1. RONI NUGROHO / 55117110084
REGULER B, UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
FORUM & QUIZ : ETHICS AND CONFLICT (11-17 DESEMBER 2017)
FORUM
Etika profesi akuntansi yaitu suatu ilmu yang membahas perilaku atau perbuatan baik dan
buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai akuntan.
Tanpa kode etik, seorang akuntan bisa saja langsung diberhentikan. Karena dalam profesi
akuntansi, skandal yang bertentangan dengan kode etik merupakan masalah besar. Itulah
sebabnya Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) megeluarkan kode etik yang harus dipatuhi oleh
akuntan. Terdapat delapan prinsip dasar etika profesi akuntansi yang harus dipahami oleh setiap
akuntan yang menjalankan pekerjaannya.
1. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang
dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi sebagai perwujudan tanggungjawabnya kepada
penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja, dan masyarakat umum.
Dalam upaya memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaan, akuntan professional sangat
tidak dianjurkan mencemarkan nama baik profesi. Akuntan wajib mempunyai sikap jujur dan
dapat dipercaya.
2. Tanggung Jawab Profesi
Seorang akuntan dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai profesional, harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional terhadap semua kegiatan yang
dilaksanakannya. Anggota memiliki tanggung jawab kepada pemakai jasa mereka dan tanggung
jawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota demi mengembangkan profesi akuntansi serta
memelihara kepercayaan masyarakat. Semua usaha tersebut diperlukan untuk memelihara dan
meningkatkan tradisi profesi.
2. 3. Standar Teknis
Setiap kegiatan harus mengikuti standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai
dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan berkewajiban untuk melaksanakan
penugasan dari penerima jasa, selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan
objektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar
yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan
pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.
4. Kepentingan Publik
Anggota akuntan profesional berkewajiban untuk bertindak dalam rangka pelayanan kepada
publik, menghormati kepercayaan publik serta menunjukkan sikap profesionalisme. Salah satu
ciri dari profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan juga
memegang peranan penting di masyarakat. Arti publik dari profesi akuntan meliputi klien,
pemerintah, pemberi kredit, pegawai. Investor, dunia bisnis dan pihak-pihak yang bergantung
kepada integritas dan objektivitas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis dengan
tertib.
5. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi
tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. Integritas mengharuskan
seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia
penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan
pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang
jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
6. Kerahasiaan
Prinsip kerahasiaan mengharuskan setiap akuntan untuk tidak melakukan hal berikut ini.
a. mengungkapkan informasi rahasia yang diperolehnya dari hubungan profesional dan
hubungan bisnis pada pihak di luar kantor akuntan atau organisasi tempat akuntan bekerja tanpa
3. diberikan kewenangan yang memadai dan spesifik, terkecuali jika mempunyai hak dan
kewajiban secara hukum atau profesional untuk mengungkapkan kerahasiaan tersebut.
b. Menggunakan informasi rahasia untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga. Informasi
yang diperoleh baik melalui hubungan profesional maupun hubungan bisnis
7. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya. Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai
atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak
memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka, serta bebas dari benturan kepentingan atau
di bawah pengaruh pihak lain.
8. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Prinsip kompetensi dan kehati-hatian professional mengharuskan setiap anggota akuntan
untuk:
a. Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk menjamin
pemberi kerja (klien menerima layanan yang profesional dan kompeten.
b. Bertindak tekun dan cermat sesuai teknis dan profssional yang berlaku ketika memberikan
jasa profesional.
Etika profesi akuntansi sangat perlu diperhatikan oleh setiap akuntan untuk menghindari hal-
hal yang tidak diinginkan. Dengan memahami etika profesi dengan baik, maka akuntan
seharusnya dapat bekerja dengan maksimal, salah satunya dengan membuat laporan keuangan
yang terperinci.
B. Benturan Kepentingan dalam Etika Profesi
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan seperti pemilik perusahaan,
manajemen (sebagai pengelola usaha), investor dan kreditur (sebagai penyedia dana) dan lain-
lain mempunyai Perbedaan kepentingan (conflict of interest) ini menimbulkan adanya
4. kemungkinan penyajian posisi keuangan yang menyimpang dari prinsip akuntansi yang diterima
umum, demi membela kepentingan pihak-pihak tertentu. Hal ini menyebabkan laporan keuangan
yang dihasilkan oleh manajemen perlu diperiksa / diaudit oleh akuntan publik yang independent,
untuk mendapat kepercayaan atas laporan keuangan tersebut. Adanya jasa pemeriksaan (audit)
diharapkan dapat menjembatani kepentingan-kepentingan yang berbeda tersebut, dengan
memberikan pendapatnya terhadap laporan keuangan manajemen. Kualitas (mutu) pekerjaan
akuntan publik diukur dari kepatuhannya terhadap norma pemeriksaan akuntan dan kode etik.
