Legal Ability and Etika Profesional Audit - Pengantar Audit Akuntansi
1. Muhammad Qamarul Huda
2106648792
Pengantar Audit Akuntansi
Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Razikun
Legal Ability dan Etika Profesional
Legal Ability adalah kewajiban hukum yang harus dimiliki oleh audit dalam menjalankan tugasnya.
Dengan adanya hukum yang terikat pada seaorang audit, kepercayaan dan kelayakan sudah bisa dipegang
bagi yang memerlukan jasanya. Lingkungan hukum yang dijadikan tempat aduit melaksanakan tugasnya.
Profesional audit yang sudah memiliki tanggung jawab kontrak dengan klien sudah seharusnya sudah
beradaptasi dengan linkungan hukum. Audit yang berkiprah di lingkungan hukum akann bertanggung
jawab atas kelalaian atau kecerbohonnya dalam bekerja. Tuntutan hukum terhadap audit pun tinggi.
Kegagalan bisnis juga merupakan adanya faktor dari kelalaian seorang audit dalam menjaga laporan
keuangan. Ini merupakan mengapa menjadi seorang audit tidak mudah dan mengandung banyak resiko.
Kegagalan bisnis salah satu masalahnya ialah suatu perusahaan bisnis tidak dapat memenuhi
kewajibannya atau harapan investor karena kondisi keuangan dan ekonomi. Faktor lain yang kenapa
terjadinya kegagalan bisnis, yaitu Audit mengeluarkan pendapat yang salah atau tidak tepat dalam
memberi keputusannya terhadap perusahaan dan tidak selaras dengan GAAS ( Standar pemeriksaan yang
dapat diterima umum). Dan Faktor yang menyebabkan kegagalan bisnis ialah Resiko Menjadi Audit. Resiko
menjadi seorang audit ialah tak lepas dari perannya yang strategis, karena keputusannya bisa menentukan
juga arah dari perusahaan apakah akan membaik atau sebaliknya. Maka seorang audit harus memiliki
landasan hukum yang baik dan wawasan yang luas. Ada beberapa tanggung jawab yang legal atau harus
dimiliki oleh auditor. Yang pertama Terapkan kebijaksanaan. Dengan auditor bijak dalam menanggapi
laporan keuangan dan keputusan, maka kesalahan bisa diminimalisirkan dengan wawasan dan hukum
yang melekat. Yang kedua tanggung jawab atas tindakan orang lain. Apa yang diputuskan oleh audit bisa
memperngaruhi jalannya suatu bisnis, maka auditor harus cermat membaca pergerakan perusahaan
sehingga tidak terjadinya kerugian, baik auditor maupun perusahaan dengan tanggung jawab dan
kepercayaan yang diberikan.Yang ketiga kurangnya komunikasi istimewa. Makasudnya adalah mencegah
terjadinya tindakan yang dapat merugikan dengan cara yang yang menjatuhkan. Auditor diberi
kepercayaan dan tuntutan untuk bisa bekerja sama membangun bisnis yang baik, dan auditor dituntut
untuk tidak bermain curang dibelakang dengan tetap memperhatikan landasan hukum yang berlaku. Hal
yang menjadikan keuntungan ketika seorang profesi sudah layak hukum diantaranya, yaitu klien akan
jujur, terikat pada standar profesional, mempunyai personal yang berkualitas, dan bersifat independen.
Etika profesional dalam bekerja sudah pasti sangat dibutuhkan. Dimana pun bekerja etika
diperlukan untuk bagian aktifitas sosial terhadap orang. Jika etika baik, maka baik juga orang terhadap
kita begitu juga sebaliknya. Seorang auditor harus memiliki etika profesional yang bagus dalam bekerja.
Ada beberapa penerapan etika yang wajib diterapkan oleh auditor, yaitu pertama tanggung jawab.
