SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
PERTIMBANGAN ANESTESI PADA
PASIEN DIABETES MELLITUS
DIABETES MELITUS
Diabetes melitus (DM) merupakan kelainan yang ditandai dengan
kelainan metabolisme karbohidrat yang menyebabkan hiperglikemia.
Hiperglikemia mengganggu vasodilatasi dan menginduksi keadaan
proinflamasi, protrombotik, dan proaterogenik kronis yang
menyebabkan komplikasi vaskular.
Penderita diabetes umumnya memiliki disfungsi otonom, yang
bermanifestasi sebagai hipotensi ortostatik, hilangnya variabilitas
denyut jantung, dan pengosongan lambung yang tertunda.
DIAGNOSIS
• GDP lebih besar dari 126 mg/dL (~7,0 mmol/L) atau,
• GDS lebih besar dari 200 mg/dL (~11,1 mmol/L) atau,
• GD2PP lebih besar dari 200 mg/dL
• Uji toleransi glukosa oral dikatakan terganggu (Oral Glucose Tolerance
Tests / OGTT Terganggu) bila kadar glukosa darah puasa antara 110 –
126 mg/dL atau glukosa darah 2 jam post prandial antara 140 – 200
mg/dL
• HbA1c ≥ 6,5%
KLASIFIKASI DM
• Menurut rekomendasi terbaru oleh Asosiasi Diabetes Amerika dan Organisasi Kesehatan
Dunia, DM diklasifikasikan berdasarkan etiologi penyakit yang mendasarinya (yaitu, tipe 1 vs.
tipe 2) daripada berdasarkan usia onset (yaitu, onset remaja vs. onset dewasa DM) atau
modalitas pengobatan (yaitu, insulin-dependent vs non-insulin-dependent DM)
• Defisiensi insulin pada DM tipe 1 merupakan akibat dari destruksi sel beta pankreas
yang diperantarai autoimun. Pasien bergantung pada insulin eksogen untuk mengatur
metabolisme
• Onset DM tipe 1 pada usia yang lebih muda dari onset DM tipe 2, dan sensitivitas
terhadap insulin normal.
• Kekurangan insulin dapat memicu ketoasidosis diabetikum, suatu gangguan metabolik
yang kompleks dan berpotensi mengancam jiwa.
• Beberapa pasien dengan DM tipe 1 yang berlangsung lama dalam kontrol ketat memiliki
episode berulang hipoglikemia asimtomatik dan kegagalan mekanisme kontraregulasi
yang mengakibatkan ketidaksadaran hipoglikemik, bahkan ketika kadar glukosa darah
sangat rendah
• Sebaliknya, resistensi insulin perifer pada DM tipe 2 sering disertai dengan
kegagalan mensekresi insulin karena disfungsi sel beta pankreas.
• Penambahan berat badan dan lemak perut atau visceral, terlepas dari indeks
massa tubuh, dikaitkan dengan peningkatan risiko pengembangan DM tipe 2
• Saat ini, American Diabetes Association merekomendasikan target HbA1c <7%
untuk pasien dengan DM tipe 2. HbA1c, atau hemoglobin glikosilasi, adalah
ukuran kontrol glukosa jangka panjang, biasanya 3 bulan terakhir.
• Tingkat HbA1c yang lebih rendah dikaitkan dengan pengurangan komplikasi
mikrovaskular dan neuropatik.
• Peningkatan HbA1c dikaitkan dengan risiko yang lebih besar dari kejadian
kardiovaskular, peningkatan komplikasi infeksi pasca operasi, dan peningkatan
volume cairan lambung.
• Tes HbA1c memberikan ukuran yang berharga dari kontrol glikemik jangka
panjang. Hemoglobin secara nonenzimatik diglikosilasi oleh glukosa, yang dengan
bebas melintasi membran sel darah merah.
• Persentase molekul hemoglobin yang berpartisipasi dalam reaksi ini sebanding
dengan konsentrasi glukosa plasma rata-rata selama 60-90 hari sebelumnya.
Kisaran normal untuk HbA1c adalah 4% -6%.
• Peningkatan risiko penyakit mikrovaskular dan makrovaskular dimulai ketika
proporsi HbA1c adalah 6,5% atau lebih tinggi.
• Pengukuran HbA1c dianjurkan setidaknya dua kali setahun dan lebih sering
(setiap 3 bulan) jika kontrol glikemik tidak memadai atau terapi telah berubah.
TANDA DIABETES NEUROPATI
AUTONOM
• Hipertensi
• Iskemik miokard
• Hipotensi ortostatik
MANAJEMEN PREOPERATIF
• Evaluasi pra operasi harus menekankan sistem kardiovaskular, ginjal,
neurologis, dan muskuloskeletal
• Indeks kecurigaan harus tinggi untuk iskemia dan infark miokard. Iskemia
diam mungkin terjadi neuropati otonom.
• Untuk penyakit ginjal, pengendalian hipertensi adalah penting. Perhatian
yang cermat terhadap status hidrasi, penghindaran nefrotoksin, dan
pemeliharaan aliran darah ginjal juga penting.
