1. Tulisan tersebut membahas tentang sistem pendukung keputusan (SPK) atau decision support system (DSS) yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan, terutama untuk masalah yang bersifat semi terstruktur dan tidak terstruktur.
2. Beberapa contoh penerapan SPK di sekolah dijelaskan, seperti penentuan siswa berprestasi, penentuan guru teladan, pemilihan kepala sekolah, dan perangkingan sis
Sim 12 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, sistem pendukung pengambilan keputusan, universitas mercu buana, 2017
1. TUGAS MATA KULIAH
QUIZ DAN FORUM
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)
(Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA)
SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Disusun Oleh :
Nama : Ellya Yasmien
NIM : 43216110091
Program Studi : Akuntansi
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2017
2. Pendahuluan
Decision Support Systems (DSS) atau system pendukung keputusan adalah serangkaian
kelas tertentu dari system informasi terkomputerisasi yang mendukung kegiatan pengambilan
keputusan bisnis dan organisasi. Suatu DSS yang dirancang dengan benar adalah suatu system
berbasis perangkat lunak interaktif yang dimaksudkan untuk membantu para pengambil
keputusan mengkompilasi informasi yang berguna dari data mentah, dokumen, pengetahuan
pribadi, dan/atau model bisnis untuk mengidentifikasikan dan memecahkan berbagai masalah
dan mengambil keputusan.
System pendukung keputusan atau DSS digunakan untuk mengumpulkan data,
menganalisa dan membentuk data yang dikoleksi, dan mengambil keputusan yang benar atau
membangun strategi dari analisis, tidak pengaruh terhadap computer, basis data atau manusia
penggunanya.
Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support
System (DSS)
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah
sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan
pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem
ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan
situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan
seharusnya dibuat (Turban, 2001).
Sistem pendukung keputusan merupakan bagian dari sistem informasi berbasis
komputer termasuk sistem manajemen pengetahuan berbasis pengetahuan yang digunakan
untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Bisa juga
dianggap sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk pengambilan
keputusan masalah-spesifik semi-terstruktur. Menurut Moore dan Chang, SPK dapat
digambarkan sebagai sistem yang mampu mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan
keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada
waktu yang tidak biasa.
Contoh Sistem Pendukung Keputusan di Sekolah
Berikut ini beberapa contoh aplikasi yang bisa dibuat untuk sekolah dengan konsep
pengambilan keputusan:
1. SPK Penentuan Siswa Berprestasi
Menentukan pengambilan keputusan untuk memilih siswa yang layak mendapatkan
beasisa. Dengan SPK ini kriteria atau variabel menjadi acuan. Dan setiap variabel
tersebut harus mendapatkan nilai yang sesuai dengan sebenarnya. Dengan demikian
penentuan siswa berprestasi akan tepat sasaran berdasarkan kondisi siswa. SPK ini
sangat berguna sekali dalam pengembangan peserta didik atau siswa. Dengan
3. menggunakan spk siswa berprestasi, pihak sekolah dapat langsung memantau bahkan
siswa juga dapat langsung melihat nilai yang di hasilkan dengan spk ini. Hal tersebut
karena spk yang dibuat berbasis web.
2. SPK Penentuan Guru Teladan
Pemilihan guru teladan jika didasarkan penentuan dari kepala sekolah dirasa kurang
objektif. Maka dari itu muncul analisis untuk mengembangkan program aplikasi spk
untuk menentukan guru yang teladan dan layak dijadukan panutan. Dengan spk
dimaksudkan dari pihak guru dapat meningkatkan prestasi dan mutu kerja pada
dirinya. Dengan demikian perkembangan sekolah juga terjadi pada mutu guru
pengajar yang ada disekolah tersebut. Penentuan guru teladan sangat sesuai dengan
kebutuhan dunia pendidikan sekarang ini. Kebutuhan ini berbanding lurus dengan
harapan para wali agar sang anak mendapatkan pendidikan yang baik, dalam kondisi
ini adalah guru yang berkompeten.
