2. Financial Statement Fraud
Kecurangan (fraud) merupakan penipuan yang disengaja dilakukan yang
menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut
dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan.
Kecurangan laporan keuangan didefinisikan sebagai satu hal yang
disengaja, salah saji atau penghilangan fakta-fakta material, atau data
akuntansi yang menyesatkan dan, bila dianggap dengan semua informasi
yang telah dibuat, akan menyebabkan pembaca mengubah penilaian atau
keputusannya.
3. MASALAH LAPORAN
KEUANGAN
Laporan keuangan merupakan instrumen
perusahaan yang sangat penting dan salah satu
media penyampaian informasi dan bentuk
pertanggungjawaban kinerja perusahaan kepada
publik.
Sayangnya laporan keuangan sering disalahsajikan
secara sengaja oleh suatu organisasi bisnis. Salah saji
dalam laporan keuangan bisa jadi karena adanya
tindakan manipulasi, pemalsuan dan melakukan
perubahan laporan akuntansi.
4. Kategori Kecurangan
1. Berdasarkan pencatatan Kecurangan berupa pencurian aset dapat
dikelompokkan kedalam tiga kategori :
a. Pencurian aset yang tampak secara terbuka pada buku
b. Pencurian aset yang tampak pada buku, namun tersembunyi diantara
catatan akuntansi yang valid
c. Pencurian aset yang tidak tampak pada buku, dan tidak akan dapat
dideteksi melalui pengujian transaksi akuntansi “yang dibukukan”
2. Berdasarkan frekuensi Pengklasifikasian kecurangan dapat dilakukan
berdasarkan frekuensi terjadinya:
a. Tidak berulang (non-repeating fraud)
b. Berulang (repeating fraud).
5. 3. Berdasarkan konspirasi
Kecurangan dapat diklasifikasikan sebagai: terjadi
konspirasi atau kolusi, tidak terdapat konspirasi, dan
terdapat konspirasi parsial. Pada umumnya kecurangan
terjadi karena adanya konspirasi, baik bona fide maupun
pseudo. Dalam bona fide conspiracy, semua pihak sadar
akan adanya kecurangan; sedangkan dalam pseudo
conspiracy, ada pihak-pihak yang tidak mengetahui
terjadinya kecurangan.
4. Berdasarkan Keunikan
Kecurangan khusus (specialized fraud)
Kecurangan umum (garden varieties of fraud)
6. Contoh – contoh kecurangan laporan
keuangan akhir-akhir ini
Salah saji laporan keuangan atau pengolahan pembukuan – “cooking the
books”
Pemberian pinjaman secara tidak tepat kepada para eksekutif dan corporate
looting
Skandal perdagangan yang melibatkan orang dalam perusahaan
Mengistimewakan penawaran saham perdana
Tunjangan pensiun yang berlebihan kepada CEO
Kompensasi yang berlebihan kepada eksekutif
Kecurangan dalam skala besar yang dilakukan oleh pegawai
7. Terdapat 3 hal yang mendorong
terjadinya kecurangan (TRI ANGLE
FRAUD), yaitu:
8. Menurunnya etis dan nilai – nilai moral merupakan
dampak buruk terjadinya “Fraud Triangle”. Perilaku tersebut,
pada akhirnya akan berkembang menjadi sikap yang lebih
buruk apabila terjadi secara terus menerus tanpa adanya
penanganan yang dibutuhkan. “Perfect Fraud Storm”
merupakan istilah yang digunakan untuk menjelasan
fenomena ini.
9. 9 faktor yang muncul secara bersamaan
yang membentuk “perfect Fraud Storm”
1. Ledakan Ekonomi
2. Kemerosotan Nilai – nilai Moral
3. Kesalahan Alokasi Insentif
4. Tingginya ekspektasi analisis
5. Tingginya Tingkat Utang
6. Fokus Pada Aturan Daripada Prinsip Akuntansi
7. Kurangnya Independensi Auditor
8. Keserakahan
9. Kegagalan Pendidik
10. Sifat Dasar Kecurangan Laporan Keuangan
Kecurangan laporan keuangan mengandung unsur penipuan dan
upaya penyembunyian secara disengaja oleh pelaku. Hal tersebut
dapat berupa melalui dokumentasi fiktif atau pemalsuan dokumen.
Kecurangan laporan keuangan dapat disembunyikan dengan cara
kolusi yang dilakukan oleh manajemen, pegawai, atau pihak ketiga.
Setiap kecurangan memiliki indikator – indikator tersendiri. Namun,
indikator tersebut juga tidak dapat dengan langsung dikatakan bahwa
hal tersebut telah terjadi kecurangan karena bisa saja hilangnya suatu
dokumen dikarenakan benar – benar kesalahan yang tidak disengaja.
Indikator kecurangan tidak dapat dengan mudah digunakan
sebagai alat untuk mendeteksi terjadinya kecurangan. Hal ini
dikarenakan indikator kecurangan sangat bervariatif yang dimana
apabila terdapat beberapa faktor yang muncul
11. Motivasi Kecurangan Laporan Keuangan
Motivasi penyajian laporan keuangan yang curang cukup beragam, salah
satunya untuk memberikan dukungan agar harga saham tetap tinggi atau untuk
dukungan penawaran obligasi dan saham.
