SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
1
REGRESI LINIER BERGANDA
1. PENDAHULUAN
Analisis regresi merupakan salah satu teknik analisis data dalam statistika yang
seringkali digunakan untuk mengkaji hubungan antara beberapa variabel dan meramal suatu
variabel (Kutner, Nachtsheim dan Neter, 2004).
Istilah “regresi” pertama kali dikemukakan oleh Sir Francis Galton (1822-1911), seorang
antropolog dan ahli meteorologi terkenal dari Inggris. Dalam makalahnya yang berjudul
“Regression towards mediocrity in hereditary stature”, yang dimuat dalam Journal of the
Anthropological Institute, volume 15, hal. 246-263, tahun 1885. Galton menjelaskan bahwa biji
keturunan tidak cenderung menyerupai biji induknya dalam hal besarnya, namun lebih medioker
(lebih mendekati rata-rata) lebih kecil daripada induknya kalau induknya besar dan lebih besar
daripada induknya kalau induknya sangat kecil (Draper dan Smith, 1992).
Dalam mengkaji hubungan antara beberapa variabel menggunakan analisis regresi,
terlebih dahulu peneliti menentukan satu variabel yang disebut dengan variabel tidak bebas dan
satu atau lebih variabel bebas. Jika ingin dikaji hubungan atau pengaruh satu variabel bebas
terhadap variabel tidak bebas, maka model regresi yang digunakan adalah model regresi linier
sederhana. Kemudian Jika ingin dikaji hubungan atau pengaruh dua atau lebih variabel bebas
terhadap variabel tidak bebas, maka model regresi yang digunakan adalah model regresi linier
berganda (multiple linear regression model). Kemudian untuk mendapatkan model regresi linier
sederhana maupun model regresi linier berganda dapat diperoleh dengan melakukan estimasi
terhadap parameter-parameternya menggunakan metode tertentu. Adapun metode yang dapat
digunakan untuk mengestimasi parameter model regresi linier sederhana maupun model regresi
linier berganda adalah dengan metode kuadrat terkecil (ordinary least square/OLS) dan metode
kemungkinan maksimum (maximum likelihood estimation/MLE) (Kutner et.al, 2004).
Pada pelatihan ini dikaji analisis regresi linier berganda atau sering juga disebut dengan
regresi klasik (Gujarati, 2003). Kajian meliputi kajian teori dan aplikasinya pada studi kasus
disertai dengan teknik analisis dan pengolahan datanya dengan bantuan software SPSS under
windows versi 15.0.
2. REGRESI LINIER BERGANDA
Bentuk umum model regresi linier berganda dengan p variabel bebas adalah seperti
pada persamaan (2.1) berikut (Kutner, Nachtsheim dan Neter, 2004).
= + + + ⋯ + , + (2.1)
dengan:
adalah variabel tidak bebas untuk pengamatan ke-i, untuk i = 1, 2, …, n.
, , , ⋯ , adalah parameter.
, , ⋯ , , adalah variabel bebas.
2
adalah sisa (error) untuk pengamatan ke-i yang diasumsikan berdistribusi normal yang saling
bebas dan identik dengan rata-rata 0 (nol) dan variansi .
Dalam notasi matriks persamaan (2.1) dapat ditulis menjadi persamaan (2.2) berikut.
= + (2.2)
dengan:
=
⋮
, =
⎝
⎛
1
1
⋮
1
⋮ ⋮
…
…
⋱
…
,
,
⋮
, ⎠
⎞, =
⋮
dan =
⋮
adalah vektor variabel tidak bebas berukuran n x 1.
adalah matriks variabel bebas berukuran n x (p – 1).
adalah vektor parameter berukuran p x 1.
adalah vektor error berukuran n x 1.
3. ASUMSI-ASUMSI MODEL REGRESI LINIER BERGANDA
Menurut Gujarati (2003) asumsi-asumsi pada model regresi linier berganda adalah
sebagai berikut:
1. Model regresinya adalah linier dalam parameter.
2. Nilai rata-rata dari error adalah nol.
3. Variansi dari error adalah konstan (homoskedastik).
4. Tidak terjadi autokorelasi pada error.
5. Tidak terjadi multikolinieritas pada variabel bebas.
6. Error berdistribusi normal.
4. ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LINIER BERGANDA
Estimasi parameter ini bertujuan untuk mendapatkan model regresi linier berganda
yang akan digunakan dalam analisis. Pada materi pelatihan ini, metode yang digunakan untuk
mengestimasi parameter model regresi linier berganda adalah metode kuadrat terkecil atau
sering juga disebut dengan metode ordinary least square (OLS). Metode OLS ini bertujuan
meminimumkan jumlah kuadrat error. Berdasarkan persamaan (2.2) dapat diperoleh penaksir
(estimator) OLS untuk adalah sebagai berikut (Kutner, et.al., 2004):
= ( ) (2.3)
Penaksir OLS pada persamaan (2.3) merupakan penaksir yang tidak bias, linier dan
terbaik (best linear unbiased estimator/BLUE) (Sembiring, 2003; Gujarati, 2003; Greene, 2003
dan Widarjono, 2007).
3
5. PENGUJIAN PARAMETER MODEL REGRESI LINIER BERGANDA
Pengujian parameter ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, baik secara serentak maupun secara parsial.
5.1 Pengujian Parameter Secara Serentak (Simultan)
