SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
PENGGOLONGAN
OBAT
Apt. Fitri Ayu Wahyuni, M.Farm
fitriwahyuni@universitasmulia.ac.id
SAP
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
Mata Kuliah : Farmasetika
Kode Mata Kuliah : 331800
SKS : 4 (3:1)
Waktu pertemuan : 14
Pertemuan Ke : 3
A. CPMK : Mengevaluasi Pengambilan Obat jadi dan Dosis Sediaan
Farmasi dalam Resep
B. Sub-CPMK : Menjelaskan Jenis Obat berdasarkan Logo dan
Kewenangan Apoteker terkait Jenis Obat
C. Indikator : Mahasiswa Mampu Menyebutkan dan Menjelaskan Jenis
Obat Berdasarkan Logo dan Kewenangan Apoteker Terkait
Penggolongan Obat ini
D. Pokok Bahasan : Penggologan Obat Berdasarkan Logo
F. Sub Pokok Bahasan : Penggolongan Jenis Obat Berdasarkan Logo Obat
Pertemuan 1 dan 2
o Sejarah Farmasetika dan
Konsep Farmasetika
o Mengidentifikasi
kelengkapan resep,
perbedaan resep dan copy
resep
o Menterjemahkan Bahasa
Latin
Bentuk Pembelajaran : Ceramah,
Diskusi dan Tanya Jawab
Evaluasi : Dalam akhir
pembelajaran mahasiswa dapat
menyimpulkan materi
pembelajaran
PENGGOLONGAN OBAT
Peraturan Menteri Kesehatan Rl Nomor 917/Menkes/Per/X/1993 yang kini
telah diperbaiki dengan Permenkes Rl Nomor 949/Menkes/Per/VI/2000.
Penggolongan obat ini terdiri dari: obat bebas, obat bebas terbatas, obat
keras, psikotropika dan narkotika
Perundang-undangan
• Obat Bebas
• Obat Bebas Terbatas
• Obat Keras
• Obat Narkotika
• Obat Psikotropika
Di Indonesia dibagi menjadi
5 untuk keamanan
distribusi
DEFINISI OBAT
• Penandaan obat bebas diatur berdasarkan
S.K. Menkes Rl Nomor 2380/A/SKA/I/1983
tentang tanda khusus untuk obat bebas dan
obat bebas terbatas.
• Tanda khusus untuk obat bebas yaitu bulatan
berwarna hijau dengan garis tepi warna
hitam, seperti terlihat pada gambar berikut
• Boleh digunakan tanpa resep dokter Self
Medication/ Swamedikasi
CONTOH OBAT
BEBAS
2. Obat Bebas Terbatas
Disebut daftar W . Obat golongan ini juga
relatif aman selama pemakaiannya
mengikuti aturan pakai yang ada.
Penandaan obat golongan ini adalah
adanya lingkaran berwarna biru dan 6
peringatan khusus. Sebagaimana Obat
Bebas, obat ini juga dapat diperoleh
tanpa resep dokter di apotek, toko obat
atau di warung-warung.
Daftar "W“ "Waarschuwing" artinya peringatan
Obat bebas terbatas adalah Obat Keras yang
dapat diserahkan kepada pemakainya tanpa
resep dokter, bila penyerahannya memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam
bungkusan asli dari pabriknya atau
pembuatnya
2. Pada penyerahannya oleh pembuat atau
penjual harus mencantumkan tanda
peringatan yang tercetak sesuai cth Tanda
peringatan tersebut berwarna hitam,
berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm dan
memuat pemberitahuan berwarna putih
CONTOH OBAT BEBAS TERBATAS
OBAT KERAS
• Obat daftar G menurut bahasa Belanda
"G" singkatan dari "Gevaarlijk" artinya
berbahaya jika pemakaiannya tidak
berdasarkan resep dokter.
• Penandaan : Berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No.
02396/A/SKA/III/1986 adalah "Lingkaran bulat
berwarna merah dengan garis tepi berwarna
hitam dengan huruf K yang menyentuh garis
tepi“
Obat Keras
Disebut golongan G (gevaarlijk) yang artinya
berbahaya. Obat keras adalah obat yang hanya
bisa diperoleh dengan resep dokter. Kemasan
obat ditandai dengan lingkaran yang di dalamnya
terdapat huruf K berwarna merah yang
menyentuh tepi lingkaran yang berwarna hitam.
Contoh obat ini adalah Amoksilin, Asam
