PENGEMBANGAN KOMPONEN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
PENGEMBANGAN KOMPONEN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
PENGEMBANGAN KOMPONEN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
PENGEMBANGAN KOMPONEN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
1. Pembelajaran bahasa Arab di sekolah sebaiknya mengembangkan keempat kemampuan bahasa (mendengar, berbicara, membaca, menulis) dengan berbagai metode seperti mendengarkan siaran, berdiskusi, membaca, menulis esei, dan menulis kaligrafi Arab.
2. Penggunaan metode komunikasi seperti praktik bertanya-jawab dan simulasi situasi kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan kemampuan ber
Peluang & tantangan pembelajaran bahasa arab di era millenial ghaziadha nugraha
Dokumen tersebut membahas tentang peluang dan tantangan pembelajaran bahasa Arab di era milenial. Bahasa Arab masih digunakan secara luas di berbagai bidang namun menghadapi berbagai kesulitan dalam pembelajarannya karena faktor psikologis siswa dan stigma bahwa bahasa Arab sulit dipelajari. Guru bahasa Arab diharapkan mampu mengembangkan berbagai strategi pembelajaran untuk mengatasi tantangan tersebut.
Dokumen ini memberikan ringkasan tentang Sukatan Pelajaran dan Kertas Soalan Contoh untuk mata pelajaran Bahasa Arab dalam Peperiksaan Sijil Tinggi Persekolahan Malaysia (STPM). Ia menjelaskan matlamat, objektif, dan kandungan sukatan pelajaran mengikut tiga penggal. Dokumen ini juga menyediakan panduan untuk skim pentaksiran, pemerihalan prestasi, dan contoh soalan peperiksaan untuk setiap kertas.
Permasalahan pertuturan bahasa arab sebafai bahasa keduaabmustafa
Tiga kalimat:
Kajian ini meneliti masalah yang dihadapi pelajar dalam aktiviti pertuturan menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa kedua. Tugasan tunggal dan berbilang digunakan untuk mengenal pasti kesukaran pelajar seperti kekurangan kosa kata dan kesalahan tatabahasa. Temuan kajian ini akan membantu guru memperbaiki pengajaran kemahiran bertutur dalam bahasa Arab.
Buku ini membahas teknik pengajaran komponen bahasa Arab, yaitu pengajaran bunyi bahasa, kosakata, dan tata bahasa. Pengajaran ketiga komponen bahasa ini dianggap penting karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran bahasa yang komprehensif. Guru bahasa Arab perlu menguasai berbagai teknik pengajaran ketiga komponen bahasa untuk menyampaikan pelajaran secara efektif.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pembelajaran bahasa Arab dalam pendidikan Islam. Bahasa Arab merupakan bahasa penting bagi umat Islam karena al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab dan sumber-sumber ajaran Islam tertulis dalam bahasa Arab. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Arab sangat diperlukan dalam pendidikan Islam untuk memahami substansi teks-teks keagamaan."
Penggunaan Aplikasi Media dalam Pembelajaran Bahasa Arab Berdasarkan Laman WebKOSPATI UKM
Kolokium Siswazah dan Prasiswazah Pengajian Arab dan Tamadun Islam (e-KOSPATI 3.0) 2021
7-9 Julai 2021; SlideShare.net & Channel YouTube
Pembentang: Siti Norhidayu Muhamad Mak Sudi & Suhaila Zailani @ Hj Ahmad
Anjuran:
1. Program Pengajian Arab dan Tamadun Islam (PPATI), FPI, UKM
2. Pusat Kajian Bahasa Arab dan Tamadun Islam (ArabIC), FPI, UKM
3. Duta Pembelajaran Aktif @PPATI-ArabIC, FPI, UKM
4. Kluster Peradaban dan Kepelbagaian Budaya, FPI, UKM
1. Pembelajaran bahasa Arab di sekolah sebaiknya mengembangkan keempat kemampuan bahasa (mendengar, berbicara, membaca, menulis) dengan berbagai metode seperti mendengarkan siaran, berdiskusi, membaca, menulis esei, dan menulis kaligrafi Arab.
2. Penggunaan metode komunikasi seperti praktik bertanya-jawab dan simulasi situasi kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan kemampuan ber
Peluang & tantangan pembelajaran bahasa arab di era millenial ghaziadha nugraha
Dokumen tersebut membahas tentang peluang dan tantangan pembelajaran bahasa Arab di era milenial. Bahasa Arab masih digunakan secara luas di berbagai bidang namun menghadapi berbagai kesulitan dalam pembelajarannya karena faktor psikologis siswa dan stigma bahwa bahasa Arab sulit dipelajari. Guru bahasa Arab diharapkan mampu mengembangkan berbagai strategi pembelajaran untuk mengatasi tantangan tersebut.
Dokumen ini memberikan ringkasan tentang Sukatan Pelajaran dan Kertas Soalan Contoh untuk mata pelajaran Bahasa Arab dalam Peperiksaan Sijil Tinggi Persekolahan Malaysia (STPM). Ia menjelaskan matlamat, objektif, dan kandungan sukatan pelajaran mengikut tiga penggal. Dokumen ini juga menyediakan panduan untuk skim pentaksiran, pemerihalan prestasi, dan contoh soalan peperiksaan untuk setiap kertas.
Permasalahan pertuturan bahasa arab sebafai bahasa keduaabmustafa
Tiga kalimat:
Kajian ini meneliti masalah yang dihadapi pelajar dalam aktiviti pertuturan menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa kedua. Tugasan tunggal dan berbilang digunakan untuk mengenal pasti kesukaran pelajar seperti kekurangan kosa kata dan kesalahan tatabahasa. Temuan kajian ini akan membantu guru memperbaiki pengajaran kemahiran bertutur dalam bahasa Arab.
Buku ini membahas teknik pengajaran komponen bahasa Arab, yaitu pengajaran bunyi bahasa, kosakata, dan tata bahasa. Pengajaran ketiga komponen bahasa ini dianggap penting karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran bahasa yang komprehensif. Guru bahasa Arab perlu menguasai berbagai teknik pengajaran ketiga komponen bahasa untuk menyampaikan pelajaran secara efektif.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pembelajaran bahasa Arab dalam pendidikan Islam. Bahasa Arab merupakan bahasa penting bagi umat Islam karena al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab dan sumber-sumber ajaran Islam tertulis dalam bahasa Arab. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Arab sangat diperlukan dalam pendidikan Islam untuk memahami substansi teks-teks keagamaan."
Penggunaan Aplikasi Media dalam Pembelajaran Bahasa Arab Berdasarkan Laman WebKOSPATI UKM
Kolokium Siswazah dan Prasiswazah Pengajian Arab dan Tamadun Islam (e-KOSPATI 3.0) 2021
7-9 Julai 2021; SlideShare.net & Channel YouTube
Pembentang: Siti Norhidayu Muhamad Mak Sudi & Suhaila Zailani @ Hj Ahmad
Anjuran:
1. Program Pengajian Arab dan Tamadun Islam (PPATI), FPI, UKM
2. Pusat Kajian Bahasa Arab dan Tamadun Islam (ArabIC), FPI, UKM
3. Duta Pembelajaran Aktif @PPATI-ArabIC, FPI, UKM
4. Kluster Peradaban dan Kepelbagaian Budaya, FPI, UKM
Tugasan HBAL 1013 Pengenalan Pendidikan Bahasa Arab ustazah sti eshah salleh...Norafsah Awang Kati
Dokumen tersebut membahasikan teknik permainan bahasa dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa Arab. Ia menjelaskan definisi teknik pengajaran dan pembelajaran, definisi permainan bahasa, jenis-jenis permainan bahasa, objektif permainan bahasa, keistimewaan permainan bahasa, cara pengelolaan aktiviti permainan bahasa secara berkumpulan, berpasangan dan individu. Dokumen tersebut juga membincangkan panduan
Kajian ini menilai kemampuan pelajar lepasan sekolah menengah agama dalam membangun kalimat bahasa Arab melalui penyusunan kata, penyambungan kalimat, dan penulisan karangan pendek. Hasilnya menunjukkan pelajar mampu menyusun kata dengan baik tetapi kurang mampu menyambung kalimat dan menulis karangan.
