Dokumen tersebut merangkum tentang pengertian, format, unsur, syarat, dan jenis paragraf. Paragraf dijelaskan sebagai kesatuan kalimat yang membahas satu ide pokok. Paragraf harus memenuhi unsur kesatuan, koherensi, dan kohesi agar terbentuk dengan baik. Ada dua format paragraf, yaitu takuk dan lurus, serta beberapa jenis paragraf seperti deskriptif, naratif, dan argumentatif.
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala kemampuan rahmat dan
hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul
“PARAGRAF” pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Dengan mengucap puji syukur
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta tak lupa sholawat dan
salam kepada junjunan Nabi besar Muhammad SWT atas petunjuk dan risalah-Nya,
dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah membantu kami
memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada Buku Pelangi
Teras Bahasa yang ikut berperan besar dalam pembuatan makalah ini.
Kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyususnan makalah
ini, oleh karena itu kami sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun
makalah ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga melalui
makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Bandung, 4 Oktober 2020
Tim Penyusun
3. ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………………….i
Daftar Isi …………………………………………………………………………………..ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang ………………………………………………………………... 1
1.2 RumusanMasalah …………………………………………………………… ..2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Definisi Paragraf ……………………………………………………………… 3
2.2 Format Paragraf ………………………………………………………………. 3
2.3 Unsur Paragraf ……………………………………………………………….. 4
2.4 Syarat Paragraf……………………………………………………………..…..6
2.5 Jenis Paragraf…………………………………………………………………..11
BAB III :KESIMPULAN ……………………………………………………………....…30
Daftar Pustaka ………………………………………………………………..……………31
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Umumnya sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat
dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang
membentuk paragraph, paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan yang
membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam
karangan
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat
menjadi paragrafh, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan
berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal).
Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan
mendukung gagasan tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas
satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud
alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang
kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam
tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari
sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki
5. 2
kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri
dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi
seseorang mewujudkan sebuah karangan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
adalah:
1. Pengertian Paragraf,
2. Format Paragraf,
3. Unsur Paragraf,
4. Syarat Paragraf, dan
5. Jenis Paragraf.
6. 3
BAB 11
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Paragraf
Paragraf ialah tulisan yang berupa penuangan ide atau gagasan penulis atau
pembicara ke dalam kalimat atau beberapa kalimat (Arifin dan Tasai, 2009: 115).
Dalam paragraf harus ditunjukan bahwa kalimat-kalimat itu memperlihatkan kesatuan
pikiran yang utuh, tidak terpecah-pecah. Suatu paragraf dapat saja terdiri atas sebuah
kalimat, misalnya, paragraf akhir surat dinas (Atas perhatian Bapak, Ibu, Saudara,
kami ucapkan terima kasih), tetapi umumnya diwujudkan oleh beberapa kalimat.
Paragraf yang ideal dibentuk tidak lebih dari lima kalimat jika setiap kalimatnya relatif
panjang, tetapi dapat saja dibentuk dengan lebih dari lima kalimat jika setiap
kalimatnya relatif pendek.
2.2 Format Paragraf
Pada garis besarnya format atau bentuk paragraf itu ada dua, yaitu paragraf
takuk dan paragraf lurus atau sejajar. Paragraf takuk ialah paragraf yang awal baris
pertamanya masuk ke arah kanan satu tabulasi (5-8 ketukan atau huruf), sedangkan
paragraf lurus adalah wujud paragraf yang semua baris kalimatnya lurus; perpindahan
dari satu paragraf ke paragraf lainnya diberikan jarak (2,5 spasi).
8. 5
Kalimat utama atau kalimat topik ialah kalimat inti suatu paragraf atau kalimat
yang berisikan ide pokok yang bersifat lebih umum; kalimat penjelas adalah kalimat
yang berfungsi menjelaskan kalimat utama atau kalimat yang berisikan ide penjelasan
yang bersifat khusus. Unsur terakhir dari paragraf adalah judul. Judul merupakan
kepala karangan yang mencerminkan isi suatu karangan; judul memiliki ciri harus
menarik, sesuai dengan isi, logis, berbentuk frasa (kelompok kata), diawali huruf
kapital kecuali kata depan dan kata sambung yang terletak di tengah.
Contoh :
(1) Sektor industri memegang peranan yang makin penting sebagai penggerak
perekonomian. (2) Perkembangannya dikaitkan dengan sektor-sektor yang lain. (3)
Selain itu, sektor industri juga diandalkan sebagai penyerap utama tambahan angkatan
kerja produktif yang dikembangkan dari yang mengandalkan tenaga kerja yang murah
dan pada sumber daya alam menjadi yang bernilai tambah tinggi dan padat
keterampilan. (5) Dalam 25 tahun yang akan datang, indonesia harus beralih menjadi
produsen barang-barang industri yang bermutu tinggi (UMPTN 1994 Rayon C).
Dari contoh paragraf tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa kalimat (1)
merupakan kalimat utama, sedangkan kalimat (2,3,4 dan 5) adalah kalimat penjelas.
Dari kalimat utama dan kalimat penjelas itu, kita pun dapat mengetahui ide pokoknya,
yaitu sektor industri penyerap tenaga kerja, andalan sektor industri, harapan
indonesia menjadi produsen barang berkualitas; judul paragraf itu adalah “Peranan
Sektor Industri”.
