GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTIK DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI S.D JULI TAHUN 2016 Karya Tulis
Karya tulis ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya akseptor kontrasepsi suntik di Desa Lagasa antara Januari-Juli 2016. Penelitian menemukan bahwa pengetahuan, pengalaman, dukungan suami, dan keterjangkauan pelayanan berperan penting dalam keputusan ibu untuk menggunakan kontrasepsi suntik.
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN D...
Similar to GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTIK DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI S.D JULI TAHUN 2016 Karya Tulis
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU POST SECTIO CAESAREA (SC) TENTANG MOBILISASI DINI DI...Warnet Raha
Similar to GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTIK DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI S.D JULI TAHUN 2016 Karya Tulis (20)
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTIK DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA PERIODE JANUARI S.D JULI TAHUN 2016 Karya Tulis
1. GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB
TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTIK DI DESA LAGASA
KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA
PERIODE JANUARI S.D JULI
TAHUN 2016
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh :
Isran Esra
PSW.B.2013.IB.0072
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
2. LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyebab Tingginya
Akseptor KB Suntik di Desa Lagasa Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna Periode Januari s.d Juli
Tahun 2016
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Fikawati Refu, SST La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyebab Tingginya
Akseptor KB Suntik di Desa Lagasa Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna Periode Januari s.d Juli
Tahun 2016
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Fikawati Refu, SST La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyebab Tingginya
Akseptor KB Suntik di Desa Lagasa Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna Periode Januari s.d Juli
Tahun 2016
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Fikawati Refu, SST La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
3. LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (..................................................)
2. Fikmawati Refu, SST (..................................................)
3. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (.................................................)
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Fikmawati Refu, SST La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (..................................................)
2. Fikmawati Refu, SST (..................................................)
3. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (.................................................)
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Fikmawati Refu, SST La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (..................................................)
2. Fikmawati Refu, SST (..................................................)
3. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes (.................................................)
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Fikmawati Refu, SST La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes
4. RIWAYAT HIDUP
1. Identitas Penulis
a. Nama : Isran Esra
b. Tempat dan Tanggal Lahir : Ghonsume, 05 Januari 1995
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Suku/Kebangsaan : Muna/Indonesia
f. Alamat : Jl. Ir. Soekarno
2. Riwayat Pendidikan
a. SD Negeri 16 Katobu : Tamat tahun 2006
b. SMP Negeri 5 Raha : Tamat tahun 2009
c. SMA Negeri 1 Raha : Tamat tahun 2012
d. Terdaftar sejak tahun 2013 di Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna hingga sekarang.
5. KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah, sehingga penulisan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penyebab Tingginya Akseptor KB Suntik di Desa Lagasa Kecamatan
Duruka Kabupaten Muna Periode Januari s.d Juli Tahun 2016” dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa sejak dari persiapan hingga penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini terdapat berbagai kesulitan dan kendala yang ditemui, namun
berkat bantuan dari berbagai sumber sehingga penulis memperoleh kemudahan
dan dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Pada kesempatan ini penulis
dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Fikmawati Refu, SST sebagai Pembimbing I dan La Ode Muhlisi,
A.Kep., M.Kes sebagai Pembimbing II sekaligus ketua Yayasan Pendidikan
Sowite Akademi Kebidanan Paramata Raha yang secara bersam-sama telah
memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis.
Dan tak lupa juga penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan
Paramata Raha sekaligus Penguji I yang tidak henti-hentinya memberikan
masukan dan saran sampai Karya Tulis ini selesai.
6. 2. Dosen dan staf di lingkungan Akademi Kebidanan Paramata Raha yang telah
banyak membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis
selama berada dibangku kuliah.
3. L.M. Haerun, KM, S.Kep selaku kepala Puskesmas Wapunto dan Bidan
Masria, SST selaku kepala ruangan Poli KIA/KB Puskesmas Wapunto atas
izin penelitian yang diberikan kepada penulis.
4. Ayahanda tercinta La Ode Desa (Esra) dan Ibunda tercinta Usnawati yang
telah merawat, membesarkan serta mendidik penulis dan memberikan doa
restunya selama penulis menempuh pendidikan di Akbid Paramata Raha dan
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Kakak-kakaku, dan kemenakanku tersayang (Usran Esra, Yusran Esra, dan
La Ode Muhammad Ar Rahim) serta keluarga besarku yang selalu
memberikan bantuan dan perhatian selama penulis menempuh pendidikan.
6. Sahabat-sahabatku (Arun Apriliani Natasya Rafiudin, Arsita Anggraeni,
Dahlia, Hazriani, Kyky Rezky Amalia, Mudmainnah Aksan, Sartika Dewi,
Sitti Khudzaiffah Yasin dan Wa Ode Harlin) serta seluruh rekan-rekan
seperjuangan di Akademi Kebidanan Paramata Raha angkatan ke-5 tahun
2013, khususnya kelas III B.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca.
7. Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak, dan terima kasih atas jasa yang diberikan kepada penulis semoga mendapat
rahmat dan pahala dari Allah Yang Maha Esa.
Raha, Juli 2016
Penulis
8. DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................................... i
Lembar Persetujuan ............................................................................................... ii
Lembar Pengesahan .............................................................................................. iii
Riwayat Hidup ...................................................................................................... iv
Kata Pengantar ...................................................................................................... v
Daftar Isi ............................................................................................................. viii
Daftar Tabel ........................................................................................................... x
Daftar Lampiran .................................................................................................... xi
Intisari .................................................................................................................. xii
BAB I Pendahuluan ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
BAB II Tinjauan Pustaka .................................................................................... 7
A. Telaah Pustaka ..................................................................................... 7
1. Keluarga Berencana ...................................................................... 7
2. Kontrasepsi .................................................................................. 10
3. Kontrasepsi Suntik ...................................................................... 11
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Dalam Mengambil
Keputusan Memilih Kontrasepsi ................................................. 20
B. Landasan Teori .................................................................................. 22
1. Pengetahuan ................................................................................ 22
2. Pengalaman ................................................................................. 24
3. Dukungan Suami ......................................................................... 25
4. Keterjangkauan Pelayanan .......................................................... 26
C. Kerangka Konsep .............................................................................. 27
D. Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 27
9. BAB III Metode Penelitian ................................................................................ 29
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................ 29
B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 29
C. Subyek Penelitian .............................................................................. 29
D. Identivikasi Variabel Penelitian ........................................................ 30
E. Variabel dan Defenisi Operasional ................................................... 30
F. Instrumen Penelitian .......................................................................... 31
G. Pengolahan dan Analisis Data ........................................................... 31
H. Jalannya Penelitian ............................................................................ 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 34
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 34
B. Pembahasan ....................................................................................... 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 45
A. Kesimpulan ........................................................................................ 45
B. Saran .................................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 47
Lampiran-lampiran
10. DAFTAR TABEL
Tabel 1. Defenisi Operasional .................................................................... 30
Tabel 2. Distribusi Akseptor KB Suntik Berdasarkan
Pengetahuan Ibu di Desa Lagasa Kecamatan
Duruka Periode Januari s.d Juli Tahun 2016 ............................... 38
Tabel 3. Distribusi Akseptor KB Suntik Berdasarkan
Pengalaman Ibu di Desa Lagasa Kecamatan
Duruka Periode Januari s.d Juli Tahun 2016 ............................... 38
Tabel 4. Distribusi Akseptor KB Suntik Berdasarkan
Dukungan Suami di Desa Lagasa Kecamatan
Duruka Periode Januari s.d Juli Tahun 2016 ............................... 39
Tabel 5. Distribusi Akseptor KB Suntik Berdasarkan
Keterjangkauan Pelayanan di Desa Lagasa
Kecamatan Duruka Periode Januari s.d Juli
Tahun 2016 ................................................................................... 39
11. DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
Lampiran 2. Master Tabel Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penyebab Tingginya Akseptor KB Suntik di Desa Lagasa
Kecamatan Duruka kabupaten Muna Periode Januari s.d Juli Tahun
2016.
Lampiran 3. Pernyataan
Lampiran 4. Surat Permohonan Izin penelitian.
Lampiran 5. Surat Bukti Penelitian.
12. INTISARI
Isran Esra (2013.IB.0072) “Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penyebab Tingginya Akseptor KB Suntik di Desa Lagasa Kecamatan
Duruka Kabupaten Muna Periode Januari s.d Juli Tahun 2016, dibawah
bimbingan Fikmawati Refu dan La Ode Muhlisi.
Latar Belakang : Keluarga Berencana merupakan program pemerintah untuk
mengendalikan populasi penduduk Indonesia. Kontrasepsi adalah pencegahan
kehamilan atau pencegahan konsepsi. Dari hasil survey awal di Puskesmas
Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna pengguna akseptor KB aktif suntik
peride Januari s.d Juli tahun 2016 sebanyak 525 orang.
Metode Penelitian : Menggunakan deskriptif dan cara pengambilan sampel
dengan cara rondom sampling dengan besar sampel adalah 74 orang, penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Juli di Desa Lagasa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna
periode Januari s.d Juli tahun 2016, data yang diambil adalah data primer.
