1. 1
DAFTAR ISI
BAB I .............................................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 2
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................... 2
1.2 TUJUAN .......................................................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3
2.1 PENGERTIAN MANUSIA ............................................................................................. 3
2.2 MANUSIA SEGAMBAR DAN SERUPA DENGAN ALLAH ..................................... 9
2.3 MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL .............................................................. 10
BAB III ......................................................................................................................................... 13
PENUTUP..................................................................................................................................... 13
3.1 KESIMPULAN .............................................................................................................. 13
3.2 SARAN .......................................................................................................................... 13
LITERATUR ................................................................................................................................ 14
2. 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Menurut kesaksian Alkitab, manusia diciptakan oleh Allah serupa dan segambar dengan
Dia. Manusia berdosa dan membutuhkan pemulihan melalui pertobatan. Tuhan Allah sangat
peduli dengan kehidupan manusia serta seluruh ciptaanNya. Pada hakikatnya manusia diciptakan
sebagai makhluk religious, rasional dan social.
1.2 TUJUAN
Mengindentifikasi konsep manusia menurut pendidikan agama kristen dan manusia
sebagai makhluk social.
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MANUSIA
Menurut Plato manusia adalah ibarat teks yang sulit maknanya harus diuraikan oleh
filsafat. Tetapi dalam pengalaman kita sebagai pribadi, teks itu ditulis dengan huruf yang
terlampau kecil sehingga tak terbaca. Sedangkan menurut Socrates manusia adalah makhluk
yang bila di sodori pertanyaan yang rasional dapat menjawab secara rasional pula. Lain pula
menurut Ernst Cassirer, hakikat manusia tak ditentukan oleh tambahan-tambahan dari luar ia
semata-mata tergantung pada penilaian diri, manusia dimaklumkan sebagai makhluk yang terus-
menerus mencari dirinya makhluk yang setiap saat harus menguji dan mengkaji secara cermat
kondisi-kondisi eksistensi. Kita akan memperoleh gambaran tentang sifat manusia hanya bila
kita bergaul dengan manusia. Sedangkan menurut Charles Darwin: “Simpanse dan gorilla adalah
kerabat dekat dari manusia”. Manusia adalah hasil revolusi kera. Menurut Johnson Raley
Wedberg: manusia adalah spesies primate yang maju dan modern. Sedangkan, menurut ajaran
agama Hindu: kehidupan bermula dari Brahmana timbul angkasa, dari angkasa ke udara, dari
udara kea pi kemudian ke air, dari air ke tanah kemudian tanah itu menghasilkan tumbuh-
tumbuhan yang kemudian akan menghasilkan makanan dan pada makanan itu terdapat biji dan
biji itu menghasilkan manusia. Sedangkan menurut paham Totemisme: manusia berasal dari
suatu jenis binatang. Menurut Origenes, manusia dijadikan sesuai dengan peta/rupa dan gambar
Allah itu memiliki tabiat yang berakal, dengan maksud agar manusia telaten menjadi serupa
dengan Allah. Irenius berpendapat lain, menurutnya manusia sejak semula telah menurut rupa
dan gambar Allah, yang berarti sejak semula ia adalah makhluk yang berakal dan serupa dengan
Allah. Marthin Luther, bahwa manusia memiliki pengetahuan akan Allah, kebenaran dan
4. 4
kekudusan, yang setelah manusia jatuh ke dalam dosa, hilang sama sekali. Manusia pada
hakekatnya segambar Allah. Yohanes Calvin berpendapat, bahwa yang dimaksud “gambar”
adalah hakekat manusia yang tidak dapat berubah, sedangkan yang dimaksud dengan rupa adalah
sifat manusia yang dapat berubah, maksudnya bahwa manusia memiliki akal, kehendak dan
kepribadian.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan kesaksian Alkitab yang paling awal tentang
manusia merupakan ciptaan Tuhan. Manusia tidak terjadi dengan sendirinya melalui proses
evolusi. Manusia diciptakan berbeda dari makhluk hidup lainnya termasuk kera dan karenanya
bukan keturunan kera. Sebagai ciptaan Tuhan maka Tuhan adalah sumber hidup Dan Tuhan
berdaulat atas kehidupan dan tujuan hidup manusia. Sebagai makhluk, manusia tak akan pernah
sama dengan penciptanya. Betapa hebatnya potensi rasional manusia, ia tetap makhluk denagn
segala keterbatasannya.
