SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
HIV / AIDS
Dr Andi
Maryam M.Kes
A. EPIDEMIOLOGI HIV /AIDS
HIV/AIDS merupakan isu kesehatan yang cukup sensitif
untuk dibicarakan. Kasusnya seperti fenomena gunung
es, yang terungkap sedikit namun sangat banyak yang
masih tersembunyi. Berdasarkan laporan dari tahun ke
tahun kasus AIDS menunjukkan trend peningkatan yang
terus-menerus. Menurut laporan dari WHO (Word
Health Organization) pada akhir tahun 2009, 33,3 juta
orang hidup dengan HIV dan 1,8 juta orang meninggal
karenanya. Dari laporan Ditjen PP dan PL Kemerdekaan
RI juga dapat dilihat jumlah kumulatif kasus AIDS di
Indonesia sampai dengan akhir Juni 2011 sebanyak
26.483 kasus.
1. SEJARAH PENEMUAN KASUS HIV / AIDS PERTAMA DI DUNIA
Pada tahun 1981, Michael Gottlieb, seorang dokter muda pada University
of California di Los Angeles (UCLA), mempunyai beberapa orang pasien
yang sedang menderita sejenis pneumonia yang jarang terjadi, yaitu
pneumocystis carinii pneumonia (PCP). PCP sebelumnya hanya
ditemukan diantara pasien penderita kanker yang mengalami penekanan
sistem imun dalam tubuhnya, biasanya karena pemakaian kemoterapi.
Beberapa orang pria lainnya muncul di UCLA, juga menunjukkan gejala-
gejala PCP disamping demam tinggi yang aneh, kehilangan berat badan
dan gejala tak biasa lainnya yang berkaitan dengan menurunnya daya
imun tubuh seperti candidiasis (semacam infeksi jamur) di mulut.
Gottlieb mengharapkan bahwa orang-orang itu akan sembuh. Dia
ternyata keliru. Semua pasien itu kemudian meninggal.Gottlieb adalah
dokter pertama yang melaporkan adanya rentetan gejala yang aneh ini
pada literatur medis. Pada saat itu, sindrom tersebut belum mempunyai
nama. Barulah beberapa tahun kemudian sindrom itu diberi nama AIDS.
Selanjutnya para peneliti menyimpulkan bahwa kasus AIDS yang paling
pertama kalinya di AS, sesungguhnya terjadi pada seorang pria belasan
tahun di St. Louis.
2. SEJARAH PENEMUAN KASUS HIV / AIDS PERTAMA DI INDONESIA
Sejak tahun 1987 kasus HIV/AIDS di Indonesia
menunjukkan perkembangan yang mengkhawatirkan bila
dilihat dari segi jumlah dan cara penularan.Kasus AIDS di
Indonesia pertama kali ditemukan dan diidentifikasi pada
seorang laki-laki asing di Bali yang kemudian meninggal
pada april 1987. Pada Juni 1988 di tempat yang sama juga
ditemukan orang Indonesia pertama yang meninggal
karena AIDS. Kasus ini kemudian mulai menjadi perhatian
terutama oleh kalangan tenaga kesehatan.Dari hasil
pemeriksaan darah yang dilakukan pada sekitar tahun
1990 di berbagai ibukota provinsi di Indonesia
menunjukkan bahwa infeksi HIV telah menyebar ke
berbagai provinsi meskipun prevalensinya masih rendah.
B. PENYEBAB HIV / AIDS
Penyebab timbulnya penyakit HIV/AIDS belum dapat
dijelaskan sepenuhnya. Tidak semua orang yang
terinfeksi virus HIV ini terjangkit penyakit AIDS
menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain yang berperan
di sini. Penggunaan alkohol dan obat bius, kurang gizi,
tingkat stress yang tinggi dan adanya penyakit lain
terutama penyakit yang ditularkan lewat alat kelamin