Prosedur pengujian parameter secara simultan adalah sebagai berikut:
1. Membuat hipotesis.
: = = ⋯ = = 0
H1 : Tidak semua sama dengan nol, untuk k = 1, 2, …, p-1.
(Kutner, et.al., 2004)
atau:
H0 : Variabel X1, X2, …, Xk secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel
tidak bebas
H1 : Variabel X1, X2, …, Xk secara simultan berpengaruh terhadap variabel tidak
bebas
2. Menentukan tingkat signifikansi ( ).
Tingkat signifikansi ( ) yang seringkali digunakan dalam penelitian adalah 5%.
3. Menentukan statistik uji.
Statistik uji yang digunakan adalah:
=
dengan:
RKR adalah rata-rata kuadrat regresi (dapat diperoleh dari Tabel Analisis Variansi).
RKE adalah rata-rata kuadrat error (dapat diperoleh dari Tabel Analisis Variansi).
4. Menentukan daerah kritik (penolakan H0).
Daerah kritik yang digunakan adalah H0 ditolak bila > ( ; , )
.
Dengan ( ; , )
disebut dengan F tabel.
Selain dari daerah kritik di atas, dapat juga digunakan daerah kritik yang lain yaitu jika
nilai peluang (Sig.) < tingkat signifikansi ( ), maka H0 ditolak.
5. Menarik kesimpulan.
5.2 Pengujian Parameter Secara Individu (Parsial)
Prosedur pengujian parameter secara parsial adalah sebagai berikut:
1. Membuat hipotesis.
: = 0
H1 : ≠ 0, untuk k = 1, 2, …, p-1.
(Kutner, et.al., 2004)
atau:
H0 : Variabel bebas ke-k tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas
H1 : Variabel bebas ke-k berpengaruh terhadap variabel tidak bebas
untuk k = 1, 2, …, p-1.
2. Menentukan tingkat signifikansi ( ).
4
Tingkat signifikansi ( ) yang seringkali digunakan dalam penelitian adalah 5%.
3. Menentukan statistik uji.
Statistik uji yang digunakan adalah:
=
( )
dengan:
adalah nilai taksiran parameter (yang diperoleh dari metode OLS).
( ) adalah standar deviasi nilai taksiran parameter .
4. Menentukan daerah kritik (penolakan H0).
Daerah kritik yang digunakan adalah:
H0 ditolak bila > ( ; )
atau < −( ; )
, dengan ( ; )
disebut dengan t tabel.
Selain dari daerah kritik di atas, dapat juga digunakan daerah kritik yang lain yaitu jika
nilai peluang (Sig.) < tingkat signifikansi ( ), maka H0 ditolak.
5. Menarik kesimpulan.
6. PELANGGARAN-PELANGGARAN TERHADAP ASUMSI REGRESI LINIER BERGANDA
Dalam analisis regresi linier berganda terdapat beberapa pelanggaran-pelanggaran
yang seringkali dilakukan terhadap asumsi-asumsinya, diantaranya diuraikan berikut ini.
6.1 Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah terjadinya hubungan linier antara variabel bebas dalam
suatu model regresi linier berganda (Gujarati, 2003). Hubungan linier antara variabel bebas
dapat terjadi dalam bentuk hubungan linier yang sempurna (perfect) dan hubungan linier
yang kurang sempurna (imperfect).
Adapun dampak adanya multikolinieritas dalam model regresi linier berganda
adalah (Gujarati, 2003 dan Widarjono, 2007):
1. Penaksir OLS masih bersifat BLUE, tetapi mempunyai variansi dan kovariansi yang
yang besar sehingga sulit mendapatkan taksiran (estimasi) yang tepat.
2. Akibat penaksir OLS mempunyai variansi dan kovariansi yang yang besar,
menyebabkan interval estimasi akan cenderung lebih lebar dan nilai hitung statistik uji t
akan kecil, sehingga membuat variabel bebas secara statistik tidak signifikan
mempengaruhi variabel tidak bebas.
3. Walaupun secara individu variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel tidak
bebas melalui uji t, tetapi nilai koefisien determinasi (R2) masih bisa relatif tinggi.
Selanjutnya untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam model regresi linier
berganda dapat digunakan nilai variance inflation factor (VIF) dan tolerance (TOL) dengan
ketentuan jika nilai VIF melebihi angka 10, maka terjadi multikolinieritas dalam model
regresi. Kemudian jika nilai TOL sama dengan 1, maka tidak terjadi multikolinieritas dalam
model regresi.
5
6.2 Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah variansi dari error model regresi tidak konstan atau
variansi antar error yang satu dengan error yang lain berbeda (Widarjono, 2007).
Dampak adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah walaupun
estimator OLS masih linier dan tidak bias, tetapi tidak lagi mempunyai variansi yang
minimum dan menyebabkan perhitungan standard error metode OLS tidak bisa dipercaya
kebenarannya. Selain itu interval estimasi maupun pengujian hipotesis yang didasarkan
pada distribusi t maupun F tidak bisa lagi dipercaya untuk evaluasi hasil regresi.
Akibat dari dampak heteroskedastisitas tersebut menyebabkan estimator OLS tidak
menghasilkan estimator yang BLUE dan hanya menghasilkan estimator OLS yang linear
