BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
Kel. 5 Audit_Kewajiban Hukum.pptx
1. Kewajiban
Hukum
Elmiyati L. M. 200221100162
Naila Tsawaba 200221100163
Afifah Yuliyanti 200221100164
Siti Aisyah 200221100165
Auditing and Assurance Services, Arens, Alvin A. et al,
16th edition chapter 5
3. Lingkungan Hukum yang Berubah
Menurut common law, para profesional audit
bertanggung jawab untuk memenuhi apa yang telah
dinyatakan dalam kontrak dengan klien
Apabila auditor gagal memberikan jasa atau tidak
cermat dalam pelaksanaannya, mereka secara
hukum bertanggung jawab kepada klien atas
kelalaian dan/atau pelanggaran kontrak, dan dalam
situasi tertentu, kepada pihak selain klien mereka
4. Auditor umumnya berutang tugas “kehati-hatian” kepada pihak ketiga yang merupakan
bagian dari kelompok terbatas orang-orang “diperkirakan” kepercayaannya oleh auditor.
Selain kewajiban hukum umum, dalam hal ini auditor dapat dimintai pertanggungjawaban
kepada pihak ketiga berdasarkan undang-undang.
Undang-undang Securities Act 1933, Securities Exchange Act tahun 1934, dan
Sarbanes-Oxley Act berisi ketentuan yang menjadi dasar tindakan hukum terhadap
auditor.
5. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, auditor bahkan
telah dimintai pertanggungjawaban atas tindak pidana.
Hukuman pidana terhadap seorang auditor dapat terjadi
ketika penggugat membuktikan bahwa auditor bermaksud
untuk menipu atau merugikan orang lain.
6. Profesi melakukan berbagai upaya untuk membahas kewajiban hukum akuntan
publik, jumlah tuntutan dan besar ganti-rugi bagi para penuntut tetap tinggi,
termasuk tuntutan yang melibatkan pihak ketiga menurut common law maupun
UU sekuritas federal. Faktor-faktor berikut merupakan penyebab utamanya:
Kesadaran para pemakai laporan keuangan yang semakin meningkat akan
tanggung jawab akuntan publik
Kesadaran yang meningkat dipihak Securities & Exchange Comission (SEC)
mengenai tanggung jawabnya melindungi kepentingan para investor
Kerumitan fungsi-fungsi auditing dan akuntansi yang disebabkan oleh
meningkatnya ukuran bisnis, globalisasi bisnis, dan kerumitan operasi bisnis
serta transaksi keuangan
7. Kecenderungan masyarakat untuk menerima tuntutan dari pihak yang dirugikan
terhadap siapa saja yang dapat memberikan kompensasi tanpa melihat siapa
yang salah
Resesi global dan masa ekonomi yang sulit mengakibatkan kegagalan bisnis,
yang memicu stakeholder atau pemangku kepentingan menuntut restitusi dari
pihak lain, termasuk auditor eksternal
Keputusan pengadilan menyangkut ganti rugi yang besar pada beberapa kasus
melawan akuntan publik telah mendorong para pengacara untuk memberikan
pelayanan hukum atas dasar fee kontinjen.
Banyak akuntan publik lebih memilih menyelesaikan masalah hukum diluar
pengadilan untuk menghindari biaya pengadilan yang mahal dan publisitas yang
merugikan
Kesulitan yang dihadapi hakim dan juri dalam memahami serta
menginterpretasikan masalah teknis akuntansi dan auditing
9. Kegagalan Bisnis, Kesalahan Audit dan Risiko Audit
Kegagalan Bisnis → terjadi ketika usaha tersebut tidak dapat mengembalikan
pinjaman atau tidak dapat memenuhi harapan para pemegang saham karena
keadaan ekonomi atau keadaan usaha tersebut.
Kesalahan Audit → terjadi ketika auditor mengeluarkan pendapat audit yang
salah karena tidak memenuhi syarat yang tercantum pada General Accepted
Auditing Standard (GAAS).
Risiko Audit → memperlihatkan risiko yg dihadapi auditor yg menyatakan
bahwa laporan keuangan tersebut sudah benar sehingga pendapat auditor yg
tidak bermutu sudah diterbitkan, tetapi pada kenyataannya laporan tsb
ternyata tidak benar dan tingkat materialitasnya tinggi.