Mefenamat, semua obat dalam bentuk injeksi,
dan semua obat baru.
Obat Golongan Narkotika
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang narkotika, adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke dalam golongan I, II dan III.
Golongan I, II dan III untuk Golongan Obat
Narkotika
• Golongan I
 tidak digunakan dalam terapi, tapi hanya untuk ilmu
pengetahuan. Potensi ketergantungan sangat tinggi.
contoh: tanaman Papaver somniferum (opium), koka dan ganja, heroin
• Golongan II
 dapat digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi
ketergantungan sangat tinggi.
contoh: metadon, morfin, opium, petidin
• Golongan III
 banyak digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan.
Potensi ketergantungan ringan
contoh: kodein
Obat Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-
undang Psikotropika nomor 5 tahun 1997 pasal 1).
Psikotropika sebenarnya termasuk golongan obat
keras, tetapi bedanya dapat mempengaruhi
aktivitas psikis. Psikotropika dibagi menjadi :
• Golongan I, sampai sekarang kegunaannya
hanya ditujukan untuk ilmu pengetahuan, dilarang
diproduksi, dan digunakan untuk pengobatan.
• Contohnya : Metilen Dioksi Metamfetamin,
Lisergid Acid Diathylamine (LSD), dan
Metamfetamin.
• - Golongan II, III, dan IV dapat digunakan untuk
pengobatan asalkan sudah didaftarkan, seperti
Diazepam, Fenobarbital, Lorasepam, dan
Klordiazepoksid.
OBAT GENERIK
• Obat generik obat dengan nama
resmi yang ditetapkan dalam
Farmakope Indonesia untuk zat
berkhasiat yang dikandungnya.
• Contoh parasetamol generik
berarti obat yang dibuat dengan
kandungan zat aktif parasetamol,
dipasarkan dengan nama
parasetamol, bukan nama merek
seperti Panadol (Glaxo), Pamol
(Interbat), Sanmol (Sanbe)
• Obat generik dibagi lagi menjadi 2 yaitu generik
berlogo dan generik bermerk (branded generic) :
• Obat generik berlogo yang lebih umum disebut obat generik
saja adalah obat yang menggunakan nama zat berkhasiatnya
dan mencantumkan logo perusahaan farmasi yang
memproduksinya pada kemasan obat
• Obat generik bermerk yang lebih umum disebut
obat bermerk adalah obat yang diberi merk
dagang oleh perusahaan farmasi yang
memproduksinya.
OBAT PATEN
• Obat paten adalah obat yang baru ditemukan
berdasarkan riset dan memiliki masa paten yang
tergantung dari jenis obatnya. Menurut UU No. 14
Tahun 2001 masa berlaku paten di Indonesia adalah 20
tahun.
• Selama 20 tahun itu, perusahaan farmasi tersebut
memiliki hak eksklusif di Indonesia untuk
memproduksi obat yang dimaksud. Perusahaan
lain tidak diperkenankan untuk memproduksi dan
memasarkan obat serupa kecuali jika memiliki
perjanjian khusus dengan pemilik paten.
• Setelah obat paten berhenti masa patennya, obat
paten kemudian disebut sebagai obat generik
(generik= nama zat berkhasiatnya
• Obat paten adalah obat dengan nama dagang dan
menggunakan nama yang merupakan milik produsen obat
yang bersangkutan.
• Misal: Lipitor (Pfizer), produk innovator/originator
yaitu merek dagang untuk Atorvastatin.
• Suatu obat disebut obat paten bila hanya diproduksi
oleh pabrik yang menemukan obat atau yang diberi
izin oleh penemunya.
• Pabrik penemu diberi hak paten 15 sampai 20 tahun
untuk memonopoli produksi. Bila hak paten habis,
pabrik lain boleh memproduksi obat tersebut.
• Bila obat tersebut dijual dengan nama kimia
zat berkhasiatnya, kita menyebutnya
sebagai obat generik
Terima Kasih

