Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi dan model kepemimpinan. Terdapat empat bagian utama yaitu tentang komunikasi organisasi dan kepemimpinan, model-model kepemimpinan seperti kharismatik, otoriter, demokratis dan moralis, gaya komunikasi kepemimpinan menurut teori Likert yang terdiri atas empat sistem, serta implementasi komunikasi dan model kepemimpinan.
1. KEWIRAUSAHAAN 1
KOMUNIKASI DAN MODEL KEPEMIMPINAN
DISUSUN OLEH : DESI KUSMININGSIH (44217120011)
DOSEN PENGAMPU : PROF. DR. HAPZI ALI, CMA
PUBLIC RELATIONS
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2018
2. 1
DAFTAR ISI
Daftar Isi……………………………….……………………………………………….............1
I. Pembahasan……..…………….………………………………………………..............2
I.1 Komunikasi……....………………………………………........................................2
I.2 Model Kepemimpinan....…………………………………………………………....2
I.3 Gaya Kepemimpinan….………………………………………………………….....3
II. Implementasi Komunikasi dan Model Kepemimpinan…...…………............................8
III. Daftar Referensi...………………………………..………………………......................8
3. 2
I. Pembahasan
I.1. Komunikasi
Komunikasi didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan dari komunikan dengan
komunikator. Dalam proses ini, baik pembawa dan penerima pesan akan memakai tanda atau
simbol yang sama. Komunikasi dideskripsikan juga sebagai proses penukaran informasi atau ide
untuk mencapai pemahaman bersama. Komunikasi sangat penting dalam berbagai segi kehidupan
manusia, terlebih dalam hal organisasi. Komunikasi organisasi memiliki banyak fungsi yang akan
mendukung keberhasilan suatu organisasi. Komunikasi organisasi ini erat kaitannya dengan
komunikasi kepemimpinan
Komunikasi kepemimpinan adalah proses komunikasi yang dilakukan pemimpin (sebagai
komunikator) kepada bawahan organisasinya (sebagai komunikan). Dalam penerapannya,
pemimpin dapat menggunakan berbagai macam jenis komunikasi kepemimpinan sesuai dengan
gaya masing masing yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Jenis komunikasi kepemimpinan atau
gaya komunikasi kepemimpinan wajib dimiliki oleh seorang pemimpin. Gaya komunikasi
kepemimpinan ini harus digunakan pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya untuk mencapai
target organisasi.
Komunikasi kepemimpinan yang baik akan memastikan tiap anggota organisasi bisa
mengerjakan tugasnya dengan baik. Dalam komunikasi kepemimpinan, terdapat banyak aspek
yang bisa diperhatikan. Banyak pula teori komunikasi kepemimpinan yang patut untuk diketahui
bersama.
I.2. Model Kepemimpinan
Kepemimpinan (Ardana, 2008:89) adalah salah satu topik perilaku organisasi lain yang
sangat banyak mendapat perhatian. Kepemimpinan merupakan intisari dari manajemen organisasi,
sumber daya pokok, dan titik sentral dari setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu organisasi. Ada
beberapa definisi tentang kepemimpinan, yaitu:
1. Proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan
dalam situasi tertentu (Indriyo Gitosudarmo, 2000).
4. 3
2. Proses mempengaruhi perilaku orang lain agar orang tersebut berperilaku seperti yang
dikehendakinya (Nimran, 1999).
3. Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok menuju tercapainya tujuan-tujuan
(Robbins dan Coulter, 2004).
4. Proses memanfaatkan kekuasaan untuk mendapatkan pengaruh pribadi (Sukanto
Reksohadiprojo, 2002).
I.3. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan mencakup tentang bagaimana seseorang bertindak dalam konteks
organisasi tersebut, maka cara termudah untuk membahas berbagai jenis gaya ialah dengan
menggambarkan jenis organisasi atau situasi yang dihasilkan oleh atau yang cocok bagi satu gaya
tertentu (Miftah Thoha, 1995).
Pada dasarnya di dalam setiap gaya kepemimpinan terdapat 2 unsur utama, yaitu unsur
pengarahan (directive behavior) dan unsur bantuan (supporting behavior). Sedangkan berdasarkan
kepribadian maka gaya kepemimpinan dibedakan menjadi (Robert Albanese, David D. Van Fleet,
1994) :
1.Gaya Kepemimpinan Kharismatis
Gaya kepemimpinan kharismatis adalah gaya kepemimpinan yang mampu menarik atensi
banyak orang, karena berbagai faktor yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang
merupakan anugerah dari Tuhan. Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah kuning.