3. SPK Pemilihan Kepala Sekolah
Sistem yang berguna untuk memilih kepala sekolah. Dengan spk ini pihak yayasan
atau pengawas dapat memilih kepala sekolah yang sesuai dengan kebutuhan sekolah
berdasarkan kriteia yang telah ditentukan. Penggunaan spk ini bermanfaat untuk
menghindari adanya kkn di lingkungan sekolah dalam hal memilihan kepala sekolah
terbaik.
4. SPK Perangkingan Siswa
Dengan menggunakan spk ini seorang guru hanya tinggal menginputkan nilai. Nilai
berdasarkan dari masing-masing siswa. Dengan sistem ini siswa dapat langsung
melihat detail nilai yang ia dapat. Sehingga dengan adanya sistem ini meminimalisir
adanya kecurangan dalam perangkingan siswa. Dengan implementasi berbasis web,
seorang siswa dapat langsung melihat nilainya, sehinga dengan hal itu siswa dapat
saling bersaing untuk memperbiki nilai yang ia dapatkannya.
5. SPK Pemiihan Kelas Terbaik
Spk pemilihan kelas lebih ditujukan untuk meningkatkan mutu dari segi
infrastrukturnya. Ini adalah salah satu tindakan menarik untuk mengembangkan mutu
sekolah dari infrastruktur yang ada pada sekolah. Dalam hal ini adalah kelas-kelas
yang digunakan untuk belajar mengajar disekolah. Dengan demikian peningkatan
mutu ini diharapkan di depan hari sebagai media baru untuk penarik siswa baru karena
peningkatan infrastruktur kelas yang semakin baik.
6. SPK Pemilihan Pemain (basket,bola,voli,dll)
Pemilihan tim olahraga kadang membuat bingung. Dengan spk pemilihan berdasarkan
nilai uji olahraga yang didapat. Lebih objektif dan terbuka penilaian yang dilakukan.
Manfaatnya adalah dengan sistem ini penilaian jelas diketahui dengan masing –
4. masing nilai dengan kriteriannya. Sehingga tidak akan terjadi kesalah pahaman
berdasarkan hasil penilaian yang dialakukan.
1. SPK Evaluasi Kinerja Guru
Kinerja guru adalah hal yang tidak boleh dilakukan evaluasi. Dengan evaluasi kinerja
guru, mutu pendidikan dari segi pengajar dapat ditingkatkan secar berkala.
Penggunaan evaluasi adalah bertujuan untuk mengetahui seberapa berhasil guru
memberikan pengajaran terhadap peserta didik yang diajarnya. Dengan demikian mutu
pendidikan akan lebih bisa ditingkatkan untuk waktu yang akan datang.
2. SPK Evaluasi Perkembangan Siswa
Berbeda dengan spk diatas, spk ini ditujukan untuk evaluasi siswa. Berbeda dengan
diatas karena mungkin variabel yang digunakannya. Variabel evaluasi guru dengan
siswa memang berbeda. Tujuan dari spk ini untuk meningkatkan perkembangan
kualitas peserta didik dari hasil pengajaran yang dilakukan.
3. SPK Penentuan Beasiswa
Dalam menentukan beasiswa harus adil dan sesuai dengan kondisi penerima beasiswa.
Dengan menggunakan sistem pendukung keputusan yang tepat, kesalah yang terjadi
dalam pemilihan beasiswa untuk siswa akan lebih sedikit. Dengan penilaian kriteria
yang tepat, kecurangan dalam memberikan beasiswa akan lebih bisa di kendalikan
dengan dimikian pengimplementasian spk penentuan beasiswa sangat tepat di sekolah.
JENIS SPK/DSS
Usaha berikutnya dalam mendefinisikan konsep DSS diakuikan oleh Steven L. Alter.
