Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar audit dan standar audit. Mencakup lima konsep dasar audit menurut Mautz dan Sharaf yaitu bukti, kehati-hatian, pengungkapan yang wajar, independensi, dan etika perilaku. Juga membahas tiga standar audit yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan."
3. Teori Auditing
• Tidak seperti pada akuntansi, pada auditing tidak
banyak orang yang berbicara tentang teori auditing
sebagai lawan kata praktik auditing
• Pada umumnya, orang menganggap auditing hanya
suatu rangkaian prosedur, metode dan teknik. Auditing
tidak lebih dari pada sekedar suatu cara untuk
melakukan sesuatu dengan sedikit penjelasan, uraian,
rekonsiliasi, dan argumentasi.
• Teori dapat di klasifikasikan berdasarkan sifat menjadi
dua, yaitu teori normatif, dan teori deskriptif. Teori
normatif merupakan teori yang seharusnya di
laksanakan. Teori deskriptif merupakan teori yang
sesungguhnya di laksanakan.
4. Teori Auditing
• Professor R. K. Mautz dan H. A. Sharaf dengan bukunya “
The Philosophy of Auditing “, merupakan tokoh pertama
yang melakukan usaha memberikan teori normatif
Auditing
• Profesor C. W. Schandl pada tahun 1978 yang
mengembangkan pemikiran dari Mautz dan Sharaf,
mengemukakan elemen-elemen dasar teori auditing.
• Teori-teori yang berkaitang dengan auditing yaitu :
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
2. Teori Legitimasi
3. Teori GONE
4. Teori Kecurangan (Fraud Theory)
5. Teori Keagenan (Agency Theory)
• Teori keagenan menggambarkan perusahaan sebagai
suatu titik temu antara pemilik perusahaan (principal)
dengan manajemen sebagai agent.
• Teori keagenan lahir sekitar tahun 1970an, berawal dari
adanya bentuk korporasi yang memisahkan dengan tegas
antara kepemilikan perusahaan dengan kontrol atau
dengan kata lain ada pemisahan yang jelas antara pemilik
perusahaan dengan pihak manajemen.
• Secara garis besar teori agensi dikelompokkan menjadi
dua yaitu positive agency research dan principal agent
research
6. Teori Legitimasi
• Teori legitimasi (Legitimacy theory) berfokus pada
interaksi antara perusahaan dengan masyarakat
• Teori ini menyatakan bahwa organisasi adalah bagian dari
masyarakat sehingga harus memperhatikan norma-norma
sosial masyarakat
• Deegandan Tobin (2002) menyatakan bahwa legitimasi
perusahaan akan diperoleh, jika terdapat kesamaan
antara hasil dengan yang diharapkan oleh masyarakat
dari perusahaan, sehingga tidak ada tuntuntan dari
masyarakat
7. Teori GONE
• Teori GONE menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan adanya
korupsi
• Faktor-faktor yang menyebabkan korupsi:
1. Greeds (keserakahan), berkaitan dengan adanya perilaku
serakah yang secara potensial ada didalam diri setiap orang.
2. Opportunities (kesempatan), berkaitan dengan keadaan
organisasi atau instansi atau masyarakat yang sedemikian
rupa,sehingga terbuka kesempatan bagi seseorang untuk
melakukan kecurangan.
3. Needs (kebutuhan), berkaitan dengan faktor faktor yang
dibutuhkan oleh individu untuk menunjang hidupnya yang wajar.
4. Exposures (pengungkapan), berkaitan dengan tindakan atau
konsekuensi yang dihadapi oleh pelaku kecurangan apabila
pelaku diketemukan melakukan kecurangan
8. Teori Kecurangan (Fraud Theory)
• Kecurangan (Fraud) merupakan suatu tindakan yang
umumnya dilakukan secara sengaja oleh seseorang
dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri.