merupakan faktor-faktor yang mungkin berperan
diantaranya adalah waktu.
Penyakit AIDS disebabkan oleh virus HIV yang
menyerang sel-sel Limfosit (sel T-helper) yang berfungsi
melindungi tubuh terhadap terjadinya infeksi sehingga
daya tahan tubuh penderita berkurang dan mudah
terinfeksi oleh berbagai penyakit
1. CARA PENULARAN HIV / AIDS
Lewat cairan darah
Lewat cairan sperma
dan cairan vagina
Lewat air susu ibu
2. HIV / AIDS TIDAK DITULARKAN MELALUI
• Makan dan minum bersama/pemakaian
alat makan minum bersama.
• Pemakaian fasilitas umum bersama.
• Ciuman, senggolan, pelukan dan
kegiatan sehari-hari lainnya.
• Lewat keringat/gigitan nyamuk.
3. TANDA-TANDA UMUM HIV / AIDS
• Berat badan menurun lebih dari 10% dalam
waktu singkat.
• Demam tinggi berkepanjangan (lebih dari
satu bulan).
• Diare berkepanjangan (lebih dari satu bulan).
4. GEJALAH TAMBAHAN
• Batuk berkepanjangan (lebih dari satu bulan).
• Kelainan kulit dan iritasi (gatal-gatal).
• Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan.
• Pembengkakan kelenjar getah benih
diseluruh tubuh seperti dibawah telinga, leher,
ketiak dan lipatan paha.
C. PENCEGAHAN HIV /AIDS
Pencegahan penularan lewat
hubungan seks
Pencegahan penularan non-
seksual
Pencegahan penularan
perinatal
TINDAKAN YANG DILAKUKAN JIKA SETELAH TERKENA VIRUS
HIV / AIDS
1. Tindakan jika terjadi paparan darah / terkena darah dari
sumber
• Jika telah diberikan PPP dan sumber pajanan (darah)
ternyata diketahui HIV negatif, maka PPP harus
dihentikan.
• Pada Pajanan (darah) mengenai kulit, tindak lanjut hanya
diperlukan jika ada tanda-tanda kulit yang tidak utuh (luka,
dermatitis, abrasi).
• PPP sebaiknya diberikan secepatnya (<4 jam) dan tidak
lebih dari 72 jam. Setelah 72 jam tidak dianjurkan karena
tidak efektif.
• Setelah PPP perlu dilakukan tindak lanjut berupa
pemeriksaan laboratorium tes HIV saat terkena darah, 6
minggu, 3 bulan dan 6 bulan setelah terpapar
cairan/darah.
2. Tindakan jika pasien sudah terinfeksi HIV
(berdasarkan pemeriksaan darah)
• Segera datang ke Puskesmas / RS yang
memiliki layanan VCT (Voluntary Consulting
Testing) untuk mendapatkan perawatan dan
pengobatan.
• Lakukan pemeriksaan CD4.
• Lakukan pengobatan ARV.
• Anjurkan pasangan untuk menjalani
pemeriksaan HIV.
• Datangan konselor HIV terlatih untuk konseling
lanjutan.
D. STIGMA HIV / AIDS
Stigma adalah bentuk prasangka (prejudice) yang
mendiskreditkan atau menolak seseorang atau kelompok
karena mereka dianggap berbeda dengan diri kita atau
kebanyakan orang.
1. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB STIGMA HIV/AIDS
stigma pada HIV/AIDS dapat disebabkan karena
adanya semacam vonis mati bagi pengidap HIV
(belum ada obat untuk sembuh), kesalahfahaman
pengertian HIV/AIDS, adanya mitos seputar
HIV/AIDS, HIV/AIDS sering dikaitkan dengan
perilaku tertentu, adanya prejudis terhadap kelompok
masyarakat tertentu karena suku, gender dan atau
orientasi seksualnya serta berita media yang bias
tentang HIV/AIDS.
2. DAMPAK YANG DITIMBULKAN STIGMA HIV / AIDS
Stigma pada ODHA akan menyebabkan ODHA jadi enggan membuka