Kemahiran Bertutur dalam Bahasa Arab: Masalah dan SolusiKOSPATI UKM
Kolokium Siswazah dan Prasiswazah Pengajian Arab dan Tamadun Islam (e-KOSPATI 3.0) 2021
7-9 Julai 2021; SlideShare.net & Channel YouTube
Pembentang: Siti Fatihah Shafee, Nursafira Lubis Safian & Mohd. Feham Md Ghalib
Anjuran:
1. Program Pengajian Arab dan Tamadun Islam (PPATI), FPI, UKM
2. Pusat Kajian Bahasa Arab dan Tamadun Islam (ArabIC), FPI, UKM
3. Duta Pembelajaran Aktif @PPATI-ArabIC, FPI, UKM
4. Kluster Peradaban dan Kepelbagaian Budaya, FPI, UKM
Dokumen ini merupakan Huraian Sukatan Pelajaran untuk mata pelajaran Bahasa Melayu di sekolah menengah. Ia menjelaskan matlamat, objektif, organisasi kandungan dan hasil pembelajaran yang perlu dicapai murid untuk mata pelajaran ini. Dokumen ini berfungsi sebagai panduan untuk guru dalam merancang dan melaksanakan pengajaran pembelajaran Bahasa Melayu.
Tatabahasa dalam pengajaran bahasa melayuAhmad NazRi
Dokumen ini membahas konsep pengajaran tatabahasa dan kemahiran menulis dalam pengajaran bahasa Melayu. Ia menjelaskan bahwa pengajaran tatabahasa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa secara gramatikal. Pengajaran tatabahasa dan kemahiran menulis harus diintegrasikan untuk memastikan pemahaman siswa. Kemampuan menulis melibatkan berpikir kritis dan mengorganisasi ide mel
Sukatan Pelajaran Bahasa Melayu Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah 2003 memberikan gambaran menyeluruh tentang kurikulum Bahasa Melayu di peringkat sekolah rendah, termasuk matlamat, objektif, organisasi kandungan, hasil pembelajaran, sistem bahasa, dan pengisian kurikulum."
Sukatan Pelajaran Bahasa Melayu Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah 2003 menyediakan panduan untuk pengajaran dan pembelajaran Bahasa Melayu di sekolah rendah. Dokumen ini menyoroti objektif, organisasi kandungan, kemahiran bahasa, hasil pembelajaran, sistem bahasa, dan pengisian kurikulum untuk memastikan murid dapat menguasai kemahiran berbahasa."
Dokumen tersebut merangkum Sukatan Pelajaran Bahasa Melayu untuk Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah di Malaysia. Ia menjelaskan matlamat kurikulum untuk melengkapkan murid dengan kemahiran berbahasa dan berkomunikasi, organisasi kandungan yang merangkumi penggunaan bahasa, kemahiran bahasa, hasil pembelajaran, dan pengisian kurikulum, serta objektif untuk mengembangkan kemampuan murid dalam ber
Bahan ajar pendidikan bahasa arab di miAmsori Saari
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah (MI), meliputi hakekat dan fungsi bahasa, karakteristik bahasa Arab, pembelajaran tarakib (struktur bahasa) dan mufradat (kosakata), strategi pembelajaran bahasa Arab, dan permasalahan yang dihadapi.
Buku ini membahas metodologi pengajaran bahasa Arab dengan membahas beberapa bab seperti pengajaran fonetik, struktur kalimat, kosa kata, membaca, menulis, penilaian, dan media pengajaran. Buku ini juga menjelaskan definisi bahasa, karakteristik bahasa, dan ilmu linguistik yang relevan dengan pengajaran bahasa.
Dokumen ini membahas latar belakang pengajaran bahasa Tamil di Malaysia, kepentingan kemahiran menulis, dan masalah yang dihadapi siswa dalam menulis karangan bahasa Tamil. Laporan ujian menunjukkan siswa kurang mampu mengorganisasi isi karangan dan menggunakan sarana kohesi dengan benar, sehingga menyebabkan isi karangan tidak jelas. Kajian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memahami bagaimana mening
Dokumen tersebut membahas berbagai tema penelitian yang berkaitan dengan bahasa Arab, meliputi pembelajaran bahasa Arab, kebahasaan, penerjemahan, dan seni kaligrafi. Beberapa topik penelitian yang disebutkan antara lain metode pembelajaran bahasa Arab, pengembangan kurikulum, penilaian pembelajaran, kemahiran berbahasa, dan proses penerjemahan dari dan ke bahasa Arab.
Dokumen tersebut membahas tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, tujuan, ruang lingkup, SKL, SK, dan KD Bahasa Arab untuk kelas 4 dan 5 semester 1 dan 2 MI.
Silabus ini menjelaskan kompetensi yang diharapkan siswa capai setelah mempelajari bahasa Arab di SMA/MA selama 3 tahun, mulai dari kemampuan berbahasa dasar hingga menganalisis teks sastra Arab sederhana. Kompetensi inti yang dikembangkan meliputi penanaman nilai-nilai agama, sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir tingkat tinggi, dan kemampuan menyajikan hasil pembelajaran
Tugasan HBAL 1013 Pengenalan Pendidikan Bahasa Arab ustazah sti eshah salleh...Norafsah Awang Kati
Dokumen tersebut membahasikan teknik permainan bahasa dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa Arab. Ia menjelaskan definisi teknik pengajaran dan pembelajaran, definisi permainan bahasa, jenis-jenis permainan bahasa, objektif permainan bahasa, keistimewaan permainan bahasa, cara pengelolaan aktiviti permainan bahasa secara berkumpulan, berpasangan dan individu. Dokumen tersebut juga membincangkan panduan
Kajian ini menilai kemampuan pelajar lepasan sekolah menengah agama dalam membangun kalimat bahasa Arab melalui penyusunan kata, penyambungan kalimat, dan penulisan karangan pendek. Hasilnya menunjukkan pelajar mampu menyusun kata dengan baik tetapi kurang mampu menyambung kalimat dan menulis karangan.
Kemahiran Bertutur dalam Bahasa Arab: Masalah dan SolusiKOSPATI UKM
Kolokium Siswazah dan Prasiswazah Pengajian Arab dan Tamadun Islam (e-KOSPATI 3.0) 2021
7-9 Julai 2021; SlideShare.net & Channel YouTube
Pembentang: Siti Fatihah Shafee, Nursafira Lubis Safian & Mohd. Feham Md Ghalib
Anjuran:
1. Program Pengajian Arab dan Tamadun Islam (PPATI), FPI, UKM
2. Pusat Kajian Bahasa Arab dan Tamadun Islam (ArabIC), FPI, UKM
3. Duta Pembelajaran Aktif @PPATI-ArabIC, FPI, UKM
4. Kluster Peradaban dan Kepelbagaian Budaya, FPI, UKM
Dokumen ini merupakan Huraian Sukatan Pelajaran untuk mata pelajaran Bahasa Melayu di sekolah menengah. Ia menjelaskan matlamat, objektif, organisasi kandungan dan hasil pembelajaran yang perlu dicapai murid untuk mata pelajaran ini. Dokumen ini berfungsi sebagai panduan untuk guru dalam merancang dan melaksanakan pengajaran pembelajaran Bahasa Melayu.
Tatabahasa dalam pengajaran bahasa melayuAhmad NazRi
Dokumen ini membahas konsep pengajaran tatabahasa dan kemahiran menulis dalam pengajaran bahasa Melayu. Ia menjelaskan bahwa pengajaran tatabahasa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa secara gramatikal. Pengajaran tatabahasa dan kemahiran menulis harus diintegrasikan untuk memastikan pemahaman siswa. Kemampuan menulis melibatkan berpikir kritis dan mengorganisasi ide mel
Sukatan Pelajaran Bahasa Melayu Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah 2003 memberikan gambaran menyeluruh tentang kurikulum Bahasa Melayu di peringkat sekolah rendah, termasuk matlamat, objektif, organisasi kandungan, hasil pembelajaran, sistem bahasa, dan pengisian kurikulum."