Alter melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan pada waktu
itu, study tersebut memberikan pengetahuan dalam mengidentifikasi enam jenis DSS, yaitu :
1. Retrive information element (mengambil elemen informasi)
2. Analyze enteries fles (menganalisis semua file)
3. Prepare report form multiple files(menyiapkan laporan standart dari beberapa files)
4. Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)
5. Propose decision (mengusulkan keputusan)
6. Make decisions (membuat keputusan)
DSS tersusun atas komponen sebagai berikut:
1. Database yaitu kumpulan data yang tersusun secara terstruktur dan dalam format
elektronik yang mudah diolah oleh program komputer. Data yang digunakana adalah
data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi.
2. Model Base : merupakan kumpulan pengetahuan yang sudah diterjemahkan dalam
bahasa yang dapat dipahami oleh komputer. termasuk di dalamnya tujuan
daripermasalahan (obyektif), komponen-komponen terkait,batasan-batasan yang ada
(constraints), dan hal-hal terkait lainnya.
5. 3. Software System : merupakan program utama dalam suatu DSS yang mengendalikan
keseluruhan sistem.4. Antar muka (user interface) : adalah tampilan program komputer.
Fungsi Sistem Pendukung Keputusan (SPK/DSS)
Secara global dapat dikatakan bahwa fungsi dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah
untuk meningkatkan kemampuan para pengambil keputusan dengan memberikan alternatif-
alternatif keputusan yang lebih banyak atau lebih baik, sehingga dapat membantu untuk
merumuskan masalah dan keadaan yang dihadapi. Dengan demikian Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya. Jadi dapatlah dikatakan secara
singkat bahwa tujuan Sistem Penunjang Keputusan adalah untuk meningkatkan efektivitas (do
the right things) dan efesiensi (do the things right) dalam pengambilan keputusan. Walaupun
demikian penekanan dari suatu Sistem Penunjang Keputusan (SPK) adalah pada peningkatan
efektivitas dari pengambilan keputusan dari pada efisiensinya.
SPK bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi serta
mengarahkan kepada pengguna informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan
dengan lebih baik.
Manfaat Sistem Pendukung Keputusan
SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari
SPK adalah :
1. SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data /
informasi bagi pemakainya.
2. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama barbagai
masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.
4. Walaupun suatu SPK mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi
oleh pengambil keputusan, namun dia dapat menjadi stimulan bagi pengambil
keputusan dalam memahami persoalannya,karena mampu menyajikan berbagai
alternatif pemecahan.
Tahapan SPK/DSS
1. Definisi masalah.
2. Pengumpulan data atau informasi yang relevan elemen.
3. Mengolah data menjadi informasi dalam bentuk grafik dan laporan tertulis.
4. Menentukan alternatif solusi (bisa dalam persentase).
Tujuan SPK/DSS
Dalam DSS terdapat tiga tujuan yang harus dicapai yaitu :
1. Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi
terstruktur.
6. 2. Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan
tersebut.
3. Meningkatkan efektivitas manajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya
peningkatan efesiensi.
Tujuan ini berkaitan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS, yaitu struktur masalah,
dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan.
Berbagai Tipe Sistem Pendukung Keputusan (SPK/DSS):
Penting untuk dicatat bahwa DSS tidak memiliki suatu model tertentu yang diterima atau
dipakai di seluruh dunia. Banyak teori DSS yang diimplementasikan, sehingga terdapat banyak
cara untuk mengklasifikasikan DSS.
1. DSS model pasif adalah model DSS yang hanya mengumpulkan data dan
mengorganisirnya dengan efektif, biasanya tidak memberikan suatu keputusan yang
khusus, dan hanya menampilkan datanya. Suatu DSS aktif pada kenyataannya benar-
benar memproses data dan secara eksplisit menunjukkan beragam solusi berdasarkan
pada data tersebut.
2. DSS model aktif sebaliknya memproses data dan secara eksplisit menunjukkan solusi
berdasarkan pada data yang diperoleh, walau harus diingat bahwa intervensi manusia
terhadap data tidak dapat dipungkiri lagi. Misalnya, data yang kotor atau data sampah,
pasti akan menghasilkan keluaran yang kotor juga (garbage in garbage out).