Hasil : Penyebab tingginya akseptor KB suntik dari 74 responden di Desa Lagasa
berdasarkan pengetahuan ibu menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik
berjumlah 25 orang (33,39%), pengetahuan yang cukup berjumlah 47 orang
(63,51%), dan pengetahuan yang kurang berjumlah 2 orang (2,70%). Dari segi
pengalaman atas kemauan sendiri berjumlah 56 orang (75,68%), ajakan petugas
(bidan/PLKB) berjumlah 9 orang (12,16%), dan ajakan keluarga berjumlah 9
orang (12,16%). Dari segi dukungan suami yang mendukung berjumlah 74 orang
(100%), dan tidak mendukung berjumlah 0 orang (0%). Sedangkan dari segi
keterjangkauan pelayanan yang mudah diperoleh berjumlah 29 orang (39,19%),
praktis berjumlah 28 orang (37,84%), dan murah berjumlah 17 orang (22,97%).
Kesimpulan : Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab tingginya
akseptor KB suntik berdasarkan tingkat pengetahuan ibu yaitu cukup sebesar
(63,51%), berdasarkan pengalaman ibu yaitu atas kemauan sendiri sebesar
(75,68%), berdasarkan dukungan suami yaitu sebesar (100%) suami mendukung
isteri dalam memilih alat kontrasepsi, berdasarkan keterjangkauan pelayanan yaitu
mudah diperoleh sebesar (39,19%).
Kata Kunci : Akseptor, KB Suntik.
Daftar Pustaka : 18 Literatur.
13. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gerakan Keluarga Berencana (KB) di Indonesia telah menjadi contoh
bagaimana negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia dapat
mengendalikan dan menerima gerakan keluarga berencana sebagai salah satu
bentuk pembangunan keluarga yang lebih dapat dikendalikan untuk mencapai
kesejahteraan. Keluarga adalah unit kecil kehidupan bangsa, yang sangat
diharapkan dapat mengatur, mengendalikan masalah politik, ekonomi, sosial,
budaya, ketahanan dan keamanan keluaraga yang secara berantai menuju yang
lebih besar dan berskala nasional. Gambaran umum tentang keluarga yang dapat
diterima masyarakat berpedoman Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS) dan keluarga mempunyai fungsi sosial (Manuaba, 2009).
Menurut World Health Organization (WHO) penggunaan kontrasepsi
telah meningkat diberbagai dunia, terutama di Asia dan Amerika Latin dan
terendah di Sub-Sahara Afrika. Secara global, pengguna kontrasepsi modern telah
meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun 1990 menjadi 57,4% pada tahun
2014. Secara regional, proporsi pasangan usia subur 15-49 tahun melaporkan
penggunaan metode kontrasepsi modern telah meningkat minimal 6 tahun
terakhir. Di Afrika dari 23,6% menjadi 27,6%, di Asia telah meningkat dari
60,9% menjadi 61,6%, sedangkan Amerika Latin dan Karibia naik sedikit dari
66,7% menjadi 67,0%. Diperkirakan 225 juta perempuan di negara-negara
berkembang ingin menunda atau menghentikan kesuburan tetapi tidak
14. menggunakan metode kontrasepsi apapun dengan alasan terbatas pilihan metode
kontrasepsi dan pengalaman efek samping. Kebutuhan yang belum terpenuhi
untuk kontrasepsi masih terlalu tinggi. Ketidakadilan didorong oleh pertumbuhan
populasi (WHO, 2014).
Cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif di Indonesia pada tahun
2014 dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 47.019.002. Peserta
KB aktif sebanyak 35.202.908 meliputi IUD sebanyak 3.896.081 (11,0%), MOW
sebanyak 1.238.749 (3,52%), MOP sebanyak 241.642 (0,69%), implan sebanyak
3.680.816 (10,46%), kondom sebanyak 1.110.341 (3,15%), suntik sebanyak
16,734.917 (47,54%), dan pil sebanyak 8.300.362 (29,58%) (Depkes RI, 2014).
Sedangkan hasil survei peserta KB aktif di Indonesia tahun 2015 menunjukkan
kontrasepsi suntik masih menjadi pilihan utama pada Pasangan Usia Subur (PUS)
dengan presentase KB suntik sebanyak (53,80%), disusul oleh kontrasepsi pil
(28,30%), implant (21,99%), IUD (6,79%), MOW (5,59%), kondom (3,69%), dan
MOP (0,49%). Berdasarkan hasil survei peserta KB aktif di Indonesia tahun 2015
dan cakupan peserta KB baru dan aktif di Indonesia pada tahun 2014 tidak jauh
berbeda dengan data yang diperoleh dari data Depkes RI (BKKBN, 2015).
Saat ini penduduk Indonesia berjumlah kurang lebih 228 juta jiwa. Dengan
pertumbuhan penduduk 1,64% dan Total Fertility Rate (TFR) 2,6. Dari segi
kuantitas jumlah penduduk Indonesia cukup besar tetapi segi kualitas melalui
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kondisi Indonesia sangat memprihatinkan
karena dari 117 negara, Indonesia diposisi 108. Tingginya laju pertumbuhan yang
15. tidak diiringi peningkatan kualitas ini terus dilakukan upaya penanganan yaitu
dengan program Keluarga Berencana (KB) (Eny Retna Ambarwati, 2011).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi
Tenggara dengan laju pertumbuhan penduduk pada periode 2010-2015 rata-rata
sebesar 2,18%, sedangkan antara tahun 2015-2020 turun sebesar 1,97 % pertahun.
Untuk PUS adalah sebanyak 431,255 jiwa dari akseptor aktif tercatat sebanyak
324.069 peserta yang menggunakan alat kontrasepsi suntik sebanyak (38,87%),
pil sebanyak (35,61%), implan sebanyak (14,02%), kondom sebanyak (5,91%),
IUD sebanyak (2,89%), MOW sebanyak (2,16%), MOP sebanyak (0,50%) (BPS
Sulawesi Tenggara, 2010-2015).
Hasil pencapaian KB aktif tahun 2015 untuk jumlah PUS diwilayah kerja
Kabupaten Muna adalah sebanyak 29.999 jiwa, yang menjadi peserta KB aktif
tercatat sebanyak 17,087 peserta dengan rincian masing-masing permetode
kontrasepsi, pil sebanyak 7,916 (46,32%), suntik sebanyak 6.559 (38,38%),
implan sebanyak 1.174 (6,87%), kondom sebanyak 748 (4,47%), IUD sebanyak
421 (2,46%), MOW sebanyak 157 (0,91%), MOP sebanyak 112 (0,65%)
(BKKBN Kabupaten Muna, 2015).
Di Kecamatan Duruka tahun 2015 jumlah PUS sebanyak 1.792 dan jumlah
akseptor KB aktif sebanyak 433 orang, dengan pengguna alat kontrasepsi IUD
sebanyak 0 (0%), implan sebanyak 0 (0%), suntik sebanyak 273 (63,04%), pil
sebanyak 160 (36,95%), kondom sebanyak 0 (0%), MOW sebanyak (0%), MOP
sebanyak 0 (0%). Sedangkan rincian perdesa untuk presentase pengguna KB
suntik, yaitu Kelurahan Palangga sebanyak 42 (15,38%), Wapunto sebanyak 40
16. (14,65%), Desa Banggai sebanyak 35 (12,82%), Desa Lasunapa sebanyak 31
(11,35%), Desa Ghonsume sebanyak 31 (11,35%), Desa Lagasa sebanyak 55
(20,14%), dan Desa Ghonebhalano sebanyak 39 (14,28%) (Puskesmas Wapunto
2015).
Di Kecamatan Duruka periode Januari s.d Juli tahun 2016 jumlah akseptor
KB aktif sebanyak 812 orang, dengan pengguna alat kontrasepsi IUD sebanyak 0
(0%), implan sebanyak 0 (0%), suntik sebanyak 525 (64,65%), pil sebanyak 286
(35,22%), kondom sebanyak 0 (0%), MOW sebanyak (0%), MOP sebanyak 0
(0%). Sedangkan rincian perdesa untuk presentase pengguna KB suntik, yaitu
Kelurahan Palangga sebanyak 66 (12,57%), Kelurahan Wapunto sebanyak 83
(15,80%), Desa Banggai sebanyak 91 (17,33%), Desa Lasunapa sebanyak 61
(11,61%), Desa Ghonsume sebanyak 69 (13,14%), Desa Lagasa sebanyak 92
(17,52%), dan Desa Ghonebhalano sebanyak 63 (12%) (Puskesmas Wapunto
2016).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dan data pengambilan
awal di Puskesmas Wapunto, desa yang banyak menggunakan KB suntik adalah
Desa Lagasa sebanyak 92 akseptor KB suntik. Berdasrkan uaraian tersebut maka
penulis tertarik untuk meneliti dan menggambarkan lebih jauh penyebab tingginya
akseptor KB suntik di Desa Lagasa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna periode
Januari s.d Juli tahun 2016.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian ini yaitu bagaimanakah gambaran faktor-faktor
17. yang mempengaruhi penyebab tingginya akseptor KB suntik di Desa Lagasa
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna periode Januari s.d Juli tahun 2016.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab
tingginya akseptor KB suntik di Desa Lagasa Kecamatan Duruka Kabupaten
Muna periode Januari s.d Juli tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan pengetahuan ibu sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi penyebab tingginya aksepor KB suntik di Desa Lagasa
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna periode Januari s.d Juli tahun 2016.
b. Menggambarkan pengalaman ibu sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi penyebab tingginya aksepor KB suntik di Desa Lagasa
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna periode Januari s.d Juli tahun 2016.
c. Menggambarkan dukungan suami sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi penyebab tingginya aksepor KB suntik di Desa Lagasa
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna periode Januari s.d Juli tahun 2016.
d. Menggambarkan keterjangkauan pelayanan sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi penyebab tingginya aksepor KB suntik di Desa Lagasa
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna periode Januari s.d Juli tahun 2016.