Fungsi auditor dalam kasus ini adalah sebagai pihak yang memberikan kepastian
terhadap integritas angka-angka akuntansi yang dihasilkan oleh tehnologi akuntansi auditee dan
kemudian angka-angka ini digunakan sebagai dasar untuk pembuatan kontrak antara agen dan
prinsipal (DeFond 1992; Francis dan Wilson 1988; Palmrose 1984). Jika akuntansi merupakan
bagian penting dari proses kontrak dan kos agensi serta bervariasi sesuai dengan jenis kontrak
yang berbeda-beda, maka prosedur akuntansi berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan
kompensasi manajer. Berdasarkan teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia itu selalu
self-interest maka kehadiran pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan
antara prinsipal dan agen, dalam hal ini adalah auditor independen. Teori keagenan menyatakan
bahwa konflik kepentingan antara agen dan prinsipal membutuhkan adanya kehadiran pihak
ketiga yang independen untuk menengahi konflik diantara kedua pihak tersebut.
Berdasarkan pandangan teori keagenan tampak jelas peran auditor dalam memberikan
jasa atestasi atas laporan keuangan yang dibuat oleh pihak agen dan dijadikan dasar pembuatan
kontrak. Auditor diharapkan memberikan pandangan yang independen tentang kesahihan angka-
angka yang disajikan. Auditor dapat melakukan fungsinya dengan benar jika memiliki
kompetensi yang memadai dan sikap independen agar terhindar dari kepentingan yang berbeda
atas laporan keuangan.
Daftar Pustaka :
1. https://liahibatha.wordpress.com/2010/12/27/conflict-of-interest/
2. https://www.jurnal.id/id/blog/2017/8-prinsip-dasar-etika-profesi-akuntansi
5. QUIZ
1. Norma Etik kaitannya dengan profesi di perusahaan
Etika adalah Ilmu mengenai apa yang baik dan yang buruk, mengenai hak dan kewajiban moral.
a. Norma Umum
Norma Umum adalah merupakan criteria yang berkaitan dengan persyaratan dari akuntan
pemeriksa atau persyaratan seorang akuntan pemeriksa sebagai seorang yang menjalankan
profesinya.
- Pemeriksaan harus dilaksanakan oleh seorang atau beberapa orang yang telah menjalani
latihan teknis yang cukup dan memiliki keahlian sebagai akuntan
- Dalam segala hal yang berhubungan dengan penugasan nya akuntan harus senantiasa
mempertahankan kebebasan tindak dan pendapatnya.
- Dalam melaksanakan pemeriksaan dan menyusun laporannya akuntan wajib menjalankan
kemahiran jabatannya dengan seksama
b. Norma Pelaksanaan
Norma ini merumuskan kriteria yang harus dipenuhi oleh akuntan pemeriksa dalam
melaksanakan suatu pemeriksaan dengan baik dan melalui perencanaan yang matang sehingga
bukti yang dikumpulkan dapat diandalkan :
- Pemeriksaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan tenaga-tenaga
pembantu, mereka harus dipimpin dan diawasi dengan baik.
- Harus ada penilaian atas sistem pengendalian intern untuk menentukan dapat atau
tidaknya sistem tersebut dipercaya dan sebagai dasar penetapan luasnya pengujian yang
harus dilakukan.
- Pembuktian yang cukup harus diperoleh melalui penelitian, pengamatan, tanya-jawab dan
penegasan sebagai dasar yang layak untuk pemberian pendapat atas ikhtiar keuangan
yang diperiksanya.
c. Norma Pelaporan Akuntan (Standards Of Reporting)
6. Norma ini merupakan ukuran yang harus dipenuhi oleh akuntan pemeriksa dalam menyusun
laporannya yang berkaitan dengan apa yang telah ia laksanakan, dalam laporan tersebut harus
mencakup tingkat ketaatan dalam penerapan Prinsip Akuntansi Indonesia dan harus informatif
mengenai ikhtisar keuangan sebagai keseluruhan :
- Laporan akuntan harus menyatakan apakah ikhtiar keuangan telah disajikan sesuai
Prinsip Akuntansi Indonesia.
- Laporan akuntan harus menyatakan apakah penerapan Prinsip Akuntansi Indonesia dalam
ikhtiar keuangan tahun berjalan konsisten dibanding dengan tahun lalu.
- Penjelasan informatif di dalam ikhtiar keuangan harus dipandang cukup memadai,
kecuali jika dinyatakan lain dalam laporan akuntan.
- Laporan akuntan harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai ikhtiar keuangan
sebagai keseluruhan atau memuat suatu penjelasan bahwa penyataan demikian tidak
dapat diberikan dimana nanti akuntan harus memuat dengan jelas dan tegas mengenai
sifat pemeriksaan akuntan (jika pemeriksaan dilakukan), dan tanggung jawab atas apa
yang dipikulnya.