unbiased estimator (LUE).
Selanjutnya dilakukan deteksi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dalam
model regresi adalah dengan Metode Glejser. Glejser merupakan seorang ahli
ekonometrika dan mengatakan bahwa nilai variansi variabel error model regresi tergantung
dari variabel bebas. Selanjutnya untuk mengetahui apakah pola variabel error mengandung
heteroskedastisitas Glejser menyarankan untuk melakukan regresi nilai mutlak residual
dengan variabel bebas. Jika hasil uji F dari model regresi yang diperoleh tidak signifikan,
maka tidak ada heteroskedastisitas dalam model regresi (Widarjono, 2007).
6.3 Autokorelasi
Autokorelasi adalah terjadinya korelasi antara satu variabel error dengan variabel
error yang lain. Autokorelasi seringkali terjadi pada data time series dan dapat juga terjadi
pada data cross section tetapi jarang (Widarjono, 2007).
Adapun dampak dari adanya autokorelasi dalam model regresi adalah sama dengan
dampak dari heteroskedastisitas yang telah diuraikan di atas, yaitu walaupun estimator OLS
masih linier dan tidak bias, tetapi tidak lagi mempunyai variansi yang minimum dan
menyebabkan perhitungan standard error metode OLS tidak bisa dipercaya kebenarannya.
Selain itu interval estimasi maupun pengujian hipotesis yang didasarkan pada distribusi t
maupun F tidak bisa lagi dipercaya untuk evaluasi hasil regresi. Akibat dari dampak adanya
autokorelasi dalam model regresi menyebabkan estimator OLS tidak menghasilkan
estimator yang BLUE dan hanya menghasilkan estimator OLS yang LUE (Widarjono, 2007).
Selanjutnya untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model regresi linier
berganda dapat digunakan metode Durbin-Watson. Durbin-Watson telah berhasil
mengembangkan suatu metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya masalah
autokorelasi dalam model regresi linier berganda menggunakan pengujian hipotesis dengan
statistik uji yang cukup populer seperti pada persamaan (6.1) berikut.
=
∑ ( )
∑
(6.1)
Kemudian Durbin-Watson berhasil menurunkan nilai kritis batas bawah (dL) dan batas atas
(dU) sehingga jika nilai d hitung dari persamaan (6.1) terletak di luar nilai kritis ini, maka ada
atau tidaknya autokorelasi baik positif atau negatif dapat diketahui. Deteksi autokorelasi
pada model regresi linier berganda dengan metode Durbin-Watson adalah seperti pada
Tabel berikut.
6
Tabel 6.1 Uji Statistik Durbin-Watson
Nilai Statistik Durbin-Watson Hasil
0 < < Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif
≤ ≤ Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
≤ ≤ 4 − Menerima hipotesis nol; tidak ada autokorelasi positif/negatif
4 − ≤ ≤ 4 − Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
4 − ≤ ≤ 4 Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif
Sumber : Widarjono (2007)
Salah satu keuntungan dari uji Durbin-Watson yang didasarkan pada error adalah
bahwa setiap program komputer untuk regresi selalu memberi informasi statistik d. Adapun
prosedur dari uji Durbin-Watson adalah (Widarjono, 2007):
1. Melakukan regresi metode OLS dan kemudian mendapatkan nilai errornya.
2. Menghitung nilai d dari persamaan (6.1) (kebanyakan program komputer secara otomatis
menghitung nilai d).
3. Dengan jumlah observasi (n) dan jumlah variabel bebas tertentu tidak termasuk
konstanta (p-1), kita cari nilai kritis dan di statistik Durbin-Watson.
4. Keputusan ada atau tidaknya autokorelasi dalam model regresi didasarkan pada Tabel
6.1.
Selain Kriteria uji seperti pada Tabel 6.1, dapat juga digunakan kriteria lain untuk
mendeteksi adanya autokorelasi dalam model regresi linier berganda adalah sebagai berikut
(Santoso, 2000):
1. Jika nilai < −2
, maka ada autokorelasi positif.
2. Jika −2 ≤ ≤ 2
, maka tidak ada autokorelasi.
3. Jika nilai > 2
, maka ada autokorelasi negatif.
7. DAFTAR PUSTAKA
Draper, N. dan Smith, H. 1992. Analisis Regresi Terapan. Edisi Kedua. Terjemahan Oleh
Bambang Sumantri. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Gujarati, N.D. 2003. Basic Econometrics. 4th ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Kutner, M.H., C.J. Nachtsheim., dan J. Neter. 2004. Applied Linear Regression Models. 4th
ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Santoso, S. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Sembiring, R.K. 2003. Analisis Regresi. Edisi Kedua. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Widarjono, A. 2007. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi
Kedua. Yogyakarta: Ekonisia Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

