Dokumen tersebut membahas tentang langkah-langkah dalam menyajikan, memahami, dan menyusun teks laporan hasil observasi, meliputi menemukan karakteristik, struktur, dan kaidah kebahasaan teks laporan tersebut, serta menentukan gagasan utama dan penjelas dalam menyusun kerangka teks laporan hasil observasi.
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
Bahan ajar hand out
1. Peta Konsep
Menyajikan
Teks Laporan
Hasil Observasi
Menginterpretasi
laporan hasil observasi
Menemukan kaidah kebahasaan
teks laporan hasil observasi
Memahami struktur dan
aspek kebahasaan dari dua
teks laporan hasil
observasi
Menyusun kerangka teks
laporan hasil observasi
Mengembangkan teks
laporan hasil observasi
Menemukan struktur dari dua
teks laporan hasil observasi
Mengidentifikasi karakteristik
teks laporan hasil observasi
Menyimpulkan isi teks laporan
hasil observasi
Menyusun gagasan pokok
Melengkapi gagasan pokok
dengan gagasan penjelas
Mengembangkan kerangka
menjadi teks laporan hasil
observasi
Menyunting teks laporan hasil
observasi
1
2. A. Menginterpretasi Laporan Hasil Observasi
1. Karakteristik Teks Laporan Hasil Observasi
a. Lengkap, artinya data dan fakta yang ada dalam
laporan harus lengkap
b. Jelas, artinya dalam laporan tidak terdapat peluang
penafsiran yang berbeda. Hal ini dapat dicapai bila
bahasa yang digunakan benar dan komunikatif.
c. Benar (akurat), artinya data yang digunakan harus
benar sehingga bermanfaat untuk mengambil
keputusan yang benar.
d. Sistematis, artinya dipaparkan secara runtut dengan model (organisasi penulisan) yang
mudah dipahami
e. Objektif, penulis bersifat apa adanya dalam memaparkan semua informasi
f. Tepat waktu, artinya laporan harus disusun sesuai batas waktu yang ditentukan agar
fungsi laporan sesuai dengan kebutuhan.
2. Menyimpulkan isi teks (intisari) laporan hasil observasi
Langkah-langah untuk menyajikan isi teks
a. Memaparkan teks secara keseluruhan dengan memerhatikan isinya
b. Menafsirkan isi teks setiap paragraf
c. Mencatat kata-kata yang belum dipahami dan ditemukan daam teks
d. Menentukan jenis sajiannya apakah lisan atau tulis
e. Menentukan kriteria yang digunakan dalam menyajikan
f. Menulis bagian-bagian yang hendak disajikan
g. Menyajikan teks dengan struktur dan kaidah yang benar
B. Memahami struktur dan aspek kebahasaan teks laporan hasil observasi
1. Struktur Laporan Observasi
a. Pernyataan umum yaitu definisi/pernyataan yang menyampaikan hal-hal umum
b. Aspek-aspek yang dilaporkan/definisi bagian yaitu deskripsi yang menjelaskan aspek
yang dilaporkan dalam teks.
c. Deskripsi manfaat yaitu pernyataan yang menjelaskan manfaat pada teks.
Indikator:
1. Menemukan karakteristik teks laporan hasil observasi
2. Menyimpulkan isi teks laporan hasil observasi
MENYAJIKAN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI
2
Indikator:
1. Menemukan struktur teks laporan hasil observasi
2. Menemukan kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi
3. 2. Kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi
Setelah memahami struktur laporan hasil observasi, kalian perlu mencermati kaidah-kaidah
kebahasaan tersebut adalah sebagai berikut.
1) Menggunakan kalimat definisi dan kalimat deskripsi
a. Kalimat Definisi
Kalimat definisi merupakan suatu kalimat yang memberikan penjelasan umum
tentang suatu benda hal aktivitas dan lain-lain. Kalimat definisi sering digunakan
dalam teks laporan dan merujuk pada sebuha istilah teknis atau ilmiah tertentu.
Kalimat definisi ini membantu pembacanya untuk mengetahui atau memahami
istilah-istilah yang sering muncul dalam sebuah tulisan.