• Kehadiran neuropati otonom mempengaruhi pasien untuk disritmia
perioperatif dan hipotensi intraoperatif. Selain itu, hilangnya respon simpatis
kompensasi mengganggu deteksi dan tatalaksana gangguan hemodinamik.
• Evaluasi praoperasi dari sistem muskuloskeletal harus mencari
keterbatasan mobilitas sendi yang disebabkan oleh glikosilasi
protein non-enzimatik dan ikatan silang kolagen yang abnormal.
• Gastroparesis dapat meningkatkan risiko aspirasi.
• Manajemen insulin pada periode pra operasi tergantung pada jenis insulin yang dikonsumsi
pasien dan waktu pemberian dosis.
• Jika pasien menggunakan insulin subkutan setiap malam sebelum tidur, dua pertiga dari
dosis ini (NPH dan reguler) harus diberikan pada malam sebelum operasi, dan setengah
dari dosis NPH pagi yang biasa harus diberikan pada hari operasi.
• Dosis insulin reguler pagi hari harus dilakukan. Jika pasien menggunakan pompa insulin,
dosis malam harus diturunkan 30%. Pada pagi hari pembedahan, pompa dapat terus
diinfuskan pada kecepatan basal atau dihentikan dan diganti dengan infus insulin kontinu
pada kecepatan yang sama. Atau pasien dapat diberikan glargine subkutan dan pompa
dihentikan 60-90 menit setelah pemberian.
• Hipoglikemik oral harus dihentikan 24-48 jam sebelum operasi. Disarankan bahwa
sulfonilurea dihindari selama seluruh periode perioperatif karena mereka memblokir saluran
potasium adenosin trifosfat (ATP) miokard yang bertanggung jawab untuk iskemia.
MANAJEMEN INTRAOPERATIVE
• Kadar glukosa serum intraoperatif harus dipertahankan antara 120 dan 180 mg/dL.
• Kadar di atas 200 mg/dL cenderung menyebabkan glikosuria dan dehidrasi serta
menghambat penyembuhan luka.
• Biasanya 1 unit insulin menurunkan glukosa sekitar 25-30 mg/dL.
• Tingkat awal per jam untuk infus insulin kontinu ditentukan dengan membagi total
kebutuhan insulin harian dengan 24. kecepatannya adalah 0,02 unit/kg/jam, atau 1,4
unit/jam pada pasien 70 kg.
• Infus insulin dapat dibuat dengan mencampurkan 100 unit insulin reguler dalam 100 mL
saline normal (1 unit/mL).
• Kebutuhan infus insulin lebih tinggi pasien yang menjalani operasi cangkok bypass arteri,
pasien yang menerima steroid, pasien dengan infeksi berat, dan pasien yang menerima
infus hiperalimentasi atau vasopresor
• Kadar glukosa serum harus dipantau setidaknya setiap jam dan bahkan setiap 30 menit pada pasien
yang menjalani operasi bypass arteri koroner atau pasien dengan kebutuhan insulin yang tinggi.
• Penentuan glukosa biasanya dilakukan dengan menggunakan plasma vena atau sampel serum;
darah arteri dan kapiler menghasilkan nilai glukosa sekitar 7% lebih tinggi daripada darah vena, dan
• Pemantauan glukosa urin tidak dapat diandalkan.
• Menghindari hipoglikemia sangat penting, karena hipoglikemia mungkin
tertunda pada pasien yang menerima anestesi, obat penenang, analgesik, -
blocker, atau simpatolitik dan pada mereka dengan neuropati otonom.
• Jika hipoglikemia terjadi, pengobatan terdiri dari pemberian 50 mL dekstrosa
50% dalam air, yang biasanya meningkatkan kadar glukosa 100 mg/dL atau 2
mg/dL/mL
• Manajemen pasca operasi pasien diabetes memerlukan pemantauan
kebutuhan insulin yang cermat. Hiperglikemia telah dikaitkan dengan hasil
yang buruk pada pasien pasca operasi dan sakit kritis.
• Namun, target optimal untuk kadar glukosa darah pada periode perioperatif
belum ditentukan. Selain itu, target ini mungkin berbeda untuk pasien
dengan hiperglikemia yang baru didiagnosis dibandingkan dengan pasien
dengan diabetes yang sudah ada sebelumnya.
• aat ini ADA merekomendasikan bahwa kadar glukosa dipertahankan antara
140 dan 180 mg/dL pada pasien sakit kritis dan pengobatan insulin dimulai
jika kadar glukosa serum melebihi 180 mg/dL
MANAJEMEN PERIOPERATIF
TARGET GULA DARAH
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Penggunaan Ca Gluconas pada Transfusi Darah.pptx
Penggunaan Ca Gluconas pada Transfusi Darah.pptxPenggunaan Ca Gluconas pada Transfusi Darah.pptx
Penggunaan Ca Gluconas pada Transfusi Darah.pptxDokterdiaphragma
 
