SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
PEMBAHASAN MANUSIA 
DALAM PANDANGAN ISLAM 
DISUSUN OLEH : 
ILHAM FATHONI H.1 3. ( 13 ) 
MANAJEMEN 
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI 
PELITA BANGSA 
TAHUN 2014-2015
KATA PENGANTAR 
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayat, dan anugerah-Nya kepada 
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu dan benar. 
Selain untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah agama, tujuan penulis membuat makalah ini 
adalah untuk menjelaskan tentang pembahasan manusia dalam pandangan islam. 
Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada orangtua penulis atas bantuan dan 
dukungannya dalam mengerjakan makalah ini. Terima kasih juga kepada rekan-rekan lainnya 
yang tak mungkin penulis ucapkan satu per satu karena telah menghibur dan membangkitkan 
semangat penulis dalam menyelesaikan makalah ini. 
Akhir kata, penulis berharap makalah ini bisa menambah pengetahuan dan penjelasan pembaca 
tentang manusia. 
Cikarang, Oktober 2014 
Tim Penulis
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR............................................................................................................. 
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 
A. Latar Belakang ........................................................................ 
B. Rumusan Makalah .................................................................................. 
C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 
D. Metode Penulisan………………………………………………… 
E. Sistematika Penulisan………………………………………………….. 
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 
A. Definisi &Hakikat Manusia ........................................................... 
B. Tujuan PenciptaaanManusia ........................................................... 
C. Pemahaman Tentang Fitrah................................................... 
D.Hubungan Manusia dan Agama………………………………………………... 
E. Konsep Manusia Sempurna………………………………………… 
BAB III PENUTUP 
Kesimpulan 
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 
PENDAHULUAN 
1.1 LATAR BELAKANG 
Kehadiran manusia tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta.Manusia hakikatnya 
adalah makhluk ciptaan Allah SWT.Pada diri manusia terdapat perpaduan antara sifat ketuhanan 
dan sifat kemakhlukan.Dalam pandangan Islam, sebagai makhluk ciptaan Allah SWT manusia 
memiliki tugas tertentu dalam menjalankan kehidupannya di dunia ini.Untuk menjalankan 
tugasnya manusia dikaruniakan akal dan pikiran oleh Allah SWT. Akal dan pikiran tersebut yang 
akan menuntun manusia dalam menjalankan perannya. Dalam hidup di dunia, manusia diberi 
tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan 
pemeliharaan alam. 
1.2 RUMUSAN MAKALAH 
Berdasarkan latar belakang di atas timbul beberapa masalah, diantaranya: 
1. Apa definisi &hakikat manusiamenurut ilmuwan barat maupun islam? 
2. Apakah tujuan penciptaan manusia dalam pandangan islam ? 
3. Bagaimana pemahaman tentang fitrah dalam pandangan islam ? 
4. Apakah hubungan manusia dengan agamadalam pandangan islam ? 
5. Bagaimana konsep manusia sempurna dalam islam? 
1.3 TUJUAN 
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari topik ini adalah: 
1. Menjelaskan perbedaan pandangan ilmuwan barat dengan ilmuwan islam tentang 
definisi& hakikat manusia. 
2. Memahami tujuan penciptaan manusia. 
3. Menjelaskan pemahaman fitrah menurut pandangan islam. 
4. Memahami hubungan manusia dengan agama dalam pandangan islam. 
5. Menjelaskan konsep manusia sempurna dalam pandangan islam.
1.4 METODE PENULISAN 
Penulis memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini. Referensi 
makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media media lain seperti perangkat 
media massa yang diambil dari internet. 
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN 
Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab 
penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan makalah, tujuan, 
metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab pembahasan berisi tentang perincian dari 
rumusan masalah.Bab penutup berisi kesimpulan.
BAB 2 
PEMBAHASAN 
.) HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM 
Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah makhluk paling sempurna dibandingkan 
dengan makhluk yang lainya, termasuk diantaranya Malaikat, Jin, Iblis, Binatang, dan lain-lainnya. 
. Hakikat Manusia MenurutFilsafat Timur (ISLAM) 
1. Kelompok istilah al-basyar. 
2. Kelompok istilah al-Insan 
3. Kelompok istilah bani adam. 
5. Secara garis besarnya, Islam memandang manusia sebagai berikut : 
1. Manusia adalah makhluk mulia dan merupakan sebaik-baiknya makhluk. Firman Allah Surat Al-Israa’ 
: 70. 
2. Allah telah mengamanatkan kekhalifahan bumi kepada manusia, sebagaimana firman Allah Surat Al- 
Maa’idah : 32. 
3. Sesungguhnya Allah telah menciptakannya demi satu tujuan yang mulia yaitu agar manusia selalu 
beribadah kepada-Nya. Allah Berfirman Surat Adz-Dzaariyat : 56. 
4. Manusia dipersiapkan untuk mencapai derajat kesempurnaan, sebagaimana firman Allah Syrat Al- 
Mujaadilah : 11 5. Manusia mempunyai kemampuan untuk belajar dan menyerap ilmu pengetahuan. 
Allah Berfirman Surat Al-Alaq : 3-5 
5. Manusia memiliki indra yang menunjang dirinya dalam belajar dan menyerap ilmu pengetahuan. Allah 
berfirman Surat Al-Mulk : 23 7. Manusia memiliki kemampuan untuk membedakan dan memilih dengan 
mendayagunakan akalnya.Sesungguhnya manusia diberi kebebasan memilih. Allah berfirman Surat Asy- 
Syams : 7-8 dan Al-Balad : 10. 
2.1Pengertian manusia menurut para ahli 
 NICOLAUS D. & A. SUDIARJA 
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi 
tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang 
 ABINENO J. I 
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus 
dalam tubuh yang fana” 
 UPANISADS 
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana ataubadan fisik
 I WAYAN WATRA 
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa 
 OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY 
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia 
adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya 
dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan. 
 ERBE SENTANU 
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dikatakan bahwa manusia 
adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain 
 PAULA J. C & JANET W. K 
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung 
jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan 
unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinanan. 
Pengertian manusia menurut agama islam 
Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain al-insaan, al-naas, al-abd, 
dan bani adam dan sebagainya. Al-insaan berarti suka, senang, jinak, ramah, atau makhluk 
yang sering lupa.Al-naas berarti manusia (jama’).Al-abd berarti manusia sebagai hamba Allah. 
Bani adam berarti anak-anak Adam karena berasal dari keturunan nabi Adam. 
Namun dalam Al-Quran dan Al-Sunnah disebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling 
mulia dan memiliki berbagai potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam menjalani 
kehidupan di dunia dan akhirat. 
Allah selaku pencipta alam semesta dan manusia telah memberikan informasi lewat wahyu Al-quran 
dan realita faktual yang tampak pada diri manusia. Informasi itu diberi- Nya melalui ayat-ayat 
tersebar tidak bertumpuk pada satu ayat atau satu surat. Hal ini dilakukan-Nya agar manusia 
berusaha mencari, meneliti,memikirkan, dan menganalisanya. Tidak menerima mentah demikian 
saja. Untuk mampu memutuskannya, diperlukan suatu peneliti Alquran dan sunnah rasul secara 
analitis dan mendalam. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan penelitian laboratorium 
sebagai perbandingan, untuk merumuskan mana yang benar bersumber dari konsep awal dari 
Allah dan mana yang telah mendapat pengaruh lingkungan. 
Hasil peneliti Alquran yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpuannya bahwa manusia terdiri 
dari unsur-unsur: jasad, ruh, nafs, qalb, fikr, dan aqal.
A. Jasad 
Jasad merupakan bentuk lahiriah manusia, yang dalam Alquran dinyatakan diciptakan dari tanah. 
Penciptaan dari tanah diungkapkan lebih lanjut melalui proses yang dimulai dari sari pati 
makanan, disimpan dalam tubuh sampai sebagiannya menjadi sperma atau ovum (sel telur), yang 
keluar dari tulang sulbi (laki-laki) dan tulang depan (saraib) perempuan (a-Thariq: 5-7). Sperma 
dan ovum bersatu dan tergantung dalam rahim kandungan seorang ibu (alaqah), kemudian 
menjadi yang dililiti daging dan kenpmudian diisi tulang dan dibalut lagi dengan daging. 
Setelahnia berumur 9 (sembilan) bulan, ia lahir ke bumi dengan dorongan suatu kekuatan ruh 
ibu, menjadikan ia seorang anak manusia. 
Meskipun wujudnya suatu jasad yang berasal dari sari pati makanan, nilai-nilai kejiwaan untuk 
terbentuknya jasad ini harus diperhatikan. Untuk dapat mewujudkan sperma dan ovum 
berkualitas tinggi, baik dari segi materinya maupun nilainya, Alquran mengharapkan agar umat 
manusia selalu memakan makanan yang halalan thayyiban (Surat Al-baqarah: 168, Surat Al-maidah 
88, dan surat Al-anfal 69). Halal bermakna suci dan berkualitas dari segi nilai 
Allah.Sedangkan kata thayyiban bermakna bermutu dan berkualitas dari segi materinya. 
B. Ruh 
Ruh adalah daya (sejenis makhluk/ciptaan) yang ditiupkan Allah kepada janin dalam kandungan 
(Surat Al-Hijr 29, Surat As-Sajadah 9, dan surat Shaad 27) ketika janin berumur 4 bulan 10 hari. 
Walaupun dalam istilah bahasa dikenal adanya istilah ruhani, kata ini lebih mengarah pada aspek 
kejiwaan, yang dalam istilah Al-Qur’an disebut nafs. 
Dalam diri manusia, ruh berfungsi untuk : 
1. Membawa dan menerima wahyu (Surat As-Syuara 193) 
2. Menguatkan iman (Surat Al-Mujadalah 22) 
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa manusia pada dasarnya sudah siap menerima beban perintah-perintah 
Allah dan sebagai orang yang dibekali dengan ruh, seharusnya ia elalu meningkatkan 
keimanannya terhadap Allah. Hal itu berarti mereka yang tidak ada usaha untuk menganalisa 
wahyu Allah serta tidak pula ada usaha untuk menguatkan keimanannya setiap saat berarti dia 
mengkhianati ruh yang ada dalam dirinya. 
C.Nafs
Para ahli menyatakan manusia itu pasti akan mati. Tetapi Al-Qur’an menginformasikan bahwa 
yang mati itu nafsnya. Hal ini diungkapkan pada Surat Al-Anbiya ayat 35 dan Surat Al-Ankabut 
ayat 57, Surat Ali-Imran ayat 185. Hadist menginformasikan bahwa ruh manusia menuju alam 
barzah sementara jasad mengalami proses pembusukan, menjelang ia bersenyawa kembali secara 
sempurna dengan tanah. 
Alquran menjelaskan bahwa, nafs terdiri dari 3 jenis: 
1. Nafs Al-amarah (Surat Yusuf ayat 53), ayat ini secara tegas memberikan pengertian bahwa 
nafs amarah itu mendorong ke arah kejahatan. 
2. Nafs Al-lawwamah (Surat Al-Qiyamah ayat 1-3 dan ayat 20-21) dari penjelasan ayat tersebut 
terlihat bahwa yang dimaksud dengan nafs lawwamah ini adalah jiwa yang condong kepada 
dunia dan tak acuh dengan akhirat. 
3. Nafs Al-Muthmainnah (Surat Al-Fajr ayat 27-30). Nafs muthmainnah ini adalah jiwa yang 
mengarah ke jalan Allah untuk mencari ketenangan dan kesenangan sehingga hidup berbahagia 
bersama Allah. 
Hakikat Manusia Menurut Pandangan Umum dan Islam 
Allah SWT sebagai pencipta telah menciptakan langit dan bumi, dan segala sesuatu yang 
ada di antara keduanya. Salah satu ciptaan Allah itu adalah manusia, yang diberi keistimewaan 
berupa kemampuan berpikir yang melebihi jenis makhluk lain yang sama-sama menjadi 
penghuni bumi. Kemampuan berpikir itulah yang diperintahkan Allah agar dipergunakan untuk 
mendalami wujud atau hakikat dirinya dan tidak semata-mata dipegunakan untuk memikirkan 
segala sesuatu di luar dirinya. 
Demikianlah kenyataannya bahwa manusia tidak pernah berhenti berpikir, kecuali dalam 
keadaan tidur atau sedang berada dalam situasi diluar kesadaran.Manusia berpikir tentang segala 
sesuatu yang tampak atau dapat ditangkap oleh pancaindera bahkan yang abstrak sekalipun.Dari 
sejarah kehidupan manusia ternyata tidak sedikit usaha manusia dalam memikirkan wujud atau 
hakikat dirinya, meskipun sebenarnya masih lebih banyak yang tidak menaruh perhatian untuk 
memikirkannya. Dalam firman Allah surat Ar-Rum ayat 30 mengandung perintah agar manusia 
dalam mempergunakan pikirannya selalu dilandaskan pada iman yang terarah lurus pada agama 
Allah SWT. Demikian pula dalam berpikir fundamental tentang hakekat atau wujud dirinya.
A. Arti Hakikat Manusia 
Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya atau asal 
segala sesuatu.Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi 
jiwa sesuatu.Dikalangan tasawuf orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya, karena itu 
muncul kata-kata diri mencari sebenar-benar diri.Sama dengan pengertian itu mencari hakikat 
jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia. 
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah 
swt.Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas 
mereka sebagai khalifah di muka dumi ini.Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari 
tanah. 
Jadi hakekat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai makhluk yang 
diciptakan oleh Allah SWT 
B. Hakekat Manusia Menurut Pandangan Umum 
Pembicaraan manusia dapat ditinjau dalam berbagai perspektif, misalnya perspektif filasafat, 
ekonomi, sosiologi, antropologi, psikologi, dan spiritualitas Islam atau tasawuf, anatar lain : 
a. Dalam perspektif filsafat. 
Disimpulkan bahwa manusia merupakan hewan yang berpikir karena memiliki nalar 
intelektual.Dengan nalar intelektual itulah manusia dapat berpikir, menganalisis, memperkirakan, 
meyimpulkan, membandingkan, dan sebagainya.Nalar intelektual ini pula yang membuat 
manusia dapat membedakan antara yang baik dan yang jelek, antara yang salah dan yang benar. 
1. Hakekat Manusia 
Pada saat-saat tertentu dalam perjalanan hidupnya, manusia mempertanyakan tentang 
asal-usul alam semesta dan asal-usul keber-ada-an dirinya sendiri. Terdapat dua aliran pokok 
filsafat yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut, yaitu Evolusionisme dan 
Kreasionisme (J.D. Butler, 1968). Menurut Evolusionisme, manusia adalah hasil puncak dari 
mata rantai evolusi yang terjadi di alam semesta. Manusia sebagaimana halnya alam 
semesta ada dengan sendirinya berkembang dari alam itu sendiri, tanpa Pencipta. Penganut 
aliran ini antara lain Herbert Spencer, Charles Darwin, dan Konosuke Matsushita. Sebaliknya, 
Kreasionisme menyatakan bahwa asal usul manusia sebagaimana halnya alam semesta adalah 
ciptaan suatu Creative Cause atau Personality, yaitu Tuhan YME. Penganut aliran ini antara lain 
Thomas Aquinas dan Al-Ghazali. Memang kita dapat menerima gagasan tentang adanya
proses evolusi di alam semesta termasuk pada diri manusia, tetapi tentunya kita menolak 
pandangan yang menyatakan adanya manusia di alam semesta semata-mata sebagai hasil evolusi 
dari alam itu sendiri, tanpa Pencipta. 
2. Wujud dan Potensi Manusia 
Wujud Manusia menurut penganut aliran Materialisme yaitu Julien de LaMettrie 
bahwa esensi manusia semata-mata bersifat badani, esensi manusia adalah tubuh atau fisiknya. 
Sebab itu, segala hal yang bersifat kejiwaan, spiritual atau rohaniah dipandangnya hanya 
sebagai resonansi dari berfungsinya badan atau organ tubuh. Tubuhlah yang mempengaruhi 
jiwa. Contoh: Jika ada organ tubuh luka muncullah rasa sakit. Pandangan hubungan antara 
badan dan jiwa seperti itu dikenal sebagai Epiphenomenalisme(J.D.Butler,1968). 
Bertentangan dengan gagasan Julien de La Metrie, menurut Plato salah 
seorang penganut aliran Idealisme bahwa esensi manusia bersifat kejiwaan/spiritual/rohaniah. 
Memang Plato tidak mengingkari adanya aspek badan, namunmenurut dia jiwa mempunyai 
kedudukan lebih tinggi dari pada badan. 
b. Dalam Perspektif Ekonomi. 
Dalam perspektif ekonomi, manusia adalah makhluk ekonomi, yang dalam kehidupannya 
tidak dapat lepas dari persoalan-persoalan ekonomi.Komunikasi interpersonal untuk memenuhi 
hajat-hajat ekonomi atau kebutuhan-kebutuhan hidup sangat menghiasi kehidupan mereka. 
c. Dalam Perspektif Sosiologi. 
Manusia adalah makhluk social yang sejak lahir hingga matinya tidak pernah lepas dari 
manusia lainnya.Bahkan, pola hidup bersama yang saling membutuhkan dan saling 
ketergantungan menjadi hal yang dinafikkan dalam kehidupan sehari-hari manusia. 
d. Dalam Perspektif Antropologi. 
Manusia adalah makhluk antropologis yang mengalami perubahan dan evolusi.Ia senantiasa 
mengalami perubahan dan perkembangan yang dinamis. 
e. Dalam Perspektif Psikologi. 
Manusia adalah makhluk yang memiliki jiwa.Jiwa merupakan hal yang esensisal dari diri 
manusia dan kemanusiaannya.Dengan jiwa inilah, manusia dapat berkehendak, berpikir, dan 
berkemauan.
C. Hakekat Manusia Menurut Pandangan Islam 
Penciptaan manusia terdiri dari bentuk jasmani yang bersifat kongkrit, juga disertai 
pemberian sebagian Ruh ciptaan Allah swt yang bersifat abstrak. Manusia dicirikan oleh sebuah 
intelegensi sentral atau total bukan sekedar parsial atau pinggiran. Manusia dicirikan oleh 
kemampuan mengasihi dan ketulusan, bukan sekedar refles-refleks egoistis.Sedangkan, binatang, 
tidak mengetahui apa-apa diluar dunia inderawi, meskipun barangkali memiliki kepekaan 
tentang yang sakral.[4] 
Manusia perlu mengenali hakekat dirinya, agar akal yang digunakannya untuk menguasai 
alam dan jagad raya yang maha luas dikendalikan oleh iman, sehingga mampu mengenali ke- 
Maha Pekasaan Allah dalam mencipta dan mengendalikan kehidupan ciptaanNya. Dalam 
memahami ayat-ayat Allah dalam kesadaran akan hakekat dirinya, manusia menjadi mampu 
memberi arti dan makna hidupnya, yang harus diisi dengan patuh dan taat pada perintah-perintah 
dan berusaha menjauhi larangan-larangan Allah. Berikut adalah hakekat manusia menurut 
pandangan Islam: 
1. Manusia adalah Makhluk Ciptaan Allah SWT. 
Hakekat pertama ini berlaku umum bagi seluruh jagat raya dan isinya yang bersifat baru, 
sebagai ciptaan Allah SWT di luar alam yang disebut akhirat.Alam ciptaan meupakan alam nyata 
yang konkrit, sedang alam akhirat merupakan ciptaan yang ghaib, kecuali Allah SWT yang 
bersifat ghaib bukan ciptaan, yang ada karena adanya sendiri.[5] 
Firman Allah SWT mengenai penciptaan manusia dalam Q.S. Al-Hajj ayat 5 : 
فانا خلقناكم من تراب ثم من نطفة ثم من علقة ثم من مضغة مخلقة وغير مخلقة لنبين لكم 
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani 
menjadi segumpal darah, menjadi segumpal daging yang diberi bentuk dan yang tidak 
berbentuk, untuk Kami perlihatkan kekuasaan Tuhanmu.” 
Firman tersebut menjelaskan pada manusia tentang asal muasal dirinya, bahwa hanya 
manusia pertama Nabi Adam AS yang diciptakan langsung dari tanah, sedang istrinya diciptakan 
dari satu bagian tubuh suaminya. Setelah itu semua manusia berikutnya diciptakan melalui 
perantaraan seorang ibu dan dari seorang ayah, yang dimulai dari setetes air mani yang 
dipertemukan dengan sel telur di dalam rahim.
Hakikat pertama ini berlaku pada umumnya manusia di seluruh jagad raya sebagai ciptaan 
Allah diluar alam yang disebut akhirat.Alam ciptaan merupakan alam nyata yang konkrit 
sedangkan alam akhirat merupakan ciptaan yang ghaib kecuali Allah yang bersifat ghaib bukan 
ciptaan yang ada karena dirinya sendiri. 
2. Kemandirian dan Kebersamaan (Individualitas dan Sosialita). 
Kemanunggalan tubuh dan jiwa yang diciptakan Allah SWT , merupakan satu diri individu 
yang berbeda dengan yang lain. setiap manusia dari individu memiliki jati diri masing - masing. 
Jati diri tersebut merupakan aspek dari fisik dan psikis di dalam kesatuan. Setiap individu 
mengalami perkembangan dan berusah untuk mengenali jati dirinya sehingga mereka menyadari 
bahwa jati diri mereka berbeda dengan yang lain. Firman Allah dalam Q.S. Al-A’raf 189: 
هو الذي خلقكم من نفس واحدة 
“Dialah yang menciptakanmu dari satu diri” 
Firman tersebut jelas menyatakan bahwa sebagai satu diri (individu) dalam merealisasikan 
dirinya melalui kehidupan, ternyata diantaranya terdapat manusia yang mampu mensyukurinya 
dan menjadi beriman. 
Di dalam sabda Rasulullah SAW menjelaskan petunjuk tentang cara mewujudkan sosialitas 
yang diridhoiNya, diantara hadist tersebut mengatakan: 
“Seorang dari kamu tidak beriman sebelum mencintai kawannya seperti mencintai dirinya 
sendiri” (Diriwayatkan oleh Bukhari) 
“Senyummu kepada kawan adalah sedekah” (Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan Baihaqi) 
Kebersamaan (sosialitas) hanya akan terwujud jika dalam keterhubungan itu manusia 
mampu saling menempatkan sebagai subyek, untuk memungkinkannya menjalin hubungan 
manusiawi yang efektif, sebagai hubungan yang disukai dan diridhai Allah SWT.[6] Selain itu 
manusia merupakan suatu kaum (masyarakat) dalam menjalani hidup bersama dan berhadapan 
dengan kaum (masyarakat) yang lain. Manusia dalam perspektif agama Islam juga harus 