Contoh: Buah semangka adalah buah yang sangat populer di Indonesia
b. Kalimat Deskripsi
Kalimat deskripsi adalah kalimat yang dapat berisi gambaran sifat-sifat benda yang
dideskripsikan. Sifat-sifat itu antara lain, berupa ukuran (besar-kecil, tinggi-rendah),
warna (merah, kuning, hijau), rasa (manis, pahit), atau sifat-sifat fisik lainnya.
Contoh: Harimau dapat mencapai tinggi 1,5 meter, panjang 3,3 meter, dan berat 300
kilogram.
2) Menggunakan konjungsi atau kata sambung
Contoh:
Di samping itu, antioksidan ini juga memiliki manfaat antiradang yang menyehatkan
jantung serta pembuluh darah
3) Menggunakan kalimat simpleks dan kalimat kompleks
Kalimat simpleks adalah kalimat yang menggunakan satu verba dan menyatakan aksi
(peristiwa atau keadaan). Kalimat ini bisa disebut dengan kalimat tunggal.
Contoh:
Semangka juga megadung vitamin A yang bagus untuk kesehatan mata dan
kekebalan tubuh.
Kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri atas dua struktur atau lebih dengan dua
verba. Kalimat kompleks ini bisa disebut dengan kalimat majemuk.
Contoh:
Dengan kandungan air 92 persen, semangka membantu kita kenyang lebih lama serta
mengisi kebutuhan cairan di tubuh kita.
4) Menggunakan sinonim/antonim
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki bentuk yang berbeda, seperti tulisan maupun
pelafalan, tetapi kata-kata tersebut memiliki makna yang mirip atau sama. Sinonim
sering sekali disebut dengan persamaan kata atau padanan kata. Nah, berikut ini adalah
contoh-contoh kalimat yang bersinonim.
Contoh:
Gembira = Senang
Hari ini Shinta terlihat gembira.
Hari ini Shinta terlihat senang.
Antonim adalah kata-kata yang maknanya saling berlawanan satu sama lain. Antonim
sering sekali disebut dengan lawan kata. Nah, berikut ini adalah contoh-contoh kalimat
yang berantonim.
Contoh:
Tinggi >< Pendek
3
4. Bangunan yang baru didirikan itu sangat tinggi.
Bangunan yang beru didirikan itu cukup pendek.
5) Menggunakan data (angka)
Contoh:
Dengan kandungan air 92 persen, semangka membantu kita kenyang lebih lama serta
mengisi kebutuhan cairan di tubuh kita. Kandungan kalori pun terhitung rendah yakni 42
per mangkuk sehingga tak membuat gemuk.
6) Kata berimbuhan/afiks
adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata dasar entah di awal, di akhir, di tengah,
atau gabungan dari antara tiga itu untuk membentuk kata baru yang artinya berhubungan
dengan kata yang pertama.
Awalan (Prefiks)
Me-
men-, meng-, meny-, mem-, dan menge-.
Contoh : mengambil, menyiram, dan mengesampingkan.
Ber-
bel- dan ber-, jika kata dasar diawali dengan huruf r atau er, maka menjadi be-
contoh: ber- + riak = beriak, ber- + rekreasi = berekreasi
Jika kata dasarnya ajar, maka imbuhannya berubah menjadi bel-
contoh: ber + ajar = belajar
Ke-
Awalan ke- tidak memiliki bentuk perubahan khusus tetapi memiliki makna
menyatakan urutan : kesatu, kedua, ketiga, dst.
Di-
Imbuhan di- adalah kebalikan dari imbuhan me- yang membentuk kata dasar
bermakna pasif.
