Dokumen tersebut membahas penggolongan obat berdasarkan undang-undang di Indonesia, termasuk obat bebas terbatas, obat bebas, obat keras, narkotika, psikotropika, dan obat herbal. Obat-obat tersebut memiliki ketentuan yang berbeda terkait kebutuhan resep dokter dan lokasi penjualan yang diizinkan.
2. Penggolongan obat
Penggolongan obat sederhana dapat diketahui dari
definisi yang lengkap di atas yaitu obat untuk
manusia dan obat untuk hewan. Selain itu ada
penggolongan obat yang lain, dimana
penggolongan obat itu dimaksud untuk
peningkatan keamanan dan ketepatan
penggunaan serta pengamanan distribusi.
3. Berdasarkan undang-undang obat
digolongkan dalam :
obat bebas terbatas
obat bebas
obat keras
obat wajib apotek
obat narkotika
obat psikotropika
obat herbal
4. 1. Obat bebas terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang
dapat dibeli bebas tanpa resep dokter di
toko obat berizin. Obat bebas terbatas
digunakan untuk mengobati penyakit
ringan. Pada dasarnya obat bebas terbatas
merupakan obat keras, namun diberi
batasan pada takaran bahanya.
6. Tanda peringatan obat bebas terbatas :
p. No 1
Awas! Obat keras
Bacalah aturan pakai
P. No 2
Awas ! Obat keras
Hanya untuk kumur, jangan
ditelan
P. No 3
Awas ! Obat keras
Hanya untuk bagian luar
badan
P. No 4
Awas ! Obat keras
Hanya untuk dibakar
P. No 5
Awas ! Obat keras
Tidak boleh ditelan
P. No 6
Awas ! Obat keras
Obat wasir jangan ditelan
7. 2. Obat bebas
Obat bebas dapat dibeli bebas tanpa resep
dokter dan dapat dibeli di apotek dan toko
obat berizin untuk mengatasi problem
ringan yang bersifat non spesifik. Obat
bebas relatif aman dan boleh digunakan
untuk swamedikasi.
8. Contoh obat bebas :
Oralit
Paracetamol
Ibuprofen
Asetosal
Beberapa suplemen dan vitamin
9. 3. Obat keras
Obat keras ( obat daftar G) termasuk juga
psikotropika untuk memperolehnya harus
dengan resep dokter dan dapat dibeli di
apotek atau rumah sakit. Namun ada obat
keras yang bisa di beli di apotek tanpa
resep dokter yang diserahkan oleh
apoteker disebut dengan OWA.
11. 4. Narkotika
Secara awam obat narkotika disebut obat
bius. Hal ini karena dalam bidang
kedokteran, obat-obat narkotika umum
digunakan sebagai anestesi dan analgetik.
Narkotika hanya boleh diperjualkan di
apotek atau rumah sakit dengan resep
dokter, dengan menujukan resep asli dan
resep tidak boleh dicopy.
12. Narkotika diatur dalam UU 22 tahun 1997 dan
diperbarui dengan UU no 35 tahun 2009
tentang narkotika, bahwa narkotika adalah zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan, baik sintesis atau semisintesis yang
dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan tingkat kesadaran, hilangnya rasa,
munculnya semangat, halusinasi,
menimbulkan efek ketergantungan bagi
penggunanya. Oleh karena itu narkotika
diawasi secara ketat untuk membatasi
penyalahgunaan.
13. Pengawasan dilakukan antara lain :
Setiap institusi yang menggunakan atau
menjual narkotika seperti apotek dan rumah
sakit harus melapokan kek depkes atau
BPOM tentang pembelian,penyalahgunaan,
dan penjualannya. Disamping itu, produksi,
impor, dan distribusinya hanya
dilaksanakan oleh 1 badan usaha milik
negara (BUMN) yaitu kimia farma.
14. Narkotika dibagi jadi 3 golongan :
1) golongan 1
narkotika hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta dilarang diproduksi atau
tidak digunakan untuk pengobatan atau
dalam terapi, mempunyai potensi sangat
tinggi menyebabkan ketergantungan.
Contoh : papaver somniferum L, cannabis
sativa, heroin, kokain.
15. 2). Golongan 2
Narkotika yang berkhasiat pengobatan,
digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi dan untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan.
Contoh : fentanil, morfin, petidin, metadon
16. 3). Golongan 3
Narkotik yang berkhasiat penggolongan
dan banyak digunakan dalam terapi dan
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan,
potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan.
Contoh : kodein
17. 5. psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat yang
bekerja menurunkan fungsi otak serta
merangsang susunan syaraf pusat
sehingga menimbulkan reaksi berupa
halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir,
perubahan perasaan yang tiba tiba, dan
menimbulkan rasa kecanduan.
18. Psikotropika digolongkan menjadi 4
psikotropika golongan 1
hanya dapat digunakan demi tujuan ilmu
pengetahuan.
contoh : blolamfetamin, mekatinona,
tenamfetamine.
Psikotropika golongan 2
bisa digunakan untuk tujuan medis dan terapi
dan bisa digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan.
contoh : amfetamin, sekorbarbital, zipeprol.
19. • psikotropika golongan 3
sama dengan psiotropika golongan 2
contoh : amorbarbital, katina, pentazocine.
Psikotropika golongan 4
bermanfaat dalam pengobatan dan
golongan ini juga sangat luas digunakan.
contoh : alprazolam, diazepam, lorazepam.
20. obat adalah racun, hanya dalam takaran
yang sesuai dan penggunaan yang tepat
maka ia akan bermanfaat. Apabila
digunakan tidak mengikuti aturan, ia akan
merugikan bahkan menimbulkan efek-efek
yang tidak diinginkan bahkan kematian.