1. Pembelajaran bahasa Arab di sekolah sebaiknya mengembangkan keempat kemampuan bahasa (mendengar, berbicara, membaca, menulis) dengan berbagai metode seperti mendengarkan siaran, berdiskusi, membaca, menulis esei, dan menulis kaligrafi Arab.
2. Penggunaan metode komunikasi seperti praktik bertanya-jawab dan simulasi situasi kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan kemampuan ber
1. Bahasa Arab: Bagaimana dan Seharusnya Diajarkan Di Sekolah
PENERAPAN METODE KOMUNIKASI BAHASA ARAB PADA SISTEM
PEMBELAJARAN DI KELAS
Yunita Wulansari
NIM: 143121071
Sumber Daya Manusia (SDM) yang rendah adalah salah satu pokok permasalahan
bagi setiap Negara Berkembang. Untuk mengembangkan SDM tersebut, Negara Berkembang
meningkatkan mutu pendidikan para warganegaranya melalui pembangunan sekolah-sekolah
dan menyediakan fasilitas-fasilitas yang menunjang dalam pembelajaran, seperti penyediaan
perpustakaan umum, para guru yang berkompeten, dan peningkatan standar materi
pembelajaran di setiap sekolah sesuai dengan standar pendidikan dunia, dll.
Peningkatan standar materi pembelajaran inilah yang merupakan faktor utama dalam
upaya peningkatan SDM dalam dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. Di Indonesia,
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penguasaan bahasa Asing sangat
ditekankan. Karena dengan penguasaan ilpeng dan teknologi serta bahasa Asing tersebut,
para pelajar mampu meningkatkan mutu pendidikan mereka dan mampu berkomunikasi
dengan dunia luar.
Bahasa Asing yang sekarang ini banyak diterapkan pada sekolah-sekolah adalah
bahasa inggris yang merupakan bahasa Internasional dan bahasa Arab yang merupakan
bahasa kitab suci Al-Quran sekaligus bahasa yang menjadi pemersatu umat islam di dunia.
Bahasa Arab ini kebanyakan diajarkan di Pondok Pesantren dan sekolah yang berbasis agama
yang berada di bawah naungan Kementrian Agama.
Sistem pengajaran bahasa Arab di kelas seringkali membosankan para siswanya.
Sehingga hasrat dan minat para siswa untuk mempelajari bahasa Arab dan mendalaminya
juga akan menurun. Sistem pembelajaran yang kurang menarik dan turunnya hasrat serta
minat para siswa inilah yang menjadi kendala dan masalah dalam pencapaian pemahaman
materi para siswa dalam Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) yang berlangsung.
Berbicara tentang sistem pembelajaran yang menarik, pengajaran bahasa arab dengan
menggunakan cara menamai semua benda yang berada dikelas dengan bahasa arab dan
menempelkanya pada benda tersebut juga salah satu cara yang tepat untuk menambah
kosakata dan memperkuat daya ingat kita setiap kali kita menggunakan atau memakai benda
tersebut. Jadi, secara otomatis kita akan mampu memperbanyak kosakata kita dan hafalan
2. Bahasa Arab: Bagaimana dan Seharusnya Diajarkan Di Sekolah
kita terhadap benda-benda yang ada disekitar kita. Cara tersebut juga sangat sangat efektif
jika diterapkan di rumah. Jadi, tidak hanya di lingkungan kelas saja tetapi juga bisa
diterapkan di lingkungan rumah dan kamar kita sendiri.
Pembelajaran yang sering digunakan di tingkat MTs dan MA adalah Qiro’ah,
Kitabah, dan Kalam sedangkan untuk kemampuan mendengarkan Istima’ digunakan pada
jenjang Perguruan Tinggi. Sehingga bekal para siswa di sekolah terpusat dengan kemampuan
berbicara, menulis dan membaca bahasa Arab, tetapi kemampuan untuk mendengarkan
belum diasah dengan baik. Oleh karena itu, seharusnya ke-empat kemampuan tersebut
diterapkan pada sistem pembelajaran di sekolah sehingga kemampuan siswa dalam
memahami serta mempelajari bahasa Arab dapat sempurna.
Berdasarkan ke-empat kemampuan diatas, para guru harus menyiapkan beberapa
situasi untuk mengembangkan kemampuan para siswa terhadap bahasa Arab. Situasi tersebut
adalah dengan menyediakan siaran-siaran atau cerita serta percakapan dalam bahasa Arab,
menyediakan bacaan untuk mengasah kemampuan membacanya dan percakapan untuk
kemampuan berbicara serta menulis berbagai tema atau topik serta memahami isi dari ke-
empat situasi tersebut.
Kemampuan menulis Arab akan lebih sempurna apabila dikenalkan pada cara menulis
huruf Arab dengan baik dan benar, yaitu Kaligrafi Arab (Khat). Ada tiga jenis Khat yang
harus dikenalkan, yaitu Naskh, Ruq’ah, dan Thuluth. Tiga jenis Khat inilah yang membuat
seseorang mampu menulis serta membuat karya tulis yang baik dan benar.