More Related Content

What's hot

ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDAANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDAArning Susilawati
 
Analisis tabel-kontingensi
Analisis tabel-kontingensiAnalisis tabel-kontingensi
Analisis tabel-kontingensiDwi Mardiani
 
Ppt korelasi sederhana
Ppt korelasi sederhanaPpt korelasi sederhana
Ppt korelasi sederhanaLusi Kurnia
 
Tugas regresi linear dan non linier
Tugas regresi linear dan non linierTugas regresi linear dan non linier
Tugas regresi linear dan non liniernopiana
 
Regresi Dengan Pendekatan Matriks
Regresi Dengan Pendekatan MatriksRegresi Dengan Pendekatan Matriks
Regresi Dengan Pendekatan Matriksendahnurfebriyanti
 
09 a analis_vektor
09 a analis_vektor09 a analis_vektor
09 a analis_vektorTri Wahyuni
 
Regresi dengan Variabel Dummy, Mediasi, dan Moderasi
Regresi dengan Variabel Dummy, Mediasi, dan ModerasiRegresi dengan Variabel Dummy, Mediasi, dan Moderasi
Regresi dengan Variabel Dummy, Mediasi, dan ModerasiTrisnadi Wijaya
 
Distribusi multinomial
Distribusi multinomialDistribusi multinomial
Distribusi multinomialMarwaElshi
 
Buku pengantar simulasi statistik
Buku pengantar simulasi statistikBuku pengantar simulasi statistik
Buku pengantar simulasi statistikAyun Restu
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionAPG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionRani Nooraeni
 
Regresi Linear Berganda
Regresi Linear BergandaRegresi Linear Berganda
Regresi Linear BergandaDian Arisona
 
03. matrik-dan-transformasi-linear-ortonormal-dan-gram-schmidt
03. matrik-dan-transformasi-linear-ortonormal-dan-gram-schmidt03. matrik-dan-transformasi-linear-ortonormal-dan-gram-schmidt
03. matrik-dan-transformasi-linear-ortonormal-dan-gram-schmidtkmaguswira
 
Sifat Dasar Analisis Regresi
Sifat Dasar Analisis RegresiSifat Dasar Analisis Regresi
Sifat Dasar Analisis RegresiYuca Siahaan
 
Deret berkala dan peramalan.ppt
Deret berkala dan peramalan.pptDeret berkala dan peramalan.ppt
Deret berkala dan peramalan.pptDeby Andriana
 
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15Roudlotul Jannah
 

What's hot (20)

Analisis Regresi Liniear Sederhana
Analisis Regresi Liniear SederhanaAnalisis Regresi Liniear Sederhana
Analisis Regresi Liniear Sederhana
 
Analisis Regresi
Analisis RegresiAnalisis Regresi
Analisis Regresi
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDAANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
 
Analisis regresi.
Analisis regresi.Analisis regresi.
Analisis regresi.
 
