SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
3/20/2017
Penggolongan
ObatBerdasarkan
Jenisnya
Dosen : Adriana Patantan, M.Farm, APT
Ronaldo Tempone
NIM: 1614201447
KELAS A9 SEMESTER 2 FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO
Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI
PENGGOLONGAN OBAT
BERDASARKAN JENISNYA
Berikut ini penggolongan obat berdasarkan jenisnya menurut Permenkes Nomor 917 Tahun 1993 :
Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI
1. Obat Bebas
Obat Bebas ini sering disebut juga dengan obat daftar F (Free= bebas) dimana oabat ini dijual bebas dan
dapat dibeli tanpa resep dokter.
Tanda dari golongan obat ini adalah lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam. biasanya
tanda obat ini terletak pada kardus, kemasan maupun etiket di obat. Berikut gambar tanda obat bebas :
Contoh Obat Bebas adalah Parasetamol, Oralit, Antasida,Vitamin C.
Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI
2. Obat Bebas Terbatas
Obat Bebas Terbatas merupakan obat-obatan dalam daftar obat W (Waarschuwig = Peringatan) dimana
obat ini merupakan obat keras yang dapat diserahkan kepada pemakainya tanpa resep dokter, bila
penyerahannya memenuhi persyaratan sebagaiberikut :
a. Obat tersebut hanyaBOLEH dijual dalam bungkus asli dari pabriknya atau pembuatnya.
b. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda peringatan. Tanda peringatan
tersebut berwarna hitam, dengan panjang 5 cm dan lebar 2 cm. Dalam kotak tersebut memuat pemberitahuan
dengan tulisan berwarna putih seperti kotak dibawah ini:
Tanda dari golongan obat ini adalah lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam. biasanya tanda
obat ini terletak pada kardus, kemasan maupun etiket di obat. Berikut gambar tanda Obat Bebas Terbatas :
Contoh Obat Bebas Terbatas adalah CTM, Dextromethorphan,Bbetadine, Bisacodyl, Bromhexin.
Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI
3. Obat Keras
Obat Keras merupakan obat yang hanya dapat dibeli dengan RESEP DOKTER.
Adapun penandaannya diatur berdasarkan KMKRI No. 02396/A/SK/VIII/1986 tentang tanda khusus Obat Keras
daftar G (Gevaarlijk = Berbahaya) adalah lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi dan terdapat
huruf K yang menyentuh garis berwarna hitam, seperti pada gambar berikut :
Contoh Obat Keras adalah semua Antibiotik (Amoksisilin, Sefadroksil, Isoniazid, Rifampisin), Obat Hipertensi
(Captopril, Amlodipin, Valsartan, Propanolol), Obat Diabetes Melitus (Glimepirid, Metformin, Acarbose,
Nateglinid), Obat Kolesterol (Simvastatin, Atorvastatin, Gemfibrozil).
Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI
4. Obat Wajib Apotek
Obat wajib apotek (OWA) merupakan obat keras yang dapat diserahkan oleh Apoteker di apotek tanpa
resep dokter dengan pertimbangan sebagai berikut :
 Pertimbangan utama untukobat wajib apotek ini sama dengan pertimbangan obat yang diserahkan tanpa
resep dokter, yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna
mengatasi masalah kesehatan, dengan meningkatkan pengobatan sendiri (swamedikasi) secara tepat,
aman dan rasional.
 Pertimbangan yang kedua untuk meningkatkan peran apoteker di apotek dalam pelayanan komunikasi,
informasi dan edukasi serta pelayanan obat kepada masyarakat.
 Pertimbangan ketiga untuk peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk mengobati sendiri
(swamedikasi). Obat yang termasuk dalam OWA misalnya obat saluran cerna (antasida), ranitidin, asam
mefenamat, pil KB dan lain-lain.
Obat golongan ini dapat dijual maupun dibeli dengan jumlah terbatas