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka
terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin
dengan kepribadian kuning ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan
tantangan. Namun, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa saya analogikan
dengan peribahasa “ Tong Kosong Nyaring Bunyinya ”. Mereka mampu menarik orang
untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan
kecewa karena ketidak-konsistenan pemimpin tersebut. Apa yang diucapkan ternyata tidak
5. 4
dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan,
permintaan maaf dan janji.
Gaya kepemimpinan kharismatis bisa efektif jika pertama, Mereka belajar untuk
berkomitmen, sekalipun seringkali mereka akan gagal. Kedua, Mereka menempatkan
orang-orang untuk menutupi kelemahan mereka, dimana kepribadian ini berantakan dan
tidak sistematis.
2. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan
dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan
tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para
bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. Dalam gaya kepemimpinan
otoriter, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan
sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu
sasaran utama maupun sasaran minornya.
Pemimpin yang menjalankan gaya kepemimpinan ini juga berperan sebagai pengawas
terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami
masalah. Dengan kata lain, anggota tidak perlu pusing memikirkan apappun. Anggota
cukup melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin.
Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah merah. Kelebihan model kepemimpinan
otoriter ini ada pada pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu
menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga
mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah - langkahnya penuh perhitungan
dan sistematis. Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian
merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan, sehingga tidak pernah peduli dengan cara.
Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya. Gaya kepemimpinan ini menganggap bahwa
semua orang adalah musuh, entah itu bawahannya atau rekan kerjanya. Gaya
kepemimpinan otoriter ini kadang kala menekankan kepada bawahannya supaya tidak
menjadi ancaman, dengan kedisiplinan yang tidak masuk akal atau dengan target yang tak
6. 5
mungkin dicapai. Gaya kepemimpinan otoriter ini bisa efektif bila ada keseimbangan
antara disiplin yang diberlakukan kepada bawahan serta ada kompromi terhadap bawahan.
3. Gaya kepemimpinan demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang
secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan
bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin
memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah putih.
Pada gaya kepemimpinan demokrasi, anggota memiliki peranan yang lebih besar. Pada
kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai saja,
tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan. Selain itu,
anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Kelebihan gaya kepemimpinan demokratis ini ada di penempatan perspektifnya. Banyak
orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari
sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa
melihat kedua sisi, dengan jelas. Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga
menguntungkan lawannya. Dalam bahasa sederhana, seorang pemimpin yang memiliki
gaya kepemimpinan jenis ini merupakan diplomator yang ulung, atau win-win solution.
Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya demokratis ini.
Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini
bisa sangat – sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak
menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang
membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin.
Gaya kepemimpinan demokratis ini akan efektif bila Pertama, Pemimpin mau berjuang
untuk berubah ke arah yang lebih .Kedua, Punya semangat bahwa hidup ini tidak selalu
win-win solution, ada kalanya terjadi win-loss solution. Pemimpin harus mengupayakan
agar dia tidak selalu kalah, tetapi ada kalanya menjadi pemenang.
7. 6
4. Gaya Kepemimpinan Moralis
Gaya kepemimpinan moralis adalah gaya kepemimpinan yang paling menghargai
bawahannya. Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah biru. Biasanya seorang
pemimpin bergaya moralis sifatnya hangat dan sopan kepada semua orang. Pemimpin
bergaya moralis pada dasarnya memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para
bawahannya. Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang datang
karena kehangatannya akan terlepas dari segala kekurangannya. Pemimpin bergaya
moralis adalah sangat emosinal. Dia sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan
mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.
Gaya kepemimpinan moralis ini efektif bila; Pertama, Keberhasilan seorang pemimpin
moralis dalam mengatasi kelabilan emosionalnya seringkali menjadi perjuangan seumur
hidupnya. Kedua, Belajar mempercayai orang lain atau membiarkan melakukan dengan
cara mereka, bukan dengan cara anda.
Salah satu teori komunikasi kepemimpinan yang populer dan banyak diterapkan adalah
teori Likert 4 sitem atau 4 Gaya komunikasi kepemimpinan. Teori ini adalah teori sistem
manajerial yang didasarkan oleh beberapa variabel penting yang berhubungan dengan manajerial
seperti kepemimpinan, motivasi, komunikasi, interaksi, pengambilan keputusan, penentuan tujuan,
pengendalian dan kinerja.