Sukatan Pelajaran Bahasa Melayu Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah 2003 menyediakan panduan untuk pengajaran dan pembelajaran Bahasa Melayu di sekolah rendah. Dokumen ini menyoroti objektif, organisasi kandungan, kemahiran bahasa, hasil pembelajaran, sistem bahasa, dan pengisian kurikulum untuk memastikan murid dapat menguasai kemahiran berbahasa."
Dokumen tersebut merangkum Sukatan Pelajaran Bahasa Melayu untuk Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah di Malaysia. Ia menjelaskan matlamat kurikulum untuk melengkapkan murid dengan kemahiran berbahasa dan berkomunikasi, organisasi kandungan yang merangkumi penggunaan bahasa, kemahiran bahasa, hasil pembelajaran, dan pengisian kurikulum, serta objektif untuk mengembangkan kemampuan murid dalam ber
Bahan ajar pendidikan bahasa arab di miAmsori Saari
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah (MI), meliputi hakekat dan fungsi bahasa, karakteristik bahasa Arab, pembelajaran tarakib (struktur bahasa) dan mufradat (kosakata), strategi pembelajaran bahasa Arab, dan permasalahan yang dihadapi.
Buku ini membahas metodologi pengajaran bahasa Arab dengan membahas beberapa bab seperti pengajaran fonetik, struktur kalimat, kosa kata, membaca, menulis, penilaian, dan media pengajaran. Buku ini juga menjelaskan definisi bahasa, karakteristik bahasa, dan ilmu linguistik yang relevan dengan pengajaran bahasa.
Dokumen ini membahas latar belakang pengajaran bahasa Tamil di Malaysia, kepentingan kemahiran menulis, dan masalah yang dihadapi siswa dalam menulis karangan bahasa Tamil. Laporan ujian menunjukkan siswa kurang mampu mengorganisasi isi karangan dan menggunakan sarana kohesi dengan benar, sehingga menyebabkan isi karangan tidak jelas. Kajian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memahami bagaimana mening
Dokumen tersebut membahas berbagai tema penelitian yang berkaitan dengan bahasa Arab, meliputi pembelajaran bahasa Arab, kebahasaan, penerjemahan, dan seni kaligrafi. Beberapa topik penelitian yang disebutkan antara lain metode pembelajaran bahasa Arab, pengembangan kurikulum, penilaian pembelajaran, kemahiran berbahasa, dan proses penerjemahan dari dan ke bahasa Arab.
Dokumen tersebut membahas tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, tujuan, ruang lingkup, SKL, SK, dan KD Bahasa Arab untuk kelas 4 dan 5 semester 1 dan 2 MI.
Silabus ini menjelaskan kompetensi yang diharapkan siswa capai setelah mempelajari bahasa Arab di SMA/MA selama 3 tahun, mulai dari kemampuan berbahasa dasar hingga menganalisis teks sastra Arab sederhana. Kompetensi inti yang dikembangkan meliputi penanaman nilai-nilai agama, sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir tingkat tinggi, dan kemampuan menyajikan hasil pembelajaran
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Proposal kajian tindakan mengenai penggunaan media baru seperti internet dalam pembelajaran bahasa Arab. Kajian ini bertujuan meningkatkan minat dan kefahaman pelajar terhadap bahasa Arab dengan menggunakan media interaktif. Soalan kajian termasuk tahap penggunaan media baru, minat pelajar, dan pencapaian kemahiran 4P (membaca, menulis, mendengar,
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa penting yang digunakan dalam berbagai konteks seperti agama, pendidikan, dan komunikasi. Pembelajaran keterampilan istima' (mendengarkan) dalam bahasa Arab sangat penting untuk memahami ajaran agama dan berkomunikasi secara efektif. Dokumen ini menjelaskan konsep dan tujuan istima', proses pembelajarannya, serta pentingnya keterampilan tersebut dalam pembelajaran
Strategi dan Media Pembelajaran Bahasa ArabSarwo Edi
Strategi merupakan salah satu dari beberapa komponen belajar mengajar. Sebagai guru, menyusun strategi dalam mengajar sangat penting agar tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai.
Makalah ini membahas konsep dasar pembelajaran bahasa Arab, meliputi pengertian pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran bahasa Arab. Juga dibahas macam-macam pendekatan pembelajaran bahasa Arab seperti pendekatan kemanusiaan, berbasis media, aural-oral, dan analisis. Metode pembelajaran bahasa Arab dan teknik-tekniknya juga dijelaskan.
1. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) mata kuliah Bahasa Arab 1 membahas tujuan dan capaian pembelajaran, materi pelajaran, dan metode pembelajaran.
2. Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa dapat berkomunikasi lisan dan tulis serta memahami materi pendidikan agama Islam dalam bahasa Arab.
3. Materi pelajaran meliputi pelajaran gramatika dasar, dialog, dan bacaan teks sederhana tentang topik keseh
Rencana Pembelajaran Semester mata kuliah Bahasa Arab 1 di Prodi Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Al-Falah As-Sunniyyah Kencong Jember membahas tujuan pembelajaran untuk mahasiswa dapat memahami ilmu-ilmu bahasa Arab, komunikasi linguistik, dan 16 keterampilan mendengar serta mampu menerapkannya. Mata kuliah ini akan menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan, dan demonstrasi untuk
Falsafah, Objektif Kurikulum Pendidikan Bahasa Arabhibatullah92
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kurikulum Pendidikan Bahasa Arab membahaskan falsafah, tujuan, objektif dan teori-teori yang mendasari kurikulum bahasa Arab seperti teori mentalis, behavioris, kognitif dan interaksionalis. Dokumen ini juga membincangkan objektif umum dan khusus kurikulum bahasa Arab menurut pandangan Islam.
Upaya peningkatan vocabulary siswa dengan media wordwall921920
Dokumen tersebut membahas upaya meningkatkan kosakata siswa menggunakan media Wordwall. Siswa sering kesulitan memahami kosakata bahasa Inggris sehingga sulit mencapai kompetensi. Wordwall adalah kumpulan kosakata yang ditulis besar-besar dan ditempel di kelas, memungkinkan siswa belajar secara kontekstual dan interaktif tanpa tergantung pada kamus. Penulis menggunakan Wordwall dengan harap
Dokumen ini membahas prinsip-prinsip dasar dalam pengajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing, termasuk mengutamakan kemampuan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis; mengajarkan struktur kalimat sebelum struktur kata; dan mengajarkan konsep dari yang konkrit ke abstrak serta dari yang global ke detail.
Muhajir book review metodologi pengajaran bahasa arabMuhammad Idris
Buku review meninjau buku "Metodologi Pengajaran Bahasa Arab" karya Ahmad Fuad Effendy. Buku ini membahas teori-teori pengajaran bahasa Arab dari sudut pandang metodologi, psikologi, dan linguistik. Juga memberikan contoh-contoh silabus dan penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Arab. Buku ini terdiri atas lima bagian yang membahas latar belakang, metode pengajaran bahasa, pendekatan dan metode pen
Similar to PENGEMBANGAN KOMPONEN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB 4 (20)
Buku ini membahas tentang pentingnya tradisi tolong menolong antar sesama Muslim. Ringkasannya adalah:
1. Tolong menolong antar sesama Muslim harus dilakukan dalam kerangka kebajikan dan ketakwaan.
2. Manusia membutuhkan bantuan orang lain karena memiliki kelemahan dan ketidaksempurnaan.
3. Kesadaran akan kebutuhan dan kelebihan masing-masing akan memelihara tradisi tolong menolong.
Dokumen ini membahas tentang definisi dan hukum tajassus (spionase) menurut Islam. Tajassus didefinisikan sebagai mengorek informasi rahasia maupun terbuka, baik yang dilakukan sendiri atau melalui orang lain. Islam melarang tajassus terhadap kaum muslimin, tetapi mengijinkan terhadap kafir harbi dan mewajibkannya bagi negara. Dokumen ini juga membahas dalil-dalil Alquran dan hadits tentang lar
Dokumen tersebut membahas tentang tahlilan dalam perspektif Islam. Secara bahasa, tahlil berarti kalimat thoyibah "Laa ilaaha illallah", namun kemudian menjadi istilah untuk acara yang berisi bacaan dzikir, al-Qur'an, dan doa yang dibaca bersama untuk orang yang meninggal. Acara ini biasanya dilakukan pada hari pertama, ketiga, ketujuh, ke-40, ke-100, dan ke-1000 setelah men
Buku ini membahas prospek dan tantangan ekonomi Islam di Indonesia menjelang berlakukannya AFTA pada 2003. Krisis ekonomi dianggap sebagai fasad akibat penyimpangan dari hukum Allah dalam sistem ekonomi kapitalis, bukan musibah. Solusi yang ditawarkan bukan hanya teknis ekonomi atau politik, tetapi penggantian sistem secara keseluruhan dengan sistem ekonomi Islam.
