SlideShare a Scribd company logo
1 of 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Periode setelah lahir merupakan awal kehidupan yang tidak menyenangkan
bagi bayi.Hal itu disebabkan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya (intrauterus)
dengan kehidupansekarang (ekstrauterus) yang sangat berbeda. Bayi yang dilahirkan
prematur ataupun bayi yangdilahirkan dengan penyulit/komplikasi, tentu proses
adaptasi kehidupan tersebut menjadi lebihsulit untuk dilaluinya. Bahkan sering kali
menjadi pemicu timbulnya komplikasi lain yangmenyebabkan bayi tersebut tidak
mampu melanjutkan kehidupan ke fase berikutnya(meninggal). Bayi seperti ini yang
disebut dengan istilah bayi resiko tinggi (Vhe Key, 2013)
Dalam profil kesehatan Indonesia dijelaskan bahwa beberapa penyebab
kematian bayi dapat bermula dari maspa kehamilaan. Penyebab bayi yang terbanyak
adalah disebabkan karena pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada
janin, kelahiran premature, dan berat badan lahir rendah (BBLR) sedangkan
penyebab lainnya yang cukup banyak terjadi adalah kejadian kurangnya oksigen
dalam rahim (hipoksia intauterus) dan kegagalan nafas secara spontan dan teratur
saat lahir atau beberapa saat setelah lahir (Hamzah, 2013)
Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2012 menyebutkan bahwa
kematian bayi masih pada angka 32 per 1000 kelahiran hidup,dan hal tersebut terjadi
pada minggu pertama kelahirannya, paling besar diakibatkan karena gangguan pada
sistem pernafasannya yang mencapai 36,9%. Salah satu penyebab gangguan sistem
2
pernafasan pada bayi adalah RDNyang mencapai 14% (Erlita, R, 2013)
Menurut laporan kesehatan Propinsi Sulawesi Tenggara Angka Kematian
Bayi (Infant Mortality Rate) yaitu pada tahun 2014 dilaporkan menurun dibandingkan
data tahun 2013, dari 605 kasus menjadi 560 kasus. Disebutkan, kasus kematian bayi
tahun 2014 terbanyak yaitu di Kabupaten Muna, menyusul Koneawe Selatan,
Bombana, Buton, Kolaka, Konawe, Wakatobi, Kolaka Utara, kota Bau-Bau, kota
Kendari, Konawe Utara, Buton, Kolaka Timur, Konawe Kepulauan (Alam, 2014)
Berdasarkan data tahun 2015 jumlah bayi lahir hidup 4245 dengan
jumlah bayi lahir mati 58 bayi. Dimana jumlah kejadian kematian bayi 16 bayi yang
disebabkan oleh asfiksia 11 (66,67%), BBLR 5 bayi (33,33%) (Dinkes Kab. Muna,
2015)
Berdasarkan survey data awal di rekam medik Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna pada tahun 2014 jumlah bayi baru lahir 319 orang, jumlah
kematian 26 orang dan tahun 2015 jumlah bayi baru lahir 542 orang jumlah kematian
25 orang (Rekam Medik, 2015)
Berdasarkan hal yang telah dikemukakan tersebut jelas bahwa kematian akibat
komplikasi masih banyak di Kabupaten Muna, maka hal ini diperlukan deteksi dini
dan pencegahan awal untuk mengurangi kematian setiap tahunnya. Oleh sebab itu
pengenalan faktor harus dipahami agar mengurangi angka morbiditas dan mortalitas
dari kejadian komplikasi pada bayi, karena jika diberikan asuhan dengan cepat maka
dapat tertolong, namun bila tidak dapat ditangani dengan baik maka akan terjadi
3
komplikasi dan kematian yang semakin banyak. Berdasarkan hal tersebut, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Mengidentifikasi Penyebab
Kematian Bayi di Rumah sakit Umum daerah Kab.Muna tahun 2014 s.d 2015”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “Bagaimana Penyebab Kematian Bayi di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015.”?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015
2. Tujuan Khusus
a. Mengindentifikasi BBLR sebagai penyebab kematian bayi di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015?
b. Mengindentifikasi prematuritas sebagai penyebab kematian bayi di Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015?
c. Mengindentifikasi gangguan pernapasan sebagai penyebab kematian bayi di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015?
d. Mengindentifikasi asfiksia sebagai penyebab kematian bayi di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015?
e. Mengindentifikasi sepsis neonatorum sebagai penyebab kematian bayi di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015?
4
f. Mengindentifikasi penyebab yang tidak diketahui sebagai penyebab kematian
bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015?
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori yang
menyokong perkembangan ilmu pengetahuan khusus serta sebagai referensi bagi
peneliti selanjutnya dan sumbangan pengembangan dan penyempurnaan ilmu
pengetahuan yang sudah ada yang terkait dengan penyebab kematian bayi di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Profesi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi
penentu kebijakan baik di Rumah sakit , Departemen Kesehatan, Dinas
Kesehatan, dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program
kesejahteraan ibu dan anak yang terkait dengan permasalahan penyebab
kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014
s.d 2015
b. Manfaat bagi Institusi
Sebagai tambahan literatur dan referensi bagi mahasiswa kebidanan dalam
rangka peningkatan pengetahuan khususnya tentang penyebab kematian bayi
di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015
5
c. Manfaat bagi Peneliti
Sebagai wahana latihan untuk menambah wawasan dalam pembuatan Karya
Tulis Ilmiah dan bahan pengetahuan bagi peneliti tentang permasalahan bayi
khususnya yang berhubungan dengan penyebab kematian bayi di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015
d. Manfaat bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dalam
memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan kepustakaan sekaligus
dapat dijadikan acuan untuk penelitian yang berhubungan penyebab kematian
bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Bayi
a. Pengertian
Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah
terlahir dari rahim seorang ibu.Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik
bayi selalu menjadi perhatian utama, terutama pada bayi yang terlahir
prematur maupun bayi yang terlahir cukup bulan namun memiliki berat
badan rendah. Baik ibu maupun bapak dan orang-orang terdekat si bayi juga
harus selalu mengawasi serta memberikan perawatan yang terbaik bagi bayi
sampai bayi berumur 1 tahun (Iwansyah, 2012
b. Penyebab Kematian Bayi
Kematian Bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir
sampai belum berusia tepat satu tahun (Hamzah, 2013).
Penyebab utama kematian bayi adalah bayi lahir premature, Bayi
Berat Lahir Rendah ( BBLR ), gangguan pernapasan, asfiksia, sepsis
neonatorum. Selain itu, ada factor yang melatar belakangi tingginya angka
7
kematian bayi antara lain, pengetahuan masyarakat, budaya, norma
masyarakat, akses terhadap pelayanan masyarakat, pekerjaan, penolong
persalinan, keterampilan penolong, peralatan yang kurang memadai.
Banyak yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari
sisipenyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu kematian
endogen/kematian neonatal dan kematian eksogen / post neonatal
1) Kematian Endogen/neonatal adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan
pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh factor – factor
yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat
konsepsi atau didapat selama kehamilan
2) Kematian Eksogen/post neonatal adalah kematian bayi yang terjadi
setelah usia satu tahun yang disebabkan oleh factor – factor yang bertalian
dengan pengaruh lingkungan luar ( Hamzah, 2013 )
2. Neonatus
Pengertian
Neonatus adalah dapat dikatakan dengan singkat masa
usiaanak dari sejaklahir kedunia sampai dengan 4 minggu ( 0-28 hari ).
Anak mengalami tumbuhdanberkembang tidak hanya dimulai dari masa
neonatus, namun sejak dalamkandungan. Pada masa neonatus ini terbagi
dalam dua masa yaitu antara lain:
1)Masa portune
8
Masa portune pada bayi berlangsung antara 15 – 30 menit
pertama sejak bayilahir sampai tali pusatnya dipotong.
2)Masa Neonate
Masa neonate berlangsung pada saat pengguntingan tali
pusat, anak menjadiindividu yang terpisah dan berdiri sendiri. Masa
ini ditandai dengan penyesuaian terhadap lingkungan baru menurut
criteria kesehatan penyesuaian tercapai terhadap ditandai dengan
terlepasnya tali pusat. Sedangkan menurut criteria psikologi
penyesuaiannya tercapai apabila telah tercapai kembali berat badannya
yang berkurangsetelah lahir dan mulai menampakkan tanda – tanda
kemajuan perkembangan dalamtingkah laku ( masa platea ).
3. Kematian Neonatal
a. Pengertian
Kematian neonatal adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan
pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh factor – factor
yang dibawa anak sejak lahir yang diperoleh dari orang tuanya pada saat
konsepsi atau didapat selam kehamilan.Kematian neonatal terdiri dari
sebagai berikut :
1) Kematian neonatal dini yaitu kematian seorang bayi yang dilahirkan
hidup dalam waktu 7 hari setelah lahir.
9
2) Kematian neonatal lanjut yaitu kematian seorang bayi yang terjadi pada
bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan leh factor –
factor yang dibawa anak sejak lahir yang diperoleh dari orang tuanya
pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.
b.Faktor–faktor yang mempengaruhipenyebab kematian neonatal
Faktor ibu
(1) Usia ibu
Resiko kematian pada kelompok umur dibawah 20 tahun dan pada
kelompok umur diatas 35 tahun adalah 3x lebih tinggi dari kelompok umur
reproduksi sehat 20 sampai 34 tahun
(2) Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami wanita.Menurut
Wiknjosastro (2006) paritas I dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai
angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi
kematian maternal
(3) Penyulit dalam kehamilan atau persalinan
(Hiperemesis gravidarum, adalah mual dan muntah yang berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan
umumnya menjadi buruk karena, terjadinya dehidrasi.
(a) Toksemia gravidarum, adalah trias HPE (Hipertensi, Proteinurinia,
edema), yang kadang-kadang bila keadaan lebih parah di ikuti oleh KK
(kejang-kejang atau konvulsi dan koma).
10
(b) Abortus atau keguguran, adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan
(c) Kelainan letak kehamilan (kehamilan ektopik), adalah keadaan
abnormal implantasi hasil konsepsi terjadi di luar endometrium rahim
(d) Penyakit trofoblas, disebabkan oleh kehamilan yang berasal dari kelainan
pertumbuhan trofoblas plasenta atau calon plasenta yang bersifat
neoplasitik.
(e) Penyakit dan kelainan plasenta dan tali pusat, plasenta normal beratnya
kira-kira 500 gram atau 1/6 dari berat badan janin, diameternya rata-rata
15-20 cm dengan tebal 2,5 cm
(f) Air ketuban dan kelainan, asal air ketuban dari fetal urin, transudasi dari
darah ibu, sekresi dari epitel amnion dan a mixed origin.
(g) Kehamilan ganda, adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Sejak
ditemukan obat-obatan dan cara ovulasi maka dari laporan-laporan
seluruh pelosok dunia, frekuensi kehamilan kembar condong meningkat
bahkan sekarang telah ada hamil kembar lebih dari 6 janin.
(4) Cara persalinan
(1) Persalinan spontan yaitu bila persalinan ini berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
(2) Persalinan buatan yaitu sebaliknya bila persalinan dibantu dengan tenaga
dari luar, misalnya ekstraksi dengan forceps, atau dilakukan operasi sectio
caesarea.
11
(3) Persalinan anjuran yaitu berhubungan dengan tuanya umur kehamilan
dan berat badan bayi yang dilahirkan.
(4) Gawat janin atau kematian janin, tidak boleh merupakan penghalang
untuk melakukan tindakan seksio sesaria, demi menjaga keselamatan
ibu. Akan tetapi, gawat ibu terpaksa akan menunda tindakan seksio
sesarea sampai keadaan ibu membaik, dan di dukung dengan fasilitas
memungkinkan, maka jangan ragu-ragu untuk melakukan tindakan
seksio sesarea.
b) Faktor bayi
(1) Umur kehamilan ibu
Faktor usia kehamilan juga harus diperhatikan dalam kematian
neonatal, sebagian besar bayi meninggal pada minggu pertama adalah
bayi prematur karena morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya
tergantung pada berat badannya tetapi juga pada tingkat kematangan
(maturitas) bayi tersebut. Hal ini penting dipikirkan karena ia
berkaitan dengan kemampuan seorang bayi untuk menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan di luar rahim ibunya.
(2) Berat badan lahir bayi
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor
terpenting kematian neonatal dan juga sebagai determinan yang cukup
bermakna bagi kematian bayi dan balita. Menurut Chase, bayi lahir
dengan BBLR memiliki kemungkinan untuk meninggal selama masa
12
neonatal sebanyak 20-30 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi
yang lahir dengan berat cukup
Menurut hasil Riskesdas 2007, penyebab kematian bayi baru lahir 0-6 hari
dan 7-28 hari di Indonesia adalah
1. BBLR
a. Pengertian
Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan usia gestasi kurang dari
dan sama dengan 37 minggu dengan berat badan lahir rendah yaitu kurang dari
2500 gram. Sejak tahun 1961 WHO (World Health Organization) telah
mengganti istilah prematur dengan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) atau
Low Birth Weight Baby. Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi dengan berat
kurang dari 2500 gram pada lahir waktu lahir disebut bayi prematur. Seorang
bayi prematur belum berfungsi seperti bayi matur, oleh sebab itu bayi akan
banyak mengalami kesulitan untuk hidup diluar uterus ibunya (Prawirohardjo,
2009)
Penyebab prematur dengan berat badan rendah di bagi atas empat faktor
maternal, fetal, medical dan iatrogenik. Faktor maternal adalah penyakit yang
dialami ibu selama mengandung, komplikasi persalinan seperti plasenta previa,
perdarahan, serviks inkompeten, dan infeksi maternal. Faktor fetal adalah
kehamilan ganda dan malformasi kongenital. Faktor medical adalah proses
kelahiran yang harus dilakukan sebelum waktunya oleh karena ibunya diabetes,
13
penyakit jantung yang parah, hipertensi, hipoksia fetus, hidrops fetalis, dan lain-
lain ( Maisarah, I.S. 2010 )
2.Gangguan Pernapasan
a. Pengertian
Kegawatan pernapasan adalah keadaan kekurangan oksigen yang terjadi
dalam jangka waktu relatif lama sehingga mengaktifkan metabolism anaerob
yang menghasilkan asam laktat. Apabila keadaan asidosis memburuk dan
terjadi penurunan aliran darah ke otak maka akan terjadi kerusakan otak dan
organ lain. Selanjutnyadapat terjadi depresi pernapasan yang dimanifestasikan
dengan apneu yang memanjang dan bahkan dapat menyebabkan kematian
Kegawatan pernapasan dapat terjadi pada bayi aterm maupun pada bayi
preterm, yaitu bayi dengan berat lahir cukup maupun dengan berat lahir
rendah (BBLR).Bayi dengan BBLR yang preterm mempunyai potensi
kegawatan lebih besar karena belum maturnya fungsi organ-organ tubuh.
Kegawatan pernapasan ini menimbulkan dampak negatif bagi tubuh
bayi berupa terjadinya kekurangan oksigen pada tubuh (hipoksia ). Tubuh
bayi akan beradaptasi dengan cara mengaktifkan metabolism anaerob yang
menghasilkan asam laktat. Apabila hipoksia berlanjut, gerakan akan berhenti,
denyut jantung mulai menurun dan tonus otot neuromuskuler berkurang
secara berangsur-angsur. Pada fase ini akan terjadi apneu primer. Apabila
hipoksia berlanjut, denyut jantung terus menurun, tekanan darah akan
14
semakin menurun, bayi tidak bereaksi terhadap rangsangan dan tidak
menunjukkan upaya pernapasan secara spontan. Pada fase iniakan terjadi
apneu sekunder dan akan terjadi kematian bila tidak segera dilakukan
resusitasi dengan pernapasan buatan.
Secara klinis keadaan apneu primer atau apneu sekunder sulit
dibedakan.Hal ini berarti bahwa dalam menghadapi bayi dengan kondisi
apneu, harus dianggap bahwa bayi mengalami apneu sekunderdan harus
segera dilakukan resusitasi.Resusitasi bertujuan memberikan ventilasi yang
adekuat, pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk
menyalurkan oksigen ke otak, jantung dan alat vital lainnya. Tindakan
resusitasi mengikuti tahapan yang dikenal sebagai ABC Resusitasi yaitu:
A : Airway, mempertahankan saluran napas terbuka melliputi kegiatan
meletakkan bayi dengan posisi sedikit ekstensi, menghisap mulut dan hidung
bayi.
B : Breathing,memberikan napas buatan meliputi kegiatan melakukan
rangsang taktil untuk memulai pernapasan, melakukan ventilasi tekanan
positif dengan sungkup dan balon.
C : Circulation,mempertahankan sirkulasi (peredaran) darah meliputi
kegiatan mempertahankan sirkulasi darah dengan cara kompres dada.
a) Etiologi
15
Towel dalam Jumiarni, dkk (1995) menggolongkan penyebab
kegagalan pernapasan pada neonatus yang terdiri dari faktor ibu, faktor
plasenta, faktor janin dan faktor persalinan.
(1) Faktor ibu
Meliputi hipoksia pada ibu, usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari
35 tahun, gravida empat atau lebih, sosial ekonomi rendah, maupun
penyakit pembuluh darah ibu yang mengganggu pertukaran gas janin
seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus dan lain-lain.
(2) Faktor plasenta
Meliputi solusio plasenta, perdarahan plasenta, plasenta kecil, plasenta
tipis, plasenta tida menempel pada tempatnya.
(3) Faktor janin atau neonatus
Meliputi tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher, kompresi tali pusat
antara janin dan jalan lahir, gemeli, prematur, kelainan kongenital pada
neonatus dan lain-lain.
(4) Faktor persalinan
Meliputi partus lama, partus dengan tindakan dan lain-lain.
3. Prematuritas
Persalinan prematur didefenisikan sebagai persalinan yang terjadi sebelum
kehamilan berusia 37 minggu tanpa memedulikan berat badan lahir(WHO 1969).
Janin secara hukum dapat dianggap hidup setelah usia gestasi 24 minggu. Jika
16
janin keluar dari uterus sebelum kehamilan 24 minggu dan tidak adanya tanda-
tanda kehidupan, di Inggris, hal ini di klasifikasikan sebagai aborsi. World Health
Organization merekomendasikan pencatatan semua pelahiran bayi yang beratnya
lebih dari 500 gram (Fraser. C, 2009 )
Persalinan preterm adalah persalinan dengan berat bayi kurang dari 2500
gram dengan organ – organ vital belum sempurna sehingga mudah terjadi
gangguan pernapasan, gangguan pencernaan makanan, mudah terjadi infeksi
dengan akibat AKP tinggi. Diharapkan bahwa dengan mengurangi faktor stress
individu akan dapat mengurangi persalinan prematuritas yang merupakan
penyebab utama kematian perinatal. Kekurangan gizi saat hamil menimbulkan
anemia gizi dan zat besi yang dapat memengaruhi tumbuh kembang janin dalam
rahim. Tumbuh-kembang yang kurang akan menimbulkan BBLR, keguguran,
persalinan preterm, tumbuh kembang system saraf pusat terganggu ( IQ rendah ).
Dalam upaya menurunkan persalinan preterm yang menyebabkan AKP tinggi
(Manuaba, 2008)
Persalinan preterm merupakan hal yang berbahaya karena potensial
meningkatkan kematian perinatal sebanyak 65 %-75%, umumnya berkaitan
dengan berat lahir rendah, berat lahir rendah dapat disebabkan oleh kelahiran
preterm dan pertumbuhan janin terhambat. Keduanya sebaiknya dicegah karena
dampaknya yang negatif; tidak hanya kematian perinatal tetapi juga morbiditas,
potensi generasi akan datang, kelainan mental dan beban ekonomi bagi keluarga
dan bangsa secara keseluruhan
17
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya persalinan preterm
dapat diklasifikasikan secara rinci sebagai berikut, kondisi umum, keadaan sosial
ekonomi rendah, kurang gizi, anemia, prokok berat,dengan lebih dari 10
batang/hari, umur hamil terlalu muda kurang dari atau terlalu tua diatas 35 tahun,
penyakit ibu yang menyertai kehamilan, penyulit kebidanan (Nugroho, T. 2010)
Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan usia gestasi kurang dari dan
sama dengan 37 minggu dengan berat badan lahir rendah yaitu kurang dari 2500
gram. Sejak tahun 1961 WHO (World Health Organization) telah mengganti
istilah prematur dengan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) atau Low Birth
Weight Baby. Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi dengan berat kurang dari
2500 gram pada lahir waktu lahir disebut bayi prematur. Seorang bayi prematur
belum berfungsi seperti bayi matur, oleh sebab itu bayi akan banyak mengalami
kesulitan untuk hidup diluar uterus ibunya (Prawirohardjo, 2009)
Penyebab prematur dengan berat badan rendah di bagi atas empat faktor
maternal, fetal, medical dan iatrogenik. Faktor maternal adalah penyakit yang
dialami ibu selama mengandung, komplikasi persalinan seperti plasenta previa,
perdarahan, serviks inkompeten, dan infeksi maternal. Faktor fetal adalah
kehamilan ganda dan malformasi kongenital. Faktor medical adalah proses
kelahiran yang harus dilakukan sebelum waktunya oleh karena ibunya diabetes,
penyakit jantung yang parah, hipertensi, hipoksia fetus, hidrops fetalis, dan lain-
lain (Maisarah, I.S. 2010 )
18
Setiap tahun diperkirakan bayi lahir sekitar 350.000 bayi prematur atau
berat badan lahir rendah di Indonesia. Tingginya kelahiran bayi prematur tersebut
karena saat ini 30 juta perempuan usia subur yang kondisinya kurang energi
kronik dan sekitar 80% ibu hamil menjalani anemia difisiensi gizi. Tingginya
yang kurang gizi mengakibatkan pertumbuhan janin terganggu sehingga beresiko
lahir dengan berat badan di bawah 2500 gram (Manuaba, 2008).
Bayi prematur membutuhkan dukungan nutrisi yang khusus oleh karena
derajat imaturitas biokimianya yang tinggi, laju pertumbuhannya yang cepat dan