Tanda dari obat ini adalah sama seperti obat Keras.
Contoh Obat Wajib Apotek : Aminofilin Supp., Asam Mefenamat, Albendazol, Bacitracin, Alopurinol, Aminofilin
supositoria.
Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI
5. Obat Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obatr, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku
(UU No. 5 Tahun 1997).
Psikotropika dibagi menjadi 4 golongan yaitu :
1. Obat Psikotropika golongan I hanya untukdigunakan sebagai ilmu pengetahuan,tidak digunakan sebagai
terapi serta mempunyai potensi amat kuat untuk ketergantungan. contoh : MDMA, LSD
2. Obat Psikotropika golongan II digunakan sebagai perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat digunakan
sebagai terapi serta mempunyai potensi kuat untuk ketergantungan. contoh : Amfetamin, Sekobarbital
3. Obat Psikotropika golongan III digunakan sebagai perkembangan ilmu pengetahuan
dan banyak digunakan sebagai terapi serta mempunyai potensi sedang untuk ketergantungan. contoh :
amobarbital
Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI
4. Obat Psikotropika golongan IV digunakan sebagai perkembangan ilmu pengetahuan dan sangat
luas digunakan sebagai terapi serta mempunyai potensi ringan untuk ketergantungan. contoh : Alprazolam,
Diazepam, Fenobarbital
Penandaan pada psikotropika sama dengan penandaan untuk obat keras. sebenarnya Psikotropika termasuk kedalam
obat keras, namun karena obat ini memiliki efek yang dapat menimbulkan ketergantungan maka dahulu obat ini
dikategorikan sebagai Obat Keras Tertentu (OKT).
Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI
6. Obat Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis,
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana
terlampir dalam UU tentang Narkotika ( UU No. 35 Tahun 2009).
Narkotika dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
1. Obat narkotika golongan I hanya dapat digunakan untuk ilmu pengetahuandantidak digunakan untuk
terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi untuk ketergantungan. contoh : Papaver somniferum L,
Opium, Kokain, Heroin.
2. Obat narkotika golongan II digunakan sebagai pilihan terakhir dalam pengobatandan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi untuk ketergantungan.contoh : Morfin,
Fentanil, Petidin.
Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI
3. Obat narkotika golongan III digunakan sebagai pengobatan dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ringan untuk ketergantungan. contoh : Codein, Dietil Propion.
Penggunaan dan semua pengelolaan obat ini butuh penanganan dan pelaporan khusus. Karena obat ini sering
disalah gunakan oleh para pecandu. Pembelian obat ini pun harus menggunakan RESEP DOKTER. Obat ini dapat
dilayani HANYA dengan RESEP ASLI sesuaidengan Surat Edaran Dirgen POM Depkes RI No. 336/E/SE/77. Dalam
SE tersebut dijelaskan bahwa :
 Apotek DILARANG MELAYANI SALINAN RESEP yang mengandung Narkotika, walaupun resep
tersebut baru dilayani sebagian maupun belum dilayani sama sekali.
 ApotekBOLEH membuat salinan resep tapi SALINAN RESEP TERSEBUT HANYA BOLEH
DILAYANI DI APOTEK YANG MENYIMPAN RESEP ASLI.
 Salinan resep dengan tulisan ITER, TIDAKBOLEH DILAYANI SAMA SEKALI.
Obat golongan ini memiliki tanda berupa lingkaran dengan garis berwarna merah dan ditengahnya terdapat simbol
"plus" atau "tanda tambah" yang berwarna merah, seperti gambar dibawah ini :
Pengelolaan obat narkotika dan psikotropika dipantau begitu ketat mengingat kedua obat ini memiliki efek
ketergantungan jika disalahgunakan. pengelolaan kedua obat ini pun diatur oleh PMK No 3 tahun 2015 .