Neuropati perifer non diabetik
Neuropati perifer non diabetikNeuropati perifer non diabetik
Neuropati perifer non diabetikSuharti Wairagya
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidFais PPT
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitAzis Aimaduddin
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungADam Raeyoo
 
PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI...
PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI...PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI...
PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI...Bondan Palestin
 
Tatalaksana Gagal Jantung Akut ( Acute Heart Failure Update)
Tatalaksana Gagal Jantung Akut  ( Acute Heart Failure Update)Tatalaksana Gagal Jantung Akut  ( Acute Heart Failure Update)
Tatalaksana Gagal Jantung Akut ( Acute Heart Failure Update)Isman Firdaus
 
Skrining Disfagia untuk Pasien Stroke Akut: Pemeriksaan Gugging Swallowing Sc...
Skrining Disfagia untuk Pasien Stroke Akut: Pemeriksaan Gugging Swallowing Sc...Skrining Disfagia untuk Pasien Stroke Akut: Pemeriksaan Gugging Swallowing Sc...
Skrining Disfagia untuk Pasien Stroke Akut: Pemeriksaan Gugging Swallowing Sc...vita kusuma
 
PEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcer
PEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcerPEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcer
PEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcerSofiaNofianti
 
Slide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inash
Slide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inashSlide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inash
Slide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inashpuspitasari_whardani
 
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)Sabam Simanjuntak
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Aulia Amani
 
Sistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illness
Sistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illnessSistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illness
Sistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illnessNur Hajriya
 
Kdm pemeriksaan fisik mata
Kdm pemeriksaan fisik mataKdm pemeriksaan fisik mata
Kdm pemeriksaan fisik mataSari Vonna
 

What's hot (20)

Penggunaan Ca Gluconas pada Transfusi Darah.pptx
Penggunaan Ca Gluconas pada Transfusi Darah.pptxPenggunaan Ca Gluconas pada Transfusi Darah.pptx
Penggunaan Ca Gluconas pada Transfusi Darah.pptx
 
Neuropati perifer non diabetik
Neuropati perifer non diabetikNeuropati perifer non diabetik
Neuropati perifer non diabetik
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 
PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI...
PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI...PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI...
PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI...
 