menyadari bahwa pemeluk agama Islam adalah bersaudara satu dengan yang lain.[7] 
3. Manusia Merupakan Makhluk yang Terbatas.
Manusia memiliki kebebasan dalam mewujudkan diri (self realization), baik sebagai satu 
diri (individu) maupun sebagai makhluk social, terrnyata tidak dapat melepaskan diri dari 
berbagai keterikatan yang membatasinya.Keterikatan atau keterbatasan itu merupakan hakikat 
manusia yang melekat dan dibawa sejak manusia diciptakan Allah SWT.Keterbatasan itu 
berbentuk tuntutan memikul tanggung jawab yang lebih berat daripada makhluk-makhluk 
lainnya. Tanggung jawab yang paling asasi sudah dipikulkan ke pundak manusia pada saat 
berada dalam proses penciptaan setiap anak cucu Adam berupa janji atau kesaksian akan 
menjalani hidup di dalam fitrah beragama tauhid. Firman Allah Q.S. Al-A’raf ayat 172 sebagai 
berikut: 
واذ اخذ ربك من بني ادم من ظهورهم ذريتهم واشدهم على انفسهم الست بربكم قالوا بلى شهدنا 
“Dan ingat lah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak -anak Adam dari sulbi 
mereka dan Allah mengambil kesaksian jiwa mereka, “Bukankah Aku ini Tuhanmu?”Mereka 
menjawab, “Betul Engkau Tuhan kami dan kami bersaksi.” 
Kesaksian tersebut merupakan sumpah yang mengikat atau membatasi manusia sebagai 
individu bahwa didalam kehidupannya tidak akan menyembah selain Allah SWT. Bersaksi akan 
menjadi manusia yang bertaqwa pada Allah SWT. Manusia tidak bebas menyembah sesuatu 
selain Allah SWT, yang sebagai perbuatan syirik dan kufur hanya akan mengantarkannya 
menjadi makhluk yang terkutuk dan dimurkai-Nya. 
Hakekat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai makhluk yang 
diciptakan oleh Allah SWT. Tetapi terdapat dua sudut pandang yang dapat digunakan untuk 
memahami apa hakekat manusia itu, yaitu dari pandangan umum dan pandangan agama Islam. 
Hakekat manusia menurut pandangan umum mempunyai arti bermacam-macam, karena 
tedapat berbagai ilmu dan perspektif yang memaknai hakekat manusia itu sendiri.Seperti dalam 
perspektif filsafat menyimpulkan bahwa manusia merupakan hewan yang berpikir karena 
memiliki nalar intelektual.Dalam perspektif ekonomi mengatakan bahwa manusia adalah 
makhluk ekonomi.Perspektif Sosiologi melihat bahwa manusia adalah makhluk social yang sejak 
lahir hingga matinya tidak pernah lepas dari manusia lainnya.Sedangkan, perspektif antropologi 
berpendapat manusia adalah makhluk antropologis yang mengalami perubahan dan evolusi.Dan 
dalam perspektif psikologi, manusia adalah makhluk yang memiliki jiwa. 
Hakekat manusia menurut pandangan Islam: 
a. Manusia adalah Makhluk Ciptaan Allah SWT.
b. Kemandirian dan Kebersamaan (Individualitas dan Sosialita). 
c. Manusia Merupakan Makhluk yang Terbatas. 
.)Tujuan penciptaan manusia 
Tujuan diciptakannya manusia adalah pengejawantahan rahmat Ilahi dan penetapan manusia di 
arah kesempurnaan dan kebahagiaan yang abadi. Dan hal itu hanya bisa dicapai melalui pilihan 
intensional dia sendiri terhadap jalan yang terbaik dan menempuh cara ibadah kepada-Nya. 
Menurut Al-Qur'an, alam semesta tidak diciptakan sia-sia; bahkan tiap-tiap bagian dan 
elemennya diciptakan untuk tujuan tertentu. Banyak sekali ayat Al-Qur'an yang menyinggung 
persoalan mengenai tujuan penciptaan alam dan manusia, antara lain: 
يَذْكُرُونَ اللَِّ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىَ الَّذِينَ إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرَْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِِأوُْلِي الألْبَاب خَلَقْتَ هَذا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَيَتفََكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرَْضِ رَبَّنَا مَا جُنُوبِهِمْ 
Artinya: 
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang adalah 
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah dalam 
keadaan berdiri, duduk, berbaring dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya 
berkata), 'Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau maka 
hindarkanlah kami dari siksa neraka.' (QS. Alu Imran [3]: 190 – 191). 
Dua ayat ini mendesak manusia untuk berpikir dan mengingatkannya bahwa observasi tanpa 
pemikiran tidaklah mampu mengantarkan dia kepada maksud. 
Di ayat lain Allah Swt berfirman: 
قَالَ رَبُّنَا الَّذِي أعَْطَى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهُ ثمَُّ هَدَى 
Artinya: 
Dia berkata, 'Tuhan kami ialah yang memberi kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, 
kemudian Dia memberi petunjuk.' (QS. Thaha [20]: 50). 
Terkait pembahasan kita sekarang, ada dua pokok penting yang perlu kita perhatikan bersama 
dari dalam ayat ini dan juga ayat-ayat yang serupa dengannya; pertama adalah Allah Swt 
memberikan apa saja yang dibutuhkan secara primer kepada tiap-tiap sesuatu, dan pokok kedua 
adalah segala sesuatu telah diberi petunjuk oleh Allah Swt sekiranya ia menggunakan seluruh 
potensinya untuk melestarikan hidup dan mencapai puncak tujuan yang seyogianya. 
Tujuan Manusia Diciptakan 
Al-Qur'an secara khusus mensinyalir tujuan dari penciptaan manusia: 
أفََحَسِبْتمُْ أنََّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأنََّكُمْ إِلَيْنَا لََ ترُْجَعُونَ
Artinya: 
Apa kalian mengira bahwa sessungguhnya Kami menciptakan kalian sia-sia dan kalian tidak 
akan dikembalikan kepada Kami lagi. (QS. Al-Mukminun [23]: 115). 
أيََحْسَبُ الِْْنسَانُ أنَ يُترَْكَ سُدًى 
Artinya: 
Apakah manusia mengira bahwa dia akan ditinggalkan begitu saja. (QS. Al-Qiyamah [75]: 36). 
Ayat ini menunjukkan berapa hal: 
1- Manusia tidak diciptakan secara sia-sia, melainkan dengan tujuan tertentu. 
2- Manusia tidak dilepaskan begitu saja, melainkan dia diberi petunjuk, dituntun dan senantiasa 
diawasi. 
3- Tujuan akhir dari penciptaan manusia adalah sumber keberadaan dia sendiri, yaitu Tuhan alam 
semesta. 
Sebagian ayat Al-Qur'an mengungkapkan rahasia penciptaan secara lebih detil dan terperinci, 
antara lain: 
1- Ilmu dan makrifat. 
Allah Swt berfirman: 
كُلِِ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأنََّ اللََّّ قَدْ أحََاطَ بِكُلِِ يَتنََزَّلُ الْأمَْرُ بَيْنَهُنَّ لِتعَ لَمُوا أنََّ اللََّّ عَلَى الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأرَْضِ مِثلَْهُنَّ اللَّّ شَيْءٍ عِلْمًا 
Artinya: 
Allah-lah yang telah menciptakan tujuh langit dan bumi seperti itu pula, perintah Allah berlaku 
padanya supaya kalian ketahui bahwa Allah itu Mahakuasa atas tiap-tiap sesuatu, dan 
sesungguhnya Allah ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. (QS. Ath-Thalaq [65]: 12). 
Ayat ini menyebutkan kesadaran manusia akan ilmu dan kekuasaan Tuhan yang tidak terbatas 
(yakni, makrifat tentang Tuhan yang akan membentuk dimensi ilmu kesempurnaan manusia) 
sebagai tujuan dari penciptaan. 
2- Ujian. 
Allah Swt berfirman: 
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاة لِيَبْلُوَكُمْ أيَُّكُمْ أحَْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ 
Artinya: 
Yang menciptakan kematian dan kehidupan supaya Dia menguji kalian siapakah yang lebih di 
antara kalian amalnya? Dan Dia Maha Perkasa Maha Pengampun. (QS. Al-Mulk [67]: 2).
Maksud dari ujian Tuhan bukanlah penyingkapan rahasia-rahasia yang tersembunyi, melainkan 
adalah menyediakan sarana dan prasarana untuk mengembangkan potensi serta 
mengantarkannya kepada realitas.Hal itu karena manusia adalah makhluk yang berikhtiar dan 
kesempurnaannya bersifat pilihan intensional.Tuhan menguji manusia dengan menyediakan 
semua syarat dan prasyarat untuk memilih jalan yang baik atau buruk baginya, agar dengan itu 
potensi-potensi dirinya terealisasi dan dia dapat memilih jalan yang benar. 
3- Ibadah. 
Allah Swt berfirman: 
وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَالِْْنسَ إِلََّ لِيَعْبُدُونِ 
Artinya: 
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. 
Adz-Dzariyat [51]: 56). 
Berdasarkan ayat ini, tujuan utama penciptaan manusia adalah ibadah kepada Allah Swt, dan 
dalam hal ini ada berapa hal yang perlu diperhatikan: 
1- Menurut pandangan dunia Al-Qur'an, setiap gerakan dan perbuatan positif yang dilakukan 
dengan niat mendekatkan diri kepada Allah Swt adalah ibadah. Ibadah tidak terbatas pada 
ritual-ritual khusus seperti doa dan munajat. Seluruh aktifitas ilmiah, ekonomi, politik, sosial 
dan lain-lain apabila seirama dengan sistem norma Ilahi dan bermotivasi Ilahi adalah ibadah, 
untuk itu manusia bisa senantiasa beraroma Ilahi, menyempurnakan diri dan mendekatkannya 
kepada Allah Swt dalam segala keadaan, seperti makan, minum, tidur, mati dan hidup: 
قُلْ إِ ن صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلَِّّ رَبِِ الْعَالَمِيْنَ 
Artinya: 
Katakanlah, 'sesungguhnya shalatku, manasikku, hidup dan matiku (hanyalah) untuk Allah 
Tuhan semesta alam.' (QS. Al-An'am [6]: 162). 
Namun, perlu digarisbawahi juga bahwa ibadah dalam terminologinya yang khusus; yakni ritual-ritual 
dan manasik tertentu seperti shalat, mempunyai kedudukan yang sangat istimewa dan 
penting. 
2- Urgensitas perhatian terhadap filsafat ibadah tinggi sekali. Amirul Mukminin Ali bin Abi 
Thalib as berkata, 'Sungguh Allah Swt telah menciptakan makhluk-makhluk-Nya padahal Dia 
tidak butuh kepada ketaatan mereka dan tidak rugi karena kedurhakaan mereka; karena 
memang kedurhakaan para pendosa sama sekali tidak membahayakan Dia, dan sebaliknya 
ketaatan orang-orang yang patuh sama sekali tidak memberi keuntungan kepada-Nya.'
Ibadah mempunyai dampak-dampak yang positif bagi kehidupan manusia, baik di alam sini 
maupun sana. Hikmah-hikmah ibadah antara lain adalah: tuntutan fitrah, jalan menuju 
penyingkapan diri dan kebebasannya dari kehampaan, terbang ke angkasa metafisik dan 
meninggalkan sangkar fisik, mencapai keyakinan, kemenangan ruh atas badan, kesehatan dan 
ketenangan jiwa, kekuasaan atas diri dan potensi-potensinya, pendekatan diri kepada Tuhan, 
basis etika, keimanan, undang-undang dan sosial, pembinaan naluri cinta kebaikan, 
pembangunan, pendidikan, dan lain sebagainya. 
4- Rahmat Ilahi 
Allah Swt berfirman: 
لأمَْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنَ مَن رَّ حِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتمََّتْ كَلِمَةُ رَبِِكَ إِلََّ وَلَوْ شَاء رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أمَُّةً وَاحِدَة وَلََ يَزَالُونَ مُخْتلَِفِينَ 
الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أجَْمَعِينَ 
Artinya: 
Dan jika Tuhanmu menghendaki, niscaya Dia menjadikan manusia satu umat, tetapi mereka 
senantiasa berselisih. Kecuali orang-orang yang memperoleh rahmat dari Tuhanmu dan untuk 
itulah Allah menciptakan mereka. (QS. Hud [11]: 118 – 119). 
Jika diteliti lebih dalam, tujuan-tujuan itu tidak saling bertentangan, sebagian darinya 
merupakan tujuan pengantar bagi tujuan yang selanjutnya, yakni ada tujuan awal, tujuan 
menengah, dan tujuan akhir. 
Karena itu, berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an tersebut, tujuan diciptakannya manusia adalah 
pengejawantahan rahmat Ilahi dan penetapan manusia di arah kesempurnaan dan kebahagiaan 
yang abadi. Dan hal itu hanya bisa dicapai melalui pilihan intensional dia sendiri terhadap jalan 
yang terbaik dan menempuh cara ibadah kepada-Nya. 
.) Definisi Fitrah & Fitrah Manusia 
Secara etimologi, fitrah berasal dari kata “al-fathr” yang berarti “belahan”, dan dari makna lahir 
makna-makna lain adalah “penciptaan” atau “kejadian”. Ibnu Abbas memahaminya dengan arti, 
“”saya yang membuatnya pertama kali.”Dari pemahaman itu sehingga Ibnu Abbas menggunakan 
kata fitrah untuk penciptaan atau kejadian sejak awal. Sehingga Fitrah manusia adalah 
kejadiannya sejak awal atau bawaan sejak lahir.1 
Dalam al-Qur’an kata ini antara lain berbicara dalam konteks penciptaan manusia baik dari sisi 
pengakuan bahwa penciptanya Allah, maupun dari segi uraian tentang fitrah manusia. Hal itu 
dapat dilihat dalam Surat Ar-Rum ayat 30: 
Artinya :
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (pilihlah) fitrah Allah yang 
telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) 
agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”2 (Q.S. Ar-Rum: 30) 
Kata “Fitrah Allah” dalam ayat di atas, maksudnya ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah 
mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid.Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka 
hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantaran pengaruh 
lingkungan.Selain itu, kata “fitrah” dalam ayat diatas mengandung banyak interpretasi, yaitu; 
1) Fitrah yang berarti suci (thuhr), yaitu kesucian jasmani dan rohani. 
2) Fitrah yang berarti Islam (dienul Islam), maksudnya adalah agama Islam. 
3) Fitrah yang berarti mengakui ke-Esa-an Allah (at-tauhid), yaitu kecenderungan manusia untuk 
meng-Esa-kan Tuhan dan berusaha terus untuk mencari ketauhidan tersebut. 
4) Fitrah yang berarti murni (al-Ikhlas), yaitu keikhlasan dalam menjalankan sesuatu yang 
menjadi salah satu sifat manusia. 
5) Fitrah, yang berarti kondisi penciptaan manusia yang mempunyai kecenderungan untuk 
menerima kebenaran. 
6) Fitrah yang berarti potensi dasar manusia sebagai alat untuk mengabdi dan ma’rifatullah. 
7) Fitrah yang berarti ketetapan atau kejadian asal manusia mengenai kebahagiaan dan 
kesesatannya. 
8) Fitrah yang berarti tabiat alami yang dimiliki manusia (human nature). 3 
Sedangkan menurut kesimpulan Muhammad bin Asyur tentang makna fitrah dalam surat ar-Rum 
tersebut, adalah; Fitrah adalah bentuk dan sistem yang diwujudkan Allah pada setiap makhluk. 
Fitrah yang berkaitan dengan manusia adalah apa yang diciptakan Allah pada manusia yang 
berkaitan dengan jasmani dan akalnya (serta ruhnya).4 Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, 
kata “fitrah” diartikan sebagai “sifat asal; bakat; pembawaan; serta perasaan keagamaan”.5 Di 
samping itu, kata “fitrah” dapat diartikan juga dengan “naluri”, yaitu “dorongan hati atau nafsu 
pembawaan yang menggerakkan untuk berbuat sesuatu”.6 Jadi, fitrah adalah sifat, watak, bakat 
dan perasaan kegamaan yang dibawa manusia sejak lahir. Sedangkan naluri adalah 
kecenderungan hati atau nafsu yang dibawa sejak lahir yang menggerakkan manusia untuk 
berbuat sesuatu, yang baik maupun yang buruk. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa fitrah 
menurut Islam sebagaimana dalam al-Qur’an Surat Ar-Ruum ayat 30 di atas, bahwasanya 
manusia dilahirkan membawa naluri keimanan kepada Allah dan kesiapan menerima 
Islam dalam penciptaannya. Selain fitrah yang dibawa manusia sejak lahir adalah serangkaian 
naluri dan kecenderungan yang tampak secara aktual, dan naluri yang dibawa oleh manusia
dalam bentuk kecenderungan yang mungkin akan berubah dari potensi menuju kemampuan yang 
aktual pada waktu tertentu. 
Fitrah (Potensi) Manusia Dalam Pandangan Filsafat Pendidikan Islam 
Allah SWT telah menciptakan manusia di dunia kecuali bertugas pokok untuk 
menyembah Khaliknya, juga bertugas untuk mengelola dan memanfaatkan kekayaan yang 
terdapat di bumi agar mereka dapat hidup sejahtera dan makmur lahir batin. 
Manusia diciptakan Allah selain menjadi hamba-Nya, juga menjadi penguasa (khalifah) 
di atas bumi.Selaku hamba dan ‘khalifah’ manusia telah diberi kelengkapan jasmaniah 
(fisiologis) dan rohaniah (mental psikologis). Inilah yang membedakannya dengan makhluk yang 
lain, yang dinamakan juga dengan fitrah atau potensialnya yang harus dikembangkan secara 
optimal. Untuk mengembangkan potensi (fitrah) itu memerlukan pendidikan untuk 
mengarahkannya. Untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam bab berikut. 
Pengertian Fitrah (Potensi) Manusia 
Secara etimologi fitrah berasal dari kata fathara yang artinya ‘menjadikan’, secara 
terminologi fitrah adalah mencipta/menjadikan sesuatu yang sebelumnya belum ada dan 
merupakan pola dasar yang perlu penyempurnaan. Menurut Shanminan Zain (1986) bahwa fitrah 
adalah potensi laten atau kekuatan yang terpendam yang ada dalam diri manusia dibawah sejak 
lahir. Menurut Al Auzal (1976) fitrah adalah kesucian dalam jasmani dan rohani. Menurut 
Ramayulis : fitrah adalah : kemampuan dasar bagi perkembangan manusia yang dianugrahkan 
oleh Allah SWT yang tidak ternilai harganya dan harus dikembangkan agar manusia dapat 
mencapai tingkat kesempurnaan. 
Dalam Al-Qur’an, dalam surat Ar-Rum ayat 30 dijelaskan, yaitu : 
Artinya :“Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama dengan selurus-lurusnya (sesuai dengan 
kecenderungan asli) itulah fitrah Allah yang Allah menciptakan manusia diatas fitrah itu tak ada 
perubahan atas fitrah ciptaannya. Itulah agama yang lurus namun kebanyakan mereka tidak 
mengetahuinya.” 
Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa fitrah adalah suatu perangkat yang diberikan 
oleh Allah yaitu kemampuan dasar yang memiliki kecenderungan berkarya yang disebut dengan
potensialitas dan manusia diciptakan Allah dalam struktur yang paling tinggi, yaitu memiliki 
struktur jasmaniah dan rohaniah yang membedakannya dengan makhluk lain. 
Jadi menurut permakalah fitrah adalah suatu kemampuan dasar yang ada pada tiap-tiap 
diri manusia yang perlu dikembangkan untuk mencapai perkembangan yang sempurna melalui 
bimbingan dan latihan. 
Hakekat Fitrah (Potensi) Manusia Dalam Pandangan Filsafat Pendidikan Islam 
Allah SWT telah menciptakan manusia di dunia kecuali bertugas pokok untuk 
menyembah khaliknya, juga bertugas untuk mengelola dan memanfaatkan kekayaan yang 
terdapat di bumi agar mereka dapat hidup sejahtera dan makmur lahir batin. Untuk melaksanakan 
fungsinya sebagai khalifah Allah membekali manusia dengan seperangkat potensi.Dalam 
konteks ini, maka pendidikan Islam merupakan upaya yang ditujukan ke arah pengembangan 
potensi yang dimiliki manusia secara maksimal. Sehingga dapat diwujudkan dalam bentuk 
konkrit, dalam artian berkemampuan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, 
masyarakat dan lingkungan. Sebagai realisasi fungsi dan tujuan penciptaannya sebagai khalifah. 
Walaupun berfikir dan bernalar diakui sebagai salah satu kemampuan dasar manusia, 
namun kemampuan untuk menemukan jalan kebenaran tidaklah mutlak tanpa petunjuk Ilahi, 
pikiran dan penalaran dalam perkembangannya memerlukan pengarahan dan latihan yang 
bersifat kependidikan yang sekaligus mengembangkan fungsi-fungsi kejiwaan lainnya dalam 
pola keseimbangan dan keserasian yang ideal. 
Oleh karena itu pendidikan Islam tidak hanya menekankan pada pengajaran. Dimana 
orientasinya hanya kepada intelektualisasi penalaran, tetapi lebih menekankan pada pendidikan 
dimana sasarannya adalah pembentukan kepribadian yang utuh dan bulat maka pendidikan Islam 
pada hakekatnya adalah menghendaki kesempurnaan kehidupan yang tuntas sesuai dengan 
firman Allah dalam kitab suci Al-Qur’an 
Artinya :“Wahai orang mukmin, masuklah ke dalam Islam secara total menyeluruh dan 
berkebulatan. (QS. Al-Baqarah : 208) 
Makna Fitrah 
Makna fitrah menurut Hasan Langgulung (1986 : 5) menyatakan bahwa, ketika Allah 
menghembuskan/meniupkan ruh pada dirinya manusia (pada proses kejadian manusia secara
fisik maupun nonfisik) maka pada saat itu pula manusia (dalam bentuk sempurna) mempunyai 
sebagian sifat-sifat ketuhanan yang tertuang dalam Al-Asmahusna. Hanya saja kalau Allah serba 
maha, sedangkan manusia hanya diberi sebagiannya, sebagian sifat-sifat ketuhanan yang 
menancap pada diri manusia dan dibawanya sejak lahir itulah yang disebut fitrah. 
Misalnya, Al-Alim (maha mengetahui), manusia hanya diberi kemampuan untuk 
mendapatkan pengetahuan. Al-Rahman dan Al-Rahim (maha pengasih maha penyayang) 
manusia juga diberi kemampuan untuk mengasihi dan menyayangi, Al-Afuw Al-Ghafar (maha 
pema’af maha pengampun), manusia juga diberi kemampuan untuk mema’afkan dan 
mengampuni kesalahan orang lain. Al Khalik (maha pencipta) manusia juga diberi kemampuan 
untuk mengkrerasikan sesuatu, membudayakan alam. 
Macam-Macam Fitrah 
1. Potensi Fisik (Psychomotoric) 
Merupakan potensi fisik manusia yang dapat diberdayakan sesuai fungsinya untuk berbagai 
kepentingan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. 
2. Potensi Mental Intelektual (IQ) 
Merupakan potensi yang ada pada otak manusia fungsinya : untuk merencanakan sesuatu untuk 
menghitung, dan menganalisis, serta memahami sesuatu tersebut. 
3. Potensi Mental Spritual Question (SP) 
Merupakan potensi kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang 
berhubungan dengan jiwa dan keimanan dan akhlak manusia. 
4. Potensi Sosial Emosional 
Yaitu merupakan potensi yang ada pada otak manusia fungsinya mengendalikan amarah, serta 
bertanggung jawab terhadap sesuatu. 
Hubungan Fitrah Dengan Pendidikan 
Sebelum kita melihat hubungan fitrah dengan pendidikan maka dilihat dulu dari segi 
pengertian. 
a. Fitrah adalah : kemampuan dasar yang ada pada diri seseorang yang harus dikembangkan 
secara optimal.
b. Pendidikan adalah : usaha sadar orang dewasa untuk mengembangkan kemampuan hidup 
secara optimal, baik secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai 
religius dan sosial sebagai pengarah hidupnya. 
Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan fitrah dengan pendidikan adalah potensi yang 
ada atau kemampuan jasmani dan rohaniah yang dapat dikembangkan tersebut.Pendidikan 
merupakan sarana (alat) yang menentukan sampai dimana tiitk optimal kemampuan-kemampuan 
tersebut untuk mencapainya. 
Dalam sebuah hadits dapat juga dijelaskan yang diriwayatkan oleh Muslim, yaitu : 
Artinya :“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanya yang 
menjadikan dirinya beragama Yahudi atau Nasrani dan Majusi” 
Keutuhan terhadap pendidikan bukan sekedar untuk mengembangkan aspek-aspek 
individualisasi dan sosialisasi, melainkan juga mengarahkan perkembangan kemampuan dasar 
tersebut kepada pola hidup yang ukhawi.Oleh karena itu diperlukan atau keharusan pendidikan. 
Dengan demikian proses pendidikan Islam demi mencapai tujuan yang total, 
menyeluruh dan meliputi segenap aspek kemampuan manusia diperlukan landasan falsafah 
pendidikan yang menjangkau pengembangan potensi kemanusiannya, falsafah pendidikan yang 
demikian itu bercorak menyeluruh dimana iman melandasarinya. Sehingga proses pendidikan 
yang berwatak keagamaan mampu mengarahkan kepada pembentukan manusia yang mukmin, 
atau dengan filsafat pendidikan Islam bisa memikirkan perkembangannya secara mendasar, 
sistematik, dan rasional yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits agar berkembang secara optimal 
dan bermanfaat untuk kehidupan dunia dan akhirat. 
Karena pendidikan yang mengarahkan ke arah perkembangan yang optimal maka 
pendidikan dalam mengembangkannya harus memperhatikan aspek-aspek kepentingan yang 
antara lain : 
1) Aspek Pedagogis 
Dalam hal ini manusia dipandang sebagai makhluk yang disebut ‘Homo Educondum’ yaitu 
makhluk yang harus didik. Inilah yang membedakannya dengan makhluk yang lain. Jadi disini 
pendidikan berfungsi memanusiakan manusia tanpa pendidikan sama sekali, manusia tidak dapat 
menjadi manusia yang sebenarnya.
2) Aspek Psikologis 
Aspek ini memandang manusia sebagai makhluk yang disebut ‘Psychophyisk Netral’ yaitu 
makhluk yang memiliki kemandirian (selftandingness) jasmaniahnya dan rohaniah.Didalam 
kemandirian itu manusia mempunyai potensi dasar yang merupakan benih yang dapat tumbuh 
dan berkembang. 
3) Aspek Sosiologis Dan Kultural 
Aspek ini memandang bahwa manusia adalah makhluk yang berwatak dan berkemampuan dasar 
untuk hidup bermasyarakat. 
4) Aspek Filosofis 
Aspek ini manusia adalah makhluk yang disebut ‘Homo Sapiens’ yaitu makhluk yang 
mempunyai kemampuan untuk berilmu pengetahuan. 
.)Hubungan Agama Dan Manusia 
Kondisi umat islam dewasa ini semakin diperparah dengan merebaknya fenomena 
kehidupan yang dapat menumbuhkembangkan sikap dan prilaku yang a moral atau degradasi 
nilai- nilai keimanannya. Fenomena yang cukup berpengaruh itu adalah : 
1. Tayangan media televisi tentang cerita yang bersifat tahayul atau kemusrikan, dan film-film 
yang berbau porno. 
2. Majalah atau tabloid yang covernya menampilkan para model yang mengubar aurat. 
3. Krisis ketauladanan dari para pemimpin, karena tidak sedikit dari mereka itu justru berprilaku 
yang menyimpang dari nilai-nilai agama. 
4. Krisis silaturahmi antara umat islam, mereka masih cenderung mengedepankan kepentingan 
kelompoknya (partai atau organisasi) masing-masing. 
Sosok pribadi orang islam seperti di atas sudah barang tentu tidak menguntungkan bagi 
umat itu sendiri, terutama bagi kemulaian agama islam sebagai agama yang mulia dan tidak ada 
yang lebih mulia di atasnya. Kondisi umat islam seperti inilah yang akan menghambat kenajuan 
umat islam dan bahkan dapat memporakporandakan ikatan ukuwah umat islam itu sendiri. Agar 
umat islam bisa bangkit menjadi umat yang mampu menwujudkan misi “Rahmatan lil’alamin” 
maka seyogyanya mereka memiliki pemahaman secara utuh (Khafah) tentang islam itu sendiri
umat islam tidak hanya memiliki kekuatan dalam bidang imtaq (iman dan takwa) tetapi juga 
dalam bidang iptek (ilmu dan teknologi). 
Mereka diharapkan mampu mengintegrasikan antara pengamalan ibadah ritual dengan 
makna esensial ibadah itu sendiri yang dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti : 
pengendalian diri, sabar, amanah, jujur, sikap altruis, sikap toleran dan saling menghormatai 
tidak suka menyakiti atau menghujat orang lain. Dapat juga dikatakan bahwa umat islam harus 
mampu menyatu padukan antara mila-nilai ibadah mahdlah (hablumminalaah) dengan ibadag 
ghair mahdlah (hamlumminanas) dalam rangka membangun “Baldatun thaibatun warabun 
ghafur” Negara yang subur makmur dan penuh pengampunan Allah SWT. 
Agama sangat penting dalam kehidupan manusia antara lain karena agama merupakan : a. 
sumber moral, b. petunjuk kebenaran, c. sumber informasi tentang masalah metafisika, dan d. 
bimbingan rohani bagi manusia, baik di kala suka maupun duka. 
a. Agama Sumber moral 
Dapat disimpulkan, bahwa pentingnya agama dalam kehidupan disebabkan oleh sangat 
diperlukannya moral oleh manusia, padahal moral bersumber dari agama.Agama menjadi sumber 
moral, karena agama mengajarkan iman kepada Tuhan dan kehidupan akhirat, serta karena 
adanya perintah dan larangan dalam agama. 
b. Agama Petunjuk Kebenaran 
Sekarang bagaimana manusia mesti mencapai kebenaran? Sebagai jawaban atas pertanyaan ini 
Allah SWT telah mengutus para Nabi dan Rasul di berbagai masa dan tempat, sejak Nabi 
pertama yaitu Adam sampai dengan Nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW. Para nabi dan 
Rasul ini diberi wahyu atau agama untuk disampaikan kepada manusia.Wahyu atau agama inilah 
agama Islam, dan ini pula sesungguhnya kebenaran yang dicari-cari oleh manusia sejak dulu 
kala, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal. Dapat disimpulkan, bahwa agama sangat 
penting dalam kehidupan karena kebenaran yang gagal dicari-carioleh manusia sejak dulu kala 
dengan ilmu dan filsafatnya, ternyata apa yang dicarinya itu terdapat dalam agama. Agama 
adalah petunjuk kebenaran.Bahkan agama itulah kebenaran, yaitu kebenaran yang mutlak dan 
universal.
c. Agama Sumber Informasi Metafisika 
Sesungguhnya persoalan metafisika sudah masuk wilayah agama tau iman, dan hanya Allah saja 
yang mengetahuinya.Dan Allah Yang Maha Mengetahui perkara yang gaib ini dalam batas-batas 
yang dianggap perlu telah menerangkan perkara yang gaib tersebut melalui wahyu atau agama- 
Nya.Dengan demikian agama adalah sumber infromasi tentang metafisika, dan karena itu pula 
hanya dengan agama manusia dapat mengetahui persoalan metafisika.Dengan agamalah dapat 
diketahui hal-hal yang berkaitan dengan alam barzah, alam akhirat, surga dan neraka, Tuhan dan 
sifat-sifat-Nya, dan hal-hal gaib lainnya.Dapat disimpulkan bahwa agama sangat penting bagi 
manusia (dan karena itu sangat dibutuhkan), karena manusia dengan akal, dengan ilmu atau 
filsafatnya tidak sanggup menyingkap rahasia metafisika.Hal itu hanya dapat diketahui dengan 
agama, sebab agama adalah sumber informasi tentang metafisika. 
d. Agama pembimbing rohani bagi manusia 
Dengan sabdanya ini Nabi mengajarkan, hendaknya orang beriman bersyukur kepada Allah pada 
waktu memperoleh sesuatu yang menggembirakan dan tabah atau sabar pada waktu ditimpa 
sesuatu yang menyedihkan.Bersyukur di kala sukadan sabar di kala duka inilah sikap mental 
yang hendaknya selalu dimiliki oleh orang beriman.Dengan begitu hidup orang beriman selalu 
stabil, tidak ada goncangan-goncangan, bahkan tenteram dan bahagia, inilah hal yang 
menakjubkan dari orang beriman seperti yang dikatakan oleh Nabi. Keadaan hidup seluruhnya 
serba baik.Bagaiman tidak serba baik, kalau di kala suka orang beriman itu bersyukur, padahal “ 
Jika engkau bersyukur akan Aku tambahi” , kata Allah sendiri berjanji (Ibrahim ayat 7). 
Sebaliknya, orang beriman tabah atau sabar di kala duka, padahal dengan tabah di kala duka ia 
memperoleh berbagai keutamaan, seperti pengampunan dari dosa-dosanya(H.R Bukhari dan 
Muslim), atau bahkan mendapat surga (H.R Bukhari), dan sebagainya. Bahkan ada pula 
keuntungan lain sebagai akibat dari kepatuhan menjalankan agama, seperti yang dikatakan oleh 
seorang psikiater, Dr. A.A. Brill, “Setiap orang yang betul-betul menjalankan agama, tidak bisa 
terkena penyakit syaraf. Yaitu penyakit karena gelisah rsau yang terus-menerus. 
D. Agama Sebagai Petunjuk Tata Sosial 
Rosulullah SAW bersabda : “Innamaa bu’itstu liutammima akhlaaq” Sesungguhnya aku 
diutus untuk menyempurnakan akhlak. Yang bertanggung jawab terhadap pendidikan akhlak 
adalah orang tua, guru, ustad, kiai, dan para pemimpin masyarakat. Pendidikan akhlak ini sangat 
penting karena menyangkut sikap dan prilaku yang musti di tampilkan oleh seorang
muslimdalam kehidupan sehari-hari baik personal maupun sosial (keluarga, sekolah, kantor, dan 
masyarakat yang lebih luas). Akhlak yang terpuji sangat penting dimiliki oleh setiap muslim 
(masyarakat sebab maju mumdurnya suatu bangsa atau Negara amat tergantung kepada akhlak 
tersebut. Untuk mencapai maksud tersebut maka perlu adanya kerja sama yang sinerji dari 
berbagai pihak dalam menumbuhkembangkan akhlak mulya dan menghancur leburkan faktor-faktor 
penyebab maraknya akhlak yang buruk. 
Kami di sini tidak mampu mengisyaratkan berbagai pemikiran klasik. Tetapi, kami akan 
menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan pemikiran klasik menurut pendapat kami. Pada 
masa datangnya budaya Islam, turunnya kitab-kitab suci dan diutusnya para Rasul yang 
mengantarkan manusia menuju jalan kesempurnaan.Hal ini sangatlah jelas, bahwa agama adalah 
petunjuk Tuhan Yang Penyayang dan Pemberi Hidayat kepada manusia hingga menyampaikan 
manusia pada kesempurnaan yang diinginkan. Tujuan agama adalah memberikan petunjuk pada 
manusia, sehingga dengan kekuatan petunjuk agama akan menyampaikannya menuju ke-haribaan 
Ilahi. Jika demikian, maka agama adalah perantara dalam membantu tugas manusia 
untuk merealisasikan tujuan mulianya.Dengan dasar ini, tidaklah mungkin digambarkan bahwa 
bagaimana mungkin ketika agama muncul manusia menjadikan tebusan dan pengorbanan pada 
dirinya.Jika seandainya manusia tidak berpegang pada prinsip agama, tidak menjadikan 
kesempurnaan kekuatan ruh agama. Maka tidak akan menyampaikannya ke tujuan agama. Jika 
manusia tanpa memperdulikan petunjuk agama dan agama hanya sebagai identitas lahirnya akan 
menjerumuskannya ke jurang kehancuran, dan yang pantas di sebut atheis. 
Dalam pandangan Islam yang murni, agama sebagai jalan kebenaran dan 
keselamatan.Agama sebagai jalan menyampaikan pada tujuan dan kesempurnaan realitas wujud 
yang paling tinggi.Agama sebagai rantai dan penyambung antara Alam Malaikat dan Alam 
Malakut.Agama datang, hingga menjadikan manusia yang berasal dari kedalaman tanah menuju 
ke singgasana langit.Agama sebagai pengobat rasa takut kita.Agama sebagai pelindung terhadap 
berbagai kesulitan yang mendasar dari alam natural.Agama adalah bagian penting dari kehidupan 
manusia. Agama yang merubah ketakutan akan mati pada manusia menjadikannya sebagai 
sebuah harapan kehidupan yang abadi.
.) KONSEP MANUSIA SEMPURNA (ULUL ALBAB) 
Oleh : KH. M. Zein ZA. Bazul Asyhab 
Dalam Al-Quran manusia sempurna itu disebut Ulul Albab.Siapakah ulil albab itu? Dalam 
suratAli Imran dijelaskan siapa itu Ulul Albab. Menurut surat tersebut untuk mencetak Ulul 
Albab diperlukan dua konsep utama, yaitu : 
1. Cetaklah manusia agar menjadi ahli dzikir 
Mengapa dakwah Islam di dunia terasa tumpul ? Khususnya di Indonesia yang semarak 
dakwah melawati media cetak atau media elektronik masih banyak orang berbuat 
kemungkaran dan kejahatan ?Kalau diibaratkan dakwah Islam itu adalah benih (bibit) 
yang terus menerus ditanam, padahal tanah hatinya (manusia) tidak pernah diolah dan 
digarap.Akhirnya benih tersebut tidak tumbuh subur dan kemungkinan benih tersebut 
bisa mati karena tanahnya tidak dirawat dengan baik. 
Bagaimana mengolah hati tersebut ? Tidak lain caranya dan alatnya kecuali dengan 
dzikrullah, sehingga menjadi subur. 
2. Cetaklah manusia agar menjadi ahli fikir 
Seorang yang mampu mengkaji dan meneliti alam semesta. 
Langit ditembus dan bumi dijelajahi.Kedua konsep itu harus dikembangkan secara 
seimbang, agar tidak berat sebelah.Seorang ahli fikir yang tidak mau berdzikir tentu akan 
bahaya, karena akan selalu kalah oleh syetan dan hatinya penuh dengan berbagai 
penyakit hati. Sebaliknya orang yang berdzikir tidak mau mengembangkan daya fikirnya, 
maka tidak akan dirasakan rahmatnya bagi orang lain. 
Ulul-albab disebut enambelas kali dalam Al-Quran. Menurut Al-Quran, ulul-albab adalah 
kelompok manusia tertentu yang diberi keistimewaan oleh Allah SWT.Diantara 
keistimewaannya ialah mereka diberi hikmah, kebijaksaan, dan pengetahuan, disamping 
pengetahuan yang diperoleh mereka secara empiris: 
“Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya.Dan barangsiapa yang diberi 
hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak.Dan tak ada yang dapat mengambil 
pelajaran kecuali ulul-albab.” (QS.2:269)Disebutkan pula dalam Al-Quran bahwa: “mereka 
adalah orang yang bisamengambil pelajaran dari sejarah umat manusia.” (QS. 12:111) 
Dipelajarinya sejarah berbagai bangsa, kemudian disimpulkannya satu pelajaran yang 
bermanfaat, yang dapat dijadikan petunjuk dalam mengambil keputusan didalam kehidupan ini. 
“mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk dari Allah, dan mereka itulah ulul-albab..” 
(QS.3:7)
- Tanda-Tanda Ulul-Albab 
Apa tanda-tanda ulul-albab? Selain beberapa keistimewaan yang diberikan Allah kepada mereka 
– seperti yang telah saya sebutkan di muka – di bawah ini akansaya tampilkan lima tanda lagi 
menurut Al-Quran. 
Tanda pertama: bersungguh-sungguh mencari ilmu, seperti disebutkan dalam Al-Quran: 
“Dan orang yang bersungguh-sungguh dalam ilmu pengetahuan mengembangkannya dengan 
seluruh tenganya, sambil berkata: ‘Kami percaya, ini semuanya berasal dari hadirat Tuhan kami,’ 
dan tidak mendapat peringatan seperti itu kecuali ulul-albab.” (QS.3:7) 
Termasuk dalam bersungguh-sungguh mencari ilmu ialah kesenangannya menafakuri ciptaan 
Allah di langit dan di bumi. Allah menyebutkan tanda ulu-albab ini sebagai berikut: 
“Sesungguhnya dalam proses penciptaan langit dan bumi, dalam pergiliran 
siang dan malam, adalah tanda-tanda bagi ulul-albab.” (QS.3:190). 
Abdus Salam, seorang Muslim pemenang hadiah Nobel, berkat teori unifikasi gayayang 
disusunnya, berkata, “Al-Quran mengajarkan kepada kita dua hal: tafakur dan tasyakur. Tafakur 
adalah merenungkan ciptaan Allah di langit dan di bumi, kemudian menangkap hukum-hukum 
yang terdapat di alam semesta.Tafakur inilah yang sekarang disebut sebagai science.Tasyakur 
ialah memenfaatkan nikmat dan karunia Allah dengan menggunakan akal pikiran, sehingga 
kenikmatan itu makin bertambah; dalam istilah modern, tasyakur disebut teknologi. Ulul-albab 
merenungkan ciptaan Allah di langit dan bumi, dan berusaha mengembangkan ilmunya 
sedemikian rupa, sehingga karunia Allah ini dilipatgandakan nikmatnya.” 
Tanda kedua: mampu memisahkan yang jelek dari yang baik, kemudian ia pilih yang baik, 
walaupun ia harus sendirian mempertahankan kebaikan itu dan walaupun kejelekan itu 
dipertahankan oleh sekian banyak orang.Allah berfirman: “Katakanlah, tidak sama kejelekan dan 
kebaikan, walaupun banyaknya kejelekan itu mencengangkan engkau. Maka takutlah kepada 
Allah, hai ulul-albab.” (QS.5:100) 
Tanda ketiga: kritis dalam mendengarkan pembicaraan, pandai menimbang-nimbang ucapan, 
teori, prop[osisi atau dalil yang dikemukakan oleh orang lain:“Yang mendengarkan perkataan 
lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi 
petunjuk dan merekaitulah ulul-albab.” (QS.39:18) 
Tanda keempat: bersedia menyampaikan ilmunya kepada orang lain untuk memperbaiki 
masyarakatnya: diperingatkannya mereka kalau terjadi ketimpangan,dan diprotesnya kalau 
terdapat ketidakadilan. Dia tidak duduk berpangku tangan di labolatorium; dia tidak senang 
hanya terbenam dalam buku-buku di perpustakaan; dia tampil di hadapan masyarakat, terpanggil 
hatinya untuk memperbaiki ketidakberesan di tengah-tengah masyarakat..
“(Al-Quran) ini adalah penjelasan yang cukup bagi manusia, dan supaya mereka diberi 
peringatan denagn dia, dan supaya mereka mengetahui bahwasannya Dia adalah Tuhan Yang 
Maha esa dan agar ulul-albab mengambil pelajaran.”(QS.14:52) 
“Hanyalah ulul-albab yang dapat mengambil pelajaran, (yaitu) orang-orang yang memenuhi janji 
Allah dan tidak merusak perjanjian, dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah 
perintahkan Supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab 
yang buruk. Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan salat 
dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau 
terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat 
tempat kesudahan (yang baik).” (QS. 13:19-22) 
Tanda kelima: tidak takut kepada siapa pun kecuali kepada Allah. Berkali-kali Al-Quran 
menyebutkan bahwa ulul-albab hanya takut kepada Allah: 
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku 
hai ulul-albab.” (QS 2:197) 
“. . . maka bertakwalah kepada Allah hai ulul-albab, agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS 
5:179) “Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, maka bertakwalah kepada Allah hai 
ulul-albab.” (QS. 65:10) 
- Ulul-Albab: Intelektual Plus .Sampai di sini, tampaknya seorang ulul-albab tak jauh berbeda 
dengan seorang intelektual; ini jika dilihat dari beberapa tanda ulul-albab yang telah disebutkan 
seperti: bersungguh-sungguh mempelajari ilmu, mau mempertahankankeyakinannya, dan merasa 
terpanggil untuk memperbaiki masyarakatnya. Namun dalam ayat lain, Allah dengan jelas 
membedakan seorang ulul-albab dengan intelektual: 
“Apakah orang yang bangun di tengah malam, lalu bersujud dan berdiri karena takut menghadapi 
hari akhirat, dan mengharapkan rahmat Tuhannya: samakah orang yang berilmu seperti itu 
dengan orang-orang yang tidak berilmu dan tidak memperoleh perinagtan seperti itu kecuali ulul-albab.” 
(QS. 39:9) 
Dengan merujuk kepada firman Allah di atas, inilah “tanda khas” yang membedakan ulul-albab 
dengan ilmuwan atau intelektual lainnya.Ulul-albab rajin bangun tengah malam untuk bersujud 
dan ruku di hadapan Allah.Dia merintih pada waktu dini hari, mengajukan segala derita dan 
segala permohonan ampunan kepada Allah Swt, semata-mata hanya mengharapkan rahmat-Nya. 
Tanda khas yang lain disebutkan dalam Al-Quran: “Dia zikir kepada Allah dalam keadaan 
berdiri, dalam keadaan duduk, dan keadaan berbaring.” (QS 3:191) 
Kalau dapat saya simpulkan dalam satu rumus, maka ulul-albab adalah sama dengan intelektual 
plus ketakwaan, intelektual plus kesalehan. Di dalam diri ulul-albab berpadu sifat-sifat ilmuwan, 
sifat-sifat intelektual, dan sifat orang yang dekat
dengan Allah Swt. Sebetulnya Islam mengharapkan bahwa dari setiap jenjang pendidikan lahir 
ulul-albab, bukan sekadar sarjana yang tidak begitu banyak gunanya, kecuali untuk mengerjakan 
pekerjaan-pekerjaan rutin. Islam mengharapkan dari jenjang-jenjang pendidikan lahir ilmuwan 
yang intelektual dan yang sekaligus ulul-albab.
BAB III 
PENUTUP 
KESIMPULAN 
Berdasarkan berbagai aspek yang telah dibahas di atas, maka dapat dikatakan bahwamanusia 
merupakan makhluk yang luar biasa kompleks. Sedemikian sempurna manusia diciptakan oleh 
Sang Pencipta dan manusia tidak selalu diam,sering bergerak karena dalamSetiap kehidupan 
manusia selalu ambil bagian. Kita sebagai manusia harus menjadi individu yang bermanfaat 
untuk diri sendiri dan orang lain. 
Manusia tidak sepenuhnya sempurna, dalam kehidupan yang dijalani pasti selalu ada 
masalah yang tidak bisa diselesaikan, oleh karena itu kita juga membutuhkan bantuan dari 
orang lain, karena manusia adalah makhluk sosial sama seperti makhluk yang lain karena 
manusia tidak bisa berdiri sendiri,dan mempunyai banyak keterbatasan maka dari itu mkita 
harus saling menghargai dan mengasihi karena kita sama-sama makhluk yang diciptakan tidak 
ada bedanya , selain itu dalam kehidupan , manusia juga terdapat banyak aturan yang harus kita 
patuhi sebagai umat manusia yang memiliki agama . 
DAFTAR PUSTAKA 
Djatnika, Rachmat. 1996. Sistem Ethika Islam. Jakarta: pustaka panjimas. 
Hasan, Aliah B purwakania .2006 .Psikologi Perkembangan Islam . Jakarta: Rajagrafindo 
persada. 
Husnan, Djaelan, dkk. 2009. Islam Integral Membangun Kepribadian Islami. Jakarta: 
Universitas Negeri Jakarta. 
Rachmat, Noor. 2009. Islam dan Pembentukan Akhlak Mulia. Depok: Ulinnuha press. 
http://carapedia.com/pengertian_definisi_manusia_menurut_para_ahli_info508.html 
Murthada Muthahhari, Perspektif Al-Qur’an Tentang Manusia dan Agama, BandungMizan,1990 
Nanih Machendrawaty & Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam, Jakarta : 
Rineka Cipta, 2004 
https://ahmadsamantho.wordpress.com 
Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta : 
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2001
Pemahaman Tentang Manusia