dapat terjadi insiden komplikasi medik yang lebih besar. Bayi yang lahir prematur
juga harus diberi vaksinasi agar terhindar dari penyakit menular mematikan.
Pemberian imunisasi ini harus dikonsultasikan lebih dulu dengan dokter,
demikian juga dengan pemberian makan semi padat
Untuk bayi yang lahir secara prematur dengan berat badan diatas 2000
gram, anak sudah bisa mendapatkan ASI dari si Ibu, tetapi juga ada bayi yang
belum bisa menyerap ASI, saluran cerna yang belum matang juga akan
menimbulkan dampak pada bayi prematur. Bayi prematur diharuskan dibuat di
inkubator, karena bayi tersebut seharusnya masih berada di dalam kandungan
dengan segala kenyamanannya berjuang beradaptasi dengan dunia luar. Inkubator
untuk menjaga suhu bayi supaya tetap stabil, akibat sistem pengaturan suhu dalam
tubuh bayi prematur belum sempurna, maka seharusnya bisa naik dan turun
secara drastis. Ini tentu bisa membahayakan kondisi kesehatannya. Selain itu otot-
ototnya pun relatif lebih lemah, sementara cadangan lahir cukup bulan
19
4. Asfiksia
a. Pengertian
Asfiksia neonatorum merupakan keadaan kegagalan napas secara
spontan dan teratur segera setelah lahir. Perubahan – perubahan yang terjadi pada
asfiksia, antara lain hipoksia, hiperkapnia, dan asidosis metabolik.Pada asidosis
metabolik, terjadi perubahan metabolisme aerob menjadi anaerob yang
menyebabkan kelainan biokimiawi darah yang lebih parah. Keadaan ini akan
mempengaruhi metabolisme sel, jaringan, dan organ , khususnya organ vital,
seperti otak, jantung, ginjal, paru yang berdampak pada gangguan fungsi, gagal
organ sampai kematian.
Setiap janin akan mengalami hipoksia relatif pada saat segera setelah lahir
dan bayi akan beradaptasi, sehingga bayi menangis dan bernafas. Asfiksia
merupakan kelanjutan dari hipoksia ibu dan janin intrauterin yang disebabkan
banyak factor.
Faktor ibu yang dapat menyebabkan terjadinya asfiksia neonatorum, adalah
ibu, usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, gravida lebih dari 4,
sosial ekonomi rendah, penyakit pembuluh darah yang mengganggu pertukaran
dan pengangkutan oksigen, antara lain hipertensi, hipotensi, gangguan kontraksi
uterus dan lain-lain.
Faktor plasenta juga dapat menyebabkan terjadinya asfiksia neonatorum,
diantaranya adalah plasenta yang tipis, kecil, tidak tidak menempel sempurna,
solusio plasenta, plasenta previa, dan lain-lain. Faktor janin yang dapat
20
menyebabkan terjadinya asfiksia neonatorum, antara lain prematur, IUGR,
gemelli, tali pusat menumbung, kelainan kongenital, dan lain-lain.Faktor
persalinan juga turut meningkatkan kejadian asfiksia neonatorum, yaitu partus
lama serta partus dengan tindakan.
Diagnosis asfiksia neonatorum di tegakkan dengan cara menghitung nilai
APGAR, memperhatikan keadaan klinis, adanya sianosis, bradikardi, dan
hipotoni. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, antara lain : analisis gas
darah dan kardiotografi ( KTG ). Nilai APGAR 7-10 dikategorikan sebagai
asfiksia ringan/ bayi normal, nilai APGAR 4-6 dikategorikan sebagai asfiksia
sedang, nilai APGAR 1-3 dikategorikan sebagai asfiksia berat. (Muslihatun WN,
2011 )
5. Sepsis neonatorum
a. Pengertian
Sepsis neonatorum atau septicemia neonatorum merupakan keadaan
dimana terdapat infeksi oleh bakteri dalam darah di seluruh tubuh yang terjadi
pada bayi baru lahir 0 – 28 hari pertama (Maryunani dan Nurhayati, 2009)
Sepsis neonatorum yaitu infeksi sistemik pada neonatus yang
disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus (Fauziah dan Sudarti : 2013).
b. Klasifikasi.
1)Sepsis Awitan Dini (EOS-early onset sepsis)
21
Merupakan infeksi perinatal yang terjadi segera dalam periode setelah
lahir (kurang dari 72 jam) dan biasanya diperoleh pada saat proses
kelahiran atau inutero.
Karakteristiknya yaitu didapat dari bentuk langsung atau tidak langsung
dengan organisme yang ditemukan dari lingkungan tempat perawatan
bayi, sering mengalami komplikasi (Maryunani dan Nurhayati, 2009).
1) Sepsis Awitan Lambat / SAL / Sepsis lanjutan / Sepsis Nosokomial
Merupakan infeksi setelah lahir ( lebih dari 72 jam) yang di
peroleh dari lingkungan sekitar atau rumah sakit (infeksi
nosokomial).
Karakteristiknya yaitu didapat dari bentuk langsung atau tidak
langsung dengan organisme yang ditemukan dari lingkungan tempat
perawatan bayi, sering mengalami kompikasi (Maryunani dan
Nurhayati, 2009).
c. Etiologi.
Penyebabnya biasanya adalah infeksi bakteri:
1) Ketuban pecah sebelum waktunya
2) Perdarahan atau infeksi pada ibu.
3) Penyebab yang lain karena bakteri virus, dan jamur, yang terserang
bakteri, jenis bakteri bervariasi tergantung tempat dan waktu seperti
Streptococus group B (SGB), bakteri enterik dari saluran kelamin ibu,
virus herpes simplek, Enterovirus, E. Coli, Candida, Stafilokokus.
22
d. Patofisiologi
1) Selama dalam Kandungan
Oleh karena terlindung berbagai organ tubuh seperti plasenta, selaput
amnion, khorion dan beberapa faktor anti infeksi pada cairan amnion,
janin selama dalam kandungan sebenarnya relatif aman terhadap
kontaminasi. Namun, terdapat beberapa kemungkinan kontaminasi
kuman melalui :
a) Infeksi kuman yang diderita ibu yang dapat mencapai janin
melalui aliran darah menembus barier plasenta dan masuk
sirkulasi janin.
b) Prosedur tindakan obstetri yang kurang memperhatikan factor
antiseptic misalnya pada saat pengambilan contoh darah janin.
c) Pada saat ketuban pecah, paparan kuman yang berasal dari vagina
akan berperan dalam infeksi janin.
2) Setelah Lahir
Kontaminasi kuman dapat terjadi dari lingkungan bayi oleh karena antara
lain hal-hal berikut ini :
a) Infeksi silang
b) Alat-alat yang digunakan bayi kurang bersih / steril
c) Prosedur invasive seperti kateterisasi umbilicus
d) Kurang memperhatikan tindakan aseptic
e) Rawat inap terlalu lama
23
f) Bayi yang dirawat terlalu banyak / padat (Maryunani dan Nurhayati,
2009).
e. Faktor Risiko
1) Faktor risiko dilihat dari :
a) Sepsis Awitan Dini (SAD), meliputi :
(1) Kolonisasi maternal dalam GBS, infeksi fekal
(2) Malnutrisi pada ibu
(3) Prematuritas, BBLR (Maryunani dan Nurhayati, 2009).
(4) Ketuban pecah dini memanjang (>18 jam)
(5) Demam saat ibu melahirkan (> 38ºC)
(6) Khorioamnionitis
(7) Bayi sebelumnya terinfeksi (Fanaroff dan Lissauer, 2013).
b) Sepsis Awitan Lanjutan (SAL), meliputi :
(1) BBLR, pertumbuhan janin terhambat / IUGR
(2) Nutrisi parenteral totalis, pemberian makanan melalui selang
(3) Pemberian antibiotic (Maryunani dan Nurhayati, 2009).
(4) Prematuritas
(5) Kerusakan kulit akibat plester, alat-alat yang terpasang pada kulit,
dan lain-lain (Fanaroff dan Lissauer, 2013).
2) Faktor risiko dilihat dari faktor risiko ibu dan bayi
a) Faktor risiko ibu
(1) Perdarahan
24
(2) Ketuban pecah dini dan ketuban pecah lama > 18 jam
(3) Infeksi dan demam > 38ºC pada masa peripartum karena
khorioamnionitis infeksi saluran kemih, kolonisasi kuman
streptokokus group B di vagina, kolonisasi kuman E.Coli di
perineum.
(4) Cairan ketuban hijau dan keruh
(5) Kehamilan kembar
(6) Proses kelahiran yang lama dan sulit
(7) Faktor sosial ekonomi dan gizi buruk pada ibu (Maryunani dan
Nurhayati, 2009).
(8) Infeksi saat hamil (TORCH)
(9) Persalinan tidak steril (Fauziah dan Sudarti, 2013).
b) Faktor risiko bayi
(1) Bayi prematur dan berat lahir rendah
(2) Bayi dengan cacat bawaan
(3) Bayi dirawat di rumah sakit
(4) Bayi dilakukan tindakan resusitasi pada saat lahir
(5) Bayi dilakukan invasive, seperti pemasangan infus, kateter, intubasi
ETT, pemakaian ventilator, akses vena sentral, pembedahan.
(6) Bayi dengan asfiksia neonatorum
(7) Bayi yang tidak diberi ASI
(8) Bayi dengan pemberian nutrisi parenteral
25
(9) Bayi yang dirawat terlalu lama di ruang intensif bayi
(10) Bayi yang dirawat di ruang rawat bayi baru lahir terlalu padat
(11) Kebersihan ruang bayi atau ruang intensif bayi yang buruk
(12) Prosedur cuci tangan yang tidak benar pada tenaga kesehatan
maupun anggota keluarga pasien (bayi) (Maryunani dan Nurhayati,
2009).
f. Tanda dan Gejala.
Tanda dan gejala sepsis neonatorum dibagi menjadi enam kelompok, antara
lain :
1) Gejala umum, tampak sakit, tidak mau minum, suhu naik turun, sklerema
2) Gejala gastrointestinal, muntah, diare, hepatomegali, perut kembung
3) Gejala saluran nafas, dispneu, takipneu, sianosis
4) Gejala kardiovaskuler, takikardi, edema, dehidrasi
5) Gejala syaraf pusat, letargi, iritabel, kejang, gejala hematomegali, ikterus,
splenomegali, pteki/perdarahan, lekopenia (fauziah dan sudarti, 2013)
g. Diagnosis
Gejala sepsis sering kali tidak khas pada bayi. Maka diperlukan pemeriksaan
laboratorium untuk menegakkan diagnosis sepsis, hal ini meliputi beberapa
hal sebagai berikut :
1) Pemeriksaan hematologi
a) Trombosit : < 100.000/μL
b) Leukosit : dapat meningkat atau menurun
26
c) Pemeriksaan kadar D-Dimer
Tes darah lainnya dapat memeriksa fungsi organ tubuh seperti hati dan ginjal
(Maryunani dan Nurhayati, 2009).
2) Kultur darah untuk menentukan ada atau tidaknya bakteri di dalam darah
(Putra, 2012).
3) Urine diambil dengan kateter steril untuk memeriksa urine di bawah
mikroskop, dan kultur urine untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri
(Putra, 2012).
4) Pungsi lumbal (pengambilan cairan otak dari tulang belakang) untuk
mengetahui bayi terkena meningitis (Putra, 2012).
5) Rontgen terutama paru-paru untuk memastikan ada atau tidaknya pneumonia
(Putra, 2012).
6) Jika bayi menggunakan perlengkapan medis di tubuhnya, seperti infus atau
kateter, maka cairan dalam perlengkapan medis tersebut akan diperiksa ada
atau tidaknya tanda-tanda infeksi (Putra, 2012).
7) Pemeriksaan C-Reactive Protein (CRP) merupakan pemeriksaan protein yang
disintesis di hepatosit dan muncul pada fase akut bila terdapat kerusakan
jaringan (Maryunani dan Nurhayati, 2009).
8) Lokasi infeksi-pertimbangkan aspirasi jarum atau biopsi untuk pemeriksaan
gram dan mikroskopi direk (Fanaroff dan Lissauer, 2013).
9) Aspirat trakea bila menggunakan ventilasi mekanik. Pertimbangkan (Fanaroff
dan Lissauer, 2013).
27
10) Kultur vagina ibu (Fanaroff dan Lissauer, 2013).
11) Kultur jaringan plasenta dan histopatologi (Fanaroff dan Lissauer, 2013).
12) Skrining antigen cepat (Fanaroff dan Lissauer, 2013).
13) Gas darah (Fanaroff dan Lissauer, 2013).
14) Skrining koagulasi (Fanaroff dan Lissauer, 2013).
h. Prognosis
25% bayi meninggal meskipun telah diberikan antibiotik dan perawatan
intensi.Angka kematian pada bayi prematur yang kecil adalah dua kali lebih besar
(Marmi dan Rahardjo, 2012).
i. Penanganan.
1) Terapi suportif - jalan napas, pernapasan, sirkulasi (A-B-C: airway, breathing,
circulation). Periksa gula darah.
2) Obati dengan antibiotik segera bila ada dugaan sepsis, segera setelah
mengambil kultur tetapi sambil menunggu hasil kultur.
3) Pilihan antibiotik bergantung kepada kejadian dan praktik setempat.
a) Sepsis awitan dini (Early-onset sepsis)
Mencakup organisme gram positif dan gram negatif, contoh : penicillin /
amoxcillin + aminoglikosida (misalnya : gentamisin / tobramisin).
b) Sepsis awitan lambat (Late-onset sepsis)
Perlu juga mencakup stafilokokus dan enterokokkus koagulase negative ,
contoh : methicillin / flucloxacillin + gentamisin atau sefalosporin /
gentamisin + vancomysin. Bila terpasang kateter vena sentral, pindahkan
28
bila tidak ada respons terhadap antibiotik, kultur terus menerus positif,
adanya organisme gram negatif atau sangat sakit (Fanaroff dan Lissauer,
2013)
4. Kematian perinatal
a. Pengertian
Kematian perinatal (perinatal mortality) adalah jumlah bayi lahir-mati
dan kematian bayi dalam tujuh hari pertama sesudah lahir (early neonatal)
yang terjadi dari masa kehamilan ibu 28 minggu atau lebih. Adapun angka
kematian perinatal adalah jumlah lahir mati (umur kehamilan ibu 28
minggu) ditambah jumlah kematian neonatal dini (umur bayi 0 – 7 hari) per
jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama dikali 1000 (Wiknjosastro,
2006).
Kematian maternal dan perinatal merupakan masalah besar,
khususnya di negara berkembang sekitar 98% - 99%, sedangkan negara maju
hanya 1%-2%. Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun
2000 kematian perinatal adalah 400 per 100.000 orang atau sekitar 200.000
ribu orang pertahun sehingga kematian perinatal terjadi 1,2-1,5 menit.
Kematian perinatal di Indonesia adalah yang tertinggi diantara negara-negara
Association South Of East Nation (ASEAN) kejadiannya sekitar 15 kali di
Malaysia (Manuaba, 2007).
29
Hampir seluruh dari kematian perinatal adalah bayi lahir mati atau
disebut juga Kematian Janin Dalam Rahim(KJDR). Menurut hasil riset
kesehatan dasar yang dilakukan Departemen Kesehatan (Depkes) tahun
1997, kematian perinatal terbesar disebabkan oleh kematian janin dalam
rahim (31,3%) disusul asfiksia (20,4%) dan prematur (18,7%).
(Anonim,2009).
Kematian perinatal dini (early neonatal death) ialah kematian bayi
dalam 7 hari pertama kehidupannya. Sedangkan kematian perinatal
(perinatal mortality) ialah bayi lahir mati dan kematian bayi dalam 7 hari
pertama sesudah lahir (ACOG, 2009)
Kematian pada masa kehamilan 28 minggu sampai dengan 7
hari sesudah lahir.angka kematian perinatal ( perinatal mortality rate )
adalah jumlah kematian perinatal dikalikan 1.000 kemudian dibagi dengan
jumlah bayi lahir hidup dan lahir mati. Kematian neonatal dini (early
neonatal death ) kematian pada 7 hari pertama sesudah lahir. jika umur bayi
kurang dari satu hari, gunakan hitungan umur sesuai, jam atau menit.
Kematian neonatal lanjut ( late neonatal death ) adalah kematian bayi pada
hari ke 7-28 sesudah lahir ( Muslihatun W N, 2011 )
Kematian perinatal merupakan ukuran kemampuan pelayanan
kesehatan suatu negara. Untuk dapat lebih memahami kematian ditetapkan
beberapa definisi sebagai berikut :
30
1) Kelahiran hidup (live birth) : dikeluarkan hasil konsepsi secara
sempurna dari ibunya yang setelah dipisahkan mempunyai tanda-tanda
kehidupan, tanpa memandang umur kehamilan.
2) Kematian janin (fetal death) : kematian hasil konsepsi, sebelum
dikeluarkan dengan sempurna dari ibunya,tanpa memandang umur
kehamilannya
Penggolongan pada kematian janin
a) Kematian sebelum umur hamil 20 minggu.
b) Kematian janin antara umur hamil 20 – 28 minggu
c) Kematian janin setelah umur hamil 28 minggu atau berat diatas
1.000 gr.
d) Kematian yang tidak dapat digolongkan
Kelahiran mati (stillbirth) adalah kematian hasil konsepsi
setelah mencapai umur 28 minggu atau berat diatas 1.000 gr.Kematian
perinatal dini adalah kematian bayi dalam 7 hari pertama hidupnya.Kematian
perinatal adalah jumlah lahir mati ditambah dengan kematian bayi dalam 7
hari pertama kehidupannya.Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) bayi
dengan berat badan lahir sama atau kurang dari 2.500 gr (manuaba, 2010)
Kematian ibu dan perinatal merupakan tolak ukur kemampuan
pelayanan kesehatan suatu negara. Di negara ASEAN , indonesia
mempunyai angka kematian tertinggi 330 / 100.000 dan angka kematian
perinatal 420/100000 persalinan hidup.
31
AKI bervariasi di berbagai daerah dengan rentang 330 –
700/100.000.Angka kematian perinatal dengan cepat dapat dirasakan
penurunannya tetapi AKI belum terjadi penurunan. Bila persalinan di
indonesia di perkirakan 5.000.000 per tahun :
1) AKI : 16.000 -17 000 / tahu. Sepertiga yang disebabkan abortus terjadi
45-55/hari atau setiap 25-30 menit ; sepertiga lainnya atau 6.000 – 7000
sebab akibat gugur kandungan yang tidak aman dan tidak bersih.
2) AKP : 29.000/tahun atau 2.417 / Bulan atau 80/hari setiap 18 menit.
Kematian ibu dan perinatal terjadi justru pada pertolongan pertama yang
sangat diperlukan,sehingga sebenarnya masih banyak
mempunyai peluang untuk dapat menghindari atau menurunkannya
( manuaba, 2008 )
Sekarang, kematian bayi dianggap sebagai ukuran yang lebih baik
untuk menilai kualitas pelayanan kebidanan. Untuk itu digunakan angka
kematian perinatal ( perinatal mortality rate ) yang terdiri atas jumlah anak
yang tidak menunjukan tanda – tanda hidup waktu dilahirkan, ditambah
dengan jumlah anak yang meninggal dalam minggu pertama dalam
kehidupannya, untuk 1000 kelahiran. Penurunan jumlah kematian perinatal
dapat dicapai disamping membuat persalinan seaman-amannya bagi bayi
dengan mengusahakan agar janin dalam kandungan dapat hidup dalam
kondisi sebaik-baiknya hal ini menjadi dorongan kuat untuk lebih
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kematian janin dalam uterus,
32
termasuk apa yang menyebabkan prematuritas ( sebagian besar bayi yang
meninggal dalam minggu pertama ialah bayi prematur ). Perkembangan ini
membuka bidang yang luas serta baru bagi ilmu kebidanan.
Sedangkan angka kematian bayi ( infant mortality rate ), yakni angka kematian
bayi sampai umur satu tahun, di negara-negara maju telah turun dengan cepat dan
sekarang mencapai angka dibawah 20 pada 1.000 kelahiran. Penurunan angka
kematian perinanatal berlangsung lebih lamban, sebabnya ialah karena kesehatan
serta keselamatan janin dalam rahim sangat bergantung dari keadaan dan
kesempurnaan bekerjanya sistem dalam tubuh ibu yang mempunyai fungsi untuk
menumbuhkan hasil konsepsi dari mudigah menjadi janin cukup bulan(Prawirohardjo
S, 2009 )
B. Landasan Teori
Landasan teori ini menjelaskan beberapa teori penyebab kematian bayi baru
lahir/ prematuritas,BBLR penyebabnya sebagai berikut:
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai
belum berusia tepat satu tahun (Hamzah, 2013)
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram. Dahulu neonatus dengan
berat badan lahir kurang dari 2.500 gram atau sama dengan 2.500 gram disebut
prematur. Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat
lahir kurang dari 2.500 gram disebut Low Birth Weight Infants
33
(BBLR).Beratbadan lahir ada dua kelompok yaitu bayi yang lahir dengan usia
kehamilan kurang dari 37 minggu (preterm) yang disebut berat badan rendah
prematur dan dan bayi yang lahir dengan usia kehamilan besar 37 minggu yang
disebut pertumbuhan janin terhambat (IUGR).
2. Persalinan prematur didefenisikan sebagai persalinan yang terjadi sebelum
kehamilan berusia 37 minggu tanpa memedulikan berat badan lahir (WHO 1969).
Janin secara hukum dapat dianggap hidup setelah usia gestasi 24 minggu. Jika
janin keluar dari uterus sebelum kehamilan 24 minggu dan tidak adanya tanda-
tanda kehidupan, di Inggris, hal ini di klasifikasikan sebagai aborsi.World Health
Organization merekomendasikan pencatatan semua semua pelahiran bayi yang
beratnya lebih dari 500 gram (Fraser. C, 2009).
3. Gangguanpernapasan adalah keadaan kekurangan oksigen yang terjadi dalam
jangka waktu relatif lama sehingga mengaktifkan metabolism anaerob yang
menghasilkan asam laktat. Apabila keadaan asidosis memburuk dan terjadi
penurunan aliran darah ke otak maka akan terjadi kerusakan otak dan organ lain.
Selanjutnya dapat terjadi depresi pernapasan yang dimanifestasikan dengan apneu
yang memanjang dan bahkan dapat menyebabkan kematian
4. Asfiksia neonatorum merupakan keadaan kegagalan napas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir. Perubahan – perubahan yang terjadi pada asfiksia,
antara lain hipoksia, hiperkapnia, dan asidosis metabolik.Pada asidosis metabolik,
terjadi perubahan metabolisme aerob menjadi anaerob yang menyebabkan
kelainan biokimiawi darah yang lebih parah. Keadaan ini akan mempengaruhi
34
metabolisme sel, jaringan, dan organ , khususnya organ vital, seperti otak,
jantung, ginjal, paru yang berdampak pada gangguan fungsi, gagal organ sampai
kematian.
5. Sepsis neonatorum atau septicemia neonatorum merupakan keadaan dimana
terdapat infeksi oleh bakteri dalam darah di seluruh tubuh yang terjadi pada bayi
baru lahir 0 – 28 hari pertama (Maryunani dan Nurhayati, 2009).
35
C. Kerangka Konsep
Gambar 1. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel Independent
: Hubungan variabel yang diteliti
: Variabel Dependent
Variabel bebas : BBLR, asfiksia, prematuritas, gangguan pernapasan,
dan sepsis neonatorum
Variabel terikat : Bayi dengan komplikasi
Penyebab Kematian Bayi
BBLR
Gangguan pernapasan
Prematuritas
Asfiksia
Sepsis neonatorum
Penyebab yang tidak
diketahui
36
D. Pertanyaan Penelitian
1. Berapa persentaseBBLR sebagai penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015?
2. Berapa persentase prematuritas sebagai penyebab kematian bayi di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015?
3. Berapa persentase gangguan pernapasan sebagai penyebab kematian bayi di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015?
4. Berapa persentase asfiksia sebagai penyebab kematian bayi di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015?
5. Berapa persentase sepsis neonatorum sebagai penyebab kematian bayi di Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015?
6. Berapa persentase penyebab yang tidak diketahui sebagai penyebab kematian
bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015?
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptifyakni penelitian yang
menggambarkan dan menerangkan masalah penelitian yang terjadi yakni
mengidentifikas penyebab kematian bayi di RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d
2015 (Nursalam, 2016).
B. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah semua bayi yang meninggal diruang teratai
RSUD Kabupaten Muna pada tahun 2014 s.d 2015 sebanyak 59 orang
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah bayi yang meninggal diruang teratai yang