18. D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dalam
memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan kepustakaan sekaligus.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Profesi
Diharapkan dapat memberi informasi bagi masyarakat khususnya bagi
peserta akseptor KB suntik yang ada di wilayah Puskesmas Wapunto agar
lebih berdaya guna dalam upaya meningkatkan cakupan keluarga
berencana.
b. Manfaat Bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasnah ilmu
pengetahuan tentang kontrasepsi suntik bagi Akademi Kebidanan
Paramata Raha.
c. Manfaat Ilmiah
Sebagai bahan pustaka dan informasi bagi peneliti berikutnya yang
berkaitan dengan keluarga berencana.
d. Manfaat Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman berharga dan aplikasi ilmu untuk meningkatkan
wawasan dan pengetahuan dalam rangka penerapan ilmu yang telah
diterima selama proses perkuliahan.
19. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Keluarga Berencana
a. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga Berencana adalah bagian yang terpadu (integral) dalam
program pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan
kesejahteraan ekonomo, spiritual, dan sosial budaya penduduk Indonesia
agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi
nasional (Sri Handayani, 2010).
Keluarga Berencana merupakan program pemerintah untuk
mengendalikan populasi penduduk Indonesia. Keluarga Berencana (KB)
adalah istilah yang mungkin sudah lama dikenal. KB artinya mengatur
jumlah anak sesuai kehendak, dan menetukan sendiri kapan ingin hamil.
Bila memutuskan untuk tidak segera hamil sesudah menikah, juga bisa
ber-KB. Layanan KB diseluruh Indonesia sudah cukup mudah diperoleh
(Syafrudin, 2011).
Setiap orang/pasangan mempunyai akses ke informasi dan
pelayanan KB agar dapat merencanakan waktu yang tepat untuk
kehamilan, jarak kehamilan, dan jumlah anak. Dengan demikian
diharapkan tidak ada kehamilan yang tak diinginkan. Kehamilan yang
masuk dalam kategori “4 terlalu” (Saifuddin, 2009).
20. Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB yang sesuai
dengan standar dengan menghormati hak individu sehingga diharapkan
mampu meningkatkan derajat kesehatan dan manurunkan tingkat fertilitas
(kesuburan). Untuk mempertahankan dan meningkatkan cakupan peserta
KB perlu diupayakan pengelolaan program yang berhubungan dengan
peningkatan aspek kualitas, teknis dan aspek manajerial pelayanan KB.
Dari aspek kualitas perlu diterapkan pelayanan yang sesuai standar dan
variasi pilihan metode KB, sedangkan dari segi teknis perlu dilakukan
pelatihan klinis dan non-klinis secara berkesinambungan. Selanjutnya
aspek manajerial, pengelola program KB perlu melakukan revitalisasi
dalam segi analisis situasi program KB dan sistem pencatatan dan
pelaporan pelayanan KB (Eny Retna Ambarwati, 2011).
b. Tujuan Program Keluarga Berencana
Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi
program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang
kokoh bagi pelaksana program KB dimasa mendatang untuk mencapai
keluarga berkualitas tahun 2015.
Sedangkan tujuan program KB secara filosofis adalah :
1) Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.
2) Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang
bermutu dan meningktkan kesejahteraan keluarga.
21. c. Sasaran Program Keluarga Berencana
Sasaran program KB dibagi menjadi dua yaitu sasaran langsung
dan sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai.
Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan
untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi
secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah
pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat
kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam
rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera (Sri
Handayani, 2010).
d. Manfaat Keluarga Berencana
Menurut Syafrudin (2011) Keluarga Berencana memiliki manfaat
bagi masyarakat untuk melahirkan kelahiran yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval
diantara kelahiran, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan
dengan umur suami istri. Keluarga Berencana dapat mencegah munculnya
bahaya-bahaya akibat :
1) Kehamilan Terlalu Dini
Perempuan yang sudah hamil tatkala umurnya belum mencapai
17 tahun sangat terancam oleh kematian sewaktu persalinan, karena
tubuhnya belum sepenuhnya tumbuh, belum cukup matang dan siap
untuk dilewati oleh bayi. Lagipula, bayinyapun dihadang oleh risiko
kematian sebelum usianya mencapai 1 tahun.
22. 2) Kehamilan Terlalu Tua
Perempuan yang usianya sudah terlalu tua untuk mengandung
dan melahirkan terancam banyak bahaya. Khususnya bila ia
mempunyai problema-problema kesehatan lain, atau sudah terlalu
sering hamil dan melahirkan.
3) Kehamilan-kehamilan Terlalu Berdesakan Jaraknya
Kehamilan dan persalinan menuntut banyak energi dan
kekuatan tubuh perempuan. Kalau ia belum pulih dari satu persalinan
tapi sudah hamil lagi, tubuhnya tak sempat memulihkan kebugaran,
dan berbagai masalah bahkan juga bahaya kematian menghadang.
4) Terlalu Sering Hamil dan Melahirkan
Perempuan yang sudah punya lebih dari 4 anak dihadang
banyak kematian akibat pendarahan hebat dan macam-macam
kelainan lain, bila ia terus saja hamil dan bersalin lagi.
2. Kontrasepsi
a. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan atau pencegahan
konsepsi. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai cara dapat dilakukan,
antara lain penggunaan pil KB/kontrasepsi oral, suntikan atau
intravaginal, penggunaan alat dalam saluran reproduksi (kondom, alat
kontrasepsi dalam rahim/implan), operasi (tubektomi, vasektomi) atau
dengan obat topikal intravaginal yang bersifat spermisid (Syafrudin,
2011).
23. Kontrasepsi ialah usaha-uasaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat
permanen. Yang bersifat permanen dinamakan pada wanita tubektomi
dan pada pria vasektomi (Mochamad Anwar, 2011).
b. Macam-macam Kontrasepsi
Macam-macam metode kontrasepsi menurut Jan M. Kriebs (2010)
yaitu terdiri dari metode sederhana dan metode modern. Metode
sederhana terdiri dari tanpa menggunakan alat, yaitu KB alamiah dan
coitus interuptus, dan dengan menggunakan alat yaitu mekanis (barrier)
dan kimiawi. Sedangkan metode modern terdiri dari kontrasepsi
hormonal, Intra Uterine Davices, dan kontrasepsi mantap. Kontrasepsi
hormonal terdiri dari peroral yaitu pil oral kombinasi (POK), mini-pil,
dan morning-after pil, dan injeksi/suntikan, yaitu DMPA, NET-EN,
microheres, microcapcules, serta sub-kutis yaitu implan.
3. Kontrasepsi Suntik
a. Suntikan Kombinasi
1) Pengertian
Suntik kombinasi merupakan kontrasepsi suntik yang berisi hormon
sintesis estrogen dan progesteron.
2) Jenis
a) 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol valerat.
b) 50 mg noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat.
24. 3) Mekanisme Kerja
a) Menekan ovulasi.
b) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
c) Mempertebal mukus serviks (mencegah penetrasi sperma).
d) Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan
proses implantasi.
4) Keuntungan/Manfaat
a) Manfaat/Manfaat Kontrasepsi
(1) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
(2) Tidak memerlikan pemeriksaan dalam.
(3) Klien tidak perlu menyimpan obat.
(4) Risiko terhadap kesehatan kecil.
(5) Efek samping sangat kecil.
b) Keuntungan/Manfaat Non Kontrasepsi
(1) Mengurangi jumlah perdarahan sehingga mengurangi anemia.
(2) Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium.
(3) Dapat diberikan pada perempuan usia perimenopause.
(4) Mencegah kanker ovarium dan kanker endometrium.
(5) Melindungi klien dari penyakit radang panggul.
5) Kerugian
a) Perubahan pola haid, seperti haid tidak teratur, perdarahan bercak,
perdarahan selama 10 hari.
25. b) Awal pemakaian, seperti mual, pusing, nyeri payudara dan
keluhan ini akan menghilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
c) Ketergantungan klien pada pelayanan kesehatan. Klien harus
kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan.
d) Efektivitas turun jika interaksi dengan obat, misalnya epilepsi
(fenitoin, barbiturat) dan rifampisin.
e) Dapat terjadi efek samping yang serius, misalnya stroke, serangan
jantung, thrombosis paru.
6) Indikasi
a) Anemia.
b) Haid teratur.
c) Usia reproduksi.
d) Nyeri haid hebat.
e) Memberikan ASI > 6 bulan.
f) Riwayat kehamilan ektopik.
g) Pasca persalinan dan tidak menyusui.
7) Kontra Indikasi
a) Hamil atau diduga hamil.
b) Perdarahan pervaginam tidak jelas penyebabnya.
c) Perokok usia > 35 tahun.
d) Riwayat penyakit jantung atau tekanan darah tinggi (>180/100).
e) Riwayat thromboemboli atau DM > 20 tahun.
26. 8) Kapan Mulai Suntikan
a) Suntikan pertama diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid.
b) Bila suntikan pertama diberikan setelah 7 hari siklus haid, klien
tidak boleh melakukan hubungan seksual selam 7 hari atau
gunakan kontrasepsi lain.
c) Bila klien tidak haid maka pastikan tidak hamil, suntikan pertama
dapat diberikan setiap saat.
d) Pasca salin 6 bulan, menyusui dan belum haid maka harus
pastikan tidak hamil, suntikan dapat diberikan.
e) Pasca persalinan < 6 bulan, menyusui serta telah mendapat haid,
maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7.