Perusahaan akan mempercayai dan akan memakai jasanya ketika auditor tersebut tanggung jawab, ketika
bertanggung jawab atas kerja, orang lain akan segan dan percaya. Kedua kepercayaan. Auditor akan
dipercaya salah satu faktornya ialah etika profesionalnya. Perusahaan akan percaya ketika audit tersebut
bisa menjaga kepercayaan dan tidak menjatuhkan. Ketiga hormat. Audit dihormati jika berperilaku sesuai
standar hukumnya dan tidak semena mena. Keempat kepedulian. Peduli dalam arti terhadap
kesejahteraan orang lain dan juga perusahaan, maka dari pedulian bisa melahirkan kepercayaan. Kelima
adil. Maksudnya adalah mencakup masalah kesetaraaan dan ketidakberpihakan dalam maksdud tertentu.
Kebutuhan nilai etika ini cukup penting sehingga banyak nilai etika yang dicatat dalam undang undang.
2. Etika auditor dibuat untuk mengatur kerja dn profesional. Etika profesional ini juga agar para investor atau
klien perusahaan tidak bocor atau tetap terjaga kerahasiaannya. Etika profesi auditor dibuat untuk
menjaga reputasi dan menahan diri dari godaan bahkan saat mengambil keputusan keputusan darurat
dan sulit. Etika ini juga untuk menangkal masalah masalah yang dihadapi auditor selama bekerja. Masalah
yang sering terjadi dan umum pada auditor ialah sering menganggap sepele sehingga masalah tersebut
dapat membahayakan perusahaan jika dibiarkan. Etika auditor memiliki prinsip, yaitu integritas, auditor
harus bersikap jujur, adil, dan sungguh sungguh dalam bekerja. Auditor harus menunjukan nilai etika yang
baik, taat hukum, and dipercaya. Kedua profesionalitas. Auditor harus mampu menahan diri dari godaan
yang dapat merusak jati diri auditor, seperti kelalaian dan kecerobohan, tindakan pelecehan terhadap
pihak lain, dan menipu. Ketiga peran objektivitas. Penilaian yang diberikan oleh auditor harus seimbang
dan netral tanpa memihak salat satu pihak atau berkaitan dengan masalah diluar perusahaan. Keempat
Menjaga Kerahasiaan. Pentingnya sikap dan etika audit dalam kasus ini manjaga kerahasiaan informasi
baik untuk pihak eksternal maupun internal yang berperan memegang informasi yang lebih
membutuhkan. Kecuali jika mendapat izin dari pihak yang berwenang untuk memberitahukan
informasinya ke pihak lain. Kelima ketelitian dan kecermatan. Seorang auditor harus memliki ketekunan,
ketilitian, dan kecermatan yang kuat didasari pengerahuan ddan keterampiulan yang sesuai dengan
bidangnya sebagai auditor untuk melayani. Audit juga mmiliki standar yang perlu ditaati sebagai bentuk
profesional dan landasannya untuk menjalani tugas. Auditor dalam kerjanya harus memahami perkara
permasalahan yang kecil dalm profesinya supaya tidak adanya masalah yang menumpuk hingga
mengambil keputusan yang menyesatkan. Etika profesional Auditor sudah diatur dalam Undang undang
yaitu pada Peraturan Menteri Perdayagunaan Aparatur Nomor PER/04/M.PAN/2008 tanggal 31 Maret
2008. Isi dari undang undang terebut adalah, yang pertama tindakan yang tidak sesuai atau melanggar
kode etik dapat ditoleransi meskipun tindakan tersebut dilakukan dengan tidak sengaja atau dalam
perintah pemimpin organisasi. Yang Kedua Seorang auditor tidak boleh untuk meminta atau memaksa
karyawan lain dalam melakukan tindakan yang melawan hukum. Yang ketiga Pemimpin Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah akan melaporkan tindakan pelanggaran etik oleh seorang auditorkepada
pemimpin organisasi tersebut. Dari isi peraturan diatas disebutkan bahwa etika seorang audit memang
ketat dan tidak sembarangan. Orang yang harus memiliki sifat yang independen untuk tidak tergiur
godaaan yang merujuk pada masalah. โ Seseorang tanpa etika adalah binatang buas yang dilepaskan dari
dunia iniโ, kata Albert Camus filsuf asal Perancis. Seorang auditor harus memiliki etika dan etos kerja yang
mumpuni dan terikat oleh kewajiban hukum yangt berlaku.