Tatalaksana Gagal Jantung Akut ( Acute Heart Failure Update)
Tatalaksana Gagal Jantung Akut  ( Acute Heart Failure Update)Tatalaksana Gagal Jantung Akut  ( Acute Heart Failure Update)
Tatalaksana Gagal Jantung Akut ( Acute Heart Failure Update)
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
CRRT
CRRTCRRT
CRRT
 
Skrining Disfagia untuk Pasien Stroke Akut: Pemeriksaan Gugging Swallowing Sc...
Skrining Disfagia untuk Pasien Stroke Akut: Pemeriksaan Gugging Swallowing Sc...Skrining Disfagia untuk Pasien Stroke Akut: Pemeriksaan Gugging Swallowing Sc...
Skrining Disfagia untuk Pasien Stroke Akut: Pemeriksaan Gugging Swallowing Sc...
 
PEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcer
PEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcerPEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcer
PEPTIC ULCER TUKAK LAMBUNG Patofisiologi peptic ulcer
 
Slide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inash
Slide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inashSlide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inash
Slide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inash
 
Akalasia esofagus
Akalasia esofagusAkalasia esofagus
Akalasia esofagus
 
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
 
Overview syok
Overview syokOverview syok
Overview syok
 
Keseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolitKeseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolit
 
Sistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illness
Sistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illnessSistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illness
Sistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illness
 
Elektrolit
ElektrolitElektrolit
Elektrolit
 
Kdm pemeriksaan fisik mata
Kdm pemeriksaan fisik mataKdm pemeriksaan fisik mata
Kdm pemeriksaan fisik mata
 

Similar to Perawatan Diabetes Perioperatif

Terapi cairan dan_nutrisi_pada_kelainan_endokrinologi
Terapi cairan dan_nutrisi_pada_kelainan_endokrinologiTerapi cairan dan_nutrisi_pada_kelainan_endokrinologi
Terapi cairan dan_nutrisi_pada_kelainan_endokrinologiTito Ahmad
 
DOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptxDOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptxSriRiaranti
 
Diabetes millitus tugas kelompok mata kuliah farmakologi
Diabetes millitus   tugas kelompok mata kuliah farmakologiDiabetes millitus   tugas kelompok mata kuliah farmakologi
Diabetes millitus tugas kelompok mata kuliah farmakologiAnna Lisstya
 
DIABETES MELITUS.pptx
DIABETES MELITUS.pptxDIABETES MELITUS.pptx
DIABETES MELITUS.pptxCordisSternum
 
Tijauan pustaka hipoglikemi
Tijauan pustaka hipoglikemiTijauan pustaka hipoglikemi
Tijauan pustaka hipoglikemiariefyats
 
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptxPPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptxIrnaMegawaty3
 
Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...
Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...
Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...RaQa DhuaFa
 
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada AnakDiagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada AnakLisa Wiramas
 
Lower Back Pain dan Diabetes Melitus
Lower Back Pain dan Diabetes MelitusLower Back Pain dan Diabetes Melitus
Lower Back Pain dan Diabetes MelitusAbulkhair Abdullah
 
Askep ketoasidosis-diabetikum-ppt
Askep ketoasidosis-diabetikum-pptAskep ketoasidosis-diabetikum-ppt
Askep ketoasidosis-diabetikum-pptrikiab
 
TUGAS MATKUL FARMASI KOMUNITAS.pptx
TUGAS MATKUL FARMASI KOMUNITAS.pptxTUGAS MATKUL FARMASI KOMUNITAS.pptx
TUGAS MATKUL FARMASI KOMUNITAS.pptxAlexFabrigaz Apt
 

Similar to Perawatan Diabetes Perioperatif (20)

Terapi cairan dan_nutrisi_pada_kelainan_endokrinologi
Terapi cairan dan_nutrisi_pada_kelainan_endokrinologiTerapi cairan dan_nutrisi_pada_kelainan_endokrinologi
Terapi cairan dan_nutrisi_pada_kelainan_endokrinologi
 