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolNovi Fachrunnisa
 
Tenaga Teknis Kefarmasian & Apotek
Tenaga Teknis Kefarmasian & ApotekTenaga Teknis Kefarmasian & Apotek
Tenaga Teknis Kefarmasian & Apoteknadia
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Surya Amal
 
Pedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rsPedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rsHenry Nobito
 
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunderFistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunderAprizal Tsumaruto
 
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det origFARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det origNesha Mutiara
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakCTie Lupy
 
Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Ulfah Hanum
 
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptxadaptifakhlak
 
Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obatpjj_kemenkes
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATSurya Amal
 
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaSapan Nada
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Pengelolaan obat di apotek (5)
Pengelolaan obat di apotek (5)Pengelolaan obat di apotek (5)
Pengelolaan obat di apotek (5)
 
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakitManajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
 
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
 
Tenaga Teknis Kefarmasian & Apotek
Tenaga Teknis Kefarmasian & ApotekTenaga Teknis Kefarmasian & Apotek
Tenaga Teknis Kefarmasian & Apotek
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker
 
Pedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rsPedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rs
 
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunderFistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
 
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det origFARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
 
Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013
 
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx
 
Interaksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptorInteraksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptor
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
persentase
persentase persentase
persentase
 
Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obat
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
 
Konseling dan pio nada
Konseling dan pio nadaKonseling dan pio nada
Konseling dan pio nada
 

Similar to Penggolongan obat berdasarkan jenisnya

Farmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obatFarmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obatJohan Bernardus
 
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Jonathan London
 
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxZakiah dr
 
Farmakologi materi.pptx
Farmakologi materi.pptxFarmakologi materi.pptx
Farmakologi materi.pptxsodiqin diqin
 
penggolongan obat menurut pemerintah
 penggolongan obat menurut pemerintah penggolongan obat menurut pemerintah
penggolongan obat menurut pemerintahGdiss Yogaswara
 
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptx
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptxFarmasetika Dasar_PII_DIII.pptx
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptxEriskaAgustin
 
Penggolongan Obat (Fitri Ayu Wahyuni_Farmasetika).pptx
Penggolongan Obat (Fitri Ayu Wahyuni_Farmasetika).pptxPenggolongan Obat (Fitri Ayu Wahyuni_Farmasetika).pptx
Penggolongan Obat (Fitri Ayu Wahyuni_Farmasetika).pptxFitriAyuWahyuni1
 
Arti lingkaran pada obat
Arti lingkaran pada obatArti lingkaran pada obat
Arti lingkaran pada obatNs. Lutfi
 
Makalah OWA dan Obat Keras
Makalah OWA dan Obat KerasMakalah OWA dan Obat Keras
Makalah OWA dan Obat KerasNata Dev
 
Materi Kuliah 1. Penggolongan Obat
Materi Kuliah 1. Penggolongan ObatMateri Kuliah 1. Penggolongan Obat
Materi Kuliah 1. Penggolongan ObatRobby Candra Purnama
 
Makalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdana
Makalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdanaMakalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdana
Makalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdanaMuhammadAnanda111000
 
Farmakologi - Kategori Obat.pptx
Farmakologi - Kategori Obat.pptxFarmakologi - Kategori Obat.pptx
Farmakologi - Kategori Obat.pptxDianEskawinanti
 
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptxKONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptxandrint12345
 
KONSEP_FARMAKOLOGI (1).pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI (1).pptxKONSEP_FARMAKOLOGI (1).pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI (1).pptxTriPurmaSari1
 

Similar to Penggolongan obat berdasarkan jenisnya (20)

PENGGOLONGAN OBAT.pptx
PENGGOLONGAN OBAT.pptxPENGGOLONGAN OBAT.pptx
PENGGOLONGAN OBAT.pptx
 
Farmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obatFarmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obat
 
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
 
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
 
Farmakologi materi.pptx
Farmakologi materi.pptxFarmakologi materi.pptx
Farmakologi materi.pptx
 
penggolongan obat menurut pemerintah
 penggolongan obat menurut pemerintah penggolongan obat menurut pemerintah
penggolongan obat menurut pemerintah
 
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptx
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptxFarmasetika Dasar_PII_DIII.pptx
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptx
 
Penggolongan Obat (Fitri Ayu Wahyuni_Farmasetika).pptx
Penggolongan Obat (Fitri Ayu Wahyuni_Farmasetika).pptxPenggolongan Obat (Fitri Ayu Wahyuni_Farmasetika).pptx
Penggolongan Obat (Fitri Ayu Wahyuni_Farmasetika).pptx
 
Arti lingkaran pada obat
Arti lingkaran pada obatArti lingkaran pada obat
Arti lingkaran pada obat
 
Makalah OWA dan Obat Keras
Makalah OWA dan Obat KerasMakalah OWA dan Obat Keras
Makalah OWA dan Obat Keras
 
Materi Kuliah 1. Penggolongan Obat
Materi Kuliah 1. Penggolongan ObatMateri Kuliah 1. Penggolongan Obat
Materi Kuliah 1. Penggolongan Obat
 
Makalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdana
Makalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdanaMakalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdana
Makalah filsafat-ilmu-muhammad-ananda-perdana
 
Farmakologi - Kategori Obat.pptx
Farmakologi - Kategori Obat.pptxFarmakologi - Kategori Obat.pptx
Farmakologi - Kategori Obat.pptx
 
farmasetika (Penggolongan obat)
farmasetika (Penggolongan obat)farmasetika (Penggolongan obat)
farmasetika (Penggolongan obat)
 
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptxKONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
 
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptxKONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
 
KONSEP_FARMAKOLOGI (1).pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI (1).pptxKONSEP_FARMAKOLOGI (1).pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI (1).pptx
 
Ilmu resep
Ilmu resepIlmu resep
Ilmu resep
 
Swamedikasi
SwamedikasiSwamedikasi
Swamedikasi
 
Modul 2 kb 1
Modul 2 kb 1Modul 2 kb 1
Modul 2 kb 1
 

Recently uploaded

MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 

Recently uploaded (20)

MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 

Penggolongan obat berdasarkan jenisnya

  • 1. 3/20/2017 Penggolongan ObatBerdasarkan Jenisnya Dosen : Adriana Patantan, M.Farm, APT Ronaldo Tempone NIM: 1614201447 KELAS A9 SEMESTER 2 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO
  • 2. Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN JENISNYA Berikut ini penggolongan obat berdasarkan jenisnya menurut Permenkes Nomor 917 Tahun 1993 :
  • 3. Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI 1. Obat Bebas Obat Bebas ini sering disebut juga dengan obat daftar F (Free= bebas) dimana oabat ini dijual bebas dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda dari golongan obat ini adalah lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam. biasanya tanda obat ini terletak pada kardus, kemasan maupun etiket di obat. Berikut gambar tanda obat bebas : Contoh Obat Bebas adalah Parasetamol, Oralit, Antasida,Vitamin C.
  • 4. Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI 2. Obat Bebas Terbatas Obat Bebas Terbatas merupakan obat-obatan dalam daftar obat W (Waarschuwig = Peringatan) dimana obat ini merupakan obat keras yang dapat diserahkan kepada pemakainya tanpa resep dokter, bila penyerahannya memenuhi persyaratan sebagaiberikut : a. Obat tersebut hanyaBOLEH dijual dalam bungkus asli dari pabriknya atau pembuatnya. b. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda peringatan. Tanda peringatan tersebut berwarna hitam, dengan panjang 5 cm dan lebar 2 cm. Dalam kotak tersebut memuat pemberitahuan dengan tulisan berwarna putih seperti kotak dibawah ini: Tanda dari golongan obat ini adalah lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam. biasanya tanda obat ini terletak pada kardus, kemasan maupun etiket di obat. Berikut gambar tanda Obat Bebas Terbatas : Contoh Obat Bebas Terbatas adalah CTM, Dextromethorphan,Bbetadine, Bisacodyl, Bromhexin.
  • 5. Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI 3. Obat Keras Obat Keras merupakan obat yang hanya dapat dibeli dengan RESEP DOKTER. Adapun penandaannya diatur berdasarkan KMKRI No. 02396/A/SK/VIII/1986 tentang tanda khusus Obat Keras daftar G (Gevaarlijk = Berbahaya) adalah lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi dan terdapat huruf K yang menyentuh garis berwarna hitam, seperti pada gambar berikut : Contoh Obat Keras adalah semua Antibiotik (Amoksisilin, Sefadroksil, Isoniazid, Rifampisin), Obat Hipertensi (Captopril, Amlodipin, Valsartan, Propanolol), Obat Diabetes Melitus (Glimepirid, Metformin, Acarbose, Nateglinid), Obat Kolesterol (Simvastatin, Atorvastatin, Gemfibrozil).
