SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
1 
Ikan Nilem (Osteochilus hasselti ) 
Makalah ini dibuat untuk pemenuhan tugas: 
Mata Kuliah : Ikhtiologi 
Dosen Pengampu : 
Disusun Oleh: 
1. Cynthia Eka Fitriani (13338) 
2. Muhhamda Iqbal Amri (13339) 
3. Hera Nurlita P. (13316) 
4. Qurrotu Aini Putri (13331) 
5. Erintano Ariesta Y. (13329) 
JURUSAN PERIKANAN 
FAKULTAS PERTANIAN 
UNIVERSITAS GADJAH MADA 
2014
2 
IKAN NILEM (OSTEOCHILUS HASSELTI ) 
1. KEANEKARAGAMAN 
Nilem, nilem mangut, atau melem (Osteochilus vittatus) adalah 
sejenis ikan air tawar anggota suku Cyprinidae. Ikan herbivora ini diketahui 
menyebar di Asia Tenggara: Tonkin, 
Siam(Thailand), SemenanjungMalaya, Kalimantan, Sumatra, dan Jawa. Nilem 
merupakan ikan budidaya untuk konsumsi, terutama di Jawa. Kini, nilem juga 
diintroduksi ke beberapa danau di Sulawesi. 
Satu percobaan yang dilakukan di Danau Maninjau, Sumatera Barat, 
mendapatkan bahwa ikan nilem yang tidak diberi pakan secara khusus memakan 
aneka fitoplankton yang terdapat di danau, sehingga berpeluang untuk digunakan 
sebagai pembersih air danau. 
Ikan nilem memakan berbagai jenis fitoplankton yang tergolong ke dalam 
suku-suku Bacillariophyceae,Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan Desmidiaceae. 
Semenjak populernya "terapi kaki" menggunakan Garra rufa, ikan melem 
menjadi alternatif karena memiliki perilaku sama, yaitu mengerumuni kaki yang 
dicelup ke dalam kolam dan memakan kulit ari kaki. 
Ikan nilem (Osteochilus hasselti c.v.)merupakan salah satu kekayaan spesies asli 
ikan air tawar yang terdapat di perairan Indonesia dan biasa dimanfaatkan oleh 
masyarakat sebagai ikan komsumsi. Di daerah Banyumas dikenal tiga jenis ikan 
nilem budidaya (mangut, seruni, gunung) dan ikan nilem sungai. Untuk menjaga 
kelestariannya, diperlukan berbagai informasi mengenai ikan nilem tersebut, salah 
satunya adalah informasi mengenai kekerabatannya. Dengan demikian, akan
3 
diketahui status spesies ikan nilem yang ada. Informasi mengenai status spesies 
ikan nilem tersebut sangat penting dalam menunjang usaha budidaya 
dankonservasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedekatan hubungan 
kekerabatan ikan nilem yang adadi Kabupaten Banyumas.Penelitian ini dilakukan 
selama 6 bulan dengan menggunakan metode survei dan pengambilan sampel 
dilakukan secara Purposive Random Sampling. Karakter morfologi yang didapat 
pada waktu pengamatan kemudian di ubah menjadi data biner dan dihitung 
koefesien asosiasi antar jenis. Data biner kemudian digunakan untuk analisis 
pengelompokan menggunakan program Numerical Taxonomy System (NTSYS) 
versi 2.02i.sehingga diperoleh fenogram kekerabatan. Hasil penelitian 
menunjukkan bahwa ikan nilem budidaya (nilem mangut, seruni dan gunung) 
masuk kedalam Osteochilus hasseltisedangkan ikan nilemsungai masuk kedalam 
Osteochilus vittatus. Hubungan kekerabatan terdekat dari keempat ikan nilem 
adalah antara ikan nilem mangut dan ikan nilem seruni. Hubungan kekerabatan 
terjauh terdapat antara ikan Nilem serumi dengan Ikan Nilem Sungai. 
Osteochilus 
Osteochilus melanopleurus 
Scientific classification 
Kingdom: Animalia 
Phylum: Chordata
4 
Class: Actinopterygii 
Order: Cypriniformes 
Family: Cyprinidae 
Genus: OsteochilusGünther, 1868 
Osteochilus borneensis 
Osteochilus enneaporos 
Osteochilus kahajanensis
5 
Osteochilus kappenii 
Osteochilus microcephalus 
Osteochilus schlegelii 
Osteochilus spilurus 
Osteochilus vittatus
6 
Osteochilus waandersii 
2. BIOLOGIS IKAN NILEM 
 SISTEM PERCENAAN 
Sistem pencernaan pada ikan di mulai dari oesophagus yang sangat pendek, karena 
hampir ronga mulut langsung menuju ke lambung atau intestine ventriculus melengkung 
seperti huruf U, dan dibedakan menjadi 2 yaitu pars cardiaca yang lebar dan pars 
pylorica yang sempit. Pada bangsa ikan sangat berliku dan hampir memenuhi rongga 
perut, dan bermuara ke anus.Hepar terdiri atas dua lobi, vesca fellea dari hepar menuju 
ductus hepaicus kemudian bersatu dengan ductus cyticus menjadi ductus choledocus 
yang bermuara ke duodenum.Adapun yang dihubungkan dengan peritoneum ke tundus 
ventriculli.Osteochilus hasselti mempunyai hati dan pankreas yang sulit dibedakan 
sehingga disebut hepatopankreas (Radiopoetro, 1988).Ginjal yang gilik yang terletak 
antara vesica pneumatica dengan tulang vertebrae. Cairan yang mengandung sisa-sisa 
persenyawaan nitrogen dan hidrogen diambil dari darah dalam ginjal akan ditampung ke 
dalam vesica urinaria melalui ureter (Jasin,1989). Dalam tubuhnya dapat terlihat organ 
pencernaan yaitu usus yang panjang, ini dikarenakan ikan ini termasuk tipe herbivora. 
Kantung Empedu (vesica felea) yang terletak pada usus bagian depan, berupa kantung 
bulat hijau kebiru-biruan. Kantung empedu ini berhubungan dengan usus melalui ductus 
choledochus, lalu saluran akhir pencernaan yaitu anus atau porus urogenitalus, hal ini 
juga diungkapkan oleh Radiopoetro (1997). 
 SISTEM PERNAPASAN 
Sistem pernapasan dilakukan oleh insang yang terdapat dalam 4 pasang kantong 
insang yang terletak disebelah pharynk di bawah operculum. Waktu bernapas 
operculum menutup lelekat pada dinding tubuh, arcus branchialis mengembang ke arah
lateral. Air masuk melalui mulut kemudian kelep mulut menutup, sedangkan arcus 
branchialis berkontraksi, dengan demikian operculum terangkat terbuka. Air mengalir 
keluar filamen sehingga darah mengambil oksigen dan mengeluarkan karbondioksida 
(Jasin,1989). 
7 
Menurut Djuhanda (1982), lengkung insang pada ikan nilem berupa tulang rawan 
yang sedikit membulat dan merupakan tempat melekatnya filamen-filamen insang. 
Arteri branchialis dan arteri epibranchialis terdapat pada lengkung insang di bagian 
basal pada kedua filamen insang pada bagian basalnya. Tapis insang berupa sepasang 
deretan batang-batang rawan yang pendek dan sedikit bergerigi, melejat pada bagian 
depan dari lengkung insang. Ikan nilem memiliki gelembung renang untuk menjaga 
keseimbangan di dalam air. 
 HABITAT IKAN NILEM 
Ikan nilem merupakan ikan sungai yang lincah umumnya di temukan di perairan 
mengalir atau agak tergenang serta kaya akan oksigen terlarut. Ikan nilem ini banyak 
tersebar luas di wilayah Asia seperti Indonesia, Malaysia, serta Thailand dan secara 
umum di budidayakan (Effendie, 2002). 
Ikan nilem ini umumnnya dipelihara di daerah tropis dengan ketinggian 150 
sampai 1000 meter dari permukaan laut.Tetapi ketinggian optimum ialah 800 meter, 
sedang suhu optimum pertumbuhannya adalah 180C sampai 280C (Saanin, 1984). 
 REPRODUKSI 
Ikan melakukan fertilisasi secara eksternal. Telur dan sperma dilepaskan ke 
dalam air di sekitarnya dan fertilisasi terjadi diluar tubuh. Fertilisasi ini merupakan 
fertilisasi yang primitif (Villee et al., 1988). 
Ikan jantan terdapat sepasang testis yang panjang. Mereka terletak ventral dari 
ren. Ujung caudal mulai dari vas deferens yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis. 
Ikan betina terdapat sepasang ovaria yang panjang. Ovaria ini mempunyai rongga yang 
ke caudal melanjutkan diri ke dalam oviduk, yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis 
(Radiopoetro, 1977). 
Organ reproduksi pada ikan nilem ini terdiri dari gonad dengan saluran kelenjar 
asesorisnya. Ada dua macam gonad, yaitu gonad yang menghasilkan sel kelamin betina
(ovum) yang disebut ovarium dan gonad yang menghasilkan sel kelamin jantan 
(spermatozoa) yang disebut dengan testis. Menurut Sumantadinata (1981), Reproduksi 
pada ikan dikontrol oleh kelenjar pituitari yaitu kelenjar hipotalamus, hipofisis – gonad, 
hal tersebut dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari lingkungan yaitu temperatur, 
cahaya, cuaca yang diterima oleh reseptor dan kemudian diteruskan ke sistem syaraf 
kemudian hipotalamus melepaskan hormon gonad yang merangsang kelenjar hipofisa 
serta mengontrol perkembangan dan kematangan gonad dalam pemijahan. Ovarium 
terdapat dalam hewan betina yang ditambatkan oleh mesentrium khusus pada dinding 
tubuh (mesovarium). Ovarium selain sebagai gonad, juga sebagai kelenjar endokrin 
yang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Testis terdapat pada hewan 
jantan. Letak testis pada vertebrata rendah tersimpan dalam rongga perut dengan 
ditambatkan ke dinding tubuh oleh mesentrium khusus (mesorchium). Testis pada 
vertebrata tingkat tinggi terletak diluar rongga perut, tersimpan dalam bangunan khusus 
yang disebut skrotum. Testis selain sebagai gonad juga sebagai kelenjar endokrin yang 
menghasilkan hormon testosterone. Menurut Storer (1957), pada sistem reproduksi ikan 
nilem, Ovarium tersusun dari jaringan ikat fibrosa sebagai membrana basalis yang di 
sebelah dalamnya terdapat banyak sarang-sarang telur yang berisi sel gamet primordial 
(oogonia atau oosit) dan dibagikan tengahnya berisi jaringan ikat stroma. Umumnya 
setiap individu mempunyai sepasang ovarium yang secara simetris berada pada sisi 
kanan dan kiri tubuh. Oogonia atau oosit terkandung di dalam sarang telur dan masing-masing 
8 
terbungkus oleh selapis sel granulosa disebut sel folikel. Testis sebagai organ 
kelamin jantan berupa organ yang jumlahnya sepasang dan dilengkapi dengan saluran 
spermatozoa dan organ asesoria. Saluran testis pada vertebrata tinggi dan rendah 
berhubungan langsung dengan testisnya. Sel-sel yang berkembang menjadi gamet 
berada di bagian medulla sehingga gamet-gamet yang diproduksi akan terkumpul di 