DM.pptx
DM.pptxDM.pptx
DM.pptx
 
DOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptxDOC-20221003-WA0004.-1.pptx
DOC-20221003-WA0004.-1.pptx
 
267768431.ppt
267768431.ppt267768431.ppt
267768431.ppt
 
ASKEP DIABETES MELITUS.ppt
ASKEP DIABETES MELITUS.pptASKEP DIABETES MELITUS.ppt
ASKEP DIABETES MELITUS.ppt
 
Diabetes millitus tugas kelompok mata kuliah farmakologi
Diabetes millitus   tugas kelompok mata kuliah farmakologiDiabetes millitus   tugas kelompok mata kuliah farmakologi
Diabetes millitus tugas kelompok mata kuliah farmakologi
 
Diabetes Militus
Diabetes MilitusDiabetes Militus
Diabetes Militus
 
DIABETES MELITUS.pptx
DIABETES MELITUS.pptxDIABETES MELITUS.pptx
DIABETES MELITUS.pptx
 
Lp dm
Lp dmLp dm
Lp dm
 
Tijauan pustaka hipoglikemi
Tijauan pustaka hipoglikemiTijauan pustaka hipoglikemi
Tijauan pustaka hipoglikemi
 
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptxPPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
 
Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...
Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...
Penyakit penyakit yang memengaruhi kehamilan dan persalinan edisi kedua norma...
 
Satuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanSatuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhan
 
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada AnakDiagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada Anak
 
Diabetes Melitus
Diabetes MelitusDiabetes Melitus
Diabetes Melitus
 
Askep dm
Askep dmAskep dm
Askep dm
 
Lower Back Pain dan Diabetes Melitus
Lower Back Pain dan Diabetes MelitusLower Back Pain dan Diabetes Melitus
Lower Back Pain dan Diabetes Melitus
 
Askep ketoasidosis-diabetikum-ppt
Askep ketoasidosis-diabetikum-pptAskep ketoasidosis-diabetikum-ppt
Askep ketoasidosis-diabetikum-ppt
 
Kimia klinik jurnal 2
Kimia klinik jurnal 2Kimia klinik jurnal 2
Kimia klinik jurnal 2
 
TUGAS MATKUL FARMASI KOMUNITAS.pptx
TUGAS MATKUL FARMASI KOMUNITAS.pptxTUGAS MATKUL FARMASI KOMUNITAS.pptx
TUGAS MATKUL FARMASI KOMUNITAS.pptx
 

Recently uploaded

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Recently uploaded (20)

