Teks ini membahas anatomi dan morfologi ikan nilem (Osteochilus vittatus) dan ikan lele (Clarias gariepinus) melalui pengamatan langsung. Ikan nilem memiliki tubuh ditutupi sisik dengan sirip tunggal dan berpasangan, sedangkan ikan lele tidak ber Sisik dan memiliki alat pernapasan tambahan berupa arborescent. Teks ini juga membandingkan beberapa organ antara kedua ikan tersebut seperti sistem pencernaan, per
1. ANATOMI IKAN NILEM ( Osteochilus vittatus )
DAN IKAN LELE ( Clarias gariepinus )
Oleh :
Nama : Monika
NIM : B1A015017
Rombongan : 1
Kelompok : 4
Asisten : Iis Islamiyah
LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016
2. I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan merupakan organisme akuatik yang banyak terdapat di perairan Indonesia.
Ikan memiliki organ yang kompleks dan terdiri dari sistem-sistem organ yang saling
bekerja sama untuk melakukan aktivitas hidup. Tubuh ikan terdiri dari kepala (caput),
badan (truncus), ekor (cauda). Ikan merupakan makhluk hidup yang memiliki habitat di
air dan bernafas dengan menggunakan insang yang berada di bagian kanan dan kiri dari
kepalanya. Ekosistem ikan ada dua, yaitu perairan tawar dan perairan laut. Ikan yang
hidup di perairan laut lebih banyak mengeksrsikan urine dibandingkan dengan ikan
yang hidup do perairan tawar ( Djuhanda, 1981 ).
Ikan nilem (Osteochilus vittatus) bertulang sejati dan tubuhnya ditutupi oleh
sisik sebagai kerangka luar. Kulit ikan nilem mengandung lendir untuk melicinkan
tubuhnya agar mudah bergerak di air. Tubuh ikan nilem dilengkapi dengan beberapa
sirip dan terdapat gurat sisik sebagai alat keseimbangan untuk mengetahui perubahan
tekanan air dihabitatnya ( Radiopoetro,1977 ).
Ikan lele (Clarias gariepinus) merupakan salah satu jenis ikan yang badannya
tidak diselubungi dengan sisik, melainkan licin pada permukaan tubuhnya dan sedikit
berlendir. Kepala ikan lele (Clarias gariepinus) berbentuk pipih simetris,dan dari kepala
sampai punggung berwarna coklat kehitaman, mulut lebar dan tidak bergigi, bagian
badan membulat dan memipih kearah ekor dan memiliki patil. Patil ikan lele merupakan
senjata ampuh dan berbisa yang terdapat pada pinna pectoral ikan lele untuk melindungi
diri dari musuh di sekitarnya ( Prawirohartono, 2000 ).
Ikan nilem (Osteochilus vittatus) dan ikan lele (Clarias gariepinus) digunakan
dalam praktikum ini untuk mewakili spesies dari class pisces karena ikan nilem
memiliki susunan morfologi dan anatomi yang sederhana. Selain itu ikan nilem
memiliki organ yang jelas dan juga sederhana sehingga praktikan dapat mudah
melakukan pengamatan baik anatomi maupun morfologi ikan nilem dan ikan lele.
A. Tujuan
3. Tujuan dari praktikum Struktur Hewan kali ini adalah untuk mengamati anatomi
dan morfologi ikan nilem (Osteochilus vittatus) dan anatomi ikan lele (Clarias
gariepinus).
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat – alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah bak preparat,
pinset, unting bedah, dan lap kain.
Bahan yang digunakan adalah ikan nilem (Osteochilus vittatus), ikan lele
(Clarias gariepinus ).
B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Ikan nilem dibius dengan menggunkan kloroform atai dimatikan dengan jarum
penusuk sedangkan ikan lele di matikan dengan cara menusuk bagian kepala
dengan gunting atau mematahkannya pada bagian kepala.
2. Ikan digunting mulai dari anus sepanjang garis medioventral tubuh kearah depan
sampai dekat dengan sirip dada.
3. Bagian belahan daging sebelah atas dibuka dengan menggunakan pinset.
4. Penggutingan dilanjutkan dari anus kearah tubuh bagian dorsal yang dilanjutkan
kearah anterior sampai ketutup insang ( dilakukan dengan hati – hati sehingga
tidak mengenai organ – organ yanf ada didalamnya ).