Dokumen tersebut merupakan daftar kreditan dan deskripsi singkat mengenai buku berjudul 'Mewujudkan Kesiapan Menghadapi Tantangan' karya MR Kurnia yang mencakup informasi penulis, penyunting, penata letak, desain sampul, penerbit, dan alih format ke eBook."
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunanMuhammad Idris
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)Muhammad Idris
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
kemampuan bahasa arab +
kemampuan berbahasa arab +
kemampuan berbicara bahasa arab +
tes kemampuan bahasa arab +
kemampuan menulis bahasa arab +
skripsi kemampuan bahasa arab +
kemampuan membaca bahasa arab +
hubungan kemampuan bahasa arab terhadap penghafalan al qur'an +
kemampuan dalam bahasa arab +
kemampuan menerjemahkan bahasa arab
kemampuan bahasa arab +
kemampuan berbahasa arab +
kemampuan berbicara bahasa arab +
tes kemampuan bahasa arab +
kemampuan menulis bahasa arab +
skripsi kemampuan bahasa arab +
kemampuan membaca bahasa arab +
hubungan kemampuan bahasa arab terhadap penghafalan al qur'an +
kemampuan dalam bahasa arab +
kemampuan menerjemahkan bahasa arab
indikator kemampuan berbicara bahasa arab
skripsi kemampuan bahasa arab
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran bahasa asing yang seharusnya lebih diarahkan pada pemberian keterampilan berkomunikasi. Dokumen juga membahas mengenai perubahan pendekatan dalam pengajaran bahasa asing di Indonesia dari behaviorisme menjadi konstruktivisme dengan menekankan penggunaan bahasa daripada struktur bahasa. Selain itu, dokumen tersebut juga membahas rendahnya kemampuan berkomunikasi d
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran bahasa asing yang seharusnya lebih diarahkan pada pemberian keterampilan berkomunikasi. Dokumen juga membahas perubahan pendekatan dalam pengajaran bahasa asing di Indonesia dari behaviorisme ke konstruktivisme dengan menekankan penggunaan bahasa daripada struktur. Selain itu, dokumen tersebut menyebutkan perlunya penggunaan materi autentik dalam pembelajaran bahasa as
Pedoman ini berisi tentang panduan penulisan karya ilmiah bagi mahasiswa program diploma di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta. Pedoman ini mencakup pengertian, tujuan, kriteria, dan prosedur penulisan karya ilmiah mulai dari penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian, penulisan laporan hingga ujian akhir. Pedoman ini bertujuan menjamin standar penulisan karya ilmiah dan memudahkan mahasiswa serta dosen dalam proses p
Tiga biografi tokoh Islam klasik dalam bidang hadits yaitu:
1. Abdullah bin Al-Mubarak, seorang ahli hadits terkemuka dan zahid dari Khorasan
2. Wakie' bin al-Jarrah, seorang hafiz besar dari Kufah
3. Abdurahman bin Mahdy, seorang imam hadits yang menjadi pegangan umat di masanya
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
PENGEMBANGAN KOMPONEN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB 4
1. 60
PENGEMBANGAN KOMPONEN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
DI MADRASAH ALIYAH
Moh. Khasairi
Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Abstract: This article discusses the development of the learning components in the
preparation of designing Arabic language learning system in Madrasah Aliyah. There are
many development model that can be utilized in designing learning systems such as
Kemp Model, BonathyModel, PPSI Model, Dick and Cary Model, and Almisri Model.
Almisri Model applies the following steps in designing the Arabic language learning,
namely: needs analysis, needs design and competencies, materials development, media
and strategies development, and evaluation development. The development in designing
Arabic language learning system at Madrasah Aliyah must consider the characteristics of
Arabic language learning as a communication tool and its Islamic contexts that are
taught in an integrated way.
Key words: components of learning, instructional design, Arabic.
Abstrak: Artikel ini membahas pengembangan komponen pembelajaran dalam pe-
nyusunan desain sistem pembelajaran bahasa Arab (PBA) di Madrasah Aliyah. Model
pengembangan yang bisa dimanfaatkan dalam mendesain sistem pembelajaran antara
lain Model Kemp, Model Bonathy, Model PPSI, Model Dick and Cary, dan Model
Almisri. Langkah yang ditempuh dalam merancang PBA menurut Model Almisri me-
liputi menganalisis kebutuhan, merancang kebutuhan dan kompetensi, mengembangkan
bahan, mengembangkan media dan strategi, dan mengembangkan evaluasi. Pengem-
bangan desain sistem PBA di Madrasah Aliyah harus memperhatikan karakteristik PBA
sebagai alat komunikasi maupun untuk mempelajari naskah-naskah keislaman yang di-
ajarkan secara terintegrasi.
Kata-kata kunci: komponen pembelajaran, desain pembelajaran, bahasa Arab.
Bahasa Arab tidak hanya menjadi bahasa
agama (bahasa Al Qur’an dan Al Hadits),
tetapi juga bahasa komunikasi dan bahasa
budaya di negara-negara Arab, bahkan ju-
ga merupakan bahasa resmi di negara-
negara timur tengah. Menurut World
Almanac (2005) bahasa Arab merupakan
bahasa yang menempati urutan ke-6
dalam jumlah penuturnya di dunia
(Wikipedia.or.id). Bahasa Arab juga me-
rupakan salah satu bahasa resmi Perseri-
katan Bangsa-Bangsa (PBB). Hal ini me-
nunjukkan bahwa bahasa Arab memiliki
kedudukan yang sangat penting serta stra-
tegis di dunia dan tidak akan merugikan
siapa saja yang menguasainya.
Pendidikan Bahasa Arab tentunya sa-
ngat penting diberikan kepada umat Islam,
khususnya para generasi muda. Dengan
kemampuan berbahasa Arab yang mema-
dai, setidaknya umat Islam akan lebih mu-
dah dan mampu memahami serta me-
nguasai ajaran Islam yang sumber dan se-
bagian besar literaturnya berbahasa Arab.
Meskipun banyak literatur yang berbahasa
non-Arab atau terjemahan dari bahasa
2. Khasairi, Pengembangan Komponen Pembelajaran Bahasa Arab│61
Arab, tetapi dirasa masih sangat kurang
memadai jika umat Islam tidak mengkaji
langsung literatur berbahasa Arab. Karya
terjemahan tidak akan pernah sama persis
(ekuivalen) dengan sumber aslinya, se-
hingga pemahaman seseorang terhadap
suatu pesan yang dituangkan dalam karya
terjemahan tidak akan pernah maksimal.
Jadi sangat beralasan kalau Bahasa Arab
dijadikan mata pelajaran wajib di Madra-
sah dan di PTAI (Perguruan Tinggi Aga-
ma Islam).
Sesuai dengan Peraturan Menteri
Agama Nomor 2 tahun 2008 (selanjutnya
disebut Permenag), bahasa Arab merupa-
kan mata pelajaran wajib bagi siswa-siswi
Madrasah Ibtida’iyah, Madrasah Tsanawi-
yah, dan Madrasah Aliyah. Di dalam Per-
menag tersebut disebutkan bahwa mata
pelajaran Bahasa Arab merupakan suatu
mata pelajaran yang diarahkan untuk men-
dorong, membimbing, mengembangkan,
dan membina kemampuan serta menum-
buhkan sikap positif terhadap bahasa Arab
baik reseptif maupun produktif. Kemam-
puan reseptif yaitu kemampuan untuk me-
mahami pembicaraan orang lain dan me-
mahami bacaan. Kemampuan produktif
yaitu kemampuan menggunakan bahasa
sebagai alat komunikasi baik secara lisan
maupun tulis.