More Related Content

Similar to Penggolongan Obat (Fitri Ayu Wahyuni_Farmasetika).pptx

KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxZakiah dr
 
Makalah OWA dan Obat Keras
Makalah OWA dan Obat KerasMakalah OWA dan Obat Keras
Makalah OWA dan Obat KerasNata Dev
 
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obatFARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obatRizkiUlinaSari1
 
Arti lingkaran pada obat
Arti lingkaran pada obatArti lingkaran pada obat
Arti lingkaran pada obatNs. Lutfi
 
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.pptPENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.pptdanangAdhi3
 
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.pptPENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.pptEsiAfriyanti1
 
PENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inap
PENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inapPENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inap
PENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inapMahruriSaputra
 
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptxTiaraChaerulZhanah
 
Penggolongan obat berdasarkan jenisnya
Penggolongan obat berdasarkan jenisnyaPenggolongan obat berdasarkan jenisnya
Penggolongan obat berdasarkan jenisnyaRonaldo Tempone
 
Regulasi obat BPOM
Regulasi obat BPOMRegulasi obat BPOM
Regulasi obat BPOMRuz Vi
 
Farmakologi materi.pptx
Farmakologi materi.pptxFarmakologi materi.pptx
Farmakologi materi.pptxsodiqin diqin
 
Materi Kuliah 1. Penggolongan Obat
Materi Kuliah 1. Penggolongan ObatMateri Kuliah 1. Penggolongan Obat
Materi Kuliah 1. Penggolongan ObatRobby Candra Purnama
 
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Jonathan London
 

Similar to Penggolongan Obat (Fitri Ayu Wahyuni_Farmasetika).pptx (20)

UU Farmasi 3
UU Farmasi 3UU Farmasi 3
UU Farmasi 3
 
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
 
Makalah OWA dan Obat Keras
Makalah OWA dan Obat KerasMakalah OWA dan Obat Keras
Makalah OWA dan Obat Keras
 
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obatFARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
 
Arti lingkaran pada obat
Arti lingkaran pada obatArti lingkaran pada obat
Arti lingkaran pada obat
 
farmasetika (Penggolongan obat)
farmasetika (Penggolongan obat)farmasetika (Penggolongan obat)
farmasetika (Penggolongan obat)
 
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.pptPENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
 
Pengelompokan Obat.pptx
Pengelompokan Obat.pptxPengelompokan Obat.pptx
Pengelompokan Obat.pptx
 
Swamedikasi
SwamedikasiSwamedikasi
Swamedikasi
 
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.pptPENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
 
PENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inap
PENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inapPENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inap
PENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inap
 
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
(Pertemuan 2) Pengantar Swamedikasi.pptx
 
Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA
 
Penggolongan obat
Penggolongan obatPenggolongan obat
Penggolongan obat
 
Penggolongan obat berdasarkan jenisnya
Penggolongan obat berdasarkan jenisnyaPenggolongan obat berdasarkan jenisnya
Penggolongan obat berdasarkan jenisnya
 
Regulasi obat BPOM
Regulasi obat BPOMRegulasi obat BPOM
Regulasi obat BPOM
 
Obat
ObatObat
Obat
 
Farmakologi materi.pptx
Farmakologi materi.pptxFarmakologi materi.pptx
Farmakologi materi.pptx
 
Materi Kuliah 1. Penggolongan Obat
Materi Kuliah 1. Penggolongan ObatMateri Kuliah 1. Penggolongan Obat
Materi Kuliah 1. Penggolongan Obat
 
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
 

More from FitriAyuWahyuni1

PENGADAAN DAN PENYIMPANAN MANAJEMEN RUMAH SAKITpptx
PENGADAAN DAN PENYIMPANAN MANAJEMEN RUMAH SAKITpptxPENGADAAN DAN PENYIMPANAN MANAJEMEN RUMAH SAKITpptx
PENGADAAN DAN PENYIMPANAN MANAJEMEN RUMAH SAKITpptxFitriAyuWahyuni1
 
penyampaian informasi obat h.Menyebutkan dan menjelaskan Konsep Dasar Pelayan...
penyampaian informasi obat h.Menyebutkan dan menjelaskan Konsep Dasar Pelayan...penyampaian informasi obat h.Menyebutkan dan menjelaskan Konsep Dasar Pelayan...
penyampaian informasi obat h.Menyebutkan dan menjelaskan Konsep Dasar Pelayan...FitriAyuWahyuni1
 
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO) DAN MESO.pptx
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO) DAN MESO.pptxPEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO) DAN MESO.pptx
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO) DAN MESO.pptxFitriAyuWahyuni1
 
PEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdf
PEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdfPEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdf
PEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdfFitriAyuWahyuni1
 