2.4 Syaraf Paragraf
9. 6
Paragraf yang baik memiliki tiga syarat, yaitu kesatuan, koherensi, dan kohesi.
Ketiga unsur itu dalam suatu paragraf haruslah hadir; ketidakhadiran satu unsur saja
dalam suatu paragraf menyebabkan paragraf menjadi kurang utuh dan kurang
“harmoni” (Akhidah, dkk,,1992: 148 dan Ramlan, 1993: 9).
(a) Ketentuan Paragraf
Kesatuan dalam paragraf ialah bahwa paragraf yang kita susun itu di
dalamnya hanya memiliki satu ide atau satu gagasan utama. Oleh karena itu,
kalimat-kalimat (yang berupa kalimat penjelas) satu dengan yang lain harus
kita tata secara cermat dan apik agar semuanya mengacu pada kalimat utama,
yaitu membicarakan dan mendukung gagasan utama atau ide pokok.
(b) Koherensi
Koherensi ialah bahwa setiap kalimat yang ada pada suatu paragraf
satu dengan yang lain memiliki kaitan makna yang erat, terjadi hubungan
timbal balik antara satu kalimat dan kalimat yang lain. Dengan kata lain
koherensi ini menitikberatkan kaitan makna pada suatu paragraf. Koherensi
pada dasarnya merupakan upaya untuk mewujudkan kesatuan.
Contoh :
(1) Perguruan tinggi yang memiliki sivitas akademik bekerja secara efisien
akan dapat menghasilkan para sarjana yang siap bekerja dan bersaing unit di perbagai
sektor. (2) Perguruan tinggi dewasa ini bukan hanya sekedar unit pelayan akademis
semata, melainkan lebih merupakan unit pelayan sosial, ekonomi, bahkan sudah dapat
dikatakan sebagai lembaga jasa. (3) Perguruan tinggi memerlukan pimpinan, yaitu
10. 7
rektor, wakil rektor, dekan, wakil dekan, dan kaprodi yang ahli baik itu dalam bidang
akademi maupun ekonomi. (4) Perguruan tinggi harus mampu menghitung
pengelolaan investasi yang ditanam, pengelolaan sumber daya manusia yang efisien,
serta mampu menghitung biaya uang kuliah dan uang praktikum Yng ditawarkan
kepada mahasiswa. (5) Kini makin dirasakan perlunya pimpinan perguruan tinggi yang
mempunyai latar belakang sosiologi.
Pada paragraf tersebut, kalimat (5) tidak menunjukan koherensi yang utuh
terhadap paragraf. Oleh sebab itu, kalimat itu harus dikeluarkan dari paragraf.
(c) Kohesi
Kohesi ialah penataan paragraf agar terwujud keutuhan dan keharmonian
dengan cara menjalin keterkaitan antarkalimat pada paragraf. Dalam kohesi
keterkaitan antarkalimat pada paragraf itu diwujudkan dengan bentuk. Untuk
mewujudkan bentuk kohesi pada paragraf, kita dapat mengungkapkannya dengan
banyak cara, di antaranya, yaitu dengan cara menerapkan kata transisi, repetisi, kata
ganti, dan sinonimi. Kohesi dengan Kata Transisi.
Kohesidengan kata transisiialah keterkaitan antara kalimat yang satu dan
kalimat yang lain pada suatu paragraf yang diwujudkan dengan menerapkan konjungsi
(kata hubung). Konjungsi yang digunakan adalah konjungsi antarkalimat. Artinya,
konjungsi yang kita terapkan itu diletakan pada awal setiap kalimat baru (bukan di
tengah kalimat).
11. 8
No. Makna Konjungsi
(Hubungan)
Contoh Konjungsi/Kat Transisi
1. pertentangan
akan tetapi, namun, walaupun demikian, sebaliknya,
meskipun begitu
2. perbandingan
sama dengan itu, dalam hal yang demikian,
sehubungan dengan itu
3. akibat oleh sebab itu, akibatnya, oleh karena itu
4. tujuan untuk itu (untuk maksud itu)
5. singkatan
singkatnya, pendeknya, pada umumnya. Dengan kata
lain
6. waktu
sementara itu, sesudah itu, setelah itu, beberapa saat
kemudian
7. simpulan jadi (akhirnya)
8. penegasan bahkan, malah, lagi pula
9. hubungan lanjutan selanjutnya, berikutnya, seterusnya
Contoh :
Semua mahasiswa baru yang masuk perguruan tinggi di mana pun diwajibkan
mengikuti ospek (orientasi pengenalan kampus). Kegiatan itu sebagai upaya dari pihak
kampus agar mahasiswa mengenal kampusnya lebih komperhensif. Namun,kita sering
menyaksikan dan mendengar masih ada mahasiswa yang tidak atau belum mengikuti
ospek dengan beragam alasan. Oleh karena itu, panitia ospek kampus pada tahun-
tahun berikutnya menyuruh kembali mahasiswa yang absen untuk tetap mengikuti
kegiatan tersebut.
12. 9
Dengan dihadirkannya kata transisi (konjungsi antarkalimat), yaitu namun dan
oleh karena itu dalam paragraph tersebut, kohesi paragraph terasa baik dan apik dari
segi bentuk.