  • 6. Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI 4. Obat Wajib Apotek Obat wajib apotek (OWA) merupakan obat keras yang dapat diserahkan oleh Apoteker di apotek tanpa resep dokter dengan pertimbangan sebagai berikut :  Pertimbangan utama untukobat wajib apotek ini sama dengan pertimbangan obat yang diserahkan tanpa resep dokter, yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan, dengan meningkatkan pengobatan sendiri (swamedikasi) secara tepat, aman dan rasional.  Pertimbangan yang kedua untuk meningkatkan peran apoteker di apotek dalam pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi serta pelayanan obat kepada masyarakat.  Pertimbangan ketiga untuk peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk mengobati sendiri (swamedikasi). Obat yang termasuk dalam OWA misalnya obat saluran cerna (antasida), ranitidin, asam mefenamat, pil KB dan lain-lain. Obat golongan ini dapat dijual maupun dibeli dengan jumlah terbatas Tanda dari obat ini adalah sama seperti obat Keras. Contoh Obat Wajib Apotek : Aminofilin Supp., Asam Mefenamat, Albendazol, Bacitracin, Alopurinol, Aminofilin supositoria.
  • 7. Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI 5. Obat Psikotropika Psikotropika adalah zat atau obatr, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku (UU No. 5 Tahun 1997). Psikotropika dibagi menjadi 4 golongan yaitu : 1. Obat Psikotropika golongan I hanya untukdigunakan sebagai ilmu pengetahuan,tidak digunakan sebagai terapi serta mempunyai potensi amat kuat untuk ketergantungan. contoh : MDMA, LSD 2. Obat Psikotropika golongan II digunakan sebagai perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat digunakan sebagai terapi serta mempunyai potensi kuat untuk ketergantungan. contoh : Amfetamin, Sekobarbital 3. Obat Psikotropika golongan III digunakan sebagai perkembangan ilmu pengetahuan dan banyak digunakan sebagai terapi serta mempunyai potensi sedang untuk ketergantungan. contoh : amobarbital
  • 8. Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI 4. Obat Psikotropika golongan IV digunakan sebagai perkembangan ilmu pengetahuan dan sangat luas digunakan sebagai terapi serta mempunyai potensi ringan untuk ketergantungan. contoh : Alprazolam, Diazepam, Fenobarbital Penandaan pada psikotropika sama dengan penandaan untuk obat keras. sebenarnya Psikotropika termasuk kedalam obat keras, namun karena obat ini memiliki efek yang dapat menimbulkan ketergantungan maka dahulu obat ini dikategorikan sebagai Obat Keras Tertentu (OKT).
  • 9. Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI 6. Obat Narkotika Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam UU tentang Narkotika ( UU No. 35 Tahun 2009). Narkotika dibagi menjadi 3 golongan yaitu : 1. Obat narkotika golongan I hanya dapat digunakan untuk ilmu pengetahuandantidak digunakan untuk terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi untuk ketergantungan. contoh : Papaver somniferum L, Opium, Kokain, Heroin. 2. Obat narkotika golongan II digunakan sebagai pilihan terakhir dalam pengobatandan untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi untuk ketergantungan.contoh : Morfin, Fentanil, Petidin.
  • 10. Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI 3. Obat narkotika golongan III digunakan sebagai pengobatan dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan untuk ketergantungan. contoh : Codein, Dietil Propion. Penggunaan dan semua pengelolaan obat ini butuh penanganan dan pelaporan khusus. Karena obat ini sering disalah gunakan oleh para pecandu. Pembelian obat ini pun harus menggunakan RESEP DOKTER. Obat ini dapat dilayani HANYA dengan RESEP ASLI sesuaidengan Surat Edaran Dirgen POM Depkes RI No. 336/E/SE/77. Dalam SE tersebut dijelaskan bahwa :  Apotek DILARANG MELAYANI SALINAN RESEP yang mengandung Narkotika, walaupun resep tersebut baru dilayani sebagian maupun belum dilayani sama sekali.  ApotekBOLEH membuat salinan resep tapi SALINAN RESEP TERSEBUT HANYA BOLEH DILAYANI DI APOTEK YANG MENYIMPAN RESEP ASLI.  Salinan resep dengan tulisan ITER, TIDAKBOLEH DILAYANI SAMA SEKALI. Obat golongan ini memiliki tanda berupa lingkaran dengan garis berwarna merah dan ditengahnya terdapat simbol "plus" atau "tanda tambah" yang berwarna merah, seperti gambar dibawah ini : Pengelolaan obat narkotika dan psikotropika dipantau begitu ketat mengingat kedua obat ini memiliki efek ketergantungan jika disalahgunakan. pengelolaan kedua obat ini pun diatur oleh PMK No 3 tahun 2015 .