diri, takut perlakuan masyarakat dan tidak bisa bebas akses terhadap
pengobatan.
Stigma pada ODHA merupakan kesenjangan terbesar dalam upaya
pencegahan penularan HIV lebih luas, memberikan pelayanan yang
adekuat serta pengobatan dan dukungan.
3. FAKTA ADANYA STIGMA HIV / AIDS
• Soweto, Afrika Selatan.
Informan/pengasuh (ibu, nenek, bibi, saudara kandung) enggan
memberi tahu status HIV+ ke anak-anak yang bersangkutan karena
merasa adanya stigma, kurang pengetahuan dan keterampilan.
• Rumania.
Stigma menyebabkan banyak orang tua yang anaknya terinfeksi HIV
tidak mau memberitahu anaknya bahwa ia terinfeksi HIV.
LANJUTAN . . .
• Beberapa kelompok agama di Amerika dan tempat lain menganggap
epidemi AIDS sebagai peringatan terhadap pesan moral yang
berhubungan dengan perilaku seks, penyalahgunaan obat narkotik,
dosa dan penyakit.
• Indonesia.
HIV dan AIDS merupakan kutukan Tuhan atas umat manusia modern
yang selama ini mengingkari perintah dan ajaran agama.
E. KAITAN BUDAYA DAN GENDER DALAM HIV /
AIDS
1. PENGERTIAN BUDAYA DAN GENDER
a. Pengertian budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama, politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan
karya seni. Alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika
berkomunikasi dengan orang dari budaya yang berbeda, ya kembali lagi
pada pengertian budaya, sesuatu hal yang rumit.
b. Pengertian gender
Kata gender dalam bahasa Indonesia dipinjam dari bahasa Inggris.
Menurut Kamus, tidak secara jelas dibedakan pengertian seks dan
gender. Echols dan Shadily (dalam Sutinah, 2004) misalnya
menyebutkan bahwa gender berarti jenis kelamin. Gender adalah
perbedaan yang tampak pada laki-laki dan perempuan apabila dilihat
dari nilai dan perilaku.
2. KAITAN BUDAYA DAN GENDER DALAM HIV / AIDS
• Wanita tidak mempunyai kekuatan untuk memutuskan metode
kontrasepsi yang diinginkan, antara lain karena ketergantungan
kepada kuputusan suami (pria lebih dominan), informasi yang
kurang lengkap dari petugas kesehatan, penyediaan alat dan
obat kontrasepsi yang tidak memadai di tempat pelayanan.
• Ketidak adilan dalam mengambil tanggung jawab misalnya pada
pergaulan yang terlalu bebas, remaja putri selalu menjadi korban
dan menanggung segala akibatnya (misalnya kehamilan yang
tidak dikehendaki, putus sekolah, kekerasan terhadap wanita,
terkena HIV/AIDS, dan sebagainya).
• Wanita selalu dijadikan objek intervensi dalam program
pemberantasan IMS dan penularan HIV/AIDS, walaupun pria
sebagai konsumen justru member konstribusi yang cukup besar
dalam permasalah tersebut.
LANJUTAN . . .
• Setiap upaya mengurangi praktek prostitusi, kaum
wanita sebagai penjaja seks komersial selalu
menjadi objek dan tudingan sumber permasalahan,
sementara kaum pria yang mungkin menjadi sumber
penularan tidak pernah di intervensi dan dikoreksi.
• Wanita (istri) tidak kuasa menawarkan kondom jika
suami terserang IMS dan HIV/AIDS.
• Jika dulu remaja tidak bebas bergaul, khususnya
remaja putri yang tiap magrib harus ada dirumah.
Sekarang perempuan-perempuan yang masih
remaja bahkan sudah berani pulang larut malam.
HIV-AIDS