• Ada beberapa teori mengenai kecurangan diantaranya:
1. Triangle Fraud
2. Scale Fraud
3. Diamond Fraud
4. Fraud Crowe Pentagon
5. Fraud Tree
10. Konsep Dasar Auditing
Konsep adalah bentuk
abstraksi yang diambil dari
pengamatan, pengalaman, ide
umum yang membantu kita
melihat kesamaan dan
perbedaan
Mautz dan Sharaf (1961)
mengemukakan bahwa dalam teori
auditing ada lima konsep dasar, yaitu:
Bukti (Evidence)
Kahati-hatian dalam
pemeriksaan
Pengungkapan yang wajar
Konsep akan membantu pemikiran dan membuat
struktur teori dan membantu pengembangan ilmu.
(Sofyan Harahap, 1991).
Independensi
Etika Perilaku
11. Bukti (Evidence)
• Bukti harus diperoleh dengan cara-cara tertentu agar
dapat mencapai hasil yang maksimal sesuai yang
diinginkan.
• Bukti dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:
1. Authoritarianisme, yaitu bukti yang diperoleh
berdasarkan informasi dari pihak lain
2. Mistikisme, yaitu bukti dihasilkan dari intuisi
3. Rasionalisasi, yaitu pemikiran asumsi yang diterima
4. Empidikisme, yaitu pengalaman yang sering terjadi
5. Pragmatisme, yaitu merupakan hasil praktik
12. Kehati-hatian dalam Pemeriksaan
• Konsep ini berdasarkan adanya issue
pokok tingkat kehati-hatian yang
diharapkan pada auditor yang
bertanggungjawab (prudent auditor).
• Dalam hal ini yang dimaksud dengan
tanggung jawab yaitu tanggungjawab
seorang profesional dalam melaksanakan
tugasnya. dengan konsep konservatif
13. Penyajian atau Pengungkapan yang Wajar
• Konsep ini menuntut adanya informasi laporan keuangan yang bebas
(tidak memihak), tidak bias, dan mencerminkan posisi keuangan, hasil
operasi, dan aliran kas perusahaan yang wajar.
• Konsep ini dijabarkan lagi dalam tiga sub konsep, yaitu:
1. Accounting propriety yang berhubungan dengan penerapan
prinsip akuntansi tertentu, dalam kondisi tertentu.
2. Adequate Disclosure yang berkaitan dengan jumlah dan luasnya
pengungkapan.
3. Audit obligation yang berkaitan dengan kewajiban auditor untuk
bersikap independen dalam memberikan pendapat.
14. Independensi
• Yaitu suatu sikap yang dimiliki auditor untuk tidak
memihak dalam melakukan audit. Masyarakat pengguna
jasa audit memandang bahwa auditor akan independen
terhadap laporan keuangan yang diperiksannya, dari
pembuat dan pemakai laporan-laporan keuangan
• Konsep independensi berkaitan dengan independensi
pada diri pribadi auditor secara individual (practitioner-
independence), dan independen pada seluruh auditor
secara bersama-sama dalam profesi (profession-
independence)
15. Etika Perilaku
• Etika dalam auditing, berkaitan dengan konsep perilaku yang ideal
dari seorang auditor profesional yang independen dalam
melaksanakan audit.
• Pengguna laporan keuangan yang diaudit mengharapkan auditor
untuk melaksanakan audit dengan kompetensi teknis, integritas,
independensi, dan objektivitas, selanjutnya mencari dan mendeteksi
salah saji yang material, baik yang disengaja maupun yang tidak
disengaja, serta mencegah penerbitan laporan keuangan yang
menyesatkan.
• Prinsip Etika Profesi Akuntan Indonesia yang diputuskan dalam
kongres VIII tahun 1998 terdiri dari tanggungjawab profesi,
kepentingan publik, integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-
hatian profesional, kerahasiaan, prilaku profesional, dan standar
teknis.
16. Standar Auditing
kriteria atau ukuran
mutu kinerja
tindakan yang
berkaitan dengan
tujuan yang hendak
dicapai melalui
penggunaan
prosedur
Standar
Umum
Standar
Pelaporan
Standar
Pekerjaan
Lapangan
17. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau
lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan
perikatan, independensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan
laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
18. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan
semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat, saat, dan lingkup oengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit yang kompeten yang cukup harus diperoleh
melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan,
dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit.
19. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan audit harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistensian penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip
akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahea pernyataan demikian
tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat
diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika
ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.