Dokumen tersebut membahas cara membangun dan mempertahankan kolaborasi tim kesehatan yang efektif. Beberapa cara yang disebutkan antara lain memiliki tujuan yang jelas, merekrut anggota tim yang memiliki kemampuan berkolaborasi, memberikan dorongan psikologis untuk saling mengenal, mengadakan pertemuan rutin, serta mengakui kontribusi setiap anggota. Dokumen selanjutnya membahas sistem pelayanan kesehat
1. Lembar Tugas Mandiri Kolaborasi Tim Kesehatan
Ayudewi Komala Indriastuti
1306414311
Fakultas Kedokteran Gigi
8. Bagaimana cara membangun dan mempertahankan kolaborasi tim kesehatan yang
efektif ?
Setiap kelompok atau tim akan melalui beberapa tahap sebagai anggota mengenal satu
sama lain dan belajar tentang mereka, keterampilan dan kontribusi potensial, membangun rasa
kepercayaan dan tujuan bersama, membangun peran yang efektif dan hubungan kerja dan secara
bertahap meningkatkan mengambil tanggung jawab atas keputusan dan kegiatan. Tugas-tugas
dapat dibagi lagi menjadi yang berkaitan dengan peran dan hubungan kerja dan orang-orang
yang terkait dengan tim menjadi lebih otonom. Cara yang dapat dilakukan yaitu :
1. Memiliki tujuan yang jelas atau terarah.
2. Merekrut staf yang dapat bekerjasama dengan baik, yang memiliki kriteria:
Memiliki kepedulian terhadap sesama anggota.
Kemampuan untuk melihat halyang mungkin mempengaruhi kesehatan
individu, termasuk faktor biologi, faktor psikologis dan sosial.
Fleksibel dan memiliki Pengetahuan yang cukup luas.
Memahami arti perbedaan dari setiap kebudayaan dan kepribadian setiap
anggota.
Pengetahuan tentang tuntutan dan harapan dari perawatan primer,
bagaimana fungsi perawatan primer dan perannya dalam sistem kesehatan
secara keseluruhan.
Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
2. 3. Memberikan dorongan secara psikologis agar tiap anggota tim dapat saling mengenal
satu sama lain
4. Memastikan setiap anggota selalu bertemu dalam beberapa periode Memastikan bahwa
setiap anggota tim selalu bertemu dalam periode waktu tertentu
5. Pastikan bahwa setiap anggota tim dapat memberikan kontribusi mereka masing-masing
baik itu saat menjadi anggota kepengurusan maupun saat diselenggarakannya suatu rapat
6. Selalu menginformasikan informasi terbarukan bagi setiap anggota tim agar tidak ada
bagian tim yang tertinggal informasi
7. Identifikasi kemungkinan konflik yang akan terjadi, agar dapat mencegah dan mencari
jalan keluar sebelum konflik itu terjadi.
Untuk mempertahankan Kolaborasi Tim Kesehatan secara efetif diperlukan cara :
1. Komunikasi harus terus terjalin dalam 1 tim
2. Pertemuan rutin dimana semua anggota terlibat
3. Pengakuan kontribusi dari anggota tim
4. Mereview keefektifan cara kerja anggota tim
5. Tim akan bekerja secara efektif dengan cara mengkoordinasikan usaha mereka
untuk mencapai tujuan, mereka harus mengadakan pertemuan agar dapat berbagi
informasi, keputusan dapat dibuat secara kolektif, dan pemahaman bersama
tentang tugas-tugas dapat dikembangkan. Sebuah komponen penting adalah
membangun pemahaman bersama dari pekerjaan, dan sesuai dengan proses untuk
memberikan perawatan pasien berkualitas tinggi.
9. Jelaskan secara singkat sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, terutama bagian
subsistem upaya kesehatan. Berikan contoh kolaborasi tim kesehatan yang dapat
dilakukan di pelayanan kesehatan tingkat pertama/primer.
I.
Sistem Kesehatan Nasional
a. Pengertian Sistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap
3. langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka
mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.
Sistem Kesehatan Nasional disusun dengan memperhatikan pendekatan revitalisasi
pelayanan kesehatan dasar (primary health care) yang meliputi: 1) Cakupan pelayanan kesehatan
yang adil dan merata, 2) Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat, 3)
Kebijakan pembangunan kesehatan, dan 4) Kepemimpinan
b. Tujuan Sistem Kesehatan Nasional
Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi
bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan berdaya
guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
c. Landasan Sistem Kesehatan Nasional
1. Landasan Idiil, yaitu Pancasila.
2.Landasan Konstitusional, yaitu UUD 1945
3.Landasan Operasional meliputi seluruh ketentuan peraturan perundangan yang berkaitan
dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan kesehatan.
c. Subsistem Sistem Kesehatan Nasional
1) Upaya Kesehatan
Pengelolaan upaya kesehatan yang terpadu, berkesinambungan, paripurna, dan berkualitas,
meliputi upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan, yang diselenggarakan
guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Unsur-Unsur
upaya kesehatan yaitu :
Upaya Kesehatan : Pelayanan kesehatan meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan,
dan pemulihan, baik pelayanan kesehatan konvensional maupun pelayanan kesehatan
yang terdiri dari pengobatan tradisional dan komplementer.