More Related Content

Similar to HIV-AIDS (20)

Hiv merupakan singkatan dari human immunodeficiency virus adalah virus penyeb...
Hiv merupakan singkatan dari human immunodeficiency virus adalah virus penyeb...Hiv merupakan singkatan dari human immunodeficiency virus adalah virus penyeb...
Hiv merupakan singkatan dari human immunodeficiency virus adalah virus penyeb...
 
Sik makalah
Sik makalahSik makalah
Sik makalah
 
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan
Penyajian Data Sistem Informasi KesehatanPenyajian Data Sistem Informasi Kesehatan
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan
 
295025501-Power-Point-Hiv-Aids.ppt
295025501-Power-Point-Hiv-Aids.ppt295025501-Power-Point-Hiv-Aids.ppt
295025501-Power-Point-Hiv-Aids.ppt
 
Makalah hiv
Makalah hivMakalah hiv
Makalah hiv
 
Epidemiologi HIV AIDS.pdf
Epidemiologi HIV AIDS.pdfEpidemiologi HIV AIDS.pdf
Epidemiologi HIV AIDS.pdf
 
Presentation hiv aids puskes
Presentation hiv aids puskesPresentation hiv aids puskes
Presentation hiv aids puskes
 
Makalah penjaskes
Makalah penjaskesMakalah penjaskes
Makalah penjaskes
 
Hiv dr.joni
Hiv dr.joniHiv dr.joni
Hiv dr.joni
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Makalah penjaskes
Makalah penjaskesMakalah penjaskes
Makalah penjaskes
 
Makalah penjaskes
Makalah penjaskesMakalah penjaskes
Makalah penjaskes
 
Makalah penjaskes
Makalah penjaskesMakalah penjaskes
Makalah penjaskes
 
Epidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDSEpidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDS
 
Makalah hiv STIP WUNA
Makalah hiv STIP WUNA Makalah hiv STIP WUNA
Makalah hiv STIP WUNA
 
Makalah hiv
Makalah hivMakalah hiv
Makalah hiv
 
Awal mds ( tugas penjaskes
Awal mds ( tugas penjaskesAwal mds ( tugas penjaskes
Awal mds ( tugas penjaskes
 
Bahan pen jasorkes
Bahan pen jasorkesBahan pen jasorkes
Bahan pen jasorkes
 
Masalah hiv dan aids
Masalah hiv dan aidsMasalah hiv dan aids
Masalah hiv dan aids
 
Info Dasar Hiv Dan Aids
Info Dasar Hiv Dan AidsInfo Dasar Hiv Dan Aids
Info Dasar Hiv Dan Aids
 

More from Diandr

EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptxEVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptxDiandr
 
KONSEP DAASAR INTRANATAL CARE
KONSEP DAASAR INTRANATAL CAREKONSEP DAASAR INTRANATAL CARE
KONSEP DAASAR INTRANATAL CAREDiandr
 
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptEVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptDiandr
 
DESA SIAGA
DESA SIAGADESA SIAGA
DESA SIAGADiandr
 
DUKUN DAN KADER
DUKUN DAN KADERDUKUN DAN KADER
DUKUN DAN KADERDiandr
 
PWS KIA
PWS KIAPWS KIA
PWS KIADiandr
 
ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM
 ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM
ASPEK PERLINDUNGAN HUKUMDiandr
 
Manajerial Asuhan Kebidanan di Komunitas Baik di Rumah, Posyandu dan Polindes...
Manajerial Asuhan Kebidanan di Komunitas Baik di Rumah, Posyandu dan Polindes...Manajerial Asuhan Kebidanan di Komunitas Baik di Rumah, Posyandu dan Polindes...
Manajerial Asuhan Kebidanan di Komunitas Baik di Rumah, Posyandu dan Polindes...Diandr
 
BIDAN DI KOMUNITAS
BIDAN DI KOMUNITASBIDAN DI KOMUNITAS
BIDAN DI KOMUNITASDiandr
 
Strategi Pelayanan Kebidanan Komunitas
Strategi Pelayanan Kebidanan KomunitasStrategi Pelayanan Kebidanan Komunitas
Strategi Pelayanan Kebidanan KomunitasDiandr
 
Masalah Kebidanan Komunitas
Masalah Kebidanan KomunitasMasalah Kebidanan Komunitas
Masalah Kebidanan KomunitasDiandr
 