dalam lumen tubulus dan kemudian disalurkan ke saluran-saluran dari tubulus atau 
testis yang kemudian bergabung menjadi epididmis. Ikan nilem jantan dan ikan nilem 
betina dapat dibedakan setelah ikan masak kelamin. Permukaan luar operkulum (tutup 
insang) ikan jantan apabila diraba terasa kasar sedangkan ikan betina terasa halus. Ikan 
jantan apabila diurut perutnya dari operkulum ke papilla genital maka akan keluar 
cairan seperti santan (milt) sedangkan ikan betina tidak. Perut ikan jantan langsing 
sedangkan ikan betina membuncit dan lunak. Ikan betina biasanya lebih jinak daripada 
ikan jantan.
 ANATOMI 
9 
Didapatkan bahwa tubuh ikan nilem (Osteochillus hasselti) dibagi menjadi tiga 
bagian penting yaitu caput (kepala), truncus (badan), dan cauda (ekor) dimana tidak ada 
batas nyata antara caput dan truncus. Bagian kepala ikan terdapat cavum oris dan 
organon fissus. Cavum oris atau mulut berfungsi untuk memasukkan air pada saat 
melakukan pernafasan. Organon fissus atau mata pada ikan ini dilapisi oleh selaput 
yang sangat tipis yang berguna untuk mencegah masuknya air pada saat berenang. Hal 
ini sesuai dengan pernyataan Radiopoetro (1997), bahwa tubuh ikan terdiri atas caput, 
truncus dan cauda. Bagian caput dibatasi dari moncong sampai dengan batas tutup 
insang, sedangkan bagian truncus mulai dari belakang tutup insang sampai dengan 
porus urogenitalia, dan bagian cauda dibatasi dari porus urogenitalia sampai dengan 
ujung sirip ekor. 
Menurut Djuhanda (1981) ikan mempunyai gelembung renang yaitu kantung 
memanjang di sebelah dorsal dari saluran pencernaan dan letaknya retroperitoneal (di 
sebelah dorsal dari peritoneum).Gelembung renang selalu berisi udara berfungsi sebagai 
organ hydrostatic.Saluran pernafasan pada ikan dinamakan trakea. 
Anatomi Ikan Nilem 
 SISTEM PEREDARAN DARAH 
Sistem Peredaran darah pada ikan nilem terdiri atas jantung dan sinus 
venosus.Jantung ikan terdiri ata dua ruangan, atrium dan ventrikel dan terletak di 
belakang insang. Sinus venosus adalah struktur penghubung berupa rongga yang 
menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung. Diantara antrium dan 
ventrikel jantung terdapat klep untuk menjaga agar aliran darah tetap searah.
Peredaran darah ikan disebut peredaran darah tunggal karena darah dari insang langsung 
beredar ke seluruh tubuh kemudian masuk ke jantung. Jadi darah hanya beredar sekali 
melalui jantung dengan rute dari jantung ke insang lalu ke seluruh tubuh kemudian 
kembali ke jantung (Intan Pariwara,2010). 
Organ reproduksi pada ikan nilem ini terdiri dari gonad dengan saluran kelenjar 
asesorisnya. Ada dua macam gonad, yaitu gonad yang menghasilkan sel kelamin betina 
(ovum) yang disebut ovarium dan gonad yang menghasilkan sel kelamin jantan 
(spermatozoa) yang disebut dengan testis. Menurut Sumantadinata (1981), Reproduksi 
pada ikan dikontrol oleh kelenjar pituitari yaitu kelenjar hipotalamus, hipofisis – gonad, 
hal tersebut dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari lingkungan yaitu temperatur, 
cahaya, cuaca yang diterima oleh reseptor dan kemudian diteruskan ke sistem syaraf 
kemudian hipotalamus melepaskan hormon gonad yang merangsang kelenjar hipofisa 
serta mengontrol perkembangan dan kematangan gonad dalam pemijahan. Ovarium 
terdapat dalam hewan betina yang ditambatkan oleh mesentrium khusus pada dinding 
tubuh (mesovarium). Ovarium selain sebagai gonad, juga sebagai kelenjar endokrin 
yang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Testis terdapat pada hewan 
jantan. Letak testis pada vertebrata rendah tersimpan dalam rongga perut dengan 
ditambatkan ke dinding tubuh oleh mesentrium khusus (mesorchium). Testis pada 
vertebrata tingkat tinggi terletak diluar rongga perut, tersimpan dalam bangunan khusus 
yang disebut skrotum. Testis selain sebagai gonad juga sebagai kelenjar endokrin yang 
menghasilkan hormon testosterone. Menurut Storer (1957), pada sistem reproduksi ikan 
nilem, Ovarium tersusun dari jaringan ikat fibrosa sebagai membrana basalis yang di 
sebelah dalamnya terdapat banyak sarang-sarang telur yang berisi sel gamet primordial 
(oogonia atau oosit) dan dibagikan tengahnya berisi jaringan ikat stroma. Umumnya 
setiap individu mempunyai sepasang ovarium yang secara simetris berada pada sisi 
kanan dan kiri tubuh. Oogonia atau oosit terkandung di dalam sarang telur dan masing-masing 
10 
terbungkus oleh selapis sel granulosa disebut sel folikel. Testis sebagai organ 
kelamin jantan berupa organ yang jumlahnya sepasang dan dilengkapi dengan saluran 
spermatozoa dan organ asesoria. Saluran testis pada vertebrata tinggi dan rendah 
berhubungan langsung dengan testisnya. Sel-sel yang berkembang menjadi gamet 
berada di bagian medulla sehingga gamet-gamet yang diproduksi akan terkumpul di 
dalam lumen tubulus dan kemudian disalurkan ke saluran-saluran dari tubulus atau 
testis yang kemudian bergabung menjadi epididmis. Ikan nilem jantan dan ikan nilem 
betina dapat dibedakan setelah ikan masak kelamin. Permukaan luar operkulum (tutup
insang) ikan jantan apabila diraba terasa kasar sedangkan ikan betina terasa halus. Ikan 
jantan apabila diurut perutnya dari operkulum ke papilla genital maka akan keluar 
cairan seperti santan (milt) sedangkan ikan betina tidak. Perut ikan jantan langsing 
sedangkan ikan betina membuncit dan lunak. Ikan betina biasanya lebih jinak daripada 
ikan jantan. 
11 
 Morfologi Ikan Nilem 
Ikan nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan endemik (asli) Indonesia yang 
hidup disungai-sungai dan rawa–rawa. Ciri-ciri ikan nilem hampir serupa dengan ikan 
mas.Ciri-cirinya yaitu pada sudut-sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut-sungut 
peraba. Sirip punggung disokong oleh tiga jari-jari keras dan 12-18 jari-jari 
lunak. Sirip ekor berjagak dua, bentuknya simetris.Sirip dubur disokong oleh 3 jari-jari 
keras dan 5 jari-jari lunak.Sirip perut disokong oleh 1 jari-jari keras dan 13-15 jari-jari 
lunak.Jumlah sisik-sisik gurat sisiada 33-36 keping, bentuk tubuh ikan nilem agak 
memenjang dan piph, ujung mulut runcingdengan moncong (rostral) terlipat, serta 
bintim hitam besar pada ekornya merupakan ciri utamaikan nilem.Ikan ini termasuk 
kelompok omnivora, makanannya berupa ganggang penempelyang disebut epifition dan 
perifition (Djuhanda, 1985). 
 Kualitas air 
Ikan nilem akan melakukan pemijahan pada kondisi oksigen berkisar antara 5-6 ppm, 
karbondioksida bebas yang optimum untuk kelangsungan hidup ikan yaitu ≤ 1 ppm 
(Willoughby,1999). Menurut Susanto (2001) suhu yang optimum untuk kelangsungan 
hidup ikan nilem berkisar antara 18 – 28 oC, dan untuk pH berkisar antara 6,7 – 8,6. 
Sedangkan menurut PBIAT Muntilan (2007), untuk kandungan ammonia yang 
disarankan adalah 0,5 ppm. 
 Reproduksi Ikan Nilem 
Reproduksipada ikan dikontrol oleh kelenjar pituitari yaitu kelenjar hipotalamus,hipo 
fisis gonad, hal tersebut dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari lingkungan yaitutemper 
atur, cahaya, cuaca yang diterima oleh reseptor dan kemudian diteruskan ke sistem 
syaraf kemudian hipotalamus melepaskan hormon gonad yang merangsang kelenjar 
hipofisa sertamengontrol perkembangan dan kematangan gonad dalam pemijahan
(Sumantadinata, 1981).Reproduksi merupakan kemampuan individu untuk 
menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. 
Ikan memiliki ukuran dan jumlah terlur yang berbeda, tergantung tingkah laku dan 
habitatnya. Sebagian ikan memiliki jumlah telur banyak,namun ukurannya kecil, sehing 
ga sintasan rendah. Sebaliknya ikan memiliki telur sedikit,ukurannya besar. Kegiatan 
reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda, tergantungkondisi lingkungnya 
(Fujaya, 2004).Pemijahan adalah proses perkawinan antara ikan jantan dan 
ikan betina yang mengeluarkansel telur dari betina, sel sperma dari jantan dan terjadi di 
luar tubuh ikan (eksternal). Dalam budidaya ikan, teknik pemijahan ikan dapat 
dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu: 
1.Pemijahan ikan secara alami, yaitu pemijahan ikan tanpa campur tanganmanusia, 
terjadi secara alamiah (tanpa pemberian rangsangan hormon), 
2.Pemijahan secara semi intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi denganmemberikan 
rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad, tetapi proses ovulasinya 
terjadi secara alamiah di kolam, 
3.Pemijahan ikan secara intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi denganmemberikan 
rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad serta proses ovulasinya 
dilakukan secara buatan dengan teknik stripping atau pengurutan (Gusrina, 2008). 
12 
 Induk Ikan Nilem (Osteochilus hasselti ) 
Menurut Sumantadinata (1981) ikan betina matang kelamin dicirikan dengan perut 
yang relatif membesar dan lunak bila diraba, dari lubang genital keluar cairan jernih 
kekuningan, naluri gerakan lambat, postur tubuh gemuk, warna tubuh kelabu 
kekuningan dan lubang genital berbentuk bulat telur agak melebar dan membengkak. 
Sedangkan ciri ikan jantan yang sudahmatang kelamin yaitu mudah mengeluarkan 
sperma (milt) jika perutnya diurut (stripping), nalurigerakkannya lincah, postur tubuh 
dan perut ramping, warna tubuh kehijauan dan kadang gelap,lubang urogenital agak 
menonjol serta sirip dada kasar dan perutnya keras.Ovulasi adalah proses keluarnya sel 