Manusia sebagai makhluk imago dei (serupa gambar Allah) dan religius. Konsep imago
dei ini sudah sangat tua dalam tradisi agama Yahudi dan sudah menjadi pokok perdebatan yang
hangat dalam tradisi agama Kristen. Ada yang mengartikan sebagai kesamaan atau kemiripan
dengan Allah dalam hal dimensi spiritualnya, atau potensi rasional. Hal ini biasa dikaitkan
dengan mandate dari Tuhan untuk menguasai dan memerintah alam semesta. Keseragaman
manusia dengan Allah menunjuk pada relasi manusia dengan Tuhan.
Jadi keseragaman manusia dengan Tuhan berarti manusia diciptakan dengan potensi untuk relasi
dengan Tuhan melalui satu cara lain. Potensi tentu saja bias direlasikan tetapi bias juga tidak.
Manusia sebagai makhluk social menunjuk kepada kecenderungan manusia yang tetap
untuk berorientasi terhadap sesama manusia. Orientasi yang tetap ini mengambil bentuk dalam
5. 5
terciptanya berbagai pranata social mulai dari yang paling sederhana seperti keluarga sampai
kepada yang sangat kompleks seperti Negara dan perusahaan. Realita itu dapat membuktikan
bahwa sesungguhnya manusia mempunyai kebutuhan social atau kebutuhan akan relasi-relasi
social. Lebih jauh lagi manusia juga menciptakan norma-norma social yang mengatur perilaku
dalam kaitannya dengan relasi-relasi social seperti kepercayaan, nilai-nilai dan sebagainya.
Memang selalu ada pilihan antara kepentingan individu atau social tetapi tetap saja tidak bias
menggantikan kebutuhan manusia pada sesamanya. Manusia sebagai makhluk rasional dan
berbudaya. Bahwa manusia diciptakan lain dari makhluk hidup lain sudah jelas antara lain
karena manusia mempunyai potensi rasional. Potensi memungkinkan manusia untuk dapat
mengembangkan kebudayaan dalam arti luas. Fakta ini menjadi sangatjelas dalam pembangunan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni. Potensi inilah yang membawa manusia pada
kemajuan IPTEK dan seni sampai pada tingkat yang canggih sekarang ini. Dengan potensi ini
manusia yang mempunyai orientasi tetap dengan alam semesta ini. Inilah yang dimaksud dengan
tugas mandataris artinya wakil Allah di dunia dalam rangka memerintah dan memelihara alam
ciptaan Tuhan.
Manusia sebagai makhluk etis yaitu manusia mempunyai potensi dan kapasitas untuk
mempertanyakan dan membedakan apa yang baik dan sebaliknya. Manusia tidak saja mampu
membedakan mana yang baik dari yang tak baik secara etis, namun manusia juga mempunyai
kebebasan untuk memilih sekaligus mempertanggungjawabkan pilihannya.
Hakekat manusia yang lain adalah bahwa manusia adalah orang berdosa. Semua hakekat
yang sudah disebutkan memperlihatkan dimensi yang luar biasa dari keluhuranmanusia.
Kejadian pasal 3, sudah menjelaskan tentang kejatuhan manusia dalam dosa. Disini dosa tidak
hanya merupakan pelanggaran moral atau aturan-aturan melainkan pada dasarnya merupakan
6. 6
sikap yang salah terhadap Allah atau bahkan dapat dikatakan pemberontakan manusia terhadap
Allah. Artinya, manusia menolak kedaulatan Allah atas hidupnya dan pengrah tujuan hidupnya.
Jadi dapat dikatakan bahwa dosa adalah pelanggaran terhadap kehendak Allah dan mempunyai
konsekuensi-konsekuensi moral dan etis dalam berbagai dimensi hubungan manusia; dengan
sesame; dengan alam ciptaan Tuhan, dan bahkan dengan diri sendiri.
Ajaran tentang dosa ini mempunyai tempat yang sentral dalam Alkitab dan juga dalam
tradisi Kristen. Itulah sebabnya Yesus Kristus dating ke dalam dunia untuk menyelamatkan
manusia dari dosa-dosa. Ajaran ini bertendensi seolah-olah dosa selalu diartikan secara individu.
Namun ada lagi jenis dosa yang lebih parah konsekuensinya yakni dosa social atau structural.
Pengertian ini dikembangkan oleh para teolog pembebasan. Ternyata pendritaan dan kemiskinan
manusia banyak diakibatkan oleh dosa social, misalnya oleh struktur social, politik dan ekonomi
yang tidak adil.