9) Cara Penggunaan
a) Intra muskular, setiap bulan.
b) Diulang tiap 4 minggu.
c) 7 hari lebih awal, terjadi risiko gangguan perdarahan.
10)Perlu Perhatian Khusus
a) Tekanan darah tinggi < 180/100 dapat diberikan, tetapi perlu
pengawasan.
b) Kencing manis (DM), dapat diberikan jika tidak ada komplikasi
dan terjadi < 20 tahun.
c) Migrain, jika tidak ada kelainan neurologik dapat diberikan.
d) Gunakan rifampisin/obat epilepsi, pilih dosis etinil estradiol 50 mg
atau pilih kontrasepsi lain.
27. 11)Efek Samping dan Penanganannya
a) Amenorea
Singkirkan kehamilan jika hamil lakukan konseling. Bila tidak
hamil, sampaikan bahwa darah tidak terkumpul di rahim.
b) Mual/Pusing/Muntah
Pastikan tidak hamil. Informasikan hal tersebut bisa terjadi, jika
hamil lakukan konseling/rujuk.
c) Spotting
Jelaskan merupakan hal biasa tapi juga bisa berlanjut, jika
berlanjut maka anjurkan ganti cara.
12)Instruksi Untuk Klien
a) Harus kembali untuk suntik ulang tiap 4 minggu.
b) Tidak haid 2 bulan maka pastikan tidak hamil.
c) Harus menyampaikan obat lain yang sedang diminum.
b. Suntikan Progestin/Progestin-Only Injectable (PICs)
1) Pengertian
Suntik progestin merupakan kontrasepsi suntikan yang berisi
hormon progesteron. Depo-Provera merupakan jenis kontrasepsi
suntikan yang paling banyak digunakan di Inggris Raya. Kontrasepsi
ini sering disebut “Depo” (Gilly Andrews, 2010).
28. 2) Jenis
a) Depo Medroxyprogesterone Asetat, Depo-Provera (DMPA) : 150
mg depot-medroxyprogesterone acetate yang diberikan setiap 3
bulan.
b) Noristerat (NET-EN) : 200 mg norethindrone enanthate yang
diberikan setiap 2 bulan.
3) Mekanisme Kerja
a) Menekan ovulasi.
b) Lendir serviks menjadi kental dan sedikt, sehingga merupakan
barier terhadap spermatozoa.
c) Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk
implantasi dari ovum yang sudah dibuahi.
d) Mempengaruhi kecepatan transpor ovum didalam tuba fallopi.
4) Manfaat
a) Manfaat Kontraseptif
(1) Sangat efektif (0.3 kehamilan per 100 wanita selama tahun
pertama penggunaan).
(2) Cepat efektif (< 24 jam) jika dimulai pada hari ke-7 dari siklus
haid.
(3) Metode Jangka Waktu Menengah (Intermediate-term)
perlindungan untuk 2 atau 3 bulan per satu kali injeksi).
(4) Pemeriksaan panggul tidak diperlukan untuk memulai
pemakaian.
29. b) Manfaat Non Kontraseptif
(1) Mengurangi kehamilan ektopik.
(2) Bisa mengurangi nyeri haid.
(3) Bisa mengurangi perdarahan haid.
(4) Bisa memperbaiki anemia.
(5) Melindungi terhadap kanker endometrium.
5) Keterbatasan
a) Perubahan dalam pola perdarahan haid, perdarahan atau bercak tak
beraturan awal pada sebagian besar wanita.
b) Penambahan berat badan (± 2 kg) merupakan hal biasa.
c) Meskipun kehamilan tidak mungkin, namun jika terjadi lebih
besar kemungkinannya berupa ektopik dibanding pada wanita
bukan pemakai.
d) Pasokan ulang harus tersedia.
e) Harus kembali lagi untuk ulangan injeksi setiap 3 bulan (DMPA)
atau 2 bulan (NET-EN).
6) Indikasi
a) Wanita dari semua usia subur atau paritas yang :
(1) Menginginkan metoda yang efektif dan bisa dikembalikan lagi.
(2) Sedang dalam masa nifas dan tidak sedang menyusui.
(3) Sedang menyusui (6 minggu atau lebih masa nifas).
(4) Pasca aborsi.
(5) Perokok (dari semua umur, sebanyak apapun).
30. b) Wanita dari kelompok usia subur atau paritas manapun yang :
(1) Mengalami nyeri haid yang sedang hingga yang hebat.
(2) Makan obat untuk epilepsi atau tuberculosis.
(3) Mengalami tekanan darah tinggi atau masalah pembekuan
darah.
(4) Lebih menyukai untuk tidak atau tidak boleh menggunakan
strogen.
(5) Tidak bisa mengingat untuk makan pil setiap hari.
7) Kontra Indikasi
a) Sedang hamil (diketahui atau dicurigai).
b) Sedang mengalami perdarahan vaginal tanpa diketahui sebabnya
(jika adanya masalah serius dicurigai).
c) Mengalami kanker payudara.
8) Kondisi-kondisi yang Memerlukan Kehati-hatian
PICs tidak dianjurkan kecuali metoda lain tidak tersedia atau tidak
dapat diterima jika seorang wanita :
a) Sedang menyusui (< 6 minggu pasca persalinan).
b) Mengalami sakit kuning (hepatitis virus simptomatik atau
sirrhosis).
c) Menderita tekanan darah tinggi (180/110).
d) Menderita penyakit jantung iskhemik
e) Pernah mengalami stroke.
31. 9) Waktu Injeksi
a) Injeksi Awal
(1) Hari ke-1 sampai ke-7 dari siklus haid.
(2) Setiap saat selama siklus haid dimana anda merasa yakin
bahwa pasien tersebut tidak hamil.
(3) Postpartum :
(a) Segera jika tidak sedang menyusui.
(b) Setelah 6 bulan jika menggunakan LAM.
(c) Pasca aborsi, segera atau dalam waktu 7 hari.
b) Injeksi Ulang
(1) DMPA : Hingga 4 minggu lebih awal atau terlambat.
(2) NET-EN : Hingga 2 minggu lebih awal atau terlambat.
10) Efek Samping dan Penatalaksanaannya
a) Amenorrhea
(1) Yakinkan ibu bahwa hal itu adalah biasa, bukan merupakan
efek samping yang serius.
(2) Evaluasi untuk mengetahui apakah ada kehamilan, terutama
jika terjadi amenorrhea setelah masa siklus haid yang teratur.
(3) Jika tidak ditemui masalah, jangan berupaya untuk
merangsang perdarahan dengan kontrasepsi oral kombinasi.
b) Perdarahan Hebat atau Tidak Teratur
Spotting yang berkepanjangan (> 8 hari) atau prdarahan sedang :
(1) Periksa apakah ada masalah ginekologis (misalnya servisitis).
32. (2) Pengobatan jangka pendek :
(a) Kontrasepsi oral kombinasi (30-50 μg EE) selama 1 siklus.
(b) Ibuprofen (hingga 800 mg 3 kali sehari x 5 hari).
c) Pertambahan atau Kehilangan Berat Badan (Perubahan Nafsu
Makan)
Informasikan bahwa kenaikan atau penurunan BB sebanyak 1-2 kg
dapat saja terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan BB terlalu
mencolok. Bila BB berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan
metode kontrasepsi yang lain.
11) Instruksi Untuk Klien
a) Kembali ke klinik KB untuk injeksi ulang setiap 3 bulan sekali
(DMPA) atau 2setiap 2 bulan (NET-EN).
b) Perubahan dalam pola perdarahan ahid (amenorrhea) merupakan
hal biasa, terutama setelah 2 atau 3 kal injeksi.
c) Jika menggunakan DMPA, pemulihan kondisi kesuburan akan
tertunda untuk sementara, tetapi tidak mengurangi kesuburan
dalam jangka panjang.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu dalam Mengambil Keputusan Memilih
Metode Kontrasepsi
a. Faktor pasangan
1) Umur
2) Gaya hidup
3) Frekuensi senggama
33. 4) Jumlah keluarga yang diinginkan
5) Pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu
6) Sikap kewanitaan dan kepriaan
b. Faktor Kesehatan
1) Status kesehatan
2) Riwayat haid
3) Riwayat keluarga
4) Pemeriksaan fisik
5) Pemeriksaan panggul
c. Faktor Metode Kontrasepsi
1) Efektivitas
2) Efek samping
3) Biaya
Selain faktor-faktor tersebut masih banyak faktor lain yang
mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi seperti tingkat pendidikan,
pengetahuan, kesejahteraan keluarga, agama, keterjangkauan pelayanan dan
dukungan dari suami/istri. Faktor-faktor ini nantinya juga akan
mempengaruhi keberhasilan program KB. Hal ini dikarenakan setiap metode
atau alat kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas yang berbeda-beda
(Radita Kusumaningrum, 2009).
34. B. Landasan Teori
Dari faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam memilih metode
kontrasepsi, maka penulis mengambil empat faktor saja, yaitu tingkat
pengetahuan, pengalaman, dukungan suami dan keterjangkauan pelayanan.
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan (knowladge) adalah hasil tahu dari manusia, yang
sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa manusia, apa
alam dan sebagainya (Notoadmodjo, 2010).
b. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2010) ada beberapa cara memperoleh
pengetetahuan, yaitu :
1) Cara Coba Salah (Trial and Error)
Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalahdan apabila kemungkinan
tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila
kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan
kemungkinan yang ketiga, dan apabila kemungkinan yang ketiga
gagal dicoba kemungkinan yang keempat dan seterusnya, sampai
masalah tersebut dapat dipecahkan.
2) Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
disengaja oleh orang yang bersangkutan.
35. 3) Secara Kekuasan atau Otoritas
Pengetahuan diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan,
baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemerintah agama, maupun
ahli-ahli pengetahuan.
c. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang cukup dalam
domain kognitif mmpunyai 6 tingkatan, yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan ini
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya).
36. 4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih
didalam organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (Evalution)
Evaluasi ini dikaitkan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
d. Cara Pengukuran Tingkat Pengetahuan
Cara mengukur pengetahuan seseorang, menggunakan alat bantu
kuisioner dengan cara menilainya dan dikategorikan baik, cukup, dan
kurang. Pengetahuan dinyatakan baik bila 76-100% pertanyaan dijawab
benar, cukup bila 56-75% pertanyaan dijawab dengan benar, dan kurang
bila pertanyaan dijawab dengan benar < 56% (Sudijono, 2006).
2. Pengalaman
Menurut Dewa Ayu Nida Gustikawati (2014) mengatakan bahwa
pengalaman memiliki sifat yang sangat berharga bagi setiap individu serta
pengalaman dapat diberikan kepada siapa saja agar digunakan dan menjadi
acuan serta pembelajaran seseorang. Pengalaman akseptor KB dalam
memakai alat kontrasepsi merupakan hal yang tidak bisa diabaikan hanya
37. sebagai sesuatu yang biasa, karena sebagian besar dari keseluruhan akseptor
KB yang menggunakan alat kontrasepsi suntik menginginkan hal yang
terbaik dan tanpa ada efek samping dari pengguna alat kontrasepsi yang
mereka pergunakan, misalnya pada pemakaian KB suntik sangat praktis jika
dibanding kontrasepsi yang lain misalnya IUD (Intra Uterine Device) mereka
sangat takut menggunakannya karena harus dimasukkan pada lubang vagina
dan penggunaan mengganggu hubungan suami isteri, kontrasepsi oral pi
mereka takut lupa minum dan sering pusing, kontrasepsi susuk (implant)
penggunaannya dimasukkan dibawah kulit dan mereka sangat takut.
3. Dukungan Suami
Menurut BKKBN (2010) peran dan tanggung jawab suami dalam
kesehatan reproduksi khususnya pada keluarga berencana adalah sebagai
berikiut :
a) Peran Suami Sebagai Motivator
Dalam melaksanakan keluarga berencana, dukungan suami sangat
diperlukan. Seperti diketahui di Indonesia, keputusan suami dalam
mengizinkan isteri adalah pedoman penting bagi si isteri untuk
menggunakan alat kontrasepsi. Bila suami tidak mengizinkan atau
mendukung, hanya sedikit isteri yang berani untuk tetap memasang alat
kontrasepsi tersebut. Dukungan suami sangat berpengaruh besar dalam
pengambilan keputusan menggunakan atau tidak dan metode apa yang
akan dipakai.
38. b) Peran Suami Sebagai Edukator
Selain peran penting dalam mendukung mengambil keputusan,
peran suami dalam memeberikan informasi juga sangat berpengaruh bagi
isteri. Peran seperti ikut pada saat konsultasi pada tenaga kesehatan saat
isteri akan memakai alat kontrasepsi, mengingatkan isteri jadwal minum
obat atau jadwal untuk kontrol, mengingatkan isteri hal yang tidak boleh
dilakukan saat memakai alat kontrasepsi dan sebagainya akan sangat
berperan bagi isteri saat akan atau telah memakai alat kontrasepsi.
c) Peran Suami Sebagai Fasilitator
Peran lain suami adalah memfasilitasi (sebagai orang yang
menyediakan fasilitas), memberi semua kebutuhan isteri saat akan
memeriksakan masalah kesehatan reproduksinya. Hal ini dapat terlihat
saat suami menyediakan waktu untuk mendampingi isteri memasang alat
kontrasepsi, dan membantu isteri menentukan tempat pelayanan atau
tenaga kesehatan yang sesuai.
4. Keterjangkauan Pelayanan
Sarana dan prasarana adalah keterjangkauan tempat pelayanan
kesehatan dan tersedianya alat kontrasepsi. Faktor akses terhadap pelayanan
kesehatan sangat mempengaruhi pelayanan kesehatan. Mengenai akses
pelayanan, ada dua aspek utama yaitu ketersediaan dan keterjangkauan.
Ketersediaan adalah tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan dengan jumlah
dan kualitas yang memadai. Keterjangkauan pelayanan kesehatan mencakup
39. jarak, waktu, dan biaya. Perlu adanya jaminan bahwa pelayanan kesehatan
profesional dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
C. Kerangka Konsep
Berdasarkan dasar pemikiran yang telah diuraikan, maka dapat dibuat
kerangka konsep yang dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Kerangka konsep
Keterangan :
: Variabel Independent
: Variabel Dependent
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab
tingginya akseptor KB suntik berdasarkan pengetahuan ibu di Desa Lagasa
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna periode Januari s.d Juli tahun 2016 ?
Pengetahuan
Akseptor KB
Suntik
Pengalaman
Dukungan Suami
Keterjangkauan
Pelayanan
40. 2. Bagaimanakah gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab
tingginya akseptor KB suntik berdasarkan pengalaman ibu di Desa Lagasa
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna periode Januari s.d Juli tahun 2016 ?
3. Bagaimanakah gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab
tingginya akseptor KB suntik berdasarkan dukungan suami di Desa Lagasa
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna periode Januari s.d Juli tahun 2016 ?
4. Bagaimanakah gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab
tingginya akseptor KB suntik berdasarkan keterjangkauan pelayanan di Desa
Lagasa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna periode Januari s.d Juli tahun
2016 ?
41. BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu untuk
mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab tingginya
akseptor KB suntik di Desa Lagasa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna tahun
2016 periode Januari s.d Juli.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 05 Juli tahun 2016 di Desa Lagasa
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna.
C. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh jumlah akseptor aktif KB suntik di
Desa Lagasa tahun 2016 periode Januari s.d Juli dengan jumlah populasi
sebanyak 92 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB aktif suntik di
Desa Lagasa sebanyak 74 orang dengan tehnik pengambilan sampel secara
rondom sampling, berdasarkan rumus sebagai berikut :
n = ( )2
n = ( , )2
n =
92
1 + 92(0,0025)
42. n =
92
1 + 0,23
n =
55
1,23
n = 74
D. Identivikasi Variabel Penelitian
1. Variabel dependent adalah akseptor KB suntik.
2. Variabel independent adalah pengetahuan, pengalaman, dukungan suami, dan
keterjangkauan pelayanan.
E. Variabel dan Defenisi Operasional
Tabel 1. Variabel dan Defenisi Operasional
No Variabel
Defenisi
Operasional
Kriteria
Obyektif
Alat
Ukur
Skala
1.
Variabel
Dependent
KB suntik
Ibu Yang
menggunakan alat
kontrasepsi KB
suntik.
Nominal
1.
Variabel
Independent
Pengetahuan
Segala sesuatu
yang diketahui oleh
ibu dari hasil
pertanyaan yang
ada pada kuisioner.
a. Baik : 76-
100%
b. cukup : 56-
75%
c. kurang : <
56%.
Kuisioner Nominal
2. Pengalaman Pengalaman ibu
selama
menggunakan KB
suntik di masa lalu
setelah kelahiran
anak terakhir ibu.
a. Atas kemauan
sendiri
b. Ajakan
petugas (bidan
atau PLKB)
c. Ajakan
keluarga
Kuisioner Nominal
3. Dukungan
suami
Sikap suami
terhadap istri dalam
menggunakan KB
suntik.
a. Mendukung
b. Tidak
mendukung
Kuisioner Nominal
4. Keterjangkauan
pelayanan
Pelayanan yang
diberikan oleh
petugas kesehatan
a. Mudah
diperoleh
b. Praktis
c. Murah
Kuisioner Nominal
43. F. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah format berupa data
yaitu kuisioner yang berisi sejumlah pertanyaan berdasarkan pengetahuan,
pengalaman, dukungan suami dan keterjangkauan pelayanan.
G. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara meminta izin terlebih kepada
kepala Puskesmas Wapunto, kemudian melakukan pendekatan kepada calon
responden dan mengajukan lembar persetujuan kesediaan menjadi responden
penelitian, jika responden besedia maka calon responden diminta untuk
menandatangani lembar persetujuan menjadi responden penelitian. Setelah itu
memberikan lembar kuisioner kepada calon responden lalu memberikan
petunjuk cara pengisian kuisioner.
Kuisioner dikumpulkan setelah responden menjawab semua
pertanyaan dengan jawaban yang telah disediakan. Bila ada pertanyaan yang
belum diisi maka dikembalikan kepada responden untuk dilengkapi.
Data peserta KB aktif pada penelitian ini diperoleh dari Puskesmas
Wapunto yaitu data akseptor yang menggunakan KB suntik. Menurut Aris
Santjaka (2011) setelah data terkumpul dilakukan pengelolaan dengan tahap-
tahap sebagai berikut :
a. Penyuntingan/Editing
Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan antara lain kesesuaian jawaban,
kelengkapan, pengisian serta konsistensi jawaban responden.