telur (oosit) yang telah matang dari folikel danmasuk ke dalam rongga ovarium atau 
rongga perut (Nagahama, 1990dalamGusrina, 2008).Menurut Gusrina (2008) pelepasan 
telur terjadi akibat: 
1.Telur membesar,
13 
2.Adanya kontraksi aktif dari folikel (bertindak sebagai otot halus) yang menekansel 
telur keluar, 
3.Daerah tertentu pada folikel melemah, membentuk benjolan hingga pecah 
danterbentuk lubang pelepasan hingga telur keluar (enzim yang berperan 
dalam pemecahan diding folikel: protease iplasmin kemudian diikuti oleh 
hormon prostaglandin F2a (PGF2a) atau chotecholamin yang merangsang 
kontraksiaktif dari folikel). 
Telur ikan nilem (Osteochilus 
hasselti)banyakmengandungkuning telur yangmengumpul pada suatu kutub, tipe telur 
yang demikian dinamakan Telolechital (Sumantadinata,1981). Ditambahkan pula 
oleh Djajarejadkk (1977)dalamTriyani (2002) warna telur ikan initransparan dan 
bersifat demersal (terbenam di dasar perairan). Sementara menurut 
Soemintodkk (1995)dalamTriyani (2002) telur ikan ini diameter berkisar antara 0,8 mm 
– 1,2 mm.Menurut Cassie dan Effendie (1979) berat rata – rata dan 
panjang total untuk ikan nilemdiantaranya: 
1. Berat rata – rata induk betina 200,7 gram, panjang total rata – rata induk 
betina28,7 cm, dan 
2. Berat rata – rata induk jantan 187,3 gram, panjang total rata – rata induk 
jantan28,2 cm. 
 Kebiasaan Hidup di Alam 
Nilem hidup di lingkungan yang jernih. Oleh karena itu, ikan ini dapat ditemukan disun 
gai-sungai. 
1. Kebiasaan makan Nilem tergolong ikan pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivore). 
2. Kebiasaan berkembang biak Biasanya, ikan ini akan memijah di akhir musim 
penghujan, di daerah yang berpasir dan 
berair jernih. Di tempat budi daya, ikan nilem dapat dipijahkan sepanjang tahun 
dengan mengatur kondisi lingkungan.
14 
3. BUDIDAYA IKAN NILEM 
 Memilih Induk 
Ikan nilem termasuk ikan yang produktif karena bisa dipijahkan 3-4 kali dalam 
setahun.Keberhasilan pemijahan sangat ditentukan pada faktor induk dan pengaturan 
lingkungan pemijahan.Untuk itu, pemilihan induk ikan nilem yang hendak dipijahkan 
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 
a. Betina umurnya mencapai 1-1,5 tahun.Berat badan sekitar 100 g.Bila diurut 
pelan-pelan ke arah lubang genital, induk betina akan mengeluarkan cairan 
berwarna kekuningan. 
b. Jantan perutnya mengembang dan terasa empuk ketika diraba. Berumur 
8 bulan. Berat badan sekitar 100g. Bila dipijat perut kearah alat genital, induk 
jantan akan mengeluarkan cairan seperti susu. 
 Pemijahan di Kolam 
Untuk memijahkan ikan di kolam, perlu mempersiapkan konstruksi kolam, 
persiapankolam, dan proses pemijahan. 
1. Konstruksi kolam 
Kolam pemijahan ikan nilem berukuran 2 m2 yang terhubung dengan kolam 
penetasanseluas 20 M2.Kolam pemijahan juga terhubung dengan kolam 
pendederan.Jarak permukaan air dengan pintu pemasukan air sekitar 15 cm. 
2. Persiapan kolam 
Kedalam air di kolam pemijahan 50cm. Sementara kolam penetasan telur 
yang ada di bawahnya diisi air sedalam 30-40 cm. Dasar kolam penetasan harus 
berpasir dan bebas dari lumpur agar tidak menganggu proses penetasan telur. Di 
antara kedua kolam tersebut dipasang saringan agar induk nilem tidak hanyut ke 
kolam penetesan. 
Beberapa petani memasang bebatuan dan menanam rumput kakawatan 
(Cyodon dactylon) untuk menghalangi lolosnyainduk ke kolam penetasan, tetapi 
tidak menghalangi air yang membawa telur ke kolam penetasan. Adapun debit air 
yang masuk ke dalam kolam diperbesar untuk merangsang pemijahan induk 
nilem.
15 
3. Pemijahan 
Ikan diberok (dipuasakan) terlebih dahulu selama 3-7 hari untuk membuang 
kotoran daridalam perutnya. 
Pemberokan sebaiknya dilakukan di dalam kolam yang terpisah agar tidak te 
rjadi pemijahan yang tidak diharapakan atau `mijah maling'. 
Bila persiapan kolam pemijahan dan kolam penetasan sudah selesai maka 20 
pasanginduk dimasukkan ke dalam kolam pemijahan.Usahakan pemasukkan 
induk dilakukan pada sorehari karena nilem menyukai memijah pada malam hari. 
Menjelang subuh, biasanya nilem akan memijah. Ikan ini akan memijah di 
bagiandangkal dekat pipa pembuangan air. Telur-telur yang dikeluarkan, lalu 
dibuahi. Telur tersebutkemudian akan hanyut terbawa air dan masuk ke dalam 
kolam penetasan. Setelah itu, pagiharinya induk-induk ditangkap dan 
dikembalikan ke kolam pemeliharaan induk masing-masing. 
Menurut Fujaya (2004) yang menyatakan bahwa kondisi lingkungan 
(eksternal) sepertihujan, habitat, oksigen terlarut, daya hantar listrik, suhu, 
cahaya, kimia dan fisika air, waktu(malam hari) dan lain – lain. Kondisi 
lingkungan ini mempengaruhi kontrol endokrin untuk menghasilkan hormon – 
hormon yang mendukung proses perkembangan gonad 
dan pemijahan.Ditambahkan pula oleh Stacey (1984) bahwa faktor internal yang 
mempengaruhi pemijahanadalah pendorong dan penghambat 
hormon gonadotropin, gonadotropin pra ovulasi dan responovarium terhadap 
GtH (Gonadotropin Hormon). 
Ikan nilem akan melakukan pemijahan pada kondisi oksigen berkisar antara 
5 – 6 ppm,karbondioksida bebas yang optimum untuk kelangsungan hidup ikan 
yaitu ≤ 1 ppm (Willoughby,1999). Menurut Susanto (2001) suhu yang optimum 
untuk kelangsungan hidup ikan nilem berkisar antara 18 – 28oC, dan untuk pH 
berkisar antara 6,7 – 8,6. Sedangkan menurut PBIATMuntilan (2007), untuk 
kandungan ammonia yang disarankan adalah 0,5 ppm.Menurut Gusrina (2008) 
pelepasan telur terjadi akibat: 
1. Telur membesar. 
2. Adanya kontraksi aktif dari folikel (bertindak sebagai otot halus) yang 
menekansel telur keluar. 
3. Daerah tertentu pada folikel melemah, membentuk benjolan hingga 
pecah danterbentuk lubang pelepasan hingga telur keluar (enzim yang
16 
berperan dalam pemecahan diding folikel: protease iplasmin kemudian 
diikuti oleh hormon prostaglandin F2a (PGF2a) atau chotecholamin yang 
merangsang kontraksiaktif dari folikel). 
Proses spermiasi berhubungan dengan pelepasan spermatozoa dari lumen lobulus 
masuk kedalam saluran sperma. Pelepasan ini disebabkan oleh kenaikan tekanan 
hydrostatik didalamlobul untuk mengeluarkan cairan – cairan oleh sel – 
sel sertoli dibawah rangsangangonadotropin. Spermatozoa kemudian didorong kedalam 
sistem pengeluaran, disini akan bercampur dengan cairan sperma (milt) (Fujaya, 
2004). 
 Penetasan Telur dan Perawatan Benih 
Telur yang bertumpuk di dekat pintu pemasukan kolam penetasan diratakan 
dengan sapulidi atau pun garu. Bila dibiarkan menumpuk, akan banyak telur yang tidak 
menetas. 
Kolam penetasan sebaiknya diberi daundaun pisang untuk mengurangi intensitas 
sinar matahari yangmasuk ataupun air hujan.Lima hari kemudian benih nilem bisa 
dipanen untuk dijual, ditebarkan ke sawah,ataudipelihara di kolam pendederan. 
Cara penangkapannya dengan menampung ikan di saluran pembuangan yang dipasang 
kain halus, lalu memindahkannya secara bertahap ke hapa yang telahdipasang dengan 
menggunakan ember.Benih yang dihasilkan dari sepasang nilem berukuran100-150 g 
sebanyak 15-000-30.000 ekor. 
 Pendederan dan Pembesaran 
Bila benih akan didederkan ke dalam kolam pendederan, maka pintu air yang 
terhubungdengan kolam pendederan dibuka. Dengan demikian, benih nilem akan 
berpindah ke kolam pendederan yang lebih lugs.Pembesaran ikan nilem dapat dilakukan 
di kolam ataupun keramba. Ikan nilem yangdibesarkan tidak boleh semuanya 
dikonsumsi atau dijual. Sebagian ikan yang 
dibesarkan harusdipergunakan untuk peremajaan induk sebab induk nilem biasanya dian 
ggap sudah tidak produktif lagi setelah 2 tahun atau sekitar 6-8 kali telah dipijahkan
4. DISTRIBUSI / PERSEBARAN IKAN NILEM 
17 
Nilem merupakan ikan yang memiliki daerah penyebaran yang luas, memanjang 
ke timur dari Myanmar melalui Thailand, Laos, dan Kamboja hingga Vietnam.Dan ke 
utara melalui Semenanjung Malaysia dan masuk hingga Sunda Besar (Indonesia) ke 
daerah-daerah seperti Kalimantan, Sumatra, dan Jawa.Di jawa, Nilem merupakan ikan 
budidaya untuk konsumsi. Kini, nilem juga diintroduksi ke beberapa danau di Sulawesi. 
Spesies ini menyebar di Asia Tenggara mulai dari sungai Ayeyarwaddy, Salween, dan 
Sittaung di pinggiran Myanmar, lalu ke Mekong terus menjauh hingga ke hulu sungai 
Yunnan di China, lalu ke Semenanjung Malaysia hingga ke Indonesia (Jawa, Sumatra, 
Kalimantan). Saat ini, nilem sedang dibudidayakan di beberapa negara dan mulai 
diintroduksi ke Singapura dan Hongkong. 
Nilem memiliki habitat yang luas mulai dari dataran rendah yang berawa, sungai, 
dan estuari.Secara berkala, spesies ini bermigrasi ke daerah floodplains pada musim 
hujan untuk berburu atau memijah.Spesies ini merupakan spesies ikan air tawar.Di 
Indonesia keberadaannya kurang begitu populer kecuali di Jawa Barat. Hampir 80 % 
produksi nasional ikan nilem berasal dari Jawa Barat. 
Peta penyebaran Nilem (yang bertitik kuning)
18 
Daftar Pustaka 
Anonim. 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Nilem. Di unduh pada tanggal 31 Maret 
2014 pukul. 03.33 WIB 
Anonim. 2014. Jenis Ikan terapi. http://ikanterapi.com/2010/08/jenis-jenis-ikan-terapi/. 
Diunduh pada tanggal 31 Maret 2014 pukul. 03.40 WIB 
Nuryanto A dan Abulias MN. 2010. Kekerabatan Fenetik Ikan Nilem Budidaya Dan 
Nilem Sungai (Osteochilus spp.) Di Kabupaten Banyumas. 
http://bio.unsoed.ac.id/621-kekerabatan-fenetik-ikan-nilem-budidaya-nilem-sungai-osteochilus- 
spp-di-kabupatenbanyumas#.Uzh_l6JyFQs. Di Unduh pada tanggal 31 
Maret 2014 pukul. 03. 37 WIB