Analisis tabel-kontingensi
Analisis tabel-kontingensiAnalisis tabel-kontingensi
Analisis tabel-kontingensi
 
Ppt korelasi sederhana
Ppt korelasi sederhanaPpt korelasi sederhana
Ppt korelasi sederhana
 
Tugas regresi linear dan non linier
Tugas regresi linear dan non linierTugas regresi linear dan non linier
Tugas regresi linear dan non linier
 
Regresi Dengan Pendekatan Matriks
Regresi Dengan Pendekatan MatriksRegresi Dengan Pendekatan Matriks
Regresi Dengan Pendekatan Matriks
 
Bab 2 revisi
Bab 2 revisiBab 2 revisi
Bab 2 revisi
 
09 a analis_vektor
09 a analis_vektor09 a analis_vektor
09 a analis_vektor
 
Regresi dengan Variabel Dummy, Mediasi, dan Moderasi
Regresi dengan Variabel Dummy, Mediasi, dan ModerasiRegresi dengan Variabel Dummy, Mediasi, dan Moderasi
Regresi dengan Variabel Dummy, Mediasi, dan Moderasi
 
Distribusi multinomial
Distribusi multinomialDistribusi multinomial
Distribusi multinomial
 
T2 Hottelling
T2 HottellingT2 Hottelling
T2 Hottelling
 
Buku pengantar simulasi statistik
Buku pengantar simulasi statistikBuku pengantar simulasi statistik
Buku pengantar simulasi statistik
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionAPG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
 
Regresi Linear Berganda
Regresi Linear BergandaRegresi Linear Berganda
Regresi Linear Berganda
 
03. matrik-dan-transformasi-linear-ortonormal-dan-gram-schmidt
03. matrik-dan-transformasi-linear-ortonormal-dan-gram-schmidt03. matrik-dan-transformasi-linear-ortonormal-dan-gram-schmidt
03. matrik-dan-transformasi-linear-ortonormal-dan-gram-schmidt
 
Sifat Dasar Analisis Regresi
Sifat Dasar Analisis RegresiSifat Dasar Analisis Regresi
Sifat Dasar Analisis Regresi
 
Deret berkala dan peramalan.ppt
Deret berkala dan peramalan.pptDeret berkala dan peramalan.ppt
Deret berkala dan peramalan.ppt
 
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
 

Similar to REGRESI BERGANDA (20)

remember
rememberremember
remember
 
06bab2 rahmatika 10060110003_skr_2015
06bab2 rahmatika 10060110003_skr_201506bab2 rahmatika 10060110003_skr_2015
06bab2 rahmatika 10060110003_skr_2015
 
Regresi linear
Regresi linearRegresi linear
Regresi linear
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdfMakalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
 
Makalah analisis regresi
Makalah analisis regresiMakalah analisis regresi
Makalah analisis regresi
 
Analisis regresi
Analisis regresiAnalisis regresi
Analisis regresi
 
Analisis regresi
Analisis regresiAnalisis regresi
Analisis regresi
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Analisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhanaAnalisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhana
 
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier Sederhana
 
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier SederhanaMODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
 
Regresi Linier Sederhana
Regresi Linier SederhanaRegresi Linier Sederhana
Regresi Linier Sederhana
 
analisis-faktor
analisis-faktoranalisis-faktor
analisis-faktor
 
JURNAL SKRIPSI
JURNAL SKRIPSIJURNAL SKRIPSI
JURNAL SKRIPSI
 
Analisis Regresi Upload
Analisis Regresi UploadAnalisis Regresi Upload
Analisis Regresi Upload
 
Analisis jalur
Analisis jalurAnalisis jalur
Analisis jalur
 
Regresi
RegresiRegresi
Regresi
 
PPT STATDAS PATH ANALYSIS.pdf
PPT STATDAS PATH ANALYSIS.pdfPPT STATDAS PATH ANALYSIS.pdf
PPT STATDAS PATH ANALYSIS.pdf
 
regresi &korelasi
regresi &korelasiregresi &korelasi
regresi &korelasi
 

Recently uploaded

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 

Recently uploaded (20)