Contoh: di + siram = disiram, dilihat, dipukul
Ter-
Imbuhan ter- sama dengan imbuhan di- yang membentuk kata kerja pasif. Selain
kata kerja pasif, imbuhan ter- juga memiliki makna sebagai berikut:
- Menyatakan sifat: Terpandai, terbaik, terhebat
- Menyatakan ketidaksengajaan: Terbawa, tertinggal
- Menyatakan keadaan telah: tertutup, terbuka, terkunci
- Menyatakan kegiatan tibaa-tiba: tertawa, terjatuh
Pe-
Awalan pe- memiliki macam-macam perubahan bentuk seperti yang terjadi
pada awalan me- yaitu: peng-, penye-, per-. Makna dari Imbuhan pe- adalah
sebagai berikut:
- Menyatakan pelaku, penyebab: pembaca, penulis, pengajar, pemanis, pemutih
- Menyatakan pekerjaan: perpanjang, perlambat, percantik
- Menyatakan alat: penghapus, penggaris, pengasah
- Menyatakan sifat: pemalu, pemaaf
Se-
- Imbuhan se- membentuk kata dasar memiliki makna antar lain:
- Menyatakan satu: selembar, sepotong, sebiji
- Menyatakan keseluruhan: sekelas, sekampung, sekota
- Menyatakan sifat: sepandai, secantik, sebesar
4
5. Sisipan (infiks) adalah imbuhan yang diletakan di tengah-tengah kata dasar. Bentuk-
bentuk sisipan antara lain -el-, -em-, -in-, dan -er-.
Contoh: -em- + getar = gemetar, -el- + tali = temali
Akhiran (sufiks)
kan
Menyatakan perintah: Dengarkan, ambilkan, pejamkan
-i
Akhiran -i membentuk kata dasar menjadi kata yang
bermakna menyatakan perintah: turuti, kuliti, gelitiki
-an
Menyatakan tempat: lapangan, kubangan, pangkalan, menyatakan alat: timbangan,
garisan,
Menyatakan suatu alat atau objek tertentu: gambaran, lukisan, lamaran, didikan,
Menyatakan keseluruhan: lautan,
Menyatakan bagian: satuan, kiloan, tahunan, mingguan
Menyatakan kemiripan: mobil-mobilan, kuda-kudaan
-kah, -tah
Menyatakan penegasan dalam pertanyaan: bukankah, sulitkah, mudahkah, iyatah,
rugitah, panjangtah
-pun
Memiliki makna seperti “juga”: merekapun, diapun, sayapun
Awalan-akhiran (Konfiks)
Contoh: me-kan, me-i, di-kan, di-i, pe-an, dan se-nya, dll.
7) Kata baku
Kata baku adalah kata yang sudah benar dalam aturan maupun ejaan sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia dan telah ditentukan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Kata baku umumnya sering digunakan pada kalimat yang resmi, baik itu
dalam tulisan maupun pengungkapan kata
Contohnya = risiko, apotek, abjad, aktif, atle, antre, dan detail.
8) Istilah
Istilah merupakan gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu
Contoh:
istilah biologi : abiotik, amputasi, anatomi, asimilasi, dan lainnya
istilah matematika : akar, aritmatika, bidang datar, diagram, grafik, dan lainnya
istilah pertanian : gabah kering, hama wereng, huma, irigasi, dan lainnya.
9) Kategori kata (Frasa)
a. Frasa nominal (kata benda).
Contoh :Galang membeli buku tebal.
b. Frasa verbal (kata kerja)
Contoh :Galang tetap jalan santai karena masih mengantuk.
c. Frasa bilangan (numeral)
Contoh : Imam membeli kapas seberat 3 kg.
5
6. d. Frasa adjektiva (kata sifat).
Contoh : Raihan mempunyai badan yang tinggi besar.
e. Frasa preposisi (kata depan)
Contoh :Dari pagi, Galang hanya berdiri melamun.
f. Frasa adverbial (keterangan).
Contoh : Minggu pagi yang cerah.
g. Frasa pronominal (kata ganti).
Contoh : Galang selalu disuruh karena hanya dia anak satu-satunya.
