Tugas ini membahas tentang kewajiban hukum auditor dan upaya mengurangi risiko hukum. Ada 3 konsep hukum yang mempengaruhi tanggung jawab auditor yaitu prudent person, liability for others' acts, dan lack of privileged communication. Kesalahan auditor dibagi menjadi 4 kategori. Auditor harus berupaya mengurangi risiko hukum dengan cara memahami hukum, meningkatkan kualitas audit, serta mendokumentasi dan menyimpan dokumen dengan benar.
1. Tugas Mandiri Program Vokasi UI
Pengantar Audit dan Asuransi Program Studi Akuntansi
Nama : Dinda Ramadhani Aprila
NPM : 2106648722
Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Razikun, CPA
Kewajiban Hukum Audit
Kewajiban hukum atau legal liability seorang auditor yang profesional memiliki artian
bahwa praktisi professional harus bertanggung jawab atas kelalaian atau kesalahan yang terjadi
pada saat bekerja. Kelalaian-kelalaian yang terjadi dapat mengakibatkan kegagalan bisnis,
kegagalan proses audit, kegagalan transaksi bisnis, hingga kegagalan yang dapat dituntut dalam
jalur hukum.
Konsep Hukum
Dalam buku Auditing & Assurance Service – An Integrated Approach Fifteenth Edition,
konsep hukum yang mempengaruhi tanggung jawab dibagi menjadi tiga konsep yaitu The Prudent
Person, Liability for the Act of Others, Lack of Privileged Communication.
Konsep hukum The Prudent Person adalah konsep hukum yang berarti bahwa seseorang
harus melaksanakan keahlian dan kewaspadaannya secara memadai dalam melaksanakan
kewajibannya terhadap orang lain. Dalam konsep ini, dijelaskan bahwa auditor diharapkan dapat
melaksanakan audit dengan kemahiran, keahlian, dan kecermatan yang dimiliki secara maksimal
tetapi bukan berarti menjadi penjamin maupun penerbit laporan keuangan.
Liability for the Act of Others memiliki arti bahwa para partner KAP memiliki tanggung
jawab atas pekerjaan bawahan atau KAP lain yang mengerjakan sebagian pekerjaan audit. Konsep
ini menjelaskan bahwa seorang auditor berkewajiban untuk bertanggung jawab atas tindakan orang
lain.
Lack of Privileged Communication adalah konsep dimana seorang auditor memiliki
keterbatasan dalam hak komunikasi istimewa. Hak komunikasi istimewa tersebut adalah dimana
seorang akuntan publik tidak mempunyai hak untuk menahan informasi apabila diminta oleh
pengadilan, dengan menyatakan informasi tersebut rahasia.
2. Tugas Mandiri Program Vokasi UI
Pengantar Audit dan Asuransi Program Studi Akuntansi
Kategori Kesalahan
Konsep-konsep tersebut menjelaskan bahwa seorang audit profesional dan memiliki
kewajiban hukum tidak menjamin hilangnya potensi atau peluang kesalahan dan kegagalan
seorang auditor. Kesalahan-kesalahan auditor dapat dikategorikan menjadi empat, seperti:
• Kelalaian biasa atau Ordinary Niglegence merupakan ketiadaan kepedulian (reasonable
care) dari seseorang yang diharapkan pada saat mengalami situasi tertentu.
• Kelalaian besar atau Gross Niglegence yaitu tidak adanya sedikitpun kepedulian (lack of
event slight care dari seseorang yang diharapkan.
• Kecurangan konstruktif atau Constructive fraud yaitu adanya kecerobohan yang luar biasa,
walaupun tidak memiliki maksud untuk menipu atau merugikan. Hal ini terjadi apabila
auditor mengetahui audit yang memadai belum tuntas, tetapi tetap mengeluarkan opini,
meskipun tidak ada maksud menipu pengguna laporan keuangan
• Kecurangan atau Fraud merupakan ditemukannya misstatement yang diketahui dan
disengaja untuk menipu.
Upaya Mengurangi Resiko Hukum
Seorang auditor profesional juga harus semaksimal mungkin dalam mengurangi resiko
resiko hukum yang menjadi beban profesi. Baik dengan cara mencari perlindungan dari litigasi
yang kurang pantas, memahami hukum yang berlaku atau memiliki relasi dengan orang yang dapat
dipercaya dan mengerti hukum, selalu meningkatkan kemampuan audit sehingga dapat memenuhi
semua kebutuhan klien, dan memberi edukasi kepada klien tentang batasan-batasan dalam audit.
Resiko hukum yang turut menjadi beban serta tanggung jawab auditor menghadirkan
ketetapan standar dan peraturan dalam profesi ini menjadi acuan bagaimana auditor perlu
berperilaku dalam usaha mengurangi resiko hukum seperti berikut:
• Hanya berurusan dengan klien yang berintregritas tinggi, artinya bukan hanya praktisi yang
wajib memiliki integritas yang tinggi. Klien pun memiliki posisi yang sama dimana klien
diharapkan memiliki integritas yang baik.
• Memahami latar belakang bisnis klien, pentingnya hal ini adalah auditor paham akan
proses dan langkah apa selanjutnya yang akan diambil dan menjadi keputusan terbaik bagi
bisnis klien.
• Meningkatkan kualitas audit, seorang auditor harus memiliki kompetensi yang tinggi agar
mampu memenuhi segala kebutuhan klien.
• Mendokumentasi dan menyimpan dokumen audit dengan benar, hal ini menjadi salah satu
kunci penting dalam menghindari resiko hukum apabila terjadinya kerusakan, kehilangan,
bahkan kebocoran suatu dokumen.
• Menerapkan prinsip skeptis, dalam hal ini auditor wajib bersikap skeptis agar konflik-
konflik yang timbul karena sikap bias tidak terjadi.
Setelah menyelami tulisan ini, saya berharap pembaca dapat menambah pengetahuannya
mengenai kewajiban hukum audit. Semoga informasi yang telah dituangkan pada tulisan ini
berguna bagi seluruh pembaca. Terima kasih!