Terkadang, manajer divisi melaporkan hasil kinerja keuangan yang lebih saji
dari divisi yang dipimpinnya dengan tujuan untuk memenuhi ekspektasi
perushaan. Tekanan yang didapat oleh pihak manajemen juga menjadi salah
satu motivasi atas kecurangan laporan keuangan
12. Kerangka Kerja Untuk Mendeteksi
Kecurangan Laporan Keuangan
Seorang auditor dalam mendeteksi terjadinya kecurangan didasarkan pada
teori permainan (game theory). Teori permainan mencoba untukk memprediksi
perilaku yang didasarkan pada individual yang memiliki kecenderungan
terhadap motivasi dan kepercayaan individu tersebut mengenai bagaimana
kemungkinan perilaku pihak lainnya
Tingkatan dalam penalaran strategik pengaturan audit
1. Zero – order reasoning
2. First – order reasoning
3. Higher – order reasoning
13. 4 kelompok kecurangan eksposur
yang disebut kotak eksposur
kecurangan (Fraud exposure
rectangle).
14. Manajemen dan Dewan Direksi
Pada umumnya kecurangan laporan keuangan dilakukan oleh individu
dengan pangkat tertinggi. Hal ini menunjuk pada dewan direksi dan
manajemen. Manajemen dan dewan direksi harus diinvestigasi untuk
mendeteksi terjadinya kecurangan laporan keuangan.
Ada 3 aspek manajemen yang harus diinvestigasi:
Latar beakang manajemen
Motivasi manajemen
Pengaruh manajemen dalam membuat keputusan untuk organisasi
15. Hubungan dengan Pihak–Pihak Lainnya
Kecurangan laporan keuangan biasanya dilakukan dengan
bantuan dari pihak ataupun organisasi lain, baik secara rill
maupun yang fiktif. Walaupun hubungan dengan semua pihak
harus diuji untuk menentukan apakah hubungan tersebut
memberikan peluang atau eksposur kecurangan bagi
manajemen, hubungan yang terkait dengan organisasi lain, dan
regulator harus selalu dipertimbangkan dengan hati – hati.
Selain itu hubungan dengan intuisi keuangan dan
pemegang obligasi juga penting dipertimbangkan karena
hubungan tersebut memberikan indikasi sejauh mana
pengaruhnya bagi keberlangsungan perusahaan.
16. Organisasi dan Industri
Kecurangan laporan keuangan terkadang ditutupi dengan
penciptaan struktur organisasi yang memudahkan penyembunyian
kecurangan. Banyak jenis dan kasus yang timbul akibat kecurangan
laporan keuangan. Sifat yang melekat pada suatu organisasi juga
dapat menunjukkan adanya ekposur kecurangan seperti struktur
organisasi yang terlalu kompleks, organisasi yang tidak memiliki
departemen audit internal, dewan direksi tanpa adanya individu dari
pihak luar atau hanya pihak luar yang menduduki jabatan susunan
anggota dewan pada komite audit, dan masih banyak lagi.
Investigator harus memahami dan mengetahui siapa pemilik
perusahaan tersebut karena terkadang pemilik yang diam dan
tersembunyi menggunakan perusahaan tersebut untuk tindakan
ilegal.
17. Hubungan dengan lembaga keuangan
Hubungan kerja sama dengan bidang real estat seperti yang disebutkan
sebelumnya, melibatkan sebuah perusahaan Wisconsin yang melakukan
pinjaman yang tidak sah dari bank yang berlokasi pada negara bagian lain
yang tidak memiliki tujuan bisnis.
Bank tersebut digunakan karena CEO dari perusahaan klien memiliki
hubungan dengan presiden direktur tersebut, yang kemudian memalsukan
konfirmasi audit yang dikirm oleh bank pada auditor. Pinjaman tersebut
akhirnya terungkap ketika auditor melakukan pencairan terkait hak gadai atas
properti yang dimiliki. Karena presiden direktur Bank tersebut menyangkal
adanya pinjaman tersebut, liabilitas dalam laporan posisi keuangan
dinyatakan kurang saji secara signifikan.
18. Hubungan dengan Organisasi dan Individu
yang Terkait
Pihak-pihak terkait, termasuk didalamnya organisasi dan individu terkait
seperti anggota keluarga, harus diperiksa karena pengaturan transaksi “tidak
wajar” dan sering kali merupakan transaksi yang tidak realistis dengan pihak-
pihak terkait sebagai salah satu cara termudah untuk melakukan kecurangan
laporan keuangan.
Hubungan-hubungan seperti ini sering kali diidentifikasi dengan menguji
transaki yang tidak biasa dan/atau transaksi dalam jumlah yang besar yang
sering terjadi pada waktu-waktu yang strategis (seperti pada akhir periode)
untuk membuat laporan keuangan terlihat lebih baik.
