Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
KEPEMIMPINAN
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang
bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu
tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya literatur yang mengkaji tentang
kepemimpinan dengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya. Kepemimpinan
tidak hanya dilihat dari bak saja, akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu
secara berencana dan dapat melatih calon-calon pemimpin.
Sejarah timbulnya kepemimpinan, sejak nenek moyang dahulu kala, kerjasama
dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan peradapan manusia.
Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial masyarakat atau kelompokkelompok manusia dalam rangka untuk mempertahankan hidupnya menentang
kebuasan binatang dan menghadapi alam sekitarnya. Berangkat dari kebutuhan
bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan mulai unsur-unsur
kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah
orang-orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati
secara bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan
bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain.
Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak
ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.
Dalam penyusunan makalah ini digunakan untuk mengangkat tema dengan
tujuan dapat membantu mengatasi masalah tentang kepemimpinan dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sosial di masyarakat.
1
2. 1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengertian pemimpin itu menurut para ahli?
2. Apa saja pengertian kepemimpinan itu?
3. Apa saja teori kelahiran pemimpinan itu?
4. Apa saja teori-teori kepemimpinan itu?
5. Bagaimana tipe dan gaya kepemimpinan?
6. Apa saja syarat-syarat kepemimpinan?
7. Bagaimana ciri-ciri kepemimpinan yang efektif?
1.3
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis merumuskan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud pemimpin menurut para ahli
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud kepemimpinan
3. Untuk mengetahui teori kelahiran pemimpinan
4. Untuk mengetahui teori-teori kepemimpinan
5. Untuk mengetahui tipe dan gaya kepemimpinan
6. untuk mengetahui syarat-syarat kepemimpinan
7. untuk mengetahui ciri-ciri kepemimpinan yang efektif
2
3. BAB II
PEMBAHASAN
1.5 A. Definisi Pemimpin Menurut Para Ahli dan Dalam Beberapa Kamus Modern
Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan Pendidikan
(1999).
Menyatakan pemimpin adalah individu manusia yang diamanahkan
memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah mencapai matlamat yang ditetapkan.
Miftha Thoha dalam bukunya Prilaku Organisasi (1983: 255). Pemimpin adalah
seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk
alasannya.
Kartini Kartono (1994 : 33). Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan disatu bidang,
sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
C.N. Cooley (1902). Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu
kecenderungan, dan pada kesempatan lain, semua gerakan sosial kalau diamati secara
cermat akan ditemukan kecenderungan yang memiliki titik pusat.
Henry Pratt Faiechild dalam Kartini Kartono (1994: 33). Pemimpin dalam
pengertian ialah seseorang yang dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial
dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang
lain atau melalui prestise, kekuasaan dan posisi. Dalam pengertian yang terbatas,
3
4. pemimpin ialah seorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan kualitaskualitas persuasifnya dan ekseptansi/penerimaan secara sukarela oleh para
pengikutnya.
Sam Walton. Pemimpin besar akan berusaha menanamkan rasa percaya diri
pada para pendukung. Jika orang memiliki percaya diri tinggi, maka kita akan
terkejut pada hasil luar biasa yang akan mereka raih.
Rosalynn Carter. “Seorang pemimpin biasa membawa orang lain ke tempat
yang ingin mereka tuju”. Seorang pemimpin yang luar biasa membawa para
pendukung ke tempat yang mungkin tidak ingin mereka tuju, tetapi yang harus
mereka tuju.
John Gage Alle. Leader…a guide; a conductor; a commander” (pemimpin itu
ialah pemandu, penunjuk, penuntun; komandan).
Jim Collin. Mendefinisikan pemimpin memiliki beberapa tingkatan, terendah
adalah pemimpin yang andal, kemudian pemimpin yang menjadi bagian dalam tim,
lalu pemimpin yang memiliki visi, tingkat yang paling tinggi adalah pemimpin yang
bekerja bukan berdasarkan ego pribadi, tetapi untuk kebaikan organisasi dan
bawahannya.