Mengajarkan dan memperdengarkan tentang pola dan pilihan kata (Mahfudzat) dalam
puisi maupun kata-kata hikmah dan perumpamaan. Sehingga para siswa akan mampu
mengetahui kosakata bahasa Arab yang sering digunakan pada karya-karya Arab. Kemudian
para siswa dianjurkan menghafalkan dan mencoba mengaplikasikannya dalam karya sastra
Arab seperti membuat puisi atau membuat kata motivasi.
Selain tentang pola dan pilihan kata, mengajarkan dan penguasaan kaidah-kaidah
dalam penulisan bahasa Arab sangatlah penting, seperti macam-macam jenis kalimat dan
aturan atau tatabahasa Arab yang benar perlu diajarkan menurut kaidah-kaidahnya serta
diaplikasikannya.
Metode pengajaran yang terakhir adalah penguasaan minimal 1500 kosakata Arab
berdasarkan empat kemampuan diatas dan siswa mampu mengaplikasikannya dengan tepat.
Mereka diharap dapat menguasai kemampuan berbahasa, yaitu mendengar, berbicara,
membaca dan menulis dengan memberi perhatian kepada kemampuan berbicara. Dengan
3. Bahasa Arab: Bagaimana dan Seharusnya Diajarkan Di Sekolah
tujuan dari mata pelajaran tersebut adalah agar siswa membiasakan diri mendengar kosakata
bahasa Arab di samping dapat berbicara dengan fasih dan lancar mengeluarkan pendapat.1
Krashen dan Terrel (1983) memberikan fokus utama pengajaran kepada kebolehan
berkomunikasi dan makna disebabkan mereka menganggap bahawa komunikasi adalah
fungsi utama bahasa. Mereka menekankan kepentingan perbendaharaan kata dan melihat
bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi menyampaikan makna dan pesan. Dengan itu,
pemerolehan bahasa akan hanya berlaku apabila seseorang itu dapat memahami suatu pesan.
Bahasa menurut pandangan Krashen dan Terrel (1983) adalah terdiri dari item-item
leksikal, struktur-struktur dan pesan. Leksikon yang melibatkan persepsi dan pengeluaran
penting untuk mengorganisasi dan menginterpretasi pesan.2
Input yang mengandungi struktur-struktur yang boleh dipahami ini hanya dapat
diperolehi melalui komunikasi. Oleh itu guru perlu mewujudkan situasi dalam kelas dan
meminta siswa untuk melakukan kegiatan berkomunikasi dengan bahasa Arab. Sehingga,
siswa dapat mempelajari bahasa yang sesuai dalam pelbagai bentuk situasi. Melalui kegiatan
komunikasi, siswa juga dapat menggunakan bahasa untuk melakukan pelbagai tugas
komunikasi dan dapat menggunakan bahasa tersebut untuk interaksi sosial dengan orang
lain.3
Kegiatan komunikasi ini sangat penting dalam pengajaran bahasa karena menurut
Littlewood (1981) kegiatan ini akan dapat menyediakan praktik-praktik keseluruhan tugas
(whole-task practice), meningkatkan motivasi dalam pembelajaran, bisa mewujudkan
pembelajaran awal, pembelajaran secara alami (natural learning), dan mewujudkan konteks
atau situasi yang dapat mendukung proses pembelajaran.4
Terdapat pelbagai jenis kegiatan komunikasi. Littlewood (1981) membaginya menjadi
dua jenis, yaitu kegiatan prakomunikatif dan kegiatan komunikatif yang dilakukan secara
berulang-ulang. Pada tahap prakomunikatif, para siswa dilatih dengan separuh kemampuan
komunikasi. Latihan dibuat secara berulang-ulang menggunakan berbagai cara. Dapat
melibatkan cara tanya jawab yang dapat membuat para siswa berpeluang berlatih kemampuan
komunikasi, melancarkan pengucapan kosakata dalam sistem bahasa yang bersifat struktural.
Cara tersebut juga dapat membantu siswa mempunyai kemampuan bahasa untuk tahap
selanjutnya, yaitu kegiatan komunikasi. Terdapat dua jenis kegiatan komunikasi yang dapat
1Dr. M. Azhar Bin Zailaini dan Prof. Madya Dr. Hassan Basri Bin Awang Mat Dahan, Keperluan Aktiviti
KomunikatifDalam Pengajaran Bahasa Arab Sekolah Menengah,Fakulti Pendidikan, Universiti Malaya, Hal 4.
2Ibid, Hal 4.
3Ibid, Hal 4.
4Ibid, Hal 5.
4. Bahasa Arab: Bagaimana dan Seharusnya Diajarkan Di Sekolah
digunakan, yaitu kegiatan komunikasi fungsian dan kegiatan interaksi sosial.
