Resolusi Langsung Kromatografi Lapis Tipis dari Senyawa Atenolol dan Propanolol ke dalam Etantiomer mereka(adenolol dan propanolol) Menggunakan Tiga Senyawa Kiral yang Berbeda Sebagai Selektor Impregnasi Reagen
Kromatografi Lapis Tipis: Identifikasi Enantiomer Senyawa Adenolol dan Propanolol
1. 1
MAKALAH KROMATOGRAFI
Resolusi Langsung Kromatografi Lapis Tipis dari Senyawa Atenolol dan Propanolol ke
dalam Etantiomer mereka(adenolol dan propanolol) Menggunakan Tiga Senyawa Kiral
yang Berbeda Sebagai Selektor Impregnasi Reagen
Disusun Oleh:
Nama : MUHAMMAD FIRZA AKBAR
Nim : K100140035
Kelas : A
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
2. 2
Kata pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT dimana telah melimpahkan segala Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai refrensi maupun acuan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman serta pengetahuan yang saya miliki sangat kurang. Oleh
kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Surakarta , Oktober 2015
Penyusun
Muhamad Firza Akbar
3. 3
Daftar Isi
COVER ..........................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
LATAR BELAKANG...............................................................................................................4
RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................4
TUJUAN PENELITIAN.........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
DEFINISI KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS......................................................................5
Definisi Enantiometri, Kiral, Rasemik, dan Impregnasi..........................................6
Prosedur Kerja.......................................................................................................................7
Hasil dan Diskusi…………………………………………………………………………………………8
BAB III PENUTUP....................................................................................................................................10
KESIMPULAN.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan sejalan dengan perkembangan tekhnologi. Berbagai
alat dengan kecanggihan semakin meningkat. Hal ini juga termasuk perkembangan dalam
ilmu farmasi, tidak terkecuali bidang Analisis farmasi. Dalam bidang ini, selama beberapa
tahun terakhir terjadi perkembangan yang pesat untuk teknik pemisahan. Penerapan metode
seperti kromatografi dianggap metode modern yang saat ini sering digunakan dalam berbagai
riset dan penelitian. Hal ini terbukti dengan banyaknya publikasi ilmiah yang berkaitan
dengan penggunaan metode tersebut, baik untuk tujuan analisis kualitatif maupun
kuantitatif.
Kromatografi banyak dipilih karena merupakan metode pemisahan yang sederhana.
Kromatografi mencakup berbagai proses yang berdasarkan pada perbedaan distribusi dari
penyusunan cuplikan antara dua fasa.Satu fasa tetap tinggal pada sistem dan dinamakan fasa
diam. Fasa lainnya dinamakan fasa gerak menyebabkan perbedaan migrasi dari penyusun
cuplikan. Kromatografi juga dapat digunakan, jika metode klasik tidak dapat dilakukan
karena jumlah cuplikan rendah, kompleksitas campuran yang hendak dipisahkan atau sifat
berkerabat zat yang sulit dipisah (Gandjar dan Rohman, 2007). Kromatografi ada bermacam-
macam diantaranya kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, penukar ion, penyaringan
gel dan elektroforesis (Sastrohamidjojo, 1985).
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kromatografi lapis tipis ?
2. Apa itu etantiomer, kiral, rasemik, dan impregnasi
3. Apa fungsi enantiomer dalam bidang farmasi
Tujuan
1. Mengetahui prinsip dasar dan fungsi dari KLT
2. Mengetahui enantiometri dan kegunaannya
5. 5
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Kromatografi Lapis Tipis(KLT)
Kromatografi lapis tipis merupakan jenis kromatografi yang dapat digunakan untuk
menganalisis senyawa secara kualitatif maupun kuantitatif. Lapisan yang memisahkan terdiri
atas bahan berbutir (fase diam) ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam, atau
lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah berupa larutan, ditotolkan berupa bercak
atau pita, setelah pelat/lapisan ditaruh dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan
pengembang yang cocok (fase gerak). Pemisahan terjadi setelah perambatan kapiler
(pengembangan), selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan/dideteksi.