Monitoring Efek Samping Obat (MESO) Perm
Monitoring Efek Samping Obat (MESO) PermMonitoring Efek Samping Obat (MESO) Perm
Monitoring Efek Samping Obat (MESO) PermFitriAyuWahyuni1
 
Rencana Kerja Bidang Pendidikan & Pengembangan Karir (1).pptx
Rencana Kerja Bidang Pendidikan & Pengembangan Karir (1).pptxRencana Kerja Bidang Pendidikan & Pengembangan Karir (1).pptx
Rencana Kerja Bidang Pendidikan & Pengembangan Karir (1).pptxFitriAyuWahyuni1
 
fdokumen.com_farmakodinamika.ppt
fdokumen.com_farmakodinamika.pptfdokumen.com_farmakodinamika.ppt
fdokumen.com_farmakodinamika.pptFitriAyuWahyuni1
 
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.pptFitriAyuWahyuni1
 
Telaahkritisdr_sugiarto.ppt
Telaahkritisdr_sugiarto.pptTelaahkritisdr_sugiarto.ppt
Telaahkritisdr_sugiarto.pptFitriAyuWahyuni1
 
Farmakologi_GastroIntestinal.pptx
Farmakologi_GastroIntestinal.pptxFarmakologi_GastroIntestinal.pptx
Farmakologi_GastroIntestinal.pptxFitriAyuWahyuni1
 
EBM dalam bidang klinis.pptx
EBM dalam bidang klinis.pptxEBM dalam bidang klinis.pptx
EBM dalam bidang klinis.pptxFitriAyuWahyuni1
 
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.pptFitriAyuWahyuni1
 

More from FitriAyuWahyuni1 (20)

PENGADAAN DAN PENYIMPANAN MANAJEMEN RUMAH SAKITpptx
PENGADAAN DAN PENYIMPANAN MANAJEMEN RUMAH SAKITpptxPENGADAAN DAN PENYIMPANAN MANAJEMEN RUMAH SAKITpptx
PENGADAAN DAN PENYIMPANAN MANAJEMEN RUMAH SAKITpptx
 
penyampaian informasi obat h.Menyebutkan dan menjelaskan Konsep Dasar Pelayan...
penyampaian informasi obat h.Menyebutkan dan menjelaskan Konsep Dasar Pelayan...penyampaian informasi obat h.Menyebutkan dan menjelaskan Konsep Dasar Pelayan...
penyampaian informasi obat h.Menyebutkan dan menjelaskan Konsep Dasar Pelayan...
 
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO) DAN MESO.pptx
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO) DAN MESO.pptxPEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO) DAN MESO.pptx
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO) DAN MESO.pptx
 
PEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdf
PEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdfPEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdf
PEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdf
 
Monitoring Efek Samping Obat (MESO) Perm
Monitoring Efek Samping Obat (MESO) PermMonitoring Efek Samping Obat (MESO) Perm
Monitoring Efek Samping Obat (MESO) Perm
 
asuhan kefarmasian.pptx
asuhan kefarmasian.pptxasuhan kefarmasian.pptx
asuhan kefarmasian.pptx
 
Rencana Kerja Bidang Pendidikan & Pengembangan Karir (1).pptx
Rencana Kerja Bidang Pendidikan & Pengembangan Karir (1).pptxRencana Kerja Bidang Pendidikan & Pengembangan Karir (1).pptx
Rencana Kerja Bidang Pendidikan & Pengembangan Karir (1).pptx
 
asuhan kefarmasian.ppt
asuhan kefarmasian.pptasuhan kefarmasian.ppt
asuhan kefarmasian.ppt
 
fdokumen.com_farmakodinamika.ppt
fdokumen.com_farmakodinamika.pptfdokumen.com_farmakodinamika.ppt
fdokumen.com_farmakodinamika.ppt
 
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
 
Telaahkritisdr_sugiarto.ppt
Telaahkritisdr_sugiarto.pptTelaahkritisdr_sugiarto.ppt
Telaahkritisdr_sugiarto.ppt
 
Hepatitiss.pptx
Hepatitiss.pptxHepatitiss.pptx
Hepatitiss.pptx
 
obesitas.pptx
obesitas.pptxobesitas.pptx
obesitas.pptx
 
Insect Bite.pptx
Insect Bite.pptxInsect Bite.pptx
Insect Bite.pptx
 
FARMAKOLOGI DASAR.pptx
FARMAKOLOGI DASAR.pptxFARMAKOLOGI DASAR.pptx
FARMAKOLOGI DASAR.pptx
 