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

Perawatan Diabetes Perioperatif

  • 2. DIABETES MELITUS Diabetes melitus (DM) merupakan kelainan yang ditandai dengan kelainan metabolisme karbohidrat yang menyebabkan hiperglikemia. Hiperglikemia mengganggu vasodilatasi dan menginduksi keadaan proinflamasi, protrombotik, dan proaterogenik kronis yang menyebabkan komplikasi vaskular. Penderita diabetes umumnya memiliki disfungsi otonom, yang bermanifestasi sebagai hipotensi ortostatik, hilangnya variabilitas denyut jantung, dan pengosongan lambung yang tertunda.
  • 3. DIAGNOSIS • GDP lebih besar dari 126 mg/dL (~7,0 mmol/L) atau, • GDS lebih besar dari 200 mg/dL (~11,1 mmol/L) atau, • GD2PP lebih besar dari 200 mg/dL • Uji toleransi glukosa oral dikatakan terganggu (Oral Glucose Tolerance Tests / OGTT Terganggu) bila kadar glukosa darah puasa antara 110 – 126 mg/dL atau glukosa darah 2 jam post prandial antara 140 – 200 mg/dL • HbA1c ≥ 6,5%
  • 4. KLASIFIKASI DM • Menurut rekomendasi terbaru oleh Asosiasi Diabetes Amerika dan Organisasi Kesehatan Dunia, DM diklasifikasikan berdasarkan etiologi penyakit yang mendasarinya (yaitu, tipe 1 vs. tipe 2) daripada berdasarkan usia onset (yaitu, onset remaja vs. onset dewasa DM) atau modalitas pengobatan (yaitu, insulin-dependent vs non-insulin-dependent DM)
  • 5. • Defisiensi insulin pada DM tipe 1 merupakan akibat dari destruksi sel beta pankreas yang diperantarai autoimun. Pasien bergantung pada insulin eksogen untuk mengatur metabolisme • Onset DM tipe 1 pada usia yang lebih muda dari onset DM tipe 2, dan sensitivitas terhadap insulin normal. • Kekurangan insulin dapat memicu ketoasidosis diabetikum, suatu gangguan metabolik yang kompleks dan berpotensi mengancam jiwa. • Beberapa pasien dengan DM tipe 1 yang berlangsung lama dalam kontrol ketat memiliki episode berulang hipoglikemia asimtomatik dan kegagalan mekanisme kontraregulasi yang mengakibatkan ketidaksadaran hipoglikemik, bahkan ketika kadar glukosa darah sangat rendah
  • 6. • Sebaliknya, resistensi insulin perifer pada DM tipe 2 sering disertai dengan kegagalan mensekresi insulin karena disfungsi sel beta pankreas. • Penambahan berat badan dan lemak perut atau visceral, terlepas dari indeks massa tubuh, dikaitkan dengan peningkatan risiko pengembangan DM tipe 2
  • 7.
  • 8.
  • 9. • Saat ini, American Diabetes Association merekomendasikan target HbA1c <7% untuk pasien dengan DM tipe 2. HbA1c, atau hemoglobin glikosilasi, adalah ukuran kontrol glukosa jangka panjang, biasanya 3 bulan terakhir. • Tingkat HbA1c yang lebih rendah dikaitkan dengan pengurangan komplikasi mikrovaskular dan neuropatik. • Peningkatan HbA1c dikaitkan dengan risiko yang lebih besar dari kejadian kardiovaskular, peningkatan komplikasi infeksi pasca operasi, dan peningkatan volume cairan lambung.
  • 10. • Tes HbA1c memberikan ukuran yang berharga dari kontrol glikemik jangka panjang. Hemoglobin secara nonenzimatik diglikosilasi oleh glukosa, yang dengan bebas melintasi membran sel darah merah. • Persentase molekul hemoglobin yang berpartisipasi dalam reaksi ini sebanding dengan konsentrasi glukosa plasma rata-rata selama 60-90 hari sebelumnya. Kisaran normal untuk HbA1c adalah 4% -6%. • Peningkatan risiko penyakit mikrovaskular dan makrovaskular dimulai ketika proporsi HbA1c adalah 6,5% atau lebih tinggi. • Pengukuran HbA1c dianjurkan setidaknya dua kali setahun dan lebih sering (setiap 3 bulan) jika kontrol glikemik tidak memadai atau terapi telah berubah.
  • 11. TANDA DIABETES NEUROPATI AUTONOM • Hipertensi • Iskemik miokard • Hipotensi ortostatik
  • 12.