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 

REGRESI BERGANDA

  • 1. 1 REGRESI LINIER BERGANDA 1. PENDAHULUAN Analisis regresi merupakan salah satu teknik analisis data dalam statistika yang seringkali digunakan untuk mengkaji hubungan antara beberapa variabel dan meramal suatu variabel (Kutner, Nachtsheim dan Neter, 2004). Istilah “regresi” pertama kali dikemukakan oleh Sir Francis Galton (1822-1911), seorang antropolog dan ahli meteorologi terkenal dari Inggris. Dalam makalahnya yang berjudul “Regression towards mediocrity in hereditary stature”, yang dimuat dalam Journal of the Anthropological Institute, volume 15, hal. 246-263, tahun 1885. Galton menjelaskan bahwa biji keturunan tidak cenderung menyerupai biji induknya dalam hal besarnya, namun lebih medioker (lebih mendekati rata-rata) lebih kecil daripada induknya kalau induknya besar dan lebih besar daripada induknya kalau induknya sangat kecil (Draper dan Smith, 1992). Dalam mengkaji hubungan antara beberapa variabel menggunakan analisis regresi, terlebih dahulu peneliti menentukan satu variabel yang disebut dengan variabel tidak bebas dan satu atau lebih variabel bebas. Jika ingin dikaji hubungan atau pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, maka model regresi yang digunakan adalah model regresi linier sederhana. Kemudian Jika ingin dikaji hubungan atau pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, maka model regresi yang digunakan adalah model regresi linier berganda (multiple linear regression model). Kemudian untuk mendapatkan model regresi linier sederhana maupun model regresi linier berganda dapat diperoleh dengan melakukan estimasi terhadap parameter-parameternya menggunakan metode tertentu. Adapun metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi parameter model regresi linier sederhana maupun model regresi linier berganda adalah dengan metode kuadrat terkecil (ordinary least square/OLS) dan metode kemungkinan maksimum (maximum likelihood estimation/MLE) (Kutner et.al, 2004). Pada pelatihan ini dikaji analisis regresi linier berganda atau sering juga disebut dengan regresi klasik (Gujarati, 2003). Kajian meliputi kajian teori dan aplikasinya pada studi kasus disertai dengan teknik analisis dan pengolahan datanya dengan bantuan software SPSS under windows versi 15.0. 2. REGRESI LINIER BERGANDA Bentuk umum model regresi linier berganda dengan p variabel bebas adalah seperti pada persamaan (2.1) berikut (Kutner, Nachtsheim dan Neter, 2004). = + + + ⋯ + , + (2.1) dengan: adalah variabel tidak bebas untuk pengamatan ke-i, untuk i = 1, 2, …, n. , , , ⋯ , adalah parameter. , , ⋯ , , adalah variabel bebas.
  • 2. 2 adalah sisa (error) untuk pengamatan ke-i yang diasumsikan berdistribusi normal yang saling bebas dan identik dengan rata-rata 0 (nol) dan variansi . Dalam notasi matriks persamaan (2.1) dapat ditulis menjadi persamaan (2.2) berikut. = + (2.2) dengan: = ⋮ , = ⎝ ⎛ 1 1 ⋮ 1 ⋮ ⋮ … … ⋱ … , , ⋮ , ⎠ ⎞, = ⋮ dan = ⋮ adalah vektor variabel tidak bebas berukuran n x 1. adalah matriks variabel bebas berukuran n x (p – 1). adalah vektor parameter berukuran p x 1. adalah vektor error berukuran n x 1. 3. ASUMSI-ASUMSI MODEL REGRESI LINIER BERGANDA Menurut Gujarati (2003) asumsi-asumsi pada model regresi linier berganda adalah sebagai berikut: 1. Model regresinya adalah linier dalam parameter. 2. Nilai rata-rata dari error adalah nol. 3. Variansi dari error adalah konstan (homoskedastik). 4. Tidak terjadi autokorelasi pada error. 5. Tidak terjadi multikolinieritas pada variabel bebas. 6. Error berdistribusi normal. 4. ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LINIER BERGANDA Estimasi parameter ini bertujuan untuk mendapatkan model regresi linier berganda yang akan digunakan dalam analisis. Pada materi pelatihan ini, metode yang digunakan untuk mengestimasi parameter model regresi linier berganda adalah metode kuadrat terkecil atau sering juga disebut dengan metode ordinary least square (OLS). Metode OLS ini bertujuan meminimumkan jumlah kuadrat error. Berdasarkan persamaan (2.2) dapat diperoleh penaksir (estimator) OLS untuk adalah sebagai berikut (Kutner, et.al., 2004): = ( ) (2.3) Penaksir OLS pada persamaan (2.3) merupakan penaksir yang tidak bias, linier dan terbaik (best linear unbiased estimator/BLUE) (Sembiring, 2003; Gujarati, 2003; Greene, 2003 dan Widarjono, 2007).