Kohesi dengan Repetisi
Kohesi dengan repetisi ialah keterkaitan antarkalimat dalam suatu paragraph
yang diwujudkan dengan pengulangan kata kunci.Perlu kita hati-hati karena bisa saja
pengulangan kata (repetisi) dapat menimbulkan kebosanan.
Contoh:
Pendidikan merupakan sarana terpenting dalam kehidupan manusia.Dengan
pendidikan manusia dapat meningkatkan tarap kehidupan karena memiliki banyak
ilmu.Tidaklah mengherankan jika setiap keluarga senantiasa memprioritaskan
pendidikan di atas segala-galanya.Bagi keluarga tertentu, setiap anak, (keturunan)
harus mencapai pendidikan setinggi mungkin.
Paragraf itu memperlihatkan kohesi dengan cara mengulang kata (repetisi),
yaitu kata pendidikan. Semua kalimat itu membicarakan soal pendidikan.
Kohesi dengan Pronomina Persona
Kohesi dengan kata ganti orang ialah keterkaitan antarkalimat yang
diwujudkan dengan pengunaan kata ganti orang.Kohesi dengan kata ganti, terutama
kata ganti orang kerap kali digunakan pada paragraf yang bersifat naratif (cerita,
misalnya, dalam novel).
Contoh:
13. 10
Beni, Taryono, dan Chairul sudah berteman sejak bersekolah di SMA negeri
ternama di Bandung. Pertemanan mereka berlanjut ke jenjang perguruan tinggi, yaitu
dengan berkuliah di fakultas hukum. Setelah lulus dari peerguruan tinggi terkemuka
itu, mereka berencana mendirikan lembaga bantuan hukum. Untuk meewujudkan
rencananya itu, mereka menghubungi saya dan mengajak kerja sama. Saya diminta
menyediakan danadan tempat yang strategis. Saya menyetujui tawaran mereka.
Pada paragraf tersebut tampak kohesi yang diwujudkan kata ganti.Kata ganti
yang dimaksud adalah saya dan mereka.Kata mereka berfungsi mengganti nama Beni,
Taryono dan Chairul. Penggantian tersebut bertujuan memberikan kevariativan kepada
pembaca agar ketiga nama orang itu tidak diulang-ulang sehingga menghindari
kebosanan. Hal itu dapat kita bandingkan dengan pertanyaan berikut.
Roby Darwis, pemain Persib era 1980-an itu, kini bekerja di Bank BNI
1946.Roby Darwis pun terpilih juga menjadi pemain PSSI. Selain menjadi pemain,
Roby Darwis pun pernah melatih Persib.
Pengulangan namaRoby Darwis dapat menimbulkan kesan kekurangutuhan
(kekurangpaduan) pernyataan itu. Rasanya menjadi lain jika pernyataan itu di ubah
menjadi berikut.
Roby Darwis, pemain Persib era tahun 1980-an itu, kini bekerja di Bank BNI
1946.Ia pun terpilih juga menjadi pemain PSSI. Selain menjadi pemain, dia pun pernah
melatih para pemain persib.
Kata ganti ia atau dia sebagai pengganti Roby Darwis dirasakan lebih utuh dan
harmoni sehingga kohesi dapat diwujudkan.
14. 11
Kohesi dengan Sinonim
Kohesi dengan kata bersinonim ialah keterkaitan antarkalimat yang
diwujudkan dengan pengunaan kata bersinonim.Kohesi dengan kata bersinonim
bertujuan lebih menegaskan kata kunci (gagasan) yang terdapat dalam paragraph.
Contoh:
Kota Bandung merupakan ibu kota Provinsi Jawa Barat. Di kota ini mumnya dihuni
oleh suku sunda. Udaranya relatif lebih sejuk jika dibandingkan dengan kota-kota
metropolitan lainnya, seperti Jakarta, Surabaya dan Medan.Selain udaranya yang
sejuk, dulu di kota ini banyak pohon dan bunga-bunga yang tumbuh indah dan teratur
sehingga banyak orang menyebutnya sebagai Kota Kembang. Di kota ini pula
pendidikan sangat maju karena antusias masyarakat terhadap pendidikan sangat tinggi.
Disamping itu, banyak perguruan tinggi terkemuka, seperti Institut Teknologi
Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Pendidikan Indonesia, dan Universitas
Katolik Parahyangan. Tidaklah berlebihan, kota ini disebut pula sebagai Kota Pelajar.
2.5 Jenis Paragraf
Pada garis besarnya paragraf dapat diklasifikasi berdasarkan sifat-tujuan, letak
kalimat utama (gagasan utama).Pola pengembangan, dan jenis tulisan yang dipaparkan
(Keraf, 2004: 71—83, Akhadiah, dkk, 1992: 61—64, serta Arifin dan Tasai, 2009:
131—132).
a. Berdasarkan Sifat-Tujuan
15. 12
Berdasarkan sifat dan tujuannya paragraf diklasifikasikan menjadi paragraf
pembuka, pengembangan, dan penutup.