Deteksi dilakukan dengan menggunakan sinar UV (Sudjadi, 1988). Teknik ini juga di kenal
juga sebagai kromatografi kolom terbuka. Metode ini sederhana, cepat dalam pemisahan dan
sensitif.
Definisi Enantiometri, Kiral, Rasemik, dan Impregnasi
Enantiomer adalah dua stereoisomer(isomer-isomer yang berbeda susunan atomnya
dalam ruang yang mana memperlihatkan tidak dapat dihimpitkan terhadap bayangan
cerminnya). Diastereomers pada umumnya memiliki paling tidak dua pusat asimetris (satu
diantaranya mempunyai konfigurasi yang sama) dan bukan merupakan bayangan cerminnya.
Sebagian besar umumnya pusat kiral adalah diwakili oleh karbon tetrahedral, meskipun atom
lain, seperti nitrogen, sulfur, dan phosphate, bisa ditemukan dalam stereoisomer. Senyawa
yang memiliki sedikitnya dua enantiomer adalah senyawa kiral (Fanali S).
Suatu molekul kiral didefenisikan sebagai molekul yang tidak tidak dapat di himpitkan di
atas bayangan cermin. Pemakaian kata kiral pada molekul dimaksudkan bahwa molekul
tersebut mempunyai sifat ketanganan. Tangan kiri mempunyai bayangan tangan kanan,
demikian pula sebaliknya, tangan kanan merupakan tidak dapat dihimpitkan diatas tangan
kiri. Cara lain untuk menentukan apakah suatu molekul kiral atau akiral adalah dengan
melihat ada atau tidaknya bidang simetri dalam molekul. Bidang simetri adalah suatu bidang
khayal yang membagi dua molekul sehingga bagian-bagian tersebut merupakan bayangan
6. 6
cermin antara satu dengan yang lainnya. Jika suatau molekul mempunyai bidang simetri
maka molekul tersebut akiral.
Senyawa rasemik atau Campuran rasemik artinya suatu campuran yang mengandung
sepasang enantiomer dalam jumlah yang sama. Sepasang enentiomer itu adalah enantiomer
R/(+)(jika rotasi berputar searah jarum jam “Rectus”) dan enantiomer S/(-)(jika rotasi
berputar berlawanan arah jarum jam).
Silika gel merupakan salah satu adsorben yang paling sering digunakan dalam proses
adsorpsi. Hal ini dikarenakan silika gel mudah di produksi dan memiliki struktur pori dan
sifatkimia pada permukaan yang dapat dengan mudahdimodifikasi. Silika merupakan
adsorben yang relatif inert, tetapi kurang mampu berinteraksi dengan analit anionik karena
permukaannya yang mengemban muatan negatif. Oleh karena itu diperlukan adanya
modifikasi pada permukaannya, agar silika dapat digunakan sebagai adsorben ion.
Berdasarkan jenis senyawa yang digunakan,modifikasi permukaan silika gel dapat dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu secara fisik dan kimia. Modifikasi secara fisik salah satunyadengan
teknik impregnasi. Impregnasi merupakan metode yang digunakan untuk memodifikasi
silikagel dengan memasukkan logam pada permukaannya dengan tujuan menambahkan
gugus aktif khususnya logam sehingga muatan silika menjadi elektropositif.
Penggunaan enantiometri dalam farmasi
Pemisahan enantiomer adalah penelitian yang banyak dilakukan dalam analisis kimia,
terutama dalam bidang biologi dan farmasi, karena obat kiral diberikan sebagai sebagai salah
satu enantiomer atau sebagai campuran rasemat. Sering kali dua enantiomer dari obat
rasemat yang sama memiliki efek farmakologi yang berbeda. Sebagai contoh S(+)-Propanolol
sangat lebih aktif dari pada enantiomernya. Anastetik ketamin diberikan sebagai campuran
rasemat, dan S(+)-ketamin lebih potensi dari pada R(-)-ketamin, disamping itu bentuk R(-)-
menyebabkan efek setelah operasi. Karena efek samping yang mungkin disebabkan oleh
hadirnya component campuran dalam rasemat obat, sehingga saat ini kecendrungan industry
farmasi dalam mempersiapkan obat dalam satu enantiomer saja. Bagaimanapun hasilnya dari
beberapa obat melalui reaksi stereoselektif atau proses penyiapan pemisahan enantiomer bisa
memberikan bahan yang tidak murni. Jadi diperlukan metode analisis yang sensitif karena
daya pemisahan yang tinggi, diperlukan untuk mengontrol proses sintesis senyawa kiral
untuk sediaan farmasi.