C. Menyusun Kerangka Teks Laporan Hasil Observasi
1. Menentukan gagasan utama
a. Gagasan yang dikemukakan berhubungan dengan masalah atau topik yang akan
dibahas,
b. Gagasan yang dikemukakan mempercepat pemahaman masalah, penemuan sebab, dan
pemecahan masalah,
c. Gagasan yang dikemukakan tidak mengulang gagasan yang pernah disampaikan oleh
peserta lain,
d. Gagasan yang dikemukakan didukung faktor, contoh, ilustrasi, perbandingan atau
kesaksian,
e. Bahasa untuk menyampaikan gagasan menggunakan kata dan kalimat yang tepat,
f. Gerak, mimik, nada suara, tekanan, dan intonasi yang digunakan dapat memperjelas
gagasan yang disampaikan, serta
g. Gagasan dikemukakan dengan sikap sopan berbicara dan tidak emosional.
2. Melengkapi gagasan pokok dengan gagasan penjelas
Gagasan pokok adalah pokok masalah yang mendasari cerita yang bersifat
abstrak/implisit atau kata-kata kunci yang terdapat dalam kalimat utama. Gagasan pokok
merupakan gagasan yang menjiwai paragraf. Kamu bisa mendapatkannya dengan
menjawab pertanyaan “ paragraf tersebut membahas mengenai apa?” Gagasan penjelas
adalah gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan utama. Gagasan penjelas biasanya
dinyatakan lebih dari satu kalimat. Ciri Gagasan Penjelas, kalimat-kalimat yang terdapat
dalam suatu paragraf berisi penjelasan dari topik utama yang dibahas di paragraf gagasan
utama.
Cara mengembangkan gagasan penjelas
a. Menggumpulkan informasi mengenai topik.
b. Membatasi aspek yang akan dijelaskan sesuai gagasan pokok
c. Mulai mendeskripsikan unsur-unsur yang dijelaskan sesuai aspeknya.
Contoh gagasan pokok
Merpati sering disamakan dengan dara karena termasuk dalam ordo yang sama.
Pengembangan gagasan
Merpati dan dara termasuk dalam famili Columbidae dari ordo Columbiformes, yang
mencakup sekitar 300 spesies burung kerabat pekicau.
6
Indikator:
1. Menentukan gagasan utama
2. Melengkapi gagasan pokok dengan gagasan penjelas
7. Dalam percakapan umum, kata “dara” dan “merpati” dapat saling menggantikan
dalam praktik ornitologi, terdapat suatu kecenderungan “dara” digunakan untuk
spesies yang lebih kecil, sedangkan “merpati” untuk spesies yang lebih besar namun,
hal tersebut tidak diterapkan secara konsisten.
Apabila dilihat dari letak gagasan pokoknya, sebuah paragraf dibedakan menjadi empat
kelompok yaitu (a) deduksi, (b) induksi, (c) campuran, (d) naratif dan deskriptif.
D. Mengembangkan Teks Laporan Hasil Observasi
1. Mengembangkan Kerangka Menjadi Teks Laporan Hasil Observasi
Untuk mengembangkan kerangka karangan menjadi sebuah teks laporan hasil observasi,
harus memperhatikan syarat penulisan paragraf yang baik.
Syarat Paragraf yang Baik
a. Kesatuan (Kohesi)
Yang dimaksud dengan kesatuan dalam paragraf adalah bahwa sebuah paragraf yang
baik, hanya boleh mengandung satu gagasan. Jika kalimat-kalimat yang ada dalam
sebuah paragraf saling berhubungan dan saling mendukung dalam menjelaskan
gagasan pokok paragraf, maka paragraf tersebut dapat dikatakan memiliki kesatuan
gagasan. Sebuah paragraf yang memiliki lebih dari satu gagasan akan menimbulkan
ketidakjelasan sehingga paragraf tersebut tidak bisa menyatu.
b. Kelengkapan
Kelengkapan sebuah paragraf diwujudkan dengan terpenuhinya semua unsur
pembentuk paragraf, yaitu : gagasan utama dan gagasan penjelas.
c. Kepaduan (Koherensi)
Kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf yang terangkai secara logis dan saling
mendukung gagasan utama disebut dengan kepaduan atau koherensi. Kepaduan ini
bisa kita dapatkan dengan penggunaan konjungsi baik intra kalimat maupun antar
kalimat.