  • 13. MANAJEMEN PREOPERATIF • Evaluasi pra operasi harus menekankan sistem kardiovaskular, ginjal, neurologis, dan muskuloskeletal • Indeks kecurigaan harus tinggi untuk iskemia dan infark miokard. Iskemia diam mungkin terjadi neuropati otonom. • Untuk penyakit ginjal, pengendalian hipertensi adalah penting. Perhatian yang cermat terhadap status hidrasi, penghindaran nefrotoksin, dan pemeliharaan aliran darah ginjal juga penting. • Kehadiran neuropati otonom mempengaruhi pasien untuk disritmia perioperatif dan hipotensi intraoperatif. Selain itu, hilangnya respon simpatis kompensasi mengganggu deteksi dan tatalaksana gangguan hemodinamik.
  • 14. • Evaluasi praoperasi dari sistem muskuloskeletal harus mencari keterbatasan mobilitas sendi yang disebabkan oleh glikosilasi protein non-enzimatik dan ikatan silang kolagen yang abnormal. • Gastroparesis dapat meningkatkan risiko aspirasi.
  • 15. • Manajemen insulin pada periode pra operasi tergantung pada jenis insulin yang dikonsumsi pasien dan waktu pemberian dosis. • Jika pasien menggunakan insulin subkutan setiap malam sebelum tidur, dua pertiga dari dosis ini (NPH dan reguler) harus diberikan pada malam sebelum operasi, dan setengah dari dosis NPH pagi yang biasa harus diberikan pada hari operasi. • Dosis insulin reguler pagi hari harus dilakukan. Jika pasien menggunakan pompa insulin, dosis malam harus diturunkan 30%. Pada pagi hari pembedahan, pompa dapat terus diinfuskan pada kecepatan basal atau dihentikan dan diganti dengan infus insulin kontinu pada kecepatan yang sama. Atau pasien dapat diberikan glargine subkutan dan pompa dihentikan 60-90 menit setelah pemberian. • Hipoglikemik oral harus dihentikan 24-48 jam sebelum operasi. Disarankan bahwa sulfonilurea dihindari selama seluruh periode perioperatif karena mereka memblokir saluran potasium adenosin trifosfat (ATP) miokard yang bertanggung jawab untuk iskemia.
  • 16. MANAJEMEN INTRAOPERATIVE • Kadar glukosa serum intraoperatif harus dipertahankan antara 120 dan 180 mg/dL. • Kadar di atas 200 mg/dL cenderung menyebabkan glikosuria dan dehidrasi serta menghambat penyembuhan luka. • Biasanya 1 unit insulin menurunkan glukosa sekitar 25-30 mg/dL. • Tingkat awal per jam untuk infus insulin kontinu ditentukan dengan membagi total kebutuhan insulin harian dengan 24. kecepatannya adalah 0,02 unit/kg/jam, atau 1,4 unit/jam pada pasien 70 kg. • Infus insulin dapat dibuat dengan mencampurkan 100 unit insulin reguler dalam 100 mL saline normal (1 unit/mL). • Kebutuhan infus insulin lebih tinggi pasien yang menjalani operasi cangkok bypass arteri, pasien yang menerima steroid, pasien dengan infeksi berat, dan pasien yang menerima infus hiperalimentasi atau vasopresor
  • 17. • Kadar glukosa serum harus dipantau setidaknya setiap jam dan bahkan setiap 30 menit pada pasien yang menjalani operasi bypass arteri koroner atau pasien dengan kebutuhan insulin yang tinggi. • Penentuan glukosa biasanya dilakukan dengan menggunakan plasma vena atau sampel serum; darah arteri dan kapiler menghasilkan nilai glukosa sekitar 7% lebih tinggi daripada darah vena, dan • Pemantauan glukosa urin tidak dapat diandalkan.
  • 18. • Menghindari hipoglikemia sangat penting, karena hipoglikemia mungkin tertunda pada pasien yang menerima anestesi, obat penenang, analgesik, - blocker, atau simpatolitik dan pada mereka dengan neuropati otonom. • Jika hipoglikemia terjadi, pengobatan terdiri dari pemberian 50 mL dekstrosa 50% dalam air, yang biasanya meningkatkan kadar glukosa 100 mg/dL atau 2 mg/dL/mL
  • 19. • Manajemen pasca operasi pasien diabetes memerlukan pemantauan kebutuhan insulin yang cermat. Hiperglikemia telah dikaitkan dengan hasil yang buruk pada pasien pasca operasi dan sakit kritis. • Namun, target optimal untuk kadar glukosa darah pada periode perioperatif belum ditentukan. Selain itu, target ini mungkin berbeda untuk pasien dengan hiperglikemia yang baru didiagnosis dibandingkan dengan pasien dengan diabetes yang sudah ada sebelumnya. • aat ini ADA merekomendasikan bahwa kadar glukosa dipertahankan antara 140 dan 180 mg/dL pada pasien sakit kritis dan pengobatan insulin dimulai jika kadar glukosa serum melebihi 180 mg/dL
  • 21.