinggi untuk kuman aerob dan anaerob yang diberikan secara parenteral. 2. Evakuasi pus atau jaringan nekrosis, insisi dilakukan di garis tengah secara horizontal setinggi hioid (3-4 jari dibawah mandibula). 3. Mengobati sumber infeksi (gigi) untuk cegah kekambuhan.
  • 41. Pilihan Jawaban Lain A.Abses peritonsil  Komplikasi tonsilitis akut atau infeksi kelenjar mukus Weber di kutub atas tonsil. B. Abses parafaring  abses yang terdapat di dinding faring dan daerah sekitar faring C. Angina Ludwig D.Abses bezold  abses yang terdapat pada ujung bawah dinding medial mastoid E. Abses citelli  abses terdapat pada belakang mastoid sampai ke os occipital
  • 42. 9. An. B, laki-laki, 17 tahun datang ke poli mengeluhkan sering mimisan di lubang hidung sebelah kanan, pasien sudah memiliki riwayat mimisan sejak usia 10 tahun hilang timbul. Saat ini pasien mengeluhkan pusing dan merasa hidungnya tersumbat. TTV dalam batas normal, pada Pemeriksaan fisik ditemukan massa putih keabuan di cavum nasi kanan yang mudah berdarah. Pada rhinoskopi posterior ditemukan massa melekat pada nasofaring berwarna keabuan yang menonjol ke kavum nasi. Apa diagnosis pasien tersebut? A. Ca Naso faring B. Tumor sinonasal C. Papiloma squamosa D. Juvenile Angiofibroma Nasopharynx E. Polip Nasal
  • 43. Keyword • An. B, 17 tahun, laki-laki • Mimisan unilateral • Riwayat mimisan berulang • Hidung tersumbat dan pusing • TTV naik • PF: massa putih keabuan di cavum nasi kanan yang mudah berdarah. Pada rhinoskopi posterior ditemukan massa melekat pada nasofaring berwarna keabuan yang menonjol ke kavum nasi Diagnosis pada pasien ini adalah… D. Juvenile Angiofibroma Nasopharynx
  • 44. Juvenile Angiofibroma Nasopharynx • Etiologi: masih belum jelas, dikaitkan dengan teori jaringan asal, ketidakseimbangan hormonal. Faktor resikonya adalah laki-laki, remaja (7-19 tahun). • Termasuk tumor jinak pembuluh darah di nasofaring. • Anamnesis: hidung tersumbat progesif, epistaksis berulang masif, rhinorea kronis, gangguan penciuman, otalgia, sefalgia. • Rhinoskopi posterior: massa tumor dengan konsistensi kenyal, warna abu- abu sampai merah muda, bagian yang tampak dilapisi selaput lendir berwarna keunguan, sedangkan bagian yang meluas keluar nasofaring berwarna putih atau abu-abu. Tidak ada pembesaran kelenjar limfonodi • Terapi: operasi, hormonal, radioterapi
  • 46. Pilihan Jawaban Lain A.Ca Naso faring  tumor ganas nasofaring pada usia tua B. Tumor sinonasal  Massa lunak di daerah sinus paranasal C. Papiloma squamosa  tumor jinak pada hidung D. Juvenile Angiofibroma Nasopharynx E. Polip Nasal  massa lunak berwarna keputihan di cavum nasal akibat inflamasi
  • 47. 10. An. B, laki-laki, 6 tahun datang ke puskesmas mengeluhkan nyeri telan sejak 1 hari terakhir, keluhan disertai sulit makan dan suara anak menjadi serak. Anak tampak lemas dan sesekali memangku kepala dengan tangan. Pemeriksaan fisik didapati demam 38C, tanda vital lain dalam batas normal, Pemeriksaan tenggorok sulit dilakukan, didapatkan adanya pembesaran limfonodi di leher anterior. Pada foto rontgen leher didapati thumb sign. Apa diagnosis pasien tersebut? A. Faringitis akut B. Bromkitis C. Corpus alienum tenggorok D. Epiglotitis akut E. Laringitis akut
  • 48. Keyword • An. B, 6 tahun, • Nyeri telan • Sulit makan • Suara serak • Sering memangku kepala dengan tangan  tripod position • Limfadenopati cervical • Foto ro : thumb sign Diagnosis pada pasien ini adalah… D. Epiglotitis akut
  • 49. Epiglotitis Akut Infeksi yang diakibatkan oleh bakteri HIB Anamnesis : Nyeri tenggorokan, sulit menelan, suara serak. Onset Cepat Pemeriksaan fisik : tripod position, pembesaran kelenjar limfonodi, drooling, stridor (gejala lanjut) X ray : thumb sign
  • 50. 70 Seorang pemilik perusahaan otomotif mengeluh bahwa sebagian besar karyawannya mengalami penurunan pendengaran. Berapa desibelkah batas terpajan bising? A. 84 db selama 10 jam B. 88 db Selama 4 jam C. 91 db Selama 3 jam D. 93 db Selama 2 jam E. 95 db Selama 1 jam
  • 51. dB Minimal pajanan 80 24 jam 82 16 jam 85 8 jam 88 4 jam 91 2 jam 94 1 jam
  • 52. 94 Seorang wanita usia 40 tahun datang dengan keluhan penurunan pendengaran kanan kiri. Pasien merupakan buruh pabrik yang terbiasa mendengar suara mesin. Pada pemeriksaan fisik tampak liang telinga tidak edema dan MT normal. Bila dilakukan tes audiometri, hasil yang akan didapatkan adalah? A. penurunan paling parah pada frekuensi 2000 Hz B. penurunan pada air conduction, bone conduction normal C. penurunan pada air dan bone disertai gap D. notch pada 4000 Hz E. audiometri dalam batas normal

Editor's Notes

  1. INDRA 26 soal Mata 13 THT 13
  2. Screen Shot 2019-10-14 at 11.43.23