Modern Dictionary Of Sociology (1996). Pemimpin (leader) adalah seseorang
yang menempati peranan sentral atau posisi dominan dan pengaruh dalam kelompok
(a person who occupies a central role or position of dominance and influence in a
group).
C.N.
Cooley
dalam
“
The
Man
Nature
and
the
Social
Order’.
Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan, dan sebaliknya,
4
5. semua gerakan sosial, kalau diamat-amati secara cermat, akan ditemukan di dalamnya
kecenderungan-kecenderungan yang mempunyai titik pusat.
I . Redl dalam “Group Emotion and Leadership”. Pemimpin adalah seorang
yang menjadi titik pusat yang mengintegrasikan kelompok.
J.L. Borwn dalam “Psychology and the Social Order”. Pemimpin tidak dapat
dipisahkan dengan kelompok, tetapi dapat dipandang sebagai suatu posisi yang
memiliki potensi yang tinggi dibidangnya.
Kenry Pratt Fairchild dalam “Dictionary of Sociologi and Related Sciences”.
Pemimpin dapat dibedakan dalam 2 arti; Pertama, pemimpin arti luas, sesorang yang
memimpin dengan cara mengambil inisiatif tingkah laku masyarakat secara
mengarahkan, mengorganisir atau mengawasi usaha-usaha orang lain baik atas dasar
prestasi, kekuasaan atau kedudukan. Kedua, pemimpin arti sempit, seseorang yang
memimpin dengan alat-alat yang meyakinkan, sehingga para pengikut menerimanya
secara suka rela.
Dr. Phil. Astrid S. Susanto. Pemimpin adalah orangyang dianggap mempunyai
pengaruh terhadap sekelompok orang banyak.
Ensiklopedia Administrasi (disusun oleh Staf Dosen Balai Pembinaan
Administrasi Universitas Gadjah Mada). Pemimpin (Leader) adalah orang yang
melakukan kegiatan atau proses mempengaruhi orang lain dalam situasi tertentu,
melalui proses komunikasi, yang diarahkan guna mencapai tujuan/tujuan-tujuan
tertentu.
5
6. 1.6 B. Pengertian Kepemimpinan
Secara sederhana, apabila berkumpul tiga orang atau lebih kemudian salah
seorang di antara mereka “mengajak” teman-temannya untuk melakukan sesuatu
(Apakah: nonton film, bermain sepak bola, dan lain-lain). Pada pengertian yang
sederhana orang tersebut telah melakukan “kegiatan memimpin”, karena ada unsur
“mengajak” dan mengkoordinasi, ada teman dan ada kegiatan dan sasarannya. Tetapi,
dalam merumuskan batasan atau definisi kepemimpinan ternyata bukan merupakan
hal yang mudah dan banyak definisi yang dikemukakan para ahli tentang
kepemimpinan yang tentu saja menurut sudut pandangnya masing-masing. Beberapa
definisi yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
1) Koontz
dan
O’donnel,
mendefinisikan
kepemimpinan
sebagai
proses
mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh
untuk meraih tujuan kelompoknya.
2) Wexley dan Yuki (1977), kepemimpinan mengandung arti mempengaruhi orang
lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubah tingkah
laku mereka.
3) Georger R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang
untuk bersedia berusaha mencapai tujuan bersama.
4) Pendapat lain, kepemimpinan merupakan suatu proses dengan berbagai cara
mempengaruhi orang atau sekelompok orang.
Dari keempat definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sudut pandang yang
dilihat oleh para ahli tersebut adalah kemampuan mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan bersama.
Definisi lain, para ahli kepemimpinan merumuskan definisi, sebagai berikut:
1) Fiedler (1967), kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara
individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap
kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan.
6
7. 2) John Pfiffner, kepemimpinan adalah kemampuan mengkoordinasikan dan
memotivasi orang-orang dan kelompok untuk mencapai tujuan yang di kehendaki.