Kemampuan berbahasa Arab serta si-
kap positif terhadap bahasa Arab tersebut
sangat penting dalam membantu mema-
hami sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur’an
dan Al Hadis, serta kitab-kitab berbahasa
Arab yang berkenaan dengan Islam bagi
peserta didik. Untuk itu, bahasa Arab di
madrasah dipersiapkan untuk pencapaian
kompetensi dasar berbahasa, yang men-
cakup empat keterampilan berbahasa yang
diajarkan secara integral, yaitu menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Meski-
pun begitu, pada tingkat pendidikan dasar
(elementary) dititikberatkan pada kecaka-
pan menyimak dan berbicara sebagai lan-
dasan berbahasa. Pada tingkat pendidikan
menengah (intermediate), keempat keca-
kapan berbahasa diajarkan secara seim-
bang. Adapun pada tingkat pendidikan
lanjut (advanced) dikonsentrasikan pada
kecakapan membaca dan menulis, sehing-
ga peserta didik diharapkan mampu meng-
akses berbagai referensi berbahasa Arab.
Dalam praktiknya pengajaran bahasa
Arab banyak menghadapi kendala, sehing-
ga hasil yang dicapai tidak maksimal.
Kendala tersebut ada kalanya dari faktor
kemampuan awal siswa yang rendah, guru
yang tidak profesional, metode dan media
pembelajaran yang kurang tepat, ling-
kungan yang kurang mendukung, materi
pelajaran yang kurang memadai, evaluasi
yang tidak tepat sasaran. Kendala-kendala
tersebut merupakan tantangan bagi guru
bahasa Arab untuk mengatasinya, sehing-
ga dengan keterbatasan yang ada ia diha-
rapkan bisa merealisasi tujuan pembela-
jaran yang optimal.
Untuk mengatasi kendala yang ada
dan untuk mengoptimalkan capaian tujuan
yang ditetapkan, guru dituntut mengem-
bangkan pembelajaran dengan baik dalam
bentuk kegiatan membuat perencanaan
yang matang dan tepat, melaksanakan
pembelajaran yang tepat dan menyenang-
kan, melaksanakan evaluasi yang tepat sa-
saran dan proporsional. Mengembangkan
pembelajaran menurut Alfurjani (2002:55)
berarti melakukan aktivitas sesuai dengan
arah yang sistematis dalam merancang,
memproduksi, dan menggunakan atau me-
ngimplementasikan sistem pembelajaran
yang lengkap, termasuk mendayagunakan
komponen yang tepat untuk setiap sistem
dan mengadministrasikan pengelolaannya.
Karena luasnya permasalahan, maka
dalam artikel ini penulis memfokuskan
bahasan pada pembuatan perencanaan,
yakni pengembangan komponen-kompo-
nen pembelajaran. Paparan diawali de-
ngan pelajaran bahasa Arab dalam ku-
rikulum Madrasah Aliyah (MA), dilanjut-
kan dengan desain sistem pembelajaran,
langkah-langkah pengembangan kompo-
nen pembelajaran, dan penutup.
3. 62│BAHASA DAN SENI, Tahun 41, Nomor 1, Februari 2013
BAHASA ARAB DALAM
KURIKULUM MA
Mata pelajaran Bahasa Arab, sesuai
dengan yang disebutkan di dalam Perme-
nag, bertujuan (1) mengembangkan ke-
mampuan berkomunikasi dalam bahasa
Arab, baik lisan maupun tulis, yang men-
cakup empat kecakapan berbahasa, yakni
menyimak (istima’), berbicara (kalam),
membaca (qira’ah), dan menulis (kita-
bah); (2) menumbuhkan kesadaran ten-
tang pentingnya bahasa Arab sebagai sa-
lah satu bahasa asing untuk menjadi alat
utama belajar, khususnya dalam mengkaji
sumber-sumber ajaran Islam; dan (3) me-
ngembangkan pemahaman tentang saling
keterkaitan antara bahasa dan budaya serta
memperluas cakrawala budaya dengan ka-
ta lain peserta didik diharapkan memiliki
wawasan lintas budaya dan melibatkan di-
ri dalam keragaman budaya.
Pernyataan dalam Permenag tersebut
menunjukkan bahwa bahasa Arab yang di-
ajarkan di madrasah adalah bahasa Arab
yang berfungsi sebagai alat komunikasi
baik lisan maupun tulis. Penekanan pe-
nyajiannya adalah keterampilan (kemahir-
an) berbahasa Arab (menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis). Keempat kete-
rampilan tersebut disajikan secara integral
(tidak parsial). Qawaid tidak disebut se-
bagai materi ajar. Meskipun demikian, di
madrasah juga dimungkinkan diajarkan-
nya qawaid aplikatif sebagai pendukung
pencapaian keterampilah berbahasa Arab.
Dari segi tujuan yang ingin dicapai,
PBA bertujuan agar pembelajar memiliki
sikap positif terhadap bahasa Arab yang
ditunjukkan oleh kemampuan mereka da-
lam berkomunikasi dengan bahasa Arab,
kemampuan menggunakan bahasa Arab
untuk mempelajari ajaran Islam dan ilmu
pengetahuaan, dan kemampuan menggu-
nakan bahasa Arab sejalan dengan buda-
ya Arab yang berlaku.
Dalam pengalaman dan proses belajar
sering dijumpai kendala yang menyebab-
kan tidak tercapainya tujuan yang ditentu-
kan. Sebagai mata pelajaran wajib maka
semua siswa madrasah wajib mengikuti
mata pelajaran bahasa Arab, baik yang
berminat atau yang tidak berminat, yang
termotivasi atau tidak termotivasi. Inilah
salah satu penyebab tidak berhasilnya
pengajaran bahasa Arab di madrasah. Di-
bolehkannya lulusan SD (yang belum me-
ngenal bahasa Arab) melanjutkan ke MTs
dan siswa SMP (yang belum mengenal ba-
hasa Arab) ke MA juga menjadi kendala
tersendiri dalam proses belajar mengajar.
Persoalan tidak hanya itu. Guru ba-
hasa Arab di MI, MTs, dan MA banyak
yang tidak memiliki bekal yang memadai.
Di antara mereka banyak yang bukan lu-
lusan pendidikan bahasa Arab, yang se-
benarnya tidak mampu mengajar bahasa
Arab. Jam pelajaran yang hanya 2 (se-
minggu 2 jam x 45 menit) dan hanya 1 ka-
li pertemuan dipandang tidak cukup untuk
dimanfaatkan mengantarkan pembelajar
memiliki kemampuaan yang memadai.
Sementara bahasa Inggris dan bahasa In-
donesia masing-masing 4 jam seminggu.
Dalam konteks bahasa Arab sebagai
alat komunikasi, maka seharusnya yang
diajarkan kepada siswa adalah kemahiran
berbahasa bukan unsur-unsur bahasa.
Sampai saat ini ditengarai bahwa ada ke-
cenderungan sebagian para guru bahasa
Arab mengajarkan unsur-unsur bahasa,
terutama nahwu dan sharaf (sintaksis dan
morfologi). Akibatnya, siswa mahir nah-
wu dan sharaf tetapi tidak memiliki ke-
mampuan berbahasa Arab yang memadai.
Untuk membuat PBA berhasil, maka
unsur-unsur dan kemahiran-kemahiran da-
lam bahasa Arab harus dipahami sepenuh-
nya. Selain itu, tujuan dan arah pembela-
jaran juga memegang peranan. Materi pe-
lajaran yang bagus, metode pembelajaran
yang tepat, dan media pengajaran yang se-
suai merupakan faktor-faktor yang sangat
menentukan keberhasilan PBA. Semua itu
akan terwujud dengan di tangan guru yang
profesional.
Kompetensi yang hendak dicapai da-
lam PBA di Madrasah Aliyah kelas regu-
ler (selain kelas bahasa dan Madrasah Ali-
yah Keagamaan (MAK)) sebagaimana di-
4. Khasairi, Pengembangan Komponen Pembelajaran Bahasa Arab│63
sebutkan pada Permenag nomor 2 tahun
2008 adalah sebagai berikut.