Paragraf Pembuka
Pargraf pembuka ialah paragraf yang memiliki sifat memberikan prolog atau
pengantar kepada pendengar atau pembaca sebelum masuk pada masalah yang
menjadi inti pembicaraan.Dengan membaca paragraf pembuka, diharapkan ada
gambaran mengenai inti pembicaraan.Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus dapat
menarik minat dan perhatian pembaca. Selain itu, paragraf ini pun sanggup
mengaitkan pikiran pembaca pada masalah yang akan disajikan selanjutnya.
Paragraf Pengembang
Paragrafpengembang ialah paragraf yang berada di antara paragraf pembuka
dan paragraf penutup.Dalam paragraf ini dibahas atau dibicarakan inti persoalan yang
sudah di rancang.Selain itu, paragraf ini pun dapat bersifat informatif atau
argumentatif.
Paragraf Penutup
Paragrafpenutup ialah paragraf yang mengakhiri suatu pernyataan atau
kumpulan paragraf (wacana utuh).Paragraf ini memiliki ciri lebih singkat dan berupa
simpulan yang mencerminkan isi wacana secara utuh.
Contoh ketiga paragraf tersebut dapat dinyatakan dalam karya ilmiah, mislnya,
skripsi. Paragraf pembukanya adalah pendahuluan, paragraf pengembangnya adalah
kajian teori, metode penelitian (jika terpisah dari bab pendahuluan), dan hasil-
16. 13
pembahasan, serta paragraf penutupnya adalah simpulan dan saran. Selain contoh
karya ilmiah (skripsi), paragraf pembuka, penghubung, dan penutup dapat kita lihat
contoh dari surat formal berikut.
DEPARTEMEN PENERANGAN REPUBLIK INDONESIA
STASIUN PUSAT TELEVISI REPUBLIK INDONESIA
KOMPLEKS SENAYAN, JAKARTA
No: 3226/F8/SR/90 30 Juni 1990
Hal: Kata adikuasa dan adidaya
Yth. Sdr. Rini Savitri
Jalan Batu 10
Malang
Saudra Rini,
Surat Anda yang memuat pernyataan mengenai adikuasa dan adidaya telah Ibu
terima dengan senang hati.Pernyataan Anda dapat ibu jawab sebagai berikut.
17. 14
Kata adikuasa sebagai padanan superpower (Inggris) bermakna negara yang
sangat berkuasa yang dapat memaksakan kehendak kepadanegara lain dengan
kekuatan, kewenangan politik, ekonomi atau militer, misalnya, Amerika Serikat atau
Uni Soviet. Sebaliknya, kata adidaya bermaknanegara yang kuat dan berdaya, tetapi
tidak dapat memaksakan kehendaknya kepada negara lain, misalnya, Jepang,
Perancis, dan Jerman.Dengan demikian, tidk tepatlah jika adidaya diperuntukan
sebagai pedanan superpower karena adidaya itu tidak dapat mendukung gagasan
(konsep) makna superpower.
Mudah-mudahan jawaban ini memuaskan Anda.
Wassalam,
Direktur Televisi RI
u.b.
Meriana
Pengasuh Siaran
(Sudarsa, et al,1990:41)
b. Berdasarkan Letak kalimat Utama
18. 15
Klarifikasi paragraf yang kedua adalah penggolongan yang didasarkan pada
letak kalimat utama atau gagasan uatama.Paragraf ini terdiri atas paragraf
deduktif, induktif, variatif, dan deskriptif, atau naratif.
Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif ialah paragraf yang kalimat uatamanya diletakkan di awal
paragraf. Dengan kata lain, gagasan utama atau pokok persoalan dalam paragraf itu
dinyatakan dalam kalimat pertama, kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat penjelasan
(gagasan penjelasan).
Kalimat utama
Contoh :
Pola hidup sehat adalah kunci berumur panjang di dunia ini. Memiliki pola
hidup sehat akan menciptakan tubuh yang sehat pula sehingga kita jauh dari ancaman
berbagai penyakit. Pola-pola hidup sehat, seperti makanan-makanan sehat, tidur yang
cukup, olahraga yang teratur, dan menghindari makanan dan minuman yang tidak
sehat bisa dapat menyebabkan kita berumur panjang.Hal ini terbukti pada orang-
oraang yang tinggal di pedalaman-pedalaman desa ataupegunungan.Kebanyakan dari
19. 16
mereka berumur mencapai ratusan tahun karena mereka menerapkan pola hidup sehat
tersebut.Berbanding terbalik dengan orang-orang yang hidup di kota-kota besar,
mereka umumnya banyak sekali menyantap makanan-makanan yang tidak sehat dan
pola tidur dan olahraga yang kurang baik sehingga menyebabkan angka harapan hidup
mereka hanya mencapai 60 tahun saja.(www.prbahasaindonesia.com,21 Maret 2018)
Paragraf Induktif
Paragraf induktif ialah paragraf yang kalimat utamanya diletakkan di akhir
paragraf. Dengan kata lain, paragraf ini dimulai dengan menyebutkan kalimat-kalimat
penjelas yang bersifat khusus, kemudian diakhiri kalimat utama yang berupa simpulan.
Kalimat utama
Contoh :
Asap rokok sangat berbahaya jika masuk ke dalam tubuh manusia. Hal ini
disebabkan oleh asap rokok mengandung zat-zat beracun, seperti karbon monoksida.