3) Davis (1977), mendefinisikan kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengajak
orang lain mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan penuh semangat.
4) Ott (1996), kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan antar
pribadi yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan
khususnya perilaku orang lain.
5) Locke et.al. (1991), mendefinisikan kepemimpinan merupakan proses membujuk
orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran bersama Dari kelima
definisi ini, para ahli ada yang meninjau dari sudut pandang dari pola hubungan,
kemampuan mengkoordinasi, memotivasi, kemampuan mengajak, membujuk dan
mempengaruhi orang lain.
Dari beberapa definisi di atas, ada beberapa unsur pokok yang mendasari atau
sudut pandang dan sifat-sifat dasar yang ada dalam merumuskan definisi
kepemimpinan, yaitu:
a. Unsur-unsur yang mendasari
Unsur-unsur
yang
mendasari
kepemimpinan
dari
definisi-definisi
yang
dikemukakan di atas, adalah:
(1) Kemampuan mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan).
(2) Kemampuan mengarahkan atau
memotivasi tingkah laku orang lain atau
kelompok.
(3) adanya unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
b. Sifat dasar kepemimpinan
Sifat-sifat yang mendasari kepemimpinan adalah kecakapan memimpin. Paling
tidak, dapat dikatakan bahwa kecakapan memimpin mencakup tiga unsur
kecakapan pokok, yaitu:
7
8. 1) Kecakapan memahami individual, artinya mengetahui bahwa setiap manusia
mempunyai daya motivasi yang berbeda pada berbagai saat dan keadaan yang
berlainan.
2) Kemampuan untuk menggugah semangat dan memberi inspirasi.
3) Kemampuan untuk melakukan tindakan dalam suatu cara yang dapat
mengembangkan
suasana
(iklim)
yang
mampu
memenuhi
dan
sekaligus
menimbulkan dan mengendalikan motivasi-motivasi. Pendapat lain, menyatakan
bahwa kecakapan memimpin mencakup tiga unsur pokok yang mendasarinya, yaitu :
[1] Seseorang pemimpin harus memiliki kemampuan persepsi sosial [sosial
perception].
[2] Kemampuan berpikir abstrak [abilitiy in abstrakct thinking].
[3] Memiliki kestabilan emosi [emosional stability].
Kemudian dari definisi Locke, yang dikemukakan di atas, dapat dikategorikan
kepemimpinan menjadi 3 [tiga] elemen dasar, yaitu:
1) Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi [relation consept], artinya
kepemimpinan hanya ada dalam relasi dengan orang lain, maka jika tiadak ada
pengikut atau bawahan, tak ada pemimpin. Dalam defines Locke, tersirat premis
bahwa para pemimpin yang efektif harus mengetahui bagaimana membangkitkan
inspirasi dan berelasi dengan para pengikut mereka.
2)
Kepemimpinan merupakan suatu proses, artinya proses kepemimpinan lebih
dari sekedar menduduki suatu otoritas atau posisi jabatan saja, karena dipandang
tidak cukup memadai untuk membuat seseorang menjadi pemimpin, artinya seorang
pemimpin harus melakukan sesuatu. Maka menurut Burns (1978), bahwa untuk
menjadi pemimpin seseorang harus dapat mengembangkan motivasi pengikut secara
terus menerus dan mengubah perilaku mereka menjadi responsif.
8
9. 3)
Kepemimpinan berarti mempengaruhi orang-orang lain untuk mengambil
tindakan, artinya seorang pemimpin harus berusaha mempengaruhi pengikutnya
dengan berbagai cara, seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan
model (menjadi teladan), penetapan sasaran, memberi imbalan dan hukuman,
restrukrisasi organisasi, dan mengkomunikasikan sebuah visi. Dengan demikian,
seorang pemimpin dapat dipandang efektif apabila dapat membujuk para pengikutnya
untuk meninggalkan kepentingan pribadi mereka demi keberhasilan organisasi
Dari definisi-definisi di atas, paling tidak dapat ditarik kesimpulan yang sama ,
yaitu masalah kepemimpinan adalah masalah sosial yang di dalamnya terjadi
interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai
tujuan bersama, baik dengan cara mempengaruhi, membujuk, memotivasi dan
mengkoordinasi. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utama seorang pemimpin
dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya
dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu yaitu pemimpin
harus
mempu
melibatkan
seluruh
lapisan
organisasinya,
anggotanya
atau
masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan
kontribusi yang posetif dalam usaha mencapai tujuan.