Manusia adalah keturunan dewa sebagai hasil dari perkawinan suci antara para dewata.
Dalam kehidupan agama suku, langit dipandang sebagai alam atas, langit melambangkan asas
laki-laki, segala sesuatu yang ada dibalik langit merupakan hal yang misteri. Sedangkan bumi
dianggap sebagai alam bawah, melambangkan asas perempuan, asa perempuan dipandang
sebagai alam bawahan yang ada di bawah bumi. Manusia adalah hasil perkawinan dari alam atas
dan dari alam bawah. Alam tempat tinggal manusia disebut alam tengah. Peperangan suci antara
dewa-dewa, dalam peperangan ini alam atas dan bawah berusaha untuk saling membinasakan.
Akan tetapi dari pembinasan itulah lahirlah manusia dari bumi, sehingga kesatuan kedua tokoh
tadi dipulihkan atau diperbaharui dalam ciptaan yang baru.
7. 7
Manusia adalah salah satu bagian dari alam. Segala sesuatu adalah subjek, manusia
adalah satu subjek, manusia tidak ada bedanya dengan alam sekitarnya. Manusia adalah salah
satu bagian dari alam sehingga agama-agama suku mempercayai bahwa hidup manusia
tergantung pada kekuatan-kekuatan yang ada di sekitarnya. Alam sekitar sangat mempengaruhi
kehidupan manusia, selalu untuk menyenangkan alam sekitarnya dengan upacara-upacara
keagamaan. Manusia menguasai alam, walaupun manusia sangat mempengaruhi kekuatan-
kekuatan yang ada di alam sekitarnya, ia dapat menguasai kekuatan-kekuatan tersebut, karena
semua itu bukanlah kekuatan-kekuatan yang pribadi. Baik atau tidaknya keadaan manusia
tergantung dari bagaimana manusia menguasai kekuatan-kekuatan alam tersebut.
Humanisme adalah paham yang menganggap manusia sebagai objek studi terpenting jadi
pusat dari objek studi bukan alam, bukan Tuhan tetapi manusia. Gerakan humanism muncul
ketika orang menyadari adanya ketidakseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan manusia, pada
waktu itu gereja mendominasi ilmu pengetahuan. Biara adalah pusat untuk mempelajari berbagai
ilmu pengetahuan. Kaum terpelajar pada waktu itu: para pendeta dan biarawan hanya sibuk
dengan persoalan-persoalan teologi yang rumit sehingga mereka tidak lagi memperhatikan
kebutuhan sehari-hari manusia. Dalam perkembangannya selanjutnya, humanisme yang sering
disebut humanisme modern tidak hanya sekedar berjuang untuk memperhatikan dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan jasmani manusia, tetapi mereka pun menciptakan aagama. Prinsip ajaran
humanisme modern itu adalah: menolak kepercayaan kepada Allah, percaya kepada kemampuan
manusia sendiri. Manusia dijadikan sebagai ukuran untuk menilai segala sesuatu dan mereka
mementingkan etika dan susila, namun meninggalkan ajaran agama.
Dalam pandangan evolusionisme yang di dalamnya mengajarkan tentang segala bentuk
kehidupan baik organism maupun social dan budaya, yang berkembang dari bentuk yang
8. 8
sederhana kea rah bentuk yang sempurna. Dalam pandangan evolusionisme memiliki dasar yaitu
tidak ada Allah, manusia adalah binatang menyusui yang tertinggi yang cerdas sebagai
kelanjutan dari makhluk sebelumnya yang sederhana dan factor seleksi alam (natural selection)
sangat menentukan hidup atau matinya makhluk yang ada. Hidup harus diperjuangkan (struggle
of life).
Dalam pandangan komunisme, agama dipandang sebagai penyebab kesengsaraan.
Sejalan dengan kebenciannya terhadap agama, komunisme menolak keberadaan Allah. Allah
adalah khayalan dan fantasi pikiran manusia. Manusialah yang menjadikan Allah dan manusialah
sebagai Allah sendiri. Manusia adalah sumber segala sesuatu itulah yang disebut atheime.