Farmakologi_GastroIntestinal.pptx
Farmakologi_GastroIntestinal.pptxFarmakologi_GastroIntestinal.pptx
Farmakologi_GastroIntestinal.pptx
 
pico lanjutan.pptx
pico lanjutan.pptxpico lanjutan.pptx
pico lanjutan.pptx
 
EBM dalam bidang klinis.pptx
EBM dalam bidang klinis.pptxEBM dalam bidang klinis.pptx
EBM dalam bidang klinis.pptx
 
EBM Klinis Lanjutann.pptx
EBM Klinis Lanjutann.pptxEBM Klinis Lanjutann.pptx
EBM Klinis Lanjutann.pptx
 
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
_farmakologi-gastrointestinal-kuliah-1ppt.ppt
 

Recently uploaded

ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 

Recently uploaded (20)

ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 

Penggolongan Obat (Fitri Ayu Wahyuni_Farmasetika).pptx

  • 1. PENGGOLONGAN OBAT Apt. Fitri Ayu Wahyuni, M.Farm fitriwahyuni@universitasmulia.ac.id
  • 2. SAP SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Mata Kuliah : Farmasetika Kode Mata Kuliah : 331800 SKS : 4 (3:1) Waktu pertemuan : 14 Pertemuan Ke : 3 A. CPMK : Mengevaluasi Pengambilan Obat jadi dan Dosis Sediaan Farmasi dalam Resep B. Sub-CPMK : Menjelaskan Jenis Obat berdasarkan Logo dan Kewenangan Apoteker terkait Jenis Obat C. Indikator : Mahasiswa Mampu Menyebutkan dan Menjelaskan Jenis Obat Berdasarkan Logo dan Kewenangan Apoteker Terkait Penggolongan Obat ini D. Pokok Bahasan : Penggologan Obat Berdasarkan Logo F. Sub Pokok Bahasan : Penggolongan Jenis Obat Berdasarkan Logo Obat
  • 3. Pertemuan 1 dan 2 o Sejarah Farmasetika dan Konsep Farmasetika o Mengidentifikasi kelengkapan resep, perbedaan resep dan copy resep o Menterjemahkan Bahasa Latin
  • 4. Bentuk Pembelajaran : Ceramah, Diskusi dan Tanya Jawab Evaluasi : Dalam akhir pembelajaran mahasiswa dapat menyimpulkan materi pembelajaran
  • 5. PENGGOLONGAN OBAT Peraturan Menteri Kesehatan Rl Nomor 917/Menkes/Per/X/1993 yang kini telah diperbaiki dengan Permenkes Rl Nomor 949/Menkes/Per/VI/2000. Penggolongan obat ini terdiri dari: obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, psikotropika dan narkotika
  • 6. Perundang-undangan • Obat Bebas • Obat Bebas Terbatas • Obat Keras • Obat Narkotika • Obat Psikotropika Di Indonesia dibagi menjadi 5 untuk keamanan distribusi
  • 8.
  • 9. • Penandaan obat bebas diatur berdasarkan S.K. Menkes Rl Nomor 2380/A/SKA/I/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas dan obat bebas terbatas. • Tanda khusus untuk obat bebas yaitu bulatan berwarna hijau dengan garis tepi warna hitam, seperti terlihat pada gambar berikut • Boleh digunakan tanpa resep dokter Self Medication/ Swamedikasi
  • 11. 2. Obat Bebas Terbatas Disebut daftar W . Obat golongan ini juga relatif aman selama pemakaiannya mengikuti aturan pakai yang ada. Penandaan obat golongan ini adalah adanya lingkaran berwarna biru dan 6 peringatan khusus. Sebagaimana Obat Bebas, obat ini juga dapat diperoleh tanpa resep dokter di apotek, toko obat atau di warung-warung.
  • 12. Daftar "W“ "Waarschuwing" artinya peringatan Obat bebas terbatas adalah Obat Keras yang dapat diserahkan kepada pemakainya tanpa resep dokter, bila penyerahannya memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabriknya atau pembuatnya 2. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda peringatan yang tercetak sesuai cth Tanda peringatan tersebut berwarna hitam, berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih
  • 13. CONTOH OBAT BEBAS TERBATAS
  • 14. OBAT KERAS • Obat daftar G menurut bahasa Belanda "G" singkatan dari "Gevaarlijk" artinya berbahaya jika pemakaiannya tidak berdasarkan resep dokter. • Penandaan : Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 02396/A/SKA/III/1986 adalah "Lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang menyentuh garis tepi“
  • 15. Obat Keras Disebut golongan G (gevaarlijk) yang artinya berbahaya. Obat keras adalah obat yang hanya bisa diperoleh dengan resep dokter. Kemasan obat ditandai dengan lingkaran yang di dalamnya terdapat huruf K berwarna merah yang menyentuh tepi lingkaran yang berwarna hitam. Contoh obat ini adalah Amoksilin, Asam Mefenamat, semua obat dalam bentuk injeksi, dan semua obat baru.
  • 16. Obat Golongan Narkotika Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang narkotika, adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke dalam golongan I, II dan III.
  • 17. Golongan I, II dan III untuk Golongan Obat Narkotika • Golongan I  tidak digunakan dalam terapi, tapi hanya untuk ilmu pengetahuan. Potensi ketergantungan sangat tinggi. contoh: tanaman Papaver somniferum (opium), koka dan ganja, heroin • Golongan II  dapat digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi ketergantungan sangat tinggi. contoh: metadon, morfin, opium, petidin • Golongan III  banyak digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi ketergantungan ringan contoh: kodein
  • 18. Obat Psikotropika Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku (Undang- undang Psikotropika nomor 5 tahun 1997 pasal 1). Psikotropika sebenarnya termasuk golongan obat keras, tetapi bedanya dapat mempengaruhi aktivitas psikis. Psikotropika dibagi menjadi : • Golongan I, sampai sekarang kegunaannya hanya ditujukan untuk ilmu pengetahuan, dilarang diproduksi, dan digunakan untuk pengobatan. • Contohnya : Metilen Dioksi Metamfetamin, Lisergid Acid Diathylamine (LSD), dan Metamfetamin. • - Golongan II, III, dan IV dapat digunakan untuk pengobatan asalkan sudah didaftarkan, seperti Diazepam, Fenobarbital, Lorasepam, dan Klordiazepoksid.
  • 19. OBAT GENERIK • Obat generik obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. • Contoh parasetamol generik berarti obat yang dibuat dengan kandungan zat aktif parasetamol, dipasarkan dengan nama parasetamol, bukan nama merek seperti Panadol (Glaxo), Pamol (Interbat), Sanmol (Sanbe)
  • 20. • Obat generik dibagi lagi menjadi 2 yaitu generik berlogo dan generik bermerk (branded generic) : • Obat generik berlogo yang lebih umum disebut obat generik saja adalah obat yang menggunakan nama zat berkhasiatnya dan mencantumkan logo perusahaan farmasi yang memproduksinya pada kemasan obat • Obat generik bermerk yang lebih umum disebut obat bermerk adalah obat yang diberi merk dagang oleh perusahaan farmasi yang memproduksinya.
  • 21. OBAT PATEN • Obat paten adalah obat yang baru ditemukan berdasarkan riset dan memiliki masa paten yang tergantung dari jenis obatnya. Menurut UU No. 14 Tahun 2001 masa berlaku paten di Indonesia adalah 20 tahun. • Selama 20 tahun itu, perusahaan farmasi tersebut memiliki hak eksklusif di Indonesia untuk memproduksi obat yang dimaksud. Perusahaan lain tidak diperkenankan untuk memproduksi dan memasarkan obat serupa kecuali jika memiliki perjanjian khusus dengan pemilik paten. • Setelah obat paten berhenti masa patennya, obat paten kemudian disebut sebagai obat generik (generik= nama zat berkhasiatnya
  • 22. • Obat paten adalah obat dengan nama dagang dan menggunakan nama yang merupakan milik produsen obat yang bersangkutan. • Misal: Lipitor (Pfizer), produk innovator/originator yaitu merek dagang untuk Atorvastatin. • Suatu obat disebut obat paten bila hanya diproduksi oleh pabrik yang menemukan obat atau yang diberi izin oleh penemunya. • Pabrik penemu diberi hak paten 15 sampai 20 tahun untuk memonopoli produksi. Bila hak paten habis, pabrik lain boleh memproduksi obat tersebut. • Bila obat tersebut dijual dengan nama kimia zat berkhasiatnya, kita menyebutnya sebagai obat generik