1.7 C. Teori Kelahiran Pemimpin
Para ahli teori kepemimpinan telah mengemukakan beberapa teori tentang
timbulnya Seorang Pemimpin. Dalam hal ini terdapat 3 (tiga) teori yang menonjol
(Sunindhia dan Ninik Widiyanti, 1988:18), yaitu:
1. Teori Genetik
Penganut teori ini berpendapat bahwa, “pemimpin itu dilahirkan dan bukan
dibentuk” [Leaders are born and not made]. Pandangan terori ini bahwa, seseorang
akan menjadi pemimpin karena “keturunan” atau ia telah dilahirkan dengan
“membawa bakat” kepemimpinan. Teori keturunan ini, dapat saja terjadi, karena
9
10. seseorang dilahirkan telah “memiliki potensi” termasuk “memiliki potensi atau
bakat” untuk memimpin dan inilah yang disebut dengan faktor “dasar”. Dalam
realitas,
teori keturunan ini biasanya dapat terjadi di kalangan bangsawan atau
keturunan raja-raja, karena orang tuanya menjadi raja maka seorang anak yang lahir
dalam keturunan tersebut akan diangkan menjadi raja.
2. Teori Sosial
Penganut teori ini berpendapat bahwa,
seseorang yang menjadi pemimpin
dibentuk dan bukan dilahirkan (Leaders are made and not born). Penganut teori
berkeyakinan bahwa semua orang itu sama dan mempunyai potensi untuk menjadi
pemimpin. Tiap orang mempunyai potensi atau bakat untuk menjadi pemimpin,
hanya saja paktor lingkungan atau faktor pendukung yang mengakibatkan potensi
tersebut teraktualkan atau tersalurkan dengan baik dan inilah yang disebut dengan
faktor “ajar” atau “latihan”.
Pandangan penganut teori ini bahwa, setiap orang dapat dididik, diajar, dan
dilatih untuk menjadi pemimpin. Intinya, bahwa setiap orang memiliki potensi untuk
menjadi pemimpin, meskipun dia bukan merupakan atau berasal dari keturunan dari
seorang pemimpin atau seorang raja, asalkan dapat dididik, diajar dan dilatih untuk
menjadi pemimpin.
3. Teori Ekologik
Penganut teori ini berpendapat bahwa, seseorang akan menjadi pemimpin yang
baik “manakala dilahirkan” telah memiliki bakat kepemimpinan. Kemudian bakat
tersebut dikembangkan melalui pendidikan, latihan, dan pengalaman-pengalaman
yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang telah
dimiliki.
Jadi, inti dari teori ini yaitu seseorang yang akan menjadi pemimpin merupakan
perpaduan antara faktor keturunan, bakat, dan lingkungan yaitu faktor pendidikan,
10
11. latihan dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan bakat tersebut dapat
teraktualisasi dengan baik.
Selain ketiga teori tersebut, muncul pula teori keempat yaitu Teori Kontigensi
atau Teori Tiga Dimensi. Penganut teori ini berpendapat bahwa, ada tiga faktor yang
turut berperan dalam proses perkembangan seseorang menjadi pemimpin atau tidak,
yaitu:
(1) Bakat kepemimpinan yang dimilikinya.
(2) Pengalaman pendidikan, latihan kepemimpinan yang pernah diperolehnya,
(3) Kegiatan sendiri untuk mengembangkan bakat kepemimpinan tersebut.
