Dokumen tersebut membahas konsep sistem pendukung keputusan (SPK) dan Decision Support System (DSS) dalam proses pengambilan keputusan manajerial. Diberikan pula contoh-contoh penerapan DSS di berbagai bidang seperti sumber daya manusia, keuangan, infrastruktur, dan operasional hotel. Proses pengambilan keputusan menurut model Simon terdiri atas tiga tahap yaitu penyelidikan, perancangan, dan pemilihan.
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Sim, sofi hayu desbiana irda lestari, hapzi ali, konsep pengambilan keputusan dalam aktivitas bisnis, universitas mercu buana 2017
1. Nama : Sofi Hayu Desbiana Irda Lestari
NIM : 43115120016
Fakultas / Jurusan : FEB / Manajemen
Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali. MM, CMA
KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM
AKTIVITAS BISNIS
SPK adalah Sistem informasi yang digunakan untuk menyediakan informasi bagi para
pemakai di suatu organisasi dapat dibedakan menurut dukungan terhadap berbagai level
manajemen maupun area fungsional (departemen). Salah satu jenis sistem aplikasi yang
sangat popular di kalangan manajemen perusahaan adalah Decision Support System atau
disingkat DSS. DSS (Decision Support System) merupakan jenis sistem informasi yang
diklasifikasikan menurut dukungan terhadap level manajemen.
DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat membantu manajemen
dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa
keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana
penunjang (tools) bagi mereka. Jadi fungsinya adalah untuk membantu mengambil keputusan
dengan menyediakan informasi, model, atau perangkat untuk menganalisa informasi. Sistem
inilah yang mendukung keputusan semiterstruktur dan tak terstruktur.
DSS ( Decision Support System ) atau biasa disebut Sistem Pengambilan Keputusan
(SPK), pada awalnya mempunyai defini: suatu sistem yg menyediakan sarana bagi para
manajer untuk mengembangkan informasi sesuai dengan keputusan yg akan dibuat.
Tujuannya adalah untuk menunjang keputusan-keputusan yang relatif tidak terstruktur
(unstructured). Agar berhasil mencapai tujuannya maka sistem tersebut harus: (1) sederhana,
(2) robust, (3) mudah untuk dikontrol, (4) mudah beradaptasi, (5) lengkap pada hal-hal
penting, (6) mudah berkomunikasi dengannya.
Secara implisit juga berarti bahwa sistem ini harus berbasis komputer dan digunakan
sebagai tambahan dari kemampuan penyelesaian masalah dari seseorang.Definisi lain dari
DSS adalah (1) sistem tambahan, (2) mampu untuk mendukung analisis data secara ad hoc
dan pemodelan keputusan, (3) berorientasi pada perencanaan masa depan dan (4) digunakan
pada interval yang tak teratur atau tak terencanakan.
2. Sedangkan Menurut Keen dan Scoot Morton, Sistem Pendukung Keputusan merupakan
penggabungan sumber-sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk
memperbaiki kualitas keputusan yang berbasis komputer untuk manajemen pengambilan
keputusan yang menangani masalah-masalah semi struktur.
Sprague dan Carlson mendefinisikan DSS dengan cukup baik, sebagai sistem yang memiliki
lima karakteristik utama (Sprague et.al., 1993):
1) Sistem yang berbasis komputer;
2) Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan;
3) Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan
kalkulasi manual;
4) Melalui cara simulasi yang interaktif;
5) Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.
Karakteristik 4 dan 5 merupakan fasilitas baru yang ditawarkan oleh DSS belakangan ini
sesuai dengan perkembangan terakhir kemajuan perangkat komputer. Dari beberapa
pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa Decision Support System (DSS) bukan merupakan
alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu mengambil
keputusan dengan melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan
relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat
dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan
keputusan dalam proses pembuatan keputusan.
Contoh SPK :
1. DSS untuk proses kenaikan jabatan dan perencanaan karir pada PT. X
Salah satu contoh yang akan disorot dalam hal ini adalah cara pemilihan karyawan yang
sesuai dengan kriteria yang ada pada suatu jabatan tertentu. Oleh karena itu diperlukan suatu
sistem pendukung keputusan untuk proses profile matching dan analisis gap yang dibuat
berdasarkan data dan norma-norma SDM yang terdapat di
PT. X.
Proses Profile Matching dilakukan untuk menentukan rekomendasi karyawan dalam
Sistem Kenaikan Jabatan dan Perencanaan Karir berdasar pada 3 aspek yaitu Kapasitas
Intelektual, Sikap Kerja dan Perilaku. Hasil dari proses ini berupa ranking karyawan sebagai
rekomendasi bagi pengambil keputusan untuk memilih karyawan yang cocok pada jabatan
3. yang kosong tersebut. Software ini dibuat dengan menggunakan Microsoft Access 2000
untuk database dan Borland Delphi 5 sebagai compiller-nya.
Dari hasil implementasi sistem, disimpulkan bahwa dengan penggunaan software ini
dapat membantu proses pengambilan keputusan terhadap profile matching proses kenaikan
jabatan dan perencanaan karir di PT. X.
2. DSS berbasis spreadsheet untuk menganalisis biaya penyelenggaraan
pendidikan Manajemen lembaga pendidikan memerlukan alat bantu dalam perencanaan
anggaran yang dapat mensimulasikan pengaruh kebijakan manajemen terhadap anggaran
operasional, dan menghasilkan informasi keuangan untuk digunakan dalam menetapkan
alternatif pemodelan anggaran yang akan diterapkan.