(Littlewood,1981)5
Kegiatan komunikasi fungsian ialah kegiatan komunikasi yang berdasarkan
tanggungjawab dan peranan yang perlu dimainkan oleh siswa. Prinsip yang terkandung dalam
kegiatan komunikatif fungsian ialah guru membentuk sesuatu situasi supaya para siswa
menyelesaikan masalah. Kegiatan-kegiatan ini memberikan penekanan terhadap aspek-aspek
fungsian berkomunikasi bagi kegunaan dalam kelas. Secara khusus keberhasilan kegiatan ini
diukur melalui cara atau metode yang digunakan untuk mengatasi permasalahan yang sedang
terjadi.
Sedangkan kegiatan interaksi sosial menurut Littlewood (1981) ialah kegiatan
penggunaan bahasa dalam situasi yang hampir menyerupai penggunaan bahasa keseharian.
Oleh karena itu, guru perlu memindahkan situasi penggunaan bahasa sehari-hari itu ke dalam
kelas. Cara yang boleh digunakan guru terhadap situasi tersebut adalah membuat
pembelajaran di kelas menjadi interaksi keseharian tetapi menggunakan komunikasi bahasa
Arab.6
Berdasarkan pembahasan diatas, pembelajaran yang menarik dan mampu
mengembangkan empat kemampuan bahasa Arab dengan dapat diasah dengan cara-cara
berikut:
1. Mendengar, memahami dan membicarakan tentang siaran-siaran dalam bahasa Arab.
2. Bertutur dengan fasih dan lancar dalam situasi-situasi tertentu.
3. Membaca dan memahami pelbagai bahan bacaan.
4. Menulis dalam pelbagai tema dan bentuk penulisan serta memahami kandungannya.
5. Menguasai kemahiran menulis dalam tiga bentuk kaligrafi Arab ( Khat ); Naskh,
Ruq’ah dan Thuluth mengikut kaedah yang betul.
6. Menghafal dan memperdengarkan asas pola morfologi dan mahfuzat terpilih
berbentuk puisi, kata-kata hikmah dan perumpamaan.
7. Menguasai asas tatabahasa Arab serta mampu mengaplikasikannya.
8. Menguasai sekurang-kurangnya 1500 kosa kata Arab serta mampu menggunakannya
dengan tepat (Dokumen Standard Prestasi Bahasa Arab, 2012).7
5Dr. M. Azhar Bin Zailaini dan Prof. Madya Dr. Hassan Basri Bin Awang Mat Dahan, Keperluan Aktiviti
KomunikatifDalam Pengajaran Bahasa Arab Sekolah Menengah,Fakulti Pendidikan, Universiti Malaya, Hal 5.
6 Ibid, Hal 5-6.
7Al-Muslim Mustapa dan Prof. Madya Dr. Zamri Arifin,Pengajaran Dan Pembelajaran Bahasa Arab:
Satu Tinjauan LiteraturDi Negeri Sembilan, Hal 2.
5. Bahasa Arab: Bagaimana dan Seharusnya Diajarkan Di Sekolah
Selain cara atau metode diatas, penggunaaan metode komunikasi dalam kelas
sangatlah berperan penting dalam mencapai ke-empat kemampuan bahasa Arab dan juga
mampu mengembangkan bakat untuk mengolah kata-kata bahasa Arab menjadi suatu karya
yang sangat benilai tinggi, seperti Puisi berbahasa Arab, Syair, dan kata-kata motivasi dalam
bahasa Arab.
Penggunaan metode komunkasi ini dapat dilakukan dengan dua jenis, yaitu metode
prakomunikatif yang merupakan melatih para siswa untuk berkomunikasi dengan baik,
memahami dan menambah kosakata, serta pembekalan sistem tanya jawab untuk
melangsungkan komunikasi berbahasa Arab pada saat kegiatan pembelajaran. Sedangkan
metode kedua adalah metode komunikatif yang merupakan pengulangan interaksi keseharian
dengan menggunakan bahasa Arab dan pengembangan kosakata yang digunakan dalam
komunikasi.
Oleh karena itu, peran seorang guru dan metode yang digunakan dalam mengajar
merupakan faktor utama dalam keberhasilan siswa dalam mengembangkan kemampuan para
siswa. Metode ini juga sangat cocok untuk mengembangkan pendidikan bahasa Arab di
sekolah. Supaya metode yang dilakukan tidak membebani para siswa, guru harus mempunyai
kemampuan untuk membuat metode dapat diikuti dan menarik perhatian serta menambah
keingintahuan para siswa terhadap bahasa Arab, misalnya dengan mendengarkan lagu yang
berisi kosakata baru kemudian diidentifikasi bersama dan dijelaskan oleh guru atau dengan
permainan dengan menggunakan bahasa Arab.