Sumber Daya Upaya Kesehatan : SDM kesehatan, biaya, sarana dan prasarana, termasuk
fasilitas pelayanan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan, serta manajemen dan
sistem informasi kesehatan yang memadai guna terselenggaranya upaya kesehatan.
4.
Pembinaan dan Pengawan Upaya Kesehatan : Pembinaan dan pengawasan upaya
kesehatan dilakukan secara berjenjang melalui standarisasi, sertifikasi, lisensi, akreditasi,
dan penegakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah bersama dengan organisasi
profesi dan masyarakat.
Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan : kesehatan yang berhasil guna dan
berdaya guna. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan didasarkan pada masalah
kesehatan prioritas, sumber daya kesehatan
Upaya Kesehatan terbagi 3 :
Primary Health Service ( Upaya Kesehatan Primer)
Upaya kesehatan primer adalah upaya kesehatan dimana terjadi kontak pertama
pelayanan kesehatan, termasuk penanggulangan bencana dan pelayanan gawat darurat. Di
Indonesia, pelayanan kesehatan primer adalah Puskesmas. Pelayanan kesehatan yang
bersifat pokok atau basic health services.
Bersifat rawat jalan (ambulatory/out patient services).
Dapat dilaksanakan di rumah, tempat kerja, ataupun fasilitas pelayanan
kesehatan, contohnya Puskesmas.
Terdapat: Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer dan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat Primer.
Contoh :
-
Kolaborasi antara Dokter dan Apoteker di Puskesmas
-
Kolaborasi penyuluh kesehatan (KM) dengan Dokter/Dokter gigi
-
Kolaborasi perawat dengan Dokter/Dokter Gigi
-
Kolaborasi Bidan dengan Perawat
Secondary Health Service ( Upaya kesehatan Sekunder)
Upaya kesehatan sekunder adalah upaya kesehatan rujukan lanjutan dari pelayanan
kesehatan primer. Pelayanan kesehatn sekunder memberikan fasilitas sarana dan
prasarana bagi masyarakat yang dirujuk oleh pelayanan kesehatan tingkat sekunder dan
mendapat dukungan dari pelayanan kesehatan tingkat tersier. Dilaksanakan oleh dokter
spesialis atau dokter yang sudah mendapatkan pendidikan khusus. Contoh pelayanan
kesehatan tingkat sekunder di Indonesia adalah Rumah Sakit kelas C. Terdapat Pelayanan
Kesehatan Perorangan Sekunder dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sekunder.
5.
Tertiary Health Service ( Upaya Kesehatan Tersier)
Upaya kesehatan tersier adalah tingkat pelayanan kesehatan yang menerima rujukan
unggulan kesehatan dari pelayanan kesehatan masyarakat sekunder dan memberikan
fasilitas dalam bentuk sarana, teknologi, sumber daya manusia kesehatan, dan rujukan
operasional. Merupakan tanggung jawab Dinkes Provinsi dan Kemkes sebagai tenis
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat yang menerima rujukan ke pelayanan kesehatan
tingkat tersier. Contoh pelayanan kesehatan tingkat tersier di Indonesia adalah Rumah
sakit kelas A dan B. Dilaksanakan oleh dokter subspesialis atau dokter spesialis yang
telah mendapatkan pendidikan khusus. Terdapat Pelayanan Kesahatan Perorangan Tersier
dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tersier.
2) Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan bersumber dari berbagai sumber, yakni: Pemerintah, Pemerintah
Daerah, swasta, organisasi masyarakat, dan masyarakat itu sendiri. Pembiayaan pelayanan
kesehatan masyarakat merupakan public good yang menjadi tanggung-jawab pemerintah,
sedangkan untuk pelayanan kesehatan perorangan pembiayaannya bersifat private, kecuali
pembiayaan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu menjadi tanggung-jawab pemerintah.
3) Sumber Daya Manusia Kesehatan
Pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan meliputi:
Perencanaan kebutuhan sumber daya manusia yang diperlukan,
Pengadaan yang meliputi pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan SDM Kesehatan,
Pendayagunaan SDM Kesehatan, termasuk peningkatan kesejahteraannya, dan
Pembinaan serta pengawasan SDM Kesehatan.
4) Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan
Meliputi berbagai kegiatan untuk menjamin: aspek keamanan, khasiat/ kemanfaatan dan
mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan yang beredar; ketersediaan, pemerataan, dan
keterjangkauan obat, terutama obat esensial; perlindungan masyarakat dari penggunaan yang
salah dan penyalahgunaan obat; penggunaan obat yang rasional; serta upaya kemandirian di
bidang kefarmasian.
6. 5) Manajemen dan Informasi Kesehatan
Subsistem ini meliputi: kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, hukum kesehatan,
dan informasi kesehatan
6) Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat sangat penting karena masyarakat termasuk swasta mampu
dan mau berperan sebagai pelaku pembangunan kesehatan. Dalam pemberdayaan masyarakat
meliputi pula upaya peningkatan lingkungan sehat oleh masyarakat sendiri.
Referensi :
1.Standar Kesehatan Nasional tahun 2009
2. The Health Care Team.Team.Working and Effectiveness in Health Care.
3.Family Health Teams.2005. Guide to Collaborative Team Practice.