berjumlah 59 orang dengan teknik pengambilan sampel secara total sampling
yaitu keseluruhan jumlah populasi
C. Tempat dan WaktuPenelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan di RSUD Kabupaten Muna
pada bulan Juli 2016.
D. IdentifikasiVariabelPenelitian
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah penyebab kematian bayi ,sedangkan
variabel independen dalam penelitian ini yaitu BBLR, asfiksia, prematuritas,
gangguan pernapasan, dan sepsis neonatorum
38
E. Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif
Defenisi operasional dapat disajikan pada tabel 1
Tabel 1
Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif
N
o
Variabel Defenisi operasional
Kriteria
obyektif
Alat
ukur
Skala
1. 1. Dependent
Kematian bayi
Bayi yang meninggal yang
tertulis dibuku rekam medik
berdasarkan diagnose dokter
Cheklist Nominal
2. 2. Independent
BBLR,
BBLR yang tertulis dibuku
rekam medik berdasarkan
diagnosa dokter
Cheklist Nominal
3. Prematur BKB yang tertulis dibuku
rekam medik berdasarkan
diagnosa dokter
Cheklist Nominal
4. Sepsisneonatorum Sepsisneonatorum yang
tertulis dibuku rekam medik
berdasarkan diagnosa dokter
Cheklist Nominal
5. Asfiksia Bayi asfiksia yang tertulis
dibuku rekam medik
berdasarkan diagnosa dokter
Cheklist Nominal
6. Gangguan
pernapasan
Bayi yang RDN, USB dispnue
HDN, yang tertulis dibuku
rekam medik berdasarkan
diagnosa dokter
Cheklist Nominal
E. InstrumenPenelitian
Untuk pengambilan data dalam penelitian ini yaitu data sekunder dengan
dengan cara pengambilan data melalui rekam medik. Alat ukur yang digunakan
adalah lembar checklist .
39
F. Cara Analisis Data
1. Analisis Univariat
Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk table
distribusi frekuensi dan grafik. Dalam penelitian ini dilakukan analisis univariat
secara deskriptif sederhana berupa persentase.
Rumus yang digunakan adalah :
𝑃 =
𝑓
𝑛
𝑥 100%
Keterangan:
f = Frekuensi
P = Persentase
n = Jumlah sampel (Putri Ariani, 2014).
G. JalannyaPenelitian
1. Tahap persiapan
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mengurus surat izin penelitian
pada institusi yang ditujukan kepada kantor Badan Kesbang Pol dan Linmas
Kabupaten Muna, kemudian dari kantor badan kesbang pol dan linmas
kabupaten muna membawa surat izin penelitian ke rumah sakit umum daerah
kabupaten muna.
2. Tahap pelaksanaan
40
Dimulai dengan pengambilan sampel melalui buku register pasien di
ruang bersalin kemudian ditulis dalam lembaran cheklist sesuai dengan
kriteria sampel
3. Tahap pengolahan dan analisis data
Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis dengan
menggunakan analisis distribusi frekuensi sebagai bahan untuk penyusunan
hasil penelitian
4. Tahap penulisan laporan
Pada tahap ini disusun laporan sebagai tahaap akhir dari penelitian.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi
tenggara terletak di ibukota kabupaten tepatnya di jalan Sultan Syahrir
Kelurahan Laende Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi
Tenggara. Lokasi ini mudah dijangkau dengan kendaraan umum dengan batas
sebagai berikut :
1) Sebelah Utara : Jl. Basuki Rahmat
2) Sebelah Timur : Jl. Sultan Hasanudin
3) Sebelah Selatan : Jl. Laode Pandu
4) Sebelah Barat : Jl. Ir. Juanda
b. Sejarah Singkat
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna didirikan pada masa
penjajahan Belanda oleh mantri yang berkebangsaan Belanda.Pada saat itu
mantri berkebangsaan Belanda hanya dibantu oleh asistennya dan dua orang
42
perawat.Setelah 11 tahun berlalu mantri tersebut pulang kembali ke negerinya
dan tepat pada tahun 1928 beliau diganti oleh seorang dokter dari Jawa yang
bernama dokter Soeparjo.Masyarakat Muna mengenal dokter Soeparjo dengan
sebutan dokter Jawa. Beliau tamatan dari sekolah Belanda yaitu Nederlandhes
In Launshe Aonzen School (NIAS).
Masa kepemimpinan dokter Soeparjo hanya berlangsung selama tujuh
tahun, kemudian beliau digantikan oleh dokter berkebangsaan Belanda
bernama dokter Hyaman. Selang 5 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1940
seorang dokter asal Cina bernama dokter Pang Ing Ciang menggantikan
kepemimpinan dokter Hyaman. Pada masa kepemimpinan dokter Pang Ing
Ciang sangat disukai oleh masyarakat Muna sebab beliau sangat
memperhatikan kesehatan masyarakat Muna pada saat itu.
Pada tahu 1949, saat peralihan pemerintahan Belanda ke pemerintahan
Republik Indonesia, masa pemerintahan Pang Ing Cian berakhir dan beliau
diganti oleh dokter berkebangsaan Belandabernama dokter Post.Dokter Post
mempunyai dua orang asisten sehingga sebagian besar pekerjaannya
diserahkan kepada kedua asistennya. Namun kepemimpinan dokter Post tidak
berlangsung lama, beliau hanya satu tahun lamanya.
Pada tahun 1950 dokter Post digantikan oleh dokter Lemens yang
berasal dari Belgia.Dokter Lemens memimpin selama 10 tahun yakni pada
tahun 1950 sampai dengan tahun 1960. Pada tahun 1965 dilakukan rehabilitasi
yang diprakarsai oleh Bupati Muna Laode Rasyid, SH. Ini merupakan
43
rehabilitasi pertama selama rumah sakit tersebut didirikan tahun 1965-1970.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dipimpin oleh dokter Ibrahim
Athar Nasution, masa kepemimpinannya berlangsung selama 3 tahun dan
sejak itu periode masa kepemimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna ditetapkan setiap 3 tahun sekali memimpin.
Saat ini Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dijadikan
sebagai salah satu rumah sakit yang merupakan lahan praktek dan kajian
ilmiah bagi Mahasiswa Keperawatan dan Mahasiswa Kebidanan.
c. Lingkungan Fisik
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Povinsi Sulawesi
Tenggara berdiri diatas lahan seluas 10.740 Ha.
d. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas/sarana pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara adalah :
1) Pelayanan kesehatan rawat jalan yakni poliklinik penyakit dalam,
poliklinik umum, poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan,
poliklinik gigi dan mulut, poliklinik bedah, poliklinik saraf, poliklinik
dalam, instalasi rehabilitasi medik, dan instalasi gawat darurat, poliklinik
mata, poliklinik THT, dan poliklinik psikiatri.
2) Pelayanan kesehatan rawat inap yakni kebidanan dan kandungan,
perawatan bayi/perinatologi dan perawatan umum, ICU
44
3) Pelayanan medik yakni fisioterapi, rontgen, apotik, laboratorium klinik
dan instalasi gizi.
e. Ketenagaan
Jumlah ketenagaan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna saat ini
adalah 529 orang (terdiri atas paramedis 430 orang, non paramedis 73 orang
dan dokter ahli 26 orang). Dengan jumlah bidan di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna adalah sebanyak 144 orang, yang bekerja di Ruang
Teratai sebanyak 26 orang dan terdapat 1orang dokter anak.
2. Analisis Univariat
Penelitian ini dilakukan di ruang bayi RSUD Kab. Muna pada tanggal 28
September 2016 selama 1 haridengan jumlah sampel 60 responden. Adapun hasil
analisisnya dari data hasil penelitian selanjutnya disajikan dalam bentuk analisis
univariat.
Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan semua variabel yang
diteliti dengan cara mendeskripsikan tiap variabel penelitian yang selengkapnya
disajikan dalam bentuk tabel besar yang terdiri dari BBLR, prematuritas, gangguan
pernapasan, sepsis neonatorum dan RDN. Maka distribusi dari tiap variabel dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :
45
Tabel
Distribusi Responden yang mengalami kematian di ruang Teratai Rumah
Sakit Umum Daerah Kbupaten Muna
Tahun 2014-2015
No Penyebab kematian bayi Frekuensi Persentase
1 BBLR
Premature
Sepsis neonatorum
asfiksia
RDN
13
0
3
0
1
24,52%
0
5,66%
0
1,88%
2 BBLR + RDN
BBLR + Asfiksia
BBLR + sepsis
4
5
8
7,54%
9,43%
15,09%
3 BBLR + RDN + Asfiksia
BBLR + RDN + sepsis neonatorum
BBLR + RDN + prematur
1
3
1
1,88%
5,66%
1,88%
4 RDN + Asfiksia
RDN + Sepsis
1
2
1,88%
3,77%
5 Asfiksia + Sepsis 11 20,75%
6 Penyebab kematian yang tidak diketahui 6 11, 32%
JUMLAH (N) 53 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah kematian bayi sebanyak
59 responden kematian bayi dengan satu diagnosa diantaranya yang mengalami
BBLR sebanyak 13 orang (24,52 %) , prematur 0, sepsis neonatorum 3 orang
46
(5,66%), asfiksia 0 RDN 1 orang (1,88%), sedangkan BBLR + RDN 4 orang
(7,54%), BBLR + Asfiksia 5 orang (9,43%), BBLR + sepsis 8 orang (15,09%),
BBLR + RDN + Asfiksia1 orang(1,88%) BBLR + RDN + sepsis neonatorum 3
(5,66) orang BBLR + RDN + prematur 1 orang (1,88%), RDN + Asfiksia 1 orang
(1,88%), RDN + Sepsis 2 orang (3,77%), Asfiksia + Sepsis 11 orang (20,75%),
Penyebab kematian yang tidak diketahui 6 orang (11,32%).
B. Pembahasan
Setelah melakukan pengolahan data sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan di ruang teratai rumah sakit umum daerah kabupaten muna tahun 2014-
2015 maka secara terperinci hasil penelitian tersebut dapat dibahas berdasarkan
variable tersebut.
1. BBLR
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram. Dahulu neonatus dengan
berat badan lahir kurang dari 2.500 gram atau sama dengan 2.500 gram disebut
prematur .
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :Faktor ibu yang meliputi
penyakit ibu (toksemia gravidarum, pendarahan antepartum, trauma fisik dan
psikologis, nefritis akut, serta diabetes melitus), usia ibu (usia ibu kurang dari 16
tahun, dan usiaibulebih dari 35 tahun, serta multigravida yang jarak kelahirannya
terlalu dekat), keadaan sosial (golongan sosial ekonomi rendah, dan perkawinan yang
47
tidak syah), sebab lain (ibu yang perokok, dan ibu peminum alkohol, serta ibu
pecandu narkotik).
Faktorjanin, meliputi sebagai berikut : hidramnion, kehamilan ganda, kelainan
kromosom. Sedangkan faktor lingkunganmeliputi sebagai berikut : tempat tinggal
dataran tinggi, radiasi, zat-zat racun.
Berdasarkan tabel 1 hasil penelitian di ruang teratai rumah sakit umum
daerah kabupaten muna diketahui bahwa jumlah kematian bayi dari 53 orang
akibat BBLR sebanyak 40 (75,48%) responden sedangkan kematian yang tidak
mengalami BBLR sebanyak 13 orang (24,52%). Dan 6 orang merupakan
penyebabnya lain-lain. Hal ini sejalan denganJoyo Minardo mahasiswa Akademi
Keperawatan Ngudi Waluyoyang berjudul “Analisa faktor-faktor penyebab kematian
bayidengan asfiksia di kabupaten semarang”Penyebab kematian bayi tersebut
adalah sebanyak 60 orang (32,3%) bayi mati disebabkan oleh BBLR, 38 (20,4%)
yang tidak BBLR 22 orang (36,66%).
2. Prematuritas
Persalinan prematur didefenisikan sebagai persalinan yang terjadi
sebelum kehamilan berusia 37 minggu tanpa memedulikan berat badan
lahir(WHO 1969). Janin secara hukum dapat dianggap hidup setelah usia gestasi
24 minggu. Jika janin keluar dari uterus sebelum kehamilan 24 minggu dan tidak
adanya tanda-tanda kehidupan, di Inggris, hal ini di klasifikasikan sebagai aborsi.
World Health Organization merekomendasikan pencatatan semua pelahiran bayi
yang beratnya lebih dari 500 gram (Fraser. C, 2009). Menurut Prawirohardjo
48
(2011) penyebab terjadinya kematian bayi adalah sebagai berikut: asfiksia, trauma
kelahira, infeksi,prematuritas, kelainan bawaan.
Penyebab prematur dengan berat badan rendah di bagi atas empat faktor
maternal, fetal, medical dan iatrogenik. Faktor maternal adalah penyakit yang
dialami ibu selama mengandung, komplikasi persalinan seperti plasenta previa,
perdarahan, serviks inkompeten, dan infeksi maternal. Faktor fetal adalah
kehamilan ganda dan malformasi kongenital. Faktor medical adalah proses
kelahiran yang harus dilakukan sebelum waktunya oleh karena ibunya diabetes,
penyakit jantung yang parah, hipertensi, hipoksia fetus, hidrops fetalis, dan lain-
lain (Maisarah, I.S. 2010 )
Berdasarkan tabel 2 hasil penelitian di ruang teratai rumah sakit umum
daerah kabupaten muna diketahui bahwa jumlah kematian bayi dari 53 orang
akibat prematuritas sebanyak 1 orang (1,89 %) responden sedangkan kematian
yang tidak mengalami prematuritas sebanyak 52 orang (98.11%) Dan 6 orang
(11,32%) merupakan penyebabnya lain-lain. Hal ini sejalan denganJoyo
Minardo mahasiswa Akademi Keperawatan Ngudi Waluyoyang berjudul “Analisa
faktor-faktor penyebab kematian bayidengan asfiksia di kabupaten semarang”
Penyebab kematian bayi tersebut adalah sebanyak 60 orang (32,3%) bayi mati
disebabkan oleh prematuritas 38 (20,4%) yang tidak prematuritas 22 orang
(36,66%).
Hal ini hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Joyo
Minardo dan teori yang ada.
49
3. Gangguan Pernapasan
Kegawatan pernapasan adalah keadaan kekurangan oksigen yang
terjadi dalam jangka waktu relatif lama sehingga mengaktifkan metabolism
anaerob yang menghasilkan asam laktat. Apabila keadaan asidosis memburuk dan
terjadi penurunan aliran darah ke otak maka akan terjadi kerusakan otak dan
organ lain. Selanjutnyadapat terjadi depresi pernapasan yang dimanifestasikan
dengan apneu yang memanjang dan bahkan dapat menyebabkan kematian
Kegawatan pernapasan dapat terjadi pada bayi aterm maupun pada
bayi preterm, yaitu bayi dengan berat lahir cukup maupun dengan berat lahir
rendah (BBLR).Bayi dengan BBLR yang preterm mempunyai potensi kegawatan
lebih besar karena belum maturnya fungsi organ-organ tubuh.
Towel dalam Jumiarni, dkk (1995) menggolongkan penyebab
kegagalan pernapasan pada neonatus yang terdiri dari faktor ibu, faktor plasenta,
faktor janin dan faktor persalinan.Menurut Prawirohardjo (2011) penyebab terjadinya
kematian bayi adalah sebagai berikut: asfiksia, trauma kelahira, infeksi,prematuritas,
kelainan bawaan.
Berdasarkan tabel 5 hasil penelitian di ruang teratai rumah sakit
umum daerah kabupaten muna diketahui bahwa jumlah kematian bayi dari 53
orang akibat RDN sebanyak 20 orang (37,74 %) sedangkan kematian yang tidak
mengalami RDN sebanyak 33 orang (62,26%). Dan 6 orang merupakan
50
penyebabnya lain-lain. Hal ini sejalan denganJoyo Minardo mahasiswa Akademi
Keperawatan Ngudi Waluyoyang berjudul “Analisa faktor-faktor penyebab kematian
bayidengan asfiksia di Kabupaten Semarang”Penyebab kematian bayi tersebut
adalah sebanyak 60 orang (32,3%) bayi mati disebabkan oleh RDN 8 (4,3%) yang
tidak RDN 52 orang (8,66%).
Hal ini hasil penelitian di ruang teratai rumah sakit umum daerah Kabupaten
Muna sejalan dengan hasil penelitian oleh Joyo Minardo mahasiswa Akademi
Keperawatan Ngudi Waluyoyangdi Kabupaten Semarang dan sesuai dengan teori
yang ada mengenai penyebeb kematian bayi yaitu gangguan pernapasan (RDN).
4. Sepsis Neonatorumar
Sepsis neonatorum atau septicemia neonatorum merupakan keadaan
dimana terdapat infeksi oleh bakteri dalam darah di seluruh tubuh yang terjadi
pada bayi baru lahir 0 – 28 hari pertama (Maryunani dan Nurhayati, 2009) Sepsis
neonatorum yaitu infeksi sistemik pada neonatus yang disebabkan oleh bakteri,
jamur dan virus (Fauziah dan Sudarti : 2013).Penyebabnya biasanya adalah
infeksi bakteri: Ketuban pecah sebelum waktunya, Perdarahan atau infeksi pada
ibu.
Penyebab yang lain karena bakteri virus, dan jamur, yang terserang
bakteri, jenis bakteri bervariasi tergantung tempat dan waktu seperti Streptococus
group B (SGB), bakteri enterik dari saluran kelamin ibu, virus herpes simplek,
Enterovirus, E. Coli, Candida, Stafilokokus
51
Menurut Prawirohardjo (2011) penyebab terjadinya kematian bayi adalah sebagai
berikut: asfiksia, trauma kelahira, infeksi, prematuritas, kelainan bawaan.
Berdasarkan tabel 3 hasil penelitian di ruang teratai rumah sakit umum
daerah kabupaten muna diketahui bahwa jumlah kematian bayi dari 53 orang
akibat sepsis neonatrum sebanyak 27 orang (50,95%)sedangkan kematian yang
tidak mengalami sepsis neonatorum sebanyak 26 orang (49,05%). Dan 6 orang
(11,32%) merupakan penyebabnya lain-lain. Hal ini sejalan denganJoyo
Minardo mahasiswa Akademi Keperawatan Ngudi Waluyoyang berjudul “Analisa
faktor-faktor penyebab kematian bayidengan asfiksia di Kabupaten Semarang”
Penyebab kematian bayi tersebut adalah sebanyak 60 orang (32,3%) bayi mati
disebabkan oleh sepsis neonatorum 11 (18,33%) yang tidak sepsis neonatorum 49
orang (92, 45%).Hal ini hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh
Joyo Minardo dan teori yang ada.
5. Asfiksia
Asfiksia neonatorum merupakan keadaan kegagalan napas secara
spontan dan teratur segera setelah lahir. Perubahan – perubahan yang terjadi pada
asfiksia, antara lain hipoksia, hiperkapnia, dan asidosis metabolik.Pada asidosis
metabolik, terjadi perubahan metabolisme aerob menjadi anaerob yang
menyebabkan kelainan biokimiawi darah yang lebih parah. Keadaan ini akan
mempengaruhi metabolisme sel, jaringan, dan organ , khususnya organ vital,
seperti otak, jantung, ginjal, paru yang berdampak pada gangguan fungsi, gagal
organ sampai kematian. Faktor ibu yang dapat menyebabkan terjadinya asfiksia
52
neonatorum, adalah ibu, usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,
gravida lebih dari 4, sosial ekonomi rendah, penyakit pembuluh darah yang
mengganggu pertukaran dan pengangkutan oksigen, antara lain hipertensi,
hipotensi, gangguan kontraksi uterus dan lain-lain.
Faktor plasenta juga dapat menyebabkan terjadinya
asfiksianeonatorum, diantaranya adalah plasenta yang tipis, kecil, tidak tidak
menempel sempurna, solusio plasenta, plasenta previa, dan lain-lain. Faktor janin
yang dapat menyebabkan terjadinya asfiksia neonatorum, antara lain prematur,
IUGR, gemelli, tali pusat menumbung, kelainan kongenital, dan lain-lain.Faktor
persalinan juga turut meningkatkan kejadian asfiksia neonatorum, yaitu partus
lama serta partus dengan tindakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 53 bayi yang mati karena
asfiksia terdapat 18 orang (33,97%) sedangkan kematian bayi yang tidak asfiksia
sebanyak 35 orang (66,03 %). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Joyo
Minardo mahasiswa Akademi Keperawatan Ngudi Waluyoyang berjudul “Analisa
faktor-faktor penyebab kematian bayi dengan asfiksia di Kabupaten Semarang”
bayi (34%) mati karena asfiksia dengan penyebab dari multi faktor yaitu beberapa
factor sekaligus terdapat pada satu kasus, misalnya ada faktor ibu dengan faktor
janin atau faktor ibu dengan faktor persalinan. Menurut Wafi Nur Muslihatun
(2010) penyebab asfiksia pada saat lahir mencakup : faktor ibu, faktor placenta,
faktor janin, faktor persalinan. Faktor-faktor yang timbul dalam persalinan
53
bersifat mendadak dan hampir selalu mengakibatkan anoksia atau hipoksia dan
berakhir dengan asfiksia bayi.
Pada penyebab kematian bayi dengan asfiksia dari multi faktor tidak
didapatkan kesenjangan antara teori dan hasil penelitian.Diagnosa anoksia atau
hipoksia dapat dibuat dalam persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat
janin. Tiga hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah denyut jantung janin,
mekonium dalam air ketuban, dan pemeriksaan darah janin (Prawirohardjo,2009).
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan penyebab kematian
bayi di Rumah Sakit Daerah Kab. Muna Tahun 2014-2015 adalah sebagai berikut:
1. Yang mengalami kematian di sebabkan BBLR yakni (75,48%)
2. Yang mengalami kematian disebabkan prematuritas yakni (1,89 %)
3. Yang mengalami kematian disebabkan gangguan pernapasan yakni (37,74%)
4. Yang mengalami kematian disebabkan Asfiksia yakni (33,97 %)
5. Yang mengalami kematian disebabkan Sepsis Neonatorum yakni (50,95%)
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian tentang penyebab
kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna yaitu:
1. Bagi tempat penelitian
Petugas kesehatan terutama bidan agar lebih memeperhatikan kondisi yang
terjadi pada bayi khususnya penyebab kematian bayi agar lebih
meningkatkan tingkat pencapaian pelayana, agar lebih memiliki tingkat yang
dapat dikategorikan tingkat penilaian yang baik dan lebih meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan.
55
2. Bagi peneliti yang akan datang
Diharapkan penelitian ini dapat dipergunakan untuk penelitian ini selanjutnya
tentang penyebab kematian bayi
3. Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan bagi petugas kesehatan agar dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan
56
DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun (2009) Asuhan Kebidanan Nifas Normal.EGC
Carpenito (2009) kti-skripsi.2011.hubungan mobilisasi dini post sectio.htmldiakses
tanggal 26 April 2014
Fracer (2010).Praktik Klinik Kebidanan
Hamzah, Dra.,MA(2013). Sosiologis Pengasuhan Anak Makassar, Masagena Press
Hakimi, M.(2010). Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta,
YEM.
Lestari, N, (2013) http://nofiindra akademi kebidanan adila aktn
5.blogspot.co.id/2013/07/asuhan-kebidanan-pada-ibu-nifas-dengan
Maimonah, M (2010) https://www. scribd.com/ doc/203359388/ Jurnal- pengetahuan
Maryunani (2009).Nyeri dalam persalinan
Muslihatun W N (2011). Asuhan neonatus bayi dan balita
Marmi (2011).Ilmu kebidanan dah penyakit
Nilda, Y.S.(2013) Mida yulistiregar.Blogspot.co.id/ 2013.01/kti.html?m=1
Nursalam(2016)MetodologiPenelitian keperawatan,Yogyakarta. Nuha medika
Prawirohardjo, S.(2011) Ilmu Kebidanan. Edisi 4, Jakarta, BP-SP
Rahmawati, T(2012) Dasar-Dasar Kebidanan. Jakarta. Prestasi Pustaka
Sugeng, J. Weni, K (2012) Bahan Ajar KDM .Yogyakarta, Nuha Medika.
57
Wahid I, M, Cahyatin N.(2008) Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Edisi 1,
Gresik, EGC
Vhe Key (2013) Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