Selain itu, di dalam batang rokok juga ditemukan berbagai macam racun yang sangat
berbahaya, di antaranya adalah nikotin, merkuri, bahkan ada juga bahan racun yang
sejatinya digunakan sebagai bahan baku roket. Apabila zat-zat beracun ini terhirup dan
20. 17
masuk ke dalam tubuh manusia secara terus-menerus, hal ini dapat menyebabkan
kerusakan pada bagian paru-paru, bahkan menyebabkan kematian. Terlebih lagi,
rokok juga memiliki zat lain yang tak kalah mengerikan, yaitu, tar.Bahan ini
merupakan abu sisa pembakaran rokok.Jika masuk ke dalam tubuh manusia, tar dapat
menyebabkan penyakit yang disebut kanker paru-paru.Oleh karena itu, rokok sangat
membahayakan kesehatan manusia, bahkan bisa juga menyebabkan kematian.
(www.prbahasaindonesia.com 21 maret 2018)
Paragraf Variatif
Paragraf variatif ialah paragraf yang kalimat utamanya diletakkan di awal dan
di akhir paragraf. Dengan kata lain, paragraf ini memiliki dua kalimat utama, kalimat
utama yang berada di awal dengan pengungkapan yang variatif (maksudnya sama).
Kalimat utama
Contoh :
Kemarau panjang tahun ini menimbulkan masalah yang sangat besar bagi
masyarakat.Banyak sekali kerugian yang di sebabkan oleh bencana ini.Di antaranya
adalah sumur-sumur yang mongering dan debu-debu yang beterbangan dimana-
mana.Hal ini menyebabkan warga kesulitan memperoleh air dan juga mengalami sesak
21. 18
napas akibat menghirup debu.Namun, di antara itu semua para petanilah yang
mengalami kerugian yang sangat besar karena ribuan hektar sawah yang gagal panen
akibat keringnya sawah-sawah mereka.Bahkan, baru-baru ini kemarau yang terjadi
menyebabkan kemarau hutan yang terjadi dimana-mana, seperti yang parah terjadi
menyebabkan kebakaran hutan yang terjadi diman-mana, seperti yang parah terjadi di
Provinsi Riau. Di daerah tersebut ribuan hektar hutan terbakar dan menyebabkan Riau
“diselimuti” oleh asap yang pekat selama beberapa waktu lamanya. Oleh karena
itulah, kemarau panajnag yang terjadi tahun ini sangat merugikan
masyarakat.(www.prbahasaindonesia, 21 Maret 2018)
Paragraf Deskriptif/Naratif
Selain paragraf deduktif, induktif, dan variatif, dalam bahasa Indonesia, kita
kerap kali membaca tulisan-tulisan dalam karya sastra, misalnya, novel, cerpen, dan
roman.Paragraf yang ditampilkan dalam karya sastra itu, keberadaan gagasan utama
atau topiknya tersirat. Dengan kata lain, kitalah pembaca yang harus mencari atau
menyimpulkan kalimat utama (gagasan utamanya). Kalimat utama dalam paragraf ini
tidak terletak di awal atau di akhir, tetapi tersebar di seluruh paragraf; dapat pula
dikatakan bahwa semua kalimat dalam paragraf ini adalah kalimat penjelas.Oleh sebab
itu, paragraf jenis ini dinamakan paragraf deskriptif atau paragraf naratif.
Contoh :
Di teras gedung pengadilan megah itu berkerumun (puluhan) orang, bahkan
mungkin ratusan. Kabarnya mereka akan menjadi supporter satu di antara temannya
yang akan diadili dalam kasus korupsi. Sesaat di ruang sidang, hakim membuka
22. 19
persidangan. Sekelompok orang tadi sebagian sudah memenuhi kursi dalam ruang
yang sama. Gaduh sekali suasananya. Hakim berusaha menenangkan suasana. Sidang
diskor.Jaksa, hakim, dan pengacara meninggalkan tempat menuju ruang khusus di
lantai dua. Disana (tempat yang berbeda), saksi dan terdakwa duduk gelisah.
(www.prbahasaindonesia.com, 21 Maret 2018)
c. Berdasarkan Pola Pengembangan
Jenis paragraf yang ketiga didasarkan pada pola pengembangan yaitu proses
bernalar yang dilakukan oleh penulis atau pembicara dalam membentuk suatu
paragraf. Paragraf ini terdiri atas penalaran deduksi dan induksi.
(1) Deduksi
Penalaran deduksi ialah penalaran dalam suatu paragraf, yaitu
menyusun paragraf yang diawali dari sebuah konklusi atau simpulan yang
barupa pernyataan yang bersifat umum.Dalam penalaran deduksi, kita dapat
mengungkapkan suatu gagasan itu secara langsung atau taklangsung.
a. Penalaran secara Langsung
Penalaran secara langsung ialah penyimpulan suatu pernyataan yang
didasarkan pada suatu premis.
Contoh :
Semua mahluk hidup itu bernyawa. (premis)
Sebagian yang bernyawa adalah mahluk hidup. (simpulan)
b. Penalaran secara taklangsung
23. 20
Penalaran secara taklangsung ialah penyimpulan suatu pernyataan
yang didasarkan pada dua premis.Perlu kita catat bahwa dua premis khusus
itu terdiri atas premis umum (cakupannya luas) dan premis khusus
(cakupannya sempit). Penarikan secara taklangsung dapat kita ungkapkan
dengan carasilogisme dn entimem.