5. Khusus pada ikan lele, pengguntingan atau pembedahan dilakukan dari rahang
bawah sampai kebagian kloaka.
4. B. Pembahasan
1. Ikan Nilem ( Osteochilus vittatus )
Hasil pengamatan dari anatomi ikan nilem atau yang juga dikenal dengan
Silver Shark Minnow mempunyai ciri morfologi diantaranya yaitu bentuk tubuh
yang hampir sama dengan ikan mas. Bedanya kepala ikan nilem relatif lebih kecil di
bandingkan ikan mas. Tubuh ikan nilem dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu
kepala (caput), badan ( truncus ), dan ekor ( cauda ). Ketiga bagian tubuh tersebut
tidak memiliki batas yang nyata. Pada sudut-sudut keras mulut ikan nilem terdapat
dua pasang sungut peraba. Ikan nilem mempunyai organ-organ penyusun diantaranya
yaitu vasica urinaria, nephros, pronephros, gonad, porus urogenitalis, cor, dan usus (
Kriswantoro, 1986 ).
Ikan nilem ( Osteochilus vittatus ) tergolong dalam family cyprinidae seperti
ikan tawes dan ikan mass. Ikan nilem tersebar di beberapa wilayah yaitu Jawa,
Sumatera, Malaysia dan Thailand. Pada umumnya, ikan nilem dipelihara pada daerah
dengan ketinggian berkisar 150 m dpl sampai pada ketinggian 800 m dpl. Ikan nilem
mempunyai tubuh yang ditutupi dengan sisik yang berwarna hijau keabu-abuan,
coklat atau hijau kehitaman ataupun merah. Pada kiri dan kanan badan terdapat linea
lateralis atau gurat sisi yang memanjang ke belakang tutup insang sampai ke ekor.
Gurat sisi ini berfungsi untuk mengetahui besar atau kecilnya arus dalam air dan
sebagai alat keseimbangan. Kedua sudut mult ikan nilem terpasang dua pasang
kumis atau barbel. Mulut ikan nilem relatif lebar dan gigi berkerut-kerut sebagai
tanda pemakan tumbuhan-tumbuhan seperti ganggang penempel. Sisik ikan nilem
berbentuk garis-garis melingkar dan garis-garis radier yang disebut cycloid. Tipe
ekor ikan nilem adalah homocerk yaitu terlihat simetri dorsoventral dari luar
sedangkan dilihat dari dalam tulang-tulang penyusunnya berbentuk asimetris. Tipe
ekor homocerk terjadi apabila columna vertebralis tidak berakhir persis diujung ekor,
tapi agak sedikit membelok, tepi ujung ekor membagi dua bagian yang sama ( Jasin,
1989 ).
Sirip adalah suatu pelurusan integumen yang tipis dan disokong oleh jari-jari
sirip. Sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan dan ada yang tidak. Fungsi
5. dari sirip adalah untuk menjaga keseimbangan air dan juga untuk berenang. Ikan
nilem mempunyai sirip yang berpasangan yaitu sirip dada ( pinna pectoralis ) dan
sirip perut (pinna abdominalis ), ikan nilem juga mempunyai sirip yang tidak
berpasangan atau sirip tunggal yaitu sirip anus (pinnae analis), sirip punggung
(pinnae dorsalis) dan sirip ekor (pinnae caudali ) (Storer and Usinger, 1957).
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makan baik secara fisik maupun
kimiawi sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus,
kemudian sari-sari makanan diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem
peredaran darah. Organ-organ saluran pencernaan terdiri dari (dari arah
depan/anterior ke arah belakang/posterior) berturut-turut : hati, empedu, pankreas,
lambung, esofagus, mulut/rongga mulut, usus (pilorus dan pilorik saeka). Pada
saluran pencenaan terhadap organ-organ tumbuhan berupa kelenjar hati, kelenjar
empedu, dan kelenjar pankreas. Serta organ-organ pelengkap : sungut, gigi, tapis
insang (Djuhanda, 1984).