More Related Content

What's hot

2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akbFirman Dariyansyah
 
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaru
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaruHubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaru
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaruOperator Warnet Vast Raha
 
Angka kematian ibu
Angka kematian ibuAngka kematian ibu
Angka kematian ibuFionna Pohan
 
212386738 aki-dan-akb-who-new-2010
212386738 aki-dan-akb-who-new-2010212386738 aki-dan-akb-who-new-2010
212386738 aki-dan-akb-who-new-2010ahmad_sanusi
 
Makalah masalah kb
Makalah masalah kbMakalah masalah kb
Makalah masalah kbIntanTan1
 
Angka kematian bayi dan angka kematian balita
Angka kematian bayi dan angka kematian balitaAngka kematian bayi dan angka kematian balita
Angka kematian bayi dan angka kematian balitaUcu Solihin
 
Dr.indrajid -upaya menurunkan aki & akb
Dr.indrajid -upaya menurunkan aki & akbDr.indrajid -upaya menurunkan aki & akb
Dr.indrajid -upaya menurunkan aki & akbOlga Divo
 
Bab I oleh indra S
Bab I oleh indra SBab I oleh indra S
Bab I oleh indra SIndra Suardi
 
BAB I oleh Indra S., AmdKeb
BAB I oleh Indra S., AmdKebBAB I oleh Indra S., AmdKeb
BAB I oleh Indra S., AmdKebIndra Suardi
 
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukanBuku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukannunida11novpurnamasukma
 
Analisis tentang paritas
Analisis tentang paritasAnalisis tentang paritas
Analisis tentang paritasirashahura
 

What's hot (19)

Angka Kematian Ibu
Angka Kematian IbuAngka Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
 
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaru
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaruHubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaru
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaru
 
Angka kematian ibu
Angka kematian ibuAngka kematian ibu
Angka kematian ibu
 
212386738 aki-dan-akb-who-new-2010
212386738 aki-dan-akb-who-new-2010212386738 aki-dan-akb-who-new-2010
212386738 aki-dan-akb-who-new-2010
 
Kti akbid raha
Kti akbid rahaKti akbid raha
Kti akbid raha
 
Makalah masalah kb
Makalah masalah kbMakalah masalah kb
Makalah masalah kb
 
Angka kematian bayi dan angka kematian balita
Angka kematian bayi dan angka kematian balitaAngka kematian bayi dan angka kematian balita
Angka kematian bayi dan angka kematian balita
 
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUANBAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
 
Hubungan asfiksia dengan bayi baru lahir
Hubungan asfiksia dengan bayi baru lahirHubungan asfiksia dengan bayi baru lahir
Hubungan asfiksia dengan bayi baru lahir
 
Dinkes gema kibbla
Dinkes gema kibblaDinkes gema kibbla
Dinkes gema kibbla
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Dr.indrajid -upaya menurunkan aki & akb
Dr.indrajid -upaya menurunkan aki & akbDr.indrajid -upaya menurunkan aki & akb
Dr.indrajid -upaya menurunkan aki & akb
 
Bab I oleh indra S
Bab I oleh indra SBab I oleh indra S
Bab I oleh indra S
 
BAB I oleh Indra S., AmdKeb
BAB I oleh Indra S., AmdKebBAB I oleh Indra S., AmdKeb
BAB I oleh Indra S., AmdKeb
 
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukanBuku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan
 
Analisis tentang paritas
Analisis tentang paritasAnalisis tentang paritas
Analisis tentang paritas
 
Chapter i
Chapter iChapter i
Chapter i
 

Viewers also liked

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...Warnet Raha
 
Hubungan bayi berat badan lahir rendah dengan kejadian respiratory distres sy...
Hubungan bayi berat badan lahir rendah dengan kejadian respiratory distres sy...Hubungan bayi berat badan lahir rendah dengan kejadian respiratory distres sy...
Hubungan bayi berat badan lahir rendah dengan kejadian respiratory distres sy...Aziz Alqurnain
 
Kti akbid paramata ayu listian
Kti akbid paramata ayu listianKti akbid paramata ayu listian
Kti akbid paramata ayu listianWarnet Raha
 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG T...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG T...FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG T...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG T...Warnet Raha
 
hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...
hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...
hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...nuni puspita
 

Viewers also liked (20)

Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU
Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAUKti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU
Kti rasmar yanti AKBID YKN BAU BAU
 
Kti ratma ningsih
Kti ratma ningsihKti ratma ningsih
Kti ratma ningsih
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
 
Intan. iii.a
Intan. iii.aIntan. iii.a
Intan. iii.a
 
Kti fitria kristiani AKBID YKN BAU BAU
Kti fitria kristiani AKBID YKN BAU BAUKti fitria kristiani AKBID YKN BAU BAU
Kti fitria kristiani AKBID YKN BAU BAU
 
Kti wa ode indrawati
Kti wa ode indrawatiKti wa ode indrawati
Kti wa ode indrawati
 
Kti nur vita budirman akbid paramata
Kti nur vita budirman akbid paramataKti nur vita budirman akbid paramata
Kti nur vita budirman akbid paramata
 
Hubungan bayi berat badan lahir rendah dengan kejadian respiratory distres sy...
Hubungan bayi berat badan lahir rendah dengan kejadian respiratory distres sy...Hubungan bayi berat badan lahir rendah dengan kejadian respiratory distres sy...
Hubungan bayi berat badan lahir rendah dengan kejadian respiratory distres sy...
 