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilLaporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilSelly Noviyanty Yunus
 
Porifera leucosolenia viriabilis
Porifera leucosolenia viriabilisPorifera leucosolenia viriabilis
Porifera leucosolenia viriabilisSinggih Azwar Anas
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikanLaporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikanAzizah Kuswardini
 
Kelompok 4 sub phylum chepalocordata
Kelompok 4 sub phylum chepalocordataKelompok 4 sub phylum chepalocordata
Kelompok 4 sub phylum chepalocordataf' yagami
 
Coelenterata meandrina meandrites
Coelenterata meandrina meandritesCoelenterata meandrina meandrites
Coelenterata meandrina meandritesSinggih Azwar Anas
 
Laporan praktikum pengindraan
Laporan praktikum pengindraanLaporan praktikum pengindraan
Laporan praktikum pengindraanKumalaa Maulanii
 
Laporan anatomi ikan nilem dan ikan lele
Laporan anatomi ikan nilem dan ikan leleLaporan anatomi ikan nilem dan ikan lele
Laporan anatomi ikan nilem dan ikan leleMonika Sari
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudafirmanahyuda
 

What's hot (20)

SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus) SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
 
Biologi udang
Biologi udangBiologi udang
Biologi udang
 
BDPP_Pertemuan 5 dan 6 ekologi akuakultur
BDPP_Pertemuan 5 dan 6  ekologi akuakulturBDPP_Pertemuan 5 dan 6  ekologi akuakultur
BDPP_Pertemuan 5 dan 6 ekologi akuakultur
 
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilLaporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
 
Porifera leucosolenia viriabilis
Porifera leucosolenia viriabilisPorifera leucosolenia viriabilis
Porifera leucosolenia viriabilis
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Ppt alga
Ppt algaPpt alga
Ppt alga
 
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikanLaporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
 
Bivalvia
BivalviaBivalvia
Bivalvia
 
Cephalopoda
CephalopodaCephalopoda
Cephalopoda
 
Protozoa volvox globator
Protozoa  volvox globatorProtozoa  volvox globator
Protozoa volvox globator
 
Kelompok 4 sub phylum chepalocordata
Kelompok 4 sub phylum chepalocordataKelompok 4 sub phylum chepalocordata
Kelompok 4 sub phylum chepalocordata
 
Coelenterata meandrina meandrites
Coelenterata meandrina meandritesCoelenterata meandrina meandrites
Coelenterata meandrina meandrites
 
iktiologi
iktiologiiktiologi
iktiologi
 
Laporan praktikum pengindraan
Laporan praktikum pengindraanLaporan praktikum pengindraan
Laporan praktikum pengindraan
 
Oogenesis pada ikan
Oogenesis pada ikanOogenesis pada ikan
Oogenesis pada ikan
 
Laporan anatomi ikan nilem dan ikan lele
Laporan anatomi ikan nilem dan ikan leleLaporan anatomi ikan nilem dan ikan lele
Laporan anatomi ikan nilem dan ikan lele
 
Biologi pices
Biologi picesBiologi pices
Biologi pices
 
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyudaPpt pertumbuhan ikan firman ahyuda
Ppt pertumbuhan ikan firman ahyuda
 
Laporan Praktikum 5 Mammalia
Laporan Praktikum 5 MammaliaLaporan Praktikum 5 Mammalia
Laporan Praktikum 5 Mammalia
 

Viewers also liked

Makalah klasifikasi makhluk hidup...........
Makalah klasifikasi makhluk hidup...........Makalah klasifikasi makhluk hidup...........
Makalah klasifikasi makhluk hidup...........Septian Muna Barakati
 
Sistem Ekskresi Hewan vertebrata
Sistem Ekskresi Hewan vertebrataSistem Ekskresi Hewan vertebrata
Sistem Ekskresi Hewan vertebrataiqbaladitiya
 
Aliran Air Tanah
Aliran Air TanahAliran Air Tanah
Aliran Air TanahRiyadi Joe
 
Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darahSistem peredaran darah
Sistem peredaran darahEddy Hamka
 
Kidney developmentprint
Kidney developmentprintKidney developmentprint
Kidney developmentprintshalamabobbi
 
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)Win Da
 
Makalah penelitian integrasi dan regulasi dalam komunitas
Makalah penelitian integrasi dan regulasi dalam komunitasMakalah penelitian integrasi dan regulasi dalam komunitas
Makalah penelitian integrasi dan regulasi dalam komunitasMuhammad Taufik Isnaini
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautGoogle
 
Fish anatomy
Fish anatomyFish anatomy
Fish anatomypdelete
 
Materi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiMateri Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Internal anatomy of fish
Internal anatomy of fishInternal anatomy of fish
Internal anatomy of fishOsiris Carranza
 

Viewers also liked (19)

Makalah pencernaan ani
Makalah pencernaan aniMakalah pencernaan ani
Makalah pencernaan ani
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
Makalah klasifikasi makhluk hidup...........
Makalah klasifikasi makhluk hidup...........Makalah klasifikasi makhluk hidup...........
Makalah klasifikasi makhluk hidup...........
 