1) Kemahiran Menyimak
Memahami wacana lisan berbentuk pa-
paran atau dialog tentang perkenalan,
kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan,
remaja , kesehatan, fasilitas umum, pa-
riwisata, kisah-kisah Islam, kebudayaan
Islam, budaya Arab, dan hari-hari besar
Islam.
2) Kemahiran Berbicara
Mengungkapkan secara lisan dalam
bentuk paparan atau dialog tentang per-
kenalan, kehidupan keluarga, hobi, pe-
kerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas
umum, pariwisata, kisah-kisah Islam,
kebudayaan Islam, budaya Arab, dan
hari-hari besar Islam.
3) Kemahiran Membaca
Membaca dan memahami makna waca-
na tertulis paparan atau dialog tentang
perkenalan, kehidupan keluarga, hobi,
pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas
umum, pariwisata, kisah-kisah Islam,
kebudayaan Islam, budaya Arab, dan
hari-hari besar Islam.
4) Kemahiran Menulis
Mengungkapkan secara tertulis berben-
tuk paparan atau dialog tentang perke-
nalan, kehidupan keluarga, hobi, peker-
jaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum,
pariwisata, kisah-kisah Islam, kebuda-
yaan Islam, budaya Arab, dan hari-hari
besar Islam.
Kompetensi tersebut telah mencakup
keterampilan reseptif (menyimak dan
membaca) dan keterampilan produktif
(berbicara dan menulis) dan mencakup ke-
mahiran lisan dan tulis. Kompetensi ke-
bahasaan (gramatika) tidak disebutkan di
dalam Permenag tersebut. Akan tetapi pe-
nguasaan bahasa Arab melalui proses
pembelajaran akan sangat baik jika didu-
kung oleh penguasaan aspek gramatika.
Dengan demikian gramatika perlu disaji-
kan pula di Madrasah Aliyah dengan ca-
tatan bahwa yang disajikan adalah gra-
matika sederhana yang praktis dan aplika-
tif, serta jangan sampai guru terjebak ke
dalam gramatika teoretis.
Dari segi tema yang ditawarkan terda-
pat variasi yang menyentuh kehidupan se-
hari-hari dan kebutuhan siswa saat ini dan
pada masa mendatang serta kebudayaan
Arab dan Islam. Tema-tema tersebut me-
rupakan tema yang sama untuk semua ke-
mahiran berbahasa. Hal ini sejalan dengan
pendekatan pembelajaran yang disarankan
oleh kurikulum yaitu pendekatan integratif
yang dalam praktiknya kemahiran-kema-
hiran tersebut tidak disajikan secara par-
sial dalam bentuk mata pelajaran yang
berdiri sendiri.
DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN
Aktivitas pendidikan merupakan akti-
vitas yang mulia dan dijunjung tinggi oleh
semua orang yang ingin mencapai tujuan
apapun dalam hidupnya. Aktivitas pendi-
dikan yang baik merupakan sistem yang
harus didesain (direncanakan) dengan ba-
ik, dilaksanakan dengan baik, dan dieva-
luasi dengan baik pula. Kiranya tidak ber-
lebihan jika dikatakan bahwa desain (pe-
rencanaan) yang baik merupakan 50% ke-
berhasilan kegiatan apapun. Dengan de-
sain yang baik maka pelaksanaan dan eva-
luasinya akan dapat berjalan dengan jauh
lebih baik dibanding dengan perencanaan
yang asal-asalan.
Desain sistem pembelajaran adalah
prosedur yang terorganisasi dan sistematis
untuk penganalisaan (proses perumusan
apa yang akan dipelajari), perancang-
an/desain (proses penjabaran bagaimana
cara mempelajarinya), pengembangan
(proses penulisan dan pembuatan atau
produksi bahan-bahan belajar), pelaksana-
an atau aplikasi (pemanfaatan bahan dan
strategi), dan penilaian (proses penentuan
ketepatan pembelajaran) (Seels dan
Richey, 1994:33).
Dengan ungkapan yang berbeda
Sanjaya (2010:66) mengatakan bahwa de-
sain pembelajaran adalah proses yang sis-
tematis untuk memecahkan persoalan
pembelajaran melalui proses perencanaan
bahan-bahan pembelajaran beserta aktivi-
tas yang harus dilakukan, perencanaan
sumber-sumber pembelajaran yang dapat
5. 64│BAHASA DAN SENI, Tahun 41, Nomor 1, Februari 2013
digunakan serta perencanaan evaluasi ke-
berhasilan.
Menurut Warsita (2008:21) desain
atau perancangan mencakup penerapan
berbagai teori, prinsip dan prosedur dalam
melakukan perencanaan atau mendesain
suatu program atau kegiatan pembelajaran
yang dilakukan secara sistematis dan sis-
temis. Pendapat ini menyiratkan pengerti-
an bahwa perancangan pembelajaran bu-
kan kegiatan yang sederhana. Dalam ke-
giatan perancangan pengembang harus
meramu segala input yang sesuai untuk
dituangkan dalam perencanaan pembela-
jaran yang memadai.
Banyak pengertian (batasan) lain ten-
tang desain sistem pembelajaran, namun
beberapa batasan tersebut dipandang su-
dah relatif mewakili yang lainnya. Batasan
yang pertama dan kedua secara garis besar
menunjukkan kesamaan, yaitu kegiatan
yang sistematik untuk mengatasi perma-
salahan pembelajaran. Batasan yang dike-
mukakan Warsita lebih memperjelas seka-
ligus mengingatkan dan mengarahkan pe-
ngembang desain pembelajaran, bahwa
perancangan pembelajaran merupakan ke-
giatan yang kompleks.
Sanjaya (2010:68—69) mengemuka-
kan bahwa desain pembelajaran yang baik
harus memenuhi beberapa kriteria, di an-
taranya: (1) berorientasi pada siswa, da-
lam hal ini pengembang desain mengawali
kegiatannya dengan melakukan studi pen-
dahuluan tentang siswa yang berkaitan de-
ngan kemampuan dasar (potensi dan kom-
petensi) yang dimiliki dan gaya belajar
(auditif, visual, kinetis); (2) berpijak pada
pendekatan sistem, agar kegiatan pembe-
lajaran dapat diprediksi keberhasilannya
dan terhindar dari ketidakpastian; dan (3)
teruji secara empiris, artinya sebelum di-
gunakan desain pembelajaran harus diuji
efektivitas dan efisiensinya secara empiris
sehingga kelemahan dan kendala yang
mungkin muncul dalam pelaksanaan dapat
diantisipasi.
Banyak model desain sistem pem-
belajaran yang bisa digunakan oleh peng-
ajar. Sanjaya (2010:70—78) mengemuka-
kan beberapa model berikut. Pertama,
Model Kemp yang komponen-kompo-
nennya meliputi hasil yang ingin dicapai,
analisis tes pelajaran, tujuan khusus bela-
jar, aktivitas belajar, sumber belajar, laya-
nan pendukung, evaluasi belajar, tes awal,
karakteristik belajar,
Kedua, model Banathy yang langkah-
langkahnya meliputi menganalisis dan
merumuskan tujuan, merumuskan tes
yang sesuai dengan tujuan, menganalisis
dan merumuskan kegiatan belajar, meran-
cang sistem, mengimplementasikan dan
mengontrol kualitas sistem, mengadakan
perbaikan dan perubahan,
Ketiga, model PPSI yang tahap-ta-
hapnya meliputi merumuskan tujuan, me-
ngembangkan alat evaluasi, mengem-
bangkan kegiatan belajar-mengajar, me-
ngembangkan program (materi, metode,
media), dan melaksanakan program.
Keempat, model Dick and Cary
dengan langkah-langkah: mengidentifikasi
tujuan umum pengajaran, melaksanakan
analisis pengajaran, mengidentifikasi ting-
kah laku masukan dan karakteristik siswa,
merumuskan tujuan performansi, me-
ngembangkan butir-butir tes acuan pa-
tokan, mengembangkan strategi pengajar-
an, mengembangkan dan memilih materi
pengajaran, mendesain dan melaksanakan
evaluasi formatif, merevisi bahan pembe-
lajaran, mendesain dan melaksanakan eva-
luasi sumatif (Dick and Cary, 1985:2—3).