Silogisme
Silogisme ialah proses menentukan simpulan berdasarkan dua premis,
yaitu premis umum dan premis khusus (Sugono, 2008: 1307)
Contoh :
PU: Semua mahasiswa adalah lulusan SMU/SMK
PK: Dinda adalah seorang mahasiswa
S: Dinda adalah seorang lulusan SMU/SMK
Entimen
Entimen ialah suatu silogisme yang dipendekkan, yaitu dengan cara
menggabungkan simpulan dengan premis khusus. Dalam entimem biasanya digunakan
konjungsi (karena); entimem dalam ragam kalimat itu identik dengan kalimat
kompleks subordinatif.
Contoh :
PU: Semua guru besar adalah orang yang cerdas.
PK: Reiza adalah seorang guru besar.
24. 21
S : Reiza adalah orang yang cerdas.
Dari silogisme tersebut dapat dientimemkan menjadi
Reiza adalah orang cerdas karena (ia)seorang guru besar.
(2) Induksi
Penalaran induksi ialah penalaran dalam suatu paragraf, yaitu
menyusun paragraf yang diawali oleh pernyataan-pernyataan khusus dan
diakhiri sebuah konklusi atau simpulan yang berupa pernyataan yang bersifat
umum.Penalaran induksi terdiri atas generalisasi, anologi, dan kualitas.
(a) Generalisasi
Generalisasi ialah proses menarik simpulan dari beberapa pernyataan
(kalimat) khusus untuk mendapat simpulan yang bersifat umum.
Contoh :
Pendidikan karakter untuk melawan koruptor dan kemerosotan moral
bangsa terus dilaksanakan di semua sekolah di Indonesia. Namun, perlu kita
sadari bahwa para koruptor yang terperangkap sekarang justru berasal dari
kaum pemuda yang merupakan calon pemimpin pada masa depan. Banyak juga
tawuran dan penyimpangan yang dilakukan oleh para pemuda sekarang, seperti
pemerkosaan, pencurian dan perkusi.Dapatlah dikatakan bahwa pendidikan
karakter masih belum efektif mengubah karakter
bangsa.(www.prbahasaindonesia.com, 21 maret 2018)
(b) Analogi
25. 22
Analogi ialah proses menarik simpulan dengan cara membandingkan
atau mengomparasikan dua hal yang memiliki sifat yang sama.
Contoh :
Untuk mendaki sebuah gunung yang sangat tinggi, diperlukan
persiapan-persiapan dan juga mental yang kuat agar sampai di atas gunung
dengan selamat. Hal ini disebabkan oleh banyak sekali halangan dan rintangan
yang akan menghadang di depan. Jika salah melangkah, bisa jadi kita malah
terperosok jatuh ke jurang.Begitu pula untuk mencapai kesuksesan, untuk
mencapai kesuksesan juga sangat diperlukan adanya persiapan-persiapan
matang serta mental yang sangat kuat.Di antara persiapan-persiapan itu ialah
ilmu, pengalaman, dan juga keahlian khusus. Jika tidak memiliki persipan yang
matang, kita juga akan mengalami hal yang sama seperti memanjat gunung
yang tanpa persiapan, yaitu kita akan jatuh dan gagal dalam meraih kesuksesan.
Oleh karena itu, mencapai kesuksesan juga sama halnya dengan mecapai
puncak sebuah gunung, yaitu kita memerlukan persiapan-persiapan dan juga
mental yang sangat kuat. (www.satubahasa.com, 21 Maret 2018)
(c) Kausalitas (Sebab-Akibat)
Kausalitas ialah proses menarik simpulan dari gejala atau fenomena
yang berkaitan. Dalam penalaran kausalitas terdapat pernyataan yang
menyatakan sebab dan akibat.
Contoh :
26. 23
Harimau Sumatera banyak sekali diburu oleh pemburu-pemburu
liar.Mereka mengincar kulitnya danada juga yang ditangkap untuk dijual ke
luar negeri.Selain itu, harimau Sumatera banyak yang mengalami kehilangan
habitatnya. Habitat harimau itu dibakar dan dialih- fungsikan sebagai
perkebunan. Tidak jarang di antara harimau itu ada yang memasuki
perkampungan penduduk; ada pula yang ditangkap dan dibunuh.Oleh Karena
itu, kini harimau Sumatera sudah jarang lagi kita temukan dan berada dalam
ambang kepunahan. (www.prbahasaindonesia.com, 21 Maret 2018)
(d) Perincian
Perincian ialah proses mengembangkan paragraf dengan cara
menguraikan sesuatu (berisikan uraian);uraian itu disusun secara kronologis
dan sistematis, yaitu dengan memperhatikan kewaktuan dan kebertahapan.