Konsep Dasar Kebidanan Komunitas
Konsep Dasar Kebidanan KomunitasKonsep Dasar Kebidanan Komunitas
Konsep Dasar Kebidanan KomunitasDiandr
 
INTRANATAL CARE (INC).pptx
INTRANATAL CARE (INC).pptxINTRANATAL CARE (INC).pptx
INTRANATAL CARE (INC).pptxDiandr
 
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptxEVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptxDiandr
 
KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptxKESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptxDiandr
 
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL.pptx
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL.pptxPENYAKIT MENULAR SEKSUAL.pptx
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL.pptxDiandr
 
Sejarah Perkembangan Ilmu
Sejarah Perkembangan Ilmu Sejarah Perkembangan Ilmu
Sejarah Perkembangan Ilmu Diandr
 
KIE Kesehatan Reproduksi Remaja
KIE Kesehatan Reproduksi RemajaKIE Kesehatan Reproduksi Remaja
KIE Kesehatan Reproduksi RemajaDiandr
 
Peran Kesehatan dalam penurunan Stunting
Peran Kesehatan dalam penurunan StuntingPeran Kesehatan dalam penurunan Stunting
Peran Kesehatan dalam penurunan StuntingDiandr
 
TERAPI NUTRISI PADA PASIEN KANKER1.pptx
TERAPI NUTRISI PADA PASIEN KANKER1.pptxTERAPI NUTRISI PADA PASIEN KANKER1.pptx
TERAPI NUTRISI PADA PASIEN KANKER1.pptxDiandr
 

More from Diandr (20)

EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptxEVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
 
KONSEP DAASAR INTRANATAL CARE
KONSEP DAASAR INTRANATAL CAREKONSEP DAASAR INTRANATAL CARE
KONSEP DAASAR INTRANATAL CARE
 
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptEVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
 
DESA SIAGA
DESA SIAGADESA SIAGA
DESA SIAGA
 
DUKUN DAN KADER
DUKUN DAN KADERDUKUN DAN KADER
DUKUN DAN KADER
 
PWS KIA
PWS KIAPWS KIA
PWS KIA
 
ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM
 ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM
ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM
 
Manajerial Asuhan Kebidanan di Komunitas Baik di Rumah, Posyandu dan Polindes...
Manajerial Asuhan Kebidanan di Komunitas Baik di Rumah, Posyandu dan Polindes...Manajerial Asuhan Kebidanan di Komunitas Baik di Rumah, Posyandu dan Polindes...
Manajerial Asuhan Kebidanan di Komunitas Baik di Rumah, Posyandu dan Polindes...
 
BIDAN DI KOMUNITAS
BIDAN DI KOMUNITASBIDAN DI KOMUNITAS
BIDAN DI KOMUNITAS
 
Strategi Pelayanan Kebidanan Komunitas
Strategi Pelayanan Kebidanan KomunitasStrategi Pelayanan Kebidanan Komunitas
Strategi Pelayanan Kebidanan Komunitas
 
Masalah Kebidanan Komunitas
Masalah Kebidanan KomunitasMasalah Kebidanan Komunitas
Masalah Kebidanan Komunitas
 
Konsep Dasar Kebidanan Komunitas
Konsep Dasar Kebidanan KomunitasKonsep Dasar Kebidanan Komunitas
Konsep Dasar Kebidanan Komunitas
 
INTRANATAL CARE (INC).pptx
INTRANATAL CARE (INC).pptxINTRANATAL CARE (INC).pptx
INTRANATAL CARE (INC).pptx
 
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptxEVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
 
KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptxKESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI LANSIA.pptx
 
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL.pptx
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL.pptxPENYAKIT MENULAR SEKSUAL.pptx
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL.pptx
 
Sejarah Perkembangan Ilmu
Sejarah Perkembangan Ilmu Sejarah Perkembangan Ilmu
Sejarah Perkembangan Ilmu
 