Kti wa ode hesmin
Kti wa ode hesminKti wa ode hesmin
Kti wa ode hesmin
 
Kti fatkhi nurani h
Kti fatkhi nurani hKti fatkhi nurani h
Kti fatkhi nurani h
 
Kti haslia akbid paramata raha
Kti haslia akbid paramata rahaKti haslia akbid paramata raha
Kti haslia akbid paramata raha
 
Kti akbid paramata ayu listian
Kti akbid paramata ayu listianKti akbid paramata ayu listian
Kti akbid paramata ayu listian
 
Kti herlinawati akbid paramata raha
Kti herlinawati akbid paramata rahaKti herlinawati akbid paramata raha
Kti herlinawati akbid paramata raha
 
Kti arun apriliani natasya r.
Kti arun apriliani natasya r.Kti arun apriliani natasya r.
Kti arun apriliani natasya r.
 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG T...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG T...FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG T...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUANG T...
 
Kti yusran katarina
Kti yusran katarinaKti yusran katarina
Kti yusran katarina
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti ika febrianti AKBID YKN BAU BAU
Kti ika febrianti AKBID YKN BAU BAUKti ika febrianti AKBID YKN BAU BAU
Kti ika febrianti AKBID YKN BAU BAU
 
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...
hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...
hubungan usia ibu dan paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di rsud banj...
 

Similar to Dahlia

Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...Warnet Raha
 
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...Warnet Raha
 
Askeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksiaAskeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksiaChiyapuri
 
manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M” PIII A0 post partum hari ke -VIII de...
manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M”  PIII A0 post partum  hari ke -VIII de...manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M”  PIII A0 post partum  hari ke -VIII de...
manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M” PIII A0 post partum hari ke -VIII de...Warnet Raha
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hari
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hariAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hari
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hariOperator Warnet Vast Raha
 
manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...
manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...
manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...Warnet Raha
 
Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)
Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)
Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)Dimaz LawLiedth
 
Proposal_D4_Pengaruh_aplikasi_kehamilan-56999800.docx
Proposal_D4_Pengaruh_aplikasi_kehamilan-56999800.docxProposal_D4_Pengaruh_aplikasi_kehamilan-56999800.docx
Proposal_D4_Pengaruh_aplikasi_kehamilan-56999800.docxELISSANTIKA2
 
Sik penyajian data aki dan akb makalah
Sik penyajian data aki dan akb makalahSik penyajian data aki dan akb makalah
Sik penyajian data aki dan akb makalahsemoga bahagia
 
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan AKI dan AKB di DIY Tahun 2017
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan AKI dan AKB di DIY Tahun 2017Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan AKI dan AKB di DIY Tahun 2017
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan AKI dan AKB di DIY Tahun 2017SittiNurIndah
 
Sik penyajian data aki dan akb makalah baruu
Sik penyajian data aki dan akb makalah baruuSik penyajian data aki dan akb makalah baruu
Sik penyajian data aki dan akb makalah baruujuwitasyafaraaa0406
 
Sik penyajian data aki dan akb makalah
Sik penyajian data aki dan akb makalahSik penyajian data aki dan akb makalah
Sik penyajian data aki dan akb makalahArdlyansyaBan
 

Similar to Dahlia (20)

Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...
 
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...
 
Askeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksiaAskeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksia
 
manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M” PIII A0 post partum hari ke -VIII de...
manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M”  PIII A0 post partum  hari ke -VIII de...manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M”  PIII A0 post partum  hari ke -VIII de...
manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M” PIII A0 post partum hari ke -VIII de...
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hari
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hariAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hari
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hari
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...
manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...
manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...
 
Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)
Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)
Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)
 
Proposal_D4_Pengaruh_aplikasi_kehamilan-56999800.docx
Proposal_D4_Pengaruh_aplikasi_kehamilan-56999800.docxProposal_D4_Pengaruh_aplikasi_kehamilan-56999800.docx
Proposal_D4_Pengaruh_aplikasi_kehamilan-56999800.docx
 
Kdp
KdpKdp
Kdp
 
Kdp
KdpKdp
Kdp
 
Kdp
KdpKdp
Kdp
 
Kdp
KdpKdp
Kdp
 
Sik penyajian data aki dan akb makalah
Sik penyajian data aki dan akb makalahSik penyajian data aki dan akb makalah
Sik penyajian data aki dan akb makalah
 
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan AKI dan AKB di DIY Tahun 2017
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan AKI dan AKB di DIY Tahun 2017Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan AKI dan AKB di DIY Tahun 2017
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan AKI dan AKB di DIY Tahun 2017
 
Sik penyajian data aki dan akb makalah baruu
Sik penyajian data aki dan akb makalah baruuSik penyajian data aki dan akb makalah baruu
Sik penyajian data aki dan akb makalah baruu
 
Sik penyajian data aki dan akb makalah
Sik penyajian data aki dan akb makalahSik penyajian data aki dan akb makalah
Sik penyajian data aki dan akb makalah
 
Bersalin
BersalinBersalin
Bersalin
 

More from Warnet Raha

Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanWarnet Raha
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet Raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselWarnet Raha
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluargaWarnet Raha
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Warnet Raha
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohWarnet Raha
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaWarnet Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramataWarnet Raha
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaWarnet Raha
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Warnet Raha
 

More from Warnet Raha (20)