7. 7
Prosedur Kerja
Bahan dan alat .
Atenolol rasemat dan propranol diperoleh dari ICI ( India ) Madras , India . Obat rasemat
dimurnikan dengan rekristalisasi dengan MeOH sebelum menundukkan untuk enansiomer
resolusi . Isomer optik murni atenolol dan propranolol dan ( - ) - eritromisin diperoleh dari
Sigma - Aldrich ( St Louis , MO , USA ) dan ( R ) asam mandelic adalah dari Merck (
Darmstadt , Jerman ) . Silika gel G , dengan 13 % kalsium sulfat sebagai pengikat , memiliki
klorida , besi dan kotoran memimpin hingga 0,02 % dan menunjukkan pH 7,0 dalam suspensi
berair 10 % , berasal dari E. Merck ( Bombay , India ) . Reagen dan bahan kimia yang
digunakan lainnya adalah kelas reagen analitis dan diperoleh dari Sisco Research Laboratory
( Bombay , India ) , BDH ( Central Obat House di New Delhi , India ) dan E. Merck (
Bombay , India ) . Asam L - tartrat diambil dalam bentuk bebas . Sebuah polarimeter (Model
Krüss P3002 , Jerman ) , spektrofotometer UV (Model Hitachi U 2001) dan pH meter
(CYBERSCAN 510 ) yang digunakan.
Persiapan lapis tipis piring dan solusi.
Diresapi lapis tipis piring (10 × 20 cm × 0,5 mm) dengan menyebarkan bubur silika gel G
(25 g) dalam air suling (50 ml mengandung 0,5% pemilih kiral), dengan Stahl-jenis aplikator.
Beberapa tetes amonia ditambahkan ke bubur untuk mempertahankan pH. Lempeng yang
diaktifkan selama 8-10 jam pada 60 ° C. Sejak eritromisin adalah sedikit larut dalam air,
pertama kali dilarutkan dalam 10 mL etanol dan membuat hingga 50 mL dengan air; bubur
silika gel dibuat dalam larutan ini untuk mempersiapkan piring eritromisin-diresapi. Solute
dari atenolol rasemik (25 mM) dan propranolol (25 mM) dan isomer murni disiapkan dalam
metanol dalam konsentrasi yang sama. Eritromisin (1 g) dilarutkan dalam volume minimal
kloroform oleh pemanasan sampai 40 ° C. Setelah penyaringan, larutan disimpan pada -15 °
C. Kristal dikumpulkan dengan penyaringan dan dikeringkan di bawah vakum; ini hampir
tidak berwarna (0,9 g), m.p. 135-140 ° C, resolidifying dan mencair pada 190-193 ° C.
Kromatografi .