44. b. Pengkodean/Coding
Memberikan kode pada jawaban responden. Jawaban responden tingkat
pengetahuan skor 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah.
c. Transfering
Memindahkan jawaban atau kode jawaban ke dalam master tabel.
d. Tabulasi/Tabulating
Setelah diberi nilai maka data distribusi untuk memudahkan dalam
analisis data. Mengelompokkan hasil kuisioner ke dalam tabel faktor-
faktor yang mempengaruhi tingginya akseptor KB suntik.
2. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan melihat presentase
data yang telah dikumpul dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan
tabulasi silang. Analisis data kemudian dilanjutkan dengan membahas hasil
penelitian dengan menggunakan teori dan kepustakaan yang ada. Selanjutnya
adalah apakah hasil scoring tersebut masuk dalam kategori pengetahuan,
pengalaman, dukungan suami, dan keterjangkauan pelayanan. Presentase
dapat diperoleh melalui perhitungan dengan rumus sebagai berikut :
P =
f
n
x K
Keterangan :
P : Angka presentase
n : Jumlah sampel yang diteliti
f : Frekuensi yang sedang diuji presentasenya
K : Konstanta (Notoadmodjo, 2008).
45. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis univariate yang menganalisis terhadap tiap variabel
dan hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribususi frekuensi dan
presentase dari tiap variabel (Notoadmodjo, 2010).
H. Jalannya Penelitian
Jalanya penelitian yang telah dilakukan dibagi dalam beberapa tahap, yaitu :
1. Tahap Persiapan
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan dan mengurus
surat izin penelitian di Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna dan melapor
pada Kepala Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten Muna sebelum melakukan
pengumpulan data di Desa Lagasa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna.
2. Tahap Pelaksanaan
Dengan membagikan lembar kuisioner berdasarkan pengetahuan ibu,
pengalaman, dukungan suami, dan keterjangkauan pelayanan pada ibu yang
menggunakan KB suntik di Desa Lagasa tahun 2016 periode Januari s.d Juli.
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Data yang dikumpulkan diolah, dianalisis, dan disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi.
4. Tahap Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Pada tahap ini disusun suatu laporan dari penelitian ini.
5. Tahap Konsultasi dan Perbaikan
Pada tahap ini dilakukan konsultasi dan perbaikan penulisan Karya Tulis
Ilmiah sekaligus meminta saran pembimbing dalam pembuatan Karya Tulis.
46. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran umum Lokasi Penelitian
a. Keadaan Geografis
Ditinjau dari segi geografis, Kecamatan Duruka adalah pemekaran
dari Kecamatan Katobu yang merupakan salah satu kecamatan dari 33
kecamatan yang terdapat di Kabupaten Muna. Kecamatan Duruka
berjarak ± 8 km dari kota Raha ibu kota Kabupaten Muna, dan Wapunto
sebagai ibu kota Kecamatan. Batasan Kecamatan Duruka, yaitu sebelah
Utara berbatasan dengan Kecamatan Katobu, sebelah Selatan berbatasan
dengan Kecamatan Lohia, sebelah Timur berbatasan dengan Selat Buton,
dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kontunaga.
Luas wilayah Kecamatan Duruka sebesar 11.52 km2
atau sekitar
0,24% dari luas daratan Kabupaten Muna. Secara administratif,
Kecamatan Duruka terdiri dari 2 kelurahan, yaitu Kelurahan Palangga dan
Kelurahan Wapunto, serta mempunyai 5 desa, yaitu Desa Banggai, Desa
Lasunapa, Desa Ghonsume, Desa Lagasa, dan Desa Ghonebhalano. Dari 2
kelurahan dan 7 desa yang ada, Desa Banggai adalah desa terluas dengan
luas 2,65 km2
(23%), sedangkan wilayah terkecil adalah Kelurahan
Palangga dan Desa Ghonebhalano masing-masing seluas 1,00 km2
(8,68%) dari luas Kecamatan Duruka.
47. Desa Lagasa memiliki luas areal 250 Ha. Dengan luas wilayah
tersebut dapat memberikan kemungkinan prospek bagi pembangunan
potensi-potensi yang dimiliki dalam rangka memacu pembangunan desa
baik dibidang politik, ekonomi, sosial budaya serta keamanan dan
ketertiban.
Desa Lagasa merupakan salah satu dari 2 kelurahan dan 5 desa
yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Wapunto. Kondisi geografis
atau bentang lahan Desa Lagasa merupakan daerah daratan. Untuk
mencapai Desa Lagasa dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan
roda dua dan empat. Jarak tempuh dari Desa Lagasa ke ibu kota
Kecamatan 1,3 km. Desa Lagasa memiliki batas wilayah sebagai berikut :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Raha I.
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Wapunto.
3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Palangga.
4) Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Buton.
b. Keadaan Demografi
Penduduk merupakan salah satu aset penting bagi suatu daerah.
Diperlukan kebijakan untuk membangun kualitas penduduk agar aset
tersebut dapat diperankan sebagaimana mestinya dalam mendukung
pembangunan. Penduduk juga merupakan salah satu pertimbangan dalam
merumuskan kebijakan bagi pemerintah.
Jumlah penduduk Kecamatan Duruka menurut data proyeksi
penduduk tahun 2015 tercatat 12.059 jiwa. Dari 12.059 penduduk
48. Kecamatan Duruka terdapat penduduk laki-laki sebanyak 6.027 jiwa dan
penduduk perempuan 6.032 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 3.644.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Balai Desa Lagasa pada
tahun 2015 diketahui bahwa Desa Lagasa memiliki jumlah penduduk
sebanyak 2.785 jiwa. Dari data tersebut dapat digolongkan berdasarkan
jenis kelamin yaitu laki-laki berjumlah 1.429 jiwa dan perempuan
berjumlah 1356 jiwa, jumlah KK sebanyak 741 dan jumlah rumah
sebanyak 576.
c. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang terletak di wilayah kerja Puskesmas Wapunto
meliputi :
1) Taman Kanak-kanak (TK) : 7 buah
2) Sekolah Dasar : 11 buah
3) SMP : 1 buah
4) SMA : 1 buah
d. Sarana Kesehatan
1) Gedung
Kantor Puskesmas Wapunto merupakan gedung permanen.
2) Sarana kesehatan lingkungan gedung kantor Puskesmas Wapunto :
a) WC leher angsa 2 buah.
b) Memiliki sarana pembuangan air limbah 2 buah.
c) TPS dengan metode membakar.
49. 3) Sarana kesehatan bersumber daya masyarakat :
a) Puskesmas pembantu 1 buah.
b) Posyandu 12 buah dengan jumlah kader 14 orang.
4) Sarana transportasi kantor Puskesmas Wapunto 1 buah.
5) Tenaga kesehatan :
Pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas Wapunto memiliki
tenaga kesehatan berbagai profesi seperti pelayanan medis yang terdiri
dari dokter umum sebanyak 2 orang, bidan sebanyak 6 orang, perawat
sebanyak 30 orang, non medis sebanyak 34 orang, jumlah tenaga PNS
sebanyak 41 orang, jumlah yang mengabdi sebanyak 58 orang yang
terdiri dari (bidan sebanyak 24 orang, perawat sebanyak 33 orang, dan
kesehatan lingkungan sebanyak 1 orang).
2. Distribusi Frekuensi Penyebab Tingginya Akseptor KB Suntik Berdasarkan
Pengetahuan Ibu, Pengalaman Ibu, Dukungan Suami, dan Keterjangkauan
Pelayanan
Berdasarkan penelitian tentang “Gambaran faktor-fakor yang
Mempengaruhi Penyebab Tingginya Akseptor KB Suntik di Desa Lagasa
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Periode Januari s.d Juli Tahun 2016”
dengan jumlah sampel sebanyak 74 akseptor maka didapatkan tabel distribusi
frekuensi hasil penelitian sebagai berikut :
50. a. Pengetahuan Ibu
Tabel 2. Distribusi Akseptor KB Suntik Berdasarkan Pengetahuan Ibu di
Desa Lagasa Kecamatan Duruka Periode Januari s.d Juli
Tahun 2016
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 25 33,79
Cukup 47 63,51
Kurang 2 2,70
Total 74 100%
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 2. menunjukkan bahwa dari 74 responden, ibu
yang memiliki pengetahuan yang baik berjumlah 25 orang (33,79%),
pengetahuan yang cukup berjumlah 47 orang (63,51% %), dan
pengetahuan yang kurang berjumlah 2 orang (2,70 %).
b. Pengalaman Ibu
Tabel 3. Distribusi Akseptor KB Suntik Berdasarkan Pengalaman Ibu di
Desa Lagasa Kecamatan Duruka Periode Januari s.d Juli
Tahun 2016
Pengalaman Frekuensi Persentase (%)
Kemauan sendiri 56 75,68
Ajakan petugas 9 12,16
Ajakan keluarga 9 12,16
Total 74 100%
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 3. menunjukkan bahwa dari 74 responden, ibu
yang memiliki pengalaman atas kemauan sendiri berjumlah 56 orang
(75,68%), ajakan petugas berjumlah 9 orang (12,16%), dan ajakan
keluarga berjumlah 9 orang (12,16%).