More Related Content

What's hot

Manusia Dan Agama
Manusia Dan AgamaManusia Dan Agama
Manusia Dan AgamaRidho Ajjah
 
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamAgama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamWachidatin N C
 
Berbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi IslamBerbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi IslamRendra Fahrurrozie
 
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatHakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatIrma Puji Lestari
 
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1Ahmat Fanany
 
Manusia dan tanggung jawab (ppt)
Manusia dan tanggung jawab (ppt)Manusia dan tanggung jawab (ppt)
Manusia dan tanggung jawab (ppt)pradnyakr
 
hakikat manusia dalam pandangan islam
hakikat manusia dalam pandangan islamhakikat manusia dalam pandangan islam
hakikat manusia dalam pandangan islammochammad johari
 
Ibadah makalah
Ibadah makalahIbadah makalah
Ibadah makalahMeyLiontin
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeRidwan Hidayat
 
Rasionalisme klasik dan modern
Rasionalisme klasik dan modernRasionalisme klasik dan modern
Rasionalisme klasik dan modernTyaseta Sardjono
 
HAKEKAT KETUHANAN DALAM ISLAM
HAKEKAT KETUHANAN DALAM ISLAMHAKEKAT KETUHANAN DALAM ISLAM
HAKEKAT KETUHANAN DALAM ISLAMaulia rachmawati
 
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaTokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaIkhsan Muhammad
 
Tauhid dan urgensinya bagi kehidupan muslim
Tauhid dan urgensinya bagi kehidupan muslimTauhid dan urgensinya bagi kehidupan muslim
Tauhid dan urgensinya bagi kehidupan muslimAhmad Zaelani
 
Hubungan agama dan manusia
Hubungan agama dan manusiaHubungan agama dan manusia
Hubungan agama dan manusiaafkarunia
 
Macam-macam Kebenaran Logika
Macam-macam Kebenaran LogikaMacam-macam Kebenaran Logika
Macam-macam Kebenaran LogikaSiti Hardiyanti
 

What's hot (20)

Manusia Dan Agama
Manusia Dan AgamaManusia Dan Agama
Manusia Dan Agama
 
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamAgama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
 
Berbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi IslamBerbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi Islam
 
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatHakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
 
Makalah iman kepada allah
Makalah iman kepada allahMakalah iman kepada allah
Makalah iman kepada allah
 
Makalah transplantasi organ manusia
Makalah transplantasi organ manusiaMakalah transplantasi organ manusia
Makalah transplantasi organ manusia
 
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
 
Manusia dan tanggung jawab (ppt)
Manusia dan tanggung jawab (ppt)Manusia dan tanggung jawab (ppt)
Manusia dan tanggung jawab (ppt)
 
hakikat manusia dalam pandangan islam
hakikat manusia dalam pandangan islamhakikat manusia dalam pandangan islam
hakikat manusia dalam pandangan islam
 
Ibadah makalah
Ibadah makalahIbadah makalah
Ibadah makalah
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of life
 
Makalah "Taqwa"
Makalah "Taqwa"Makalah "Taqwa"
Makalah "Taqwa"
 
Makalah Kebebasan Beragama
Makalah Kebebasan BeragamaMakalah Kebebasan Beragama
Makalah Kebebasan Beragama
 
Rasionalisme klasik dan modern
Rasionalisme klasik dan modernRasionalisme klasik dan modern
Rasionalisme klasik dan modern
 
HAKEKAT KETUHANAN DALAM ISLAM
HAKEKAT KETUHANAN DALAM ISLAMHAKEKAT KETUHANAN DALAM ISLAM
HAKEKAT KETUHANAN DALAM ISLAM
 
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaTokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
 
