SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
LTM Topik 1: Pendidikan/edukasi Kesehatan Klien dalam Praktek Keperawatan 
Promosi Kesehatan, Kelas A 
Rumusan Masalah. 
1. Apakah hubungan antara pendidikan atau edukasi pasien dan discharge 
planning? 
2. Bagaimana proses pengintegrasian pendidikan kesehatan ke dalam praktek 
keperawatan? 
3. Bagaimana model proses dalam pendidikan kesehatan pasien? 
Hubungan antara Pendidikan atau Edukasi Pasien dan Discharge Planning. 
Pendidikan atau edukasi Pasien 
Perawat mengemban beberapa peran saat mereka memberi asuhan kepada kliennya, 
salah satunya adalah sebagai pendidik/edukator. Perawat membantu klien 
mengenal kesehatan dan prosedur asuhan kesehatan guna memulihkan atau 
memelihara kesehatan klien. Perawat mengkaji kebutuhan belajar dan kesiapan 
belajar klien, menentukan tujuan belajar khusus bersama klien, menerapkan strategi 
pendidikan, dan mengukur hasil belajar. Kebutuhan belajar berubah seiring 
perubahan status kesehatan klien, oleh karena itu perawat harus terus mengkaji 
kondisi mereka (Kozier et al., 2004). Pendidikan klien membantu klien dalam 
mengambil keputusan tentang pelayanannya dan membantunya menjadi lebih sehat 
dan mandiri (Behar Horenstein et al., 2005; Oerman et al., 2002 dalam Potter dan 
Perry, 2009). 
Tujuan pendidikan kesehatan adalah membantu individu, keluarga, atau komunitas 
untuk mencapai tingkat kesehatan optimal (Edelman dan Mandle, 2006 dalam 
Potter dan Perry, 2009). Menurut Potter dan Perry (2009), pendidikan kesehatan 
yang komprehensif meliputi tiga tujuan penting: 
1. Pemeliharaan dan Promosi Kesehatan serta Pencegahan Penyakit
Perawat memberikan informasi dan keterampilan yang dapat mengubah 
perilaku klien menjadi lebih sehat. Hal ini dapat dilakukan di sekolah, rumah, 
klinik, atau tempat kerja. Promosi perilaku sehat melalui edukasi 
memungkinkan klien mengambil tanggung jawab yang lebih besar terhadap 
kesehatannya. 
2. Pemulihan Kesehatan 
Klien yang sakit atau cedera membutuhkan informasi dan keterampilan yang 
membantu mereka mencapai kembali tingkat kesehatannya. Klien yang sedang 
menjalani pemulihan dan beradaptasi terhadap perubahan akibat penyakit 
biasanya mencari informasi tentang kondisinya. Namun, ada beberapa klien 
yang sulit beradaptasi terhadap penyakit sehingga menjadi pasif dan tidak 
berminat untuk belajar. Sebagai perawat, kita belajar mengidentifikasi 
kesediaan dan minat belajar klien (Redman, 2007 dalam Potter dan Perry, 
2009). 
3. Beradaptasi dengan Gangguan Fungsi 
Tidak seluruh klien akan pulih dari penyakit atau cederanya. Banyak dari 
mereka harus beradaptasi dengan perubahan kesehatan permanen. Disini 
keluarga klien harus mengerti dan menerima perubahan klien. Kemampuan 
keluarga untuk mendukung klien berasal dari edukasi. Perawat harus 
mengajarkan anggota keluarga untuk membantu klien dengan manajemen 
pelayanan kesehatan misal keluarga pada klien ketergantungan obat akan 
belajar beradaptasi terhadap efek emosional dari kondisi kronis dan dukungan 
psikososisal. 
Discharge planning 
Discharge planning atau perencanaan pulang adalah proses mempersiapkan klien 
untuk meninggalkan satu tingkat asuhan ke tingkat lain di dalam atau di luar 
institusi layanan kesehatan saat ini (Kozier et al., 2004). Umumnya perencanaan 
pulang mengacu pada pemulangan klien dari rumah sakit ke rumah. Namun 
perencanaan pulang juga terjadi antar tatanan perawatan. Klien dapat pindah dari 
rumah sakit ke institusi layanan kesehatan jangka panjang, dari unit medis ke unit
rehabilitasi, dari pusat rehabilitasi ke rumah, dari unit medis ke unit perawatan 
intensif dan lain sebagainya. 
Hubungan antara pendidikan/edukasi pasien dan discharge planning 
Tiap instansi biasanya memiliki kebijakan dan prosedur sendiri terkait perencanaan 
pulang, banyak instansi memiliki perencana pemulangan, seorang profesional 
layanan kesehatan mengoordinasi pemindahan dan bertindak sebagai penghubung 
antara institusi yang memulangkan pasien dan yang menerima pasien. Menurut 
Kozier et al., 2004, perawat seringkali mengemban tanggung jawab ini dalam 
memberikan kontinuitas asuhan. 
Kontinuitas asuhan adalah koordinasi layanan kesehatan oleh penyedia layanan 
kesehatan bagi klien yang berpindah dari satu tatanan layanan kesehatan ke tatanan 
lain. Untuk menjamin kontinuitas asuhan perawat harus menyelesaikan beberapa 
tugas, salah satunya yaitu perawat harus mulai menyusun perencanaan pulang untuk 
semua klien saat mereka masuk ke tatanan layanan kesehatan (Kozier et al., 2004). 
KESIMPULAN 
Perencanaan pulang perlu disusun sejak klien masuk ke instansi, terutama di rumah 
sakit dengan masa rawat inap yang semakin singkat, klien masih membutuhkan 
bantuan dalam memahami situasi mereka, membuat keputusan perawatan 
kesehatan, dan mempelajari perilaku kesehatan baru. Disini pendidikan kesehatan 
merupakan salah satu peran keperawatan yang penting. Perawat memberikan 
informasi melalui pendidikan kesehatan kepada klien yang membutuhkan 
perawatan diri untuk memastikan kontinuitas pelayanan dari rumah sakit ke rumah 
(Falvo, 2004 dalam Potter dan Perry, 2009). Informasi penting sebelum pulang 
mencakup informasi tentang obat-obatan, pembatasan diet dan aktifitas, tanda-tanda 
komplikasi yang perlu dilaporkan ke dokter, janji tindak lanjut dan nomor 
telepon, dan tempat memperoleh peralatan. Perawat juga perlu mendemonstrasikan 
cara melakukan terapi yang diperlukan dengan aman. Informasi perlu diberkan 
secara verbal dan secara tertulis.
Proses Pengintegrasian Pendidikan Kesehatan ke dalam Praktek 
Keperawatan 
Pendidikan kesehatan merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh 
perawat. National League of Nursing Education (NLNE) mengamati bahwa 
pendidikan kesehatan memiliki arti penting dalam lingkup praktik keperawatan, 
termasuk tanggung jawab promosi kesehatan dan pencegahan penyakit di 
lingkungan sekolah, rumah, rumah sakit, dan industri. Seiring berjalannya waktu, 