Contoh:
Gagasan Pokok Gagasan Penjelas
Sampah merupakan
material sisa yang
tidak diinginkan
setelah berakhirnya
suatu proses
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah dapat bersumber dari alam,
manusia, konsumsi, nuklir, industri, dan pertambangan.
Sampah dibumi ini akan terus bertambah selama masih ada
kegiatan yang dilakukan oleh manusia maupun alam
Berdasarkan sifat
dan bentuknya,
sampah dibagi
menjadi dua yaitu
sampah Organik
dan sampah
Anorganik
Berdasarkan sifat dan bentuknya, sampah dibagi menjadi dua
yaitu sampah Organik dan sampah Anorganik. Sampah
organik adalah sampah yang dapat diuraikan dan biasanya
mudah membusuk. Contoh sampah organik adalah sisa
makanan, sayuran, dan daun-daunan. Sampah ini dapat di olah
menjadi kompos. Sampah anorganik merupakan sampah yang
tidak mudah diuraikan atau undegradable. Contoh sampah
Indikator:
1. Mengembangkan kerangka menjadi teks laporan hasil observasi
2. Merevisi teks laporan hasil observasi
7
8. Anorganik adalah plastik, kayu, kaca, dan kaleng. Dewasa ini
sampah semakin bertambah terutama di Kota-Kota besar
seperti Jakarta dan Surabaya. Perlu disadari bahwa pelestarian
lingkungan hidup bukanlah tanggung jawab Pemerintah saja,
tetapi tanggung jawab kita semua.
Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah dapat bersumber dari alam, manusia, konsumsi, nuklir, industri,
dan pertambangan. Sampah dibumi ini akan terus bertambah selama masih ada kegiatan
yang dilakukan oleh manusia maupun alam.
Berdasarkan sifat dan bentuknya, sampah dibagi menjadi dua yaitu sampah
Organik dan sampah Anorganik. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan
dan biasanya mudah membusuk. Contoh sampah organik adalah sisa makanan, sayuran,
dan daun-daunan. Sampah ini dapat di olah menjadi kompos. Sampah anorganik
merupakan sampah yang tidak mudah diuraikan atau undegradable. Contoh sampah
Anorganik adalah plastik, kayu, kaca, dan kaleng. Dewasa ini sampah semakin
bertambah terutama di Kota-Kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Perlu disadari
bahwa pelestarian lingkungan hidup bukanlah tanggung jawab Pemerintah saja, tetapi
tanggung jawab kita semua.
2. Menyunting Teks Laporan Hasil Observasi
Menyunting merupakan langkah terakhir dari tahap penyusunan suatu teks.
Penyuntingan dilakukan bertujuan untuk mendapat teks yang lebih baik dan terhindar dari
kesalahan-kesalahan. Menyunting teks laporan hasil observasi membutuhkan wawasan
memadai untuk validasi fakta dalam sebuah teks laporan. Dalam menyunting teks laporan
hasil observasi langkah awal yang harus dilakukan adalah karakteristik teks laporan hasil
observasi. Selanjutnya, penulis juga harus mencermati lagi struktur isi teks dan kaidah
kebahasaan. Yang terakhir adalah membuat judul laporan yang benar sesuai dengan
pengamatan yang dilakukan.
A. Contoh teks laporan hasil observasi
Teks 1
Teropong Bintang Bosscha
Teropong Bintang Bosscha di Bandung merupakan salah satu tempat untuk melihat dan
melakukan penelitian Bintang-bintang di luar angkasa yang paling tua di Indonesia.Teropong
bintang bosscha berlokasi di kawasan wisata Lembang, sekitar 15 km di bagian barat kota
Bandung, Jawa Barat. Lokasi areanya sangat luas mencapai 6 hektar dengan ketinggian
tempatnya berada di 1.300 meter di atas permukaan air laut atau ada pada ketinggian 630 meter
8
9. dari dataran tinggi pegunungan Bandung.