  • 3. 3 5. PENGUJIAN PARAMETER MODEL REGRESI LINIER BERGANDA Pengujian parameter ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, baik secara serentak maupun secara parsial. 5.1 Pengujian Parameter Secara Serentak (Simultan) Prosedur pengujian parameter secara simultan adalah sebagai berikut: 1. Membuat hipotesis. : = = ⋯ = = 0 H1 : Tidak semua sama dengan nol, untuk k = 1, 2, …, p-1. (Kutner, et.al., 2004) atau: H0 : Variabel X1, X2, …, Xk secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas H1 : Variabel X1, X2, …, Xk secara simultan berpengaruh terhadap variabel tidak bebas 2. Menentukan tingkat signifikansi ( ). Tingkat signifikansi ( ) yang seringkali digunakan dalam penelitian adalah 5%. 3. Menentukan statistik uji. Statistik uji yang digunakan adalah: = dengan: RKR adalah rata-rata kuadrat regresi (dapat diperoleh dari Tabel Analisis Variansi). RKE adalah rata-rata kuadrat error (dapat diperoleh dari Tabel Analisis Variansi). 4. Menentukan daerah kritik (penolakan H0). Daerah kritik yang digunakan adalah H0 ditolak bila > ( ; , ) . Dengan ( ; , ) disebut dengan F tabel. Selain dari daerah kritik di atas, dapat juga digunakan daerah kritik yang lain yaitu jika nilai peluang (Sig.) < tingkat signifikansi ( ), maka H0 ditolak. 5. Menarik kesimpulan. 5.2 Pengujian Parameter Secara Individu (Parsial) Prosedur pengujian parameter secara parsial adalah sebagai berikut: 1. Membuat hipotesis. : = 0 H1 : ≠ 0, untuk k = 1, 2, …, p-1. (Kutner, et.al., 2004) atau: H0 : Variabel bebas ke-k tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas H1 : Variabel bebas ke-k berpengaruh terhadap variabel tidak bebas untuk k = 1, 2, …, p-1. 2. Menentukan tingkat signifikansi ( ).
  • 4. 4 Tingkat signifikansi ( ) yang seringkali digunakan dalam penelitian adalah 5%. 3. Menentukan statistik uji. Statistik uji yang digunakan adalah: = ( ) dengan: adalah nilai taksiran parameter (yang diperoleh dari metode OLS). ( ) adalah standar deviasi nilai taksiran parameter . 4. Menentukan daerah kritik (penolakan H0). Daerah kritik yang digunakan adalah: H0 ditolak bila > ( ; ) atau < −( ; ) , dengan ( ; ) disebut dengan t tabel. Selain dari daerah kritik di atas, dapat juga digunakan daerah kritik yang lain yaitu jika nilai peluang (Sig.) < tingkat signifikansi ( ), maka H0 ditolak. 5. Menarik kesimpulan. 6. PELANGGARAN-PELANGGARAN TERHADAP ASUMSI REGRESI LINIER BERGANDA Dalam analisis regresi linier berganda terdapat beberapa pelanggaran-pelanggaran yang seringkali dilakukan terhadap asumsi-asumsinya, diantaranya diuraikan berikut ini. 6.1 Multikolinieritas Multikolinieritas adalah terjadinya hubungan linier antara variabel bebas dalam suatu model regresi linier berganda (Gujarati, 2003). Hubungan linier antara variabel bebas dapat terjadi dalam bentuk hubungan linier yang sempurna (perfect) dan hubungan linier yang kurang sempurna (imperfect). Adapun dampak adanya multikolinieritas dalam model regresi linier berganda adalah (Gujarati, 2003 dan Widarjono, 2007): 1. Penaksir OLS masih bersifat BLUE, tetapi mempunyai variansi dan kovariansi yang yang besar sehingga sulit mendapatkan taksiran (estimasi) yang tepat. 2. Akibat penaksir OLS mempunyai variansi dan kovariansi yang yang besar, menyebabkan interval estimasi akan cenderung lebih lebar dan nilai hitung statistik uji t akan kecil, sehingga membuat variabel bebas secara statistik tidak signifikan mempengaruhi variabel tidak bebas. 3. Walaupun secara individu variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas melalui uji t, tetapi nilai koefisien determinasi (R2) masih bisa relatif tinggi. Selanjutnya untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam model regresi linier berganda dapat digunakan nilai variance inflation factor (VIF) dan tolerance (TOL) dengan ketentuan jika nilai VIF melebihi angka 10, maka terjadi multikolinieritas dalam model regresi. Kemudian jika nilai TOL sama dengan 1, maka tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi.
  • 5. 5 6.2 Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah variansi dari error model regresi tidak konstan atau variansi antar error yang satu dengan error yang lain berbeda (Widarjono, 2007). Dampak adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah walaupun estimator OLS masih linier dan tidak bias, tetapi tidak lagi mempunyai variansi yang minimum dan menyebabkan perhitungan standard error metode OLS tidak bisa dipercaya kebenarannya. Selain itu interval estimasi maupun pengujian hipotesis yang didasarkan pada distribusi t maupun F tidak bisa lagi dipercaya untuk evaluasi hasil regresi. Akibat dari dampak heteroskedastisitas tersebut menyebabkan estimator OLS tidak menghasilkan estimator yang BLUE dan hanya menghasilkan estimator OLS yang linear unbiased estimator (LUE). Selanjutnya dilakukan deteksi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah dengan Metode Glejser. Glejser merupakan seorang ahli ekonometrika dan mengatakan bahwa nilai variansi variabel error model regresi tergantung dari variabel bebas. Selanjutnya untuk mengetahui apakah pola variabel error mengandung heteroskedastisitas Glejser menyarankan untuk melakukan regresi nilai mutlak residual dengan variabel bebas. Jika hasil uji F dari model regresi yang diperoleh tidak signifikan, maka tidak ada heteroskedastisitas dalam model regresi (Widarjono, 2007). 