NLNE menyatakan bahwa perawat pada dasarnya adalah seorang guru dan agen 
kesehatan tanpa memandang lingkungan tempat praktik. Pendidikan keperawatan 
harus di integrasikan ke dalam praktek keperawatan agar dapat mempermudah klien 
dalam mencapai tingkat kesejahteraannya. Terdapat hubungan antara proses 
keperawatan dan pengajaran (Redman, 2007). Proses keperawatan berbeda dari 
proses pengajaran karena membutuhkan pengkajian dari seluruh data dan 
menentukan kesehatan total klien, sedangkan proses pengajaran berfokus pada 
kebutuhan belajar, kesediaan, serta kemampuan belajar klien. 
Proses awal yang harus dilakukan adalah pengkajian. Perawat harus mengkaji 
faktor-faktor yang dapat memengaruhi kemampuan belajar klien. Pengkajian yang 
efektif akan menjadi dasar pengajaran klien individu (Wingard, 2005). Dengan 
melakukan pengkajian rutin, perawat dapat menentukan kebutuhan belajar dan 
mengetahui informasi yang dianggap penting oleh klien. Mengajukan pertanyaan 
dapat membantu dalam menentukan kesediaan dan kesiapan klien untuk belajar. 
Setelah mengkaji informasi yang berhubungan dengan kemampuan dan kebutuhan 
belajar klien, proses yang dilakukan adalah membuat diagnosis yang 
menggambarkan kebutuhan belajar spesifik pada klien. Mengklarifikasi diagnosis 
berdasarkan tiga bidang pembelajaran akan membantu perawat lebih fokus pada 
materi subjek dan metode pengajaran. 
Perencanaan keperawatan dilakukan setelah diagnosis telah ditentukan. Dalam 
menyusun rencana pengajaran, perawat harus melibatkan klien dalam mengambil 
keputusan. Partisipasi klien akan mempermudah perawat dalam mencapai hasil 
yang diinginkan. Penetapan prioritas juga dapat membantu untuk menghemat 
waktu dan tenaga klien maupun perawat.
Implementasi edukasi tergantung pada kemampuan perawat dalam menganalisis 
data pengkajian. Dalam melakukan implementasi harus melibatkan keyakinan 
bahwa tiap interaksi yang dilakukan dengan klien merupakan kesempatan belajar. 
Perawat harus dapat mempertahankan perhatian dan partisipasi belajar klien antara 
lain dengan bersikap aktif mengubah nada dan intensitas suara, berbicara 
menggunakan gerakan tubuh, dan lain-lain. Perawat dan klien harus saling 
bekerjasama dalam menetapkan tujuan dan terlibat langsung dalam proses 
pembelajaran bersama. Setelah memberikan pengajaran, perawat harus dapat 
mempercayakan klien dalam mengatur perawatan diri. Dalam melakukan 
implementasi, perawat harus melihat faktor-faktor lainnya, antara lain apakah klien 
memiliki kecacatan atau tidak. Keragaman budaya juga menjadi hal penting yang 
harus diperhatikan oleh perawat karena hal ini memiliki hubungan yang sangat 
sensitif dengan pasien dan dapat memicu konflik. 
Tahap terakhir adalah evaluasi, hal ini memperkuat perilaku yang benar, membantu 
pelajar menyadari cara perubahan perilaku yang tidak benar, dan membantu 
pengajar menentukan kecukupan pengajaran (Redman, 2007). Perawat 
mengevaluasi keberhasilan dengan mengamati perilaku klien apakah sesuai dengan 
yang diharapkan atau tidak. Keberhasilan sendiri dapat tercapai bergantung pada 
kemampuan yang dimiliki klien untuk memenuhi hasil dan tujuan yang telah 
ditetapkan. 
KESIMPULAN 
Dengan melakukan integrasi pendidikan kesehatan ke dalam praktek keperawatan 
dapat mempermudah perawat dalam memberikan edukasi kepada klien dalam 
mencapai kesehatannya. Selain itu, dengan adanya kerjasama antara perawat dan 
klien akan lebih menghemat waktu serta tenaga yang dibutuhkan dalam mencapai 
hasil yang diinginkan. 
Model Proses dalam Pendidikan Kesehatan Pasien 
Salah satu peran seorang perawat adalah sebagai pendidik. Pendidikan kesehatan 
itu sendiri adalah bagian dari seluruh upaya kesehatan yang menitikberatkan pada
upaya untuk meningkatkan perilaku klien (Tjitarsa, 1998). Tujuan pendidikan 
kesehatan menurut Edelman dan Mandle (2006) dalam Potter dan Perry (2009) 
adalah membantu individu, keluarga, dan komunitas untuk mencapai tingkat 
kesehatan optimal. 
Model merupakan cara teoritis untuk memahami suatu konsep atau ide. Pendidikan 
kesehatan merupakan konsep yang kompleks, maka model proses dalam 
pendidikan pendidikan klien digunakan untuk memahami konsep tersebut. 
Berbagai model pendidikan kesehatan berfokus menjelaskan pengalaman 
kesehatan, perilaku dan tindakan individu/klien. Ada beberapa macam model 
pendidikan kesehatan yang biasa digunakan, yaitu sebagai berikut (Allender & 
Walton, 2001). 
1. The Clotterbuck Minimum Data Matriks (CMDM) 
Model CMDM digunakan karena menghasilkan informasi menyeluruh yang 
didapat dari data klien. Model CMDM juga membantu perawat untuk melihat 
situasi atau rangkaian peristiwa yang nantinya dapat membahayakan kesehatan 
klien. 
Model ini mencakup serangkain variabel-variabel empiris yang dapat membantu 
untuk mengetahui status kesehatan, perilaku, dan hasil yang akan didapat. Berbagai 
variabel tersebut tersebar ke dalam tiga dimensi: personal, situasional, dan 
struktural. Informasi yang didapat melalui CMDM dapat menghasilkan profil yang 
menyeluruh dari klien. Informasi ini dapat dijadikan alat untuk membantu perawat 
dalam merancang perencanaan dan mengimplementasikan pendidikan kesehatan 
untuk menghasilkan perubahan yang positif dari kesehatan klien. (Allender & 
Walton, 2001) 
2. Health Belief Model (HBM) 
Health Belief Model (HBM) merupakan kepercayaan pada kesehatan. HBM 
memungkinkan pemahaman dan perkiraan cara tingkah laku klien sehubungan 
dengan kesehatannya dan bagaimana mereka mematuhi suatu terapi layanan 
kesehatan (Potter & Perry, 2009).
HBM menekankan pada ancaman dari suatu penyakit yang dapat mempengaruhi 
keyakinan atau penilaian kesehatan klien untuk melakukan tindakan pencegahan. 
Ketika perawat melakukan pendidikan kesehatan haruslah mempertimbangkan 
kerentanan dan keseriusan penyakit yang klien derita dan tindakan yang dapat 
mencegah ancaman dan memusnahkan penyakit yang menyerangnya 
(Bastable,1997). 