19. Hubungan dengan auditor
Hubungan antara perusahaan dengan auditornya penting untuk dianilisis dengan
beberapa alasan. Jika terjadi pergantian auditor, mungkin ada alasan yang baik
untuk mendorong terjadinya pergantian tersebut. KAP tidak akan begitu mudahnya
melepaskan klien dan menghentikan hubungan antara auditor dan auditee yang
sebagian besar disebabkan klien oleh kegagalan klien untuk melakukan
pembayaran, ketidaksepahaman yang terjadi antara auditor dengan auditee, dan
kecurigaan auditor mengenai adanya kecurangan atau masalah-masalah lainnya,
atau anggapan auditee bahwa fee audit yang dibebankan terlalu tinggi. Walaupun
sebagian dari alasan ini, seperti fee yang tinggi, mungkin tidak mengidintikasikan
adanya potensi terhadap masalah kecurangan, ketidaksepahaman yang terjadi di
antara auditor dengan auditee, ketidakmampuan untuk membayar fee audit, dan
dugaan terhadap berbagai masalah dapat menjadi alasan yang mendorong
terjadinya kasus kecurangan laporan keuangan.
20. Hubungan dengan pengacara
Hubungan dengan pengacara memiliki risiko yang lebih besar daripada
hubungan dengan auditor. Ketika auditor diharuskan untuk bersikap
independen dan diminta mengundurkan diri ketika mereka menduga bahwa
hasil keuangan tidaklah tepat, pengacara biasanya mendukung kliennya dan
sering kali mengikuti dan mendukung klien mereka hingga jelas terbukti
bahwa kecurangan benar-benar terjadi. Selain itu, pengacara biasanya
memiliki informasi mengenai kesulitan hukum klien, masalah regulasi, dan
berbagai hal penting lainnya. Sama halnya dengan klien yang
menguntungkan kecuali terjadi suatu kesalahan yang benar-benar serius. Oleh
karena itu, pergantian lembaga hukum tanpa sebab yang jelas patut menjadi
perhatian. Sayangnya tidak seperti pada pergantian auditor yang
mengharuskan perusahaan publik mengajukan formulir kertas kerja 8 kolom
(8-K), tidak ada syarat pelaporan sejenis untuk pergantian pengacara.
21. Hubungan dengan
Investor
Hubungan dengan investor penting karena kecurangan laporan keuangan
sering terdorong oleh adanya penawaran ekuitas pada investor.
Jika suatu organisasi merupakan organisasi yang dikelola untuk
kepentingan publik, kelompok investor atau analis investasi biasanya akan
mengikuti perusahaan dengan sangat dekat dan sering kali dapat
memberikan informasi atau indikasi bahwa ada sesuatu yang salah.
Contohnya, beberapa investor menjual saham perusahaan “dalam jangka
pendek (short)” yang berarti bahwa mereka meminjam sejumlah saham
dari para pialang dan menjual saham tersebut dengan harga hari ini
dengan tujuan untuk membayar kembali saham pinjaman yang mereka
jual pada saat waktu tertentu dimasa yang akan datang ketika saham
diperdagangkan pada harga yang lebih yang rendah.
22. Hubungan dengan badan regulasi
Anda juga perlu mengetahui apakah semua laporan tahunan, laporan
kuartalan, dan laporan lainnya diajukan secara berkala. Jika perusahaan berada
dalam industri yang terugulasi, seperti perbankan, anda perlu tahu bagaimana
hubungannya dengan badan regulasi seperti Federal Deposit Insurance
Corporation, Federal Reserve, dan Office of the Comptroller of the Currency.
23. Organisasi dan Industri
Kecurangan laporan keuangan terkadang ditutupi dengan penciptaan
struktur organisasi yang memudahkan penyembunyian kecurangan. Banyak
jenis dan kasus yang timbul akibat kecurangan laporan keuangan. Sifat yang
melekat pada suatu organisasi juga dapat menunjukkan adanya ekposur
kecurangan seperti struktur organisasi yang terlalu kompleks, organisasi
yang tidak memiliki departemen audit internal, dewan direksi tanpa adanya
individu dari pihak luar atau hanya pihak luar yang menduduki jabatan
susunan anggota dewan pada komite audit, dan masih banyak lagi.
24. Hasil Kinerja Keuangan dan
Karakteristik Operasional
Indikator kecurangan yang paling sering terlihat sendiri melalui perubahan –
perubahan dalam laporan keuangan. Dalam menilai eksposur kecurangan
melalui laporan keuangan dan karakteristik operasional, jumlah – jumlah dan
saldo – saldo akun pada laporan keuangan harus diperbandingkan dengan
organisasi sejenis dalam industri yang sama dan referensi riil dari laporan
keuangan juga harus ditentukan. Selain itu, dalam menilai eksposur
kecurangan pada hubungan – hubungan keuangan, auditor harus mengetahui
sifat dasar dari bisnis klien, jenis akun yang seharusnya tercantum dalam
laporan keuangan, serta jenis kecurangan yang dapat timbul dalam organisasi
dan indikatornya.