3. Suatu DSS bersifat kooperatif jika data dikumpulkan, dianalisa dan lalu diberikan
kepada manusia yang menolong system untuk merevisi atau memperbaikinya.
4. Model Driven DSS adalah tipe DSS dimana para pengambil keputusan menggunakan
simulasi statistik atau model-model keuangan untuk menghasilkan suatu solusi atau
strategi tanpa harus intensif mengumpulkan data.
5. Communication Driven DSS adalah suatu tipe DSS yang banyak digabungkan dengan
metode atua aplikasi lain, untuk menghasilkan serangkaian keputusan, solusi atau
strategi.
6. Data Driven DSS menekankan pada pengumpulan data yang kemudian dimanipulasi
agar sesuai dengan kebutuhan pengambil keputusan, dapat berupa data internal atua
eksternal dan memiliki beragam format. Sangat penting bahwa data dikumpulkan serta
digolongkan secara sekuensial, contohnya data penjualan harian, anggaran operasional
dari satu periode ke periode lainnya, inventori pada tahun sebelumnya, dsb.
7. Document Driven DSS menggunakan beragam dokumen dalam bermacam bentuk
seperti dokumen teks, excel, dan rekaman basis data, untuk menghasilkan keputusan
serta strategi dari manipulasi data.
8. Knowledge Driven DSS adalah tipe DSS yang menggunakan aturan-aturan tertentu
yang disimpan dalam komputer, yang digunakan manusia untuk menentukan apakah
keputusan harus diambil. Misalnya, batasan berhenti pada perdagangan bursa adalah
suatu model knowledge driven DSS.
7. 6 Alasan Perusahaan-Perusahaan Utama Memulai DSS dalam Skala Besar
1. Kebutuhan akan informasi yang akurat.
2. DSS dipandang sebagai pemenang secara organisasi.
3. Kebutuhan akan informasi baru.
4. Manajemen diamanahi DSS.
5. Penyediaan informasi yang tepat waktu.
6. Pencapaian pengurangan biaya.
Alasan lain dalam pengembangan DSS adalah perubahan perilaku komputasi end-user. End-
user bukanlah programer, sehingga mereka membutuhkan tool dan prosedur yang mudah untuk
digunakan. Dan ini dipenuhi oleh DSS.
Implementasi Decission Support System (DSS) di Perusahaan PT.
ReAsuransi Internasional Indonesia (ReINDO)
Perusahaan Reasuransi berbeda dengan asuransi. Pada perusahaan reasuransi, sangat
erat kaitannya dengan perusahaan asuransi. Untuk hal tersebut, perusahaan reasuransi tidak
akan berjalan tanpa perusahaan asuransi.
Berdasarkan UU Nomor 2 Tahun 1992 yang dimaksud dengan asuransi adalah:
Perjanjian antara pihak tertanggung dan penanggung, di mana tertanggung
menyerahkan risiko obyek pertanggungan kepada penanggung dengan membayarkan sejumlah
premi. Penanggung bertanggungjawab dalam mengelola risiko tersebut dan membayar klaim
saat tertanggung mengalami kerugian.
Dalam konteks penyerahan risiko tersebut, maka tumbuh dan berkembang perusahaan-
perusahaan asuransi sebagai penanggungnya. Bentuk risiko tersebut antara lain meliputi risiko
jiwa dan risiko harta benda.
Perusahaan asuransi sebagai penanggung risiko dari yang tertanggung bertanggung
jawab untuk membayar klaim saat tertanggung mengalami kerugian. Sebagai konsekuensinya,
bahwa perusahaan asuransi harus menjamin kepastian atas klaim yang diajukan oleh
tertanggung. Dalam prakteknya, dapat terjadi frekuensi dan nilai klaim yang diajukan oleh
tertanggung sangat besar atau melewati batas kemampuan perusahaan asuransi. Menghadapi
kondisi seperti ini maka ada upaya penyerahan pertanggungan yang ditutupnya kepada
penanggung lain. Hal inilah yang berdampak pada tumbuh dan berkembangnya perusahaan
reasuransi.