Model HBM mendorong kesiapan klien untuk berperilaku mencapai kesehatan 
dirinya yang dipengaruhi oleh: 
a. Persepsi bahwa setiap orang rentan terhadap masalah kesehatan. 
b. Menganggap serius masalah kesehatan. 
c. Keuntungan dalam melakukan suatu tindakan. 
d. Hambatan dalam melakukan suatu tindakan. 
e. Keinginan diri atau pengetahuan yang didapat dari media. 
f. Kemampuan diri dalam melakukan tidakan untuk mendapatkan hasil yang 
diingkan. 
Berikut ini bagan HBM dalam Jurnal Amerika mengenai Kesehatan Masyarakat 
milik Becker (Bastabable,1997).
- 
Terdapat tiga komponen yang saling berinteraksi dalam bagan tersebut, yaitu: 1) 
persepsi individu, 2) faktor pemodifikasi, dan 3) kemungkinan tindakan (Bastable, 
1997). persepsi individu merupakan anggapan atau pemikiran individu yang berupa 
kerentanan dan keseriusan penyakit yang dirasakan. Sedangkan faktor pemodifikasi 
adalah hal-hal yang mempengaruhi persepsi bahkan merubahnya, faktor 
pemodifikasi terdiri dari demografi, variabel sosiopsikologis dan variabel 
struktural. 
3. Heath Promotion Model (HPM) 
Model promosi kesehatan diplopori oleh Pender, dengan memodifikasi HBM. 
Pender (2002) dalam Potter dan Perry (2009) mendefinisikan dahwa model promosi 
kesehatan menggambarkan sifat multidimensi seseorang saat mereka berinteraksi 
dalam lingkungannya untuk memperoleh kesehatan. HPM menyangkut variabel 
dari pengaruh interpersonal seperti keluarga dan profesional kesehatan lainnya. 
HPM juga terdiri dari faktor persepsi klien dan gambaran setiap faktor tersebut 
(Rankin & Staliings, 2001).
HPM memiliki fokus pada tiga bidang yaitu 1) karakteristik dan pengalaman 
individu, 2) pengetahuan dan tanggapan yang sesuai tingkah laku, serta 3) tingkah 
laku sebagai hasil (Potter & Perry, 2009). Tingkah laku yang mempromosikan 
kesehatan harus menghasilkan kesehatan yang membaik, kemampuan fungsional, 
dan kualitas hidupyang lebih baik pada tiap tingkat pembentuknya. 
4. PRECEDE dan PROCEED Model 
PRECEDE model dikembangkan untuk diagnosis mengenai pendidikan mulai dari 
kebutuhan pendidikan sampai pengembangan program. PRECEDE merupakan 
kependekan dari Predisposing, Reinforcing, and Enable Causes in Educational 
Diagnosis and Evaluation. Model ini terdiri dari proses menstrukturisasi, 
mengorgansasi dan membuat proses perencanaan. Terdapat tujuh tahap dalam 
merumuskan diagnosis dalam model ini, yaitu: diagnosis sosial, diagnosis 
epidemologi, diagnosis prilaku dan lingkungan, diagnosis pendidikan. Perawat 
dapat mengembangkan pernyataan diagnosa yang menggambarkan pendidikan apa 
yang dibutuhkan oleh klien. 
Sedangkan PROCEED yang merupakan kependekan dari Policy, Regulatory, and 
Organizational Construct for Educational and Enviromental Development 
digunakan untuk merencanakan, mengimplementasi, dan mengevaluasi dalam 
program pendidikan kesehatan. Model ini terdiri dari empat tahap implementasi,
proses, dampak, dan evaluasi hasil dari proses pendidikan (Richards,1997 dalam 
Allender & Walton,2007). 
Fokus model ini adalah mempengaruhi individu, kelompok dan 
masyarakat untuk berperilaku sehat dalam diagnosa, pendidikan dan evaluasi. 
Berikut ini bagan dari PRECEDE dan PROCEED. 
Green & Kreuter (2005) dalam Saifah (2011) mendefinisikan bahwa terdapat tiga 
faktor yang dapat digunakan dalam menginvestigasi perilaku yang berkontribusi 
terhadap status kesehatan dalam model PRECEDE-PROCEED yaitu sebagai 
berikut. 
a. Faktor predisposisi (predisposing factor) merupakan faktor yang 
mendukung atau mempermudah terjadiperilaku seseorang antara lain 
pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai-nilai, dan persepsi terhadap 
sesuatu yang dapat memfasilitasi atau menghalangi perubahan. 
b. Faktor pemungkin (enabling factor) merupakan faktor yang 
memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku. 
c. Faktor penguat (reinforcing factor) merupakan faktor yang memperkuat 
terjadinya perilaku pada seseorang.
KESIMPULAN 
Dengan demikian penting bagi seorang perawat untuk mengetahui model proses 
dalam pendidikan kesehatan klien. Melalui edukasi klien, perawat menjelaskan 
konsep dan fakta kesehatan, mendemontrasikan prosedur seperti aktivitas 
perawatan diri, memperbaiki tingkah laku belajar, dan mengevaluasi kemampuan 
pasien dalam belajar. Metode pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan 
kemapuan dan kebutuhan klien dan melibatkan sumber daya lainnya dalam 
perencanaan. Dengan mengetahui model proses dalam pendidikan kesehatan klien 
yang telah dijelaskan maka seorang perawat dapat memilih model proses apa yang 
tepat untuk diberikan kepada klien. 
DAFTAR PUSTAKA 
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S.J. (2004). Fundamentals of Nursing: 
Concepts, Process, and Practice. 7th Edition. Volume 1. New Jersey: Pearson 
Education, Inc. 
Potter, P.A. dan Perry, A.G. (2009). Fundamental of Nursing. 7th Edition. 
Singapore: Elsivier. 
Allender, Judith Ann & Spardley. (2001). Community Health Nursing: concept and 
Practice, 5th Ed. Philadephia : Lipincott. 
Bastable, Susan. (1997). Nurse as Educator: Principles of teaching and Learning. 
Boston: Jones and Bartlett Publisher, Inc. 
Rankin, Sally H & Stallings,Karen Duffy. (2001). Patient Education: Principles & 
Practice, 4th Ed. Philadelphia : Lipincott. 
Saifah, A. (2011). Hubungan Peran Keluarga, Guru, Teman Sebaya, dan Media 
Masa dengan Perilaku Gizi Anak Usia Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas 
Mabelopura Kota Palu. Diakses dari http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20280091- 
T%20A.%20Saifah.pdf. Diunduh pada 6 September 2014, pukul 15.03 WIB. 
Tjitarsa, Ida. (1988). Pendidikan Kesehatan. Bandung: Penerbit ITB.
Bastable, S.B. (2002). Perawat Sebagai Pendidik. Jakarta: EGC. 
Effendy, N. (1998). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: 
EGC. 
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Fundamental of Nursing: Concepts, Process, 
and Practice Fourth Edition. Louis: Mosby.

More Related Content

What's hot

Monitoring dan evaluasi penerapan promkes
Monitoring dan evaluasi penerapan promkesMonitoring dan evaluasi penerapan promkes
Monitoring dan evaluasi penerapan promkesVinaAnnisa2
 
Promosi kesehatan pelayanan kesehatan
Promosi kesehatan pelayanan kesehatanPromosi kesehatan pelayanan kesehatan
Promosi kesehatan pelayanan kesehatanAndi amalia'Elf
 
Penerapan Sosial Budaya dalam Rumah Sakit
Penerapan Sosial Budaya dalam Rumah SakitPenerapan Sosial Budaya dalam Rumah Sakit
Penerapan Sosial Budaya dalam Rumah SakitFitria Anwarawati
 
Konsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitKonsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitMoch Lutvie
 
Konsep perilaku kesehatan
Konsep perilaku kesehatanKonsep perilaku kesehatan
Konsep perilaku kesehatanom_wiez
 
Model konseptual dalam kep. jiwa
Model konseptual dalam kep. jiwaModel konseptual dalam kep. jiwa
Model konseptual dalam kep. jiwaNotesyaAAmanupunnyo
 
Metode dan teknik promosi kesehatan
Metode dan teknik promosi kesehatanMetode dan teknik promosi kesehatan
Metode dan teknik promosi kesehatanAya Wie Saya
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanHiiendry Pangestu
 
konsep dan prinsip patient safety.ppt
konsep dan prinsip patient safety.pptkonsep dan prinsip patient safety.ppt
konsep dan prinsip patient safety.pptSriTursina
 
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian KeperawatanPengkajian Keperawatan
Pengkajian KeperawatanUwes Chaeruman
 
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasusAsuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasusheri damanik
 
Konsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikKonsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikwidya1972
 
Konsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitasKonsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitasDoraSinurat
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAmee Hidayat
 
konsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutikkonsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutikDestu Ayu Hapsari
 

What's hot (20)

Konsep keperawatan komunitas
Konsep  keperawatan komunitasKonsep  keperawatan komunitas
Konsep keperawatan komunitas
 
Monitoring dan evaluasi penerapan promkes
Monitoring dan evaluasi penerapan promkesMonitoring dan evaluasi penerapan promkes
Monitoring dan evaluasi penerapan promkes
 
Promosi kesehatan pelayanan kesehatan
Promosi kesehatan pelayanan kesehatanPromosi kesehatan pelayanan kesehatan
Promosi kesehatan pelayanan kesehatan
 
Penerapan Sosial Budaya dalam Rumah Sakit
Penerapan Sosial Budaya dalam Rumah SakitPenerapan Sosial Budaya dalam Rumah Sakit
Penerapan Sosial Budaya dalam Rumah Sakit
 
Makalah manajemen keperawatan
Makalah manajemen keperawatanMakalah manajemen keperawatan
Makalah manajemen keperawatan
 
Konsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitKonsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan Sakit
 
Konsep perilaku kesehatan
Konsep perilaku kesehatanKonsep perilaku kesehatan
Konsep perilaku kesehatan
 
Model konseptual dalam kep. jiwa
Model konseptual dalam kep. jiwaModel konseptual dalam kep. jiwa
Model konseptual dalam kep. jiwa
 
Metode dan teknik promosi kesehatan
Metode dan teknik promosi kesehatanMetode dan teknik promosi kesehatan
Metode dan teknik promosi kesehatan
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatan
 
konsep dan prinsip patient safety.ppt
konsep dan prinsip patient safety.pptkonsep dan prinsip patient safety.ppt
konsep dan prinsip patient safety.ppt
 
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian KeperawatanPengkajian Keperawatan
Pengkajian Keperawatan
 
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasusAsuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
 
Konsepsehat sakit
Konsepsehat sakitKonsepsehat sakit
Konsepsehat sakit
 
Konsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutikKonsep komunikasi terapeutik
Konsep komunikasi terapeutik
 
Konsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitasKonsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitas
 
Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutikKomunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik
 
K3 Keperawatan
K3 KeperawatanK3 Keperawatan
K3 Keperawatan
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan Infeksi
 
konsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutikkonsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutik
 

Viewers also liked

Konsep keperawatan keluarga
Konsep keperawatan keluargaKonsep keperawatan keluarga
Konsep keperawatan keluargaWarung Bidan
 
Resume Keperawatan Keluarga
Resume Keperawatan KeluargaResume Keperawatan Keluarga
Resume Keperawatan KeluargaTantri Novianti
 
Program promosi kesehatan di asia
Program promosi kesehatan di asia Program promosi kesehatan di asia
Program promosi kesehatan di asia Nur Annissa Gyardany
 
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatanAgus Candra
 
Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi KesehatanPengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
Proses keperawatan keluarga
Proses keperawatan keluarga Proses keperawatan keluarga
Proses keperawatan keluarga eviceliaa
 
Format Asuhan Keluarga (Perkesmas)
Format Asuhan Keluarga (Perkesmas)Format Asuhan Keluarga (Perkesmas)
Format Asuhan Keluarga (Perkesmas)DIEN NAGA
 
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi KesehatanRuang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanYurie Arsyad Temenggung
 
Konsep dan prinsip promkes
Konsep dan prinsip promkesKonsep dan prinsip promkes
Konsep dan prinsip promkesWarung Bidan
 

Viewers also liked (11)

Konsep keperwatan keluarga
Konsep keperwatan keluargaKonsep keperwatan keluarga
Konsep keperwatan keluarga
 
Konsep keperawatan keluarga
Konsep keperawatan keluargaKonsep keperawatan keluarga
Konsep keperawatan keluarga
 
Resume Keperawatan Keluarga
Resume Keperawatan KeluargaResume Keperawatan Keluarga
Resume Keperawatan Keluarga
 
Program promosi kesehatan di asia
Program promosi kesehatan di asia Program promosi kesehatan di asia
Program promosi kesehatan di asia
 
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
10. pemasaran sosial dalam promosi kesehatan
 
Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi KesehatanPengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
 
Proses keperawatan keluarga
Proses keperawatan keluarga Proses keperawatan keluarga
Proses keperawatan keluarga
 
Format Asuhan Keluarga (Perkesmas)
Format Asuhan Keluarga (Perkesmas)Format Asuhan Keluarga (Perkesmas)
Format Asuhan Keluarga (Perkesmas)
 
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi KesehatanRuang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
 
Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatan
 
Konsep dan prinsip promkes
Konsep dan prinsip promkesKonsep dan prinsip promkes
Konsep dan prinsip promkes
 

Similar to PROMKES NO 4, 5, 6

JENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZI JENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZI pjj_kemenkes
 
Standar Pelayanan KMB.pdfokmantap kai hhdh
Standar Pelayanan KMB.pdfokmantap kai hhdhStandar Pelayanan KMB.pdfokmantap kai hhdh
Standar Pelayanan KMB.pdfokmantap kai hhdhMahruriSaputra
 
Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan KeperawatanManajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan Keperawatanpjj_kemenkes
 
Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan KeperawatanManajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan Keperawatanpjj_kemenkes
 
Mengenal Proses Keperawatan Untuk Menerapkan Perilaku Caring Dalam Proses Kep...
Mengenal Proses Keperawatan Untuk Menerapkan Perilaku Caring Dalam Proses Kep...Mengenal Proses Keperawatan Untuk Menerapkan Perilaku Caring Dalam Proses Kep...
Mengenal Proses Keperawatan Untuk Menerapkan Perilaku Caring Dalam Proses Kep...suciamin
 
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan pjj_kemenkes
 
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan pjj_kemenkes
 
Filosofi dan Paradigma Kebidanan
Filosofi dan Paradigma KebidananFilosofi dan Paradigma Kebidanan
Filosofi dan Paradigma Kebidananpjj_kemenkes
 
PROMOSI KESEHATAN KEL.3.pptx
PROMOSI KESEHATAN KEL.3.pptxPROMOSI KESEHATAN KEL.3.pptx
PROMOSI KESEHATAN KEL.3.pptxnadiamang
 
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan KesehetanDokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetanpjj_kemenkes
 
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan KesehetanDokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetanpjj_kemenkes
 
tantangan dalam profesi keperawatan (4th meeting)
tantangan dalam profesi keperawatan (4th meeting)tantangan dalam profesi keperawatan (4th meeting)
tantangan dalam profesi keperawatan (4th meeting)Ade Rahman
 
PPT MPS KEL.1.pptx
PPT MPS KEL.1.pptxPPT MPS KEL.1.pptx
PPT MPS KEL.1.pptxssuser2af78d
 
Perspektif keperawatan Medikal Bedah
Perspektif keperawatan Medikal BedahPerspektif keperawatan Medikal Bedah
Perspektif keperawatan Medikal Bedahardiners
 
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATANETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATANpjj_kemenkes
 
KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATAN
KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATANKECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATAN
KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATANpjj_kemenkes
 
1 Aspek Hukum Praktik Keperawatan 2 Politik dan Kebijakan dalam Kesehatan ...
1	Aspek Hukum Praktik Keperawatan			 2	Politik dan Kebijakan dalam Kesehatan ...1	Aspek Hukum Praktik Keperawatan			 2	Politik dan Kebijakan dalam Kesehatan ...
1 Aspek Hukum Praktik Keperawatan 2 Politik dan Kebijakan dalam Kesehatan ...pjj_kemenkes
 

Similar to PROMKES NO 4, 5, 6 (20)

JENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZI JENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZI
 
Standar Pelayanan KMB.pdfokmantap kai hhdh
Standar Pelayanan KMB.pdfokmantap kai hhdhStandar Pelayanan KMB.pdfokmantap kai hhdh
Standar Pelayanan KMB.pdfokmantap kai hhdh
 
Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan KeperawatanManajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan Keperawatan
 
Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan KeperawatanManajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen Asuhan Keperawatan
 
Makalah metodologi keperawatan
Makalah metodologi keperawatanMakalah metodologi keperawatan
Makalah metodologi keperawatan
 
1 b kel4antropologi
1 b kel4antropologi1 b kel4antropologi
1 b kel4antropologi
 
Mengenal Proses Keperawatan Untuk Menerapkan Perilaku Caring Dalam Proses Kep...
Mengenal Proses Keperawatan Untuk Menerapkan Perilaku Caring Dalam Proses Kep...Mengenal Proses Keperawatan Untuk Menerapkan Perilaku Caring Dalam Proses Kep...
Mengenal Proses Keperawatan Untuk Menerapkan Perilaku Caring Dalam Proses Kep...
 
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
 
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
 
Filosofi dan Paradigma Kebidanan
Filosofi dan Paradigma KebidananFilosofi dan Paradigma Kebidanan
Filosofi dan Paradigma Kebidanan
 
PROMOSI KESEHATAN KEL.3.pptx
PROMOSI KESEHATAN KEL.3.pptxPROMOSI KESEHATAN KEL.3.pptx
PROMOSI KESEHATAN KEL.3.pptx
 
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan KesehetanDokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
 
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan KesehetanDokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
 
tantangan dalam profesi keperawatan (4th meeting)
tantangan dalam profesi keperawatan (4th meeting)tantangan dalam profesi keperawatan (4th meeting)
tantangan dalam profesi keperawatan (4th meeting)
 
PPT MPS KEL.1.pptx
PPT MPS KEL.1.pptxPPT MPS KEL.1.pptx
PPT MPS KEL.1.pptx
 
Perspektif keperawatan Medikal Bedah
Perspektif keperawatan Medikal BedahPerspektif keperawatan Medikal Bedah
Perspektif keperawatan Medikal Bedah
 
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATANETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
 
KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATAN
KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATANKECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATAN
KECENDERUNGAN ETIKA KEPERAWATAN
 
Makalah etika akper pemkab muna
Makalah etika akper pemkab munaMakalah etika akper pemkab muna
Makalah etika akper pemkab muna
 
1 Aspek Hukum Praktik Keperawatan 2 Politik dan Kebijakan dalam Kesehatan ...
1	Aspek Hukum Praktik Keperawatan			 2	Politik dan Kebijakan dalam Kesehatan ...1	Aspek Hukum Praktik Keperawatan			 2	Politik dan Kebijakan dalam Kesehatan ...
1 Aspek Hukum Praktik Keperawatan 2 Politik dan Kebijakan dalam Kesehatan ...
 

Recently uploaded

obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 

Recently uploaded (20)

obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 

PROMKES NO 4, 5, 6

  • 1. LTM Topik 1: Pendidikan/edukasi Kesehatan Klien dalam Praktek Keperawatan Promosi Kesehatan, Kelas A Rumusan Masalah. 1. Apakah hubungan antara pendidikan atau edukasi pasien dan discharge planning? 2. Bagaimana proses pengintegrasian pendidikan kesehatan ke dalam praktek keperawatan? 3. Bagaimana model proses dalam pendidikan kesehatan pasien? Hubungan antara Pendidikan atau Edukasi Pasien dan Discharge Planning. Pendidikan atau edukasi Pasien Perawat mengemban beberapa peran saat mereka memberi asuhan kepada kliennya, salah satunya adalah sebagai pendidik/edukator. Perawat membantu klien mengenal kesehatan dan prosedur asuhan kesehatan guna memulihkan atau memelihara kesehatan klien. Perawat mengkaji kebutuhan belajar dan kesiapan belajar klien, menentukan tujuan belajar khusus bersama klien, menerapkan strategi pendidikan, dan mengukur hasil belajar. Kebutuhan belajar berubah seiring perubahan status kesehatan klien, oleh karena itu perawat harus terus mengkaji kondisi mereka (Kozier et al., 2004). Pendidikan klien membantu klien dalam mengambil keputusan tentang pelayanannya dan membantunya menjadi lebih sehat dan mandiri (Behar Horenstein et al., 2005; Oerman et al., 2002 dalam Potter dan Perry, 2009). Tujuan pendidikan kesehatan adalah membantu individu, keluarga, atau komunitas untuk mencapai tingkat kesehatan optimal (Edelman dan Mandle, 2006 dalam Potter dan Perry, 2009). Menurut Potter dan Perry (2009), pendidikan kesehatan yang komprehensif meliputi tiga tujuan penting: 1. Pemeliharaan dan Promosi Kesehatan serta Pencegahan Penyakit
  • 2. Perawat memberikan informasi dan keterampilan yang dapat mengubah perilaku klien menjadi lebih sehat. Hal ini dapat dilakukan di sekolah, rumah, klinik, atau tempat kerja. Promosi perilaku sehat melalui edukasi memungkinkan klien mengambil tanggung jawab yang lebih besar terhadap kesehatannya. 2. Pemulihan Kesehatan Klien yang sakit atau cedera membutuhkan informasi dan keterampilan yang membantu mereka mencapai kembali tingkat kesehatannya. Klien yang sedang menjalani pemulihan dan beradaptasi terhadap perubahan akibat penyakit biasanya mencari informasi tentang kondisinya. Namun, ada beberapa klien yang sulit beradaptasi terhadap penyakit sehingga menjadi pasif dan tidak berminat untuk belajar. Sebagai perawat, kita belajar mengidentifikasi kesediaan dan minat belajar klien (Redman, 2007 dalam Potter dan Perry, 2009). 3. Beradaptasi dengan Gangguan Fungsi Tidak seluruh klien akan pulih dari penyakit atau cederanya. Banyak dari mereka harus beradaptasi dengan perubahan kesehatan permanen. Disini keluarga klien harus mengerti dan menerima perubahan klien. Kemampuan keluarga untuk mendukung klien berasal dari edukasi. Perawat harus mengajarkan anggota keluarga untuk membantu klien dengan manajemen pelayanan kesehatan misal keluarga pada klien ketergantungan obat akan belajar beradaptasi terhadap efek emosional dari kondisi kronis dan dukungan psikososisal. Discharge planning Discharge planning atau perencanaan pulang adalah proses mempersiapkan klien untuk meninggalkan satu tingkat asuhan ke tingkat lain di dalam atau di luar institusi layanan kesehatan saat ini (Kozier et al., 2004). Umumnya perencanaan pulang mengacu pada pemulangan klien dari rumah sakit ke rumah. Namun perencanaan pulang juga terjadi antar tatanan perawatan. Klien dapat pindah dari rumah sakit ke institusi layanan kesehatan jangka panjang, dari unit medis ke unit
  • 3. rehabilitasi, dari pusat rehabilitasi ke rumah, dari unit medis ke unit perawatan intensif dan lain sebagainya. Hubungan antara pendidikan/edukasi pasien dan discharge planning Tiap instansi biasanya memiliki kebijakan dan prosedur sendiri terkait perencanaan pulang, banyak instansi memiliki perencana pemulangan, seorang profesional layanan kesehatan mengoordinasi pemindahan dan bertindak sebagai penghubung antara institusi yang memulangkan pasien dan yang menerima pasien. Menurut Kozier et al., 2004, perawat seringkali mengemban tanggung jawab ini dalam memberikan kontinuitas asuhan. Kontinuitas asuhan adalah koordinasi layanan kesehatan oleh penyedia layanan kesehatan bagi klien yang berpindah dari satu tatanan layanan kesehatan ke tatanan lain. Untuk menjamin kontinuitas asuhan perawat harus menyelesaikan beberapa tugas, salah satunya yaitu perawat harus mulai menyusun perencanaan pulang untuk semua klien saat mereka masuk ke tatanan layanan kesehatan (Kozier et al., 2004). KESIMPULAN Perencanaan pulang perlu disusun sejak klien masuk ke instansi, terutama di rumah sakit dengan masa rawat inap yang semakin singkat, klien masih membutuhkan bantuan dalam memahami situasi mereka, membuat keputusan perawatan kesehatan, dan mempelajari perilaku kesehatan baru. Disini pendidikan kesehatan merupakan salah satu peran keperawatan yang penting. Perawat memberikan informasi melalui pendidikan kesehatan kepada klien yang membutuhkan perawatan diri untuk memastikan kontinuitas pelayanan dari rumah sakit ke rumah (Falvo, 2004 dalam Potter dan Perry, 2009). Informasi penting sebelum pulang mencakup informasi tentang obat-obatan, pembatasan diet dan aktifitas, tanda-tanda komplikasi yang perlu dilaporkan ke dokter, janji tindak lanjut dan nomor telepon, dan tempat memperoleh peralatan. Perawat juga perlu mendemonstrasikan cara melakukan terapi yang diperlukan dengan aman. Informasi perlu diberkan secara verbal dan secara tertulis.
  • 4. Proses Pengintegrasian Pendidikan Kesehatan ke dalam Praktek Keperawatan Pendidikan kesehatan merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh perawat. National League of Nursing Education (NLNE) mengamati bahwa pendidikan kesehatan memiliki arti penting dalam lingkup praktik keperawatan, termasuk tanggung jawab promosi kesehatan dan pencegahan penyakit di lingkungan sekolah, rumah, rumah sakit, dan industri. Seiring berjalannya waktu, NLNE menyatakan bahwa perawat pada dasarnya adalah seorang guru dan agen kesehatan tanpa memandang lingkungan tempat praktik. Pendidikan keperawatan harus di integrasikan ke dalam praktek keperawatan agar dapat mempermudah klien dalam mencapai tingkat kesejahteraannya. Terdapat hubungan antara proses keperawatan dan pengajaran (Redman, 2007). Proses keperawatan berbeda dari proses pengajaran karena membutuhkan pengkajian dari seluruh data dan menentukan kesehatan total klien, sedangkan proses pengajaran berfokus pada kebutuhan belajar, kesediaan, serta kemampuan belajar klien. Proses awal yang harus dilakukan adalah pengkajian. Perawat harus mengkaji faktor-faktor yang dapat memengaruhi kemampuan belajar klien. Pengkajian yang efektif akan menjadi dasar pengajaran klien individu (Wingard, 2005). Dengan melakukan pengkajian rutin, perawat dapat menentukan kebutuhan belajar dan mengetahui informasi yang dianggap penting oleh klien. Mengajukan pertanyaan dapat membantu dalam menentukan kesediaan dan kesiapan klien untuk belajar. Setelah mengkaji informasi yang berhubungan dengan kemampuan dan kebutuhan belajar klien, proses yang dilakukan adalah membuat diagnosis yang menggambarkan kebutuhan belajar spesifik pada klien. Mengklarifikasi diagnosis berdasarkan tiga bidang pembelajaran akan membantu perawat lebih fokus pada materi subjek dan metode pengajaran. Perencanaan keperawatan dilakukan setelah diagnosis telah ditentukan. Dalam menyusun rencana pengajaran, perawat harus melibatkan klien dalam mengambil keputusan. Partisipasi klien akan mempermudah perawat dalam mencapai hasil yang diinginkan. Penetapan prioritas juga dapat membantu untuk menghemat waktu dan tenaga klien maupun perawat.
  • 5. Implementasi edukasi tergantung pada kemampuan perawat dalam menganalisis data pengkajian. Dalam melakukan implementasi harus melibatkan keyakinan bahwa tiap interaksi yang dilakukan dengan klien merupakan kesempatan belajar. Perawat harus dapat mempertahankan perhatian dan partisipasi belajar klien antara lain dengan bersikap aktif mengubah nada dan intensitas suara, berbicara menggunakan gerakan tubuh, dan lain-lain. Perawat dan klien harus saling bekerjasama dalam menetapkan tujuan dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran bersama. Setelah memberikan pengajaran, perawat harus dapat mempercayakan klien dalam mengatur perawatan diri. Dalam melakukan implementasi, perawat harus melihat faktor-faktor lainnya, antara lain apakah klien memiliki kecacatan atau tidak. Keragaman budaya juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh perawat karena hal ini memiliki hubungan yang sangat sensitif dengan pasien dan dapat memicu konflik. Tahap terakhir adalah evaluasi, hal ini memperkuat perilaku yang benar, membantu pelajar menyadari cara perubahan perilaku yang tidak benar, dan membantu pengajar menentukan kecukupan pengajaran (Redman, 2007). Perawat mengevaluasi keberhasilan dengan mengamati perilaku klien apakah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Keberhasilan sendiri dapat tercapai bergantung pada kemampuan yang dimiliki klien untuk memenuhi hasil dan tujuan yang telah ditetapkan. KESIMPULAN Dengan melakukan integrasi pendidikan kesehatan ke dalam praktek keperawatan dapat mempermudah perawat dalam memberikan edukasi kepada klien dalam mencapai kesehatannya. Selain itu, dengan adanya kerjasama antara perawat dan klien akan lebih menghemat waktu serta tenaga yang dibutuhkan dalam mencapai hasil yang diinginkan. Model Proses dalam Pendidikan Kesehatan Pasien Salah satu peran seorang perawat adalah sebagai pendidik. Pendidikan kesehatan itu sendiri adalah bagian dari seluruh upaya kesehatan yang menitikberatkan pada
  • 6. upaya untuk meningkatkan perilaku klien (Tjitarsa, 1998). Tujuan pendidikan kesehatan menurut Edelman dan Mandle (2006) dalam Potter dan Perry (2009) adalah membantu individu, keluarga, dan komunitas untuk mencapai tingkat kesehatan optimal. Model merupakan cara teoritis untuk memahami suatu konsep atau ide. Pendidikan kesehatan merupakan konsep yang kompleks, maka model proses dalam pendidikan pendidikan klien digunakan untuk memahami konsep tersebut. Berbagai model pendidikan kesehatan berfokus menjelaskan pengalaman kesehatan, perilaku dan tindakan individu/klien. Ada beberapa macam model pendidikan kesehatan yang biasa digunakan, yaitu sebagai berikut (Allender & Walton, 2001). 1. The Clotterbuck Minimum Data Matriks (CMDM) Model CMDM digunakan karena menghasilkan informasi menyeluruh yang didapat dari data klien. Model CMDM juga membantu perawat untuk melihat situasi atau rangkaian peristiwa yang nantinya dapat membahayakan kesehatan klien. Model ini mencakup serangkain variabel-variabel empiris yang dapat membantu untuk mengetahui status kesehatan, perilaku, dan hasil yang akan didapat. Berbagai variabel tersebut tersebar ke dalam tiga dimensi: personal, situasional, dan struktural. Informasi yang didapat melalui CMDM dapat menghasilkan profil yang menyeluruh dari klien. Informasi ini dapat dijadikan alat untuk membantu perawat dalam merancang perencanaan dan mengimplementasikan pendidikan kesehatan untuk menghasilkan perubahan yang positif dari kesehatan klien. (Allender & Walton, 2001) 2. Health Belief Model (HBM) Health Belief Model (HBM) merupakan kepercayaan pada kesehatan. HBM memungkinkan pemahaman dan perkiraan cara tingkah laku klien sehubungan dengan kesehatannya dan bagaimana mereka mematuhi suatu terapi layanan kesehatan (Potter & Perry, 2009).