Contoh :
Lidah buaya atau Alloevera sangat bermanfaat bagi kesehatan
rambut.Tanaman ini mengandung zat-zat yang bisa memberikan kelembaban
pada rambut sehingga rambut tidak menjadi kering dan patah.Cara
menggunakannya sangat mudah, yaitu dengan memilih lidah buaya yang masih
muda.Kemudian, buanglah kulitnya dengan menggunakan pisau. Setelah
terkelupas, bagian dalam lidah buaya yang menyerupai agar akan
mengeluarkan lendir. Usapkanlah lendir tersebut ke rambut yang sudah
dibasahi sebelumnya.Selanjutnya, diamkan selama 3 menit.Sesudah itu,
rambut dibilas dengan air bersih.Perawatan rambut dengan lidah buaya
27. 24
semacam ini harus lebih rutin dilakukan agar rambut menjadi kuat, mengilat,
dan sehat.(www.prbahasaindonesia.com, 21 maret 2018)
d. Berdasarkan Pemaparan jenis Tulisan
Klasifikasi paragraf yang terakhir (keempat) adalah penggolongan
yang didasarkan pada teknik pemaparan gagasan yang diungkapkan.
Jenis paragraf ini meliputi paragraf narasi, deskripsi, eksposisi,
persuasi, dan argumentasi.
a. Narasi
Narasi ialah paragraf yang berisikan kumpulan peristiwa yang disusun
secara kronologis, biasanya dijalin dengan kaitan sebab-akibat yang menjadi
satu rangkaian peristiwa.Paragraf narasi lazim diungkapkan dalam karya
sastra, yaitu cerpen, novel, roman, dan kisah perjalanan.
Contoh:
Novel Habibie dan Ainun mengisahkan seputar romantika kehidupan
Ainun dan Habibie.Novel itu menampilkan perihal betapa besarnya cinta
antara Ainun dan Habibie yang dapat memberikan semangat dan motivas i
perjuangan hidup untuk meraih kesuksesan.Kesuksesan itu digambarkan oleh
sosok habibie yang taklain, yaitu suami tercinta Ainun.
(www.prbahasaindonesia.com, 21 Maret 2018)
b. Deskripsi
28. 25
Deskripsi ialah paragraf yang berisikan gambaran atau lukisan suatu
kondisi; tempat, keadaan, atau benda dengan cara merespons pancaindra
pembaca sehingga pembaca dapat menikmati atau melihat apa-apa yang
diungkapkan.
Contoh:
Tiba-tiba saja Siti Nurbaya bangkit dari kuburnya di gunung Padang.
Bagaikan seorang putri yang malu-malu, ia membuka matanya yang sembab
seraya menyapa orang banyak dengan penuh sendu. Ia mengurai
penderitaannya dengan cara yang amat menyentuh hati, semua orang secara
hampir serentak mengucapkan, “kasihan betul dia!”
Kemudian, bangkit Samsulbahri, yang dengan cara hampir serempak
pula orang mengeluarkan ungkapan, “Mengapa ia lemah?”Orang banyak
bersimpati kepada keduanya.Ketika Datuk Maringgih ikut muncul pula,
takdapat ditahan lagi banyak orang menyebutkan ucapan, “Laknat sungguh
dia!”Orang gemuruh di sana-sini memperbincangkan “berpanasnya” kembali
tiga tokoh yang telah menjadi dongeng kenyataan ini.Para guru sibuk
membuka kembali Siti Nurbaya,lalu meneliti deskripsi tokoh-tokoh itu.Murid-
murid pontang-panting berlomba mencari Siti Nurbaya karena para guru
mewajibkan mereka membaca karya yang tiba-tiba menjadi populer (UMPTN
1992 Rayon B dengan perbaikan/penambahan).
c. Eksposisi
29. 26
Eksposisi ialah paragraf yang berisikan paparan suatu keadaan, proses,
atau masalah yang diungkapkan sejelas-jelasnya. Tujuan paragraf eksposisi ini
memberikan informasi atau penjelasan kepada pembaca dengan cara
mengembangkan gagasan.
Contoh:
Meningkatnya pembangunan industri dewasa ini dengan dibangunnya
banyak pabrik, tidak berarti mengabaikan pembangunan pertanian.Justru
sebaliknya, dalam upaya membangun industri yang kuat, pembangunan
pertanian harus makin ditingkatkan agar makin tangguh.Untuk mendukung
sektor industri yang makin kuat ini, sektor pertanian harus mampu
menyesuaikan pola dan strukturnya ke dalam pola dan struktur industri.Ini
menekankan bahwa sektor pertanian harus mampu mengantisipasi
ketergantungan mutlaknya pada alam.Hal ini harus dilakukan dengan
dukungan yang kuat dari setiap subsistem dalam sistem pertanian.Suatu sistem
pertanian yang tangguh besarnya memiliki kaitan ke belakang berupa industri
hulu dalam pengadaan dan penyaluran secara produksi. Kaitan ke depan berupa
industri hilir dalam perlakuan pascapanen, pengelolaan, dan pemasaran hasil
pertanian. (UMPTN 1991 Rayon A dengan perbaikan/penambahan).
d. Argumentasi
Argumentasi ialah paragraf yang berisikan suatu pernyataan dengan
memberikan alasan, contoh, dan bukti yang kuat sehingga pembaca
terpengaruh untuk membenarkan pendapat atau gagasan tersebut.