Jadi, norma umum berkaitan dengan independensi,etika perilaku, dan pelaksanaan pemeriksaan
yang hati- hati. Norma pelaksanaan berkaitan dengan konsep bukti. Norma pelaporan berkaitan
dengan konsep penyajian yang wajar. Didalam norma itu juga mencakup, tanggungjawab
akuntan publik, unsur-unsur norma pemeriksaan akuntan yang antara lain meliputi : pengkajian
dan penilaian pengendalian intern, bahan penjelasan dan pembuktian informatif, serta
pembahasan mengenai peristiwa kemudian, laporan khusus dan berkas penerimaan.
2. Conflict Interest dan cara mengatasinya
Conflict of interest adalah sebuah konflik berkepentingan yang terjadi ketika sebuah individu
atau organisasi yang terlibat dalam berbagai kepentingan, salah satu yang mungkin bisa merusak
motivasi untuk bertindak dalam lainnya. Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang
berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara
dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan
pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik, dalam kamus
besar Bahasa Indonesia (2002) diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, dan pertentangan.
7. Menurut Kartono & Gulo (1987), konflik berarti ketidaksepakatan dalam satu pendapat emosi
dan tindakan dengan orang lain. Keadaan mental merupakan hasil impuls-impuls, hasrat-hasrat,
keinginan-keinginan dan sebagainya yang saling bertentangan, namun bekerja dalam saat yang
bersamaan. Konflik biasanya diberi pengertian sebagai satu bentuk perbedaan atau pertentangan
ide, pendapat, faham dan kepentingan di antara dua pihak atau lebih.Sebuah konflik kepentingan
hanya bisa ada jika seseorang atau kesaksian dipercayakan dengan ketidakberpihakan beberapa;
jumlah sedikit kepercayaan diperlukan untuk menciptakannya. Adanya konflik kepentingan
adalah independen dari pelaksanaan ketidakpantasan. Oleh karena itu, konflik kepentingan dapat
ditemukan dan dijinakkan secara sukarela sebelum korupsi pun terjadi.
Etika akuntan menjadi isu yang sangat menarik. Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan
ada karena fungsi akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis
oleh para pelaku bisnis. Disamping itu, profesi akuntansi mendapat sorotan yang cukup tajam
dari masyarakat. Hal ini seiring dengan terjadinya beberapa pelanggaran etika atau konflik
kepentingan ( conflict of interest) yang dilakukan oleh akuntan, baik akuntan publik, akuntan
intern perusahaan maupun akuntan pemerintah. Oleh sebab itu, diperlukan adanya suatu etika
profesi baik untuk profesi akuntansi dan etika untuk profesi-profesi lainnya supaya tidak ada lagi
pelanggaran etika konflik kepentingan ( conflict of interest). Dan aturan/kode etik ini
merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut. Kode etik ini
harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi yang memberikan jasa pelayanan kepada
masyarakat dan merupakan alat kepercayaan bagi masyarakat luas. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa setiap profesional wajib mentaati etika profesinya terkait dengan pelayanan
yang diberikan apabila menyangkut kepentingan masyarakat luas. Setiap etika profesi
mempunyai kode etik masing-masing dan tersendiri yang dibuat oleh badan yang mengatur etika
profesi tersebut yang diharapkan dalam pelaksanaannya tidak terbentur dengan kepentingan
kepentingan pribadi maupun golongan atau konflik kepentingan (conflict of interest). Adanya
kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional atau konflik kepentingan (conflict of
interest). Kode Etik Profesi Akuntan yang baru saja diterbitkan oleh IAPI menyebutkan 8
prinsip-prinsip dasar etika profesi, yaitu:
1. Perilaku Profesional
2. Tanggung Jawab Profesi
3. Standar Teknis
8. 4. Kepentingan Publik
5. Integritas
6. Kerahasiaan
7. Objektivitas
8. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Jadi bisa dikatakan bahwa untuk mengatasi conflict of interest dalam profesi akuntansi maka
setiap professional akuntan harus menaati kode etik yang berlaku agra terhindar dari kepentingan
manajemen, penanam modal dan pihak yang berkepentingan lainnya. Diharapkan dengan
berjalannya kode etik ini maka informasi akuntansi yang dihasilkan menginterpretasikan keadaan
riilnya, sesungguhnya, terhindar dari rekayasa, tepat dan akurat sehingga proses pengambilan
keputusan para pihak yang berkepentingan pun tepat dan tidak salah untuk keberlangsungan
hidup perusahaan.
Daftar Pustaka :
1. http://enhai2aku.blogspot.co.id/2012/01/tipe-conflict-of-interest.html
2. https://hari20202484.files.wordpress.com/.../conflict-of-interest-profesi-akuntansi.doc