6.3 Autokorelasi Autokorelasi adalah terjadinya korelasi antara satu variabel error dengan variabel error yang lain. Autokorelasi seringkali terjadi pada data time series dan dapat juga terjadi pada data cross section tetapi jarang (Widarjono, 2007). Adapun dampak dari adanya autokorelasi dalam model regresi adalah sama dengan dampak dari heteroskedastisitas yang telah diuraikan di atas, yaitu walaupun estimator OLS masih linier dan tidak bias, tetapi tidak lagi mempunyai variansi yang minimum dan menyebabkan perhitungan standard error metode OLS tidak bisa dipercaya kebenarannya. Selain itu interval estimasi maupun pengujian hipotesis yang didasarkan pada distribusi t maupun F tidak bisa lagi dipercaya untuk evaluasi hasil regresi. Akibat dari dampak adanya autokorelasi dalam model regresi menyebabkan estimator OLS tidak menghasilkan estimator yang BLUE dan hanya menghasilkan estimator OLS yang LUE (Widarjono, 2007). Selanjutnya untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model regresi linier berganda dapat digunakan metode Durbin-Watson. Durbin-Watson telah berhasil mengembangkan suatu metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya masalah autokorelasi dalam model regresi linier berganda menggunakan pengujian hipotesis dengan statistik uji yang cukup populer seperti pada persamaan (6.1) berikut. = ∑ ( ) ∑ (6.1) Kemudian Durbin-Watson berhasil menurunkan nilai kritis batas bawah (dL) dan batas atas (dU) sehingga jika nilai d hitung dari persamaan (6.1) terletak di luar nilai kritis ini, maka ada atau tidaknya autokorelasi baik positif atau negatif dapat diketahui. Deteksi autokorelasi pada model regresi linier berganda dengan metode Durbin-Watson adalah seperti pada Tabel berikut.
  • 6. 6 Tabel 6.1 Uji Statistik Durbin-Watson Nilai Statistik Durbin-Watson Hasil 0 < < Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif ≤ ≤ Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan ≤ ≤ 4 − Menerima hipotesis nol; tidak ada autokorelasi positif/negatif 4 − ≤ ≤ 4 − Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan 4 − ≤ ≤ 4 Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif Sumber : Widarjono (2007) Salah satu keuntungan dari uji Durbin-Watson yang didasarkan pada error adalah bahwa setiap program komputer untuk regresi selalu memberi informasi statistik d. Adapun prosedur dari uji Durbin-Watson adalah (Widarjono, 2007): 1. Melakukan regresi metode OLS dan kemudian mendapatkan nilai errornya. 2. Menghitung nilai d dari persamaan (6.1) (kebanyakan program komputer secara otomatis menghitung nilai d). 3. Dengan jumlah observasi (n) dan jumlah variabel bebas tertentu tidak termasuk konstanta (p-1), kita cari nilai kritis dan di statistik Durbin-Watson. 4. Keputusan ada atau tidaknya autokorelasi dalam model regresi didasarkan pada Tabel 6.1. Selain Kriteria uji seperti pada Tabel 6.1, dapat juga digunakan kriteria lain untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model regresi linier berganda adalah sebagai berikut (Santoso, 2000): 1. Jika nilai < −2 , maka ada autokorelasi positif. 2. Jika −2 ≤ ≤ 2 , maka tidak ada autokorelasi. 3. Jika nilai > 2 , maka ada autokorelasi negatif. 7. DAFTAR PUSTAKA Draper, N. dan Smith, H. 1992. Analisis Regresi Terapan. Edisi Kedua. Terjemahan Oleh Bambang Sumantri. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Gujarati, N.D. 2003. Basic Econometrics. 4th ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Kutner, M.H., C.J. Nachtsheim., dan J. Neter. 2004. Applied Linear Regression Models. 4th ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Santoso, S. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elex Media Komputindo. Sembiring, R.K. 2003. Analisis Regresi. Edisi Kedua. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Widarjono, A. 2007. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi Kedua. Yogyakarta: Ekonisia Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.