8. 8
Solute ( 5-10 uL ) atenolol rasemat , propranolol dan bahwa mereka murni ( S ) - isomer yang
terlihat di piring diresapi dengan bantuan Hamilton jarum suntik . Bintik-bintik setiap
enansiomer rasemat dan tunggal yang diterapkan sisi - by-side di piring . Kromatogram
dikembangkan di ruang kaca persegi panjang pra - diseimbangkan dengan sistem pelarut
selama 15 menit . Setelah pengembangan , piring dikeringkan pada 60 ° C selama 10 menit
dan tempat-tempat yang terletak di ruang yodium . Berbagai sistem pelarut dan kombinasi
mereka dievaluasi untuk resolusi enansiomer dari kedua atenolol dan propranolol pada tiga
piring diresapi berbeda
Percobaan ekstensif dilakukan dengan menggunakan metanol , asetonitril , metana
dikloro , etanol , kloroform , butan - 1 - ol , asam asetat , air dan kombinasi yang berbeda
untuk bekerja di luar sistem pelarut sukses untuk enantioseparation atenolol rasemat dan
propranolol . Hanya kombinasi pelarut akhirnya berhasil menunjukkan pemisahan terbaik
bersama dengan HRF ( Rf × 100 ) nilai-nilai yang dilaporkan dalam Tabel 1. Hasil yang rata-
rata minimal lima berjalan identik . Diamati bahwa ( S ) -isomer dielusi sebelum ( R ) -isomer
dalam semua kasus . Namun, efek dari perubahan konsentrasi akibat impregmentasi reagen ,
pH dan suhu dipelajari untuk kesuksesan sistem saja.
Hasil dan Diskusi
Eritromisin adalah kompleks antibiotik, ditandai dengan struktur molekul yang
mengandung sebuah cincin lakton besar terkait dengan gula amino melalui ikatan glikosidik.
Ini adalah terapi yang berguna berbagai-macam antibiotik yang dihasilkan oleh strain . Ketika
piring diresapi dikembangkan tanpa bercak salah satu sampel rasemat, permukaan fase diam
muncul biru seragam cahaya di bawah radiasi UV. Hal ini menunjukkan bahwa eritromisin
digunakan sebagai impregmentasi agen yang diamobilisasi pada lapisan tipis.
Di sisi lain, percobaan dilakukan dengan piring tidak diresapi dengan eritromisin
tetapi melihat dengan analit rasemat dan dikembangkan di bawah kondisi percobaan yang
sama; baik rasemat memberi tempat tunggal. Hal ini semakin menegaskan bahwa impregnasi
dengan eritromisin sedang memainkan peran sebagai kebutuhan yang diperlukan untuk
resolusi enansiomer. β-blocker dapat eksis sebagai terprotonasi kation amonium dan,
akibatnya, senyawa ini dapat membentuk diastereomer, in situ, dengan senyawa anion. Kedua
asam tartarat dan asam mandelic digunakan dalam penelitian ini ada dalam bentuk anion di
bawah kondisi percobaan. Dengan demikian, di bawah kondisi percobaan, interaksi Coulomb
9. 9
terjadi bahwa pembentukan disukai diastereomer dan karenanya enantioresolution. Resolusi
dapat dianggap sebagai berdasarkan mekanisme pertukaran ion dan berbeda dari pokok
pertukaran ligan TLC dilaporkan sebelumnya untuk blocker β- pada Cu (II) -L- arginin piring
diresapi (Bhushan dan Gupta, 2006).
Sebuah studi tentang pengaruh konsentrasi kiral yang ter-impregnasi reagen pada
resolusi (R, S) -atenolol dan propranolol ke enansiomer mereka menunjukkan bahwa resolusi
terbaik dicapai pada 0,5% untuk semua tiga pemilih kiral. Ketika konsentrasi menurun ke 0,4,
0,3, 0,2 dan 0,1%, ada muncul tailing dari tempat atau tempat tunggal dalam semua
kombinasi pelarut 1. Peningkatan konsentrasi kiral pemilih hingga 0,6% mengakibatkan di
tempat 8-berbentuk di piring diresapi dengan eritromisin sementara tailing atau tempat
tunggal diamati untuk orang lain. Peningkatan lebih lanjut dalam konsentrasi sampai dengan
0,8% (dengan faktor 0,1% setiap kali) menunjukkan tempat tunggal.