Sistem Ekskresi Hewan vertebrata
Sistem Ekskresi Hewan vertebrataSistem Ekskresi Hewan vertebrata
Sistem Ekskresi Hewan vertebrata
 
Pikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikanPikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikan
 
Aliran Air Tanah
Aliran Air TanahAliran Air Tanah
Aliran Air Tanah
 
Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darahSistem peredaran darah
Sistem peredaran darah
 
Makalah coelentherata
Makalah coelentherataMakalah coelentherata
Makalah coelentherata
 
Kidney developmentprint
Kidney developmentprintKidney developmentprint
Kidney developmentprint
 
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
Makalah biologi (coelenterata dan mollusca)
 
Makalah penelitian integrasi dan regulasi dalam komunitas
Makalah penelitian integrasi dan regulasi dalam komunitasMakalah penelitian integrasi dan regulasi dalam komunitas
Makalah penelitian integrasi dan regulasi dalam komunitas
 
Pisces
Pisces Pisces
Pisces
 
Pisces Class
Pisces Class Pisces Class
Pisces Class
 
Ekskresi
EkskresiEkskresi
Ekskresi
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem Laut
 
Fish anatomy
Fish anatomyFish anatomy
Fish anatomy
 
Development of Kidney
Development of KidneyDevelopment of Kidney
Development of Kidney
 
Materi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiMateri Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
 
Internal anatomy of fish
Internal anatomy of fishInternal anatomy of fish
Internal anatomy of fish
 

Similar to Makalah ikhtiologi ikan nilem

2010 pengamatan invertebratadibama
2010 pengamatan invertebratadibama2010 pengamatan invertebratadibama
2010 pengamatan invertebratadibamaYuga Rahmat S
 
CIRI-CIRI HEWAN VERTEBRATA PADA COORDATA
CIRI-CIRI HEWAN VERTEBRATA PADA COORDATACIRI-CIRI HEWAN VERTEBRATA PADA COORDATA
CIRI-CIRI HEWAN VERTEBRATA PADA COORDATAsitidahliasiregar
 
Mawarni+isna ramadani yanti+rahjumi puspita sari
Mawarni+isna ramadani yanti+rahjumi puspita sariMawarni+isna ramadani yanti+rahjumi puspita sari
Mawarni+isna ramadani yanti+rahjumi puspita sariYudi Yatma
 
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Pisces
Biologi Animalia SMA Kelas 10 PiscesBiologi Animalia SMA Kelas 10 Pisces
Biologi Animalia SMA Kelas 10 PiscesFauzan Ardana
 
Filum mollusca kelas Amphineura-Gastropoda (bahan ajar4)
Filum mollusca kelas Amphineura-Gastropoda (bahan ajar4)Filum mollusca kelas Amphineura-Gastropoda (bahan ajar4)
Filum mollusca kelas Amphineura-Gastropoda (bahan ajar4)Raden Iqrafia Ashna
 
kelas Chondrichthyes (Smk Duta Pratama Indonesia)
kelas Chondrichthyes (Smk Duta Pratama Indonesia)kelas Chondrichthyes (Smk Duta Pratama Indonesia)
kelas Chondrichthyes (Smk Duta Pratama Indonesia)akmallala
 
Minggu ke 4 t.p. udang penaeid vannameii
Minggu ke 4  t.p. udang penaeid vannameiiMinggu ke 4  t.p. udang penaeid vannameii
Minggu ke 4 t.p. udang penaeid vannameiiSyawalina Soerbakti
 
STRUKTUR PERKEMBANGAN DAN ANTOMI VERTEBRATA.pptx
STRUKTUR PERKEMBANGAN DAN ANTOMI VERTEBRATA.pptxSTRUKTUR PERKEMBANGAN DAN ANTOMI VERTEBRATA.pptx
STRUKTUR PERKEMBANGAN DAN ANTOMI VERTEBRATA.pptxHasyimBola
 
12. sistem urogenital
12. sistem urogenital12. sistem urogenital
12. sistem urogenitalyunirosalina
 
Bahan ajar Vertebrata
Bahan ajar VertebrataBahan ajar Vertebrata
Bahan ajar VertebrataEra Tarigan
 
klasifikasi arthropoda
klasifikasi arthropodaklasifikasi arthropoda
klasifikasi arthropodaAlex Susanto
 
Tugas biologi(animalia) filum echinodermata
Tugas biologi(animalia) filum echinodermataTugas biologi(animalia) filum echinodermata
Tugas biologi(animalia) filum echinodermatayastofi royana putri
 

Similar to Makalah ikhtiologi ikan nilem (20)

Peredaran darah ikan
Peredaran darah ikanPeredaran darah ikan
Peredaran darah ikan
 
Taksonomi hewan
Taksonomi hewanTaksonomi hewan
Taksonomi hewan
 
2010 pengamatan invertebratadibama
2010 pengamatan invertebratadibama2010 pengamatan invertebratadibama
2010 pengamatan invertebratadibama
 
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang VanamePengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
 
Bab i udangku
Bab i udangkuBab i udangku
Bab i udangku
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
CIRI-CIRI HEWAN VERTEBRATA PADA COORDATA
CIRI-CIRI HEWAN VERTEBRATA PADA COORDATACIRI-CIRI HEWAN VERTEBRATA PADA COORDATA
CIRI-CIRI HEWAN VERTEBRATA PADA COORDATA
 
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
 
Mawarni+isna ramadani yanti+rahjumi puspita sari
Mawarni+isna ramadani yanti+rahjumi puspita sariMawarni+isna ramadani yanti+rahjumi puspita sari
Mawarni+isna ramadani yanti+rahjumi puspita sari
 
Anatomi dan fisiologi ikan nila hitam
Anatomi dan fisiologi ikan nila hitamAnatomi dan fisiologi ikan nila hitam
Anatomi dan fisiologi ikan nila hitam
 
Ppt molusca
Ppt molusca Ppt molusca
Ppt molusca
 
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Pisces
Biologi Animalia SMA Kelas 10 PiscesBiologi Animalia SMA Kelas 10 Pisces
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Pisces
 
Filum mollusca kelas Amphineura-Gastropoda (bahan ajar4)
Filum mollusca kelas Amphineura-Gastropoda (bahan ajar4)Filum mollusca kelas Amphineura-Gastropoda (bahan ajar4)
Filum mollusca kelas Amphineura-Gastropoda (bahan ajar4)
 
kelas Chondrichthyes (Smk Duta Pratama Indonesia)
kelas Chondrichthyes (Smk Duta Pratama Indonesia)kelas Chondrichthyes (Smk Duta Pratama Indonesia)
kelas Chondrichthyes (Smk Duta Pratama Indonesia)
 
Minggu ke 4 t.p. udang penaeid vannameii
Minggu ke 4  t.p. udang penaeid vannameiiMinggu ke 4  t.p. udang penaeid vannameii
Minggu ke 4 t.p. udang penaeid vannameii
 
STRUKTUR PERKEMBANGAN DAN ANTOMI VERTEBRATA.pptx
STRUKTUR PERKEMBANGAN DAN ANTOMI VERTEBRATA.pptxSTRUKTUR PERKEMBANGAN DAN ANTOMI VERTEBRATA.pptx
STRUKTUR PERKEMBANGAN DAN ANTOMI VERTEBRATA.pptx
 
12. sistem urogenital
12. sistem urogenital12. sistem urogenital
12. sistem urogenital
 
Bahan ajar Vertebrata
Bahan ajar VertebrataBahan ajar Vertebrata
Bahan ajar Vertebrata
 
klasifikasi arthropoda
klasifikasi arthropodaklasifikasi arthropoda
klasifikasi arthropoda
 
Tugas biologi(animalia) filum echinodermata
Tugas biologi(animalia) filum echinodermataTugas biologi(animalia) filum echinodermata
Tugas biologi(animalia) filum echinodermata
 

Recently uploaded

Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanamalaguswan1
 
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasiDasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasidadan50
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanBungaCitraNazwaAtin
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalHendriKurniawanP
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1YudiPradipta
 
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptxMANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptxnugrohoaditya12334
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 

Recently uploaded (14)

Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
 
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasiDasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasi
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1
 
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptxMANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 