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
 

Recently uploaded

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 

Recently uploaded (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 

Dahlia

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode setelah lahir merupakan awal kehidupan yang tidak menyenangkan bagi bayi.Hal itu disebabkan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya (intrauterus) dengan kehidupansekarang (ekstrauterus) yang sangat berbeda. Bayi yang dilahirkan prematur ataupun bayi yangdilahirkan dengan penyulit/komplikasi, tentu proses adaptasi kehidupan tersebut menjadi lebihsulit untuk dilaluinya. Bahkan sering kali menjadi pemicu timbulnya komplikasi lain yangmenyebabkan bayi tersebut tidak mampu melanjutkan kehidupan ke fase berikutnya(meninggal). Bayi seperti ini yang disebut dengan istilah bayi resiko tinggi (Vhe Key, 2013) Dalam profil kesehatan Indonesia dijelaskan bahwa beberapa penyebab kematian bayi dapat bermula dari maspa kehamilaan. Penyebab bayi yang terbanyak adalah disebabkan karena pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran premature, dan berat badan lahir rendah (BBLR) sedangkan penyebab lainnya yang cukup banyak terjadi adalah kejadian kurangnya oksigen dalam rahim (hipoksia intauterus) dan kegagalan nafas secara spontan dan teratur saat lahir atau beberapa saat setelah lahir (Hamzah, 2013) Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2012 menyebutkan bahwa kematian bayi masih pada angka 32 per 1000 kelahiran hidup,dan hal tersebut terjadi pada minggu pertama kelahirannya, paling besar diakibatkan karena gangguan pada sistem pernafasannya yang mencapai 36,9%. Salah satu penyebab gangguan sistem
  • 2. 2 pernafasan pada bayi adalah RDNyang mencapai 14% (Erlita, R, 2013) Menurut laporan kesehatan Propinsi Sulawesi Tenggara Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate) yaitu pada tahun 2014 dilaporkan menurun dibandingkan data tahun 2013, dari 605 kasus menjadi 560 kasus. Disebutkan, kasus kematian bayi tahun 2014 terbanyak yaitu di Kabupaten Muna, menyusul Koneawe Selatan, Bombana, Buton, Kolaka, Konawe, Wakatobi, Kolaka Utara, kota Bau-Bau, kota Kendari, Konawe Utara, Buton, Kolaka Timur, Konawe Kepulauan (Alam, 2014) Berdasarkan data tahun 2015 jumlah bayi lahir hidup 4245 dengan jumlah bayi lahir mati 58 bayi. Dimana jumlah kejadian kematian bayi 16 bayi yang disebabkan oleh asfiksia 11 (66,67%), BBLR 5 bayi (33,33%) (Dinkes Kab. Muna, 2015) Berdasarkan survey data awal di rekam medik Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna pada tahun 2014 jumlah bayi baru lahir 319 orang, jumlah kematian 26 orang dan tahun 2015 jumlah bayi baru lahir 542 orang jumlah kematian 25 orang (Rekam Medik, 2015) Berdasarkan hal yang telah dikemukakan tersebut jelas bahwa kematian akibat komplikasi masih banyak di Kabupaten Muna, maka hal ini diperlukan deteksi dini dan pencegahan awal untuk mengurangi kematian setiap tahunnya. Oleh sebab itu pengenalan faktor harus dipahami agar mengurangi angka morbiditas dan mortalitas dari kejadian komplikasi pada bayi, karena jika diberikan asuhan dengan cepat maka dapat tertolong, namun bila tidak dapat ditangani dengan baik maka akan terjadi
  • 3. 3 komplikasi dan kematian yang semakin banyak. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Mengidentifikasi Penyebab Kematian Bayi di Rumah sakit Umum daerah Kab.Muna tahun 2014 s.d 2015”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Penyebab Kematian Bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015.”? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengidentifikasi penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 2. Tujuan Khusus a. Mengindentifikasi BBLR sebagai penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015? b. Mengindentifikasi prematuritas sebagai penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015? c. Mengindentifikasi gangguan pernapasan sebagai penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015? d. Mengindentifikasi asfiksia sebagai penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015? e. Mengindentifikasi sepsis neonatorum sebagai penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015?
  • 4. 4 f. Mengindentifikasi penyebab yang tidak diketahui sebagai penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015? D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan khusus serta sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dan sumbangan pengembangan dan penyempurnaan ilmu pengetahuan yang sudah ada yang terkait dengan penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi Profesi Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi penentu kebijakan baik di Rumah sakit , Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan, dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program kesejahteraan ibu dan anak yang terkait dengan permasalahan penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 b. Manfaat bagi Institusi Sebagai tambahan literatur dan referensi bagi mahasiswa kebidanan dalam rangka peningkatan pengetahuan khususnya tentang penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015
  • 5. 5 c. Manfaat bagi Peneliti Sebagai wahana latihan untuk menambah wawasan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah dan bahan pengetahuan bagi peneliti tentang permasalahan bayi khususnya yang berhubungan dengan penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 d. Manfaat bagi Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dalam memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan kepustakaan sekaligus dapat dijadikan acuan untuk penelitian yang berhubungan penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015
  • 6. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Bayi a. Pengertian Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah terlahir dari rahim seorang ibu.Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik bayi selalu menjadi perhatian utama, terutama pada bayi yang terlahir prematur maupun bayi yang terlahir cukup bulan namun memiliki berat badan rendah. Baik ibu maupun bapak dan orang-orang terdekat si bayi juga harus selalu mengawasi serta memberikan perawatan yang terbaik bagi bayi sampai bayi berumur 1 tahun (Iwansyah, 2012 b. Penyebab Kematian Bayi Kematian Bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai belum berusia tepat satu tahun (Hamzah, 2013). Penyebab utama kematian bayi adalah bayi lahir premature, Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR ), gangguan pernapasan, asfiksia, sepsis neonatorum. Selain itu, ada factor yang melatar belakangi tingginya angka
  • 7. 7 kematian bayi antara lain, pengetahuan masyarakat, budaya, norma masyarakat, akses terhadap pelayanan masyarakat, pekerjaan, penolong persalinan, keterampilan penolong, peralatan yang kurang memadai. Banyak yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisipenyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu kematian endogen/kematian neonatal dan kematian eksogen / post neonatal 1) Kematian Endogen/neonatal adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh factor – factor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan 2) Kematian Eksogen/post neonatal adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu tahun yang disebabkan oleh factor – factor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar ( Hamzah, 2013 ) 2. Neonatus Pengertian Neonatus adalah dapat dikatakan dengan singkat masa usiaanak dari sejaklahir kedunia sampai dengan 4 minggu ( 0-28 hari ). Anak mengalami tumbuhdanberkembang tidak hanya dimulai dari masa neonatus, namun sejak dalamkandungan. Pada masa neonatus ini terbagi dalam dua masa yaitu antara lain: 1)Masa portune
  • 8. 8 Masa portune pada bayi berlangsung antara 15 – 30 menit pertama sejak bayilahir sampai tali pusatnya dipotong. 2)Masa Neonate Masa neonate berlangsung pada saat pengguntingan tali pusat, anak menjadiindividu yang terpisah dan berdiri sendiri. Masa ini ditandai dengan penyesuaian terhadap lingkungan baru menurut criteria kesehatan penyesuaian tercapai terhadap ditandai dengan terlepasnya tali pusat. Sedangkan menurut criteria psikologi penyesuaiannya tercapai apabila telah tercapai kembali berat badannya yang berkurangsetelah lahir dan mulai menampakkan tanda – tanda kemajuan perkembangan dalamtingkah laku ( masa platea ). 3. Kematian Neonatal a. Pengertian Kematian neonatal adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh factor – factor yang dibawa anak sejak lahir yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selam kehamilan.Kematian neonatal terdiri dari sebagai berikut : 1) Kematian neonatal dini yaitu kematian seorang bayi yang dilahirkan hidup dalam waktu 7 hari setelah lahir.
  • 9. 9 2) Kematian neonatal lanjut yaitu kematian seorang bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan leh factor – factor yang dibawa anak sejak lahir yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. b.Faktor–faktor yang mempengaruhipenyebab kematian neonatal Faktor ibu (1) Usia ibu Resiko kematian pada kelompok umur dibawah 20 tahun dan pada kelompok umur diatas 35 tahun adalah 3x lebih tinggi dari kelompok umur reproduksi sehat 20 sampai 34 tahun (2) Paritas Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami wanita.Menurut Wiknjosastro (2006) paritas I dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal (3) Penyulit dalam kehamilan atau persalinan (Hiperemesis gravidarum, adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk karena, terjadinya dehidrasi. (a) Toksemia gravidarum, adalah trias HPE (Hipertensi, Proteinurinia, edema), yang kadang-kadang bila keadaan lebih parah di ikuti oleh KK (kejang-kejang atau konvulsi dan koma).
  • 10. 10 (b) Abortus atau keguguran, adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (c) Kelainan letak kehamilan (kehamilan ektopik), adalah keadaan abnormal implantasi hasil konsepsi terjadi di luar endometrium rahim (d) Penyakit trofoblas, disebabkan oleh kehamilan yang berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas plasenta atau calon plasenta yang bersifat neoplasitik. (e) Penyakit dan kelainan plasenta dan tali pusat, plasenta normal beratnya kira-kira 500 gram atau 1/6 dari berat badan janin, diameternya rata-rata 15-20 cm dengan tebal 2,5 cm (f) Air ketuban dan kelainan, asal air ketuban dari fetal urin, transudasi dari darah ibu, sekresi dari epitel amnion dan a mixed origin. (g) Kehamilan ganda, adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Sejak ditemukan obat-obatan dan cara ovulasi maka dari laporan-laporan seluruh pelosok dunia, frekuensi kehamilan kembar condong meningkat bahkan sekarang telah ada hamil kembar lebih dari 6 janin. (4) Cara persalinan (1) Persalinan spontan yaitu bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir. (2) Persalinan buatan yaitu sebaliknya bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar, misalnya ekstraksi dengan forceps, atau dilakukan operasi sectio caesarea.
  • 11. 11 (3) Persalinan anjuran yaitu berhubungan dengan tuanya umur kehamilan dan berat badan bayi yang dilahirkan. (4) Gawat janin atau kematian janin, tidak boleh merupakan penghalang untuk melakukan tindakan seksio sesaria, demi menjaga keselamatan ibu. Akan tetapi, gawat ibu terpaksa akan menunda tindakan seksio sesarea sampai keadaan ibu membaik, dan di dukung dengan fasilitas memungkinkan, maka jangan ragu-ragu untuk melakukan tindakan seksio sesarea. b) Faktor bayi (1) Umur kehamilan ibu Faktor usia kehamilan juga harus diperhatikan dalam kematian neonatal, sebagian besar bayi meninggal pada minggu pertama adalah bayi prematur karena morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya tergantung pada berat badannya tetapi juga pada tingkat kematangan (maturitas) bayi tersebut. Hal ini penting dipikirkan karena ia berkaitan dengan kemampuan seorang bayi untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan di luar rahim ibunya. (2) Berat badan lahir bayi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor terpenting kematian neonatal dan juga sebagai determinan yang cukup bermakna bagi kematian bayi dan balita. Menurut Chase, bayi lahir dengan BBLR memiliki kemungkinan untuk meninggal selama masa
  • 12. 12 neonatal sebanyak 20-30 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat cukup Menurut hasil Riskesdas 2007, penyebab kematian bayi baru lahir 0-6 hari dan 7-28 hari di Indonesia adalah 1. BBLR a. Pengertian Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan usia gestasi kurang dari dan sama dengan 37 minggu dengan berat badan lahir rendah yaitu kurang dari 2500 gram. Sejak tahun 1961 WHO (World Health Organization) telah mengganti istilah prematur dengan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) atau Low Birth Weight Baby. Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi dengan berat kurang dari 2500 gram pada lahir waktu lahir disebut bayi prematur. Seorang bayi prematur belum berfungsi seperti bayi matur, oleh sebab itu bayi akan banyak mengalami kesulitan untuk hidup diluar uterus ibunya (Prawirohardjo, 2009) Penyebab prematur dengan berat badan rendah di bagi atas empat faktor maternal, fetal, medical dan iatrogenik. Faktor maternal adalah penyakit yang dialami ibu selama mengandung, komplikasi persalinan seperti plasenta previa, perdarahan, serviks inkompeten, dan infeksi maternal. Faktor fetal adalah kehamilan ganda dan malformasi kongenital. Faktor medical adalah proses kelahiran yang harus dilakukan sebelum waktunya oleh karena ibunya diabetes,
  • 13. 13 penyakit jantung yang parah, hipertensi, hipoksia fetus, hidrops fetalis, dan lain- lain ( Maisarah, I.S. 2010 ) 2.Gangguan Pernapasan a. Pengertian Kegawatan pernapasan adalah keadaan kekurangan oksigen yang terjadi dalam jangka waktu relatif lama sehingga mengaktifkan metabolism anaerob yang menghasilkan asam laktat. Apabila keadaan asidosis memburuk dan terjadi penurunan aliran darah ke otak maka akan terjadi kerusakan otak dan organ lain. Selanjutnyadapat terjadi depresi pernapasan yang dimanifestasikan dengan apneu yang memanjang dan bahkan dapat menyebabkan kematian Kegawatan pernapasan dapat terjadi pada bayi aterm maupun pada bayi preterm, yaitu bayi dengan berat lahir cukup maupun dengan berat lahir rendah (BBLR).Bayi dengan BBLR yang preterm mempunyai potensi kegawatan lebih besar karena belum maturnya fungsi organ-organ tubuh. Kegawatan pernapasan ini menimbulkan dampak negatif bagi tubuh bayi berupa terjadinya kekurangan oksigen pada tubuh (hipoksia ). Tubuh bayi akan beradaptasi dengan cara mengaktifkan metabolism anaerob yang menghasilkan asam laktat. Apabila hipoksia berlanjut, gerakan akan berhenti, denyut jantung mulai menurun dan tonus otot neuromuskuler berkurang secara berangsur-angsur. Pada fase ini akan terjadi apneu primer. Apabila hipoksia berlanjut, denyut jantung terus menurun, tekanan darah akan
  • 14. 14 semakin menurun, bayi tidak bereaksi terhadap rangsangan dan tidak menunjukkan upaya pernapasan secara spontan. Pada fase iniakan terjadi apneu sekunder dan akan terjadi kematian bila tidak segera dilakukan resusitasi dengan pernapasan buatan. Secara klinis keadaan apneu primer atau apneu sekunder sulit dibedakan.Hal ini berarti bahwa dalam menghadapi bayi dengan kondisi apneu, harus dianggap bahwa bayi mengalami apneu sekunderdan harus segera dilakukan resusitasi.Resusitasi bertujuan memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen ke otak, jantung dan alat vital lainnya. Tindakan resusitasi mengikuti tahapan yang dikenal sebagai ABC Resusitasi yaitu: A : Airway, mempertahankan saluran napas terbuka melliputi kegiatan meletakkan bayi dengan posisi sedikit ekstensi, menghisap mulut dan hidung bayi. B : Breathing,memberikan napas buatan meliputi kegiatan melakukan rangsang taktil untuk memulai pernapasan, melakukan ventilasi tekanan positif dengan sungkup dan balon. C : Circulation,mempertahankan sirkulasi (peredaran) darah meliputi kegiatan mempertahankan sirkulasi darah dengan cara kompres dada. a) Etiologi
  • 15. 15 Towel dalam Jumiarni, dkk (1995) menggolongkan penyebab kegagalan pernapasan pada neonatus yang terdiri dari faktor ibu, faktor plasenta, faktor janin dan faktor persalinan. (1) Faktor ibu Meliputi hipoksia pada ibu, usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, gravida empat atau lebih, sosial ekonomi rendah, maupun penyakit pembuluh darah ibu yang mengganggu pertukaran gas janin seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus dan lain-lain. (2) Faktor plasenta Meliputi solusio plasenta, perdarahan plasenta, plasenta kecil, plasenta tipis, plasenta tida menempel pada tempatnya. (3) Faktor janin atau neonatus Meliputi tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir, gemeli, prematur, kelainan kongenital pada neonatus dan lain-lain. (4) Faktor persalinan Meliputi partus lama, partus dengan tindakan dan lain-lain. 3. Prematuritas Persalinan prematur didefenisikan sebagai persalinan yang terjadi sebelum kehamilan berusia 37 minggu tanpa memedulikan berat badan lahir(WHO 1969). Janin secara hukum dapat dianggap hidup setelah usia gestasi 24 minggu. Jika
  • 16. 16 janin keluar dari uterus sebelum kehamilan 24 minggu dan tidak adanya tanda- tanda kehidupan, di Inggris, hal ini di klasifikasikan sebagai aborsi. World Health Organization merekomendasikan pencatatan semua pelahiran bayi yang beratnya lebih dari 500 gram (Fraser. C, 2009 ) Persalinan preterm adalah persalinan dengan berat bayi kurang dari 2500 gram dengan organ – organ vital belum sempurna sehingga mudah terjadi gangguan pernapasan, gangguan pencernaan makanan, mudah terjadi infeksi dengan akibat AKP tinggi. Diharapkan bahwa dengan mengurangi faktor stress individu akan dapat mengurangi persalinan prematuritas yang merupakan penyebab utama kematian perinatal. Kekurangan gizi saat hamil menimbulkan anemia gizi dan zat besi yang dapat memengaruhi tumbuh kembang janin dalam rahim. Tumbuh-kembang yang kurang akan menimbulkan BBLR, keguguran, persalinan preterm, tumbuh kembang system saraf pusat terganggu ( IQ rendah ). Dalam upaya menurunkan persalinan preterm yang menyebabkan AKP tinggi (Manuaba, 2008) Persalinan preterm merupakan hal yang berbahaya karena potensial meningkatkan kematian perinatal sebanyak 65 %-75%, umumnya berkaitan dengan berat lahir rendah, berat lahir rendah dapat disebabkan oleh kelahiran preterm dan pertumbuhan janin terhambat. Keduanya sebaiknya dicegah karena dampaknya yang negatif; tidak hanya kematian perinatal tetapi juga morbiditas, potensi generasi akan datang, kelainan mental dan beban ekonomi bagi keluarga dan bangsa secara keseluruhan
  • 17. 17 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya persalinan preterm dapat diklasifikasikan secara rinci sebagai berikut, kondisi umum, keadaan sosial ekonomi rendah, kurang gizi, anemia, prokok berat,dengan lebih dari 10 batang/hari, umur hamil terlalu muda kurang dari atau terlalu tua diatas 35 tahun, penyakit ibu yang menyertai kehamilan, penyulit kebidanan (Nugroho, T. 2010) Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan usia gestasi kurang dari dan sama dengan 37 minggu dengan berat badan lahir rendah yaitu kurang dari 2500 gram. Sejak tahun 1961 WHO (World Health Organization) telah mengganti istilah prematur dengan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) atau Low Birth Weight Baby. Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi dengan berat kurang dari 2500 gram pada lahir waktu lahir disebut bayi prematur. Seorang bayi prematur belum berfungsi seperti bayi matur, oleh sebab itu bayi akan banyak mengalami kesulitan untuk hidup diluar uterus ibunya (Prawirohardjo, 2009) Penyebab prematur dengan berat badan rendah di bagi atas empat faktor maternal, fetal, medical dan iatrogenik. Faktor maternal adalah penyakit yang dialami ibu selama mengandung, komplikasi persalinan seperti plasenta previa, perdarahan, serviks inkompeten, dan infeksi maternal. Faktor fetal adalah kehamilan ganda dan malformasi kongenital. Faktor medical adalah proses kelahiran yang harus dilakukan sebelum waktunya oleh karena ibunya diabetes, penyakit jantung yang parah, hipertensi, hipoksia fetus, hidrops fetalis, dan lain- lain (Maisarah, I.S. 2010 )
  • 18. 18 Setiap tahun diperkirakan bayi lahir sekitar 350.000 bayi prematur atau berat badan lahir rendah di Indonesia. Tingginya kelahiran bayi prematur tersebut karena saat ini 30 juta perempuan usia subur yang kondisinya kurang energi kronik dan sekitar 80% ibu hamil menjalani anemia difisiensi gizi. Tingginya yang kurang gizi mengakibatkan pertumbuhan janin terganggu sehingga beresiko lahir dengan berat badan di bawah 2500 gram (Manuaba, 2008). Bayi prematur membutuhkan dukungan nutrisi yang khusus oleh karena derajat imaturitas biokimianya yang tinggi, laju pertumbuhannya yang cepat dan dapat terjadi insiden komplikasi medik yang lebih besar. Bayi yang lahir prematur juga harus diberi vaksinasi agar terhindar dari penyakit menular mematikan. Pemberian imunisasi ini harus dikonsultasikan lebih dulu dengan dokter, demikian juga dengan pemberian makan semi padat Untuk bayi yang lahir secara prematur dengan berat badan diatas 2000 gram, anak sudah bisa mendapatkan ASI dari si Ibu, tetapi juga ada bayi yang belum bisa menyerap ASI, saluran cerna yang belum matang juga akan menimbulkan dampak pada bayi prematur. Bayi prematur diharuskan dibuat di inkubator, karena bayi tersebut seharusnya masih berada di dalam kandungan dengan segala kenyamanannya berjuang beradaptasi dengan dunia luar. Inkubator untuk menjaga suhu bayi supaya tetap stabil, akibat sistem pengaturan suhu dalam tubuh bayi prematur belum sempurna, maka seharusnya bisa naik dan turun secara drastis. Ini tentu bisa membahayakan kondisi kesehatannya. Selain itu otot- ototnya pun relatif lebih lemah, sementara cadangan lahir cukup bulan