Dalam mengembangkan komponen
pembelajaran guru tidak hanya bisa me-
nerapkan model-model tersebut tetapi juga
bisa menerapkan model yang lainnya. Di
antara model lain tersebut adalah yang di-
kemukakan oleh Almisri (2008). Lang-
kah-langkah yang dilalui dalam pengem-
bangan komponen pembelajaran dengan
model ini meliputi penganalisisan, peran-
cangan tujuan dan kompetensi, pengem-
bangan bahan, pemanfaatan media dan
strategi pembelajaran, dan penilaian. Mo-
del yang terakhir ini tampak lebih seder-
hana dan lebih mudah diterapkan.
6. Khasairi, Pengembangan Komponen Pembelajaran Bahasa Arab│65
LANGKAH-LANGKAH
PENGEMBANGAN
Implementasi langkah-langkah Model
Almisri (2008) dalam mendesain sistem
PBA,setelah diadaptasi seperlunya adalah
sebagai berikut.
Langkah pertama adalah pengana-
lisisan, yaitu proses perumusan apa yang
akan dipelajari. Langkah ini lazim disebut
dengan analisis kebutuhan (need assess-
ment) dan oleh Nation dan Macalister
(2010) disebut analisis lingkungan dan
analisis kebutuhan. Menurut Sanjaya
(2010:93) langkah-langkah yang dilaku-
kan dalam analisis kebutuhan adalah (1)
pengumpulan informasi, (2) identifikasi
kesenjangan, (3) analisis performansi (gu-
ru, sarana, kebijakan sekolah, iklim sosial
dan psikologis), (4) identifikasi hambatan
dan sumber, (5) identifikasi karakteristik
siswa, (6) identifikasi prioritas dan tujuan,
dan (7) merumuskan masalah.
Apa yang dikemukakan oleh Sanjaya
itu dapat disederhanakan dan diarahkan
kepada (1) karakteristik umum siswa (se-
perti: latar belakang sosial budaya, ke-
mampuan berbahasa Arab, minat, moti-
vasi, dan kesulitan yang dihadapi); (2)
kompetensi siswa (yang sudah dikuasai,
yang belum dikuasai, dan yang ingin di-
capai); dan (3) gaya belajar siswa (per-
sepsi siswa terhadap pelajaran bahasa
Arab, cara menggunakan indranya untuk
belajar, dan persiapan psikologis dalam
belajar).
Dalam konteks Madrasah Aliyah
biasanya hasil langkah pertama ini adalah
ditemukannya latar belakang kebahasa-
araban siswa yang heterogen. Akan sangat
bagus jika siswa yang lemah diberi la-
yanan khusus (seperti tambahan pelajaran
pada jam ke-0) disamping mereka meng-
ikuti pembelajaran yang terjadwal ber-
sama siswa-siswa lain yang sudah maju,
dengan terapi ini diharapkan siswa-siswa
yang lemah bisa segera menyesuaikan diri
dengan yang berkemampuan memadai.
Langkah kedua adalah perancangan
tujuan dan kompetensi, yaitu proses pen-
jabaran bagaimana hal-hal tersebut akan
dipelajari. Langkah ini diwujudkan dalam
bentuk merumuskan tujuan dan kompe-
tensi. Thu’aimah (1989:63) mengemuka-
kan bahwa dalam bidang pendidikan yang
dimaksud dengan tujuan adalah deskripsi
objektif yang rinci tentang bentuk-bentuk
perubahan tingkah laku pembelajar yang
dikehendaki terjadinya setelah mengikuti
pengalaman pembelajaran tertentu.
Tujuan pembelajaran harus jelas,
lengkap, dan operasional (dapat diukur).
Kejelasan dan kelengkapan rumusan sa-
ngat membantu dalam menentukan model
pembelajaran, pemanfaatan media, sum-
ber belajar, dan evaluasi dalam kegiatan
belajar-mengajar. Rumusan tujuan pem-
belajaran yang memadai harus memenuhi
criteria ABCD (Audience, Behavior, Con-
dotoins, Degree).
Audience yang dimaksudkan di sini
adalah pembelajar dengan karakteristik-
nya. Behavior adalah prilaku (kompetensi)
pembelajar yang akan dikembangkan da-
lam pembelajaran yang dirumuskan de-
ngan kata kerja yang terukur dan dapat
dimati, misalnya menyebutkan, menjelas-
kan, membedakan, menggunakan, dan lain
sebagainya. Condition adalah lingkungan
(mengacu pada strategi pembelajaran)
yang memungkinkan pembelajar dapat be-
lajar dengan baik. Degree adalah kriteria
yang dirumuskan sebagai bukti bahwa
pencapaian tujuan pembelajaran dan pro-
ses belajar berhasil.
Contoh penerapan komponen ABCD
tersebut adalah “Siswa Madrasah Aliyah
kelas XI semester II (audience) dapat
menceritakan kembali (behavior) isi film
cerita yang ditayangkan oleh guru selama
15 menit (condition) dengan bahasa
(Arab) sendiri dengan benar (degree).
Dengan diterapkannya KTSP (terma-
suk di Madrasah Aliyah) maka guru dalam
merumuskan tujuan memiliki keleluasaan
sesuai kebutuhan pembelajar. Keleluasaan
tersebut juga menyangkut pemilihan ma-
teri (topik), media, strategi pembelajaran,
dan evaluasi. Jadi guru tidak harus secara
mutlak mengikuti aturan-aturan dalam ku-
rikulum.
7. 66│BAHASA DAN SENI, Tahun 41, Nomor 1, Februari 2013
Langkah ketiga adalah pengembang-
an bahan, yaitu proses penulisan dan pem-
buatan atau produksi bahan-bahan pem-
belajaran. Proses penulisan bahan pem-
belajaran harus memperhatikan (a) ke-
jelasan tujuan pembelajaran (realistis dan
terukur), (b) relevansi tujuan pembela-
jaran dengan Kurikulum/SK/KD, (c) ke-
tepatan penggunaan media yang sesuai de-
ngan tujuan dan materi pembelajaran, (d)
kesesuaian materi, pemilihan media dan
evaluasi (latihan, test, kunci jawaban) de-
ngan tujuan pembelajaran, (e) sistematika
yang runut, logis, dan jelas, (f) interaktivi-
tas, (g) penumbuhan motivasi belajar, (h)
kontekstualitas, (i) kelengkapan dan kuali-
tas bahan bantuan belajar, (j) kejelasan
uraian materi, pembahasan, contoh, simu-
lasi, latihan(k) konsistensi evaluasi de-
ngan tujuan pembelajaran, (l) relevansi
dan konsistensi alat evaluasi, dan (m)
pemberian umpan balik terhadap latihan
dan hasil evaluasi.
Pengembangan bahan pembelajaran
juga dapat dilakukan dengan mengolah
(menganalisis) isi atau bahan ajar yang
akan diberikan. Dalam hal ini pengajar
menganalisis ragam pengetahuan (antar-
pribadi); sifat pengetahuan yang meliputi
inti, prasyarat, dan lanjutan (termasuk jen-
jang dan kedalaman/kompetensi); dan al-
ternatif penyajian.
Pada dasarnya kurikulum Madrasah
Aliyah memberikan kebebasan kepada gu-
ru untuk berkreasi termasuk dalam me-
nyediakan bahan ajar. Mereka tidak di-
wajibkan menggunakan buku teks terten-
tu. Ini berarti ada peluang persaingan da-
lam menyusun buku yang paling susuai
dengan kebutuhan para siswa.
Langkah keempat adalah pemanfaat-
an media dan strategi pembelajaran dalam
proses pembelajaran. Pemanfaatan media
dan strategi pembelajaran memberikan
sumbangan yang sangat berarti dalam
mencapai tujuan. Berdasarkan pendapat
Peter Shea (dalam Munir, 2010:68—69)
dapat dikatakan bahwa aktivitas belajar
dengan membaca tingkat keberhasilannya
10%, mendengar 20%, melihat 30%, me-
lihat dan mendengar 50%, mengatakan
70%, mengatakan dan melakukan 90%.