Komunisme memandang materi sebagai milik bersama sebagai hal yang pokok. Segala sesuatu
diukur dari masalah-masalah materi (ekonomi). Manusia dipandang sebagai benda bergerak,
mempunyai arti kebersamaan dengan orang lain. Dalam kesendirian manusia tidak mempunyai
arti dan itulah yang disebut dengan materialism. System ekonomi sangat menentukan kehidupan
dalam masyarakat. Manusia dilihat sebagai hasil dari lingkungannya, dari system ekonomi yang
berlaku. Manusia adalah homo economicus . manusia tidak bias menentukan dirinya sendiri,
karena terikat oleh system ekonomi. Dosa itu tidak ada, keberadaan manusia yang buruk
disebabkan oleh adanya kapitalisme. Dan hal ini dapat diperbaiki dengan melaksanakan
perubahan system ekonomi yang di dalamnya diharapkan bahwa semua orang yang dapat
memiliki segala sesuatu secara bersama. Hidup hanya dapat dilihat sebagai masalah perut belaka.
Manusia adalah apa yang dimakannya(biologis-ekonomi).
Menurut pandangan determinisme, manusia bergerak karena adanya kekuatan atau kuasa
dari luar. Manusia tidak bias melakukan segala sesuatu sendiri, harus ada penyebabnya. Secara
etimologi, determinisme berasal dari kata to determine yang artinya menetapkan, menakdirkan.
9. 9
Ini adalah paham yang mengajarkan bahwa segala sesuatu terjadi karena ada yang
menyebabkannya atau menakdirkannya. Ada beberapa penyebab yang memungkinkan manusia
melakukan sesuatu adalah lingkungan. Lingkungan adalah penyebab sesuatu yang terjadi dalam
kehidupan manusia. Pandangan ini didasarkan pada pokok ajaran bahwa manusia adalah tubuh
jasmani yang tidak mempunyai jiwa atau roh. Peraturan-peraturan kosmos dimana manusia
diatur oleh peraturan-peraturan kosmos yang ada sejak semulanya. Allah dianggap sebagai
penentu (menakdirkan) segala sesuatu dalam kehidupan manusia. Manusia dianggap hanyalah
boneka yang siap dan harus menerima segala sesuatu yang akan terjadi, yang baik ataupun yang
buruk. Manusia tidak mempunyai hal untuk bertanya atau mengubahnya.
2.2 MANUSIA SEGAMBAR DAN SERUPA DENGAN ALLAH
Dalam perjanjian lama menyebut gambar dengan kata tselem yang berarti gambar,
patung, model yang asli, sedangkan rupa disebut dengan kata Demuth yang berarti salinan,
tembusan yang asli. Dalam perjanjian Baru menyebut gambar dengan kata eikon yang berarti
bentuk asli, perwujudan yang dilukiskan yang Nampak. Dari penjelasan ini dapat diartikan
bahwa pada awal penciptaan manusia, antara manusia dengan Allah ada kesamaan yaitu
kesamaan ilahi. Tetapi setelah manusia jatuh ke dalam dosa maka kedudukan manusia sebagai
gambar dan rupa Allah menjadi rusak.
Kristus datang ke dalam dunia untuk memperbaiki gambar yang rusak itu. Kristus adalah
sungguh-sungguh Allah dan Ia juga adalah manusia. Ia dating untuk melaksanakan pekerjaan
penebusan, mendamaikan Allah dengan manusia. Sebagai Allah, sepenuhnya Ia mampu
mendamaikan manusia dengan Allah dan pendamaian yang dilakukanNya itu sungguh-sungguh
bias dirasakan manusia. Di dalam pekerjaanNya dengan manusia. Dalam hubunganNya dengan
Allah, Yesus taat menjalankan perintah-perintah BapaNya untuk menytelamatkan dunia. Dalam
10. 10
hubunganNya dengan manusia Yesus prihatin dan mengasihi umatNya serta rela mati menebus
dosa umatNya. Yesus sebagai gambar dan rupa Allah bearti: manusia dan Allah tidak dapat
mepaskan diri dari hubungan satu sama lain, Kristus yang adalah Allah (anak) setia dan taat
kepada BapaNya dan selalu memperhatikan umatNya manusia. Ia sebagai manusia selalu setia
kepada Allah dan memperhatikan dan mengasihi sesamanya manusia. Ia hidup dalam
persekutuan dengan Allah dan manusia.
Manusia sebagai gambar dan rupa Allah berarti manusia betul-betul menyadari bahwa
dirinya tidak lepas dari keterikatannya dengan Allah. Bahwa ia ditentukan untuk hidup bersama-
sama dengan Allah(kel 20:1-11). Manusia ada hubungan dengan sesamanya dalam situasi saling
menilong, saling memperhatikan, saling menghargai. Manusia harus saling menghormati
sesamanya sebagai gambar Allah.
