Dokumen ini membahas persentase penggunaan alat kontrasepsi pada akseptor KB aktif di Provinsi Jawa Barat antara tahun 2008-2014. Tercatat penggunaan alat kontrasepsi paling tinggi pada tahun 2011 dengan 99,6%, dan terendah pada tahun 2014 dengan 73,2%. Kesimpulannya, kesadaran masyarakat sangat diperlukan agar program KB berjalan berhasil dan tidak terjadi penurunan jumlah akseptor KB.
2. PENDAHULUAN
Masalah utama yang dihadapi oleh Indonesia di bidang kependudukan adalah
pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. Semakin tingginya pertumbuhan penduduk
maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kesejahteraan
rakyat. Ancaman terjadinya ledakan penduduk di Indonesia semakin nyata.
Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan dengan
program Keluarga Berencana (KB). Program KB adalah bagian yang terpadu (integral)
dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk ikut serta menciptakan
kesejahteraan penduduk Indonesia, untuk mencapai keseimbangan yang baik (Depkes
2016)
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat
kehamilan
Terdapat beberapa cara atau metode kontrasepsi dengan kelebihan dan kekurangannya.
Ada dua pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara sederhana (coitus interuptus, pantang
berkala, kondom, diafragma, cream, jelli, dan vaginal tablet) dan metode efektif
(pil,AKDR,suntik) AKDRsssuntiksuntikan,sunimplant, tubektomi dan vasektomi).
4. ANALISA DATA
• Sepanjang kurun waktu 6 tahun dari tahun 2008 sampai 2014, pengguna
alat kontrasepsi (akseptor KB) paling banyak ada pada tahun 2011.
• Dari tahun 2008 sampai 2011 terjadi peningkatan pengguna alat
kontrasepsi, meskipun pada tahun 2009 sempat menurun.
• Dari tahun 2012 ketahun tahun berikutnya terjadi penurunan pengguna
alat kontrasepsi, berkisar 2,93 %
• Pada tahun 2014 adalah tahun dimana pengguna alat kontrasepsi paling
rendah
5. KESIMPULAN
• Mensukseskan program pemerintah tentang KB,tidak semudah
membalikan telapak tangan. Banyak tantangan yang harus diselesaikan
• Perbedaan presepsi, ketrampilan mengurus dan mendidik anak, serta
keyakinan terhadap jaminan rejeki Allah kepada setiap anak, menjadi
kunci bagi orang tua memandang bahwa punya anak banyak akan
merepotkan atau tidak. Dari ketiga faktor ini ada orang tua yang secara
sadar atau tidak memandang bahwa punya anak itu adalah harapan
sekaligus ancaman. Namun, dengan pemahaman agama yang benar, akan
membimbing kita untuk memandang bahwa anak adalah anugerah,
amanah dan aset masa depan Islam.
• Kesadaran masyarakat adalah satu satunya cara agar program KB ini bisa
berhasil,sehingga tidak akan terjadi lagi angka penurunan akseptor KB
seperti pada analisa data yang sudah saya uraikan sebelumnya