Ikan nilem memiliki alat pernapasan berupa insang. Insang pada ikan nilem
terdiri atas lengkung insang, filamen insang, dan tapis insang pernyataan ini sesuai
dengan pernyataan Prawirohartono (2000). Pasangan rigi-rigi (tapis insang) berfungsi
menyaring air untuk pernapasan tubuh pada lengkung insang. Lembaran insang
(filamen insang) berwarna merah karena memiliki banyak pembuluh kapiler darah
dari arteri insang, melalui lembaran ini pertukaran CO2 da O2 dapat berlangsung.
Sistem reproduksi pada ikan nilem jantan dengan testis dan ikan nilem betina
dengan ovarium. Ikan nilem jantan dan betina dapat dibedakan dengan cara memijit
bagian perut ikan ke arah anus. Ikan jantan akan mengeluarkan cairan yang berwarna
putih susu dari lubang genitalianya. Sedaangkan ikan nilem betina yang sudah
matang telurnya mempunyai ciri-ciri perut yang relatif besar dan tersa lunak apabila
diraba (Moment, 1967). Ikan nilem mempunyai gelembung renang (vesica metatoria)
yang berfungsi sebagai alat keseimbangan naik turun dalam air. Ginjal berfungsi
sebagai tempat untuk penyarinngan urin. Ureter untuk menyalurkan urin dari ginjal
ke vasica urinaria. Sistem ekskresi pada ikan nilem terdiri dari ren, ureter, vasica
urinaria dan berakhir pada porus urogenetalia.
2. Ikan lele ( clarias gariepinus )
Hasil pengamatan dalam praktikum anatomi ikan lele didapat bahwa bagian
tubuh ikan lele terbagi tiga yaitu kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (cauda).
Pada bagian kepala ikan lele terdapat bagian-bagian yaitu organon visus (mata),
6. cavum oris , lekuk hidung dan empat pasang sungut atau barbels yaitu barbels
inferior dan barbels superior yang berfungsi sebagai indera peraba pada saat terdapat
rangsangan dan pada saat mencari makanan. Kepala ikan lele berbentuk pipih dan
simetris, dari kepala sampai punggung berwarna coklat kehitaman, mulut lebar dan
tidak bergigi, bagian badan bulat memiliki alat pernapasan tambahan yaitu organ
arborescent yang berupa kulit tipis menyerupai spons. Dengan adanya pernapasan
tambahan ini ikan lele dapat hidup pada air dengan kondisi kadar oksigen rendah.
Tubuh ikan lele tidak memiliki sisik, memiliki kulit berlendir, mempunyai pigmen
hitam yang dapat berubah menjadi pucat apabila terkena cahaya matahari, tampak
pula alat keseimbangan yang berupa gurat sisi dibagian tengah sisi trunchusnya. Ikan
lele mempunyai sirip punggung dan sirip dubur yang memanjang sampai pangkal
ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, mempunyai senjata berupa patil atau
taji untuk melindung dirinya dari serangan musuh di sekitarnya, panjang maksimum
mencapai 400 mm. Ikan lele mempunyai sirip punggung (dorsal fin), sirip anus (anal
fin) dan sirip ekor (caudal fin) yag disebut ekor tidak berpasangan. Sirip dada
(pectoral fin) dan sirip perut (abdominal fin) di sebut sirip berpasangan. Ikan lele
tidak mempunyai gelembung renang (vesica metatoria) yang merupakan alat
keseimbangan naik turun dalam air, hal ini dikarenakan ikan lele lebih sering berada
di dasar perairan (lumpur) (Jasin, 1989).
Sistem pencernaan pada ikan lele (Clarias gariepinus) di mulai dari mulut,
rongga mulut, faring, oesophagus, pilorus, usus, rectum dan anus. Struktur anatomi
mulut ikan lele erat kaitannya dengan bagaimana caranya ikan lele mendapatkan
makanan. Sungut terdapat di sekitar mulut lele yang berperan sebagai alat peraba
atau pendeteksi makanan dan ini terdapat pada ikan yang aktif mencari makanan
pada malam hari (noktrnal). Rongga mulut pada ikan lele diselaputi oleh sel-sel
penghasil lendir yang mempermudah jalannya makanan ke segmen berikutnya.