Teropong Bintang Bosscha yang dahulunya bernama Bosscha Sterrenwacht, digagas
atau dicanangkan kali pertama sebagai proyek mega oleh Nederlandsch-Indische
Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda, dengan
peletakan batu pertama di tahun 1923 dan beres pada tahun 1928. Bosscha dibangun dan
didirikan dengan tujuan penting dari para ahli astronomi pada abad ke-20,di mana mereka
menyadari bahwa gugusan bintang-bintang di angkasa itu ternyata membentuk sebuah sistem
galaksi satu dengan yang lainnya yang tak cukup hanya diteliti oleh sejumlah teleskop besar
yang berpusat di belahan bumi bagian utara saja seperti Eropa dan Amerika.
Bosscha tepat pada tanggal 17 oktober 1951 diserahterimakan kepemilikannya, yang
semula dikelola oleh Perhimpunan Bintang Hindia Belanda ( NISV ) kepada pemerintah RI
dan dikelola oleh perguruan tinggi Institut Teknologi Bandung (ITB). Selang 8 tahun
kemudian, bosscha menjadi salah satu tempat wisata sejarah di kota Bandung dan menjadi
satu-satunya pusat lembaga penelitian dan pelatihan Astronomi Indonesia.
Sebagai pusat observasi yang pernah terbesar di masanya, observatorium atau Teropong
Bintang Bosscha memiliki fasilitas atau peralatan penelitian berupa teleskop sebanyak lima
jenis yang masing-masing teleskop memiliki kemampuan atau spesifikasi tertentu sebagai alat
penerawangan benda-benda angkasa luar. Lima jenis teleskop besar yang ada di pusat obervasi
teropong bintang Bosscha terdiri atas:
1. Teleskoprefraktor ganda zeiss dilengkapi dengan 2 teleskop utama yang berdiameter 60
cm dengan panjaang hampir 11 meter,dan 1 teleskop pencari yang berdiameter 40 cm.
Digunakan untuk mengamati planet dan benda angkasa lainnya.
2. Teleskopschmidt bima sakti dilengkapi dengan optik schmidt, lensanya berdiamter 51
cm, memiliki cermin dengan diameter 71 cm dengan panjang fokus hingga 127 meter.
3. Teleskoprefrektor bamberg memiliki diameter lensa 37 cm dengan panjang fokus 7
meter ini, dipergunakan untuk mengukur terang bintang, menentukan skala jarak bintang,
mengukur fotometri gerhana bintang,pengamatan kawah di bulan, pengamatan matahari dan
benda-benda luar angkasa lainnya.
4. Teleskopcassegrain goto memiliki reflektor Cassegrain dengan diameter cermin utama 45
cm dan panjang fokus sepanjang 1,8 meter yang berfungsi teropong Bintang Bosscha yang
satu ini adalah untuk mengukur kuat cahaya bintang serta pengamatan spektrum bintang.
5. Teleskoprefrektor unitron digunakan untuk pengamatan hilal, gerhana bulan, dan
matahari, serta pemotretan bintik matahari dengan lensa obyektif berdiameter 102 mm dan
panjang fokus 1500 mm
6. Teleskopsurya terdiri atas tiga buah teleskop jenis coronado dengan tiga filter yang
berbeda, serta sebuah teleskop proyeksi pencitraan matahari yang merupakan produk buatan
anak bangsa sendiri.
7. Teleskopradio 2,3 M digunakan untuk mengamati obyek-obyek jauh seperti ekstragalaksi
dan kuasar, obyek eksotik, atau pulsar.
Kegiatan utama di pusat Observasi Bosscha ini adalah sebagai tempat penelitian sekaligus
pendidikan tentang astronomi. Namun sejalan dengan semboyan Tridharma perguruan tinggi,
Pusat Observasi Teropong Bintang Bosscha di Lembang ini juga memiliki program
pengabdian dan pelayanan masyarakat untuk tahu dunia seputar astronomi dengan
mengenalkan peralatan atau fasilitas yang ada di Bosscha dan cara pemanfaatannya.