KIE Kesehatan Reproduksi Remaja
KIE Kesehatan Reproduksi RemajaKIE Kesehatan Reproduksi Remaja
KIE Kesehatan Reproduksi Remaja
 
Peran Kesehatan dalam penurunan Stunting
Peran Kesehatan dalam penurunan StuntingPeran Kesehatan dalam penurunan Stunting
Peran Kesehatan dalam penurunan Stunting
 
TERAPI NUTRISI PADA PASIEN KANKER1.pptx
TERAPI NUTRISI PADA PASIEN KANKER1.pptxTERAPI NUTRISI PADA PASIEN KANKER1.pptx
TERAPI NUTRISI PADA PASIEN KANKER1.pptx
 

Recently uploaded

MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxSagitaDarmasari1
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 

Recently uploaded (14)

MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 

HIV-AIDS

  • 1. HIV / AIDS Dr Andi Maryam M.Kes
  • 2. A. EPIDEMIOLOGI HIV /AIDS HIV/AIDS merupakan isu kesehatan yang cukup sensitif untuk dibicarakan. Kasusnya seperti fenomena gunung es, yang terungkap sedikit namun sangat banyak yang masih tersembunyi. Berdasarkan laporan dari tahun ke tahun kasus AIDS menunjukkan trend peningkatan yang terus-menerus. Menurut laporan dari WHO (Word Health Organization) pada akhir tahun 2009, 33,3 juta orang hidup dengan HIV dan 1,8 juta orang meninggal karenanya. Dari laporan Ditjen PP dan PL Kemerdekaan RI juga dapat dilihat jumlah kumulatif kasus AIDS di Indonesia sampai dengan akhir Juni 2011 sebanyak 26.483 kasus.
  • 3. 1. SEJARAH PENEMUAN KASUS HIV / AIDS PERTAMA DI DUNIA Pada tahun 1981, Michael Gottlieb, seorang dokter muda pada University of California di Los Angeles (UCLA), mempunyai beberapa orang pasien yang sedang menderita sejenis pneumonia yang jarang terjadi, yaitu pneumocystis carinii pneumonia (PCP). PCP sebelumnya hanya ditemukan diantara pasien penderita kanker yang mengalami penekanan sistem imun dalam tubuhnya, biasanya karena pemakaian kemoterapi. Beberapa orang pria lainnya muncul di UCLA, juga menunjukkan gejala- gejala PCP disamping demam tinggi yang aneh, kehilangan berat badan dan gejala tak biasa lainnya yang berkaitan dengan menurunnya daya imun tubuh seperti candidiasis (semacam infeksi jamur) di mulut. Gottlieb mengharapkan bahwa orang-orang itu akan sembuh. Dia ternyata keliru. Semua pasien itu kemudian meninggal.Gottlieb adalah dokter pertama yang melaporkan adanya rentetan gejala yang aneh ini pada literatur medis. Pada saat itu, sindrom tersebut belum mempunyai nama. Barulah beberapa tahun kemudian sindrom itu diberi nama AIDS. Selanjutnya para peneliti menyimpulkan bahwa kasus AIDS yang paling pertama kalinya di AS, sesungguhnya terjadi pada seorang pria belasan tahun di St. Louis.
  • 4. 2. SEJARAH PENEMUAN KASUS HIV / AIDS PERTAMA DI INDONESIA Sejak tahun 1987 kasus HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan perkembangan yang mengkhawatirkan bila dilihat dari segi jumlah dan cara penularan.Kasus AIDS di Indonesia pertama kali ditemukan dan diidentifikasi pada seorang laki-laki asing di Bali yang kemudian meninggal pada april 1987. Pada Juni 1988 di tempat yang sama juga ditemukan orang Indonesia pertama yang meninggal karena AIDS. Kasus ini kemudian mulai menjadi perhatian terutama oleh kalangan tenaga kesehatan.Dari hasil pemeriksaan darah yang dilakukan pada sekitar tahun 1990 di berbagai ibukota provinsi di Indonesia menunjukkan bahwa infeksi HIV telah menyebar ke berbagai provinsi meskipun prevalensinya masih rendah.
