2. SAP
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
Mata Kuliah : Farmasetika
Kode Mata Kuliah : 331800
SKS : 4 (3:1)
Waktu pertemuan : 14
Pertemuan Ke : 3
A. CPMK : Mengevaluasi Pengambilan Obat jadi dan Dosis Sediaan
Farmasi dalam Resep
B. Sub-CPMK : Menjelaskan Jenis Obat berdasarkan Logo dan
Kewenangan Apoteker terkait Jenis Obat
C. Indikator : Mahasiswa Mampu Menyebutkan dan Menjelaskan Jenis
Obat Berdasarkan Logo dan Kewenangan Apoteker Terkait
Penggolongan Obat ini
D. Pokok Bahasan : Penggologan Obat Berdasarkan Logo
F. Sub Pokok Bahasan : Penggolongan Jenis Obat Berdasarkan Logo Obat
3. Pertemuan 1 dan 2
o Sejarah Farmasetika dan
Konsep Farmasetika
o Mengidentifikasi
kelengkapan resep,
perbedaan resep dan copy
resep
o Menterjemahkan Bahasa
Latin
4. Bentuk Pembelajaran : Ceramah,
Diskusi dan Tanya Jawab
Evaluasi : Dalam akhir
pembelajaran mahasiswa dapat
menyimpulkan materi
pembelajaran
5. PENGGOLONGAN OBAT
Peraturan Menteri Kesehatan Rl Nomor 917/Menkes/Per/X/1993 yang kini
telah diperbaiki dengan Permenkes Rl Nomor 949/Menkes/Per/VI/2000.
Penggolongan obat ini terdiri dari: obat bebas, obat bebas terbatas, obat
keras, psikotropika dan narkotika
6. Perundang-undangan
• Obat Bebas
• Obat Bebas Terbatas
• Obat Keras
• Obat Narkotika
• Obat Psikotropika
Di Indonesia dibagi menjadi
5 untuk keamanan
distribusi
9. • Penandaan obat bebas diatur berdasarkan
S.K. Menkes Rl Nomor 2380/A/SKA/I/1983
tentang tanda khusus untuk obat bebas dan
obat bebas terbatas.
• Tanda khusus untuk obat bebas yaitu bulatan
berwarna hijau dengan garis tepi warna
hitam, seperti terlihat pada gambar berikut
• Boleh digunakan tanpa resep dokter Self
Medication/ Swamedikasi
11. 2. Obat Bebas Terbatas
Disebut daftar W . Obat golongan ini juga
relatif aman selama pemakaiannya
mengikuti aturan pakai yang ada.
Penandaan obat golongan ini adalah
adanya lingkaran berwarna biru dan 6
peringatan khusus. Sebagaimana Obat
Bebas, obat ini juga dapat diperoleh
tanpa resep dokter di apotek, toko obat
atau di warung-warung.
12. Daftar "W“ "Waarschuwing" artinya peringatan
Obat bebas terbatas adalah Obat Keras yang
dapat diserahkan kepada pemakainya tanpa
resep dokter, bila penyerahannya memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam
bungkusan asli dari pabriknya atau
pembuatnya
2. Pada penyerahannya oleh pembuat atau
penjual harus mencantumkan tanda
peringatan yang tercetak sesuai cth Tanda
peringatan tersebut berwarna hitam,
berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm dan
memuat pemberitahuan berwarna putih
14. OBAT KERAS
• Obat daftar G menurut bahasa Belanda
"G" singkatan dari "Gevaarlijk" artinya
berbahaya jika pemakaiannya tidak
berdasarkan resep dokter.
• Penandaan : Berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No.
02396/A/SKA/III/1986 adalah "Lingkaran bulat
berwarna merah dengan garis tepi berwarna
hitam dengan huruf K yang menyentuh garis
tepi“
15. Obat Keras
Disebut golongan G (gevaarlijk) yang artinya
berbahaya. Obat keras adalah obat yang hanya
bisa diperoleh dengan resep dokter. Kemasan
obat ditandai dengan lingkaran yang di dalamnya
terdapat huruf K berwarna merah yang
menyentuh tepi lingkaran yang berwarna hitam.