Teori ini disebut dengan teori serba kemungkinan dan bukan sesuatu yang pasti,
artinya seseorang dapat menjadi pemimpin jika memiliki bakat, lingkungan yang
membentuknya,
kesempatan
dan
kepribadian,
motivasi
dan
minat
yang
memungkinkan untuk menjadi pemimpin.
Menurut Ordway Tead, bahwa timbulnya seorang pemimpin, karana :
(1) Membentuk diri sendiri (self constituded leader, self mademan, born leader).
(2) Dipilih oleh golongan, artinya ia menjadi pemimpin karena jasa-jasanya, karena
kecakapannya, keberaniannya dan sebagainya terhadap organisasi.
(3) Ditunjuk dari atas, artinya ia menjadi pemimpin karena dipercaya dan disetujui
oleh pihak atasannya. 1
1
Mujiono, Imam. 2002. Kepemimpinan dan Keorganisasian. Yogyakarta: UII Press. 18
11
12. 1.8 D. Teori Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji
sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara
efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya
mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang
kepemimpinan antara lain :
1. Teori Kepemimpinan Sifat (Trait Theory)
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian
pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang
kemudian teori ini dikenal “The Greatma Theory”. Dalam perkembangannya, teori ini
mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa
sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai
melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat-sifat itu antara lain: sifat fisik, mental dan
kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap
keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain:
a) Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di
atas kecerdasan rat-rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang
lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
b) Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun
eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan
12
13. stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panic dan goyah dalam
mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
c) Motivasi diri dan dorongan berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta
dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja
yang optimal, efektif dan efisien.
d) Sikap hubungan kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya
mampu berpihak kepadanya.
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini
memiliki kecenderungan kearah 2 hal, yaitu:
Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin
yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada
dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan
bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang
memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat
instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil
yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi pula.
13
14. 3. Teori kewibawaan pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab
dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain
baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk
melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
4. Teori kepemimpinan situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus
bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
5. Teori kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang
positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
1.9 E. Tipe dan Gaya Kepemimpinan
Kartini Kartono menjelaskan bahwa tipe kepemimpinan terbagi atas:
1. Tipe Kharismatik
Tipe ini mempunyai daya tarik dan pembawaan yang luar biasa, sehingga mereka
mempunyai pengikut yang jumlahnya besar. Kesetiaan dan kepatuhan pengikutnya
timbul dari kepercayaan terhadap pemimpin itu. Pemimpin dianggap mempunyai
kemampuan yang diperoleh dari kekuatan
Yang Maha Kuasa.
2. Tipe Paternalistik
Tipe Kepemimpinan dengan sifat-sifat antara lain;
a. Menganggap bawahannya belum dewasa
14
15. b. bersikap terlalu melindungi
c. Jarang memberi kesempatan bawahan untuk mengambil keputusan
d. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
3. Tipe Otoriter
Pemimpin tipe otoriter mempunyai sifat sebagai berikut:
a. Pemimipin organisasi sebagai miliknnya
b. Pemimpin bertindak sebagai dictator
c. Cara menggerakkan bawahan dengan paksaan dan ancaman.
4. Tipe Militeristik
Dalam tipe ini pemimpin mempunyai siafat sifat:
a. menuntut kedisiplinan yang keras dan kaku
b. lebih banyak menggunakan system perintah
c. menghendaki keputusan mutlak dari bawahan
d. Formalitas yang berlebih-lebihan
e. Tidak menerima saran dan kritik dari bawahan
f. Sifat komunikasi hanya sepihak
5. Tipe Demokrasi
Tipe demokrasi mengutamkan masalah kerja sama sehingga terdapat koordinasi
pekerjaan dari semua bawahan. Kepemimpinan demokrasi menghadapi potensi sikap
individu, mau mendengarkan saran dan kritik yang sifatnya membangun. Jadi
pemimpin menitik beratkan pada aktifitas setiap anggota kelompok, sehingga semua
unsure organisasi dilibatkan dalam akatifitas, yang dimulai penentuan tujuan,,
pembuatan rencana keputusan, disiplin.