  • 5. B. PENYEBAB HIV / AIDS Penyebab timbulnya penyakit HIV/AIDS belum dapat dijelaskan sepenuhnya. Tidak semua orang yang terinfeksi virus HIV ini terjangkit penyakit AIDS menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain yang berperan di sini. Penggunaan alkohol dan obat bius, kurang gizi, tingkat stress yang tinggi dan adanya penyakit lain terutama penyakit yang ditularkan lewat alat kelamin merupakan faktor-faktor yang mungkin berperan diantaranya adalah waktu. Penyakit AIDS disebabkan oleh virus HIV yang menyerang sel-sel Limfosit (sel T-helper) yang berfungsi melindungi tubuh terhadap terjadinya infeksi sehingga daya tahan tubuh penderita berkurang dan mudah terinfeksi oleh berbagai penyakit
  • 6. 1. CARA PENULARAN HIV / AIDS Lewat cairan darah Lewat cairan sperma dan cairan vagina Lewat air susu ibu 2. HIV / AIDS TIDAK DITULARKAN MELALUI • Makan dan minum bersama/pemakaian alat makan minum bersama. • Pemakaian fasilitas umum bersama. • Ciuman, senggolan, pelukan dan kegiatan sehari-hari lainnya. • Lewat keringat/gigitan nyamuk.
  • 7. 3. TANDA-TANDA UMUM HIV / AIDS • Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat. • Demam tinggi berkepanjangan (lebih dari satu bulan). • Diare berkepanjangan (lebih dari satu bulan). 4. GEJALAH TAMBAHAN • Batuk berkepanjangan (lebih dari satu bulan). • Kelainan kulit dan iritasi (gatal-gatal). • Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan. • Pembengkakan kelenjar getah benih diseluruh tubuh seperti dibawah telinga, leher, ketiak dan lipatan paha.
  • 8. C. PENCEGAHAN HIV /AIDS Pencegahan penularan lewat hubungan seks Pencegahan penularan non- seksual Pencegahan penularan perinatal
  • 9. TINDAKAN YANG DILAKUKAN JIKA SETELAH TERKENA VIRUS HIV / AIDS 1. Tindakan jika terjadi paparan darah / terkena darah dari sumber • Jika telah diberikan PPP dan sumber pajanan (darah) ternyata diketahui HIV negatif, maka PPP harus dihentikan. • Pada Pajanan (darah) mengenai kulit, tindak lanjut hanya diperlukan jika ada tanda-tanda kulit yang tidak utuh (luka, dermatitis, abrasi). • PPP sebaiknya diberikan secepatnya (<4 jam) dan tidak lebih dari 72 jam. Setelah 72 jam tidak dianjurkan karena tidak efektif. • Setelah PPP perlu dilakukan tindak lanjut berupa pemeriksaan laboratorium tes HIV saat terkena darah, 6 minggu, 3 bulan dan 6 bulan setelah terpapar cairan/darah.
  • 10. 2. Tindakan jika pasien sudah terinfeksi HIV (berdasarkan pemeriksaan darah) • Segera datang ke Puskesmas / RS yang memiliki layanan VCT (Voluntary Consulting Testing) untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan. • Lakukan pemeriksaan CD4. • Lakukan pengobatan ARV. • Anjurkan pasangan untuk menjalani pemeriksaan HIV. • Datangan konselor HIV terlatih untuk konseling lanjutan.
  • 11. D. STIGMA HIV / AIDS Stigma adalah bentuk prasangka (prejudice) yang mendiskreditkan atau menolak seseorang atau kelompok karena mereka dianggap berbeda dengan diri kita atau kebanyakan orang. 1. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB STIGMA HIV/AIDS stigma pada HIV/AIDS dapat disebabkan karena adanya semacam vonis mati bagi pengidap HIV (belum ada obat untuk sembuh), kesalahfahaman pengertian HIV/AIDS, adanya mitos seputar HIV/AIDS, HIV/AIDS sering dikaitkan dengan perilaku tertentu, adanya prejudis terhadap kelompok masyarakat tertentu karena suku, gender dan atau orientasi seksualnya serta berita media yang bias tentang HIV/AIDS.