2.3 MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Manusia sebagai makhluk social menunjuk kepada kecenderungan manusia yang tetap
untuk berorientasi terhadap sesama manusia.Orientasi yang tetap ini mengambil bentuk dalam
terciptanya berbagai pranata social mulai dari yang paling sederhana seperti keluarga sampai
kepada yang sangat kompleks seperti Negara dan perusahaan. Realita itu dapat membuktikan
bahwa sesungguhnya manusia mempunyai kebutuhan social atau kebutuhan akan relasi-relasi
social manusia juga menciptakan norma-norma social yang mengatur perilaku dalam kaitannya
dengan relasi-relasi social seperti kepercayaan, nilai-nilai dan sebagainya. Memang selalu ada
pilihan antara kepentingan individu atau social tetapi tetap saja tidak bias menggantikan
11. 11
kebutuhan manusia pada sesamanya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang
mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1. Tekanan emosional.
2. Harga diri yang rendah.
3. Isolasi sosial.
Manusia diciptakan lain dari makhluk hidup lain sudah jelas antara lain karena manusia
mempunyai potensi rasional. Potensi memungkinkan manusia untuk dapat mengembangkan
kebudayaan dalam arti luas.Manusia sebagai makhluk social menunjuk kepada kecenderungan
manusia yang tetap untuk berorientasi terhadap sesama manusia. Orientasi yang tetap ini
mengambil bentuk dalam terciptanya berbagai pranata social mulai dari yang paling sederhana
seperti keluarga sampai kepada yang sangat kompleks seperti Negara dan perusahaan.Manusia
sebagai makhluk sosial menunjuk kepada kenyataan bahwa manusia adalah tidak sendirian dan
selalu dlm keterhubunganya dengan orang lain dan berorientasi kepada sesama. (Kej. 2:18).
Kejadian 2:18 menyatakan bahwa tak baik kalau manusia itu sendiri, dan karena itu Allah
menciptakan penolong yang sepadan. Hal ini tak hanya terbatas pada manusia jenis kelamin
yang lain, tetapi juga bahwa manusia sendirian adalah tidak baik. Allah menghendaki manusia
hidup dengan sesamanya.Hal ini unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
1. Dorongan untuk makan
2. Dorongan untuk mempertahankan diri
3. Dorongan untuk melangsungkan jenis
12. 12
Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam perkembangannya sebagai
seorang makhluk sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang saling
ketergantungan dan membutuhkan.kecenderungan sosial untuk meniru dalam arti membentuk
diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari :
1. Penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan, dimana manusia menerima bentuk-bentuk
pembaharuan yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan.
2. Penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu
menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa
berjalan secara efektif dan efisien.
13. 13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Menurut kesaksian Alkitab, manusia diciptakan oleh Allah serupa dan segambar dengan Dia.
Manusia berdosa dan membutuhkan pemulihan melalui pertobatan. Tuhan Allah sangat peduli
dengan kehidupan manusia serta seluruh ciptaanNya. Pada hakikatnya manusia diciptakan
sebagai makhluk religious, rasional dan social.Manusia sebagai makhluk individu memiliki
hakikat sebagai manusia yang mempunyai keinginan,kebutuhan, dan perasaan yang berbeda
dengan manusia yang lainnya. Menurut kesaksia Alkitab manusia diciptakan oleh Allah serupa
dan segambar dengan Allah. Manusia adalah mahkota ciptaan Tuhan, karena manusia adalah
makhluk yang termulia.Manusia adalah makhluk social yang menunjuk kepada kecenderungan
manusia untuk berorientasi terhadap sesame manusia. Manusia adalah makhluk etis yang
mempunyai potensi dan kapasitaas untuk mempertanyakan dan membedakan apa yang baik dan
sebaliknya
3.2 SARAN
Manusia adalah makhluk etis yang mempunyai potensi dan kapasitaas untuk mempertanyakan
dan membedakan apa yang baik dan sebaliknya.untuk itu dalam menjalani kehidupannya
manusia perlu bersosialisasi dengan cara yang baik dan bercaermin kepada firman yang hidup
atau Tuhan YESUS karena kita di ciptakan segambar dan serupa dengan Allah.
14. 14
LITERATUR
Alkitab
Pdt. S. A. L. Tombeg STh. MTeol, Pdt. T. D. Wua STh. 2008. Pendidika Agama Kristen,
Depdiknas
UNIMA