Rongga mulut ikan lele juga terdapat organ pengecap yang berfungsi untuk
menyeleksi makanan. Faring pada ikan lele berfungsi untuk menyaring makanan
yang masuk, karena insang mengarah pada faring maka material bukan makanan
yang akan dibuang melalui celah insang (Djuhanda, 1984).
Alat pernapasan paa ikan lele berupa insang dan juga alat pernapasan
tambahan yaitu arborescent. Insang pada ikan lele memiliki bagian-bagian dan
mekanisme pernapasan mirp dengan ikan nilem. Ikan lele dapat hidup di dalam
lumpur atau di dalam air yang memiliki kadar oksigen yang minim karena memiliki
7. alat pernapasan tambahan yang mempermudah ikan lele dapat bertahan hidup di luar
air dalam beberapa jam jika keadaan udara disekira lembab. Arborescent merupakan
membran yang berlipat-lipat dan penuh dengan kapiler-kapiler darah. Kapiler darah
ini terletak di bagian atas lengkung insang kedua dan ketiga. Arborescent memiliki
bentuk mirip dengan bunga karang ( Kriswantoro, 1986 ).
Terdapat perbedaan antara sistem reproduksi ikan lele jantan dan ikan lele
betina. Pada lele jantan terdapat sepasang testis dan pada bagian luar tampak klasper
yang bentuk meruncing berwara merah yang merupakan alat kelamin yang berfungsi
untuk menyalurkan sperma keluar tubuh. Sistem reproduksi ikan lele betina terddiri
dari ovarium yang berisi buturan-bitiran telur yang akan dikeluarkan pada saat
waktunya untuk bereproduksi. Ikan lele melakukan fertilisasi eksternal yaitu
pembuahan antara ovarium dean sperma terjadi di luar tubuh induk. Perbedaan alat
reproduksi ikan lele jantan dan betina yaotu pada ikan lele jantan terdapat alat
kelamin yang terletak di dekat anusnya, berwarna cerah dan meruncing (klasper),
sedangkan alat kelamin betina tampak membulat ( Kriswantoro, 1986 ).
8. IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Bagian tubuh Ikan Nilem (Osteochilus vittstus) dan Ikan Lele (Clarias geriepinus)
dibagi menjadi tiga bagian yaitu kepala (caput), badan (trunchus), dan ekor
(cauda).
2. Tubuh ikan nilem diselmuti dengan sisik yang disebut cycloid, yang juga
memiliki kelenjar yang dapat menghasilkan lendir dan memudahkannya untuk
beranang di air.
3. Alat reproduksi atau gonad pada ikan nilem jantan berwarna putih yaitu testis,
sedangkan pada ikan nilem betina berwarna kuning seperti kumpulan butiran-
butiran kecil yaitu ovarium.
4. Sistem pernapasan pada ikan nilem terdiri dari insang dan vesica metatoria,
sedangkan pada ikan lele sistem pernapasannya terdiri dari insang dan memiliki
alat tambahan yang disebut arborescent.
5. Ikan nilem dan ikan lele memiliki gurat sisi yang berfungsi untuk mengetahui
besar kecilnya arus yang ada di dalam air
B. Saran
Ada baiknya jika dalam praktikum alat dan bahan yang akan dipakai lengkap.
Dan semoga ilmu yang di peroleh setelat praktikum dapat bermanaat baik untuk
penulis maupun pembaca dan nantinya kita dapat terus menambah ilmu pengetahuan,
khususnya mata kuliah Struktur Hewan.
9. DAFTAR REFERENSI
Djuhanda, T. 1981. Anatomi Empat Spesies Vertebrata. Americo, Bandung.
Djuhanda,T. 1984 . Analisa Struktur Vertebratae Jilid I. Americo, Bandung.
Jasin, 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Wijaya,
Surabaya.
Kriswantoro, M. 1986. Mengenal Ikan Air Tawar. Karya Bani, Jakarta.
Moment, G. B. 1967. General Zoology. Bentley Glass, Boston.
Prawirohartono, S. 2000. Sains Biologi. Bumi Aksara, Jakarta.
Radiopoetro. 1977. Zoology. Erlangga, Jakarta.
Storer, T.I., and Usinger, R.L. 1957. General Zoology. Mc Graw-Hill, New York.