9
10. Teks 2
Monumen Kapal Selam Surabaya
Kapal Selam yang dibangun di sisi sungai Kalimas, Surabaya adalah kapal selam
terbesar di kawasan Asia. Monumen kapal selam ini dibangun untuk memperingati
keberanian pahlawan Angkatan Laut Indonesia. Monumen ini terletak di pusat kota
Surabaya yang dulunya merupakan kapal selam KRI Pasopati 410, salah satu armada
Angkatan Laut Republik Indonesia buatan Uni Soviet tahun 1952. Kapal selam ini pernah
dilibatkan dalam Pertempuran Laut Aru untuk membebaskan Irian Barat dari pendudukan
Belanda. KRI Pasopati 410, termasuk tipe SS Whiskey Class yang dibuat di Vladi Wostok
Rusia pada tahun 1952.
Kapal Selam ini berpartisipasi di Angkatan Laut sejak tanggal 29 Januari 1962, tugas
utama adalah untuk menghancurkan garis musuh (anti-shipping), pengawasan dan
melakukan penggerebekan secara diam-diam. KRI Pasopati 410 telah mengambil peran
besar untuk mempertahankan hukum kelautan, seperti Operasi Trikora, KRI Pasopati 410
turun ke belakang garis musuh, memberi penindasan secara psikologis.
Monumen kapal selam ini berada di Jalan Pemuda, tepat di sebelah Plasa Surabaya.
Selain itu, di dalam kapal selam ini terdapat sebuah agenda pemutaran film, di mana film
tesebut menceritakan proses peperangan yang terjadi di Laut Aru. Monumen tersebut adalah
monumen pada skala penuh (bukan replika) yang merupakan salah satu dari Armada Divisi
Timur. Konstruksi monumen dimulai pada bulan Juli 1995, pertama ditandai dengan
Gubernur Jawa Timur, Bapak Basofi Soedirman melakukan peletakan batu pertama untuk
pondasi. Pada saat yang sama, KRI Pasopati 410 telah diiris menjadi 16 bagian di PT PAL
Indonesia. Kemudian bagian per bagian diciptakan kembali dan diletakkan di atas pondasi
monumen. Monkasel resmi dibuka pada 15 Juli 1998 dan telah beroperasi sebagai salah satu
objek wisata di Surabaya.
Spesifikasi monumen kapal selam Surabaya yakni,
panjang kapal : 76,6 meter
lebar kapal : 6,30 meter
kecepatan : 18.3 knot di atas permukaan, 13,6 knot di bawah
permukaan
berat penuh : 1.300 ton
berat kosong : 1.050 tons
kemampuan penemuan : 8.500 mil laut
baterai : 224 unit
10
11. bahan bakar : diesel
persenjataan : 12 torpedo uap gas dengan panjang 7 meter
baling-baling : 6 lubang
awak kapal : 63 termasuk Komandan
jumlah ruangan : 7 ruangan
1. Ruang untuk haluan torpedo, dipersenjatai dengan 4 torpedo propeller, juga
bertindak sebagai penyimpanan untuk torpedo
2. Ruang komandan, ruang makan, ruang kerja, dan di bawah dek adalah ruang
untuk baterai I
3. Jembatan utama dan pusat komando dan tempat penyimpanan makanan di
bawah dek
4. Ruangan awak kapal, dapur, dan penyimpanan untuk Baterai II di bawah dek
5. Ruangan mesin diesel dan terminal mesin
6. Kamar mesin listrik
7. Ruangan torpedo untuk bagian buritan berisi dengan 2 buah torpedo.
10
12. Daftar Rujukan
Suherli dkk. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Jakarta:
Kemendikbud.
Suherli dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Jakarta:
Kemendikbud.
Caratikus. (2013, 27 Januari). Prinsip–Prinsip Penulisan Laporan Lengkap. Dikutip 3 Agustus
2019 dari http://caratikus.blogspot.com/2013/01/prinsip-prinsip-penulisan-
laporan.html.
Ilman. (2014, 24 Januari). Pengertian Kalimat Deskripsi. Dikutip 3 Agustus 2019 dari
http://ilmanzblog.blogspot.com/2014/01/pengertian-kalimat-deskripsi.html
Kelas Bahasa Indonesai. (2015, September). Syarat Paragraf Yang Baik. Dikutip 3 Agustus
2019 dari https://web-bahasaindonesia.blogspot.com/2015/09/syarat-paragraf-yang-baik.html.
11