Tauhid dan urgensinya bagi kehidupan muslim
Tauhid dan urgensinya bagi kehidupan muslimTauhid dan urgensinya bagi kehidupan muslim
Tauhid dan urgensinya bagi kehidupan muslim
 
Hubungan agama dan manusia
Hubungan agama dan manusiaHubungan agama dan manusia
Hubungan agama dan manusia
 
Aliran kritisisme
Aliran kritisismeAliran kritisisme
Aliran kritisisme
 
Macam-macam Kebenaran Logika
Macam-macam Kebenaran LogikaMacam-macam Kebenaran Logika
Macam-macam Kebenaran Logika
 

Viewers also liked (17)

Sistem religi dan ilmu gaib
Sistem religi dan ilmu gaibSistem religi dan ilmu gaib
Sistem religi dan ilmu gaib
 
MAKALAH
MAKALAH MAKALAH
MAKALAH
 
Makalah ILMU BUDAYA DASAR periode 3
Makalah ILMU BUDAYA DASAR periode 3Makalah ILMU BUDAYA DASAR periode 3
Makalah ILMU BUDAYA DASAR periode 3
 
Makalah html 5
Makalah html 5Makalah html 5
Makalah html 5
 
Tugas makalah
Tugas makalah Tugas makalah
Tugas makalah
 
Manusia dan agama
Manusia dan agamaManusia dan agama
Manusia dan agama
 
Makalah html
Makalah htmlMakalah html
Makalah html
 
manusia sebagai Khalifah dimuka bumi
manusia sebagai Khalifah dimuka bumimanusia sebagai Khalifah dimuka bumi
manusia sebagai Khalifah dimuka bumi
 
Manusia
ManusiaManusia
Manusia
 
Potensi Dasar Manusia
Potensi Dasar ManusiaPotensi Dasar Manusia
Potensi Dasar Manusia
 
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIASEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
 
Sejarah Perkembangan Manusia
Sejarah Perkembangan ManusiaSejarah Perkembangan Manusia
Sejarah Perkembangan Manusia
 
Manusia dan sejarah
Manusia dan sejarahManusia dan sejarah
Manusia dan sejarah
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu Karang
 
Konsep perkembangan manusia
Konsep perkembangan manusiaKonsep perkembangan manusia
Konsep perkembangan manusia
 
Psychiatry
PsychiatryPsychiatry
Psychiatry
 
Taklimat subjek sj form 4
Taklimat subjek sj form 4Taklimat subjek sj form 4
Taklimat subjek sj form 4
 

Similar to Pemahaman Tentang Manusia

Hakikat manusia menurut islam
Hakikat manusia menurut islamHakikat manusia menurut islam
Hakikat manusia menurut islamAsmida Herawati
 
Tujuan pencitaan manusia
Tujuan pencitaan manusiaTujuan pencitaan manusia
Tujuan pencitaan manusiaMurni Dinianti
 
Hakikat manusia bab I
Hakikat manusia bab IHakikat manusia bab I
Hakikat manusia bab Iarvant
 
Hakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut IslamHakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut IslamSiti Hardiyanti
 
Manusia dan-alam-semesta-new
Manusia dan-alam-semesta-newManusia dan-alam-semesta-new
Manusia dan-alam-semesta-newFitra Sani
 
Bab i pendahuluan (tgs livi)
Bab i pendahuluan (tgs livi)Bab i pendahuluan (tgs livi)
Bab i pendahuluan (tgs livi)Livi Pungus
 
PPT Agama - Hakekat Manusia Menurut Islam.pptx
PPT Agama - Hakekat Manusia Menurut Islam.pptxPPT Agama - Hakekat Manusia Menurut Islam.pptx
PPT Agama - Hakekat Manusia Menurut Islam.pptxDausaitamaSensei
 
Jurnal Konsep Manusia sebagai Makhluk Bertuhan [PAI]
Jurnal Konsep Manusia sebagai Makhluk Bertuhan [PAI]Jurnal Konsep Manusia sebagai Makhluk Bertuhan [PAI]
Jurnal Konsep Manusia sebagai Makhluk Bertuhan [PAI]Lydia Nurkumalawati
 
Hakekat Manusia Menurut Islam dan Al'Quran
Hakekat Manusia Menurut Islam dan Al'QuranHakekat Manusia Menurut Islam dan Al'Quran
Hakekat Manusia Menurut Islam dan Al'QuranHery Kurniawan
 
Landasan Kependidikan
Landasan KependidikanLandasan Kependidikan
Landasan Kependidikanbigbossjava
 
Peranan manusia dalam lingkungan perspektif islam
Peranan manusia dalam lingkungan perspektif islamPeranan manusia dalam lingkungan perspektif islam
Peranan manusia dalam lingkungan perspektif islamNizar Syamsi
 
Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1
Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1
Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1Rakhmi Vegi Arizka
 
Makalah Manusia Dalam Pandangan Islam
Makalah Manusia Dalam Pandangan IslamMakalah Manusia Dalam Pandangan Islam
Makalah Manusia Dalam Pandangan Islamrizqi2201
 
Fp_ Makslah Filsafat Pendidikan Hakikat Manusia
Fp_ Makslah Filsafat Pendidikan Hakikat ManusiaFp_ Makslah Filsafat Pendidikan Hakikat Manusia
Fp_ Makslah Filsafat Pendidikan Hakikat ManusiaMuhammad Hafizh Annur
 
Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islam
Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islamPembahasan hakikat-manusia-dalam-islam
Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islamkangklinsman
 
Tugas PAI Jumrah
Tugas PAI JumrahTugas PAI Jumrah
Tugas PAI Jumrahdyahraf
 

Similar to Pemahaman Tentang Manusia (20)

Makalah agama-
Makalah agama-Makalah agama-
Makalah agama-
 
Hakikat manusia menurut islam
Hakikat manusia menurut islamHakikat manusia menurut islam
Hakikat manusia menurut islam
 
Tujuan pencitaan manusia
Tujuan pencitaan manusiaTujuan pencitaan manusia
Tujuan pencitaan manusia
 
bimbingan konseling.docx
bimbingan konseling.docxbimbingan konseling.docx
bimbingan konseling.docx
 
Agama , haris
Agama , harisAgama , haris
Agama , haris
 
Hakikat manusia bab I
Hakikat manusia bab IHakikat manusia bab I
Hakikat manusia bab I
 
Hakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut IslamHakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut Islam
 
Manusia dan-alam-semesta-new
Manusia dan-alam-semesta-newManusia dan-alam-semesta-new
Manusia dan-alam-semesta-new
 
Al Islam dan kemuhammadiyahan
Al Islam dan kemuhammadiyahanAl Islam dan kemuhammadiyahan
Al Islam dan kemuhammadiyahan
 
Bab i pendahuluan (tgs livi)
Bab i pendahuluan (tgs livi)Bab i pendahuluan (tgs livi)
Bab i pendahuluan (tgs livi)
 
PPT Agama - Hakekat Manusia Menurut Islam.pptx
PPT Agama - Hakekat Manusia Menurut Islam.pptxPPT Agama - Hakekat Manusia Menurut Islam.pptx
PPT Agama - Hakekat Manusia Menurut Islam.pptx
 
Jurnal Konsep Manusia sebagai Makhluk Bertuhan [PAI]
Jurnal Konsep Manusia sebagai Makhluk Bertuhan [PAI]Jurnal Konsep Manusia sebagai Makhluk Bertuhan [PAI]
Jurnal Konsep Manusia sebagai Makhluk Bertuhan [PAI]
 
Hakekat Manusia Menurut Islam dan Al'Quran
Hakekat Manusia Menurut Islam dan Al'QuranHakekat Manusia Menurut Islam dan Al'Quran
Hakekat Manusia Menurut Islam dan Al'Quran
 
Landasan Kependidikan
Landasan KependidikanLandasan Kependidikan
Landasan Kependidikan
 
Peranan manusia dalam lingkungan perspektif islam
Peranan manusia dalam lingkungan perspektif islamPeranan manusia dalam lingkungan perspektif islam
Peranan manusia dalam lingkungan perspektif islam
 
Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1
Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1
Makalah potensi dasar manusia dan tugas manusia kel. 1
 
Makalah Manusia Dalam Pandangan Islam
Makalah Manusia Dalam Pandangan IslamMakalah Manusia Dalam Pandangan Islam
Makalah Manusia Dalam Pandangan Islam
 
Fp_ Makslah Filsafat Pendidikan Hakikat Manusia
Fp_ Makslah Filsafat Pendidikan Hakikat ManusiaFp_ Makslah Filsafat Pendidikan Hakikat Manusia
Fp_ Makslah Filsafat Pendidikan Hakikat Manusia
 
Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islam
Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islamPembahasan hakikat-manusia-dalam-islam
Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islam
 
Tugas PAI Jumrah
Tugas PAI JumrahTugas PAI Jumrah
Tugas PAI Jumrah
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 