Makalah ikhtiologi ikan nilem

  • 1. 1 Ikan Nilem (Osteochilus hasselti ) Makalah ini dibuat untuk pemenuhan tugas: Mata Kuliah : Ikhtiologi Dosen Pengampu : Disusun Oleh: 1. Cynthia Eka Fitriani (13338) 2. Muhhamda Iqbal Amri (13339) 3. Hera Nurlita P. (13316) 4. Qurrotu Aini Putri (13331) 5. Erintano Ariesta Y. (13329) JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2014
  • 2. 2 IKAN NILEM (OSTEOCHILUS HASSELTI ) 1. KEANEKARAGAMAN Nilem, nilem mangut, atau melem (Osteochilus vittatus) adalah sejenis ikan air tawar anggota suku Cyprinidae. Ikan herbivora ini diketahui menyebar di Asia Tenggara: Tonkin, Siam(Thailand), SemenanjungMalaya, Kalimantan, Sumatra, dan Jawa. Nilem merupakan ikan budidaya untuk konsumsi, terutama di Jawa. Kini, nilem juga diintroduksi ke beberapa danau di Sulawesi. Satu percobaan yang dilakukan di Danau Maninjau, Sumatera Barat, mendapatkan bahwa ikan nilem yang tidak diberi pakan secara khusus memakan aneka fitoplankton yang terdapat di danau, sehingga berpeluang untuk digunakan sebagai pembersih air danau. Ikan nilem memakan berbagai jenis fitoplankton yang tergolong ke dalam suku-suku Bacillariophyceae,Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan Desmidiaceae. Semenjak populernya "terapi kaki" menggunakan Garra rufa, ikan melem menjadi alternatif karena memiliki perilaku sama, yaitu mengerumuni kaki yang dicelup ke dalam kolam dan memakan kulit ari kaki. Ikan nilem (Osteochilus hasselti c.v.)merupakan salah satu kekayaan spesies asli ikan air tawar yang terdapat di perairan Indonesia dan biasa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai ikan komsumsi. Di daerah Banyumas dikenal tiga jenis ikan nilem budidaya (mangut, seruni, gunung) dan ikan nilem sungai. Untuk menjaga kelestariannya, diperlukan berbagai informasi mengenai ikan nilem tersebut, salah satunya adalah informasi mengenai kekerabatannya. Dengan demikian, akan
  • 3. 3 diketahui status spesies ikan nilem yang ada. Informasi mengenai status spesies ikan nilem tersebut sangat penting dalam menunjang usaha budidaya dankonservasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedekatan hubungan kekerabatan ikan nilem yang adadi Kabupaten Banyumas.Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan dengan menggunakan metode survei dan pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Random Sampling. Karakter morfologi yang didapat pada waktu pengamatan kemudian di ubah menjadi data biner dan dihitung koefesien asosiasi antar jenis. Data biner kemudian digunakan untuk analisis pengelompokan menggunakan program Numerical Taxonomy System (NTSYS) versi 2.02i.sehingga diperoleh fenogram kekerabatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan nilem budidaya (nilem mangut, seruni dan gunung) masuk kedalam Osteochilus hasseltisedangkan ikan nilemsungai masuk kedalam Osteochilus vittatus. Hubungan kekerabatan terdekat dari keempat ikan nilem adalah antara ikan nilem mangut dan ikan nilem seruni. Hubungan kekerabatan terjauh terdapat antara ikan Nilem serumi dengan Ikan Nilem Sungai. Osteochilus Osteochilus melanopleurus Scientific classification Kingdom: Animalia Phylum: Chordata
  • 4. 4 Class: Actinopterygii Order: Cypriniformes Family: Cyprinidae Genus: OsteochilusGünther, 1868 Osteochilus borneensis Osteochilus enneaporos Osteochilus kahajanensis
  • 5. 5 Osteochilus kappenii Osteochilus microcephalus Osteochilus schlegelii Osteochilus spilurus Osteochilus vittatus
  • 6. 6 Osteochilus waandersii 2. BIOLOGIS IKAN NILEM  SISTEM PERCENAAN Sistem pencernaan pada ikan di mulai dari oesophagus yang sangat pendek, karena hampir ronga mulut langsung menuju ke lambung atau intestine ventriculus melengkung seperti huruf U, dan dibedakan menjadi 2 yaitu pars cardiaca yang lebar dan pars pylorica yang sempit. Pada bangsa ikan sangat berliku dan hampir memenuhi rongga perut, dan bermuara ke anus.Hepar terdiri atas dua lobi, vesca fellea dari hepar menuju ductus hepaicus kemudian bersatu dengan ductus cyticus menjadi ductus choledocus yang bermuara ke duodenum.Adapun yang dihubungkan dengan peritoneum ke tundus ventriculli.Osteochilus hasselti mempunyai hati dan pankreas yang sulit dibedakan sehingga disebut hepatopankreas (Radiopoetro, 1988).Ginjal yang gilik yang terletak antara vesica pneumatica dengan tulang vertebrae. Cairan yang mengandung sisa-sisa persenyawaan nitrogen dan hidrogen diambil dari darah dalam ginjal akan ditampung ke dalam vesica urinaria melalui ureter (Jasin,1989). Dalam tubuhnya dapat terlihat organ pencernaan yaitu usus yang panjang, ini dikarenakan ikan ini termasuk tipe herbivora. Kantung Empedu (vesica felea) yang terletak pada usus bagian depan, berupa kantung bulat hijau kebiru-biruan. Kantung empedu ini berhubungan dengan usus melalui ductus choledochus, lalu saluran akhir pencernaan yaitu anus atau porus urogenitalus, hal ini juga diungkapkan oleh Radiopoetro (1997).  SISTEM PERNAPASAN Sistem pernapasan dilakukan oleh insang yang terdapat dalam 4 pasang kantong insang yang terletak disebelah pharynk di bawah operculum. Waktu bernapas operculum menutup lelekat pada dinding tubuh, arcus branchialis mengembang ke arah
  • 7. lateral. Air masuk melalui mulut kemudian kelep mulut menutup, sedangkan arcus branchialis berkontraksi, dengan demikian operculum terangkat terbuka. Air mengalir keluar filamen sehingga darah mengambil oksigen dan mengeluarkan karbondioksida (Jasin,1989). 7 Menurut Djuhanda (1982), lengkung insang pada ikan nilem berupa tulang rawan yang sedikit membulat dan merupakan tempat melekatnya filamen-filamen insang. Arteri branchialis dan arteri epibranchialis terdapat pada lengkung insang di bagian basal pada kedua filamen insang pada bagian basalnya. Tapis insang berupa sepasang deretan batang-batang rawan yang pendek dan sedikit bergerigi, melejat pada bagian depan dari lengkung insang. Ikan nilem memiliki gelembung renang untuk menjaga keseimbangan di dalam air.  HABITAT IKAN NILEM Ikan nilem merupakan ikan sungai yang lincah umumnya di temukan di perairan mengalir atau agak tergenang serta kaya akan oksigen terlarut. Ikan nilem ini banyak tersebar luas di wilayah Asia seperti Indonesia, Malaysia, serta Thailand dan secara umum di budidayakan (Effendie, 2002). Ikan nilem ini umumnnya dipelihara di daerah tropis dengan ketinggian 150 sampai 1000 meter dari permukaan laut.Tetapi ketinggian optimum ialah 800 meter, sedang suhu optimum pertumbuhannya adalah 180C sampai 280C (Saanin, 1984).  REPRODUKSI Ikan melakukan fertilisasi secara eksternal. Telur dan sperma dilepaskan ke dalam air di sekitarnya dan fertilisasi terjadi diluar tubuh. Fertilisasi ini merupakan fertilisasi yang primitif (Villee et al., 1988). Ikan jantan terdapat sepasang testis yang panjang. Mereka terletak ventral dari ren. Ujung caudal mulai dari vas deferens yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Ikan betina terdapat sepasang ovaria yang panjang. Ovaria ini mempunyai rongga yang ke caudal melanjutkan diri ke dalam oviduk, yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis (Radiopoetro, 1977). Organ reproduksi pada ikan nilem ini terdiri dari gonad dengan saluran kelenjar asesorisnya. Ada dua macam gonad, yaitu gonad yang menghasilkan sel kelamin betina
  • 8. (ovum) yang disebut ovarium dan gonad yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoa) yang disebut dengan testis. Menurut Sumantadinata (1981), Reproduksi pada ikan dikontrol oleh kelenjar pituitari yaitu kelenjar hipotalamus, hipofisis – gonad, hal tersebut dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari lingkungan yaitu temperatur, cahaya, cuaca yang diterima oleh reseptor dan kemudian diteruskan ke sistem syaraf kemudian hipotalamus melepaskan hormon gonad yang merangsang kelenjar hipofisa serta mengontrol perkembangan dan kematangan gonad dalam pemijahan. Ovarium terdapat dalam hewan betina yang ditambatkan oleh mesentrium khusus pada dinding tubuh (mesovarium). Ovarium selain sebagai gonad, juga sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Testis terdapat pada hewan jantan. Letak testis pada vertebrata rendah tersimpan dalam rongga perut dengan ditambatkan ke dinding tubuh oleh mesentrium khusus (mesorchium). Testis pada vertebrata tingkat tinggi terletak diluar rongga perut, tersimpan dalam bangunan khusus yang disebut skrotum. Testis selain sebagai gonad juga sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon testosterone. Menurut Storer (1957), pada sistem reproduksi ikan nilem, Ovarium tersusun dari jaringan ikat fibrosa sebagai membrana basalis yang di sebelah dalamnya terdapat banyak sarang-sarang telur yang berisi sel gamet primordial (oogonia atau oosit) dan dibagikan tengahnya berisi jaringan ikat stroma. Umumnya setiap individu mempunyai sepasang ovarium yang secara simetris berada pada sisi kanan dan kiri tubuh. Oogonia atau oosit terkandung di dalam sarang telur dan masing-masing 8 terbungkus oleh selapis sel granulosa disebut sel folikel. Testis sebagai organ kelamin jantan berupa organ yang jumlahnya sepasang dan dilengkapi dengan saluran spermatozoa dan organ asesoria. Saluran testis pada vertebrata tinggi dan rendah berhubungan langsung dengan testisnya. Sel-sel yang berkembang menjadi gamet berada di bagian medulla sehingga gamet-gamet yang diproduksi akan terkumpul di dalam lumen tubulus dan kemudian disalurkan ke saluran-saluran dari tubulus atau testis yang kemudian bergabung menjadi epididmis. Ikan nilem jantan dan ikan nilem betina dapat dibedakan setelah ikan masak kelamin. Permukaan luar operkulum (tutup insang) ikan jantan apabila diraba terasa kasar sedangkan ikan betina terasa halus. Ikan jantan apabila diurut perutnya dari operkulum ke papilla genital maka akan keluar cairan seperti santan (milt) sedangkan ikan betina tidak. Perut ikan jantan langsing sedangkan ikan betina membuncit dan lunak. Ikan betina biasanya lebih jinak daripada ikan jantan.