  • 19. 19 4. Asfiksia a. Pengertian Asfiksia neonatorum merupakan keadaan kegagalan napas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Perubahan – perubahan yang terjadi pada asfiksia, antara lain hipoksia, hiperkapnia, dan asidosis metabolik.Pada asidosis metabolik, terjadi perubahan metabolisme aerob menjadi anaerob yang menyebabkan kelainan biokimiawi darah yang lebih parah. Keadaan ini akan mempengaruhi metabolisme sel, jaringan, dan organ , khususnya organ vital, seperti otak, jantung, ginjal, paru yang berdampak pada gangguan fungsi, gagal organ sampai kematian. Setiap janin akan mengalami hipoksia relatif pada saat segera setelah lahir dan bayi akan beradaptasi, sehingga bayi menangis dan bernafas. Asfiksia merupakan kelanjutan dari hipoksia ibu dan janin intrauterin yang disebabkan banyak factor. Faktor ibu yang dapat menyebabkan terjadinya asfiksia neonatorum, adalah ibu, usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, gravida lebih dari 4, sosial ekonomi rendah, penyakit pembuluh darah yang mengganggu pertukaran dan pengangkutan oksigen, antara lain hipertensi, hipotensi, gangguan kontraksi uterus dan lain-lain. Faktor plasenta juga dapat menyebabkan terjadinya asfiksia neonatorum, diantaranya adalah plasenta yang tipis, kecil, tidak tidak menempel sempurna, solusio plasenta, plasenta previa, dan lain-lain. Faktor janin yang dapat
  • 20. 20 menyebabkan terjadinya asfiksia neonatorum, antara lain prematur, IUGR, gemelli, tali pusat menumbung, kelainan kongenital, dan lain-lain.Faktor persalinan juga turut meningkatkan kejadian asfiksia neonatorum, yaitu partus lama serta partus dengan tindakan. Diagnosis asfiksia neonatorum di tegakkan dengan cara menghitung nilai APGAR, memperhatikan keadaan klinis, adanya sianosis, bradikardi, dan hipotoni. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, antara lain : analisis gas darah dan kardiotografi ( KTG ). Nilai APGAR 7-10 dikategorikan sebagai asfiksia ringan/ bayi normal, nilai APGAR 4-6 dikategorikan sebagai asfiksia sedang, nilai APGAR 1-3 dikategorikan sebagai asfiksia berat. (Muslihatun WN, 2011 ) 5. Sepsis neonatorum a. Pengertian Sepsis neonatorum atau septicemia neonatorum merupakan keadaan dimana terdapat infeksi oleh bakteri dalam darah di seluruh tubuh yang terjadi pada bayi baru lahir 0 – 28 hari pertama (Maryunani dan Nurhayati, 2009) Sepsis neonatorum yaitu infeksi sistemik pada neonatus yang disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus (Fauziah dan Sudarti : 2013). b. Klasifikasi. 1)Sepsis Awitan Dini (EOS-early onset sepsis)
  • 21. 21 Merupakan infeksi perinatal yang terjadi segera dalam periode setelah lahir (kurang dari 72 jam) dan biasanya diperoleh pada saat proses kelahiran atau inutero. Karakteristiknya yaitu didapat dari bentuk langsung atau tidak langsung dengan organisme yang ditemukan dari lingkungan tempat perawatan bayi, sering mengalami komplikasi (Maryunani dan Nurhayati, 2009). 1) Sepsis Awitan Lambat / SAL / Sepsis lanjutan / Sepsis Nosokomial Merupakan infeksi setelah lahir ( lebih dari 72 jam) yang di peroleh dari lingkungan sekitar atau rumah sakit (infeksi nosokomial). Karakteristiknya yaitu didapat dari bentuk langsung atau tidak langsung dengan organisme yang ditemukan dari lingkungan tempat perawatan bayi, sering mengalami kompikasi (Maryunani dan Nurhayati, 2009). c. Etiologi. Penyebabnya biasanya adalah infeksi bakteri: 1) Ketuban pecah sebelum waktunya 2) Perdarahan atau infeksi pada ibu. 3) Penyebab yang lain karena bakteri virus, dan jamur, yang terserang bakteri, jenis bakteri bervariasi tergantung tempat dan waktu seperti Streptococus group B (SGB), bakteri enterik dari saluran kelamin ibu, virus herpes simplek, Enterovirus, E. Coli, Candida, Stafilokokus.
  • 22. 22 d. Patofisiologi 1) Selama dalam Kandungan Oleh karena terlindung berbagai organ tubuh seperti plasenta, selaput amnion, khorion dan beberapa faktor anti infeksi pada cairan amnion, janin selama dalam kandungan sebenarnya relatif aman terhadap kontaminasi. Namun, terdapat beberapa kemungkinan kontaminasi kuman melalui : a) Infeksi kuman yang diderita ibu yang dapat mencapai janin melalui aliran darah menembus barier plasenta dan masuk sirkulasi janin. b) Prosedur tindakan obstetri yang kurang memperhatikan factor antiseptic misalnya pada saat pengambilan contoh darah janin. c) Pada saat ketuban pecah, paparan kuman yang berasal dari vagina akan berperan dalam infeksi janin. 2) Setelah Lahir Kontaminasi kuman dapat terjadi dari lingkungan bayi oleh karena antara lain hal-hal berikut ini : a) Infeksi silang b) Alat-alat yang digunakan bayi kurang bersih / steril c) Prosedur invasive seperti kateterisasi umbilicus d) Kurang memperhatikan tindakan aseptic e) Rawat inap terlalu lama
  • 23. 23 f) Bayi yang dirawat terlalu banyak / padat (Maryunani dan Nurhayati, 2009). e. Faktor Risiko 1) Faktor risiko dilihat dari : a) Sepsis Awitan Dini (SAD), meliputi : (1) Kolonisasi maternal dalam GBS, infeksi fekal (2) Malnutrisi pada ibu (3) Prematuritas, BBLR (Maryunani dan Nurhayati, 2009). (4) Ketuban pecah dini memanjang (>18 jam) (5) Demam saat ibu melahirkan (> 38ºC) (6) Khorioamnionitis (7) Bayi sebelumnya terinfeksi (Fanaroff dan Lissauer, 2013). b) Sepsis Awitan Lanjutan (SAL), meliputi : (1) BBLR, pertumbuhan janin terhambat / IUGR (2) Nutrisi parenteral totalis, pemberian makanan melalui selang (3) Pemberian antibiotic (Maryunani dan Nurhayati, 2009). (4) Prematuritas (5) Kerusakan kulit akibat plester, alat-alat yang terpasang pada kulit, dan lain-lain (Fanaroff dan Lissauer, 2013). 2) Faktor risiko dilihat dari faktor risiko ibu dan bayi a) Faktor risiko ibu (1) Perdarahan
  • 24. 24 (2) Ketuban pecah dini dan ketuban pecah lama > 18 jam (3) Infeksi dan demam > 38ºC pada masa peripartum karena khorioamnionitis infeksi saluran kemih, kolonisasi kuman streptokokus group B di vagina, kolonisasi kuman E.Coli di perineum. (4) Cairan ketuban hijau dan keruh (5) Kehamilan kembar (6) Proses kelahiran yang lama dan sulit (7) Faktor sosial ekonomi dan gizi buruk pada ibu (Maryunani dan Nurhayati, 2009). (8) Infeksi saat hamil (TORCH) (9) Persalinan tidak steril (Fauziah dan Sudarti, 2013). b) Faktor risiko bayi (1) Bayi prematur dan berat lahir rendah (2) Bayi dengan cacat bawaan (3) Bayi dirawat di rumah sakit (4) Bayi dilakukan tindakan resusitasi pada saat lahir (5) Bayi dilakukan invasive, seperti pemasangan infus, kateter, intubasi ETT, pemakaian ventilator, akses vena sentral, pembedahan. (6) Bayi dengan asfiksia neonatorum (7) Bayi yang tidak diberi ASI (8) Bayi dengan pemberian nutrisi parenteral
  • 25. 25 (9) Bayi yang dirawat terlalu lama di ruang intensif bayi (10) Bayi yang dirawat di ruang rawat bayi baru lahir terlalu padat (11) Kebersihan ruang bayi atau ruang intensif bayi yang buruk (12) Prosedur cuci tangan yang tidak benar pada tenaga kesehatan maupun anggota keluarga pasien (bayi) (Maryunani dan Nurhayati, 2009). f. Tanda dan Gejala. Tanda dan gejala sepsis neonatorum dibagi menjadi enam kelompok, antara lain : 1) Gejala umum, tampak sakit, tidak mau minum, suhu naik turun, sklerema 2) Gejala gastrointestinal, muntah, diare, hepatomegali, perut kembung 3) Gejala saluran nafas, dispneu, takipneu, sianosis 4) Gejala kardiovaskuler, takikardi, edema, dehidrasi 5) Gejala syaraf pusat, letargi, iritabel, kejang, gejala hematomegali, ikterus, splenomegali, pteki/perdarahan, lekopenia (fauziah dan sudarti, 2013) g. Diagnosis Gejala sepsis sering kali tidak khas pada bayi. Maka diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis sepsis, hal ini meliputi beberapa hal sebagai berikut : 1) Pemeriksaan hematologi a) Trombosit : < 100.000/μL b) Leukosit : dapat meningkat atau menurun
  • 26. 26 c) Pemeriksaan kadar D-Dimer Tes darah lainnya dapat memeriksa fungsi organ tubuh seperti hati dan ginjal (Maryunani dan Nurhayati, 2009). 2) Kultur darah untuk menentukan ada atau tidaknya bakteri di dalam darah (Putra, 2012). 3) Urine diambil dengan kateter steril untuk memeriksa urine di bawah mikroskop, dan kultur urine untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri (Putra, 2012). 4) Pungsi lumbal (pengambilan cairan otak dari tulang belakang) untuk mengetahui bayi terkena meningitis (Putra, 2012). 5) Rontgen terutama paru-paru untuk memastikan ada atau tidaknya pneumonia (Putra, 2012). 6) Jika bayi menggunakan perlengkapan medis di tubuhnya, seperti infus atau kateter, maka cairan dalam perlengkapan medis tersebut akan diperiksa ada atau tidaknya tanda-tanda infeksi (Putra, 2012). 7) Pemeriksaan C-Reactive Protein (CRP) merupakan pemeriksaan protein yang disintesis di hepatosit dan muncul pada fase akut bila terdapat kerusakan jaringan (Maryunani dan Nurhayati, 2009). 8) Lokasi infeksi-pertimbangkan aspirasi jarum atau biopsi untuk pemeriksaan gram dan mikroskopi direk (Fanaroff dan Lissauer, 2013). 9) Aspirat trakea bila menggunakan ventilasi mekanik. Pertimbangkan (Fanaroff dan Lissauer, 2013).
  • 27. 27 10) Kultur vagina ibu (Fanaroff dan Lissauer, 2013). 11) Kultur jaringan plasenta dan histopatologi (Fanaroff dan Lissauer, 2013). 12) Skrining antigen cepat (Fanaroff dan Lissauer, 2013). 13) Gas darah (Fanaroff dan Lissauer, 2013). 14) Skrining koagulasi (Fanaroff dan Lissauer, 2013). h. Prognosis 25% bayi meninggal meskipun telah diberikan antibiotik dan perawatan intensi.Angka kematian pada bayi prematur yang kecil adalah dua kali lebih besar (Marmi dan Rahardjo, 2012). i. Penanganan. 1) Terapi suportif - jalan napas, pernapasan, sirkulasi (A-B-C: airway, breathing, circulation). Periksa gula darah. 2) Obati dengan antibiotik segera bila ada dugaan sepsis, segera setelah mengambil kultur tetapi sambil menunggu hasil kultur. 3) Pilihan antibiotik bergantung kepada kejadian dan praktik setempat. a) Sepsis awitan dini (Early-onset sepsis) Mencakup organisme gram positif dan gram negatif, contoh : penicillin / amoxcillin + aminoglikosida (misalnya : gentamisin / tobramisin). b) Sepsis awitan lambat (Late-onset sepsis) Perlu juga mencakup stafilokokus dan enterokokkus koagulase negative , contoh : methicillin / flucloxacillin + gentamisin atau sefalosporin / gentamisin + vancomysin. Bila terpasang kateter vena sentral, pindahkan
  • 28. 28 bila tidak ada respons terhadap antibiotik, kultur terus menerus positif, adanya organisme gram negatif atau sangat sakit (Fanaroff dan Lissauer, 2013) 4. Kematian perinatal a. Pengertian Kematian perinatal (perinatal mortality) adalah jumlah bayi lahir-mati dan kematian bayi dalam tujuh hari pertama sesudah lahir (early neonatal) yang terjadi dari masa kehamilan ibu 28 minggu atau lebih. Adapun angka kematian perinatal adalah jumlah lahir mati (umur kehamilan ibu 28 minggu) ditambah jumlah kematian neonatal dini (umur bayi 0 – 7 hari) per jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama dikali 1000 (Wiknjosastro, 2006). Kematian maternal dan perinatal merupakan masalah besar, khususnya di negara berkembang sekitar 98% - 99%, sedangkan negara maju hanya 1%-2%. Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2000 kematian perinatal adalah 400 per 100.000 orang atau sekitar 200.000 ribu orang pertahun sehingga kematian perinatal terjadi 1,2-1,5 menit. Kematian perinatal di Indonesia adalah yang tertinggi diantara negara-negara Association South Of East Nation (ASEAN) kejadiannya sekitar 15 kali di Malaysia (Manuaba, 2007).
  • 29. 29 Hampir seluruh dari kematian perinatal adalah bayi lahir mati atau disebut juga Kematian Janin Dalam Rahim(KJDR). Menurut hasil riset kesehatan dasar yang dilakukan Departemen Kesehatan (Depkes) tahun 1997, kematian perinatal terbesar disebabkan oleh kematian janin dalam rahim (31,3%) disusul asfiksia (20,4%) dan prematur (18,7%). (Anonim,2009). Kematian perinatal dini (early neonatal death) ialah kematian bayi dalam 7 hari pertama kehidupannya. Sedangkan kematian perinatal (perinatal mortality) ialah bayi lahir mati dan kematian bayi dalam 7 hari pertama sesudah lahir (ACOG, 2009) Kematian pada masa kehamilan 28 minggu sampai dengan 7 hari sesudah lahir.angka kematian perinatal ( perinatal mortality rate ) adalah jumlah kematian perinatal dikalikan 1.000 kemudian dibagi dengan jumlah bayi lahir hidup dan lahir mati. Kematian neonatal dini (early neonatal death ) kematian pada 7 hari pertama sesudah lahir. jika umur bayi kurang dari satu hari, gunakan hitungan umur sesuai, jam atau menit. Kematian neonatal lanjut ( late neonatal death ) adalah kematian bayi pada hari ke 7-28 sesudah lahir ( Muslihatun W N, 2011 ) Kematian perinatal merupakan ukuran kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara. Untuk dapat lebih memahami kematian ditetapkan beberapa definisi sebagai berikut :
  • 30. 30 1) Kelahiran hidup (live birth) : dikeluarkan hasil konsepsi secara sempurna dari ibunya yang setelah dipisahkan mempunyai tanda-tanda kehidupan, tanpa memandang umur kehamilan. 2) Kematian janin (fetal death) : kematian hasil konsepsi, sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari ibunya,tanpa memandang umur kehamilannya Penggolongan pada kematian janin a) Kematian sebelum umur hamil 20 minggu. b) Kematian janin antara umur hamil 20 – 28 minggu c) Kematian janin setelah umur hamil 28 minggu atau berat diatas 1.000 gr. d) Kematian yang tidak dapat digolongkan Kelahiran mati (stillbirth) adalah kematian hasil konsepsi setelah mencapai umur 28 minggu atau berat diatas 1.000 gr.Kematian perinatal dini adalah kematian bayi dalam 7 hari pertama hidupnya.Kematian perinatal adalah jumlah lahir mati ditambah dengan kematian bayi dalam 7 hari pertama kehidupannya.Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) bayi dengan berat badan lahir sama atau kurang dari 2.500 gr (manuaba, 2010) Kematian ibu dan perinatal merupakan tolak ukur kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara. Di negara ASEAN , indonesia mempunyai angka kematian tertinggi 330 / 100.000 dan angka kematian perinatal 420/100000 persalinan hidup.
  • 31. 31 AKI bervariasi di berbagai daerah dengan rentang 330 – 700/100.000.Angka kematian perinatal dengan cepat dapat dirasakan penurunannya tetapi AKI belum terjadi penurunan. Bila persalinan di indonesia di perkirakan 5.000.000 per tahun : 1) AKI : 16.000 -17 000 / tahu. Sepertiga yang disebabkan abortus terjadi 45-55/hari atau setiap 25-30 menit ; sepertiga lainnya atau 6.000 – 7000 sebab akibat gugur kandungan yang tidak aman dan tidak bersih. 2) AKP : 29.000/tahun atau 2.417 / Bulan atau 80/hari setiap 18 menit. Kematian ibu dan perinatal terjadi justru pada pertolongan pertama yang sangat diperlukan,sehingga sebenarnya masih banyak mempunyai peluang untuk dapat menghindari atau menurunkannya ( manuaba, 2008 ) Sekarang, kematian bayi dianggap sebagai ukuran yang lebih baik untuk menilai kualitas pelayanan kebidanan. Untuk itu digunakan angka kematian perinatal ( perinatal mortality rate ) yang terdiri atas jumlah anak yang tidak menunjukan tanda – tanda hidup waktu dilahirkan, ditambah dengan jumlah anak yang meninggal dalam minggu pertama dalam kehidupannya, untuk 1000 kelahiran. Penurunan jumlah kematian perinatal dapat dicapai disamping membuat persalinan seaman-amannya bagi bayi dengan mengusahakan agar janin dalam kandungan dapat hidup dalam kondisi sebaik-baiknya hal ini menjadi dorongan kuat untuk lebih mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kematian janin dalam uterus,
  • 32. 32 termasuk apa yang menyebabkan prematuritas ( sebagian besar bayi yang meninggal dalam minggu pertama ialah bayi prematur ). Perkembangan ini membuka bidang yang luas serta baru bagi ilmu kebidanan. Sedangkan angka kematian bayi ( infant mortality rate ), yakni angka kematian bayi sampai umur satu tahun, di negara-negara maju telah turun dengan cepat dan sekarang mencapai angka dibawah 20 pada 1.000 kelahiran. Penurunan angka kematian perinanatal berlangsung lebih lamban, sebabnya ialah karena kesehatan serta keselamatan janin dalam rahim sangat bergantung dari keadaan dan kesempurnaan bekerjanya sistem dalam tubuh ibu yang mempunyai fungsi untuk menumbuhkan hasil konsepsi dari mudigah menjadi janin cukup bulan(Prawirohardjo S, 2009 ) B. Landasan Teori Landasan teori ini menjelaskan beberapa teori penyebab kematian bayi baru lahir/ prematuritas,BBLR penyebabnya sebagai berikut: Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai belum berusia tepat satu tahun (Hamzah, 2013) 1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2.500 gram atau sama dengan 2.500 gram disebut prematur. Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram disebut Low Birth Weight Infants
  • 33. 33 (BBLR).Beratbadan lahir ada dua kelompok yaitu bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu (preterm) yang disebut berat badan rendah prematur dan dan bayi yang lahir dengan usia kehamilan besar 37 minggu yang disebut pertumbuhan janin terhambat (IUGR). 2. Persalinan prematur didefenisikan sebagai persalinan yang terjadi sebelum kehamilan berusia 37 minggu tanpa memedulikan berat badan lahir (WHO 1969). Janin secara hukum dapat dianggap hidup setelah usia gestasi 24 minggu. Jika janin keluar dari uterus sebelum kehamilan 24 minggu dan tidak adanya tanda- tanda kehidupan, di Inggris, hal ini di klasifikasikan sebagai aborsi.World Health Organization merekomendasikan pencatatan semua semua pelahiran bayi yang beratnya lebih dari 500 gram (Fraser. C, 2009). 3. Gangguanpernapasan adalah keadaan kekurangan oksigen yang terjadi dalam jangka waktu relatif lama sehingga mengaktifkan metabolism anaerob yang menghasilkan asam laktat. Apabila keadaan asidosis memburuk dan terjadi penurunan aliran darah ke otak maka akan terjadi kerusakan otak dan organ lain. Selanjutnya dapat terjadi depresi pernapasan yang dimanifestasikan dengan apneu yang memanjang dan bahkan dapat menyebabkan kematian 4. Asfiksia neonatorum merupakan keadaan kegagalan napas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Perubahan – perubahan yang terjadi pada asfiksia, antara lain hipoksia, hiperkapnia, dan asidosis metabolik.Pada asidosis metabolik, terjadi perubahan metabolisme aerob menjadi anaerob yang menyebabkan kelainan biokimiawi darah yang lebih parah. Keadaan ini akan mempengaruhi
  • 34. 34 metabolisme sel, jaringan, dan organ , khususnya organ vital, seperti otak, jantung, ginjal, paru yang berdampak pada gangguan fungsi, gagal organ sampai kematian. 5. Sepsis neonatorum atau septicemia neonatorum merupakan keadaan dimana terdapat infeksi oleh bakteri dalam darah di seluruh tubuh yang terjadi pada bayi baru lahir 0 – 28 hari pertama (Maryunani dan Nurhayati, 2009).
  • 35. 35 C. Kerangka Konsep Gambar 1. Kerangka Konsep Keterangan : : Variabel Independent : Hubungan variabel yang diteliti : Variabel Dependent Variabel bebas : BBLR, asfiksia, prematuritas, gangguan pernapasan, dan sepsis neonatorum Variabel terikat : Bayi dengan komplikasi Penyebab Kematian Bayi BBLR Gangguan pernapasan Prematuritas Asfiksia Sepsis neonatorum Penyebab yang tidak diketahui
  • 36. 36 D. Pertanyaan Penelitian 1. Berapa persentaseBBLR sebagai penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015? 2. Berapa persentase prematuritas sebagai penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015? 3. Berapa persentase gangguan pernapasan sebagai penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015? 4. Berapa persentase asfiksia sebagai penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015? 5. Berapa persentase sepsis neonatorum sebagai penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015? 6. Berapa persentase penyebab yang tidak diketahui sebagai penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015?
  • 37. 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptifyakni penelitian yang menggambarkan dan menerangkan masalah penelitian yang terjadi yakni mengidentifikas penyebab kematian bayi di RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 (Nursalam, 2016). B. Subyek Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian adalah semua bayi yang meninggal diruang teratai RSUD Kabupaten Muna pada tahun 2014 s.d 2015 sebanyak 59 orang 2. Sampel Sampel pada penelitian ini adalah bayi yang meninggal diruang teratai yang berjumlah 59 orang dengan teknik pengambilan sampel secara total sampling yaitu keseluruhan jumlah populasi C. Tempat dan WaktuPenelitian Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan di RSUD Kabupaten Muna pada bulan Juli 2016. D. IdentifikasiVariabelPenelitian Variabel dependent dalam penelitian ini adalah penyebab kematian bayi ,sedangkan variabel independen dalam penelitian ini yaitu BBLR, asfiksia, prematuritas, gangguan pernapasan, dan sepsis neonatorum