Sistem Pendukung Keputusan yang digunakan adalah DSS berbasis spreadsheet yang
menggunakan kebijakan manajemen sebagai acuan untuk menentukan besaran komposisi
anggaran operasional pendidikan dari tahun ke tahun dalam bentuk program Analisis
Anggaran.
Manajemen dapat melakukan perubahan atas variabel-variabel kebijakan berupa
jumlah mahasiswa, jumlah dosen, pertumbuhan kelas, pertumbuhan biaya yang
mempengaruhi anggaran penerimaan dan pengeluaran pada menu proyeksi sehingga
didapatkan anggaran proyeksi dari tahun ke tahun. Setiap efek perubahan atas variabel
kebijakan akan divisualisasikan dalam bentuk grafik.
3. DSS untuk penanganan jalan lintas timur sumatera. Jaringan jalan utama di Pulau Lintas
Timur Sumatera dibentuk oleh tiga jalan utama yaitu Lintas Timur, Lintas Tengah dan Lintas
Barat. Pada Jalan Lintas Timur Sumatera, banyak terdapat ruas jalan dalam kondisi rusak
ringan dan rusak berat yang sewaktu-waktu berpotensi terputus.
Kerusakan jalan yang progresif terjadi karena terlambatnya penanganan perbaikan dan
terbatasnya dana. Selama ini penanganan Jalan Lintas Timur dilakukan secara manual
sehingga diperlukan sistem informasi yang membantu penanganan dalam hal ini pembuatan
Analisis Keputusan.
Aplikasi LTDSS (Lintas Timur Decision Support System) merupakan aplikasi Decision
Support System (DSS) untuk penanganan jalan Lintas Timur Sumatera. Aplikasi ini dibuat
dengan menggunakan Visual Basic 6.0, Ms. Access 2000 dan Crystal Reports 8.5. Aplikasi
4. LTDSS membutuhkan input berupa data ruas, data seksi, data kondisi, data lalulintas, data
perencanaan serta data biaya.
Proses yang dilakukan mengacu pada MAK (Metode Analisis Komponen). Output yang
dihasilkan berupa alokasi dana tiap propinsi dan jenis penanganan jalan untuk tiap ruas serta
dapat diketahui umur layan dari jalan yang ditinjau.
4. DSS untuk kelayakan proposal kredit Bank Rakyat Indonesia
Sekarang ini karena banyaknya perusahaan ataupun pengusaha yang mengajukan kredit ke
Bank membuat bank tersebut harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah.
Sebagai contoh : pemberian kredit Bank Rakyat Indonesia dimana BRI memberikan kredit
kepada debitur tetapi melalui proses yang harus dilalui. Penyaluran kredit yang berhasil akan
membawa keuntungan yang besar bagi bank. Oleh karenanya BRI harus benar-benar hati-hati
dalam menyalurkan kreditnya. Sebelum menyalurkan kredit kepada seorang calon debitor,
BRI harus menilai dulu kelayakan proposal kreditnya.
Dengan adanya perkembangan teknologi komputer di bidang sistem informasi dirancanglah
suatu Sistem Pendukung Keputusan Spesifik (Specific Decision Support Systems) SDSS
yang dirancang dengan cara cepat (Quick Hit) dan pendekatan secara interaktif. Rancangan
SDSS (Specific Decision Support Systems) ini menggunakan perangkat lunak Clipper 5.2
sebagai DSS Tools atau peralatan DSS-nya.
Berdasarkan hasil uji coba sistem, dapat disimpulkan bahwa aplikasi SDSS ini sangat
membantu dan memudahkan pihak pengambil keputusan dalam tugasnya menilai kelayakan
proposal kredit.
5. DSS untuk peningkatan produktivitas Hotel Bintang 3 di Surabaya menggunakan AHP dan
OMAX produktivitas atau perbandingan antara input dan output merupakan salah satu alat
yang berpengaruh dalam menentukan profitabilitas dan daya saing dalam perusahaan. Hotel
perlu melakukan pengukuran produktivitas kerja supaya dapat bertahan dan bersaing dalam
efisiensi dan efektivitas dengan hotel-hotel yang lain.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi tersebut, maka perlu adanya suatu sistem yang
dapat membantu dalam mengukur produktivitas kerja dari departemen-departemen yang ada.
Aplikasi dari sistem tersebut adalah sebuah aplikasi DSS dengan menggunakan metode
Analytical Hierarchy Proccess (AHP) untuk pembobotan dan Objectives Matrix (OMAX)
5. untuk pengukuran produktivitas. Hasil dari aplikasi yang dibuat adalah berupa informasi
mengenai kriteria-kriteria apa saja yang mempengaruhi kinerja hotel
Model pengambilan keputusan menurut Herbert A. Simon sebagai dasar menjelaskan
proses pengambilan keputusan terdiri dari tiga tahap pokok , yaitu:
1. Penyelidikan (Inteligence). Mempelajari lingkungan untuk menentukan kondisi
keputusan. Data mentah diperoleh, diolah, dan disajikan untuk dijadikan petunjuk yang
dapat mengidentifikasi persoalan.
2. Perancangan (Design). Mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan
yang mungkin. Hal ini meliputi proses-proses untuk memahami persoalan,
menghasilkan pemecahan, dan menguji kelayakan pemecahan tersebut.
3. Pemilihan (Choice). Memilih arah tindakan tertentu dari semua yang ada. Pilihan
ditentukan dan dilaksanakan.