30. 27
Contoh:
Melihat situasi lingkungan dan kesadaran masyarakat akan lingkungan
yang masih memprihatinkan, pencanangan tahun lingkungan hidup memang
perlu sebagai suatu gebrakan. Akan tetapi, gebrakan ini perlu gigi untuk
menegakkan hukum, menindak tegas setiap kegiatan ekonomi dan industri
yang mencemari lingkungan hidup. Gebrakan ini perlu dan mendesak sebab
menurut data Biro Pusat Statistik, sisa hutan di Jawa tinggal 1,4 juta ha,
sedangkan menurut Repprot (Proyek Kehutanan Indonesia dan Inggris)tinggal
1,19 juta ha. Kata seorang pakar 7,8 juta ha atau 60% dari Pulau Jawa
merupakan daerah kritis, termasuk di antaranya 1,9 juta ha DAS (daerah aliran
sungai) bagian hulu atau 15% dari seluruh Pulau Jawa. Berbagai sungai
mengalami kemunduran serius dengan meningkatnya kerusakan hutan dan
pola tata guna lahan yang makin buruk (UMPTN 1993 Rayon A dengan
perbaikan/penambahan).
Persamaan dan Perbedaan Eksposisi dan Argumentasi
(a) Persamaan tulisan eksposisi dan argumentasi adalah berikut:
1. Menjelaskan pendapat, gagasan, dan keyakinan;
2. Memerlukan fakta yang diperkuat atau diperjelas dengan angka, peta,
statistik, grafik, gambar, bagan;
3. Memerlukan analisis dan sintetis pada saat mengupas sesuatu;
4. Menggali sumber ide dari pengalaman, pengamatan, dan penelitian.
(b) Perbedaan tulisan eksposisi dan argumentasi dapat dilihat berikut:
31. 28
No. Eksposisi Argumentasi
1. Bertujuan menjelaskan atau
menerangkan sehingga
pembaca memperoleh
informasi yang jelas;
Bertujuan meyakinkan
pembaca sehingga menyetujui
pendapat;
2. Pembuka atau pendahuluan
memperkenalkan apa (topik)
yang akan dipaparkan;
Pembuka atau pendahuluan
menarik perhatian pembaca
pada persoalan yang dihadapi;
3. Isi atau tubuh karangan
menganalisis agar informasi
jelas bagi pembaca;
Isi atau tubuh karangan
membuktikan bahwa
pandangan atau ide yang
dikemukakan benar;
4. Fakta, angka, dan contoh
diperlukan untuk
memperjelas;
Fakta, angka, dan contoh
diperlukan untuk memperkuat
pembuktian;
5. Penutup berisikan penegasan. Penutup berisikan simpulan dan
dapat berupa ringkasan isi.
e. Persuasi
Persuasi ialah paragraf yang berisikan pernyataan dengan tujuan
memengaruhi atau membujuk pembaca untuk melakukan sesuatu atau
mengarahkan pembaca pada suatu sikap tertentu.
Contoh:
32. 29
NKKBS ialah singkatan dari norma keluarga kecil bahagia sejahtera.
Di dalam NKKBS terkandung anjuran kepada setiap keluarga agar
menciptakan keluarga kecil demi terwujudnya keluarga yang bahagia dan
sejahtera.Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia, laju
pertumbuhan penduduk diharapkan 0% saja. Dengan kata lain, setiap bayi yang
lahir menggantikan setiap orang yang meninggal. Jadi, jumlah anak ideal
dalam setiap keluarga adalah dua orang.Kalau anak yang datang menggantikan
orang tua itu berjumlah tiga orang atau lebih, laju pertumbuhan jumlah
penduduk berlebih; terjadilah peningkatan jumlah penduduk. Menurut seorang
dokter ahli kebidanan, wanita dapat hamil sejak usia 12 tahun sampai dengan
45 atau 50 tahun. Kehamilan yang terjadi pada masa reproduksi (subur) di
bawah 20 tahun dan di atas 30 tahun dapat menimbulkan risiko kematian ibu
yan tinggi. Angka kematian sangat tinggi pada ibu yang melahirkan ketika ia
berumur kurang dari 20 tahun dan juga pada ibu yang berusia lebih dari 30
tahun. Dari uraian itu, kita sebagai generasi muda, marilah mendukung
program pemerintah NKKBS.
(UMPTN 1994 Rayon A dengan perbaikan/penambahan).
BAB III
KESIMPULAN
Paragraf adalah seperangkat atau sekelompok kalimat yang tersusun dari satu
kalimat pokok dan beberapa kalimat penjelas. Yang di maksud Kalimat
Pokok adalah suatu kalimat yang berisikan masalah atau kesimpulan dari paragraf
33. 30
itu sendiri. Dan Kalimat Penjelas merupakan suatu kalimat yang berisikan
penjelasan masalah yang terdapat di kalimat pokok.
Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per
paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:
1. Sebagai penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan
paragraph
2. Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya
3. Penanda bahwa pikiran baru dimulai
4. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
5. Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar,
transisi, dan penutup.
Berdasarkan jenis-jenisnya, paragraf dibedakan menjadi lima jenis, yaitu :
1. Paragraf Narasi,
2. Paragraf Deskripsi,
3. Paragraf Persuasi,
4. Paragraf Eksposisi,
5. Paragraf Argumentasi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.helo.my.id/
https://freehatin.eu.org/
https://www.figur.my.id