51. c. Dukungan Suami
Tabel 4. Distribusi Akseptor KB Suntik Berdasarkan Dukungan Suami di
Desa Lagasa Kecamatan Duruka Periode Januari s.d Juli
Tahun 2016
Dukungan Suami Frekuensi Persentase (%)
Mendukung 74 100
Tidak Mendukung 0 0
Total 74 100%
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4. menunjukkan bahwa dari 74 responden,
suami yang mendukung berjumlah 74 orang (100%), dan suami yang
tidak mendukung berjumlah 0 orang (0%).
d. Keterjangkauan Pelayanan
Tabel 5. Distribusi Akseptor KB Suntik Berdasarkan Keterjangkauan
Pelayanan di Desa Lagasa Kecamatan Duruka Periode
Januari s.d Juli Tahun 2016
Keterjangkauan Pelayanan Frekuensi Persentase (%)
Mudah diperoleh 29 39,19
Praktis 28 37,84
Murah 17 22,97
Total 74 100%
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 5. menunjukkan bahwa dari 74 responden,
keterjangkauan pelayananan yang mudah diperoleh berjumlah 29 orang
(39,19%), praktis berjumlah 28 orang (37,84%), dan murah berjumlah 17
orang (22,97%).
52. B. Pembahasan
Pada pembahasan ini peneliti ingin menguraikan hasil penelitian yang
dilakukan di Desa Lagasa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna periode Januari
s.d Juli tahun 2016 mengenai “Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penyebab Tingginya Akseptor KB Suntik di Desa Lagasa Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna Periode Januari s.d Juli Tahun 2016” dengan teori-teori yang
peneliti uraikan dalam tinjauan teori. Adapun jumlah sampel adalah 74 akseptor.
Variabel yang diteliti oleh peneliti terbatas yaitu meliputi pengetahuan ibu,
pengalaman, dukungan suami, dan keterjangkauan pelayanan. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh
langsung dari responden.
Peneliti akan membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
penyebab tingginya akseptor KB suntik di Desa Lagasa Kecamatan duruka
Kabupaten Muna periode Januari s.d Juli tahun 2016 untuk mendapatkan
presentase tingginya akseptor KB suntik. Adapun pembahasannya adalah sebagai
berikut :
1. Pengetahuan Ibu
Pengetahuan ialah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
terjadi mlalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga.
53. Cara mengukur pengetahuan seseorang, menggunakan alat bantu
kuisioner dengan cara menilainya dan dikategorikan baik, cukup, dan kurang.
Pengetahuan dinyatakan baik bila 76-100% pertanyaan dijawab benar, cukup
bila 56-75% pertanyaan dijawab dengan benar, dan kurang bila pertanyaan
dijawab dengan benar < 56%.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 2. Dari 74 akseptor KB suntik
didapatkan jumlah tingginya akseptor KB suntik ditinjau dari pengetahuan
ibu dengan kategori baik berjumlah sebanyak 25 orang (33,79%),
pengetahuan yang cukup berjumlah 47 orang (63,51% %), dan pengetahuan
yang kurang berjumlah 2 orang (2,70 %). Penelitian yang dilakukan oleh Ria
Mustikawati menyatakan bahwa tingginya akseptor KB suntik ditinjau dari
pengetahuan ibu dengan kategori baik berjumlah 4 orang (12%), cukup
berjumlah 22 (65%), dan kurang berjumlah 8 (23%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ria
Mustikawati dimana pada penelitian ini menyatakan bahwa sebagian besar
pengetahuan responden mengenai penyebab tingginya akseptor KB suntik
adalah cukup yaitu sebanyak 47 responden (63,51%). Kebanyakan responden
hanya mampu menjawab 56-75% dari seluruh item kuisioner. Responden
kurang aktif dalam mencari sumber informasi yang biasa didapatkan dari
media internet, media cetak, maupun media elektronik serta kurang aktif
dalam mengikuti berbagai penyuluhan.
54. 2. Pengalaman Ibu
Menurut Dewa Ayu Nida Gustikawati (2014) mengatakan bahwa
pengalaman memiliki sifat yang sangat berharga bagi setiap individu serta
pengalaman dapat diberikan kepada siapa saja agar digunakan dan menjadi
acuan serta pembelajaran seseorang. Pengalaman akseptor KB dalam
memakai alat kontrasepsi merupakan hal yang tidak bisa diabaikan hanya
sebagai sesuatu yang biasa, karena sebagian besar dari keseluruhan akseptor
KB yang menggunakan alat kontrasepsi suntik menginginkan hal yang
terbaik dan tanpa ada efek samping dari pengguna alat kontrasepsi yang
mereka pergunakan.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3. Dari 74 akseptor KB suntik
didapatkan jumlah tingginya akseptor KB suntik ditinjau dari pengalaman ibu
atas kemauan sendiri berjumlah 56 orang (75,68%), ajakan petugas
(bidan/PLKB) berjumlah 9 orang (12,16%), dan ajakan keluarga berjumlah 9
orang (12,16%).
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Maskanah
yang menyatakan bahwa penggunaan kontrasepsi ditenaga keshatan tidak
mempengaruhi ibu untuk tetap aktif menggunakan alat kontrasepsi. Mereka
yang menganggap bahwa pelayanannya baik akan cenderung periksa
ketempat yang sama sedangkan mereka yang menganggap pelayanannya
kurang baik tidak akan melepaskan dari penggunaan kontrasepsi tetapi hanya
pindah ketempat pelayanan lain untuk mendapatkan kontrasepsi.
55. 3. Dukungan Suami
Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami terhadap istri,
suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan secara
psikologis baik berupa motivasi, perhatian dan penerimaan. Dukungan suami
merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4. Dari 74 akseptor KB suntik
didapatkan jumlah tingginya akseptor KB suntik ditinjau dari dukungan
suami yang mendukung berjumlah 74 orang (100%), dan suami yang tidak
mendukung berjumlah 0 orang (0%). Penelitian yang dilakukan Rahajeng
Putriningrum menyatakan bahwa tingginya akseptor KB suntik ditinjau dari
dukungan suami yang mendukung berjumlah 34 orang (100%), dan suami
yang tidak mendukung berjumlah 0 orang (0%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rahajeng Putriningrum dimana pada penelitian ini menyatakan bahwa 100%
responden sebelum menentukan kontrasepsi dibicarakan dengan suami dan
atas izin suami. Dalam memilih alat kontrasepsi tidak lepas dari adanya
komitmen bersama dengan suami. Hal ini membuktikan bahwa peran suami
mempunyai andil yang besar dalam ibu memilih alat kontrasepsi suntik.
4. Keterjangkauan Pelayanan
Sarana dan prasarana adalah keterjangkauan tempat pelayanan
kesehatan dan tersedianya alat kontrasepsi. Faktor akses terhadap pelayanan
kesehatan sangat mempengaruhi pelayanan kesehatan. Mengenai akses
56. pelayanan, ada dua aspek utama yaitu ketersediaan dan keterjangkauan.
Keterjangkauan pelayanan kesehatan mencakup jarak, waktu, dan biaya.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5. Dari 74 akseptor KB suntik
didapatkan jumlah tingginya akseptor KB suntik ditinjau dari keterjangkauan
pelayanan yang mudah diperoleh berjumlah 29 orang (39,19%), praktis
berjumlah 28 orang (37,84%), dan murah berjumlah 17 orang (22,97%).
Penelitian yang dilakukan Indryani menyatakan bahwa tingginya akseptor KB
suntik ditinjau dari keterjangkauan pelayanan yang mudah diperoleh
berjumlah 61 (58,1%) dan sulit untuk mendapatkan pelayanan berjumlah 44
(41,9%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Indryani dimana pada penelitian ini menyatakan bahwa 29 (39,19%)
responden memiliki aksebilitas ke Puskesmas atau BPS mudah. Hasil dalam
penelitian ini mengasumsikan bahwa semakin mudah aksebilitas dalam
mencapai pelayanan kesehatan, maka semakin tinggi pula tingkat utilisasi
terhadap pelayanan disuatu pelayanan kesehatan. Aksebilitas merupakan
salah satu faktor memungkinkan utilisasi pelayanan kesehatan.
57. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tentang “Gambaran Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penyebab Tingginya Akseptor KB Suntik di Desa Lagasa
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Periode Januari s.d Juli Tahun 2016”
dengan jumlah sampel 74 responden akseptor KB suntik maka dapat disimpulkan:
1. Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab tingginya akseptor
KB suntik berdasarkan tingkat pengetahuan ibu yaitu cukup sebesar
(63,51%).
2. Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab tingginya akseptor
KB suntik berdasarkan pengalaman ibu yaitu atas kemauan sendiri sebesar
(75,68%).
3. Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab tingginya akseptor
KB suntik berdasarkan dukungan suami yaitu sebesar (100%) suami
mendukung isteri dalam memilih alat kontrasepsi.
4. Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab tingginya akseptor
KB suntik berdasarkan keterjangkauan pelayanan yaitu mudah diperoleh
sebesar (39,19%).
B. Saran
Dari hasil penelitian gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi
penyebab tingginya akseptor KB suntik di Desa Lagasa Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna periode Januari s.d Juli tahun 2016, maka penulis menyarankan:
58. 1. Bagi Puskesmas Wapunto, sebagai sumber informasi dan sebagai masukan
agar dapat meningkatkan kembali penyuluhan kepada ibu mengenai alat
kontrasepsi.
2. Bagi Tenaga Kesehatan, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
alat kontrasepsi, dan diharapkan mampu menjalankan tugasnya untuk terus-
menerus untuk melakukan penyuluhan secara berkala dan bekelanjutan
kepada pasangan suami isteri untuk tertarik dan tetap menggunakan alat
kontrasepsi.
3. Bagi Responden, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang KB
melalui berbagai macam media informasi, khususnya tentang KB suntik agar
pengetahuan responden pengguna KB suntik dapat berkembang, sehingga
pengetahuan responden tentang KB suntik yang kurang dan cukup dapat
meningkat menjadi baik.