  • 9.  ANATOMI 9 Didapatkan bahwa tubuh ikan nilem (Osteochillus hasselti) dibagi menjadi tiga bagian penting yaitu caput (kepala), truncus (badan), dan cauda (ekor) dimana tidak ada batas nyata antara caput dan truncus. Bagian kepala ikan terdapat cavum oris dan organon fissus. Cavum oris atau mulut berfungsi untuk memasukkan air pada saat melakukan pernafasan. Organon fissus atau mata pada ikan ini dilapisi oleh selaput yang sangat tipis yang berguna untuk mencegah masuknya air pada saat berenang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Radiopoetro (1997), bahwa tubuh ikan terdiri atas caput, truncus dan cauda. Bagian caput dibatasi dari moncong sampai dengan batas tutup insang, sedangkan bagian truncus mulai dari belakang tutup insang sampai dengan porus urogenitalia, dan bagian cauda dibatasi dari porus urogenitalia sampai dengan ujung sirip ekor. Menurut Djuhanda (1981) ikan mempunyai gelembung renang yaitu kantung memanjang di sebelah dorsal dari saluran pencernaan dan letaknya retroperitoneal (di sebelah dorsal dari peritoneum).Gelembung renang selalu berisi udara berfungsi sebagai organ hydrostatic.Saluran pernafasan pada ikan dinamakan trakea. Anatomi Ikan Nilem  SISTEM PEREDARAN DARAH Sistem Peredaran darah pada ikan nilem terdiri atas jantung dan sinus venosus.Jantung ikan terdiri ata dua ruangan, atrium dan ventrikel dan terletak di belakang insang. Sinus venosus adalah struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung. Diantara antrium dan ventrikel jantung terdapat klep untuk menjaga agar aliran darah tetap searah.
  • 10. Peredaran darah ikan disebut peredaran darah tunggal karena darah dari insang langsung beredar ke seluruh tubuh kemudian masuk ke jantung. Jadi darah hanya beredar sekali melalui jantung dengan rute dari jantung ke insang lalu ke seluruh tubuh kemudian kembali ke jantung (Intan Pariwara,2010). Organ reproduksi pada ikan nilem ini terdiri dari gonad dengan saluran kelenjar asesorisnya. Ada dua macam gonad, yaitu gonad yang menghasilkan sel kelamin betina (ovum) yang disebut ovarium dan gonad yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoa) yang disebut dengan testis. Menurut Sumantadinata (1981), Reproduksi pada ikan dikontrol oleh kelenjar pituitari yaitu kelenjar hipotalamus, hipofisis – gonad, hal tersebut dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari lingkungan yaitu temperatur, cahaya, cuaca yang diterima oleh reseptor dan kemudian diteruskan ke sistem syaraf kemudian hipotalamus melepaskan hormon gonad yang merangsang kelenjar hipofisa serta mengontrol perkembangan dan kematangan gonad dalam pemijahan. Ovarium terdapat dalam hewan betina yang ditambatkan oleh mesentrium khusus pada dinding tubuh (mesovarium). Ovarium selain sebagai gonad, juga sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Testis terdapat pada hewan jantan. Letak testis pada vertebrata rendah tersimpan dalam rongga perut dengan ditambatkan ke dinding tubuh oleh mesentrium khusus (mesorchium). Testis pada vertebrata tingkat tinggi terletak diluar rongga perut, tersimpan dalam bangunan khusus yang disebut skrotum. Testis selain sebagai gonad juga sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon testosterone. Menurut Storer (1957), pada sistem reproduksi ikan nilem, Ovarium tersusun dari jaringan ikat fibrosa sebagai membrana basalis yang di sebelah dalamnya terdapat banyak sarang-sarang telur yang berisi sel gamet primordial (oogonia atau oosit) dan dibagikan tengahnya berisi jaringan ikat stroma. Umumnya setiap individu mempunyai sepasang ovarium yang secara simetris berada pada sisi kanan dan kiri tubuh. Oogonia atau oosit terkandung di dalam sarang telur dan masing-masing 10 terbungkus oleh selapis sel granulosa disebut sel folikel. Testis sebagai organ kelamin jantan berupa organ yang jumlahnya sepasang dan dilengkapi dengan saluran spermatozoa dan organ asesoria. Saluran testis pada vertebrata tinggi dan rendah berhubungan langsung dengan testisnya. Sel-sel yang berkembang menjadi gamet berada di bagian medulla sehingga gamet-gamet yang diproduksi akan terkumpul di dalam lumen tubulus dan kemudian disalurkan ke saluran-saluran dari tubulus atau testis yang kemudian bergabung menjadi epididmis. Ikan nilem jantan dan ikan nilem betina dapat dibedakan setelah ikan masak kelamin. Permukaan luar operkulum (tutup
  • 11. insang) ikan jantan apabila diraba terasa kasar sedangkan ikan betina terasa halus. Ikan jantan apabila diurut perutnya dari operkulum ke papilla genital maka akan keluar cairan seperti santan (milt) sedangkan ikan betina tidak. Perut ikan jantan langsing sedangkan ikan betina membuncit dan lunak. Ikan betina biasanya lebih jinak daripada ikan jantan. 11  Morfologi Ikan Nilem Ikan nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan endemik (asli) Indonesia yang hidup disungai-sungai dan rawa–rawa. Ciri-ciri ikan nilem hampir serupa dengan ikan mas.Ciri-cirinya yaitu pada sudut-sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut-sungut peraba. Sirip punggung disokong oleh tiga jari-jari keras dan 12-18 jari-jari lunak. Sirip ekor berjagak dua, bentuknya simetris.Sirip dubur disokong oleh 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak.Sirip perut disokong oleh 1 jari-jari keras dan 13-15 jari-jari lunak.Jumlah sisik-sisik gurat sisiada 33-36 keping, bentuk tubuh ikan nilem agak memenjang dan piph, ujung mulut runcingdengan moncong (rostral) terlipat, serta bintim hitam besar pada ekornya merupakan ciri utamaikan nilem.Ikan ini termasuk kelompok omnivora, makanannya berupa ganggang penempelyang disebut epifition dan perifition (Djuhanda, 1985).  Kualitas air Ikan nilem akan melakukan pemijahan pada kondisi oksigen berkisar antara 5-6 ppm, karbondioksida bebas yang optimum untuk kelangsungan hidup ikan yaitu ≤ 1 ppm (Willoughby,1999). Menurut Susanto (2001) suhu yang optimum untuk kelangsungan hidup ikan nilem berkisar antara 18 – 28 oC, dan untuk pH berkisar antara 6,7 – 8,6. Sedangkan menurut PBIAT Muntilan (2007), untuk kandungan ammonia yang disarankan adalah 0,5 ppm.  Reproduksi Ikan Nilem Reproduksipada ikan dikontrol oleh kelenjar pituitari yaitu kelenjar hipotalamus,hipo fisis gonad, hal tersebut dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari lingkungan yaitutemper atur, cahaya, cuaca yang diterima oleh reseptor dan kemudian diteruskan ke sistem syaraf kemudian hipotalamus melepaskan hormon gonad yang merangsang kelenjar hipofisa sertamengontrol perkembangan dan kematangan gonad dalam pemijahan
  • 12. (Sumantadinata, 1981).Reproduksi merupakan kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Ikan memiliki ukuran dan jumlah terlur yang berbeda, tergantung tingkah laku dan habitatnya. Sebagian ikan memiliki jumlah telur banyak,namun ukurannya kecil, sehing ga sintasan rendah. Sebaliknya ikan memiliki telur sedikit,ukurannya besar. Kegiatan reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda, tergantungkondisi lingkungnya (Fujaya, 2004).Pemijahan adalah proses perkawinan antara ikan jantan dan ikan betina yang mengeluarkansel telur dari betina, sel sperma dari jantan dan terjadi di luar tubuh ikan (eksternal). Dalam budidaya ikan, teknik pemijahan ikan dapat dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu: 1.Pemijahan ikan secara alami, yaitu pemijahan ikan tanpa campur tanganmanusia, terjadi secara alamiah (tanpa pemberian rangsangan hormon), 2.Pemijahan secara semi intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi denganmemberikan rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad, tetapi proses ovulasinya terjadi secara alamiah di kolam, 3.Pemijahan ikan secara intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi denganmemberikan rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad serta proses ovulasinya dilakukan secara buatan dengan teknik stripping atau pengurutan (Gusrina, 2008). 12  Induk Ikan Nilem (Osteochilus hasselti ) Menurut Sumantadinata (1981) ikan betina matang kelamin dicirikan dengan perut yang relatif membesar dan lunak bila diraba, dari lubang genital keluar cairan jernih kekuningan, naluri gerakan lambat, postur tubuh gemuk, warna tubuh kelabu kekuningan dan lubang genital berbentuk bulat telur agak melebar dan membengkak. Sedangkan ciri ikan jantan yang sudahmatang kelamin yaitu mudah mengeluarkan sperma (milt) jika perutnya diurut (stripping), nalurigerakkannya lincah, postur tubuh dan perut ramping, warna tubuh kehijauan dan kadang gelap,lubang urogenital agak menonjol serta sirip dada kasar dan perutnya keras.Ovulasi adalah proses keluarnya sel telur (oosit) yang telah matang dari folikel danmasuk ke dalam rongga ovarium atau rongga perut (Nagahama, 1990dalamGusrina, 2008).Menurut Gusrina (2008) pelepasan telur terjadi akibat: 1.Telur membesar,