Penelitian sebelumnya pada resolusi kromatografi enansiomer dari senyawa yang
berbeda (Bhushan dan Martens, 2001, 2003; Bhushan dan Parshad, 1996), termasuk β-
blocker (Bhushan dan Thiongo, 1998; Bhushan dan Arora, 2003; Bhushan dan Gupta, 2006) ,
telah menunjukkan bahwa interaksi kiral dipengaruhi oleh suhu dan pH. Dalam kasus ini,
diamati bahwa resolusi terbaik terjadi pada 16 ± 2 ° C di piring diresapi dengan asam L-
tartaric, dan pada 18 ± 2 ° C di piring diresapi dengan (R) asam -mandelic dan (- ) -
erythromycin, dan tidak ada resolusi pada peningkatan lebih lanjut dalam suhu. Percobaan
pada 35 ° C menunjukkan tailing dari tempat sedangkan untuk penurunan suhu hingga 10 ° C
tidak ada resolusi diamati.
Pengulangan dan reproduktifitas dari metode yang diusulkan diuji oleh enam
pengukuran ulangan sampel. Presisi diwakili sebagai standar deviasi relatif (RSD). Batas
deteksi atenolol dan propranolol didefinisikan sebagai konsentrasi diberikan pada suara
signal-to-(S / N) rasio 3. Tabel 3 menunjukkan presisi dinyatakan sebagai RSD untuk R-
isomer. RSD di bawah 5% untuk kedua intra dan inter-assay presisi. Metode yang dilaporkan
berhasil untuk resolusi enansiomer langsung atenolol dan propranolol dan berlaku untuk
resolusi kuantitatif obat ini juga.
Sebagian masyarakat mungkin kurang memperhatikan sifat optis / bidang simetris
suatu senyawa organik, padahal reaksi kimia dalam sistem biologis makhluk hidup sangat
stereospesifik. Artinya suatu stereoisomer akan menjalani reaksi yang berbeda dengan
stereoisomer pasangannya dalam sistem biologis makhluk hidup. Bahkan terkadang suatu
stereoisomer akan menghasilkan produk yang berbeda dengan stereoisomer pasangannya
10. 10
dalam sistem biologis makhluk hidup. Contohnya pada senyawa yang mengandung
enansiomer dari adrenalin(S)/(-) dan adrenalin(R)/(+) mempunyai efek yang berbeda pada (S)
adrenalin mempunyai efek pemicu jantung sedangkan (R) adrenalin tidak mempunyai efek.
Dalam industri farmasi, kita dituntut untuk memperhatikan stereoselektif dari suatu obat agar
obat tersebut memiliki efek yang dikehendaki dan murni akan enansiomer yang berlawanan
efek.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
KLT merupakan salah satu metode isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya
serap (adsorpsi) dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan
bergerak mengikuti kepolaran eluen. Oleh karena daya serap adsorben terhadap komponen
kimia tidak sama, maka komponen bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal
inilah yang menyebabkan pemisahan
Tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui enansiometri dari atenolol dan
propanolol menggunakan kromatografi lapis tipis. Penggunaan senyawa L-tartaric acid, (R)-
mandelic acid and (–)-erythromycin sebagai selektor kiral yang dimana akan menunjukan
apakah enansiomer yang terbentuk pada plat yang telah diimpregnasi dari kedua
senyawa(atenolol dan propanolol) tersebut memiliki efek yang diperkirakan atau justru
sebaliknya.
Daftar pustaka:
Gandjar, IG dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Sastroharmidjojo H. 1985. Kromatografi. Penerbit Liberty. Yogyakarta.
Fanali S. An Introduction Chiral Analisys by Capillary Electrophoresis, Instituto di Cromatografia del Cansiglio
Nazionale delle Recerche, Area delle Recerch di Roma
11. 11
Sudjadi.1988. Metode Pemisahan. Penerbit Kanisius.Yogyakarta.
Bhushan R and Arora M. Direct enantiomeric resolution of (±)atenolol, (±)-metoprolol, and (±)-propranolol by
impregnated TLC using L-aspartic acid as chiral selector. Biomedical Chromatography 2003; 17: 226–230.
Ravi Bhushan and Shivani Tanwar. 2008. Direct TLC resolution of atenolol and propranolol into their
enantiomers using three different chiral selectors as impregnating reagents. Biomedical Chromatography.