Teks tersebut membahas kaidah-kaidah kebahasaan yang digunakan dalam penulisan laporan hasil observasi, termasuk penggunaan kalimat definisi, kata hubung, jenis-jenis kalimat, dan penggunaan data numerik untuk menunjang deskripsi objek yang diamati.
1. Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
1. Kalimat Definisi
Kalimat definisi adalah kalimat yang berisi penjelasan umum tentang objek
yang diobservasi. Tujuan dari kalimat definisi ini adalah memberikan
penjelasan kepada pembaca agar tidak keliru memahami objek yang
diobservasi.
Contoh:
2. Kata Hubung (Konjungsi)
Kata hubung/Konjungsi berfungsi untuk menghubungkan antar klausa atau
antar kalimat, bahkan antar paragraf. Tujuannya adalah agar susunan kalimat
atau paragraf dalam teks menjadi padu. Berikut adalah penjelasan lebih
lanjutnya.
a. Konjungsi antar klausa
Konjungsi ini berfungsi untuk menghubungkan klausa menjadi satu
kalimat. Artinya ada dua atau lebih klausa yang hendak dihubungkan
menjadi satu kalimat dengan menggunakan konjungsi ini. Berikut
adalah jenis-jenis konjungsi antar klausa.
Konjungsi koordiantif berfungsi untuk menghubungkan klausa-klausa
sederhana. Konjungsi koordinatif meliputi;
1) ..... dan ....
2) ...., tetapi ....
3) .... atau ....
Konjungsi korelatif berfungsi untuk menghubungkan klausa-klausa
berstatus setara. Konjungsi korelatif meliputi;
1) Baik .... maupun .....
2) Jangankan ....., ..... pun ......
3) Entah ..... entah ......
Konjungsi subordinatif berfungsi untuk menghubungkan klausa-
klausa berstatus bertingkat. Konjungsi subordinatif meliputi;
Untuk mengidentifikasi kalimat definisi yang terdapat dalam teks
laporan hasil obervasi, ada beberapa kata kunci yang perlu diingat,
yaitu; "adalah", "merupakan", "ialah", "yaitu", dan "yakni".
Laptop adalah sebuah perangkat elektronik yang menjalankan sebuah
sistem operasi yang dapat membantu manusia modern dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
2. 1) Andaikan ....
2) Jika .....
3) Sesudah ....
4) Agar ....
5) .... dengan ....
6) ..... bahwa ....
7) ..... seperti .....
8) ..... karena .....
9) ..... meskipun .....
b. Konjungsi antar klausa
Konjungsi ini berfungsi untuk menghubungkan klausa menjadi satu
kalimat. Artinya ada dua atau lebih klausa yang hendak dihubungkan
menjadi satu kalimat dengan menggunakan konjungsi ini. Berikut
adalah jenis-jenis konjungsi antar klausa.
Konjungsi koordiantif berfungsi untuk menghubungkan klausa-klausa
sederhana. Konjungsi koordinatif meliputi;
1) ..... dan ....
2) ...., tetapi ....
3) .... atau ....
Konjungsi korelatif berfungsi untuk menghubungkan klausa-klausa
berstatus setara. Konjungsi korelatif meliputi;
1) Baik .... maupun .....
2) Jangankan ....., ..... pun ......
3) Entah ..... entah ......
Konjungsi subordinatif berfungsi untuk menghubungkan klausa-
klausa berstatus bertingkat. Konjungsi subordinatif meliputi;
1) Andaikan ....
2) Jika .....
3) Sesudah ....
4) Agar ....
5) .... dengan ....
6) ..... bahwa ....
7) ..... seperti .....
8) ..... karena .....
9) ..... meskipun .....
3. c. Konjungsi Antar Kalimat
Konjungsi ini berfungsi untuk menghubungkan kalimat yang masih
berkaitan atau berhubungan secara idenya. Artinya fungsi dari konjungsi
ini adalah membuat kalimat pertama dengan berikutnya dapat dipahami
keterkaitannya. Konjungsi antar kalimat meliputi;
1) Akibatnya .....
2) Sebaliknya ....
3) Kemudian .....
4) Sebenarnya ....
5) Bahkan ....
6) Akan tetapi ....
7) Biarpun begitu .....
3. Kalimat simpleks dan kompleks
1) Kalimat simpleks
Kalimat simpleks adalah kalimat yang terdiri dari satu struktur. Kalimat ini
biasanya disebut dengan kalimat tunggal.
Contoh: Andi makan roti di kantin sekolah.
kalimat di atas terdiri dari satu struktur yang jika dijabarkan akan seperti
berikut.
Andi makan roti di kantin sekolah.
Subjek Predikat Objek Keterangan Tempat
2) Kalimat kompleks
Kalimat kompleks adalah kebalikan dari kalimat simpleks. Jika kalimat
simpleks terdiri dari satu struktur saja, maka kalimat kompleks adalah
kalimat yang terdiri lebih dari satu struktur. Untuk mengidentifikasinya
sangat mudah. Caranya adalah dengan melihat apakah kalimat tersebut
dapat dipisah menjadi beberapa kalimat atau tidak.
Contoh: Andi makan roti dan pisang di kantin sekolah.
Kalimat di atas dapat di pisah menjadi dua kalimat yaitu:
Andi makan roti di kantin sekolah.
Subjek Predikat Objek Keterangan Tempat
Andi makan pisang di kantin sekolah.
Subjek Predikat Objek Keterangan Tempat
4. 4. Penggunaan Data (Numerik/Angka)
Kaidah kebahasaan yang terakhir dari teks laporan hasil observasi adalah
penggunaan data yang biasanya berupa data numerik atau angka. Fungsi data
ini adalah sebagai penunjang deskripsi tentang objek yang diobservasi.
Misalnya kita hendak menulis laporan hasil observasi tempat wisata. Maka,
untuk menunjang deskripsi tentang tempat wisata tersebut, kita harus
mencantumkan beberapa data yang bersifat numerik atau angka. Misalnya luas
areal wisata itu, berapa jumlah wahananya, dan lain sebagainya.