Menurut Hal Cockerell (1993 : 13), reasuransi adalah :
Suatu sistem di mana para perusahaan asuransi menyerahkan seluruh atau sebagian
dari pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung lain yang dikenal sebagai
penanggung ulang.
Dengan kata lain perusahaan asuransi membayar kepada penanggung ulang (reinsurer)
seluruh atau sebagian premi yang diterimanya dan penanggung ulang menyetujui membayar
ganti rugi kepada perusahaan asuransi atas klaim yang wajib dibayar oleh perusahaan asuransi
jika terjadi kerugian.
Keterangan:
8. 1. Perusahaan asuransi menerima bisnis pertanggungan dari perorangan / perusahaan, jika
nilai pertanggungannya melebihi kapasitas keuangan perusahaan asuransi dimaksud
maka sebagian resiko ditawarkan kepada perusahaan asuransi. Penawaran ke
perusahaan reasuransi bisa langsung ataupun melalui broker asuransi.
2. Perusahaan reasuransi menerima bisnis dari perusahaan asuransi baik secara langsung
maupun melalui broker asuransi, jika bisnis tersebut dinilai layak maka diterima. Jika
pertanggungan asuransi dimaksud masih melebihi kapasitas keuangan reasuransi maka
bisnis tersebut ditawarkan kepada perusahaan retrocessi baik secara langsung maupun
melalui broker reasuransi. Perusahaan asuransi memberikan komisi kepada broker
asuransi jika bisnisnya berhasil diakseptasi.
Premi Reasuransi
Dalam asuransi jiwa untuk penentuan premi harus diperhatikan ialah penentuan tarif
(rate making), karena hal tersebut akan menentukan besarnya premi yang akan diterima.Tarif
atau premi yang ditetapkan harus bisa menutupi claim (risiko) serta biaya-biaya asuransi, dan
sebagian dari jumlah penerimaan perusahaan (keuntungan).
Pihak yang mengadministrasikan reasuransi menghitung premi reasuransi yang harus
dibayar dengan mengalikan jumlah uang pertanggungan reasuransi dengan tarif premi
reasuransi sebagaimana diuraikan di dalam perjanjian.
Setelah premi reasuransi setiap polis yang ditanggung selesai dihitung, perusahaan
asuransi akan menyerahkan premi yang dipersyaratkan tersebut bersama suatu daftar mengenai
bagian perusahaan reasuransi dalam setiap risiko dan informasi lainnya mengenai pembayaran
komisi dan tunjangan-tunjangan.
Klaim Reasuransi
Bagian penting dalam administrasi reasuransi adalah menangani klaim. Suatu
perusahaan asuransi membeli reasuransi untuk mendapat penggantian atas klaim yang
ditanggung pada saat klaim tersebut jatuh tempo. Untuk memastikan bahwa klaim yang sah
dibayar tepat pada waktunya, setipa perjanjian reasuransi mencantumkan ketentuan klaim.
Penerapan Decission Support System (DSS)
Saat ini bisnis Asuransi mengalami perkembangan yang begitu cepat seiring
dengan dinamika pertumbuhan ekonomi. Begitu juga dengan perkembangan bisnis ReAsuransi
di PT. ReAsuransi Internasional Indonesia (ReINDO) dari tahun ke tahun telah mengalami
pertumbuhan Premi yang begitu signifikan. Dengan dinamika pekembangan bisnis yang
semakin besar tentu sangat berpengaruh pada proses bisnis melalui penanganan administrasi
berbasis komputer.