Aktivitas semacam ini akan memberikan
kontribusi yang maksimal jika direncana-
kan dan dilaksanakan dengan tepat.
Almisri (2008) menyarankan agar pe-
nyusun dalam proses pemanfaatan media
dan strategi memperhatikan prinsip-prin-
sip: (a) efektivitas dan efisiensi dalam pe-
ngembangan maupun penggunaan media
pembelajaran; (b) reliabilitas (kehandal-
an); (c) maintainabilitas (dapat dipeliha-
ra/dikelola dengan mudah); (d) usabilitas
(mudah digunakan dan sederhana dalam
pengoperasiannya); (e) ketepatan pemi-
lihan jenis aplikasi/software/tool untuk pe-
ngembangan; (f) kompatibilitas (media
pembelajaran dapat diinstalasi/dijalankan
melalui berbagai hard ware dan soft ware
yang ada); (g) pemaketan program media
pembelajaran terpadu dan mudah dalam
eksekusi; (h) kelengkapan dokumen pro-
gram media pembelajaran yang meliputi:
petunjuk instalasi (jelas, singkat, lengkap),
trouble shooting (jelas, terstruktur, dan
antisipatif), desain program (jelas dan
menggambarkan alur kerja program); dan
(i) reusabilitas (sebagian atau seluruh pro-
gram media pembelajaran dapat dimanfa-
atkan kembali untuk mengembangkan me-
dia pembelajaran lain).
Pemanfaatan media pembelajaran (ba-
ik audio, visual, maupun audio visual) da-
lam PBA untuk penutur non-Arab meru-
pakan suatu keharusan, terutama jika gu-
runya bukan penutur asli. Semakin ba-
nyaknya CD interaktif dalam pembelaja-
ran, video, parabola (program TV Arab),
program radio berbahasa Arab, dan inter-
net, serta media tulis berbahasa Arab me-
rupakan media pembelajaran yang sangat
berharga dan sangat bisa dimanfaatkan de-
ngan baik untuk meningkatkan kualitas ki-
nerja PBA.
Langkah kelima adalah penilaian, ya-
itu proses penentuan ketepatan pembe-
lajaran sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Dalam hal ini penilaian PBA di-
8. Khasairi, Pengembangan Komponen Pembelajaran Bahasa Arab│67
lakukan terutama untuk memberikan ma-
sukan kepada pembelajar, bukan untuk
menentukan tingkat “kepintaran”. Peni-
laian ini juga untuk meningkatkan kualitas
kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena
itu, penilaian tidak hanya mengacu kepada
hasil belajar yang dicapai oleh pembelajar
tetapi juga dilakukan terhadap bahan ajar,
metode, media dan sumber belajar.
Penilaian yang diberikan menyangkut
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Bentuk tes yang digunakan bisa berupa tes
objektif (terutama untuk menilai aspek
kognitif) dan tes subjektif (terutama untuk
menilai aspek afektif dan psikomotorik).
Selain itu, tes juga harus valid (mengukur
apa yang harus diukur), artinya kemahiran
berbicara harus dites secara lisan bukan
tertulis dan kemahiran menulis dites se-
cara tertulis.
Dalam model lain (PPSI), langkah ini
dilakukan setelah merumuskan tujuan
pembelajaran dengan harapan soal-soal
penilaian bisa sesuai (jumlah dan fung-
sinya) dengan tujuan yang dirumuskan
dan sebalikanya dengan adanya soal-soal
penilaian itu dapat diketahui perumusan
tujuan tersebut memenuhi syarat atau ti-
dak.
Terkait dengan penilaian ini akan baik
jika setiap kegiatan pembelajaran pengajar
menyajikan rangkuman/kesimpulan dan
atau soal latihan untuk mengukur keber-
hasilan belajar peserta didik dan sekaligus
mengevaluasi ketepatan strategi pembela-
jaran. Penilaian ini mutlak dilakukan se-
bagai sistem manajemen mutu dan pe-
ngendalian proses belajar mengajar se-
hingga terjadi umpan balik dan perbaikan
secara terus menerus (continous improve-
ment).
PENUTUP
Penguasaan bahasa Arab dalam kehi-
dupan manusia, khususnya yang beragama
Islam merupakan sesuatu yang sangat ber-
harga. Dengan penguasaan tersebut sese-
orang terutama yang beragama Islam akan
bisa berkomunikasi yang baik, bisa me-
ngenal bangsa dan budaya Arab dengan
baik, bisa mendalami ajaran Islam dengan
lebih baik, bisa mengamalkan ajaran Islam
dengan lebih baik.
Untuk memperoleh penguasaan baha-
sa Arab yang baik diperlukan kinerja sis-
tem pembelajaran yang memadai. Dalam
hal ini pembelajaran hendaknya dirancang
dengan baik, dilaksanakan dengan meli-
batkan semua komponennya secara baik,
dan dievaluasi dengan baik pula. Banyak
model pengembangan komponen pembe-
lajaran yang bisa dimanfaatkan oleh guru
bahasa Arab dalam membuat rancangan,
di antaranya adalah Model Kemp, Model
Botany, Model PPSI, Model Dick and
Carey, dan Model Almisri.
Langkah-langkah yang dilalui dalam
pengembangan komponen pembelajaran
dengan Model Almisri teradaptasi melipu-
ti (1) penganalisaan (terhadap berbagai in-
formasi terkait, kesenjangan yang dijum-
pai, performansi sumberdaya yang terse-
dia, hambatan yang ada, karakteristik sis-
wa, dan prioritas dan tujuan); (2) per-
ancangan tujuan dan kompetensi dengan
memperhatikan kejelasan, kelengkapan,
dan operasionalitas; serta memenuhi per-
syaratan rumusan tujuan yang memuat
unsur ABCD (audience, behavior, con-
dition, dan degree); (3) pengembangan
bahan,yang dilakukan dengan mempro-
duksi bahan-bahan pembelajaran atau
mengolah bahan ajar (yang sudah ada)
yang akan diberikan dengan memperha-
tikan situasi dan kondisi terkini; (4) pe-
manfaatan media dan strategi pembela-
jaran dengan mempertimbangkan prinsip
efektivitas dan efisiensi, reliabilitas, main-
tainabilitas, usabilitas, ketepatan pemilih-
an jenis aplikasi, kompatibilitas, pemaket-
an program media pembelajaran terpadu,
kelengkapan dokumen, reusabilitas; dan
(5) penilaian yang mengacu kepada hasil
belajar yang dicapai oleh pembelajar serta
mengacu kepada bahan ajar, metode, me-
dia dan sumber belajar.
9. 68│BAHASA DAN SENI, Tahun 41, Nomor 1, Februari 2013
DAFTAR RUJUKAN
Alfurjany, A.A. 2002. Al Teknolojiya wa
Tathwiiri al Ta’liim. Al Qaahirah: Daar
Ghariib.
Almisri, M.M.Z. 2008. Aplikasi Teknologi
Pendidikan. www. Scribd.com/doc/
diakses 18 April 2011.
Dick, W. & Carey L. 1985. The
Systematic Design of Instruction.
Glenview, Illinois London, England:
Scott, Foresman and Company.
Munir. 2010. Kurikulum Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI
dan CV Alfabeta.
Nation, I.S.P. & Macalister, J. 2010.
Linguage Curriculum Design. New
York and London: Roudledge Taylor
and Francis Group.
Peraturan Menteri Agama Republik
Indonesia nomor 2 tahun 2008 tentang
Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Isi Pendidikan Agama Islam
dan Bahasa Arab di Madrasah.
Sanjaya, W. 2010. Perencanaan dan
Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Seels, B.B. & Richey, R.C. 1994.
Instructional Technology: the
Devinition and Domains of the Field.
Washington, DC.: AECT.
Thu’aimah, R.A. 1989. Ta’limul Lughah
al Arabiyyah li Ghairin Nathiqina
bihaa, Manahijuhu wa Asalibuhu.
Ribath: Isessco.
Warsita, B. 2008. Teknologi
Pembelajaran, Landasan dan
Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
World Almanac. 2005. (Online)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_ba
hasa_menurut_jumlah_penutur_asli),
diakses pada 28 Pebruari 2013.