  • 12. 2. DAMPAK YANG DITIMBULKAN STIGMA HIV / AIDS Stigma pada ODHA akan menyebabkan ODHA jadi enggan membuka diri, takut perlakuan masyarakat dan tidak bisa bebas akses terhadap pengobatan. Stigma pada ODHA merupakan kesenjangan terbesar dalam upaya pencegahan penularan HIV lebih luas, memberikan pelayanan yang adekuat serta pengobatan dan dukungan. 3. FAKTA ADANYA STIGMA HIV / AIDS • Soweto, Afrika Selatan. Informan/pengasuh (ibu, nenek, bibi, saudara kandung) enggan memberi tahu status HIV+ ke anak-anak yang bersangkutan karena merasa adanya stigma, kurang pengetahuan dan keterampilan. • Rumania. Stigma menyebabkan banyak orang tua yang anaknya terinfeksi HIV tidak mau memberitahu anaknya bahwa ia terinfeksi HIV.
  • 13. LANJUTAN . . . • Beberapa kelompok agama di Amerika dan tempat lain menganggap epidemi AIDS sebagai peringatan terhadap pesan moral yang berhubungan dengan perilaku seks, penyalahgunaan obat narkotik, dosa dan penyakit. • Indonesia. HIV dan AIDS merupakan kutukan Tuhan atas umat manusia modern yang selama ini mengingkari perintah dan ajaran agama.
  • 14. E. KAITAN BUDAYA DAN GENDER DALAM HIV / AIDS 1. PENGERTIAN BUDAYA DAN GENDER a. Pengertian budaya Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni. Alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya yang berbeda, ya kembali lagi pada pengertian budaya, sesuatu hal yang rumit. b. Pengertian gender Kata gender dalam bahasa Indonesia dipinjam dari bahasa Inggris. Menurut Kamus, tidak secara jelas dibedakan pengertian seks dan gender. Echols dan Shadily (dalam Sutinah, 2004) misalnya menyebutkan bahwa gender berarti jenis kelamin. Gender adalah perbedaan yang tampak pada laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan perilaku.
  • 15. 2. KAITAN BUDAYA DAN GENDER DALAM HIV / AIDS • Wanita tidak mempunyai kekuatan untuk memutuskan metode kontrasepsi yang diinginkan, antara lain karena ketergantungan kepada kuputusan suami (pria lebih dominan), informasi yang kurang lengkap dari petugas kesehatan, penyediaan alat dan obat kontrasepsi yang tidak memadai di tempat pelayanan. • Ketidak adilan dalam mengambil tanggung jawab misalnya pada pergaulan yang terlalu bebas, remaja putri selalu menjadi korban dan menanggung segala akibatnya (misalnya kehamilan yang tidak dikehendaki, putus sekolah, kekerasan terhadap wanita, terkena HIV/AIDS, dan sebagainya). • Wanita selalu dijadikan objek intervensi dalam program pemberantasan IMS dan penularan HIV/AIDS, walaupun pria sebagai konsumen justru member konstribusi yang cukup besar dalam permasalah tersebut.
  • 16. LANJUTAN . . . • Setiap upaya mengurangi praktek prostitusi, kaum wanita sebagai penjaja seks komersial selalu menjadi objek dan tudingan sumber permasalahan, sementara kaum pria yang mungkin menjadi sumber penularan tidak pernah di intervensi dan dikoreksi. • Wanita (istri) tidak kuasa menawarkan kondom jika suami terserang IMS dan HIV/AIDS. • Jika dulu remaja tidak bebas bergaul, khususnya remaja putri yang tiap magrib harus ada dirumah. Sekarang perempuan-perempuan yang masih remaja bahkan sudah berani pulang larut malam.