Sistem aplikasi berbasis komputer untuk menangani administrasi bisnis Asuransi Jiwa
yang digunakan di PT. ReAsuransi Internasional Indonesia (ReINDO) telah dikembangkan dan
dimplementasikan mulai tahun 1997. Sampai dengan saat ini (lebih dari 10 tahun implementasi)
system tersebut telah mengalami banyak perubahan baik dalam model proses bisnis, model
database dan jumlah data. Perubahan-perubahan ini telah mengakibatkan masalah pada
implementasi system seperti link data, integrasi modul system, penyediaan infrastruktur dan
kecepatan proses data. Namun setelah dilakukan migrasi dari database Informix ke Database
9. Oracle, dan juga dilakukan rewrite program dari Informix SQL/4GL ke Oracle Form/Report
Developer menjadikan tampilan aplikasi lebih menarik karena dengan tampilan web base
sehingga lebih flexible.
Dengan menggunakan fitur web util pada oracle, dapat dibuatkan program aplikasi EIS,
sehingga membantu manajemen untuk mengambil keputusan. Pembuatan program mengenai
penyampaian informasi pada tingkat top level eksekutif di PT. ReAsuransi Internasional
Indonesia (ReINDO), dibuat dengan program fitur webutil yang terintegrasi dengan form pada
oracle 10g. Executive Information System EIS merupakan salah satu sistem penting dalam
mendukung perkembangan suatu perusahaan. EIS ini merupakan integrasi antara Management
Information System dengan Decission Support System yang membantu pihak eksekutif
mendapatkan informasi dan mampu untuk mengidentifikasikan dasar suatu masalah dalam
perusahaan. Sebagai implementasinya, aplikasi ini dibangun berbasiskan komputer dalam
bentuk interface berupa form yang menggunakan database Oracle 10g. Hasil yang diperoleh
dari sistem ini adalah: informasi yang diberikan kepada pihak ekesekutif merupakan informasi
yang berhubungan dengan informasi keuangan perusahaan. Analisa yang dibuat mencakup
perhitungan klaim, Net Balance, Premium, Inward, Outward, baik system konvensional
maupun sistem Syariah.
Dengan EIS ini, manajemen mempunyai kemampuan untuk menganalisa produski
sehingga dapat memberikan keputusan terutama dalam memberikan kebijakan terutama yang
menyakut kondisi cashflow keuangan perusahaan.
Manfaat DSS bagi Perusahaan
1. Meningkatkan efisiensi pribadi
2. Mempercepat pemecahan masalh (mempercepat pemecahan masalah kemajuan dalam
sebuah organisasi)
3. Memfasilitasi komunikasi antarpribadi
4. Mempromosikan pembelajaran atau pelatihan
5. Meningkatkan pengendalian organisasi
6. Menghasilkan bukti baru untuk mendukung keputusan
7. Menciptakan keunggulan kompetitif melalui kompetisi
8. Mendorong eksplorasi dan penemuan pada bagian dari pengambilan keputusan
9. Mengungkapkan pendekatan baru untuk berpikir tentang masalah ruang
Kebutuhan akan informasi yang akurat.
DSS dipandang sebagai pemenang secara organisasi.
Kebutuhan akan informasi baru.
Manajemen diamanahi DSS.
Penyediaan informasi yang tepat waktu.
Pencapaian pengurangan biaya.
10. Membantu mengotomasikan proses manajerial.
11. Dapat meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan.
12. Mengurangi kebutuhan akan training.
13. Meningkatkan kontrol manajemen.
14. Memfasilitasi komunikasi.
15. Mengurangi usaha yang harus dikerjakan user.
10. 16. Mengurangi biaya.