15
16. 2.0 F . Syarat-syarat Kepemimpinan
Ada tiga hal penting dalam konsepsi kepemimpinan antara lain:
1. Kekuasaan
Kekuasaaan adalah otorisasi dan legalitas yang memberikan wewenang kepada
pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu
dalam rangka penyelesaian tugas tertentu.
2. Kewibawaan
Kewibawaan merupakan keunggulan, kelebihan, keutamaan sehingga pemimpin
mampu mengatur orang lain dan patuh padanya.
3. Kemampuan
Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan kecakapan secara teknis
maupun social, yang melebihi dari anggota biasa. Sementara itu Stodgill yang dikutip
James A. Lee menyatakan pemimpin itu harus mempunyai kelebihan sebagai
persyaratan, antara lain:
1. Kepastian, kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara, kemampuan menilai.
2. Prestasi, gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu.
3. Tangggung jawab, berani, tekun, mandiri, kreatif, ulet, percaya diri, agresif.
4. Partisipasi aktif, memiliki stabilitas tinmggi, kooperatif, mampu bergaul.
5. Status, kedudukan social ekonomi cukup tinggi dan tenar.
16
17. 2.1 G. Ciri-ciri Kepemimpinan Yang Efektif
WA. Gerungan menjelaskan bahwa seorang pemimpin paling tidak harus memiliki
tiga ciri, yaitu:
1. Penglihatan Sosial
Artinya suatu kemampuan untuk melihat dan mengerti gejala-gejala yang timbul
dalam masyarakat sehari-hari.
2. Kecakapan Berfikir Abstrak
Dalam arti seorang pemimpin harus mempunyai otak yang cerdas, intelegensi yang
tingggi. Jadi seorang pemimpin harus dapat menganalisa dan mumutuskan adanya
gejala yang terjadi dalam kelompoknya, sehingga bermanfaat dalam tujuan
organisasi.
3. Keseimbangan Emosi
Orang yang mudah naik darah, membuat ribut menandakan emosinya belum mantap
dan tidak memililki keseimbangan emosi. Orang yang demikian tidak bisa jadi
pemimpin sebab seorang pemimpin harus mampu membuat suasana tenang dan
senang. Maka seorang pemimpin harus mempunyai keseimbangan emosi.
17
18. BAB III
PENUTUP
2.2
Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan
atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok,
memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh
kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi
orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi
proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku
pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan
budayanya.
Seorang pemimpin yang baik harus memiliki integritas (kepribadian),
intelektual (pengetahuan), intelegensi (spiritual), skill atau kemampuan/keahlian,
memiliki power atau dapat mempengaruhi orang lain, mau belajar, mendengar dan
siap dikritik. Apabila ketujuh isi dari esensi/hakikat kepemimpinan tersebut telah
dimiliki oleh seorang pemimpin maka pemimpin tersebut akan arif dan bijaksana.
2.2 Saran
Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar bisa mengambil
manfaat tentang pentingnya kepemimpinan yang efektif bagi setiap insan dan
diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat sehingga kehidupan
bermasyarakat dan bersosialisasi dapat berjalan dengan baik.
18
19. DAFTAR PUSTAKA
Mujiono, Imam. 2002. Kepemimpinan dan Keorganisasian. Yogyakarta: UII Press.
Teguh, Mochammad, dkk. 2001. Latihan Kepemimpinan Islam Tingkat Dasar [LKID].
Yogyakarta: UII Press.
2010."Pengertian kepemimpinan menurut para ahli". (Online).
(Http://Izmanyzz.wordpress.com/2010/09/04/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli)
2011. "Hakekat dan Teori Kepemimpinan". (Online).
(Http://duniabaca.com/hakekat -dan-teori-kepemimpinan.html)
19