  • 13. 13 2.Adanya kontraksi aktif dari folikel (bertindak sebagai otot halus) yang menekansel telur keluar, 3.Daerah tertentu pada folikel melemah, membentuk benjolan hingga pecah danterbentuk lubang pelepasan hingga telur keluar (enzim yang berperan dalam pemecahan diding folikel: protease iplasmin kemudian diikuti oleh hormon prostaglandin F2a (PGF2a) atau chotecholamin yang merangsang kontraksiaktif dari folikel). Telur ikan nilem (Osteochilus hasselti)banyakmengandungkuning telur yangmengumpul pada suatu kutub, tipe telur yang demikian dinamakan Telolechital (Sumantadinata,1981). Ditambahkan pula oleh Djajarejadkk (1977)dalamTriyani (2002) warna telur ikan initransparan dan bersifat demersal (terbenam di dasar perairan). Sementara menurut Soemintodkk (1995)dalamTriyani (2002) telur ikan ini diameter berkisar antara 0,8 mm – 1,2 mm.Menurut Cassie dan Effendie (1979) berat rata – rata dan panjang total untuk ikan nilemdiantaranya: 1. Berat rata – rata induk betina 200,7 gram, panjang total rata – rata induk betina28,7 cm, dan 2. Berat rata – rata induk jantan 187,3 gram, panjang total rata – rata induk jantan28,2 cm.  Kebiasaan Hidup di Alam Nilem hidup di lingkungan yang jernih. Oleh karena itu, ikan ini dapat ditemukan disun gai-sungai. 1. Kebiasaan makan Nilem tergolong ikan pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivore). 2. Kebiasaan berkembang biak Biasanya, ikan ini akan memijah di akhir musim penghujan, di daerah yang berpasir dan berair jernih. Di tempat budi daya, ikan nilem dapat dipijahkan sepanjang tahun dengan mengatur kondisi lingkungan.
  • 14. 14 3. BUDIDAYA IKAN NILEM  Memilih Induk Ikan nilem termasuk ikan yang produktif karena bisa dipijahkan 3-4 kali dalam setahun.Keberhasilan pemijahan sangat ditentukan pada faktor induk dan pengaturan lingkungan pemijahan.Untuk itu, pemilihan induk ikan nilem yang hendak dipijahkan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Betina umurnya mencapai 1-1,5 tahun.Berat badan sekitar 100 g.Bila diurut pelan-pelan ke arah lubang genital, induk betina akan mengeluarkan cairan berwarna kekuningan. b. Jantan perutnya mengembang dan terasa empuk ketika diraba. Berumur 8 bulan. Berat badan sekitar 100g. Bila dipijat perut kearah alat genital, induk jantan akan mengeluarkan cairan seperti susu.  Pemijahan di Kolam Untuk memijahkan ikan di kolam, perlu mempersiapkan konstruksi kolam, persiapankolam, dan proses pemijahan. 1. Konstruksi kolam Kolam pemijahan ikan nilem berukuran 2 m2 yang terhubung dengan kolam penetasanseluas 20 M2.Kolam pemijahan juga terhubung dengan kolam pendederan.Jarak permukaan air dengan pintu pemasukan air sekitar 15 cm. 2. Persiapan kolam Kedalam air di kolam pemijahan 50cm. Sementara kolam penetasan telur yang ada di bawahnya diisi air sedalam 30-40 cm. Dasar kolam penetasan harus berpasir dan bebas dari lumpur agar tidak menganggu proses penetasan telur. Di antara kedua kolam tersebut dipasang saringan agar induk nilem tidak hanyut ke kolam penetesan. Beberapa petani memasang bebatuan dan menanam rumput kakawatan (Cyodon dactylon) untuk menghalangi lolosnyainduk ke kolam penetasan, tetapi tidak menghalangi air yang membawa telur ke kolam penetasan. Adapun debit air yang masuk ke dalam kolam diperbesar untuk merangsang pemijahan induk nilem.
  • 15. 15 3. Pemijahan Ikan diberok (dipuasakan) terlebih dahulu selama 3-7 hari untuk membuang kotoran daridalam perutnya. Pemberokan sebaiknya dilakukan di dalam kolam yang terpisah agar tidak te rjadi pemijahan yang tidak diharapakan atau `mijah maling'. Bila persiapan kolam pemijahan dan kolam penetasan sudah selesai maka 20 pasanginduk dimasukkan ke dalam kolam pemijahan.Usahakan pemasukkan induk dilakukan pada sorehari karena nilem menyukai memijah pada malam hari. Menjelang subuh, biasanya nilem akan memijah. Ikan ini akan memijah di bagiandangkal dekat pipa pembuangan air. Telur-telur yang dikeluarkan, lalu dibuahi. Telur tersebutkemudian akan hanyut terbawa air dan masuk ke dalam kolam penetasan. Setelah itu, pagiharinya induk-induk ditangkap dan dikembalikan ke kolam pemeliharaan induk masing-masing. Menurut Fujaya (2004) yang menyatakan bahwa kondisi lingkungan (eksternal) sepertihujan, habitat, oksigen terlarut, daya hantar listrik, suhu, cahaya, kimia dan fisika air, waktu(malam hari) dan lain – lain. Kondisi lingkungan ini mempengaruhi kontrol endokrin untuk menghasilkan hormon – hormon yang mendukung proses perkembangan gonad dan pemijahan.Ditambahkan pula oleh Stacey (1984) bahwa faktor internal yang mempengaruhi pemijahanadalah pendorong dan penghambat hormon gonadotropin, gonadotropin pra ovulasi dan responovarium terhadap GtH (Gonadotropin Hormon). Ikan nilem akan melakukan pemijahan pada kondisi oksigen berkisar antara 5 – 6 ppm,karbondioksida bebas yang optimum untuk kelangsungan hidup ikan yaitu ≤ 1 ppm (Willoughby,1999). Menurut Susanto (2001) suhu yang optimum untuk kelangsungan hidup ikan nilem berkisar antara 18 – 28oC, dan untuk pH berkisar antara 6,7 – 8,6. Sedangkan menurut PBIATMuntilan (2007), untuk kandungan ammonia yang disarankan adalah 0,5 ppm.Menurut Gusrina (2008) pelepasan telur terjadi akibat: 1. Telur membesar. 2. Adanya kontraksi aktif dari folikel (bertindak sebagai otot halus) yang menekansel telur keluar. 3. Daerah tertentu pada folikel melemah, membentuk benjolan hingga pecah danterbentuk lubang pelepasan hingga telur keluar (enzim yang
  • 16. 16 berperan dalam pemecahan diding folikel: protease iplasmin kemudian diikuti oleh hormon prostaglandin F2a (PGF2a) atau chotecholamin yang merangsang kontraksiaktif dari folikel). Proses spermiasi berhubungan dengan pelepasan spermatozoa dari lumen lobulus masuk kedalam saluran sperma. Pelepasan ini disebabkan oleh kenaikan tekanan hydrostatik didalamlobul untuk mengeluarkan cairan – cairan oleh sel – sel sertoli dibawah rangsangangonadotropin. Spermatozoa kemudian didorong kedalam sistem pengeluaran, disini akan bercampur dengan cairan sperma (milt) (Fujaya, 2004).  Penetasan Telur dan Perawatan Benih Telur yang bertumpuk di dekat pintu pemasukan kolam penetasan diratakan dengan sapulidi atau pun garu. Bila dibiarkan menumpuk, akan banyak telur yang tidak menetas. Kolam penetasan sebaiknya diberi daundaun pisang untuk mengurangi intensitas sinar matahari yangmasuk ataupun air hujan.Lima hari kemudian benih nilem bisa dipanen untuk dijual, ditebarkan ke sawah,ataudipelihara di kolam pendederan. Cara penangkapannya dengan menampung ikan di saluran pembuangan yang dipasang kain halus, lalu memindahkannya secara bertahap ke hapa yang telahdipasang dengan menggunakan ember.Benih yang dihasilkan dari sepasang nilem berukuran100-150 g sebanyak 15-000-30.000 ekor.  Pendederan dan Pembesaran Bila benih akan didederkan ke dalam kolam pendederan, maka pintu air yang terhubungdengan kolam pendederan dibuka. Dengan demikian, benih nilem akan berpindah ke kolam pendederan yang lebih lugs.Pembesaran ikan nilem dapat dilakukan di kolam ataupun keramba. Ikan nilem yangdibesarkan tidak boleh semuanya dikonsumsi atau dijual. Sebagian ikan yang dibesarkan harusdipergunakan untuk peremajaan induk sebab induk nilem biasanya dian ggap sudah tidak produktif lagi setelah 2 tahun atau sekitar 6-8 kali telah dipijahkan
  • 17. 4. DISTRIBUSI / PERSEBARAN IKAN NILEM 17 Nilem merupakan ikan yang memiliki daerah penyebaran yang luas, memanjang ke timur dari Myanmar melalui Thailand, Laos, dan Kamboja hingga Vietnam.Dan ke utara melalui Semenanjung Malaysia dan masuk hingga Sunda Besar (Indonesia) ke daerah-daerah seperti Kalimantan, Sumatra, dan Jawa.Di jawa, Nilem merupakan ikan budidaya untuk konsumsi. Kini, nilem juga diintroduksi ke beberapa danau di Sulawesi. Spesies ini menyebar di Asia Tenggara mulai dari sungai Ayeyarwaddy, Salween, dan Sittaung di pinggiran Myanmar, lalu ke Mekong terus menjauh hingga ke hulu sungai Yunnan di China, lalu ke Semenanjung Malaysia hingga ke Indonesia (Jawa, Sumatra, Kalimantan). Saat ini, nilem sedang dibudidayakan di beberapa negara dan mulai diintroduksi ke Singapura dan Hongkong. Nilem memiliki habitat yang luas mulai dari dataran rendah yang berawa, sungai, dan estuari.Secara berkala, spesies ini bermigrasi ke daerah floodplains pada musim hujan untuk berburu atau memijah.Spesies ini merupakan spesies ikan air tawar.Di Indonesia keberadaannya kurang begitu populer kecuali di Jawa Barat. Hampir 80 % produksi nasional ikan nilem berasal dari Jawa Barat. Peta penyebaran Nilem (yang bertitik kuning)
  • 18. 18 Daftar Pustaka Anonim. 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Nilem. Di unduh pada tanggal 31 Maret 2014 pukul. 03.33 WIB Anonim. 2014. Jenis Ikan terapi. http://ikanterapi.com/2010/08/jenis-jenis-ikan-terapi/. Diunduh pada tanggal 31 Maret 2014 pukul. 03.40 WIB Nuryanto A dan Abulias MN. 2010. Kekerabatan Fenetik Ikan Nilem Budidaya Dan Nilem Sungai (Osteochilus spp.) Di Kabupaten Banyumas. http://bio.unsoed.ac.id/621-kekerabatan-fenetik-ikan-nilem-budidaya-nilem-sungai-osteochilus- spp-di-kabupatenbanyumas#.Uzh_l6JyFQs. Di Unduh pada tanggal 31 Maret 2014 pukul. 03. 37 WIB