17. Memberikan banyak pilihan tujuan pengambilan keputusan.
Dampak Pemanfaatan Decission Support System (DSS)
Dampak utama pamanfaatan Decission Support System (DSS), yaitu:
1. Dapat menyelesaikan problem yang kompleks
2. Sistem dapat berinteraksi dengan pemakainya
3. Lebih cepat dengan hasil yang lebih baik (terutama dibandingkan dengan pengambilan
keputusan secara intuisi)
4. Mengupayakan pembentukan jaringan dan kelembagaan pengelolaan pengumpulan data
hidrologi ditingkat nasional dan propinsi
5. Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manajer
yang kurang berpengalaman
6. Masalah-masalah semi struktur dapat dipecahkan
7. Dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara intuisi, pengambilan keputusan
dengan DSS dinilai lebih cepat dan hasilnyalebih baik
8. Untuk masalah yang berulang DSS, dapat memberi keputusan yang lebih efektif
9. Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan kesempatan bagi beberapa manager
untuk berkomunikasi dengan lebih baik
10. Meningkatkan produktivitas dan kontrol dari manager
Faktor pendukung Decission Support System (DSS)
Beberapa faktor-faktor pendukung suatu perusahaan menggunakan DSS, antara lain:
1. DSS sistem yang fleksibel dengan informasi yang interaktif.
2. Mudah digunakan (user friendly),kemampuan grafikal yang kuat dan interaksi yang
aktif dari tampilan yang menghubungkan manusia dan mesin dapat meningkatkan
keefektifan DSS.
3. Memungkinkan pembuatan simulasi, proses try-and-error, memperhitungkan akibat
dari suatu keputusan.
4. Memberikan dukungan untuk berbagai level managerial, dari tingkat eksekutiv sampai
tingkat ini.
5. DSS mendukung berbagai keputusan yang interdependen dan sekuensual.
6. DSS mendukung seluruh fase dari pembuatan keputusan: Intelligence, design,
choice,dan implements.
7. DSS mendukung berbagai proses dan gaya pembuatan keputusan.
8. Dalam DSS para pembuat keputusan harus bersifat reaktif, mampu untuk
memkonfrontasikan perubahan kondisi yang cepat dan mengadaptasika DSS untuk
mengatasi perubahan. DSS sangat fleksibel jadi pengguna dapat menambah, menghapus
mengkombinasikan, merubah atau mengatur kembali elemen-elemen dasar.
9. Para pembuat keputusan memiliki wewenang atas pengendalian seutuhnyadari langkah-
langkah proses pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah.
10. DSS bisa memberikan akses untuk berbagai macam sumber data, format dan tipe, mulai
dari geographic information system (GIS) sampai dengan yang berorientasi ke objek.
11. Daftar Pustaka
1. Ginanjar, Andry. 2017 https://ag92110007.wordpress.com/decision-support-system-sistem-
pendukung-keputusan/. (Diakses pada tanggal 7 Desember 2017 pukul 17.30 WIB)
2. Sutikno, Agung. 2011. http://blog.gutik.com/2011/06/28/pengenalan-dan-pemanfaatan-
decission-support-system-pada-pt-reasuransi-internasional-indonesia-reindo/. (Diakses pada
tanggal 7 Desember 2017 pukul 19.00 WIB)
3. Furziansyah, Andri. 2012. http://andrifurziansyah10.blogdetik.com/2012/03/09/penerapan-
dss-di-perusahaan-decision-support-system/. (Diakses pada tanggal 7 Desember 2017 pukul
19.15 WIB)
4. Aziza Putri, Gita. 2013. http://gitaputria.blogspot.com/2013/01/contoh-perusahaan-yang-
menggunakan.html. (Diakses pada tanggal 7 Desember 2017 pukul 19.30 WIB)
5. ANONIM. 2013. http://www.kajianpustaka.com/2013/09/sistem-pendukung-keputusan-
spk.html. (Diakses pada tanggal 8 Desember 2017 pukul 16.00 WIB)
6. ANONIM. 2017. http://www.dosenpendidikan.com/tahapan-tujuan-dan-karakteristik-sistem-
pendukung-keputusan-spk/ (Diakses pada tanggal 8 Desember 2017 pukul 16.15 WIB)
7. ANONIM. 2015. http://simple25life.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-dan-fungsi-sistem-
pendukung.html (Diakses pada tanggal 8 Desember 2017 pukul 16.30 WIB)
8. ANONIM. 2017. http://www.sistemphp.com/contoh-sistem-pendukung-keputusan-di-
sekolah/ (Diakses pada tanggal 8 Desember 2017 pukul 16.50 WIB)