  • 38. 38 E. Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif Defenisi operasional dapat disajikan pada tabel 1 Tabel 1 Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif N o Variabel Defenisi operasional Kriteria obyektif Alat ukur Skala 1. 1. Dependent Kematian bayi Bayi yang meninggal yang tertulis dibuku rekam medik berdasarkan diagnose dokter Cheklist Nominal 2. 2. Independent BBLR, BBLR yang tertulis dibuku rekam medik berdasarkan diagnosa dokter Cheklist Nominal 3. Prematur BKB yang tertulis dibuku rekam medik berdasarkan diagnosa dokter Cheklist Nominal 4. Sepsisneonatorum Sepsisneonatorum yang tertulis dibuku rekam medik berdasarkan diagnosa dokter Cheklist Nominal 5. Asfiksia Bayi asfiksia yang tertulis dibuku rekam medik berdasarkan diagnosa dokter Cheklist Nominal 6. Gangguan pernapasan Bayi yang RDN, USB dispnue HDN, yang tertulis dibuku rekam medik berdasarkan diagnosa dokter Cheklist Nominal E. InstrumenPenelitian Untuk pengambilan data dalam penelitian ini yaitu data sekunder dengan dengan cara pengambilan data melalui rekam medik. Alat ukur yang digunakan adalah lembar checklist .
  • 39. 39 F. Cara Analisis Data 1. Analisis Univariat Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi dan grafik. Dalam penelitian ini dilakukan analisis univariat secara deskriptif sederhana berupa persentase. Rumus yang digunakan adalah : 𝑃 = 𝑓 𝑛 𝑥 100% Keterangan: f = Frekuensi P = Persentase n = Jumlah sampel (Putri Ariani, 2014). G. JalannyaPenelitian 1. Tahap persiapan Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mengurus surat izin penelitian pada institusi yang ditujukan kepada kantor Badan Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten Muna, kemudian dari kantor badan kesbang pol dan linmas kabupaten muna membawa surat izin penelitian ke rumah sakit umum daerah kabupaten muna. 2. Tahap pelaksanaan
  • 40. 40 Dimulai dengan pengambilan sampel melalui buku register pasien di ruang bersalin kemudian ditulis dalam lembaran cheklist sesuai dengan kriteria sampel 3. Tahap pengolahan dan analisis data Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis distribusi frekuensi sebagai bahan untuk penyusunan hasil penelitian 4. Tahap penulisan laporan Pada tahap ini disusun laporan sebagai tahaap akhir dari penelitian.
  • 41. 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Letak Geografis Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi tenggara terletak di ibukota kabupaten tepatnya di jalan Sultan Syahrir Kelurahan Laende Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi ini mudah dijangkau dengan kendaraan umum dengan batas sebagai berikut : 1) Sebelah Utara : Jl. Basuki Rahmat 2) Sebelah Timur : Jl. Sultan Hasanudin 3) Sebelah Selatan : Jl. Laode Pandu 4) Sebelah Barat : Jl. Ir. Juanda b. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna didirikan pada masa penjajahan Belanda oleh mantri yang berkebangsaan Belanda.Pada saat itu mantri berkebangsaan Belanda hanya dibantu oleh asistennya dan dua orang
  • 42. 42 perawat.Setelah 11 tahun berlalu mantri tersebut pulang kembali ke negerinya dan tepat pada tahun 1928 beliau diganti oleh seorang dokter dari Jawa yang bernama dokter Soeparjo.Masyarakat Muna mengenal dokter Soeparjo dengan sebutan dokter Jawa. Beliau tamatan dari sekolah Belanda yaitu Nederlandhes In Launshe Aonzen School (NIAS). Masa kepemimpinan dokter Soeparjo hanya berlangsung selama tujuh tahun, kemudian beliau digantikan oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama dokter Hyaman. Selang 5 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1940 seorang dokter asal Cina bernama dokter Pang Ing Ciang menggantikan kepemimpinan dokter Hyaman. Pada masa kepemimpinan dokter Pang Ing Ciang sangat disukai oleh masyarakat Muna sebab beliau sangat memperhatikan kesehatan masyarakat Muna pada saat itu. Pada tahu 1949, saat peralihan pemerintahan Belanda ke pemerintahan Republik Indonesia, masa pemerintahan Pang Ing Cian berakhir dan beliau diganti oleh dokter berkebangsaan Belandabernama dokter Post.Dokter Post mempunyai dua orang asisten sehingga sebagian besar pekerjaannya diserahkan kepada kedua asistennya. Namun kepemimpinan dokter Post tidak berlangsung lama, beliau hanya satu tahun lamanya. Pada tahun 1950 dokter Post digantikan oleh dokter Lemens yang berasal dari Belgia.Dokter Lemens memimpin selama 10 tahun yakni pada tahun 1950 sampai dengan tahun 1960. Pada tahun 1965 dilakukan rehabilitasi yang diprakarsai oleh Bupati Muna Laode Rasyid, SH. Ini merupakan
  • 43. 43 rehabilitasi pertama selama rumah sakit tersebut didirikan tahun 1965-1970. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dipimpin oleh dokter Ibrahim Athar Nasution, masa kepemimpinannya berlangsung selama 3 tahun dan sejak itu periode masa kepemimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna ditetapkan setiap 3 tahun sekali memimpin. Saat ini Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dijadikan sebagai salah satu rumah sakit yang merupakan lahan praktek dan kajian ilmiah bagi Mahasiswa Keperawatan dan Mahasiswa Kebidanan. c. Lingkungan Fisik Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Povinsi Sulawesi Tenggara berdiri diatas lahan seluas 10.740 Ha. d. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Fasilitas/sarana pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara adalah : 1) Pelayanan kesehatan rawat jalan yakni poliklinik penyakit dalam, poliklinik umum, poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan, poliklinik gigi dan mulut, poliklinik bedah, poliklinik saraf, poliklinik dalam, instalasi rehabilitasi medik, dan instalasi gawat darurat, poliklinik mata, poliklinik THT, dan poliklinik psikiatri. 2) Pelayanan kesehatan rawat inap yakni kebidanan dan kandungan, perawatan bayi/perinatologi dan perawatan umum, ICU
  • 44. 44 3) Pelayanan medik yakni fisioterapi, rontgen, apotik, laboratorium klinik dan instalasi gizi. e. Ketenagaan Jumlah ketenagaan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna saat ini adalah 529 orang (terdiri atas paramedis 430 orang, non paramedis 73 orang dan dokter ahli 26 orang). Dengan jumlah bidan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna adalah sebanyak 144 orang, yang bekerja di Ruang Teratai sebanyak 26 orang dan terdapat 1orang dokter anak. 2. Analisis Univariat Penelitian ini dilakukan di ruang bayi RSUD Kab. Muna pada tanggal 28 September 2016 selama 1 haridengan jumlah sampel 60 responden. Adapun hasil analisisnya dari data hasil penelitian selanjutnya disajikan dalam bentuk analisis univariat. Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan semua variabel yang diteliti dengan cara mendeskripsikan tiap variabel penelitian yang selengkapnya disajikan dalam bentuk tabel besar yang terdiri dari BBLR, prematuritas, gangguan pernapasan, sepsis neonatorum dan RDN. Maka distribusi dari tiap variabel dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
  • 45. 45 Tabel Distribusi Responden yang mengalami kematian di ruang Teratai Rumah Sakit Umum Daerah Kbupaten Muna Tahun 2014-2015 No Penyebab kematian bayi Frekuensi Persentase 1 BBLR Premature Sepsis neonatorum asfiksia RDN 13 0 3 0 1 24,52% 0 5,66% 0 1,88% 2 BBLR + RDN BBLR + Asfiksia BBLR + sepsis 4 5 8 7,54% 9,43% 15,09% 3 BBLR + RDN + Asfiksia BBLR + RDN + sepsis neonatorum BBLR + RDN + prematur 1 3 1 1,88% 5,66% 1,88% 4 RDN + Asfiksia RDN + Sepsis 1 2 1,88% 3,77% 5 Asfiksia + Sepsis 11 20,75% 6 Penyebab kematian yang tidak diketahui 6 11, 32% JUMLAH (N) 53 100 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah kematian bayi sebanyak 59 responden kematian bayi dengan satu diagnosa diantaranya yang mengalami BBLR sebanyak 13 orang (24,52 %) , prematur 0, sepsis neonatorum 3 orang
  • 46. 46 (5,66%), asfiksia 0 RDN 1 orang (1,88%), sedangkan BBLR + RDN 4 orang (7,54%), BBLR + Asfiksia 5 orang (9,43%), BBLR + sepsis 8 orang (15,09%), BBLR + RDN + Asfiksia1 orang(1,88%) BBLR + RDN + sepsis neonatorum 3 (5,66) orang BBLR + RDN + prematur 1 orang (1,88%), RDN + Asfiksia 1 orang (1,88%), RDN + Sepsis 2 orang (3,77%), Asfiksia + Sepsis 11 orang (20,75%), Penyebab kematian yang tidak diketahui 6 orang (11,32%). B. Pembahasan Setelah melakukan pengolahan data sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan di ruang teratai rumah sakit umum daerah kabupaten muna tahun 2014- 2015 maka secara terperinci hasil penelitian tersebut dapat dibahas berdasarkan variable tersebut. 1. BBLR Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2.500 gram atau sama dengan 2.500 gram disebut prematur . BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :Faktor ibu yang meliputi penyakit ibu (toksemia gravidarum, pendarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, nefritis akut, serta diabetes melitus), usia ibu (usia ibu kurang dari 16 tahun, dan usiaibulebih dari 35 tahun, serta multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat), keadaan sosial (golongan sosial ekonomi rendah, dan perkawinan yang
  • 47. 47 tidak syah), sebab lain (ibu yang perokok, dan ibu peminum alkohol, serta ibu pecandu narkotik). Faktorjanin, meliputi sebagai berikut : hidramnion, kehamilan ganda, kelainan kromosom. Sedangkan faktor lingkunganmeliputi sebagai berikut : tempat tinggal dataran tinggi, radiasi, zat-zat racun. Berdasarkan tabel 1 hasil penelitian di ruang teratai rumah sakit umum daerah kabupaten muna diketahui bahwa jumlah kematian bayi dari 53 orang akibat BBLR sebanyak 40 (75,48%) responden sedangkan kematian yang tidak mengalami BBLR sebanyak 13 orang (24,52%). Dan 6 orang merupakan penyebabnya lain-lain. Hal ini sejalan denganJoyo Minardo mahasiswa Akademi Keperawatan Ngudi Waluyoyang berjudul “Analisa faktor-faktor penyebab kematian bayidengan asfiksia di kabupaten semarang”Penyebab kematian bayi tersebut adalah sebanyak 60 orang (32,3%) bayi mati disebabkan oleh BBLR, 38 (20,4%) yang tidak BBLR 22 orang (36,66%). 2. Prematuritas Persalinan prematur didefenisikan sebagai persalinan yang terjadi sebelum kehamilan berusia 37 minggu tanpa memedulikan berat badan lahir(WHO 1969). Janin secara hukum dapat dianggap hidup setelah usia gestasi 24 minggu. Jika janin keluar dari uterus sebelum kehamilan 24 minggu dan tidak adanya tanda-tanda kehidupan, di Inggris, hal ini di klasifikasikan sebagai aborsi. World Health Organization merekomendasikan pencatatan semua pelahiran bayi yang beratnya lebih dari 500 gram (Fraser. C, 2009). Menurut Prawirohardjo
  • 48. 48 (2011) penyebab terjadinya kematian bayi adalah sebagai berikut: asfiksia, trauma kelahira, infeksi,prematuritas, kelainan bawaan. Penyebab prematur dengan berat badan rendah di bagi atas empat faktor maternal, fetal, medical dan iatrogenik. Faktor maternal adalah penyakit yang dialami ibu selama mengandung, komplikasi persalinan seperti plasenta previa, perdarahan, serviks inkompeten, dan infeksi maternal. Faktor fetal adalah kehamilan ganda dan malformasi kongenital. Faktor medical adalah proses kelahiran yang harus dilakukan sebelum waktunya oleh karena ibunya diabetes, penyakit jantung yang parah, hipertensi, hipoksia fetus, hidrops fetalis, dan lain- lain (Maisarah, I.S. 2010 ) Berdasarkan tabel 2 hasil penelitian di ruang teratai rumah sakit umum daerah kabupaten muna diketahui bahwa jumlah kematian bayi dari 53 orang akibat prematuritas sebanyak 1 orang (1,89 %) responden sedangkan kematian yang tidak mengalami prematuritas sebanyak 52 orang (98.11%) Dan 6 orang (11,32%) merupakan penyebabnya lain-lain. Hal ini sejalan denganJoyo Minardo mahasiswa Akademi Keperawatan Ngudi Waluyoyang berjudul “Analisa faktor-faktor penyebab kematian bayidengan asfiksia di kabupaten semarang” Penyebab kematian bayi tersebut adalah sebanyak 60 orang (32,3%) bayi mati disebabkan oleh prematuritas 38 (20,4%) yang tidak prematuritas 22 orang (36,66%). Hal ini hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Joyo Minardo dan teori yang ada.
  • 49. 49 3. Gangguan Pernapasan Kegawatan pernapasan adalah keadaan kekurangan oksigen yang terjadi dalam jangka waktu relatif lama sehingga mengaktifkan metabolism anaerob yang menghasilkan asam laktat. Apabila keadaan asidosis memburuk dan terjadi penurunan aliran darah ke otak maka akan terjadi kerusakan otak dan organ lain. Selanjutnyadapat terjadi depresi pernapasan yang dimanifestasikan dengan apneu yang memanjang dan bahkan dapat menyebabkan kematian Kegawatan pernapasan dapat terjadi pada bayi aterm maupun pada bayi preterm, yaitu bayi dengan berat lahir cukup maupun dengan berat lahir rendah (BBLR).Bayi dengan BBLR yang preterm mempunyai potensi kegawatan lebih besar karena belum maturnya fungsi organ-organ tubuh. Towel dalam Jumiarni, dkk (1995) menggolongkan penyebab kegagalan pernapasan pada neonatus yang terdiri dari faktor ibu, faktor plasenta, faktor janin dan faktor persalinan.Menurut Prawirohardjo (2011) penyebab terjadinya kematian bayi adalah sebagai berikut: asfiksia, trauma kelahira, infeksi,prematuritas, kelainan bawaan. Berdasarkan tabel 5 hasil penelitian di ruang teratai rumah sakit umum daerah kabupaten muna diketahui bahwa jumlah kematian bayi dari 53 orang akibat RDN sebanyak 20 orang (37,74 %) sedangkan kematian yang tidak mengalami RDN sebanyak 33 orang (62,26%). Dan 6 orang merupakan
  • 50. 50 penyebabnya lain-lain. Hal ini sejalan denganJoyo Minardo mahasiswa Akademi Keperawatan Ngudi Waluyoyang berjudul “Analisa faktor-faktor penyebab kematian bayidengan asfiksia di Kabupaten Semarang”Penyebab kematian bayi tersebut adalah sebanyak 60 orang (32,3%) bayi mati disebabkan oleh RDN 8 (4,3%) yang tidak RDN 52 orang (8,66%). Hal ini hasil penelitian di ruang teratai rumah sakit umum daerah Kabupaten Muna sejalan dengan hasil penelitian oleh Joyo Minardo mahasiswa Akademi Keperawatan Ngudi Waluyoyangdi Kabupaten Semarang dan sesuai dengan teori yang ada mengenai penyebeb kematian bayi yaitu gangguan pernapasan (RDN). 4. Sepsis Neonatorumar Sepsis neonatorum atau septicemia neonatorum merupakan keadaan dimana terdapat infeksi oleh bakteri dalam darah di seluruh tubuh yang terjadi pada bayi baru lahir 0 – 28 hari pertama (Maryunani dan Nurhayati, 2009) Sepsis neonatorum yaitu infeksi sistemik pada neonatus yang disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus (Fauziah dan Sudarti : 2013).Penyebabnya biasanya adalah infeksi bakteri: Ketuban pecah sebelum waktunya, Perdarahan atau infeksi pada ibu. Penyebab yang lain karena bakteri virus, dan jamur, yang terserang bakteri, jenis bakteri bervariasi tergantung tempat dan waktu seperti Streptococus group B (SGB), bakteri enterik dari saluran kelamin ibu, virus herpes simplek, Enterovirus, E. Coli, Candida, Stafilokokus
  • 51. 51 Menurut Prawirohardjo (2011) penyebab terjadinya kematian bayi adalah sebagai berikut: asfiksia, trauma kelahira, infeksi, prematuritas, kelainan bawaan. Berdasarkan tabel 3 hasil penelitian di ruang teratai rumah sakit umum daerah kabupaten muna diketahui bahwa jumlah kematian bayi dari 53 orang akibat sepsis neonatrum sebanyak 27 orang (50,95%)sedangkan kematian yang tidak mengalami sepsis neonatorum sebanyak 26 orang (49,05%). Dan 6 orang (11,32%) merupakan penyebabnya lain-lain. Hal ini sejalan denganJoyo Minardo mahasiswa Akademi Keperawatan Ngudi Waluyoyang berjudul “Analisa faktor-faktor penyebab kematian bayidengan asfiksia di Kabupaten Semarang” Penyebab kematian bayi tersebut adalah sebanyak 60 orang (32,3%) bayi mati disebabkan oleh sepsis neonatorum 11 (18,33%) yang tidak sepsis neonatorum 49 orang (92, 45%).Hal ini hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Joyo Minardo dan teori yang ada. 5. Asfiksia Asfiksia neonatorum merupakan keadaan kegagalan napas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Perubahan – perubahan yang terjadi pada asfiksia, antara lain hipoksia, hiperkapnia, dan asidosis metabolik.Pada asidosis metabolik, terjadi perubahan metabolisme aerob menjadi anaerob yang menyebabkan kelainan biokimiawi darah yang lebih parah. Keadaan ini akan mempengaruhi metabolisme sel, jaringan, dan organ , khususnya organ vital, seperti otak, jantung, ginjal, paru yang berdampak pada gangguan fungsi, gagal organ sampai kematian. Faktor ibu yang dapat menyebabkan terjadinya asfiksia
  • 52. 52 neonatorum, adalah ibu, usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, gravida lebih dari 4, sosial ekonomi rendah, penyakit pembuluh darah yang mengganggu pertukaran dan pengangkutan oksigen, antara lain hipertensi, hipotensi, gangguan kontraksi uterus dan lain-lain. Faktor plasenta juga dapat menyebabkan terjadinya asfiksianeonatorum, diantaranya adalah plasenta yang tipis, kecil, tidak tidak menempel sempurna, solusio plasenta, plasenta previa, dan lain-lain. Faktor janin yang dapat menyebabkan terjadinya asfiksia neonatorum, antara lain prematur, IUGR, gemelli, tali pusat menumbung, kelainan kongenital, dan lain-lain.Faktor persalinan juga turut meningkatkan kejadian asfiksia neonatorum, yaitu partus lama serta partus dengan tindakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 53 bayi yang mati karena asfiksia terdapat 18 orang (33,97%) sedangkan kematian bayi yang tidak asfiksia sebanyak 35 orang (66,03 %). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Joyo Minardo mahasiswa Akademi Keperawatan Ngudi Waluyoyang berjudul “Analisa faktor-faktor penyebab kematian bayi dengan asfiksia di Kabupaten Semarang” bayi (34%) mati karena asfiksia dengan penyebab dari multi faktor yaitu beberapa factor sekaligus terdapat pada satu kasus, misalnya ada faktor ibu dengan faktor janin atau faktor ibu dengan faktor persalinan. Menurut Wafi Nur Muslihatun (2010) penyebab asfiksia pada saat lahir mencakup : faktor ibu, faktor placenta, faktor janin, faktor persalinan. Faktor-faktor yang timbul dalam persalinan
  • 53. 53 bersifat mendadak dan hampir selalu mengakibatkan anoksia atau hipoksia dan berakhir dengan asfiksia bayi. Pada penyebab kematian bayi dengan asfiksia dari multi faktor tidak didapatkan kesenjangan antara teori dan hasil penelitian.Diagnosa anoksia atau hipoksia dapat dibuat dalam persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin. Tiga hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah denyut jantung janin, mekonium dalam air ketuban, dan pemeriksaan darah janin (Prawirohardjo,2009).
  • 54. 54 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Daerah Kab. Muna Tahun 2014-2015 adalah sebagai berikut: 1. Yang mengalami kematian di sebabkan BBLR yakni (75,48%) 2. Yang mengalami kematian disebabkan prematuritas yakni (1,89 %) 3. Yang mengalami kematian disebabkan gangguan pernapasan yakni (37,74%) 4. Yang mengalami kematian disebabkan Asfiksia yakni (33,97 %) 5. Yang mengalami kematian disebabkan Sepsis Neonatorum yakni (50,95%) B. Saran Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian tentang penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna yaitu: 1. Bagi tempat penelitian Petugas kesehatan terutama bidan agar lebih memeperhatikan kondisi yang terjadi pada bayi khususnya penyebab kematian bayi agar lebih meningkatkan tingkat pencapaian pelayana, agar lebih memiliki tingkat yang dapat dikategorikan tingkat penilaian yang baik dan lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
  • 55. 55 2. Bagi peneliti yang akan datang Diharapkan penelitian ini dapat dipergunakan untuk penelitian ini selanjutnya tentang penyebab kematian bayi 3. Bagi Petugas Kesehatan Diharapkan bagi petugas kesehatan agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
  • 56. 56 DAFTAR PUSTAKA Bahiyatun (2009) Asuhan Kebidanan Nifas Normal.EGC Carpenito (2009) kti-skripsi.2011.hubungan mobilisasi dini post sectio.htmldiakses tanggal 26 April 2014 Fracer (2010).Praktik Klinik Kebidanan Hamzah, Dra.,MA(2013). Sosiologis Pengasuhan Anak Makassar, Masagena Press Hakimi, M.(2010). Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta, YEM. Lestari, N, (2013) http://nofiindra akademi kebidanan adila aktn 5.blogspot.co.id/2013/07/asuhan-kebidanan-pada-ibu-nifas-dengan Maimonah, M (2010) https://www. scribd.com/ doc/203359388/ Jurnal- pengetahuan Maryunani (2009).Nyeri dalam persalinan Muslihatun W N (2011). Asuhan neonatus bayi dan balita Marmi (2011).Ilmu kebidanan dah penyakit Nilda, Y.S.(2013) Mida yulistiregar.Blogspot.co.id/ 2013.01/kti.html?m=1 Nursalam(2016)MetodologiPenelitian keperawatan,Yogyakarta. Nuha medika Prawirohardjo, S.(2011) Ilmu Kebidanan. Edisi 4, Jakarta, BP-SP Rahmawati, T(2012) Dasar-Dasar Kebidanan. Jakarta. Prestasi Pustaka Sugeng, J. Weni, K (2012) Bahan Ajar KDM .Yogyakarta, Nuha Medika.
  • 57. 57 Wahid I, M, Cahyatin N.(2008) Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Edisi 1, Gresik, EGC Vhe Key (2013) Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir