Prinsip-prinsip kolaborasi tim kesehatan mencakup pasien sebagai pusat perawatan, pengakuan hubungan antara pasien dan dokter, peran pemimpin klinis dokter, saling menghormati dan kepercayaan, komunikasi yang jelas, penjelasan peran dan ruang lingkup praktik, akuntabilitas dan tanggung jawab yang jelas, perlindungan tanggung jawab hukum untuk seluruh anggota tim, sumber daya manusia dan infrastru
5. Physician as the Clinic Leader
Dokter, berdasarkan pelatihan, pengetahuan, latar belakang dan
hubungannya dengan pasien, merupakan posisi terbaik untuk memegang
peran pemimpin klinis dalam tim kesehatan kolaboratif. Mungkin ada
beberapa situasi di mana dokter dapat mendelegasikan kepemimpinan klinis
kepada perawat kesehatan professional lainnya. Namun, perawat kesehatan
professional lain mungkin paling cocok untuk bertindak sebagai koordinator
tim.
7. Clear Communication
o
Perencanaan, pendanaan dan pelatihan bagi tim perawatan kolaboratif harus mencakup langkah-langkah untuk
mendukung komunikasi dalam tim ini.
o
Harus ada mekanisme dalam tim untuk memastikan bahwa baik pasien, dan perawat kesehatan mereka yang
sesuai, menerima informasi yang tepat waktu dari penyedia yang paling tepat.
o
Komunikasi yang efektif dan efisien dalam tim kesehatan kolaboratif, baik dengan pasien dan di antara anggota
tim, harus didukung oleh dokumentasi yang jelas yang mengidentifikasi penulisnya.
o
Catatan riwayat pasien yang dapat diakses dalam kolaborasi tim kesehatan dibutuhkan untuk memastikan
komunikasi yang tepat antara dokter dan tenaga kesehatan professional lainnya, untuk mencegah duplikasi,
mengkoordinasi perawatan, berbagi informasi dan melindungi keselamatan pasien.
o
Catatan riwayat pasien elektronik terpadu sangat dibutuhkan untuk memfasilitasi komunikasi dan saling berbagi
antar-anggota tim.
8. Clarification of Roles and Scopes of
Practice
Agar tim dapat bekerja dengan aman dan efisien, sangat penting bahwa
ruang lingkup praktik, peran dan tanggung jawab dari masing-masing ahli
kesehatan di tim didefinisikan secara jelas dan dipahami. Pada gilirannya,
pasien, sebagai anggota tim, juga harus memiliki pemahaman yang jelas
tentang peran dan lingkup praktek penyedia mereka.
11. Sufficient Human Resources and
Infrastructure
o Pemerintah, di semua tingkatan, harus mengatasi kekurangan dokter untuk
memastikan kualitas perawatan pasien bagi warga.
o Fungsi efektif dari tim kesehatan kolaboratif tergantung pada kontribusi dari
dokter.
o Pemerintah harus meningkatkan akses ke perawatan medis dengan
meningkatkan jumlah dokter dan penyedia, dan tidak dengan mendorong
atau memberdayakan substitusi dokter.
13. Supportive Education System
Pendidikan antarprofesi, pada sarjana, pascasarjana dan tingkat pendidikan
berkelanjutan, perlu untuk memfasilitasi pemahaman yang lebih besar dari peran
potensial, tanggung jawab dan kemampuan profesi kesehatan, dengan tujuan keseluruhan
membangun tim perawatan kesehatan yang lebih baik yang berdasar pada kepercayaan
dan rasa saling menghormati.
Pemerintah harus memahami pentingnya pendidikan antarprofesi dan mendanai lembaga
pendidikan yang tepat.
Kesempatan pendidikan harus ada di semua tingkat pelatihan untuk memperoleh baik
pengetahuan klinis dan efektivitas tim / pelatihan kepemimpinan.