Teori komunikasi kepemimpinan ini banyak digunakan untuk menganalisis pengaruh gaya
komunikasi kepemimpinan terhadap perubahan kinerja dari pegawai atau bawahannya. Dalam
teori Likert, komunikasi kepemimpinan dibedakan oleh 4 hal berikut:
1. Gaya Penguasa Mutlak atau Authoritarian
Dalam jenis sistem 1 Likert ini, pemimpin dideskripsikan memiliki sifat yang otoriter,
berfokus pada tugas semata dan sangat terstruktur. Bagi pemimpin jenis ini, hubungan
interpersonal antar pemimpin dan bawahan atau antar bawahan dianggap tidak penting dan
tidak mempengaruhi kinerja dari pegawai. Pemimpin di tipe 1 ini tidak akan memberikan
kepercayaan yang besar kepada bawahannya.
8. 7
Pemimpin ini juga tidak akan melibatnya pegawai lain dalam mengambil keputusan. Bagi
pegawai, mereka akan merasa takut dan selalu terintimidasi dalam melakukan kerja.
Komunikasi kepemimpinan yang terjadi dalam sistem 1 ini hanya terjadi satu arah yakni
komunikasi dari atasan ke bawahan. Komunikasi jenis ini berdasarkan pada struktur
organisasi dan kepemimpina.
2. Gaya Penguasa Semi Mutlak atau Benevolent Authoritative
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan seperti ini masih memiliki sifat otoritarian namun
sudah mulai terbuka dan memberikan kepercayaan pada bawahannya. Dalam sistem 2 ini,
pemimpin memiliki sifat task oriented namun menjalankan fungsi controlling untuk
mengawasi kinerja pegawainya. Gaya kepemimpinan ini juga sering disebut sebagai sistem
controlling.
Di sistem ini, bawahan sudah diberikan kepercayaan dan ruang untuk memberikan
pendapat dalam proses pengambilan keputusan. Pemimpin sudah memberikan kesempatan
untuk terjadinya komunikasi dari bawahan ke atasan, meskipun mayoritas komunikasi
yang terjadi dilakukan dari atasan ke bawahan. Komunikasi kepemimpinan yang
berlangsung pada sistem jenis ini juga masih terjadi dalam suasana formal sesuai dengan
jabatan ataupun struktur organisasi.
3. Gaya Pemimpin Penasihat atau Consultative
Pemimpin pada sistem 3 ini lebih bersifat terbuka dan sudah memberikan kepercayaan
lebih kepada bawahannya. Pemimpin tetap melakukan fungsi controlling namun dengan
proses negoisasi dan kolaborasi. Dalam sistem ini, bawahan memiliki hak dalam
mengemukakan pendapat dalam pengambilan keputusan, terutama keputusan yang
langsung berhubungan dengan tugas yang mereka kerjakan. Disini, komunikasi yang
terjadi sudah dua arah yakni dari atasan ke bawahan dan sebaliknya. Interaksi antar pribadi
sudah lebih sering dibandingkan dengan sistem 1 dan 2.
4. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
9. 8
Pemimpin dalam sistem 4 ini berkeyakinan bahwa organisasi akan berjalan lebih baik
dengan adanya partisipasi aktif dari pegawainya. Disini pemimpin sudah memiliki
kepercayaan dan keyakinan terhadap pegawainya. Pemimpin memberikan kepercayaan
kepada bawahannya untuk bisa mengambil keputusan. Komunikasi yang terjadi pun lebih
cair dengan alur atasan ke bawahan, bawahan ke atasan maupun bawahan ke bawahan.
Pemimpin juga memberikan motivasi kepada pegawainya dengan cara memberikan ruang
bagi mereka untuk berpartisipasi aktif dalam mewujudkan target organisasi. Proses
komunikasi dan pertukaran ide berlangsung dengan terbuka dari atasan ke bawahan
maupun sebaliknya.
II. Implementasi Komunikasi dan Model Kepempimpinan
Dalam suatu perusahaan sebuah komunikasi sangatlah penting. komunikasi kepemimpinan
sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam ruang lingkup komunikasi organisasi. Teori
komunikasi kepemimpinan bisa menjadi acuan bagi pemimpin dalam menerapkan gaya
komunikasi kepemimpinannya dalam menjalankan organisasinya. Secara umum, komunikasi
kepemimpinan memiliki beberapa fungsi seperti fungsi informatif, fungsi regulatif, fungsi
persuasif dan fungsi integratif.
Gaya kepemimpinan yang dipakai dalam perusahaan saya adalah gaya kepemimpinan yang
partisipasif dimana karyawan diberikan kepercayaan untuk dapat berpatisipasi dalam memberikan
pendapatnya sehingga dalam mencapai tujuan organisasi dapat terwujud dengan adanya partisipasi
dari bawahan.
III. Daftar Referensi
Modul 6 Kewirausahaan 1
http://oktaviafrida.blogspot.com/2015/02/komunikasi-dan-gaya-kepemimpinan.html
https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-kepemimpinan