Pemahaman Tentang Manusia

  • 1. PEMBAHASAN MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM DISUSUN OLEH : ILHAM FATHONI H.1 3. ( 13 ) MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PELITA BANGSA TAHUN 2014-2015
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayat, dan anugerah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu dan benar. Selain untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah agama, tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang pembahasan manusia dalam pandangan islam. Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada orangtua penulis atas bantuan dan dukungannya dalam mengerjakan makalah ini. Terima kasih juga kepada rekan-rekan lainnya yang tak mungkin penulis ucapkan satu per satu karena telah menghibur dan membangkitkan semangat penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap makalah ini bisa menambah pengetahuan dan penjelasan pembaca tentang manusia. Cikarang, Oktober 2014 Tim Penulis
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................................. DAFTAR ISI.............................................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... A. Latar Belakang ........................................................................ B. Rumusan Makalah .................................................................................. C. Tujuan Penulisan .............................................................................. D. Metode Penulisan………………………………………………… E. Sistematika Penulisan………………………………………………….. BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ A. Definisi &Hakikat Manusia ........................................................... B. Tujuan PenciptaaanManusia ........................................................... C. Pemahaman Tentang Fitrah................................................... D.Hubungan Manusia dan Agama………………………………………………... E. Konsep Manusia Sempurna………………………………………… BAB III PENUTUP Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
  • 4. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kehadiran manusia tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta.Manusia hakikatnya adalah makhluk ciptaan Allah SWT.Pada diri manusia terdapat perpaduan antara sifat ketuhanan dan sifat kemakhlukan.Dalam pandangan Islam, sebagai makhluk ciptaan Allah SWT manusia memiliki tugas tertentu dalam menjalankan kehidupannya di dunia ini.Untuk menjalankan tugasnya manusia dikaruniakan akal dan pikiran oleh Allah SWT. Akal dan pikiran tersebut yang akan menuntun manusia dalam menjalankan perannya. Dalam hidup di dunia, manusia diberi tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan alam. 1.2 RUMUSAN MAKALAH Berdasarkan latar belakang di atas timbul beberapa masalah, diantaranya: 1. Apa definisi &hakikat manusiamenurut ilmuwan barat maupun islam? 2. Apakah tujuan penciptaan manusia dalam pandangan islam ? 3. Bagaimana pemahaman tentang fitrah dalam pandangan islam ? 4. Apakah hubungan manusia dengan agamadalam pandangan islam ? 5. Bagaimana konsep manusia sempurna dalam islam? 1.3 TUJUAN Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari topik ini adalah: 1. Menjelaskan perbedaan pandangan ilmuwan barat dengan ilmuwan islam tentang definisi& hakikat manusia. 2. Memahami tujuan penciptaan manusia. 3. Menjelaskan pemahaman fitrah menurut pandangan islam. 4. Memahami hubungan manusia dengan agama dalam pandangan islam. 5. Menjelaskan konsep manusia sempurna dalam pandangan islam.
  • 5. 1.4 METODE PENULISAN Penulis memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini. Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media media lain seperti perangkat media massa yang diambil dari internet. 1.5 SISTEMATIKA PENULISAN Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan makalah, tujuan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab pembahasan berisi tentang perincian dari rumusan masalah.Bab penutup berisi kesimpulan.
  • 6. BAB 2 PEMBAHASAN .) HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah makhluk paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainya, termasuk diantaranya Malaikat, Jin, Iblis, Binatang, dan lain-lainnya. . Hakikat Manusia MenurutFilsafat Timur (ISLAM) 1. Kelompok istilah al-basyar. 2. Kelompok istilah al-Insan 3. Kelompok istilah bani adam. 5. Secara garis besarnya, Islam memandang manusia sebagai berikut : 1. Manusia adalah makhluk mulia dan merupakan sebaik-baiknya makhluk. Firman Allah Surat Al-Israa’ : 70. 2. Allah telah mengamanatkan kekhalifahan bumi kepada manusia, sebagaimana firman Allah Surat Al- Maa’idah : 32. 3. Sesungguhnya Allah telah menciptakannya demi satu tujuan yang mulia yaitu agar manusia selalu beribadah kepada-Nya. Allah Berfirman Surat Adz-Dzaariyat : 56. 4. Manusia dipersiapkan untuk mencapai derajat kesempurnaan, sebagaimana firman Allah Syrat Al- Mujaadilah : 11 5. Manusia mempunyai kemampuan untuk belajar dan menyerap ilmu pengetahuan. Allah Berfirman Surat Al-Alaq : 3-5 5. Manusia memiliki indra yang menunjang dirinya dalam belajar dan menyerap ilmu pengetahuan. Allah berfirman Surat Al-Mulk : 23 7. Manusia memiliki kemampuan untuk membedakan dan memilih dengan mendayagunakan akalnya.Sesungguhnya manusia diberi kebebasan memilih. Allah berfirman Surat Asy- Syams : 7-8 dan Al-Balad : 10. 2.1Pengertian manusia menurut para ahli  NICOLAUS D. & A. SUDIARJA Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang  ABINENO J. I Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”  UPANISADS Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana ataubadan fisik
  • 7.  I WAYAN WATRA Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa  OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.  ERBE SENTANU Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dikatakan bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain  PAULA J. C & JANET W. K Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinanan. Pengertian manusia menurut agama islam Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain al-insaan, al-naas, al-abd, dan bani adam dan sebagainya. Al-insaan berarti suka, senang, jinak, ramah, atau makhluk yang sering lupa.Al-naas berarti manusia (jama’).Al-abd berarti manusia sebagai hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak Adam karena berasal dari keturunan nabi Adam. Namun dalam Al-Quran dan Al-Sunnah disebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia dan memiliki berbagai potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat. Allah selaku pencipta alam semesta dan manusia telah memberikan informasi lewat wahyu Al-quran dan realita faktual yang tampak pada diri manusia. Informasi itu diberi- Nya melalui ayat-ayat tersebar tidak bertumpuk pada satu ayat atau satu surat. Hal ini dilakukan-Nya agar manusia berusaha mencari, meneliti,memikirkan, dan menganalisanya. Tidak menerima mentah demikian saja. Untuk mampu memutuskannya, diperlukan suatu peneliti Alquran dan sunnah rasul secara analitis dan mendalam. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan penelitian laboratorium sebagai perbandingan, untuk merumuskan mana yang benar bersumber dari konsep awal dari Allah dan mana yang telah mendapat pengaruh lingkungan. Hasil peneliti Alquran yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpuannya bahwa manusia terdiri dari unsur-unsur: jasad, ruh, nafs, qalb, fikr, dan aqal.
  • 8. A. Jasad Jasad merupakan bentuk lahiriah manusia, yang dalam Alquran dinyatakan diciptakan dari tanah. Penciptaan dari tanah diungkapkan lebih lanjut melalui proses yang dimulai dari sari pati makanan, disimpan dalam tubuh sampai sebagiannya menjadi sperma atau ovum (sel telur), yang keluar dari tulang sulbi (laki-laki) dan tulang depan (saraib) perempuan (a-Thariq: 5-7). Sperma dan ovum bersatu dan tergantung dalam rahim kandungan seorang ibu (alaqah), kemudian menjadi yang dililiti daging dan kenpmudian diisi tulang dan dibalut lagi dengan daging. Setelahnia berumur 9 (sembilan) bulan, ia lahir ke bumi dengan dorongan suatu kekuatan ruh ibu, menjadikan ia seorang anak manusia. Meskipun wujudnya suatu jasad yang berasal dari sari pati makanan, nilai-nilai kejiwaan untuk terbentuknya jasad ini harus diperhatikan. Untuk dapat mewujudkan sperma dan ovum berkualitas tinggi, baik dari segi materinya maupun nilainya, Alquran mengharapkan agar umat manusia selalu memakan makanan yang halalan thayyiban (Surat Al-baqarah: 168, Surat Al-maidah 88, dan surat Al-anfal 69). Halal bermakna suci dan berkualitas dari segi nilai Allah.Sedangkan kata thayyiban bermakna bermutu dan berkualitas dari segi materinya. B. Ruh Ruh adalah daya (sejenis makhluk/ciptaan) yang ditiupkan Allah kepada janin dalam kandungan (Surat Al-Hijr 29, Surat As-Sajadah 9, dan surat Shaad 27) ketika janin berumur 4 bulan 10 hari. Walaupun dalam istilah bahasa dikenal adanya istilah ruhani, kata ini lebih mengarah pada aspek kejiwaan, yang dalam istilah Al-Qur’an disebut nafs. Dalam diri manusia, ruh berfungsi untuk : 1. Membawa dan menerima wahyu (Surat As-Syuara 193) 2. Menguatkan iman (Surat Al-Mujadalah 22) Dari ayat ini dapat dipahami bahwa manusia pada dasarnya sudah siap menerima beban perintah-perintah Allah dan sebagai orang yang dibekali dengan ruh, seharusnya ia elalu meningkatkan keimanannya terhadap Allah. Hal itu berarti mereka yang tidak ada usaha untuk menganalisa wahyu Allah serta tidak pula ada usaha untuk menguatkan keimanannya setiap saat berarti dia mengkhianati ruh yang ada dalam dirinya. C.Nafs
  • 9. Para ahli menyatakan manusia itu pasti akan mati. Tetapi Al-Qur’an menginformasikan bahwa yang mati itu nafsnya. Hal ini diungkapkan pada Surat Al-Anbiya ayat 35 dan Surat Al-Ankabut ayat 57, Surat Ali-Imran ayat 185. Hadist menginformasikan bahwa ruh manusia menuju alam barzah sementara jasad mengalami proses pembusukan, menjelang ia bersenyawa kembali secara sempurna dengan tanah. Alquran menjelaskan bahwa, nafs terdiri dari 3 jenis: 1. Nafs Al-amarah (Surat Yusuf ayat 53), ayat ini secara tegas memberikan pengertian bahwa nafs amarah itu mendorong ke arah kejahatan. 2. Nafs Al-lawwamah (Surat Al-Qiyamah ayat 1-3 dan ayat 20-21) dari penjelasan ayat tersebut terlihat bahwa yang dimaksud dengan nafs lawwamah ini adalah jiwa yang condong kepada dunia dan tak acuh dengan akhirat. 3. Nafs Al-Muthmainnah (Surat Al-Fajr ayat 27-30). Nafs muthmainnah ini adalah jiwa yang mengarah ke jalan Allah untuk mencari ketenangan dan kesenangan sehingga hidup berbahagia bersama Allah. Hakikat Manusia Menurut Pandangan Umum dan Islam Allah SWT sebagai pencipta telah menciptakan langit dan bumi, dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya. Salah satu ciptaan Allah itu adalah manusia, yang diberi keistimewaan berupa kemampuan berpikir yang melebihi jenis makhluk lain yang sama-sama menjadi penghuni bumi. Kemampuan berpikir itulah yang diperintahkan Allah agar dipergunakan untuk mendalami wujud atau hakikat dirinya dan tidak semata-mata dipegunakan untuk memikirkan segala sesuatu di luar dirinya. Demikianlah kenyataannya bahwa manusia tidak pernah berhenti berpikir, kecuali dalam keadaan tidur atau sedang berada dalam situasi diluar kesadaran.Manusia berpikir tentang segala sesuatu yang tampak atau dapat ditangkap oleh pancaindera bahkan yang abstrak sekalipun.Dari sejarah kehidupan manusia ternyata tidak sedikit usaha manusia dalam memikirkan wujud atau hakikat dirinya, meskipun sebenarnya masih lebih banyak yang tidak menaruh perhatian untuk memikirkannya. Dalam firman Allah surat Ar-Rum ayat 30 mengandung perintah agar manusia dalam mempergunakan pikirannya selalu dilandaskan pada iman yang terarah lurus pada agama Allah SWT. Demikian pula dalam berpikir fundamental tentang hakekat atau wujud dirinya.
  • 10. A. Arti Hakikat Manusia Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu.Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu.Dikalangan tasawuf orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya, karena itu muncul kata-kata diri mencari sebenar-benar diri.Sama dengan pengertian itu mencari hakikat jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia. Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah swt.Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini.Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah. Jadi hakekat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT B. Hakekat Manusia Menurut Pandangan Umum Pembicaraan manusia dapat ditinjau dalam berbagai perspektif, misalnya perspektif filasafat, ekonomi, sosiologi, antropologi, psikologi, dan spiritualitas Islam atau tasawuf, anatar lain : a. Dalam perspektif filsafat. Disimpulkan bahwa manusia merupakan hewan yang berpikir karena memiliki nalar intelektual.Dengan nalar intelektual itulah manusia dapat berpikir, menganalisis, memperkirakan, meyimpulkan, membandingkan, dan sebagainya.Nalar intelektual ini pula yang membuat manusia dapat membedakan antara yang baik dan yang jelek, antara yang salah dan yang benar. 1. Hakekat Manusia Pada saat-saat tertentu dalam perjalanan hidupnya, manusia mempertanyakan tentang asal-usul alam semesta dan asal-usul keber-ada-an dirinya sendiri. Terdapat dua aliran pokok filsafat yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut, yaitu Evolusionisme dan Kreasionisme (J.D. Butler, 1968). Menurut Evolusionisme, manusia adalah hasil puncak dari mata rantai evolusi yang terjadi di alam semesta. Manusia sebagaimana halnya alam semesta ada dengan sendirinya berkembang dari alam itu sendiri, tanpa Pencipta. Penganut aliran ini antara lain Herbert Spencer, Charles Darwin, dan Konosuke Matsushita. Sebaliknya, Kreasionisme menyatakan bahwa asal usul manusia sebagaimana halnya alam semesta adalah ciptaan suatu Creative Cause atau Personality, yaitu Tuhan YME. Penganut aliran ini antara lain Thomas Aquinas dan Al-Ghazali. Memang kita dapat menerima gagasan tentang adanya
  • 11. proses evolusi di alam semesta termasuk pada diri manusia, tetapi tentunya kita menolak pandangan yang menyatakan adanya manusia di alam semesta semata-mata sebagai hasil evolusi dari alam itu sendiri, tanpa Pencipta. 2. Wujud dan Potensi Manusia Wujud Manusia menurut penganut aliran Materialisme yaitu Julien de LaMettrie bahwa esensi manusia semata-mata bersifat badani, esensi manusia adalah tubuh atau fisiknya. Sebab itu, segala hal yang bersifat kejiwaan, spiritual atau rohaniah dipandangnya hanya sebagai resonansi dari berfungsinya badan atau organ tubuh. Tubuhlah yang mempengaruhi jiwa. Contoh: Jika ada organ tubuh luka muncullah rasa sakit. Pandangan hubungan antara badan dan jiwa seperti itu dikenal sebagai Epiphenomenalisme(J.D.Butler,1968). Bertentangan dengan gagasan Julien de La Metrie, menurut Plato salah seorang penganut aliran Idealisme bahwa esensi manusia bersifat kejiwaan/spiritual/rohaniah. Memang Plato tidak mengingkari adanya aspek badan, namunmenurut dia jiwa mempunyai kedudukan lebih tinggi dari pada badan. b. Dalam Perspektif Ekonomi. Dalam perspektif ekonomi, manusia adalah makhluk ekonomi, yang dalam kehidupannya tidak dapat lepas dari persoalan-persoalan ekonomi.Komunikasi interpersonal untuk memenuhi hajat-hajat ekonomi atau kebutuhan-kebutuhan hidup sangat menghiasi kehidupan mereka. c. Dalam Perspektif Sosiologi. Manusia adalah makhluk social yang sejak lahir hingga matinya tidak pernah lepas dari manusia lainnya.Bahkan, pola hidup bersama yang saling membutuhkan dan saling ketergantungan menjadi hal yang dinafikkan dalam kehidupan sehari-hari manusia. d. Dalam Perspektif Antropologi. Manusia adalah makhluk antropologis yang mengalami perubahan dan evolusi.Ia senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan yang dinamis. e. Dalam Perspektif Psikologi. Manusia adalah makhluk yang memiliki jiwa.Jiwa merupakan hal yang esensisal dari diri manusia dan kemanusiaannya.Dengan jiwa inilah, manusia dapat berkehendak, berpikir, dan berkemauan.
  • 12. C. Hakekat Manusia Menurut Pandangan Islam Penciptaan manusia terdiri dari bentuk jasmani yang bersifat kongkrit, juga disertai pemberian sebagian Ruh ciptaan Allah swt yang bersifat abstrak. Manusia dicirikan oleh sebuah intelegensi sentral atau total bukan sekedar parsial atau pinggiran. Manusia dicirikan oleh kemampuan mengasihi dan ketulusan, bukan sekedar refles-refleks egoistis.Sedangkan, binatang, tidak mengetahui apa-apa diluar dunia inderawi, meskipun barangkali memiliki kepekaan tentang yang sakral.[4] Manusia perlu mengenali hakekat dirinya, agar akal yang digunakannya untuk menguasai alam dan jagad raya yang maha luas dikendalikan oleh iman, sehingga mampu mengenali ke- Maha Pekasaan Allah dalam mencipta dan mengendalikan kehidupan ciptaanNya. Dalam memahami ayat-ayat Allah dalam kesadaran akan hakekat dirinya, manusia menjadi mampu memberi arti dan makna hidupnya, yang harus diisi dengan patuh dan taat pada perintah-perintah dan berusaha menjauhi larangan-larangan Allah. Berikut adalah hakekat manusia menurut pandangan Islam: 1. Manusia adalah Makhluk Ciptaan Allah SWT. Hakekat pertama ini berlaku umum bagi seluruh jagat raya dan isinya yang bersifat baru, sebagai ciptaan Allah SWT di luar alam yang disebut akhirat.Alam ciptaan meupakan alam nyata yang konkrit, sedang alam akhirat merupakan ciptaan yang ghaib, kecuali Allah SWT yang bersifat ghaib bukan ciptaan, yang ada karena adanya sendiri.[5] Firman Allah SWT mengenai penciptaan manusia dalam Q.S. Al-Hajj ayat 5 : فانا خلقناكم من تراب ثم من نطفة ثم من علقة ثم من مضغة مخلقة وغير مخلقة لنبين لكم “Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani menjadi segumpal darah, menjadi segumpal daging yang diberi bentuk dan yang tidak berbentuk, untuk Kami perlihatkan kekuasaan Tuhanmu.” Firman tersebut menjelaskan pada manusia tentang asal muasal dirinya, bahwa hanya manusia pertama Nabi Adam AS yang diciptakan langsung dari tanah, sedang istrinya diciptakan dari satu bagian tubuh suaminya. Setelah itu semua manusia berikutnya diciptakan melalui perantaraan seorang ibu dan dari seorang ayah, yang dimulai dari setetes air mani yang dipertemukan dengan sel telur di dalam rahim.
  • 13. Hakikat pertama ini berlaku pada umumnya manusia di seluruh jagad raya sebagai ciptaan Allah diluar alam yang disebut akhirat.Alam ciptaan merupakan alam nyata yang konkrit sedangkan alam akhirat merupakan ciptaan yang ghaib kecuali Allah yang bersifat ghaib bukan ciptaan yang ada karena dirinya sendiri. 2. Kemandirian dan Kebersamaan (Individualitas dan Sosialita). Kemanunggalan tubuh dan jiwa yang diciptakan Allah SWT , merupakan satu diri individu yang berbeda dengan yang lain. setiap manusia dari individu memiliki jati diri masing - masing. Jati diri tersebut merupakan aspek dari fisik dan psikis di dalam kesatuan. Setiap individu mengalami perkembangan dan berusah untuk mengenali jati dirinya sehingga mereka menyadari bahwa jati diri mereka berbeda dengan yang lain. Firman Allah dalam Q.S. Al-A’raf 189: هو الذي خلقكم من نفس واحدة “Dialah yang menciptakanmu dari satu diri” Firman tersebut jelas menyatakan bahwa sebagai satu diri (individu) dalam merealisasikan dirinya melalui kehidupan, ternyata diantaranya terdapat manusia yang mampu mensyukurinya dan menjadi beriman. Di dalam sabda Rasulullah SAW menjelaskan petunjuk tentang cara mewujudkan sosialitas yang diridhoiNya, diantara hadist tersebut mengatakan: “Seorang dari kamu tidak beriman sebelum mencintai kawannya seperti mencintai dirinya sendiri” (Diriwayatkan oleh Bukhari) “Senyummu kepada kawan adalah sedekah” (Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan Baihaqi) Kebersamaan (sosialitas) hanya akan terwujud jika dalam keterhubungan itu manusia mampu saling menempatkan sebagai subyek, untuk memungkinkannya menjalin hubungan manusiawi yang efektif, sebagai hubungan yang disukai dan diridhai Allah SWT.[6] Selain itu manusia merupakan suatu kaum (masyarakat) dalam menjalani hidup bersama dan berhadapan dengan kaum (masyarakat) yang lain. Manusia dalam perspektif agama Islam juga harus menyadari bahwa pemeluk agama Islam adalah bersaudara satu dengan yang lain.[7] 3. Manusia Merupakan Makhluk yang Terbatas.