59. DAFTAR PUSTAKA
Andrews, Gilly. (2010). Edisi 2 Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta
: EGC.
Ambarwati, Retna, Eny & Rismintari, Sriati, Y. (2011). Asuhan Kebidanan
Komunitas. Yogyakarta : Nuha Medika.
Anwar, Mochamad. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
BKKBN. (2015). Alat Kontrasepsi dan Keluarga Berencana. Jakarta : BKKBN.
BPS Provinsi Sulawesi Tenggara. (2015). Sulawesi Tenggara Dalam Angka.
Sulawesi Tenggara.
Chandranita, A. I, Fajar, G.B.I, & Manuaba, G.B.I. (2009). Memahami Kesehatan
Reproduksi Wanita Edisi 2. Jakarta : EGC.
Handayani, Sri. (2010). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta :
Pustaka Rihama.
Indryani. (2013). Anlisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Utilisasi
Pelayanan persalinan Oleh pasien Antenatal Care di rumah Sakit Puri
Cinere Tahun 2013. Diakses tanggal 20 September 2016.
Kriebs, M, Jan. (2010). Buku Saku Asuhan Kebidanan Varney Edisi 2. Jakarta :
EGC.
Maskanah. (2009). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Drop Out
Alat Kontrasepsi Suntik di Desa Mororejo Kecamatan Kaliwungu
Kabupaten Kendal. Diakses tanggal 20 September 2016.
Mustikawati, Ria (2013). Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor KB suntik
Tentang Efek Samping Pemakaian KB Suntik Depoprovera di BPM
Yuliana Banaran Sragen. Diakses tanggal 20 September 2016.
Notoadmodjo. (2011). Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Suntik 3 Bulan. Diakses
tanggal 11 Juli 2016.
Putriningrum, Rahajeng. (2010). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu dalam
Pemelihan Kontrasepsi KB Suntik di BPS Ruvina Surakarta. Diakses
tanggal 20 September 2016.
Saifuddin, Bari, Abdul. (2009). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : JNPKKR-POGI dan Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
60. Santjaka, Aris. (2011). Statistik Untuk Penelitian Kesehatan. Jakarta : Nuha
Medika.
Syafrudin, Damayani, Diah Ayi, & Delmaifanis. (2011). Himpunan Penyuluhan
Kesehatan Pada Remaja, Keluarga, Lansia, dan Masyarakat. Jakarta :
CV. Trans Info Media.
WHO & Depkes RI. (2014). Jurnal Faktor-faktor PUS dalam memilih kontrasepsi
Sunik. Diakses tanggal 10 Juli 2016.
Wiknjosastro, H. (2009). Ilmu Kandungan. Jakarta : Bina Pustaka.
61. LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian
berjudul “Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingginya Akseptor KB
Suntik di Desa Lagasa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Periode Januari s.d
Juli Tahun 2016” yang dilakukan oleh :
Nama : Isran Esra
Nim : 2013. IB. 0072
Sesuai dengan proposal penelitian maka saya akan memberikan jawaban
yang sebenar-benarnya atas pertanyaan yang diberikan dan tidak akan menuntut
terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi dalam penelitian ini.
Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk
digunakan semestinya.
Raha, Juli 2016
Responden
(....................)
62. KUISIONER PENELITIAN
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB
TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTIK DI DESA LAGASA
KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA
PERIODE JANUARI S.D JULI TAHUN 2016
IDENTITAS RESPONDEN
Kode :
Nama :
Alamat :
Pengalaman dan inisiatif : (Atas kemauan sendiri, ajakan dari petugas
(bidan/PLKB), dan ajakan keluarga)
Dukungan suami : (Mendukung, tidak mendukung)
Keterjangkauan pelayanan : (Mudah diperoleh, praktis, dan murah)
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PENGETAHUAN
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar sesuai dengan yang ibu
ketahui.
1. Yang dimaksud dengan KB suntik adalah alat kontrasepsi yang disuntikkan
ke bokong.
a. Benar b. Salah
2. Tujuan dari KB suntik adalah untuk menunda kehamilan dan gampang
dihentikan.
a. Benar b. Salah
3. Manfaat KB suntik yaitu efek samping kecil dan mudah dihentikan.
a. Benar b. Salah
4. KB suntik terdiri dua macam yaitu KB suntik 1 bulan dan 3 bulan.
a. Benar b. Salah
5. Yang dimaksud dengan KB suntik sebulan adalah suatu jenis KB yang
menggunakan satu hormon.
a. Benar b. Salah
63. 6. Salah satu manfaat KB suntik sebulan adalah tidak berpengaruh pada
hubungan suami isteri.
a. Benar b. Salah
7. Kerugian dari KB suntik sebulan adalah perubahan pola haid, seperti haid
yang tidak teratur, perdarahan bercak selama 10 hari.
a. Benar b. Salah
8. Yang boleh menggunakan KB suntik sebulan adalah ibu yang anemia dan
haid teratur.
a. Benar b. Salah
9. Yang tidak boleh menggunakan KB suntik sebulan adalah ibu hamil atau ibu
yang diduga hamil.
a. Benar b. Salah
10. Efek samping dari KB suntik sebulan adalah haid yang tidak teratur, mual /
pusing / muntah, dan perdarahan bercak.
a. Benar b. Salah
11. Yang dimaksud dengan KB suntik 3 bulan adalah suatu jenis KB yang
menggunakan dua hormon.
a. Benar b. Salah
12. Yang boleh menggunakan KB suntik 3 bulan adalah ibu yang menginginkan
metode yang efektif dan bisa dikembalikan lagi.
a. Benar b. Salah
13. Yang tidak boleh menggunakan KB suntik 3 bulan adalah ibu yang sedang
hamil dan ibu yang mengalami kanker payudara.
a. Benar b. Salah
14. Efek samping dari KB suntik 3 bulan adalah haid yang tidak teratur,
perdarahan yang hebat, dan pertambahan atau penurunan berat badan.
a. Benar b. Salah
15. Kunjungan ulang untuk KB suntik 1 bulan dan 3 bulan adalah setiap 4
minggu dan 12 minggu.
a. Benar b. Salah
64. MASTER TABEL
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEBAB TINGGINYA AKSEPTOR KB SUNTIK
DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA
PERIODE JANUARI S.D JULI TAHUN 2016
No. Nama
(Inisial)
Pengetahuan Pengalaman Dukungan Suami Keterjangkauan Pelayanan
Baik Cukup Kurang Kemauan
Sendiri
Ajakan
Petugas
Ajakan
Keluarga
Mendukung Tidak
Mendukung
Mudah
Diperoleh
Praktis Murah
1. Ny. S √ √ √ √
2. Ny. H √ √ √ √
3. Ny. W √ √ √ √
4. Ny. I √ √ √ √
5. Ny. Y √ √ √ √
6. Ny. L √ √ √ √
7. Ny. H √ √ √ √
8. Ny. D √ √ √ √
9. Ny. W √ √ √ √
10. Ny. H √ √ √ √
11. Ny. L √ √ √ √
12. Ny. R √ √ √ √
13. Ny. D √ √ √ √
14. Ny. K √ √ √ √
15. Ny. A √ √ √ √
16. Ny. K √ √ √ √
17. Ny. J √ √ √ √
18. Ny. I √ √ √ √
65. 19. Ny. H √ √ √ √
20. Ny. A √ √ √ √
21. Ny. A √ √ √ √
22. Ny. M √ √ √ √
23. Ny. F √ √ √ √
24. Ny. U √ √ √ √
25 Ny. O √ √ √ √
26. Ny. S √ √ √ √
27. Ny. A √ √ √ √
28. Ny. N √ √ √ √
29. Ny. Y √ √ √ √
30. Ny. K √ √ √ √
31. Ny. L √ √ √ √
32. Ny. R √ √ √ √
33. Ny. T √ √ √ √
34. Ny. T √ √ √ √
35. Ny. S √ √ √ √
36. Ny. H √ √ √ √
37. Ny. E √ √ √ √
38. Ny. J √ √ √ √
39. Ny. A √ √ √ √
40. Ny. P √ √ √ √
41. Ny. W √ √ √ √
42. Ny. R √ √ √ √
43. Ny. N √ √ √ √
44. Ny. N √ √ √ √
45. Ny. H √ √ √ √
66. 46. Ny. J √ √ √ √
47. Ny. A √ √ √ √
48. Ny. Y √ √ √ √
49. Ny. M √ √ √ √
50. Ny. D √ √ √ √
51. Ny. A √ √ √ √
52. Ny. C √ √ √ √
53. Ny. F √ √ √ √
54. Ny. N √ √ √ √
55. Ny. E √ √ √ √
56. Ny. N √ √ √ √
57. Ny. O √ √ √ √
58. Ny. N √ √ √ √
59. Ny. N √ √ √ √
60. Ny. O √ √ √ √
61. Ny. D √ √ √ √
62. Ny. P √ √ √ √
63. Ny. S √ √ √ √
64. Ny. H √ √ √ √
65. Ny. T √ √ √ √
66. Ny. M √ √ √ √
67. Ny. R √ √ √ √
68. Ny. B √ √ √ √
69. Ny. W √ √ √ √
70. Ny. H √ √ √ √
71. Ny. U √ √ √ √
72. Ny. H √ √ √ √
67. 73. Ny. V √ √ √ √
74. Ny. N √ √ √ √
Total 25 47 2 56 9 9 74 0 29 28 17
68. PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu
perguruan tinggi, disepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah dan ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Raha, Juli 2016
ISRAN ESRA