Contoh obat ini adalah Amoksilin, Asam
Mefenamat, semua obat dalam bentuk injeksi,
dan semua obat baru.
16. Obat Golongan Narkotika
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang narkotika, adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke dalam golongan I, II dan III.
17. Golongan I, II dan III untuk Golongan Obat
Narkotika
• Golongan I
tidak digunakan dalam terapi, tapi hanya untuk ilmu
pengetahuan. Potensi ketergantungan sangat tinggi.
contoh: tanaman Papaver somniferum (opium), koka dan ganja, heroin
• Golongan II
dapat digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan. Potensi
ketergantungan sangat tinggi.
contoh: metadon, morfin, opium, petidin
• Golongan III
banyak digunakan dalam terapi dan ilmu pengetahuan.
Potensi ketergantungan ringan
contoh: kodein
18. Obat Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-
undang Psikotropika nomor 5 tahun 1997 pasal 1).
Psikotropika sebenarnya termasuk golongan obat
keras, tetapi bedanya dapat mempengaruhi
aktivitas psikis. Psikotropika dibagi menjadi :
• Golongan I, sampai sekarang kegunaannya
hanya ditujukan untuk ilmu pengetahuan, dilarang
diproduksi, dan digunakan untuk pengobatan.
• Contohnya : Metilen Dioksi Metamfetamin,
Lisergid Acid Diathylamine (LSD), dan
Metamfetamin.
• - Golongan II, III, dan IV dapat digunakan untuk
pengobatan asalkan sudah didaftarkan, seperti
Diazepam, Fenobarbital, Lorasepam, dan
Klordiazepoksid.
19. OBAT GENERIK
• Obat generik obat dengan nama
resmi yang ditetapkan dalam
Farmakope Indonesia untuk zat
berkhasiat yang dikandungnya.
• Contoh parasetamol generik
berarti obat yang dibuat dengan
kandungan zat aktif parasetamol,
dipasarkan dengan nama
parasetamol, bukan nama merek
seperti Panadol (Glaxo), Pamol
(Interbat), Sanmol (Sanbe)
20. • Obat generik dibagi lagi menjadi 2 yaitu generik
berlogo dan generik bermerk (branded generic) :
• Obat generik berlogo yang lebih umum disebut obat generik
saja adalah obat yang menggunakan nama zat berkhasiatnya
dan mencantumkan logo perusahaan farmasi yang
memproduksinya pada kemasan obat
• Obat generik bermerk yang lebih umum disebut
obat bermerk adalah obat yang diberi merk
dagang oleh perusahaan farmasi yang
memproduksinya.
21. OBAT PATEN
• Obat paten adalah obat yang baru ditemukan
berdasarkan riset dan memiliki masa paten yang
tergantung dari jenis obatnya. Menurut UU No. 14
Tahun 2001 masa berlaku paten di Indonesia adalah 20
tahun.
• Selama 20 tahun itu, perusahaan farmasi tersebut
memiliki hak eksklusif di Indonesia untuk
memproduksi obat yang dimaksud. Perusahaan
lain tidak diperkenankan untuk memproduksi dan
memasarkan obat serupa kecuali jika memiliki
perjanjian khusus dengan pemilik paten.
• Setelah obat paten berhenti masa patennya, obat
paten kemudian disebut sebagai obat generik
(generik= nama zat berkhasiatnya
22. • Obat paten adalah obat dengan nama dagang dan
menggunakan nama yang merupakan milik produsen obat
yang bersangkutan.
• Misal: Lipitor (Pfizer), produk innovator/originator
yaitu merek dagang untuk Atorvastatin.
• Suatu obat disebut obat paten bila hanya diproduksi
oleh pabrik yang menemukan obat atau yang diberi
izin oleh penemunya.
• Pabrik penemu diberi hak paten 15 sampai 20 tahun
untuk memonopoli produksi. Bila hak paten habis,
pabrik lain boleh memproduksi obat tersebut.
• Bila obat tersebut dijual dengan nama kimia
zat berkhasiatnya, kita menyebutnya
sebagai obat generik