  • 14. Manusia memiliki kebebasan dalam mewujudkan diri (self realization), baik sebagai satu diri (individu) maupun sebagai makhluk social, terrnyata tidak dapat melepaskan diri dari berbagai keterikatan yang membatasinya.Keterikatan atau keterbatasan itu merupakan hakikat manusia yang melekat dan dibawa sejak manusia diciptakan Allah SWT.Keterbatasan itu berbentuk tuntutan memikul tanggung jawab yang lebih berat daripada makhluk-makhluk lainnya. Tanggung jawab yang paling asasi sudah dipikulkan ke pundak manusia pada saat berada dalam proses penciptaan setiap anak cucu Adam berupa janji atau kesaksian akan menjalani hidup di dalam fitrah beragama tauhid. Firman Allah Q.S. Al-A’raf ayat 172 sebagai berikut: واذ اخذ ربك من بني ادم من ظهورهم ذريتهم واشدهم على انفسهم الست بربكم قالوا بلى شهدنا “Dan ingat lah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak -anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian jiwa mereka, “Bukankah Aku ini Tuhanmu?”Mereka menjawab, “Betul Engkau Tuhan kami dan kami bersaksi.” Kesaksian tersebut merupakan sumpah yang mengikat atau membatasi manusia sebagai individu bahwa didalam kehidupannya tidak akan menyembah selain Allah SWT. Bersaksi akan menjadi manusia yang bertaqwa pada Allah SWT. Manusia tidak bebas menyembah sesuatu selain Allah SWT, yang sebagai perbuatan syirik dan kufur hanya akan mengantarkannya menjadi makhluk yang terkutuk dan dimurkai-Nya. Hakekat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT. Tetapi terdapat dua sudut pandang yang dapat digunakan untuk memahami apa hakekat manusia itu, yaitu dari pandangan umum dan pandangan agama Islam. Hakekat manusia menurut pandangan umum mempunyai arti bermacam-macam, karena tedapat berbagai ilmu dan perspektif yang memaknai hakekat manusia itu sendiri.Seperti dalam perspektif filsafat menyimpulkan bahwa manusia merupakan hewan yang berpikir karena memiliki nalar intelektual.Dalam perspektif ekonomi mengatakan bahwa manusia adalah makhluk ekonomi.Perspektif Sosiologi melihat bahwa manusia adalah makhluk social yang sejak lahir hingga matinya tidak pernah lepas dari manusia lainnya.Sedangkan, perspektif antropologi berpendapat manusia adalah makhluk antropologis yang mengalami perubahan dan evolusi.Dan dalam perspektif psikologi, manusia adalah makhluk yang memiliki jiwa. Hakekat manusia menurut pandangan Islam: a. Manusia adalah Makhluk Ciptaan Allah SWT.
  • 15. b. Kemandirian dan Kebersamaan (Individualitas dan Sosialita). c. Manusia Merupakan Makhluk yang Terbatas. .)Tujuan penciptaan manusia Tujuan diciptakannya manusia adalah pengejawantahan rahmat Ilahi dan penetapan manusia di arah kesempurnaan dan kebahagiaan yang abadi. Dan hal itu hanya bisa dicapai melalui pilihan intensional dia sendiri terhadap jalan yang terbaik dan menempuh cara ibadah kepada-Nya. Menurut Al-Qur'an, alam semesta tidak diciptakan sia-sia; bahkan tiap-tiap bagian dan elemennya diciptakan untuk tujuan tertentu. Banyak sekali ayat Al-Qur'an yang menyinggung persoalan mengenai tujuan penciptaan alam dan manusia, antara lain: يَذْكُرُونَ اللَِّ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىَ الَّذِينَ إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرَْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِِأوُْلِي الألْبَاب خَلَقْتَ هَذا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَيَتفََكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرَْضِ رَبَّنَا مَا جُنُوبِهِمْ Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang adalah tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, berbaring dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), 'Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau maka hindarkanlah kami dari siksa neraka.' (QS. Alu Imran [3]: 190 – 191). Dua ayat ini mendesak manusia untuk berpikir dan mengingatkannya bahwa observasi tanpa pemikiran tidaklah mampu mengantarkan dia kepada maksud. Di ayat lain Allah Swt berfirman: قَالَ رَبُّنَا الَّذِي أعَْطَى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهُ ثمَُّ هَدَى Artinya: Dia berkata, 'Tuhan kami ialah yang memberi kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian Dia memberi petunjuk.' (QS. Thaha [20]: 50). Terkait pembahasan kita sekarang, ada dua pokok penting yang perlu kita perhatikan bersama dari dalam ayat ini dan juga ayat-ayat yang serupa dengannya; pertama adalah Allah Swt memberikan apa saja yang dibutuhkan secara primer kepada tiap-tiap sesuatu, dan pokok kedua adalah segala sesuatu telah diberi petunjuk oleh Allah Swt sekiranya ia menggunakan seluruh potensinya untuk melestarikan hidup dan mencapai puncak tujuan yang seyogianya. Tujuan Manusia Diciptakan Al-Qur'an secara khusus mensinyalir tujuan dari penciptaan manusia: أفََحَسِبْتمُْ أنََّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأنََّكُمْ إِلَيْنَا لََ ترُْجَعُونَ
  • 16. Artinya: Apa kalian mengira bahwa sessungguhnya Kami menciptakan kalian sia-sia dan kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami lagi. (QS. Al-Mukminun [23]: 115). أيََحْسَبُ الِْْنسَانُ أنَ يُترَْكَ سُدًى Artinya: Apakah manusia mengira bahwa dia akan ditinggalkan begitu saja. (QS. Al-Qiyamah [75]: 36). Ayat ini menunjukkan berapa hal: 1- Manusia tidak diciptakan secara sia-sia, melainkan dengan tujuan tertentu. 2- Manusia tidak dilepaskan begitu saja, melainkan dia diberi petunjuk, dituntun dan senantiasa diawasi. 3- Tujuan akhir dari penciptaan manusia adalah sumber keberadaan dia sendiri, yaitu Tuhan alam semesta. Sebagian ayat Al-Qur'an mengungkapkan rahasia penciptaan secara lebih detil dan terperinci, antara lain: 1- Ilmu dan makrifat. Allah Swt berfirman: كُلِِ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأنََّ اللََّّ قَدْ أحََاطَ بِكُلِِ يَتنََزَّلُ الْأمَْرُ بَيْنَهُنَّ لِتعَ لَمُوا أنََّ اللََّّ عَلَى الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأرَْضِ مِثلَْهُنَّ اللَّّ شَيْءٍ عِلْمًا Artinya: Allah-lah yang telah menciptakan tujuh langit dan bumi seperti itu pula, perintah Allah berlaku padanya supaya kalian ketahui bahwa Allah itu Mahakuasa atas tiap-tiap sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. (QS. Ath-Thalaq [65]: 12). Ayat ini menyebutkan kesadaran manusia akan ilmu dan kekuasaan Tuhan yang tidak terbatas (yakni, makrifat tentang Tuhan yang akan membentuk dimensi ilmu kesempurnaan manusia) sebagai tujuan dari penciptaan. 2- Ujian. Allah Swt berfirman: الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاة لِيَبْلُوَكُمْ أيَُّكُمْ أحَْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ Artinya: Yang menciptakan kematian dan kehidupan supaya Dia menguji kalian siapakah yang lebih di antara kalian amalnya? Dan Dia Maha Perkasa Maha Pengampun. (QS. Al-Mulk [67]: 2).
  • 17. Maksud dari ujian Tuhan bukanlah penyingkapan rahasia-rahasia yang tersembunyi, melainkan adalah menyediakan sarana dan prasarana untuk mengembangkan potensi serta mengantarkannya kepada realitas.Hal itu karena manusia adalah makhluk yang berikhtiar dan kesempurnaannya bersifat pilihan intensional.Tuhan menguji manusia dengan menyediakan semua syarat dan prasyarat untuk memilih jalan yang baik atau buruk baginya, agar dengan itu potensi-potensi dirinya terealisasi dan dia dapat memilih jalan yang benar. 3- Ibadah. Allah Swt berfirman: وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَالِْْنسَ إِلََّ لِيَعْبُدُونِ Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56). Berdasarkan ayat ini, tujuan utama penciptaan manusia adalah ibadah kepada Allah Swt, dan dalam hal ini ada berapa hal yang perlu diperhatikan: 1- Menurut pandangan dunia Al-Qur'an, setiap gerakan dan perbuatan positif yang dilakukan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah Swt adalah ibadah. Ibadah tidak terbatas pada ritual-ritual khusus seperti doa dan munajat. Seluruh aktifitas ilmiah, ekonomi, politik, sosial dan lain-lain apabila seirama dengan sistem norma Ilahi dan bermotivasi Ilahi adalah ibadah, untuk itu manusia bisa senantiasa beraroma Ilahi, menyempurnakan diri dan mendekatkannya kepada Allah Swt dalam segala keadaan, seperti makan, minum, tidur, mati dan hidup: قُلْ إِ ن صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلَِّّ رَبِِ الْعَالَمِيْنَ Artinya: Katakanlah, 'sesungguhnya shalatku, manasikku, hidup dan matiku (hanyalah) untuk Allah Tuhan semesta alam.' (QS. Al-An'am [6]: 162). Namun, perlu digarisbawahi juga bahwa ibadah dalam terminologinya yang khusus; yakni ritual-ritual dan manasik tertentu seperti shalat, mempunyai kedudukan yang sangat istimewa dan penting. 2- Urgensitas perhatian terhadap filsafat ibadah tinggi sekali. Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata, 'Sungguh Allah Swt telah menciptakan makhluk-makhluk-Nya padahal Dia tidak butuh kepada ketaatan mereka dan tidak rugi karena kedurhakaan mereka; karena memang kedurhakaan para pendosa sama sekali tidak membahayakan Dia, dan sebaliknya ketaatan orang-orang yang patuh sama sekali tidak memberi keuntungan kepada-Nya.'
  • 18. Ibadah mempunyai dampak-dampak yang positif bagi kehidupan manusia, baik di alam sini maupun sana. Hikmah-hikmah ibadah antara lain adalah: tuntutan fitrah, jalan menuju penyingkapan diri dan kebebasannya dari kehampaan, terbang ke angkasa metafisik dan meninggalkan sangkar fisik, mencapai keyakinan, kemenangan ruh atas badan, kesehatan dan ketenangan jiwa, kekuasaan atas diri dan potensi-potensinya, pendekatan diri kepada Tuhan, basis etika, keimanan, undang-undang dan sosial, pembinaan naluri cinta kebaikan, pembangunan, pendidikan, dan lain sebagainya. 4- Rahmat Ilahi Allah Swt berfirman: لأمَْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنَ مَن رَّ حِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتمََّتْ كَلِمَةُ رَبِِكَ إِلََّ وَلَوْ شَاء رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أمَُّةً وَاحِدَة وَلََ يَزَالُونَ مُخْتلَِفِينَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أجَْمَعِينَ Artinya: Dan jika Tuhanmu menghendaki, niscaya Dia menjadikan manusia satu umat, tetapi mereka senantiasa berselisih. Kecuali orang-orang yang memperoleh rahmat dari Tuhanmu dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. (QS. Hud [11]: 118 – 119). Jika diteliti lebih dalam, tujuan-tujuan itu tidak saling bertentangan, sebagian darinya merupakan tujuan pengantar bagi tujuan yang selanjutnya, yakni ada tujuan awal, tujuan menengah, dan tujuan akhir. Karena itu, berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an tersebut, tujuan diciptakannya manusia adalah pengejawantahan rahmat Ilahi dan penetapan manusia di arah kesempurnaan dan kebahagiaan yang abadi. Dan hal itu hanya bisa dicapai melalui pilihan intensional dia sendiri terhadap jalan yang terbaik dan menempuh cara ibadah kepada-Nya. .) Definisi Fitrah & Fitrah Manusia Secara etimologi, fitrah berasal dari kata “al-fathr” yang berarti “belahan”, dan dari makna lahir makna-makna lain adalah “penciptaan” atau “kejadian”. Ibnu Abbas memahaminya dengan arti, “”saya yang membuatnya pertama kali.”Dari pemahaman itu sehingga Ibnu Abbas menggunakan kata fitrah untuk penciptaan atau kejadian sejak awal. Sehingga Fitrah manusia adalah kejadiannya sejak awal atau bawaan sejak lahir.1 Dalam al-Qur’an kata ini antara lain berbicara dalam konteks penciptaan manusia baik dari sisi pengakuan bahwa penciptanya Allah, maupun dari segi uraian tentang fitrah manusia. Hal itu dapat dilihat dalam Surat Ar-Rum ayat 30: Artinya :
  • 19. “Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (pilihlah) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”2 (Q.S. Ar-Rum: 30) Kata “Fitrah Allah” dalam ayat di atas, maksudnya ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid.Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan.Selain itu, kata “fitrah” dalam ayat diatas mengandung banyak interpretasi, yaitu; 1) Fitrah yang berarti suci (thuhr), yaitu kesucian jasmani dan rohani. 2) Fitrah yang berarti Islam (dienul Islam), maksudnya adalah agama Islam. 3) Fitrah yang berarti mengakui ke-Esa-an Allah (at-tauhid), yaitu kecenderungan manusia untuk meng-Esa-kan Tuhan dan berusaha terus untuk mencari ketauhidan tersebut. 4) Fitrah yang berarti murni (al-Ikhlas), yaitu keikhlasan dalam menjalankan sesuatu yang menjadi salah satu sifat manusia. 5) Fitrah, yang berarti kondisi penciptaan manusia yang mempunyai kecenderungan untuk menerima kebenaran. 6) Fitrah yang berarti potensi dasar manusia sebagai alat untuk mengabdi dan ma’rifatullah. 7) Fitrah yang berarti ketetapan atau kejadian asal manusia mengenai kebahagiaan dan kesesatannya. 8) Fitrah yang berarti tabiat alami yang dimiliki manusia (human nature). 3 Sedangkan menurut kesimpulan Muhammad bin Asyur tentang makna fitrah dalam surat ar-Rum tersebut, adalah; Fitrah adalah bentuk dan sistem yang diwujudkan Allah pada setiap makhluk. Fitrah yang berkaitan dengan manusia adalah apa yang diciptakan Allah pada manusia yang berkaitan dengan jasmani dan akalnya (serta ruhnya).4 Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata “fitrah” diartikan sebagai “sifat asal; bakat; pembawaan; serta perasaan keagamaan”.5 Di samping itu, kata “fitrah” dapat diartikan juga dengan “naluri”, yaitu “dorongan hati atau nafsu pembawaan yang menggerakkan untuk berbuat sesuatu”.6 Jadi, fitrah adalah sifat, watak, bakat dan perasaan kegamaan yang dibawa manusia sejak lahir. Sedangkan naluri adalah kecenderungan hati atau nafsu yang dibawa sejak lahir yang menggerakkan manusia untuk berbuat sesuatu, yang baik maupun yang buruk. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa fitrah menurut Islam sebagaimana dalam al-Qur’an Surat Ar-Ruum ayat 30 di atas, bahwasanya manusia dilahirkan membawa naluri keimanan kepada Allah dan kesiapan menerima Islam dalam penciptaannya. Selain fitrah yang dibawa manusia sejak lahir adalah serangkaian naluri dan kecenderungan yang tampak secara aktual, dan naluri yang dibawa oleh manusia
  • 20. dalam bentuk kecenderungan yang mungkin akan berubah dari potensi menuju kemampuan yang aktual pada waktu tertentu. Fitrah (Potensi) Manusia Dalam Pandangan Filsafat Pendidikan Islam Allah SWT telah menciptakan manusia di dunia kecuali bertugas pokok untuk menyembah Khaliknya, juga bertugas untuk mengelola dan memanfaatkan kekayaan yang terdapat di bumi agar mereka dapat hidup sejahtera dan makmur lahir batin. Manusia diciptakan Allah selain menjadi hamba-Nya, juga menjadi penguasa (khalifah) di atas bumi.Selaku hamba dan ‘khalifah’ manusia telah diberi kelengkapan jasmaniah (fisiologis) dan rohaniah (mental psikologis). Inilah yang membedakannya dengan makhluk yang lain, yang dinamakan juga dengan fitrah atau potensialnya yang harus dikembangkan secara optimal. Untuk mengembangkan potensi (fitrah) itu memerlukan pendidikan untuk mengarahkannya. Untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam bab berikut. Pengertian Fitrah (Potensi) Manusia Secara etimologi fitrah berasal dari kata fathara yang artinya ‘menjadikan’, secara terminologi fitrah adalah mencipta/menjadikan sesuatu yang sebelumnya belum ada dan merupakan pola dasar yang perlu penyempurnaan. Menurut Shanminan Zain (1986) bahwa fitrah adalah potensi laten atau kekuatan yang terpendam yang ada dalam diri manusia dibawah sejak lahir. Menurut Al Auzal (1976) fitrah adalah kesucian dalam jasmani dan rohani. Menurut Ramayulis : fitrah adalah : kemampuan dasar bagi perkembangan manusia yang dianugrahkan oleh Allah SWT yang tidak ternilai harganya dan harus dikembangkan agar manusia dapat mencapai tingkat kesempurnaan. Dalam Al-Qur’an, dalam surat Ar-Rum ayat 30 dijelaskan, yaitu : Artinya :“Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama dengan selurus-lurusnya (sesuai dengan kecenderungan asli) itulah fitrah Allah yang Allah menciptakan manusia diatas fitrah itu tak ada perubahan atas fitrah ciptaannya. Itulah agama yang lurus namun kebanyakan mereka tidak mengetahuinya.” Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa fitrah adalah suatu perangkat yang diberikan oleh Allah yaitu kemampuan dasar yang memiliki kecenderungan berkarya yang disebut dengan
  • 21. potensialitas dan manusia diciptakan Allah dalam struktur yang paling tinggi, yaitu memiliki struktur jasmaniah dan rohaniah yang membedakannya dengan makhluk lain. Jadi menurut permakalah fitrah adalah suatu kemampuan dasar yang ada pada tiap-tiap diri manusia yang perlu dikembangkan untuk mencapai perkembangan yang sempurna melalui bimbingan dan latihan. Hakekat Fitrah (Potensi) Manusia Dalam Pandangan Filsafat Pendidikan Islam Allah SWT telah menciptakan manusia di dunia kecuali bertugas pokok untuk menyembah khaliknya, juga bertugas untuk mengelola dan memanfaatkan kekayaan yang terdapat di bumi agar mereka dapat hidup sejahtera dan makmur lahir batin. Untuk melaksanakan fungsinya sebagai khalifah Allah membekali manusia dengan seperangkat potensi.Dalam konteks ini, maka pendidikan Islam merupakan upaya yang ditujukan ke arah pengembangan potensi yang dimiliki manusia secara maksimal. Sehingga dapat diwujudkan dalam bentuk konkrit, dalam artian berkemampuan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, masyarakat dan lingkungan. Sebagai realisasi fungsi dan tujuan penciptaannya sebagai khalifah. Walaupun berfikir dan bernalar diakui sebagai salah satu kemampuan dasar manusia, namun kemampuan untuk menemukan jalan kebenaran tidaklah mutlak tanpa petunjuk Ilahi, pikiran dan penalaran dalam perkembangannya memerlukan pengarahan dan latihan yang bersifat kependidikan yang sekaligus mengembangkan fungsi-fungsi kejiwaan lainnya dalam pola keseimbangan dan keserasian yang ideal. Oleh karena itu pendidikan Islam tidak hanya menekankan pada pengajaran. Dimana orientasinya hanya kepada intelektualisasi penalaran, tetapi lebih menekankan pada pendidikan dimana sasarannya adalah pembentukan kepribadian yang utuh dan bulat maka pendidikan Islam pada hakekatnya adalah menghendaki kesempurnaan kehidupan yang tuntas sesuai dengan firman Allah dalam kitab suci Al-Qur’an Artinya :“Wahai orang mukmin, masuklah ke dalam Islam secara total menyeluruh dan berkebulatan. (QS. Al-Baqarah : 208) Makna Fitrah Makna fitrah menurut Hasan Langgulung (1986 : 5) menyatakan bahwa, ketika Allah menghembuskan/meniupkan ruh pada dirinya manusia (pada proses kejadian manusia secara
  • 22. fisik maupun nonfisik) maka pada saat itu pula manusia (dalam bentuk sempurna) mempunyai sebagian sifat-sifat ketuhanan yang tertuang dalam Al-Asmahusna. Hanya saja kalau Allah serba maha, sedangkan manusia hanya diberi sebagiannya, sebagian sifat-sifat ketuhanan yang menancap pada diri manusia dan dibawanya sejak lahir itulah yang disebut fitrah. Misalnya, Al-Alim (maha mengetahui), manusia hanya diberi kemampuan untuk mendapatkan pengetahuan. Al-Rahman dan Al-Rahim (maha pengasih maha penyayang) manusia juga diberi kemampuan untuk mengasihi dan menyayangi, Al-Afuw Al-Ghafar (maha pema’af maha pengampun), manusia juga diberi kemampuan untuk mema’afkan dan mengampuni kesalahan orang lain. Al Khalik (maha pencipta) manusia juga diberi kemampuan untuk mengkrerasikan sesuatu, membudayakan alam. Macam-Macam Fitrah 1. Potensi Fisik (Psychomotoric) Merupakan potensi fisik manusia yang dapat diberdayakan sesuai fungsinya untuk berbagai kepentingan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. 2. Potensi Mental Intelektual (IQ) Merupakan potensi yang ada pada otak manusia fungsinya : untuk merencanakan sesuatu untuk menghitung, dan menganalisis, serta memahami sesuatu tersebut. 3. Potensi Mental Spritual Question (SP) Merupakan potensi kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang berhubungan dengan jiwa dan keimanan dan akhlak manusia. 4. Potensi Sosial Emosional Yaitu merupakan potensi yang ada pada otak manusia fungsinya mengendalikan amarah, serta bertanggung jawab terhadap sesuatu. Hubungan Fitrah Dengan Pendidikan Sebelum kita melihat hubungan fitrah dengan pendidikan maka dilihat dulu dari segi pengertian. a. Fitrah adalah : kemampuan dasar yang ada pada diri seseorang yang harus dikembangkan secara optimal.