  • 7. HBM menekankan pada ancaman dari suatu penyakit yang dapat mempengaruhi keyakinan atau penilaian kesehatan klien untuk melakukan tindakan pencegahan. Ketika perawat melakukan pendidikan kesehatan haruslah mempertimbangkan kerentanan dan keseriusan penyakit yang klien derita dan tindakan yang dapat mencegah ancaman dan memusnahkan penyakit yang menyerangnya (Bastable,1997). Model HBM mendorong kesiapan klien untuk berperilaku mencapai kesehatan dirinya yang dipengaruhi oleh: a. Persepsi bahwa setiap orang rentan terhadap masalah kesehatan. b. Menganggap serius masalah kesehatan. c. Keuntungan dalam melakukan suatu tindakan. d. Hambatan dalam melakukan suatu tindakan. e. Keinginan diri atau pengetahuan yang didapat dari media. f. Kemampuan diri dalam melakukan tidakan untuk mendapatkan hasil yang diingkan. Berikut ini bagan HBM dalam Jurnal Amerika mengenai Kesehatan Masyarakat milik Becker (Bastabable,1997).
  • 8. - Terdapat tiga komponen yang saling berinteraksi dalam bagan tersebut, yaitu: 1) persepsi individu, 2) faktor pemodifikasi, dan 3) kemungkinan tindakan (Bastable, 1997). persepsi individu merupakan anggapan atau pemikiran individu yang berupa kerentanan dan keseriusan penyakit yang dirasakan. Sedangkan faktor pemodifikasi adalah hal-hal yang mempengaruhi persepsi bahkan merubahnya, faktor pemodifikasi terdiri dari demografi, variabel sosiopsikologis dan variabel struktural. 3. Heath Promotion Model (HPM) Model promosi kesehatan diplopori oleh Pender, dengan memodifikasi HBM. Pender (2002) dalam Potter dan Perry (2009) mendefinisikan dahwa model promosi kesehatan menggambarkan sifat multidimensi seseorang saat mereka berinteraksi dalam lingkungannya untuk memperoleh kesehatan. HPM menyangkut variabel dari pengaruh interpersonal seperti keluarga dan profesional kesehatan lainnya. HPM juga terdiri dari faktor persepsi klien dan gambaran setiap faktor tersebut (Rankin & Staliings, 2001).
  • 9. HPM memiliki fokus pada tiga bidang yaitu 1) karakteristik dan pengalaman individu, 2) pengetahuan dan tanggapan yang sesuai tingkah laku, serta 3) tingkah laku sebagai hasil (Potter & Perry, 2009). Tingkah laku yang mempromosikan kesehatan harus menghasilkan kesehatan yang membaik, kemampuan fungsional, dan kualitas hidupyang lebih baik pada tiap tingkat pembentuknya. 4. PRECEDE dan PROCEED Model PRECEDE model dikembangkan untuk diagnosis mengenai pendidikan mulai dari kebutuhan pendidikan sampai pengembangan program. PRECEDE merupakan kependekan dari Predisposing, Reinforcing, and Enable Causes in Educational Diagnosis and Evaluation. Model ini terdiri dari proses menstrukturisasi, mengorgansasi dan membuat proses perencanaan. Terdapat tujuh tahap dalam merumuskan diagnosis dalam model ini, yaitu: diagnosis sosial, diagnosis epidemologi, diagnosis prilaku dan lingkungan, diagnosis pendidikan. Perawat dapat mengembangkan pernyataan diagnosa yang menggambarkan pendidikan apa yang dibutuhkan oleh klien. Sedangkan PROCEED yang merupakan kependekan dari Policy, Regulatory, and Organizational Construct for Educational and Enviromental Development digunakan untuk merencanakan, mengimplementasi, dan mengevaluasi dalam program pendidikan kesehatan. Model ini terdiri dari empat tahap implementasi,
  • 10. proses, dampak, dan evaluasi hasil dari proses pendidikan (Richards,1997 dalam Allender & Walton,2007). Fokus model ini adalah mempengaruhi individu, kelompok dan masyarakat untuk berperilaku sehat dalam diagnosa, pendidikan dan evaluasi. Berikut ini bagan dari PRECEDE dan PROCEED. Green & Kreuter (2005) dalam Saifah (2011) mendefinisikan bahwa terdapat tiga faktor yang dapat digunakan dalam menginvestigasi perilaku yang berkontribusi terhadap status kesehatan dalam model PRECEDE-PROCEED yaitu sebagai berikut. a. Faktor predisposisi (predisposing factor) merupakan faktor yang mendukung atau mempermudah terjadiperilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai-nilai, dan persepsi terhadap sesuatu yang dapat memfasilitasi atau menghalangi perubahan. b. Faktor pemungkin (enabling factor) merupakan faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku. c. Faktor penguat (reinforcing factor) merupakan faktor yang memperkuat terjadinya perilaku pada seseorang.
  • 11. KESIMPULAN Dengan demikian penting bagi seorang perawat untuk mengetahui model proses dalam pendidikan kesehatan klien. Melalui edukasi klien, perawat menjelaskan konsep dan fakta kesehatan, mendemontrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, memperbaiki tingkah laku belajar, dan mengevaluasi kemampuan pasien dalam belajar. Metode pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan kemapuan dan kebutuhan klien dan melibatkan sumber daya lainnya dalam perencanaan. Dengan mengetahui model proses dalam pendidikan kesehatan klien yang telah dijelaskan maka seorang perawat dapat memilih model proses apa yang tepat untuk diberikan kepada klien. DAFTAR PUSTAKA Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S.J. (2004). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice. 7th Edition. Volume 1. New Jersey: Pearson Education, Inc. Potter, P.A. dan Perry, A.G. (2009). Fundamental of Nursing. 7th Edition. Singapore: Elsivier. Allender, Judith Ann & Spardley. (2001). Community Health Nursing: concept and Practice, 5th Ed. Philadephia : Lipincott. Bastable, Susan. (1997). Nurse as Educator: Principles of teaching and Learning. Boston: Jones and Bartlett Publisher, Inc. Rankin, Sally H & Stallings,Karen Duffy. (2001). Patient Education: Principles & Practice, 4th Ed. Philadelphia : Lipincott. Saifah, A. (2011). Hubungan Peran Keluarga, Guru, Teman Sebaya, dan Media Masa dengan Perilaku Gizi Anak Usia Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Mabelopura Kota Palu. Diakses dari http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20280091- T%20A.%20Saifah.pdf. Diunduh pada 6 September 2014, pukul 15.03 WIB. Tjitarsa, Ida. (1988). Pendidikan Kesehatan. Bandung: Penerbit ITB.
  • 12. Bastable, S.B. (2002). Perawat Sebagai Pendidik. Jakarta: EGC. Effendy, N. (1998). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Fundamental of Nursing: Concepts, Process, and Practice Fourth Edition. Louis: Mosby.