10. Konsep Hukum yang Menyebabkan
“Kewajiban”
Konsep kehati-hatian
(Prudent person
concept)
Kurangnya hak
komunikasi istimewa
(Lack of privileged
communication)
Kewajiban atas
tindakan orang lain
Auditor bukan penjamin
laporan keuangan
Perusahaan (perjanjian
tertulis)
Tidak
merahasiakan
informasi pada
pengadilan
Partner
bertanggung jawab
atas tindakan
orang
kepercayaannya
11. Empat Sumber Kewajiban Hukum
Kewajiban
terhadap klien
01 02
03 04
Kewajiban terhadap
pihak ketiga menurut
common law
Kewajiban perdata
menurut Hukum
Sekuritas Federal
Kewajiban kriminal
12. Kewajiban terhadap Klien
Tanggung jawab auditor kepada klien dengan adanya klaim:
Kesalahan menyelesaikan kontrak karena tidak sesuai dg tanggal yang
disepakati
Pembatalan proses audit yg tidak bertanggungjawab
Kegagalan menemukan kecurangan (pencurian aset perusahaan)
Melanggar syarat audit yang kerahasiaannya harus dijaga
Pembelaan auditor terhadap klien
Tidak adanya kewajiban melaksanakan jasa pelayanan
Tidak ada kelalaian dalam pelaksanaan kerja
Kelalaian kontribusi
Ketiadaan hubungan timbal balik
13. Kewajiban thd Pihak Ketiga menurut
Common Law
Sebuah KAP mungkin berkewajiban kepada pihak jika terjadi pada pihak
penggugat karena mengandalkan laporan keuangan yang menyesatkan.
Pembelaan auditor terhadap tuntutan pihak ketiga:
Tidak adanya kelalaian dlm penyelesaian pekerjaan (lebih disukai)
Kelalaian kontribusi (tidak berlaku)
Ketiadaan hubungan timbal balik (tidak adanya hubungan antara pemakai
laporan dengan laporan keuangan)
Keterbatasan tugas
14. Kewajiban Perdata menurut Hk.
Sekuritas Federal
Securities Act tahun 1933 (Hukum sekuritas)
Securities Exchange Act of 1934 (Perubahan Hukum Sekuritas – tahun 1934)
Pasal 10b-5 dari Securities Exchange Act of 1934
Auditor Defenses – 1934 Act (Pembelaan Auditor – 1934)
Sanksi SEC
Racketeer Influenced and Corrupt Organization Act
Foreign Corrupt Practices Act tahun 1977
15. Kewajiban Kriminal
→ Cara terakhir para Akuntan Publik dianggap bertanggungjawab
→ Memaksa praktisi untuk sangat peduli dan menggunakan itikad baik
dalam kegiatannya.
Mengesahkan lap. keuangan yang berisi pengungkapan yg tidak
memadai
Menipu orang lain dengan sadar
Terlibat dalam laporan keuangan yang palsu
16. Ketentuan hukum yang menimbulkan
kewajiban para akuntan publik
Kelalaian dan penipuan
(negligence and fraud):
Kelalaian biasa (ordinary
negligence) – kurang sungguh -
sungguh kurang profesional
Kelalaian kotor (gross
negligence) – kurang
teliti/ceroboh
Penipuan konstruktif
(constructive fraud) –
kelalaian luar biasa/ektrim
walaupun bukan untuk tujuan
menipu
Kesalahan karena kelalaian (tort
action for negligence/Fraud) –
kegagalan salah satu pihak untuk
memenuhi kewajiban, shg
merugikan pihak lain
17. Ketentuan hukum yang menimbulkan
kewajiban para akuntan publik
Hukum kontrak
(Contract Law):
Pelanggaran kontrak (Breach of
Contract) – kegagalan KAP
menyampaikan SPT klien pada tanggal yang
telah ditetapkan dalam kontrak
Kepentingan pihak ke tiga (Third-
party beneficiary) – pinjaman cukup
besar, bank mensyaratkan untuk dilakukan
audit atas penggunaannya
18. Ketentuan hukum yang menimbulkan
kewajiban para akuntan publik
Syarat-syarat Lain:
Hukum adat
(Common Law)
Kewajiban bersama dan
beberapa kewajiban (Joint
and several Liability)
Hukum berdasarkan UU
(Statutory Law)
Kewajiban yang terpisah
dan proposional (Separate
and proportionate Liability)
19. Tanggapan Profesi terhadap
Kewajiban Hukum
Cara mengurangi risiko terkena sanksi hukum:
Mencari perlindungan dalam proses pengadilan
Meningkatkan kerja audit sehingga memenuhi permintaan pemakai
dengan lebih baik
Mendidik pemakai tentang batas audit
20. Melindungi setiap Akuntan Publik thd
Kewajiban Hukum
Langkah untuk meringankan kewajibannya:
Hanya berurusan dg klien yang memiliki integritas
Mempekerjakan staf yang kompeten dan melatih serta mengawasi
mereka dengan pantas
Mengikuti standar profesi
Mempertahankan independensi
Memahami usaha klien
Melaksanakan audit yang bermutu