  • 23. b. Pendidikan adalah : usaha sadar orang dewasa untuk mengembangkan kemampuan hidup secara optimal, baik secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai religius dan sosial sebagai pengarah hidupnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan fitrah dengan pendidikan adalah potensi yang ada atau kemampuan jasmani dan rohaniah yang dapat dikembangkan tersebut.Pendidikan merupakan sarana (alat) yang menentukan sampai dimana tiitk optimal kemampuan-kemampuan tersebut untuk mencapainya. Dalam sebuah hadits dapat juga dijelaskan yang diriwayatkan oleh Muslim, yaitu : Artinya :“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanya yang menjadikan dirinya beragama Yahudi atau Nasrani dan Majusi” Keutuhan terhadap pendidikan bukan sekedar untuk mengembangkan aspek-aspek individualisasi dan sosialisasi, melainkan juga mengarahkan perkembangan kemampuan dasar tersebut kepada pola hidup yang ukhawi.Oleh karena itu diperlukan atau keharusan pendidikan. Dengan demikian proses pendidikan Islam demi mencapai tujuan yang total, menyeluruh dan meliputi segenap aspek kemampuan manusia diperlukan landasan falsafah pendidikan yang menjangkau pengembangan potensi kemanusiannya, falsafah pendidikan yang demikian itu bercorak menyeluruh dimana iman melandasarinya. Sehingga proses pendidikan yang berwatak keagamaan mampu mengarahkan kepada pembentukan manusia yang mukmin, atau dengan filsafat pendidikan Islam bisa memikirkan perkembangannya secara mendasar, sistematik, dan rasional yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits agar berkembang secara optimal dan bermanfaat untuk kehidupan dunia dan akhirat. Karena pendidikan yang mengarahkan ke arah perkembangan yang optimal maka pendidikan dalam mengembangkannya harus memperhatikan aspek-aspek kepentingan yang antara lain : 1) Aspek Pedagogis Dalam hal ini manusia dipandang sebagai makhluk yang disebut ‘Homo Educondum’ yaitu makhluk yang harus didik. Inilah yang membedakannya dengan makhluk yang lain. Jadi disini pendidikan berfungsi memanusiakan manusia tanpa pendidikan sama sekali, manusia tidak dapat menjadi manusia yang sebenarnya.
  • 24. 2) Aspek Psikologis Aspek ini memandang manusia sebagai makhluk yang disebut ‘Psychophyisk Netral’ yaitu makhluk yang memiliki kemandirian (selftandingness) jasmaniahnya dan rohaniah.Didalam kemandirian itu manusia mempunyai potensi dasar yang merupakan benih yang dapat tumbuh dan berkembang. 3) Aspek Sosiologis Dan Kultural Aspek ini memandang bahwa manusia adalah makhluk yang berwatak dan berkemampuan dasar untuk hidup bermasyarakat. 4) Aspek Filosofis Aspek ini manusia adalah makhluk yang disebut ‘Homo Sapiens’ yaitu makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu pengetahuan. .)Hubungan Agama Dan Manusia Kondisi umat islam dewasa ini semakin diperparah dengan merebaknya fenomena kehidupan yang dapat menumbuhkembangkan sikap dan prilaku yang a moral atau degradasi nilai- nilai keimanannya. Fenomena yang cukup berpengaruh itu adalah : 1. Tayangan media televisi tentang cerita yang bersifat tahayul atau kemusrikan, dan film-film yang berbau porno. 2. Majalah atau tabloid yang covernya menampilkan para model yang mengubar aurat. 3. Krisis ketauladanan dari para pemimpin, karena tidak sedikit dari mereka itu justru berprilaku yang menyimpang dari nilai-nilai agama. 4. Krisis silaturahmi antara umat islam, mereka masih cenderung mengedepankan kepentingan kelompoknya (partai atau organisasi) masing-masing. Sosok pribadi orang islam seperti di atas sudah barang tentu tidak menguntungkan bagi umat itu sendiri, terutama bagi kemulaian agama islam sebagai agama yang mulia dan tidak ada yang lebih mulia di atasnya. Kondisi umat islam seperti inilah yang akan menghambat kenajuan umat islam dan bahkan dapat memporakporandakan ikatan ukuwah umat islam itu sendiri. Agar umat islam bisa bangkit menjadi umat yang mampu menwujudkan misi “Rahmatan lil’alamin” maka seyogyanya mereka memiliki pemahaman secara utuh (Khafah) tentang islam itu sendiri
  • 25. umat islam tidak hanya memiliki kekuatan dalam bidang imtaq (iman dan takwa) tetapi juga dalam bidang iptek (ilmu dan teknologi). Mereka diharapkan mampu mengintegrasikan antara pengamalan ibadah ritual dengan makna esensial ibadah itu sendiri yang dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti : pengendalian diri, sabar, amanah, jujur, sikap altruis, sikap toleran dan saling menghormatai tidak suka menyakiti atau menghujat orang lain. Dapat juga dikatakan bahwa umat islam harus mampu menyatu padukan antara mila-nilai ibadah mahdlah (hablumminalaah) dengan ibadag ghair mahdlah (hamlumminanas) dalam rangka membangun “Baldatun thaibatun warabun ghafur” Negara yang subur makmur dan penuh pengampunan Allah SWT. Agama sangat penting dalam kehidupan manusia antara lain karena agama merupakan : a. sumber moral, b. petunjuk kebenaran, c. sumber informasi tentang masalah metafisika, dan d. bimbingan rohani bagi manusia, baik di kala suka maupun duka. a. Agama Sumber moral Dapat disimpulkan, bahwa pentingnya agama dalam kehidupan disebabkan oleh sangat diperlukannya moral oleh manusia, padahal moral bersumber dari agama.Agama menjadi sumber moral, karena agama mengajarkan iman kepada Tuhan dan kehidupan akhirat, serta karena adanya perintah dan larangan dalam agama. b. Agama Petunjuk Kebenaran Sekarang bagaimana manusia mesti mencapai kebenaran? Sebagai jawaban atas pertanyaan ini Allah SWT telah mengutus para Nabi dan Rasul di berbagai masa dan tempat, sejak Nabi pertama yaitu Adam sampai dengan Nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW. Para nabi dan Rasul ini diberi wahyu atau agama untuk disampaikan kepada manusia.Wahyu atau agama inilah agama Islam, dan ini pula sesungguhnya kebenaran yang dicari-cari oleh manusia sejak dulu kala, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal. Dapat disimpulkan, bahwa agama sangat penting dalam kehidupan karena kebenaran yang gagal dicari-carioleh manusia sejak dulu kala dengan ilmu dan filsafatnya, ternyata apa yang dicarinya itu terdapat dalam agama. Agama adalah petunjuk kebenaran.Bahkan agama itulah kebenaran, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal.
  • 26. c. Agama Sumber Informasi Metafisika Sesungguhnya persoalan metafisika sudah masuk wilayah agama tau iman, dan hanya Allah saja yang mengetahuinya.Dan Allah Yang Maha Mengetahui perkara yang gaib ini dalam batas-batas yang dianggap perlu telah menerangkan perkara yang gaib tersebut melalui wahyu atau agama- Nya.Dengan demikian agama adalah sumber infromasi tentang metafisika, dan karena itu pula hanya dengan agama manusia dapat mengetahui persoalan metafisika.Dengan agamalah dapat diketahui hal-hal yang berkaitan dengan alam barzah, alam akhirat, surga dan neraka, Tuhan dan sifat-sifat-Nya, dan hal-hal gaib lainnya.Dapat disimpulkan bahwa agama sangat penting bagi manusia (dan karena itu sangat dibutuhkan), karena manusia dengan akal, dengan ilmu atau filsafatnya tidak sanggup menyingkap rahasia metafisika.Hal itu hanya dapat diketahui dengan agama, sebab agama adalah sumber informasi tentang metafisika. d. Agama pembimbing rohani bagi manusia Dengan sabdanya ini Nabi mengajarkan, hendaknya orang beriman bersyukur kepada Allah pada waktu memperoleh sesuatu yang menggembirakan dan tabah atau sabar pada waktu ditimpa sesuatu yang menyedihkan.Bersyukur di kala sukadan sabar di kala duka inilah sikap mental yang hendaknya selalu dimiliki oleh orang beriman.Dengan begitu hidup orang beriman selalu stabil, tidak ada goncangan-goncangan, bahkan tenteram dan bahagia, inilah hal yang menakjubkan dari orang beriman seperti yang dikatakan oleh Nabi. Keadaan hidup seluruhnya serba baik.Bagaiman tidak serba baik, kalau di kala suka orang beriman itu bersyukur, padahal “ Jika engkau bersyukur akan Aku tambahi” , kata Allah sendiri berjanji (Ibrahim ayat 7). Sebaliknya, orang beriman tabah atau sabar di kala duka, padahal dengan tabah di kala duka ia memperoleh berbagai keutamaan, seperti pengampunan dari dosa-dosanya(H.R Bukhari dan Muslim), atau bahkan mendapat surga (H.R Bukhari), dan sebagainya. Bahkan ada pula keuntungan lain sebagai akibat dari kepatuhan menjalankan agama, seperti yang dikatakan oleh seorang psikiater, Dr. A.A. Brill, “Setiap orang yang betul-betul menjalankan agama, tidak bisa terkena penyakit syaraf. Yaitu penyakit karena gelisah rsau yang terus-menerus. D. Agama Sebagai Petunjuk Tata Sosial Rosulullah SAW bersabda : “Innamaa bu’itstu liutammima akhlaaq” Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak. Yang bertanggung jawab terhadap pendidikan akhlak adalah orang tua, guru, ustad, kiai, dan para pemimpin masyarakat. Pendidikan akhlak ini sangat penting karena menyangkut sikap dan prilaku yang musti di tampilkan oleh seorang
  • 27. muslimdalam kehidupan sehari-hari baik personal maupun sosial (keluarga, sekolah, kantor, dan masyarakat yang lebih luas). Akhlak yang terpuji sangat penting dimiliki oleh setiap muslim (masyarakat sebab maju mumdurnya suatu bangsa atau Negara amat tergantung kepada akhlak tersebut. Untuk mencapai maksud tersebut maka perlu adanya kerja sama yang sinerji dari berbagai pihak dalam menumbuhkembangkan akhlak mulya dan menghancur leburkan faktor-faktor penyebab maraknya akhlak yang buruk. Kami di sini tidak mampu mengisyaratkan berbagai pemikiran klasik. Tetapi, kami akan menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan pemikiran klasik menurut pendapat kami. Pada masa datangnya budaya Islam, turunnya kitab-kitab suci dan diutusnya para Rasul yang mengantarkan manusia menuju jalan kesempurnaan.Hal ini sangatlah jelas, bahwa agama adalah petunjuk Tuhan Yang Penyayang dan Pemberi Hidayat kepada manusia hingga menyampaikan manusia pada kesempurnaan yang diinginkan. Tujuan agama adalah memberikan petunjuk pada manusia, sehingga dengan kekuatan petunjuk agama akan menyampaikannya menuju ke-haribaan Ilahi. Jika demikian, maka agama adalah perantara dalam membantu tugas manusia untuk merealisasikan tujuan mulianya.Dengan dasar ini, tidaklah mungkin digambarkan bahwa bagaimana mungkin ketika agama muncul manusia menjadikan tebusan dan pengorbanan pada dirinya.Jika seandainya manusia tidak berpegang pada prinsip agama, tidak menjadikan kesempurnaan kekuatan ruh agama. Maka tidak akan menyampaikannya ke tujuan agama. Jika manusia tanpa memperdulikan petunjuk agama dan agama hanya sebagai identitas lahirnya akan menjerumuskannya ke jurang kehancuran, dan yang pantas di sebut atheis. Dalam pandangan Islam yang murni, agama sebagai jalan kebenaran dan keselamatan.Agama sebagai jalan menyampaikan pada tujuan dan kesempurnaan realitas wujud yang paling tinggi.Agama sebagai rantai dan penyambung antara Alam Malaikat dan Alam Malakut.Agama datang, hingga menjadikan manusia yang berasal dari kedalaman tanah menuju ke singgasana langit.Agama sebagai pengobat rasa takut kita.Agama sebagai pelindung terhadap berbagai kesulitan yang mendasar dari alam natural.Agama adalah bagian penting dari kehidupan manusia. Agama yang merubah ketakutan akan mati pada manusia menjadikannya sebagai sebuah harapan kehidupan yang abadi.
  • 28. .) KONSEP MANUSIA SEMPURNA (ULUL ALBAB) Oleh : KH. M. Zein ZA. Bazul Asyhab Dalam Al-Quran manusia sempurna itu disebut Ulul Albab.Siapakah ulil albab itu? Dalam suratAli Imran dijelaskan siapa itu Ulul Albab. Menurut surat tersebut untuk mencetak Ulul Albab diperlukan dua konsep utama, yaitu : 1. Cetaklah manusia agar menjadi ahli dzikir Mengapa dakwah Islam di dunia terasa tumpul ? Khususnya di Indonesia yang semarak dakwah melawati media cetak atau media elektronik masih banyak orang berbuat kemungkaran dan kejahatan ?Kalau diibaratkan dakwah Islam itu adalah benih (bibit) yang terus menerus ditanam, padahal tanah hatinya (manusia) tidak pernah diolah dan digarap.Akhirnya benih tersebut tidak tumbuh subur dan kemungkinan benih tersebut bisa mati karena tanahnya tidak dirawat dengan baik. Bagaimana mengolah hati tersebut ? Tidak lain caranya dan alatnya kecuali dengan dzikrullah, sehingga menjadi subur. 2. Cetaklah manusia agar menjadi ahli fikir Seorang yang mampu mengkaji dan meneliti alam semesta. Langit ditembus dan bumi dijelajahi.Kedua konsep itu harus dikembangkan secara seimbang, agar tidak berat sebelah.Seorang ahli fikir yang tidak mau berdzikir tentu akan bahaya, karena akan selalu kalah oleh syetan dan hatinya penuh dengan berbagai penyakit hati. Sebaliknya orang yang berdzikir tidak mau mengembangkan daya fikirnya, maka tidak akan dirasakan rahmatnya bagi orang lain. Ulul-albab disebut enambelas kali dalam Al-Quran. Menurut Al-Quran, ulul-albab adalah kelompok manusia tertentu yang diberi keistimewaan oleh Allah SWT.Diantara keistimewaannya ialah mereka diberi hikmah, kebijaksaan, dan pengetahuan, disamping pengetahuan yang diperoleh mereka secara empiris: “Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya.Dan barangsiapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak.Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali ulul-albab.” (QS.2:269)Disebutkan pula dalam Al-Quran bahwa: “mereka adalah orang yang bisamengambil pelajaran dari sejarah umat manusia.” (QS. 12:111) Dipelajarinya sejarah berbagai bangsa, kemudian disimpulkannya satu pelajaran yang bermanfaat, yang dapat dijadikan petunjuk dalam mengambil keputusan didalam kehidupan ini. “mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk dari Allah, dan mereka itulah ulul-albab..” (QS.3:7)
  • 29. - Tanda-Tanda Ulul-Albab Apa tanda-tanda ulul-albab? Selain beberapa keistimewaan yang diberikan Allah kepada mereka – seperti yang telah saya sebutkan di muka – di bawah ini akansaya tampilkan lima tanda lagi menurut Al-Quran. Tanda pertama: bersungguh-sungguh mencari ilmu, seperti disebutkan dalam Al-Quran: “Dan orang yang bersungguh-sungguh dalam ilmu pengetahuan mengembangkannya dengan seluruh tenganya, sambil berkata: ‘Kami percaya, ini semuanya berasal dari hadirat Tuhan kami,’ dan tidak mendapat peringatan seperti itu kecuali ulul-albab.” (QS.3:7) Termasuk dalam bersungguh-sungguh mencari ilmu ialah kesenangannya menafakuri ciptaan Allah di langit dan di bumi. Allah menyebutkan tanda ulu-albab ini sebagai berikut: “Sesungguhnya dalam proses penciptaan langit dan bumi, dalam pergiliran siang dan malam, adalah tanda-tanda bagi ulul-albab.” (QS.3:190). Abdus Salam, seorang Muslim pemenang hadiah Nobel, berkat teori unifikasi gayayang disusunnya, berkata, “Al-Quran mengajarkan kepada kita dua hal: tafakur dan tasyakur. Tafakur adalah merenungkan ciptaan Allah di langit dan di bumi, kemudian menangkap hukum-hukum yang terdapat di alam semesta.Tafakur inilah yang sekarang disebut sebagai science.Tasyakur ialah memenfaatkan nikmat dan karunia Allah dengan menggunakan akal pikiran, sehingga kenikmatan itu makin bertambah; dalam istilah modern, tasyakur disebut teknologi. Ulul-albab merenungkan ciptaan Allah di langit dan bumi, dan berusaha mengembangkan ilmunya sedemikian rupa, sehingga karunia Allah ini dilipatgandakan nikmatnya.” Tanda kedua: mampu memisahkan yang jelek dari yang baik, kemudian ia pilih yang baik, walaupun ia harus sendirian mempertahankan kebaikan itu dan walaupun kejelekan itu dipertahankan oleh sekian banyak orang.Allah berfirman: “Katakanlah, tidak sama kejelekan dan kebaikan, walaupun banyaknya kejelekan itu mencengangkan engkau. Maka takutlah kepada Allah, hai ulul-albab.” (QS.5:100) Tanda ketiga: kritis dalam mendengarkan pembicaraan, pandai menimbang-nimbang ucapan, teori, prop[osisi atau dalil yang dikemukakan oleh orang lain:“Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk dan merekaitulah ulul-albab.” (QS.39:18) Tanda keempat: bersedia menyampaikan ilmunya kepada orang lain untuk memperbaiki masyarakatnya: diperingatkannya mereka kalau terjadi ketimpangan,dan diprotesnya kalau terdapat ketidakadilan. Dia tidak duduk berpangku tangan di labolatorium; dia tidak senang hanya terbenam dalam buku-buku di perpustakaan; dia tampil di hadapan masyarakat, terpanggil hatinya untuk memperbaiki ketidakberesan di tengah-tengah masyarakat..
  • 30. “(Al-Quran) ini adalah penjelasan yang cukup bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan denagn dia, dan supaya mereka mengetahui bahwasannya Dia adalah Tuhan Yang Maha esa dan agar ulul-albab mengambil pelajaran.”(QS.14:52) “Hanyalah ulul-albab yang dapat mengambil pelajaran, (yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian, dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan Supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk. Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan salat dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik).” (QS. 13:19-22) Tanda kelima: tidak takut kepada siapa pun kecuali kepada Allah. Berkali-kali Al-Quran menyebutkan bahwa ulul-albab hanya takut kepada Allah: “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai ulul-albab.” (QS 2:197) “. . . maka bertakwalah kepada Allah hai ulul-albab, agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS 5:179) “Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, maka bertakwalah kepada Allah hai ulul-albab.” (QS. 65:10) - Ulul-Albab: Intelektual Plus .Sampai di sini, tampaknya seorang ulul-albab tak jauh berbeda dengan seorang intelektual; ini jika dilihat dari beberapa tanda ulul-albab yang telah disebutkan seperti: bersungguh-sungguh mempelajari ilmu, mau mempertahankankeyakinannya, dan merasa terpanggil untuk memperbaiki masyarakatnya. Namun dalam ayat lain, Allah dengan jelas membedakan seorang ulul-albab dengan intelektual: “Apakah orang yang bangun di tengah malam, lalu bersujud dan berdiri karena takut menghadapi hari akhirat, dan mengharapkan rahmat Tuhannya: samakah orang yang berilmu seperti itu dengan orang-orang yang tidak berilmu dan tidak memperoleh perinagtan seperti itu kecuali ulul-albab.” (QS. 39:9) Dengan merujuk kepada firman Allah di atas, inilah “tanda khas” yang membedakan ulul-albab dengan ilmuwan atau intelektual lainnya.Ulul-albab rajin bangun tengah malam untuk bersujud dan ruku di hadapan Allah.Dia merintih pada waktu dini hari, mengajukan segala derita dan segala permohonan ampunan kepada Allah Swt, semata-mata hanya mengharapkan rahmat-Nya. Tanda khas yang lain disebutkan dalam Al-Quran: “Dia zikir kepada Allah dalam keadaan berdiri, dalam keadaan duduk, dan keadaan berbaring.” (QS 3:191) Kalau dapat saya simpulkan dalam satu rumus, maka ulul-albab adalah sama dengan intelektual plus ketakwaan, intelektual plus kesalehan. Di dalam diri ulul-albab berpadu sifat-sifat ilmuwan, sifat-sifat intelektual, dan sifat orang yang dekat
  • 31. dengan Allah Swt. Sebetulnya Islam mengharapkan bahwa dari setiap jenjang pendidikan lahir ulul-albab, bukan sekadar sarjana yang tidak begitu banyak gunanya, kecuali untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rutin. Islam mengharapkan dari jenjang-jenjang pendidikan lahir ilmuwan yang intelektual dan yang sekaligus ulul-albab.
  • 32. BAB III PENUTUP KESIMPULAN Berdasarkan berbagai aspek yang telah dibahas di atas, maka dapat dikatakan bahwamanusia merupakan makhluk yang luar biasa kompleks. Sedemikian sempurna manusia diciptakan oleh Sang Pencipta dan manusia tidak selalu diam,sering bergerak karena dalamSetiap kehidupan manusia selalu ambil bagian. Kita sebagai manusia harus menjadi individu yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Manusia tidak sepenuhnya sempurna, dalam kehidupan yang dijalani pasti selalu ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, oleh karena itu kita juga membutuhkan bantuan dari orang lain, karena manusia adalah makhluk sosial sama seperti makhluk yang lain karena manusia tidak bisa berdiri sendiri,dan mempunyai banyak keterbatasan maka dari itu mkita harus saling menghargai dan mengasihi karena kita sama-sama makhluk yang diciptakan tidak ada bedanya , selain itu dalam kehidupan , manusia juga terdapat banyak aturan yang harus kita patuhi sebagai umat manusia yang memiliki agama . DAFTAR PUSTAKA Djatnika, Rachmat. 1996. Sistem Ethika Islam. Jakarta: pustaka panjimas. Hasan, Aliah B purwakania .2006 .Psikologi Perkembangan Islam . Jakarta: Rajagrafindo persada. Husnan, Djaelan, dkk. 2009. Islam Integral Membangun Kepribadian Islami. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Rachmat, Noor. 2009. Islam dan Pembentukan Akhlak Mulia. Depok: Ulinnuha press. http://carapedia.com/pengertian_definisi_manusia_menurut_para_ahli_info508.html Murthada Muthahhari, Perspektif Al-Qur’an Tentang Manusia dan Agama, BandungMizan,1990 Nanih Machendrawaty & Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam, Jakarta : Rineka Cipta, 2004 https://ahmadsamantho.wordpress.com Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2001